• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK AKURASI PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY DENGAN VIDEO LARYNGOSCOPE DIBANDINGKAN TEKNIK KLASIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK AKURASI PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY DENGAN VIDEO LARYNGOSCOPE DIBANDINGKAN TEKNIK KLASIK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

AKURASI PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY

DENGAN VIDEO LARYNGOSCOPE DIBANDINGKAN TEKNIK

KLASIK

Latar belakang: Penggunaan Laryngeal Mask Airway (LMA) sering dilakukan

untuk manajemen jalan nafas. Saat ini peneliti melakukan penelitian mengenai akurasi posisi LMA dengan membandingkan teknik pemasangan. Teknik pemasangan LMA yang sering digunakan adalah teknik klasik, namun pemasangan dengan teknik ini adalah cara buta tanpa kita mengetahui apakah posisi LMA yang kita tempatkan tepat, walaupun dapat dilakukan ventilasi.

Metode: Peneliti membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok dari 106 pasien,

yaitu kelompok 1 dengan menggunakan pemasangan LMA dengan video laryngoscope dan kelompok 2 pemasangan LMA dengan menggunakan teknik klasik. Penelitian ini adalah eksperimental, yang digunakan adalah double blind

Randomized Control Trial Study. Pada penelitian ini akan membandingkan akurasi

posisi berdasarkan skor Fiberoptic laryngeal score ( FLS ), skor klinis, jumlah pemasangan dan komplikasi berupa nyeri tenggorokan dan didapatkannya darah pada cuff LMA.

Hasil: Pada penilaian FLS , pemasangan dengan menggunakan video laryngoscope

lebih unggul dibandingkan teknik klasik ( 79,2% vs 17% p< 0,05) dan secara statistik bermakna. Berdasakan skor klinis pemasangan dengan video laringoskope lebih tinggi ( 100% vs 88,7% p <0,05) dan secara statistik bermakna. Keberhasilan pemasangan LMA untuk satu kali pasang didapatkan pada pemasangan dengan menggunakan Video laringoskope ( 100% vs 88,7% p <0,05) dan secara statistik bermakna. Pada komplikasi pemasangan LMA didapatkan hasil untuk nyeri tenggorokan dengan nilai p 0,5 secara statistik tidak bermakna, sedangkan untuk adanya darah pada cuff pada LMA didapatkan secara statistik bermakna dengan nilai p 0,028.

Kesimpulan: Video Laryngoscopedapat digunakan sebagai pilihan alat bantu untuk

pemasangan LMA dan sebagai alat bantu untuk mengkoreksi posisi LMA. Dengan keunggulan kamera yang berada pada blade yang berada pada video laryngoscope memberikan sudut pandang lebih luas sehingga diharapkan dengan mudah dapat menempatkan LMA tepat di depan pita suara.

Kata kunci: Laryngeal Mask Airway, Accuracy insertion, Video laryngoscope,

(2)

ABSTRACT

ACCURATION INSERTION LMA WITH VIDEO LARYNGOSCOPE COMPARE WITH CLASSIC TECHNIQUE

Background : Laryngeal Mask Airway (LMA) is often performed for airway

management. Many researchers nowadays conduct their studies on the positioning accuracy by comparing LMA insertion techniques. The classical technique is frequently used, but this insertion is usually blind without knowing the position perfectly, as long as we can ventilated the patient.

Methods: Study divided subjects into two groups of 106 patients, first group

insertion with guiding by video laryngoscope and second group insertion with classical techniques. This is an experimental double-blind randomized controlted trial study. The study compared the accuracy LMA position based on the Fiberoptic laryngeal score (FLS), the clinical score, the number of insertion and complications such as a sore throat and blood on LMA cuff.

Result: Insertion by video laryngoscope was higher than by classical technique

based on FLS assessment (79.2% vs 17% , p <0.05) and clinical score (100% vs 88.7%, p <0.05) both were statistically significant.

Successful LMA first attempt insertion was superior in grup using video laryngoscope (100% vs 88.7%, p <0.05) and statistically significant.

Sore throat complication with p value of 0.5 was not statistically significant while for the blood presence on cuff obtained statistically significant with p value 0.028.

Conclucion: Video Laryngoscope can be used as a tool for insertion and guiding the

correct LMA position. Camera on the blade of video laryngoscope provider a wider angle view thus we can put LMA in front of the vocal cords easier.

Keywords: Laryngeal Mask Airway, Accuracy insertion, Video laryngoscope,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PRASARAT GELAR... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

LEMBAR PENETAPAN PENGUJI... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

ABSTRAK…………... xiv

ABSTRACT………... xv

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR TABEL ... xxi

DAFTAR SINGKATAN ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... .. 1 1.1. Latar Belakang ... .. 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian ... .. 4 1.3.1 Tujuan Umum ... . 4 1.3.2 Tujuan Khusus………... . 4 1.4. Manfaat Penelitian... . 5 1.4.1 Manfaat Praktis………... 5 1.4.2 Manfaat Keilmuan………... 5

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... . 6

2.1. Laryngeal Mask Airway……… 6

2.1.1Sejarah LMA ... . 6

2.1.2Jenis LMA. ... . 7

2.1.3Anatomi LMA ... . 15

2.1.4.Indikasi dan kontraindikasi pemasangan LMA ... . 16

2.1.5.Teknik insersi LMA ... . 17

2.1.6.Komplikasi LMA……….. ... . 21

2.2 Video Laryngoscope……….. 22

2,2.1,Sejarah video laringoscope……… 22

2,2.,Video laryngoscope untuk pemasangan LMA……….. . . 22

2.3 Fiberoptic scoring system …….………. 23

`BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 25

3.1.Kerangka Berpikir ... 25

3.2.Bagan Kerangka Konsep ... 26

3.3. Hipotesis Penelitian ... 27

`BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Rancangan Penelitian……… 27

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian……… 28

4.3. Penentuan Sumber Data……… 29

4.3.1`Populasi target ... 28

(5)

4.3.3 Sampel Eligible ... 29

4.3.4 Kriteria eligibilitas ... 29

4.3.4.1 Kriteria inklusi ... 29

4.3.4.2 Kriteria eksklusi ... 29

4.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 30

4.5. Perhitungan besar sampel ... 30

4.6. Variabel Penelitian………. 31

4.7. Definisi Operasional Variabel………. 31

4.8. Instrumen Penelitian……….. 34

4.9. Prosedur Penelitian ... .. 35

4.9.1.Persiapan penelitian ……….. 35

4.9.2. Pelaksanaan penelitian………. 35

4.10. Pengolahan dan Penyajian Data ... .. 37

4.10.1 Analisis Statistik deskriptif ... .. 37

4.10. 2 Analisis perbandingan proporsi ... .. 37

`BAB V HASIL PENELITIAN ... .. 38

5.1. Karakteristik Subjek Penelitian... .. 38

5.2. Analisis Perbandingan Ketepatan (Akurasi)Pemasangan LMA berdasarkan Fiberoptic Larynngeal score………. 40

5.3. Hasil Analisis Perbandingan Skor Klinis Pemasangan LMA Antara Menggunakan Video laryngoscope dan teknik klasik…………... 41 5.4. Hasil Analisis Perbandingan Jumlah Pemasangan Koreksi Pemasangan

(6)

LMA dengan menggunakan Video laryngoscope dengan teknik

Klasik……… 42

5.5. Analisis Perbandingan Komplikasi pemasangan LMA berdasarkan teknik pemasangan………. 43

`BAB VI Pembahasan ... .. 45

`BAB VII Kesimpulan dan saran ... .. 49

DAFTAR PUSTAKA ……….. 50

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Dr. Archie Brain dan cetakan laring... 7

Gambar 2.2Desain LMA awal ... . 7

Gambar 2.3Demonstrasi LMA oleh dr. Brain ……….. ... 7

Gambar 2.4 LMA Klasik... 8

Gambar2.5 LMA Disposabel atau LMA Unique.……….. ... 9

Gambar 2.6 LMA flexible ………… ... 10

Gambar 2.7 LMA proseal ……….. ... 12

Gambar 2.8 LMA fast track ………… ... 13

Gambar 2.9 LMA C trach ………. ... 14

Gambar 2.10 Anatomi LMA. ... 15

Gambar 2.11 Teknik pemasangan LMA ... 19

Gambar 2.12 Posisi anatomi pemasangan LMA ... 19

Gambar 2.13 Posisi malposisi LMA ... 21

Gambar 2.14 Posisi LMA yang dilihat melalui video laringscope dan fiberoptic 23 Gambar 2.15 Fiberoptic scoring system view ... 24

Gambar 3.1 BaganKerangkaKonsep ... 26

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Variasi LMA dengan berbagai macam volume cuff ... 16

Tabel 2.2 Rincian keberhasilan pemasangan LMA ... 18

Tabel 2.3 Fiberoptic scoring system ... 24

Tabel 4.1 Analisis Perbandingan Proporsi ... 36

Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Subjek ... 38

Tabel 5.2 Analisis Perbandingan Ketepatan (Akurasi) Pemasangan LMA berdasarkan Fibreoptic Laryngeal Score ………40

Tabel 5.3 Hasil Analisis Perbandingan Skor Klinis Pemasangan LMA Antara Video laryngoscope dan teknik klasik………41

Tabel 5.4 Perbandingan Jumlah Pemasangan Koreksi Pemasangan LMA dengan menggunakan Video laryngoscope dengan Teknik Klasik………41

Tabel 5.5 Perbandingan Komplikasi pemasangan LMA berdasarkan teknik pemasangan………43

(9)

DAFTAR SINGKATAN

LMA : Laryngel Mask Airway

ETT : Endotrachealtube

ASA : American Society of Anesthesiologists

BB : Berat badan

BMI : body mass index

cm : centimeter

kg : kilogram

KTP : kartu tanda penduduk

mg : miligram

ml : mililiter

mm : milimeter

ml : mililiter

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SIM : surat ijin mengemudi

SPSS : statistical product and service solution

n1 = n2 : jumlah sampel untuk satu kelompok

zα : nilai Z untuk α tertentu

: nilai Z untuk power (1–β) tertentu

P₁ : Proporsi ketepatan pada video laryngoscope (99%) P₂ : Proporsi ketepatan pada cara klasik (81 %)

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keterangan laik etik ... 54

Lampiran 2 Surat ijin penelitian ……….. 55

Lampiran 3 Jadwal penelitian ... 56

Lampiran 4 Lembar penelitian... 57

Lampiran 5 Pencatatan hasil evaluasi ... 60

Lampiran 6 Informasi Penelitian ... 61

lampiran 7 Surat pernyataan Persetujuan Uji klinik………. 63

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peralatan medis merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan yang terintegrasi perlu didukung dengan adanya peralatan yang selalu berada dalam kondisi baik, layak pakai serta aman bagi pasien dan pengguna. Penanganan jalan nafas merupakan bagian yang terpenting bagi tenaga kesehatan terutama dokter anestesi. Akhir-akhir ini perkembangan peralatan medis ditekankan kepada penanganan jalan nafas dan aplikasinya dalam dunia pendidikan. Semakin majunya perkembangan zaman, tuntutan akan keamanan penanganan pasien semakin tinggi. Pendidikan yang baik menjadi titik tumpu dalam merespon tuntutan tersebut. Pengembangan alat-alat bantuan jalan napas yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pun mulai dikembangkan.

Manajemen jalan napas adalah salah satu pilar untuk pasien yang menjalani anestesi umum. Laryngeal mask airway (LMA) digunakan untuk mengelola saluran jalan nafas. Bentuk LMA dibuat untuk menutupi laring. Dokter-dokter anestesi mempertimbangkan LMA menjadi perangkat yang mudah dipakai untuk berbagai jenis bedah umum, kebidanan, dan ginekologi. Para klinisi juga menganjurkan penggunaannya pada resusitasi jantung paru, di unit gawat darurat, di unit perawatan intensif, dan sebagai langkah pengelolaan kesulitan jalan nafas. Rumah sakit yang pertama yang memakai LMA klasik adalah Rumah Sakit Sussex Royal East, Hasting, Inggris, dimana telah digunakan dari pertengahan 1988. Dua belas bulan kemudian, lebih dari 500 rumah sakit lain di Inggris menggunakan LMA. Saat ini, penggunaan LMA telah

(12)

dilakukan di seluruh dunia lebih dari 300 juta operasi. Pemasangan LMA ini dipakai cukup banyak pada kasus di RSUP sanglah sebanyak 1075 kasus pemasangan LMA dalam 3 tahun dari tahun 2013 hingga 2015 yang dilakukan pada ruang operasi sentral RSUP Sanglah.

LMA sangat mudah untuk dipakai pada tenaga medis, dan sangat sedikit komplikasi (Jiwon An, 2013). Teknik pemasangan LMA umumnya dengan teknik klasik, teknik ini adalah teknik yang mudah dilakukan oleh tenaga medis. Namun pada teknik ini pada beberapa penelitian menemukan adanya kegagalan pada penempatan LMA sehingga harus dapat segera diketahui dan dilakukan tindakan untuk mencegah malposisi LMA yang dapat menyebakan komplikasi (Bimia, dkk, 2009). Pada penelitian sebelumnya didapatkan 81,5 % dari 54 pasien untuk ketepatan pemasangan LMA dengan cara klasik (C.Y. Choo, dkk, 2012). Umumnya penempatan LMA yang kurang optimal karena posisi, masih dapat digunakan karena dapat memberikan ventilasi yang cukup untuk pasien selama prosedur singkat. Namun, malposisi penempatan LMA dapat mengakibatkan kebocoran yang berat bahkan menjadi obstruksi jalan napas, sehingga menjadi resiko yang tinggi untuk pasien. Kejadian komplikasi seperti trauma jalan nafas, obstruksi, regurgitasi, distensi lambung dengan ventilasi mekanik cenderung lebih tinggi dengan penempatan LMA yang salah (A.A.J. Van Zundert, dkk, 2016). Produsen terus berinovasi dalam penelitian dalam merancang perangkat ini untuk mencegah aspirasi, generasi pertama dengan desain saluran ventilasi saja dan generasi kedua dipisahkan antara ventilasi dan akses saluran lambung. Beberapa modifikasi serta karakteristik lain yang dirancang untuk meningkatkan fungsi dan keselamatan pasien seperti LMA fast track dan LMA I gel. Berbagai jenis LMA terus di desain oleh produsen, tetapi tidak ada LMA yang dirancang untuk pasti berada pada posisi yang tepat setelah dilakukan pemasangan LMA.

(13)

Beberapa teknik pemasangan LMA dilakukan untuk upaya pemasangan LMA yang akurat. Saat ini telah dikembangkan pemasangan LMA dengan panduan langsung dari video

laryngoscope, diharapkan dapat membantu pemasangan LMA yang lebih tepat. Pemeriksaan

rutin mencakup auskultasi paru dan daerah lambung, saturasi oksigen, tekanan kebocoran orofaringeal. Standar emas untuk mengevaluasinya posisi menggunakan alat bantu flexible video

laryngoscope, yang dapat dimasukkan melalui tabung dari perangkat LMA dan melihat apakah

posisi LMA berada tepat di depan rima glottis . Namun penggunaan flexible video endoscope hanya membantu dalam diagnosis malposisi tapi tidak memungkinkan kemampuan untuk mengubah posisi yang salah pada penempatan LMA (A.A.J. Van Zundert,dkk, 2016). Teknik Pemasangan LMA di RSUP Sanglah umumnya yang selama ini dipakai yaitu dengan teknik klasik dengan memastikan pemasangan melalui adanya kebocoran di orofaring dan melihat pergerakan dinding dada tanpa mengetahui apakah posisi LMA berada diposisi yang akurat. Strategi untuk menghindar malposisi pada penempatan LMA dapat dengan penggunaan video

laryngoscope, yang memungkinkan untuk melihat dengan jelas posisi epiglotis dan posisi LMA.

Berdasarkan pemaparan data diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Akurasi pemasangan Laryngeal mask airway dengan video laryngoscope dibandingkan teknik klasik”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

(14)

1. Apakah pemasangan LMA secara klasik atau dengan menggunakan video laryngoscope posisi LMA berada tepat di depan rima glottis dengan konfirmasi flexible video

endoscope.

2. Apakah pemasangan LMA dengan video layngoscope lebih sedikit koreksi dibandingkan teknik klasik

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membuktikan bahwa tindakan pemasangan LMA dengan video laryngoscope dapat mengurangi terjadinya proses malposisi pemasangan LMA dibandingkan dengan teknik klasik sehingga mendapatkan jalan nafas yang adekuat, menghindari trauma jalan nafas, menghindari obstruksi dan mencegah regurgitasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk membuktikan cara pemasangan LMA dengan video laryngoscopy

lebih tepat berada didepan rima glottis yang dinilai dengan flexible video endoscope dibandingkan dengan pemasangan LMA cara klasik.

Untuk membuktikan pemasangan LMA dengan video laryngoscope

memerlukan sedikit koreksi pemasangan dibandingkan dengan pemasangan LMA cara klasik.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

(15)

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penggunaan video laryngoscope dan

flexible video endoscope pada pemasangan LMA dalam dunia pendidikan karena

ketepatan posisi LMA dapat lebih dipastikan, sehingga dapat mengurangi komplikasi penempatan LMA.

2. Bisa menjadi evidence atau data dalam pengembangan ilmu anestesi dimasa depan. 3. Bisa menjadi rujukan untuk penelitian penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan pilihan penggunaan alat video laryngoscope yang mampu menempatkan posisi LMA dengan tepat dibandingkan cara klasik. Kedua cara penempatan LMA ini dikoreksi dengan flexible video endoscope agar dapat memastikan posisi LMA tepat berada pada rima glotis. Tujuan dari hal ini diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi, sehingga keamanan pasien lebih terjaga.

Referensi

Dokumen terkait

Maktabah Abu Salma al-Atsari DAFTAR ISI JAGALAH ALLAH, NISCAYA DIA MENJAGAMU MUQADDIMAH SURAT DAN AYAT YANG BISA MENGUSIR SY ETAN Bagian Pertama: Surat-Surat Pengusir Syetan

Parameter yang digunakan adalah parameter paling baik sesuai hasil dari pengujian parameter yang telah dilakukan sebelumnya.. Seringkali beberapa metode melibatkan angka

[r]

Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam,

Ammonite adalah salah satu spesies dari kelas Cephalopoda yang hidup muncul mulai dari akhir zaman Devonian atau sekitar 400 juta tahun yang lalu hingga akhirnya benar-benar

Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu; (1) merancang strategi penerapan KBSB (Keterampilan Berfikir dan Strategi Berfikir) dalam proses

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suara “garengpung” (Dundubia manifera ) yang termanipulasi pada peak frekuensi (6,07±0,04) 10 3 Hz

Floor stok adalah alat kesehatan / bahan penunjang keperawatan medis / non medis habis pakai yang digunakan untuk melakukan pelayanan keperawatan di ruang HCU