AKTIVITAS EKONOMI MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL PASCA REHABILITASI DI KOTA PADANG
JURNAL
RIA PURNAMA SARI NPM. 10070074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2014
AKTIVITAS EKONOMI MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL PASCA REHABILITASI DI KOTA PADANG
Oleh:
Ria Purnama Sari 1 Drs. Nilda Elfemi, M.Si 2 Dian Kurnia Anggreta, M.Si 3
MahasiswaPendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat**
ABSTRACK
Economic activity is symptomatic of how the way people or communities meet their basic needs, to services and goods move, the way the question here relates to all the activities of people and communities associated with the production, distribution, exchange of services, goods consumption that does not violate the values and norms that exist in society. But in fact the community meet their needs in ways that became one of the PSK as a job to make ends meet. Government of West Sumatra establish rehab especially for the PSK PSKW Andam Dewi, the prostitute who was arrested and brought to the shelter will run until the rehabilitation period of time as determined by the institution, what post- rehabilitation work done by former prostitutes, especially coming from a former prostitute Padang. This study aimed to describe the economic activities carried out by the post-rehabilitation of former sex workers, describe the income and expenditure post-rehabilitation of fomer sex workers.
This study uses the theory of action developed by Talcott Parson, using a qualitative approach with descriptive type. Informants in this study were drawn based on the number of informants Snowball Sampling 5 people. The type of data in this study are in the form of primary data and secondary data. The data collection techniques in this study in the form of in-depth interviews, observation and document study. The unit of analysis of data in this study is an individual, the post-rehabilitation of former sex workers in PSKW Andam Dewi Solok derived from Padang who were traders and sewing. The data analysis performed in this study are: One, noted that generate field notes, second, to collect and sort out, classify and create the index, and the third, to think that the data categories of data has meaning.
The study found that post-rehabilitation of former sex workers need time to adapt back to society, as a former prostitute ashamed that former prostitutes locked himself at home, until finally former sex workers start their economic activities such as trading and sewing. Revenue earned from economic activity has been undertaken to meet the needs of everyday life. As a former sex workers have been able to finance the needs of food, rent, electricity, water and children's education expenses.
PENDAHULUAN
Pelacuran atau PSK merupakan aktivitas yang sangat tua usianya, setua umur kehidupan manusia itu sendiri, yaitu berupa tingkah laku lepas bebas tanpa kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Pelacuran itu selalu ada pada semua negara berbudaya sejak zaman purba sampai sekarang, hal itu senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan tradisi.
Menurut Bonger (dalam Kartono, 2011:214) pelacuran adalah wanita menjual diri serta melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian. Kemudian dalam PSK ini terdapat dua unsur diantaranya yaitu unsur ekonomis (prostitutie) dan unsur mata pencaharian (beroepsmating) dalam hal ini dinyatakan adanya unsur- unsur ekonomi yang menyebabkan seorang wanita menjadi pelacur atau disebut juga dengan PSK.
Selanjutnya PSK selalu dikecam dan dikutuk oleh`masyarakat, karena
PSK dicap sebagai sampah masyarakat dan pekerjaannya itu dianggap pekerjaan yang terkutuk (demoralisir), masyarakat yang sering bergaul dengan PSK juga dipandang demoralisir kemudian laki-laki piaraan atau kekasih PSK (souteneur) dianggap sebagai penjahat profesional dan berbahaya (Simandjuntak, 1977:282).
Untuk mengatasi masalah PSK, Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat mendirikan panti rehabilitasi yaitu PSKW Andam Dewi. Pada tahun 2013 terdapat 80 orang mantan PSK yang telah selesai menjalani proses rehabilitasi dari PSKW Andam Dewi, 45 orang diantaranya berasal dari Kota Padang.
Berdasarkan fenomena dan data yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Aktivitas Ekonomi Mantan PSK Pasca Rehabilitasi di Kota Padang”. Berdasarkan latar belakang maka pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: bagaimana aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh mantan PSK pasca rehabilitasi dan bagaimana
kondisi ekonomi mantan PSK pasca rehabilitasi.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan semenjak bulan Februari 2014, kemudian setelah ujian proposal penelitian dilanjutkan kembali dari bulan Juni- Juli 2014. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang, dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan dan lain- lain secara utuh (holistik) dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, dalam suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005:6).
Sedangkan tipe penelitian yang digunakan deskriptif yang bertujuan menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, atau pun fenomena tertentu (Bungin, 2008:75-76).
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi dokumen.
HASIL PENELITIAN
A. Aktivitas ekonomi mantan PSK pasca rehabilitasi di Kota Padang yaitu:
1. Berdagang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap mantan PSK dari PSKW Andam Dewi yang bertempat tinggal di Kota Padang, pekerjaan yang dilakukannya yaitu berdagang, dalam penelitian ini ditemukan 3 (tiga) orang informan yang bekerja berdagang diantaranya berjualan bunga sekaligus pot bunganya kemudian berjualan jagung bakar dan pisang bakar.
Mantan PSK memilih pekerjaan ini karena hanya tinggal melanjutkan usaha orang tuanya, dan tidak perlu mengeluarkan banyak modal untuk melakukan pekerjaannya ini. Mantan PSK berjualan setiap hari ada yang bersama orang tuanya dan ada yang berjualan bersama suaminya.
Pekerjaan yang dilakukan oleh mantan PSK sebagai padagang ini telah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidup orang-orang yang
menjadi tanggungannya, sehingga mantan PSK bertahan dengan pekerjaan yang dimilikinya sekarang. 2. Menjahit
Kemudian peneliti juga menemukan mantan PSK yang bekerja menjahit, ada 2 (dua) orang informan yang bekerja menjahit, pekerjaan ini dilakukanya ditempat orang yang membuka usaha menjahit. Mantan PSK tidak membuka usaha menjahit ini sendiri karena merasa belum siap untuk melakukan pekerjaan itu sendiri.
Mantan PSK melakukan pekerjaan menjahit ini setiap hari kecuali pada hari Minggu, alasan mantan PSK melakukan pekerjaan ini karena mantan PSK mempunyai modal keterampilan dari PSKW Andam Dewi untuk menjahit. Kemudian dengan melakukan pekerjaan ini mantan PSK bisa membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Selama mantan PSK menjalani proses rehabilitasi di PSKW Andam Dewi mereka diajarkan keterampilan menjahit dan juga membordir, sehingga pasca rehabilitasi mantan PSK mempunyai keterampilan untuk menjahit, yang bisa digunakan
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup pasca rehabilitasi. B. Kondisi ekonomi mantan PSK pasca rehabilitasi di Kota Padang dilihat dari pendapatan dan pengeluaran seperti dibawah ini: 1. Pendapatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh mantan PSK dari pekerjaan yang dimilikinya yaitu berdagang dan menjahit telah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan dengan pendapatan yang diperolehnya mantan PSK juga bisa menyimpan untuk masa yang akan datang.
Pendapatan yang diperoleh oleh mantan PSK dihitung perbulan yaitu berkisar Rp. 1.800.000.
2. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh mantan PSK pasca rehabilitasi untuk kebutuhan sehari-hari baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga yang menjadi tanggungannya. Pengeluaran mantan PSK dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kebutuhan pokok (makan sehari- hari)
Untuk kebutuhan pokok makan sehari-hari mantan PSK harus mengeluarkan biaya perbulannya sebesar Rp. 900.000
b. Biaya rumah listrik dan air
Untuk kebutuhan biaya rumah listrik dan air mantan PSK harus mengeluarkan biaya perbulannya sebesar Rp. 210.000
c. Biaya pendidikan anak
Untuk biaya pendidikan anaknya mantan PSK harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 250.000
KESIMPULAN
a. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh mantan PSK pasca rehabilitasi yaitu berupa pekerjaan yang dilakukan oleh mantan PSK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari termasuk di dalamnya kebutuhan-kebutuhan orang yang menjadi tanggung jawab mantan PSK, Pekerjaan yang dilakukan oleh mantan PSK pasca rehabilitasi adalah pekerjaan berdagang dan menjahit. b. Kondisi ekonomi mantan PSK pasca rehabilitasi di PSKW Andam Dewi, dilihat dari pendapatan dan pengeluaran mantan PSK pasca rehabilitasi. Pendapatan yang diperoleh oleh mantan PSK telah
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Bungin. 2007. Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Moleong, Lexy. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kartono, Kartini. 2011. Patologi
Sosial. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada Simandjuntak. 1977. Pengantar
Kriminologi dan Patologi
Sosial. Bandung: