BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1.
Perpustakaan sekolah
2.1.1. Pengertian perpustakaan sekolah
Memahamin perpustakaan secara umum merupakan dasar memahamin perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari perpustakaan secara umum. Perpustakaan bukan hal yang baru dikalangan masyarakat, di mana-mana telah diselenggarakan perpustakaan, seperti di sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Begitu pula di kantor-kantor, bahkan sekarang telah diselenggarakan perpustakaan-perpustakaan umum baik di tingkat kabupaten sampai dengan di tingkat desa.
Menurut Reitz seperti dikutip Hasugian (2009:78) juga menjelaskan perpustakaaan sekolah adalah “(School library), A library in a public or
private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist”. Definisi diatas
menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.
Tetapi, walaupun bukan merupakan hal yang baru, masih banyak orang yang memberikan defenisi yang salah terhadap perpustakaan. Banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan buku-buku, sehingga setiap tumpukan buku pada suatu tempat tertentu disebut perpustakaan. Padahal tidak semua tumpukan buku itu dapat dikatakan perpustakaan. Memang salah satu ciri perpustakaan sekolah adalah adanya bahan pustaka atau sering juga disebut koleksi pustaka. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis
menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Menurut Milburga, dkk., mendefenisikan perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Dengan demikian, harus memiliki tujuan dan manfaat agar semua itu dapat terlaksana dengan baik dan memiliki nilai guna terhadap penggunanya.
2.1.2. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru, dan pegawai sekolah yang bersangkutan. Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah yang ada.
Menurut Ibrahim Bafadal (2006 : 28) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
2) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
3) Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanan kurikulum
5) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para 7) siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
8) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatanmembaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.
Menurut Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah “Sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.
Selain memiliki tujuan, perpustakaan sekolah juga mempunyai fungsi yang secara garis besarnya adalah sebagai pusat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan guru, baik mengenai masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran (buku teks) maupun buku penunjang buku teks oleh perpustakaan.
2.2. Peranan Perpustakaan Sekolah
Peran sebagai sarana institusi pendidikan , informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berperan atau tidaknya perpustakaan tergantung pada kemampuan, kredibilitas dan kompetensinya sebagai salah satu sumber informasi dan institusi pendidikan dalam arti yang luas.
Sutarno NS (2005 : 59) menjelaskan bahwa peran itu akan terlihat dan dirasakan oleh pemakai perpustakaan, manakala perpustakaan dapat melaksanakan semua kegiatannya dengan baik dan memberikan manfaat atau memiliki nilai guna.
Istilah peran untuk sebuah perpustakaan adalah kedudukan, posisi dan tempat yang dimainkan. Apakah penting, strategis, sangat menentukan, berpengaruh atau hanya sebagai pelengkap dan lain sebagainya. Jika diperhatikan berbagai kondisi dan posisi perpustakaan yang sebenarnya, maka secara hakiki sebuah perpustakaan menempati ruang gerak yang cukup strategis di tengah-tengah masyarakat. Namun jika melihat kondisi perpustakaan pada umumnyamasih sangat memprihatinkan, maka banyak perpustakaan belum memiliki peran sebagaimana yang diharapkan. Jadi peran perpustakaan sangat erat hubungannya dengan kinerja yang mesti dilakukan. Sementara itu kinerja akan menentukan citra atau gambaran jati diri perpustakaan dimata penggunanya. Jika kinerjanya baik, maka secara langsung atau tidak langsung akan mengangkat citranya. Pengguna perpustakaan akan memberikan penilaian perpustakaan berdasarkan nilai manfaat yang mereka dapat. Jika mereka merasa senang, puas dan diperhatikan dalam mendapatkan layanan yang baik, memperoleh informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat, maka dapat diharapkan pengguna perpustakaan memberikan penilaian yang positif. Penilaian yang diberikan oleh pengguna perpustakaan adalah bebas, tidak mengikat dan tidak karena paksaan karena sifatnya subjektif.
Ditinjau dari sisi pandangan yang lebih luas “Sutarno NS (2005 : 60) menegaskan bahwa “peran perpustakaan merupakan agen perubahan, pembangunan dan agen budaya dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.” Perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, eksplorer dan berbudaya. Dalam hal ini termasuk perubahan nilai-nilai, penayaan dan pencerahaan kehidupan umat manusia agar tetap seimbang antara hal-hal yang bersifat fisik jasmaniah dan kejiwaan rohaniah dan tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat materi belakang dan terhindar dari kehancuran karena tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Peran perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber daya utama produk informasi yang sebagian besar berbasis cetak di luar ruang kelas, namun pengaruh dan perobahan peran teknologi informasi yang kemudian memperluas peran perpustakaan sehingga melampaui pelayanan koleksi buku-buku dan bahan-bahan berbasis cetak lainnya.
Perpustakaan modern sekarang diharuskan untuk menyediakan seluruh spektum layanan dan produk informasi, baik barupa bahan cetak maupun elektronik. Agar semua itu dapat terlaksana, maka perpustakaan harus dapat menjalankan tugas dan fungsi dari perpustakaan sekolah itu sendiri, agar dapat terlaksana dengan baik.
2.2.1. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah 1. Tugas perpustakaan
Secara struktural, tugas sebuah perpustakaan sekolah telah tercantum dalam struktur atau bagian organisasi. Dalam bagian tersebut akan tergambar dengan jelas besar atau kecilnya volume pekerjaan, alur komunikasi dan jaringan kerja yang mesti dilaksanakan, juga akan terlihat bahwa terselenggaranya tugas perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan terkait, baik langsung maupun tidak langsung dengan unit atau lembaga lain.
Menurut sutarnoNS (2005 : 61) tugas perpustakaan secara garis besar ada tiga, yaitu menghimpun, mengelola, dan memberdayakan informasi. Tugas-tugas itu kemudian diuraikan dalam fungsi-fungsi.
a) Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/ lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana dan keinginan pemakai serta mutakhir.
b) Tugas mengelola meliputin proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusurin, ditemukan kembali dan diakses oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejara dokumentasi.
c) Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat di sekitarnya. Termasuk di dalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi secara sosialisasi agar masyarakat di sekitar perpustakaan mengetahui dengan jelas apa yang ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.
2. Fungsi perpustakaan sekolah
Menurut Sutarno (2003 : 58) Fungsi perpustakaan adalah “ Suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan didalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”. Sedangkan menurut Darmono (2001:3) menyatakan bahwa fungsi perpustakan adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat:
a) Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagaibidang ilmu.
b) Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
c) Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasiyang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
d) Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2) Fungsi rekreasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:
a) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. b) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan
dan pemanfaatan waktu senggang.
3) Fungsi pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah:
a) Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik dirisendiri secara berkesinambungan.
b) Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual.
c) Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis.
d) Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.
4) Fungsi kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:
a) Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan barbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok.
b) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni. c) Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian.
d) Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis.
e) Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasan ahli teknologi.
5) Fungsi penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis danbentuk informasi.
6) Fungsi deposit
Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah Perpustakaan Nasional. Sebagai fungsi deposit Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan yang ditunjuk oleh UU No 4 Tahun 1990 yaitu Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Republik Indonesia, atau karya cetak dan karya rekam tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri, dan oleh lembaga atau importer diedarkan di wilayah Republik Indonesia.
Sedangkan menurut Siregar (2002 : 1) Secara umum perpustakaan berfungsi sebagai : 1. Pusat pengumpulan bahan informasi / bahan pustaka.
2. Pusat pelestarian bahan informasi / bahan pustaka 3. Pusat pengelolaan bahan informasi / bahan pustaka. 4. Pusat pemanfaatan bahan informasi / bahan pustaka.
5. Pusat penyebarluasan bahan informasi / bahan pustaka. 6. Pusat rekreasi.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai pusat informasi, edukatif, rekreasi, penelitian, yang bertujuan
membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa.
2.2.2. Jenis-Jenis Perpustakaan
Untuk lebih dapat memahami pengertian perpustakaan sekolah maka terlebih dahulu kita mengacu kepada jenis-jenis perpustakaan. Dalam lampiran keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 11 Maret No. 0103/0/1981 jenis-jenis perpustakaan meliputi:
1) Perpustakaan internasional
Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yang didirikan oleh dua negara atau lebih, perpustakaan yang merupakan bagian dari sebuah organisasi internasional. Kemunculannya baru mulai pada kisaran tahun pertama abad ke 20. Comtohnya, perpustakaan PBB atau UN library yang berpusat di Jenewa berdiri pada tahun 1919, perpustakaan Mahkamah internasional di Den Haag, perpustakaan Sekretariat ASEAN di jakart, Indonesia dan lain sebagainya.
2) Perpustakaan nasional
Perpustakaan nasional berfungsi menyimpan semua bahan pustaka, baik yang tercetak maupun terekam, yang diterbitkan di suatu negara. Dari sinilah, kemudian orang meneganalin batasan-batasan atau pengertian perpustakaan nasional. Salah satunya, perpustakaan nasional adalah perpustakaan utama dan paling konprehensif yang melayanin kebutuhan informasi dari penduduk suatu negara.
3) Perpustakaan umum atau keliling
Perustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum yang bertujuan melayanin umum. Perpustakaan ini memiliki beberapa ciri. Pertama, terbuka untuk umum. Artinya, terbuka bagi siapa saja tanpa mengenal perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik dan pekerjaan. Kedua, dibiayai oleh dana umum. Maksudnya, dana umum adalah dana yang berasal dari dana masyarakat. Biasanya, berasal dari pajak dan dikelola oleh pemerintah. Ketiga, jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat Cuma-Cuma. Kalaupun ada, sejenis pungutan biaya untuk pendaftaran menjadi anggota pada beberapa perpustakaan umum adalikanah semata-mata karena alasan administratif belaka, bukan prinsip pokok. Sedangkan, jasa yang diberikan mencakup jasa referal, yaitu jasa yang memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi dan keanggotaan bersifat gratis.
4) Perpustakaan swasta atau pribadi
Perpustakaan swasta atau pribadi adalah perpustakaan yang dikelola oleh pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayanin
keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu. Karena semua dibiayai oleh swasta, maka perpustakaan sejenis ini melayanin kelompok terbatas pula. Dalam kelompok ini, termasuk pula perpustakaan sewa, yaitu perpustakaan yang memungut sewa atas buku yang dipinjam oleh anggotanya. Ada yang bersifat bayar tiap kali pinjam, ada yang berbentuk iuran bulanan, kuartal ataupun tahunan.
5) Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun perusahaan swasta. Ciri-ciri yang dimilikinya beberapa hal. Pertama, memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja. Kedua, keanggotaan perpustakaan terbatas pada jumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau badan induk tenpat perpustakaan tersebut bernaung. Ketiga, peran utama perpustakawan adalah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. Keempat, tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit), melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, anbstrak atau indeks. Kelima, jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan.
6) Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tegabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah dan tujuan utama membantuh untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sementara itu, tujuann khususnya adalah membantuh sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung. Sulistio Basuki mengungkapkan bahwa perpustakaan taman kanak-kanak, perpustakaan sekolah dasar, perpustakaan lanjutan tingkat pertama dan perpustakaan sekolah lanjutan tingkat atas termasuk dalam bagian perpustakaan sekolah.
7) Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan kebawahnya, maupun badan yang berafiliasi dengan perguruan tinggi. Tujuan utama perpustakaan ini adalah membantuh perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Maka, perpustakaan perguruan tinggi pun memiliki tujuan membantuh melaksanakan tiga dharma perguruan tinggi tersebut. Beberapa lingkupan perpustakaan perguruan tinggi antara lain perpustakaan akademi, perpustakaan jurusan, fakultas, universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik maupun perpustakaan program nongelar. Dan, bagian perpustakaan badan kebawahan yang bernaung dibawah universitas, institut, atau sekolah tinggi, misalnya lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat, juga dimasukkan kedlam kategori perpustakaan perguruan tinggi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ada pula yang menyebutnya sebagai perpustakaan khusus.
2.3. Tujuan dan Manfaat Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan. Sebab, seseorang yang hendak membaca dengan sesuatu tujuan, cenderung lebih memahamin dibndingkan orang yang tidak memiliki tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,mencakup isi, memahamin makna bacaan. Selain itu, ada beberapa tujuan lain dari kegiatan membaca yakni sebagai berikut.
Menurut Dormono (2007 : 27) mengemukakan beberapa manfaat dan tujuan membaca antara lain:
1) Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik.
2) Memahamin dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.
3) Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
4) Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
5) Memahamin lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar dan pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
6) Menikmatin dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisa pecintaan orang-orang lain.
Atas dasar tujuan dan manfaat membaca yang dikemukakan oleh Heilman, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat membaca pada dasarnya yaitu (a) membaca memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan (b) membaca untuk memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik. Untuk memenuhi tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh.
2.4. Minat Baca
2.4.1. Pengertian minat baca
Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.
Menurut W. Suwarno, (2007:6) bahwa “Minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan bahwa minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senagn untuk membaca.
Sedangkan Siregar (2008) menyatakan bahwa “ Minat baca adalah keinginan atau kecendrungan hati yang tinggi terhadap bacaan. Minat baca
dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu keterampikan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan bukan keterampilan bawaan”.
Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan keinginan hati yang tinggi terhadap suatu bacaan, dimana minat tersebut dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan.
2.4.2. Tujuan pembinaan minat baca
Perpustakaan Nasional RI (2002 : 40) mendefenisikan tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Tujuan umum
Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai subjek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2) Tujuan Khusus
a) Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkan kemampuan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b) Menyelenggarakan program untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
c) Menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.
d) Mengusahakan menyediakan berbagai jnis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga dapat merubah pola pikir dan menambah wawasan.
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca
Budaya baca merupakan suatu sikap dan tindakan untuk membaca, yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Seperti yang dikemukakan oleh Sutarno (2003 : 29), adapun faktor-faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat adalah;
1) Rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.
2) Kadaan lingkungan yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.
3) Keadaan lingkungan sosial yang komdusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama aktual.
5) Berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan dasar akan informasi Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa faktor yang dapat membangkitkan minat baca seseorang adalah adanya komitmen didalam diri bahwa dengan membaca kita bisa memperoleh keuntungan ilmu pengetahuan, menambah wawasan serta didukung dengan bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam dan tersedianya waktu untuk membaca baik dirumah diperpustakaan ataupun ditempat lainnya.
2.4.3.1.Faktor Internal dan Eksternal
Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar. Minat baca selalu disertai dengan perasaan senang dan adanya perhatian terhadap kegiatan membaca.
W. Suwarno( 2001: 24) juga mengatakan bahwa minat baca seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu, yaitu meliputi pembawaan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, dan keadaan jiwa serta kebiasaan.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berada dari luar individu yaitu keadaan yang memberikan dan membentuk minat. Faktor dari luar ini meliputi buku atau bahan bacaan, kebutuhan anak, faktor lingkungan. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan adanya perbedaan minat baca yang dimiliki oleh setiap orang.
2.4.3.2.Faktor pendukung minat baca
Menurut Sutarno NS (2003 : 25) mejelaskan faktor pendukung minat baca adalah faktor yang turut mempelancar terlaksananya pembinaan minat baca. Faktor pendukung tersebut antara lain sebagai berikut :
1) Kesadaran orang tua 2) Inisiatif guru sekolah
3) Tersedianya perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum
Kesadaran dari penulis atau pengarang untuk menyajikan informasi atau karya-karya yang baik.
5) Penerbit
Kesadaran penerbit untuk menerbitkan buku-buku yang bermutu. Penerbit jangan hanya memikirkan keuntungan belaka, tetapi juga memperhatikan kualitas buku-buku yang diterbitkan.
6) Toko buku
Tersedianya buku-buku yang beragam untuk semua lapisan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan informasinya.
7) Kebijakan Pemerintah
Adanya kebijakan pemerintah yang memacu tumbuh dan kembangnya minat baca, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengadakan perlombaan mengarang, membaca puisi, memberikan penghargaan kepada pengarang terbaik, mengurangi pajak kertas, mengurangi pajak import buku serta membebaskan pajak buku-buku perpustakaan dan lain-lain.
2.4.3.3.Faktor Penghambat minat baca
Menurut Sutarno NS (2003 : 46) faktor-faktor yang menhambat pembinaan minat baca, faktor tersebut antara lain :
1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan minat baca anak.
2) Banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta didiknya.
3) Terbatasnya jumlah bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi lapisan masyarakat.
4) Kuarangnya jumlah perpustakaan, serta koleksi yang tersedia dan pelayanan yang belum begitu baik.
5) Pengaruh perkembangan media audio-visual seperti tv, vidio games dan lain-lain, sehingga pengakibatkan waktu terpakai hanya untuk berhiburan sejenisnya.
6) Rendahnya pendapatan masyarakat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku bukan merupakan kebutuhan utama.
7) Harga buku yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat tertentu.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa faktor yang menghambat tumbuhnya minat baca yaitu, datang dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung hal tersebut terlihat dari kurangnya perhatian orng tua terhadap minat baca anak ditambah tenaga pendidik yang kurang memotivasi siswa untuk gemar membaca, kurangnya bahan bacaan serta dizaman sekarang lebih banyak orng yang mengakses informasi melalui media elektronik seperti televise dan radio.
2.5. Upaya meningkatkan minat baca
Dalam menanamkan kebiasaan membaca harus dimulai pada usia dini, dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan membaca bagi anak-anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru. Guru perlu memotivasi siswa untuk mencintai buku sejak awal. Karena itu upaya pengembangan/ peningkatan minat dan kebiasaan membaca di sekolah. Menurut Sutarno NS (2003 : 57) Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca antara lain : Cara-cara yang dapat ditempuh oleh pustakwan untuk meningkatkan minat baca siswa antara lain :
a) penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah. b) pemberian tugas membaca.
c) pemberian tugas pembuatan abstraksi.
d) Memotivasi penyelenggaraan majalah dinding. e) penyelenggaraan lomba membaca.
f) penyelenggaraan lomba pembuatan kliping.
g) pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah.
h) penyelenggaraan pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari-hari besar nasional dan agama;penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan sekolah.
i) penyelenggaraan program membaca. j) pemberian bimbingan teknis membaca.
2.6. Metode menumbuhkan minat baca
Dalam menumbuhkan minat baca menurut Darmono (2007 : 21) Ada empat hal yang perlu diperhatikan pustakawan dalam menumbuhkan minat baca melalui pelayanan perpustakaan sekolah, yaitu :
1) Usaha untuk menarik pembaca
Untuk menarik pembaca agar datng ke Perpustakaan dan memiliki kegemaran membaca hendaknya dilakukan oleh pustakwan dengan cara :
a) Kunjungan Perpustakaan
Dengan kunjungan ini diharapkan pengunjung perpustakaan memperoleh informasi dengan melihat sendiri dan mengamati secara teratur sehingga mengetahui koleksi Perpustakaan dan menimbulkan rasa ingin membaca atau meminjam buku di perpustakaan.
b) Publikasi
wadah untuk memberitahukan pada pemakai Perpustakaan tentang adanya buku-buku baru dan buku referensi baru. Hal ini bisa dilakukan melalui tulisan, petunjuk brosur dan tulisan lain.
c) Pameran
Pameran dilakukan untuk memperkenalkan koleksi yang tersedia di perpustakaan. Ada dua macam jenis pameran :
1) Pameran berkala, yaitu pameran yang diadakan secara periodik di perpustakaan. Buku-buku yang dipamerkan harus diganti secara teratur biar tidak membosankan.
2) Pameran sementara, yaitu pameran yang diadakan untuk sementara waktu. Pameran ini pada umumnya penyelenggaraannya dikatkan dengan peristiwa-peristiwa khusus seperti konggres, seminar, hari nasional, dan sebagainya.
d) Rangsangan kegiatan membaca
Untuk merangsang kegiatan membaca di sekolah perlu diadakan diskusi, kegiatan ceramah, pembacaan puisi atau prosa, dan sebagainya.
2) Bimbingan membaca
Ada beberapa kegiatan yang perludiberikan dalam rangka menggiatkan minat baca antara lain :
a) Pemakaian Perpustakaan
Dalam hal ini pustakawan perlu memperkenalkan macam-macam bahan pustaka dengan menerangkan bahwa tiap-tiap bacaan mempunyai informasi yang berbeda tujuan dan fungsinya.
b) Cara membaca yang baik dan membuat laporan Dalam melakukan kegiatan ini ada dua cara yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Cara membaca untuk mengerti, memakai dan membaca cepat. 2) Cara membaca dilihat dari gerak mata, posisi badan, dan arah
sinar yang baik.
c) Perlunya digiatkan pelajaran mengarang dan bercerita
Jika siswa-siswa diberi tugas mengarang oleh guru bahasa mereka pasti mereka akan mencari bahan yang berhubungan dengan tugas yang diberikan oleh guru.
d) Membuat kliping
Pembuatan kliping ini dapat membantu merangsang minat baca siswa Karena dengan membuat kliping mau tidak mau siswa harus membaca untuk mengelompokkan kliping tersebut sesuai dengan subyeknya.
e) Pembuatan majalah dinding
Di sekolah perlu diadakan majalah dinding agar siswa dapat berkreasi, suka membaca dan menulis.
f) Jam buka Perpustakaan
Jam buka Perpustakaan ini perlu ditetapkan untuk membiasakan siswa mengunjungi Perpustakaan.
g) Adanya pelayanan referral
Pelayanan referral ini dilakukan dengan mengadakan hubungan kerjasama dengan Perpustakaan lain. Jika siswa tidak dapat menemukan informasi di Perpustakaan setempat maka bias mencari di Perpustakaan lain.
h) Pembuatan karya tulis
Penulisan karya tulis ini perlu diupayakan secara terusmenerus. 3) Petugas Perpustakaan (Pustakawan)
Pustakwan hendaknya bersikap ramah, mempunyai disiplin kerja yang tinggi, terbuka, suka menolong dan menyenangkan pembaca.
Oleh karena itu, Pustakawan dan guru ikut berperan dalam memotivasi setiap siswa akan pentingnya dari membaca, sehingg dapat meningkatkan minat baca siswa.
2.7. Motivasi Membaca
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Menurut Darmono (2007:217) motivasi dalam membaca sangat penting karena kerap kali kegagalan dalam membaca disebabkan oleh rendahnya motivasi. minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah.
Minat baca dapat tumbuh dengan cara dibentuk. Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan teori dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud ialah motivasi. Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam merupakan dorongan yang bersifat internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal.
a) Motivasi Internal
Jenis motovasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemampuan sendiri.
b) Motivasi Eksternal
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Sehubungan dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka motivasi merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi, karena tanpa adanya motivasi yang diberikan, baik guru maupun pustakawan dalam memanfaatkan perpustakaan dalam aktivitas belajarnya siswa akan terpacu untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Motivasi ini perlu diperhatikan, karena untuk membangkitakan atau menggairahkan siswa tehadap perpustakaan diperlukan bantuan guru, orang tua dan lingkungan sekitar serta pustakawan sebagai
pendorong tumbuhnya motivasi dalam membaca, harus dapat membangkitkan gairah siswa terhadap pepustakaan dan memberikan motivasi untuk gemar membaca.
2.8. Peran Perpustakaan dalam membina minat baca siswa
Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bias dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Menurut Tarigan ( 1994 : 50) peran yang dapat dilakukan oleh Perpustakaan dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :
1) Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna Perpustakaan.
2) Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran di sekolah yang dikaitkan dengan tugas tugas di Perpustakaan.
3) Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan berbagai bacaan yang menarik untuk pengguna Perpustakaan.
4) Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pengguna Perpustakaan.
5) Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa betah dan senang berkunjung ke Perpustakaan.
6) Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan Perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa.
7) Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai Perpustakaan bahwa membaca sangat penting untuk mencapai keberhasilan sekolah.
8) Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca untuk anak sekolah. Lomba ini biasanya diadakan oleh Perpustakaan sekolah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, atau dengan Perpustakaan Umum.
9) Menjadikan bulan Mei setiap tahun sebagai bulan buku nasional. Pada kesempatan ini Perpustakaan bias melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang bulan buku nasional.
10) Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di Perpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya tiap catur wulan atau sekali dalam satu tahun.
2.9. Peranan pustakawan dalam meningkatkan minat baca
Peran utama pustakawan ialah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan
rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah tertentu menurut Supriadi sperti dikutip dalam Dian Sinaga (1998 : 19). Di samping itu, pustakawan hendaknya memimpin kampanye membaca dan promosi bacaan anak, media dan budaya. Dukungan menajemen sekolah amat perlu, tatkala perpustakaan menyelenggarakan aktivitas interdisipliner. Pustakawan harus melapor langsung ke kepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta diupayakan agar pustakawan diterima setara dengan anggota tenaga profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut serta dalam semua pertemuan dalam kedudukannya sebagai kepala unit/bagian perpustakaan. Pustakawan hendaknya menciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifat menarik, ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga. Semua orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula muda dan orang dewasa.