• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN PROSES PEREDUKSI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN TEGANGAN DAN FREKWENSI TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN PROSES PEREDUKSI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN TEGANGAN DAN FREKWENSI TINGGI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

KODE/RUMPUN ILMU: 451/TEKNIK ELEKTRO

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERANCANGAN PROSES PEREDUKSI ASAP ROKOK

MENGGUNAKAN TEGANGAN DAN FREKWENSI TINGGI

Dibiayai dengan DIPA Politeknik Negeri Medan Kemendikbud sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksana kegiatan Nomor: 235/PL 5.2/PM 2013

Oleh:

Sutan Pardede, S.T, M.T. NIDN: 0020056309

Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

UPPM

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2013

(2)
(3)

iii ABSTRAK

Kebersihan udara di dalam suatu area sangat tergantung dengan tingkat pencemaran lingkungan pada area tersebut. Akhir-akhir ini peningkatan laju pencemaran lingkungan dari sektor industri maupun rumah tangga telah memberikan dampak yang signifikan terhadap menurunnya kualitas udara bersih. Ini berlaku juga terhadap udara di dalam suatu ruangan dimana kita berada. Salah satunya adalah kualitas udara didalam ruangan yang terkontaminasi oleh asap rokok.

Untuk menanggulangi masalah ini perlu dilakukan reduksi terhadap asap rokok, salah satunya dengan cara ionisasi dengan pemanfaatan kejutan listrik tegangan tinggi. Tegangan tinggi ini akan diterapkan pada dua buah elektroda yang saling berhadapan pada suatu celah didalam tabung dengan udara sebagai media dielektriknya, disinilah ionisasi dapat terjadi. Peralatan pembangkitan tegangan tinggi yang ada sekarang ini masih dalam sistem yang besar, susah dalam penggunaannya, dan tidak portable sehinga kurang efisien untuk digunakan dalam membangkitkan kejut listrik tegangan tinggi. Pada perancangan penelitian ini akan dilakukan pembangkit tegangan tinggi secara portable dan tidak memakan banyak tempat, serta mudah dalam pengoperasianya. Pada perancangan ini dibangkitkan kejut listrik tegangan tinggi yang dapat digunakan untuk meminimalisir kadar gas berbahaya pada asap rokok. Tegangan tinggi yang dibuat adalah tegangan tinggi AC menggunakan inverter power supply jenis half bridge dengan trafo step up inti ferit.

Hasil dari pengujian nantinya akan dapat membedakan penurunan kandungan gas berbahaya dari asap rokok dalam ruangan dengan penggunaan alat ini dibanding dengan tanpa menggunakan alat ini. Persentase penurunan gas berbahaya tersebut adalah gas CO, dan CO2 yang terdapat pada ruangan yang diteliti. Pengamatan akan dilakukan dalam waktu yang sama antara asap rokok yang tidak dikenai tegangan tinggi dan yang dikenai tegangan tinggi pada rentang selama 5 menit dengan variasi tegangan 1kV sampai dengan 8 kV.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, pelaksanaan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktunya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu perancangan pereduksi asap rokok yang terdapat di dalam suatu ruangan dimana aktifitas manusia berlangsung di dalamnya. Asap rokok sebagai bagian dari hasil pembakaran rokok oleh manusia itu sendiri akan menghasilkan pencemaran udara di dalam ruangan tersebut. Diperlukannya suatu metoda pembersih udara ruangan melalui penelitian ini, penulis mencoba membahas suatu teknologi pereduksi dengan pembentukan tegangan frekwensi tinggi. Penelitian ini dalam pembahasannya memilih judul “ PERANCANGAN PROSES PEREDUKSI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN TEGANGAN DAN FREKWENSI TINGGI “

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak M.Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan

2. Bapak Ir. Ashuri, M.T., Ketua UPPM Politeknik Negeri Medan 3. Ibu Ir. Rina Anugerahwaty, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro 4. Rekan-rekan staf Pengajar

Akhir kata penulis menyampaikan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 November 2013 Peneliti

(5)

v DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN ………i

ABSTRAK ………iii

KATA PENGANTAR ………iv

DAFTAR ISI ………v

DAFTAR GAMBAR ………vi

DAFTAR TABEL ………vii

DAFTAR LAMPIRAN ………viii

BAB I PENDAHULUAN ………1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………3

BAB III METODE PENELITIAN ………9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………...10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………....13

DAFTAR PUSTAKA ………14

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 Bagian-bagian dari rokok ………..3 Gambar 2. Tabung reaktor ozonizer ….……….4 Gambar 3. Diagram blok Perancangan Pereduksi Asap ...4

Gambar 4. Rangkaian Dasar Inverter Setengah-jembatan satu fasa .………...5 Gambar 5(a,b,c,d). Bentuk gelombang dari Rangkaian Dasar Inverter .…….6

Gambar 6. Rangkaian dasar DC Chopper buck ……….………...7 Gambar 7. Rangkaian kontrol IC 4047 ………..……….8 Gambar 8. Rangkaian Pembangkit tegangan dan frewensi tinggi

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel.1 Tegangan keluaran (Vo) pada kondisi saklar (S + dan S - ) untuk

inverter setengah jembatan satu fasa ……….7 Tabel 2 Pemberian O3 terhadap kemasan aqua cup 240 ml ……….11

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu proses kegiatan yang membutuhkan kesinambungan, kelancaran, untuk mencapai suatu target keberhasilan, yang dilakukan di dalam suatu ruangan akan tergantung pada kenyamanan kerja dari pelaksananya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan pelaksana di dalam ruangan tersebut adalah kebersihan udara di dalamnya. Udara kotor tentu tidak akan membuat orang betah didalamnya, dan akan menurunkan produktifitas dari kegiatan tersebut. Jika di dalam ruangan dipenuhi dengan asap rokok disamping mengganggu kesehatan juga akan mengganggu orang lain yang tidak merokok. Kebersihan udara merupakan suatu kondisi yang sangat penting dipertahankan dan dipelihara agar dapat memberikan daya dukung bagi kehidapan manusia untuk beraktifitas secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan yang terjadi pada proses yang terdapat pada indutri, transportasi, perkotaan, perumahan serta hasil pembakaran rokok. Pada umunya banyak perokok yang merokok di tempat kerja atau kantor, hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pekerja yang lain yang tidak merokok, maka di dalam kantor tersebut disediakan tempat khusus merokok (smoking area). Tempat merokok tersebut akan terpakai setiap hari oleh para perokok namun kebersihan ruang tersebut harus tetap dijaga termasuk dari segi sirkulasi udara yang masuk ke dalam ruangan tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis memilih satu cara diantara pembersih udara lainnya dengan teknologi pemanfaatan kejutan listrik tegangan tinggi untuk membentuk ionisasi dalam suatu ruangan tertentu. Tegangan tinggi diterapkan pada ujung kedua elektroda di dalam suatu tabung yang akan menimbulkan medan listrik pada celah udara antara elektroda dan sekat dielektrik. Medan listrik inilah yang menyebabkan terjadinya ionisasi pada celah udara untuk dihembuskan oleh fan dari dalam ruangan menuju keluar.

(10)

2 I.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang ada pada perancangan ini, bahwa kunci utama untuk membersihkan udara di dalam ruangan tersebut terletak pada keberhasilan membentuk ozonisasi. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi oleh:

1. Ada tidaknya tegangan tinggi dengan orde sampai dengan 8kV.

2. Apakah tegangan yang dihasilkan mempunyai variasi frekwensi minimal orde 2kHz.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan metode pembersih udara agar ruangan terbebas dari asap rokok .

2. Dapat memilih rangkaian pembentuk tegangan dan frekwensi tinggi untuk mereduksi asap rokok.

(11)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Asap rokok

Secara umum kita mengenal rokok dari berbagai merk dan tanpa merk yang penggunaanya adalah dengan membakar batang rokok atau langsung membakar bagian tembakaunya (tembakau dalam pipa rokok). Sebatang rokok lengkap bisa terdiri dari bagian filter, kertas pembalut tembakau, tembakau/campuran. Saat rokok kita hisap, bagian rokok terpecah menjadi komponen-komponen lainnya, misalnya komponen yang terbakar akan cepat menguap menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya seperti hydrokarbon (HC).

Pada Gambar 1 dapat diperlihatkan bagian-bagian dari rokok ketika sudah dibakar mulai dari batang filter atau plastik PVC sampai kepada bagian ujung yaitu bagian yang terbakar sebagai berikut:

Gambar.1 Bagian-bagian dari rokok

Pada penelitian ini hasil dari pembakaran rokok yaitu berupa asap rokok selanjutnya akan dihembuskan ke dalam kemasan aqua cup 240 ml sebagai bahan penelitian. Kemasan aqua cup bersama dengan asap rokok di dalamnya kemudian akan menerima terapi ionisasi dari tabung ozonizer untuk menerima gas O3.

(12)

4

Gambar 2. Tabung reaktor ozonizer

II.2 Pembangkitan tegangan tinggi

Untuk menghasilkan tegangan listrik yang lebih besar dari tegangan sumber/tegangan asalnya, umumnya dilakukan dengan menggunakan penambahan komponen-komponen elektris yang khas pada terminal keluarannya. Secara garis besar pembangkit tegangan tinggi terdiri atas pembangkit tegangan tinggi arus bolak-balik ( AC ), pembangkit tegangan tinggi arus searah ( DC ) dan pembangkit tegangan tinggi impuls. Penulis akan merencanakan dengan menggunakan pembangkitan tegangan tinggi AC dengan komponen akhir rangkaian transformator step-up inti ferit.

Dalam merencanakan pembangkitan tegangan tinggi ini penulis akan menempatkan penyearah, DC Chopper, Inverter, trafo step-up, yang keseluruhannya terbangun menjadi blok Perancangan Pereduksi asap digambarkan secara blok seperti pada Gambar 3. Transformator step-up inti ferit ditempatkan di ujung rangkaian inverter, dimana tegangan keluaran dari transformator ini adalah sebesar 8 kV. Sumber Tegangan 220 Volt L N Penyearah Rangkaian Kontrol DC Chopper Inverter Half Bridge Trafo HV Ozonisasi Outlet Inlet Asap masuk Reaktor

(13)

5

II.3 Inverter

Inverter adalah merupakan suatu unit peralatan yang digunakan untuk mengubah tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC). Dalam menghasilkan tegangan bolak balik akan diperlukan komponen pensaklaran (switching), dimana komponen elektronik yang umum dan sering digunakan adalah jenis transistor daya, yaitu Bipolar-junction transistor (BJT), Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor (MOSFET), Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT).

II.3.1 Inverter Setengah-Jembatan satu-fasa

Dari berbagai jenis inverter yang ada penulis memilih jenis inverter setengah-jembatan satu-fasa dengan rangkaian dasar seperti pada Gambar 4 dan bentuk tegangan keluaran ditunjukkan pada Gambar 5. Dalam rangkaian Gambar 3. diperlukan dua buah kapasitor untuk menghasilkan titik N agar tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat dijaga konstan. Sakelar S+ dan S- mereprensentasikan sakelar elektronis yang mencerminkan komponen semikonduktor daya sebagaimana diuraikan sebelumnya. Sakelar S+ dan S- secara kerja rangkaian tidak akan bekerja serempak/simultan, dan hal ini harus terhindar karena dapat menyebabkan arus hubung singkat (short circuit).

(14)

6

Gambar 5(a,b,c,d). Bentuk gelombang dari Rangkaian Dasar Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa

Kondisi ON dan OFF dari sakelar S+ dan S- ditentukan dengan teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM (pulse wave modulation). Prinsip PWM dalam rangkaian ini membandingkan antara sinyal modulasi Vc (dalam hal ini tegangan bolak-balik keluaran yang diharapkan) dengan sinyal pembawa dengan bentuk gelombang gigi-gergaji (V∆). Secara praktis, jika Vc > V∆ maka sakelar S+ akan ON dan sakelar S- akan OFF, dan jika Vc < V∆ maka sakelar S+ akan OFF dan sakelar S- akan kembali ON. Untuk menghasilkan tegangan keluaran (Vo) satu fasa, terdapat tiga kondisi jika Sakelar S+ dan S- dioperasikan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

(15)

7

Tabel.1 Tegangan keluaran (Vo) pada kondisi saklar (S + dan S - ) untuk inverter

setengah jembatan satu fasa

II.4 DC Chopper

Energi listrik yang disuplai oleh pembangkit biasanya berbentuk arus bolak-balik sedangkan yang digunakan pada alat-alat elektronik adalah arus searah. Secara umum unit alat yang dipakai untuk mengubah arus bolak balik menjadi arus searah dinamakan adaptor atau penyearah. Penggunaan catu daya DC (arus searah) variabel mampu memberikan keuntungan yang lebih dibanding catu daya tetap, karena bisa digunakan untuk beban yang berbeda. Untuk mendapatkan catu daya DC variable, dibutuhkan suatu alat yang bisa mengkonversikan tegangan DC tetap menjadi tegangan DC variabel yang lebih dikenal dengan nama DC Chopper.

Rangkaian DC Chopper ini memberikan tegangan dc variabel kebagian rangkaian inverter. Pada penulisan ini dipilih rangkaian DC chopper type buck dengan rangkaian dasar seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian dasar DC Chopper buck

DC Chopper buck adalah konverter yang bekerja sebagai Step-Down DC (direct current) dimana cara kerjanya adalah menurunkan tegangan DC dengan

(16)

8

pengaturan besar duty-cycle switching. Prinsip penurunan tegangan tersebut dilakukan sebagai berikut:

1. Ketika switch S closed : dioda bekerja reversed/block sehingga suplai input mengalirkan arus ke induktor dan juga ke beban.

2. Ketika switch S opened : dioda bekerja forward/unblock sehingga energi yang tersimpan di dalam induktor dapat mengalir ke beban.

Penulis memilih mosfet sebagai komponen inverter, dimana mosfet yang digunakan pada rangkaian DC Chopper Tipe Buck adalah IRF 540 bertindak sebagai saklar yang dapat membuka atau menutup rangkaian sehingga arus dapat dikendalikan sesuai dengan duty cycle yang diinginkan.

II.5 Rangkaian Kontrol

Rangkaian kontrol yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah rangkaian kontrol dengan IC 4047 yang digunakan untuk memicu komponen mosfet IRF 540. Keluaran dari rangkaian kontrol ini berupa gelombang pulsa dari kaki 10 dan kaki 11 seperti diperlihatkan pada Gambar 7 berikut:

Gambar 7. Rangkaian kontrol IC 4047

Rangkaian kontrol IC 4047 ini berguna untuk memicu gate pada rangkaian inverter mosfet. Rangakaian mosfet akan menerima gelombang pulsa dari kaki IC (pin 10,pin11), dimana rangkaian secara lengkap dapat dilihat pada Bab Pembahasan.

(17)

9 BAB III

METODE PENELITIAN

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan : a. Metode

Berdasarkan sifat dan permasalahan serta tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan metode eksperimen.

b. Objek penelitian

Objek penelitian adalah merancang pereduksi asap menggunakan tegangan dan frekwensi tinggi

c. Langkah-langkah pengumpulan data:

Pengumpulan data dilakukan pada saat eksperimen berlangsung mulai dari saat pemberian tegangan 1 kV hingga 8 kV ke dalam tabung ozonizer. Untuk dapat melihat efek dari pemberian tegangan tinggi ini pada celah terminal elektroda di dalam tabung ozonizer terhadap ruangan yang akan diterapi, penulis melakukan praktek dengan menganggap ruangan yang akan diterapi adalah suatu wadah 240 ml. Langkah berikutnya melakukan pengukuran langsung ke dalam wadah 2 (dua) kemasan aqua cup yang masing-masing telah menerima asap rokok dan satu diantaranya diberi udara berion (udara berisi O3). Pengukuran di dalam aqua

ini dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih akurat, dimana kemasan aqua cup yang tidak menerima O3 dan yang menerima O3 sama-sama diukur

(18)

10 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Rangkaian Pembangkit tegangan dan frewensi tinggi

Seperti dijelaskan pada bahasan sebelumnya, penelitian ini menghasilkan suatu perancangan pereduksi asap rokok, melalui pemberian tegangan dan frekwensi tinggi pada reaktor ozonisasi untuk disalurkan ke dalam suatu ruangan. Tegangan dengan frekwensi tinggi ini dihasilkan dari suatu rangkaian lengkap sebagai hasil dari rangkaian perencanaan pada BAB II sebelumnya dan selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 8. Dengan menyetel VR1 frekwensi kerja inverter dapat ditentukan, dan dihasilkan tegangan pada gulungan transformator X2, dimana tegangan keluaran dari transformator ini karena perbandingan gulungan primer/sekunder (1:600) diperoleh variasi tegangan pada gulungan transformator X1 sebesar 1 kV s/d 8 kV.

(19)

11

Pada proses penyaluran udara berisi ion O3 dilakukan untuk beberapa tingkat

tegangan seperti terlihat pada Tabel 2. Penyaluran ini dilakukan dengan hembusan oleh fan dari tabung ozonizer kedalam simulasi ruangan (pengganti ruangan sebenarnya) dengan menyalurkannya kedalam wadah kemasan aqua cup 240 ml.

IV.2 Hasil Pengujian

Pengujian dilakukan dengan pengukuran menggunakan tds meter terhadap kemasan aqua cup 240 ml sebagai simulasi ruangan yang akan diterapi melalui pemberian sebelum/setelah ion O3 diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pemberian O3 terhadap kemasan aqua cup 240 ml

Variasi

Tegangan keluaran inverter [Volt]

Setelah asap rokok dihembuskan pada aqua cup 240 ml, kemudian diukur dengan tds meter No “sebelum” diberi O3 [ppm] “setelah” diberi O3 [ppm] Keterangan 1 1000V 1200 1100 masih ada pengaruh asap 2 2000V 1200 1100 masih ada pengaruh asap 3 3000V 1100 400 masih ada pengaruh asap 4 4000V 1100 344 pengaruh asap berkurang 5 5000V 1100 255 pengaruh asap berkurang 6 6000V 1100 244 tidak terlihat 7 7000V 1100 230 tidak terlihat 8 8000V 1100 220 tidak terlihat

Hasil terapi dengan pemberian ion O3 terlihat bahwa udara bebas asap rokok

(gas CO rendah) sesuai dengan standard kesehatan ruangan dimulai dengan tingkat tegangan 7000 volt. Penulis menetapkan tingkat tegangan tertinggi 8000 volt untuk menghasilkan ion O3 dimana terlihat dari Tabel percobaan angka

pembacaan tds meter menunjuk 220ppm (< 400 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan telah memenuhi standard bebas asap rokok untuk udara

(20)

12

ruangan, dan tidak perlu lagi harus menaikkan tingkat tegangan lebih dari 8000volt. Hasil pengujian ini cukup mewakili apabila diterapkan di dalam suatu ruangan, karena asap rokok yang akan diteliti sudah terperangkap di dalam kemasan aqua cup. Di dalam ruangan tentu asap rokok diperangkap/dijebak dengan exaus fan (kipas penyedot) pada langit-langit dan kemudian disalurkan pada elektroda dalam sistem tabung ozonizer.

(21)

13 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perancangan proses pereduksi asap rokok dengan tegangan tinggi menggunakan inverter frekuensi tinggi jenis half bridge dapat bekerja dengan baik. Setelah melalui tahapan pengujian, pengukuran dan analisa yang telah dilakukan, diperoleh beberapa hal berikut ini :

1. Untuk mendapatkan tegangan tinggi sebesar 1kV, 2kV, 3kV, 4kV, 5kV, 6kV, 7kV, dan 8kV diperlukan duty cycle secara berurutan sebesar 8%, 16%, 24%, 32%, 40%, 48%, 55%, 65%.

2. Persentase penurunan terbesar kadar asap rokok terjadi pada tegangan 8kV, yakni dari 1100 ppm pada asap rokok murni turun menjadi 220 ppm setelah pemberian ion O3, dimana sebelumnya asap rokok mengandung gas CO, CO2,

dan gas HC.

V.2 Saran

Untuk kepentingan pengembangan penelitian ini, diperlukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh konfigurasi elektroda terhadap prosentase penurunan kadar gas pada asap rokok dapat dilakukan dengan perubahan konfigurasi 7 elektroda, misal wet reaktor, semi reaktor, spray reaktor, dan dry reaktor.

2. Terdapat keterbatasan alat ukur gas untuk membedakan gas CO, CO2, dan gas HC.

3. Untuk mengetahui berapa banyak kandungan gas lain yang ada di dalam asap rokok dapat dilakukan dengan penambahan alat ukur khusus atau deteksi gas.

(22)

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Abduh, S,. Teknik Tegangan Tinggi Dasar Pembangkitan dan Pengukuran, Salemba Teknika, Jakarta, 2003

2. Budiman, Rezon Arif, Perancangan Half Bridge Inverter untuk Catu Daya Pemanas Induksi pada Alat Extruder Plastik. Unversitas Diponegoro, Semarang 2012.

3. Purnomo,Joko,Tugas Akhir : Perancangan dan Implementasi High Voltage Hidgh Frequency Zero Current Swirching Resonant Inverter Power Supply Untuk Aplikasi Pembangkitan Ozon Dengan Metode Corona Discharge, Institut Teknologi Bandung,2008

4. Rashid, Muhammad H. Power Electronics Circuits, Devices, and Application. United States: Prentice Hall International. 1993.

5. Sugiarto, Anto Tri, 2002. Atasi Polusi dengan Plasma. Tangerang: Pusat Penelitian KIM-LIPI

6. Wardhana, Ibnu Surya. Perancangan Inverter Push Pull Resonan Paralel pada Aplikasi Fotovoltaik. Semarang. Unversitas Diponegoro, 2012.

(23)

15 Lampiran1: Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Sutan Pardede, S.T., M.T.

Jenis Kelamin : Pria

NIP : 196305201988111002

Disiplin Ilmu : Teknik Elektro Pangkat /Golongan : Penata Tingkat/ IIIb Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Alamat Kantor : Jl. Almamater No 1 Kampus USU Medan Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting No 160 Medan

1. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Sutan Pardede, S.T., M.T.

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural Kepala Bengkel Listrik

4 NIP/NIDN 196305201988111002/

002 0020056309

5 Tempat/Tgl Lahir P. Siantar/20 Mei 1963

6 Alamat Rumah Jl. Jamin Ginting No 160 Simp.

Kampus USU Medan

7 Telp/HP 081229667632

8 Alamat Kantor Jl. Almamater No 1 Kampus USU

Medan

9 Nomor Telp (061) 8211235

10 Alamat Email sutanpolmed@gmail.com

11 Mata kuliah yang diampuh 1. Alat Ukur Pengukuran Listrik 2. Bengkel Listrik Sem II,III,IV,V, VI

(24)

16

2. Riwayat Pendidikan

Strata S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi USU ISTN -

Bidang Ilmu Teknik Elektro Teknik Elektro -

Tahun masuk-lulus 1991-1996 2008-2011 -

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Perencanaan

penyediaan air komp. perumahan 500 kk dengan dua motor pompa automatis Perancangan penyediaan air bersih dengan teknologi plasma ozon generator -

Nama Pembimbing Ir. Djendanari Sembiring

Prof. DR. Ir. Agus Priyono, Msc

-

3. Pengalaman Penelitian 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan Jabatan

Sumber Jumlah

1 2008 Perancangan Rangkaian Pembagi Batas Ukur Arus pada Amper-Meter Orde 100pA-100µA

DIPA Polmed

Rp.3000.000,- Ketua

2 2009 Perancangan Program Pengukuran Suhu Ruang Pada Tungku Listrik 900°C ”. DIPA Polmed Rp.3000.000,- Ketua Medan, 23 November 2013 Peneliti, (Sutan Pardede, ST, MT) NIP 196305201988111002

Gambar

Gambar 3.  Diagram blok Perancangan Pereduksi Asap
Gambar 4.  Rangkaian Dasar Inverter Setengah-jembatan satu fasa
Gambar 6. Rangkaian dasar DC Chopper buck
Gambar 7. Rangkaian kontrol IC 4047
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan parameter kuat geser yang terbesar pada hari ke-27 terjadi pada sampel tanah pasir yang mempunyai gradasi baik yaitu sampel yang berasal dari Tarus

Dari proses desorpsi dengan larutan NaOH ditunjukkan bahwa mekanisme yang dominan dalam adsorpsi diazinon oleh histidin- bentonit adalah melalui interaksi ikatan

Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel III.. Soal no 5 tidak dapat digunakan karena tidak

Adapun maksud dari penulisan makalah ini yaitu sebagai upaya penyusunan dokumen perencanaan yang substansinya berisi analisis terkait kondisi eksisting kawasan rawan

Upaya perawatan kesehatan masyarakat (PerKesMas) merupakan upaya kesehatan menunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan puskesmas termaksud dalam

Terkait dengan bantuan keterangan ahli yang diperlukan dalam proses pemeriksaan suatu perkara pidana, maka bantuan ini pada tahap penyidikan juga mempunyai peran yang cukup

Output yang dihasilkan yaitu berupa buku rapor yang terdiri dari laporan data siswa, laporan nilai mata pelajaran dan nilai ekstrakurikuler..

a) Mengidentifikasi potensi dan pengaruh yang terjadi akibat terjadinya kerugian penurunan nilai aset terhadap profitabilitas, struktur modal, dan nilai pasar