• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pengaruh risk tolerance dan personality traits terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Sampel yang digunakan berjumlah 105 investor yang berdomisili di Surabaya . Data dikumpulkan dengan menggunakan angket kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil analisis ini menunjukkan risk tolerance dan personality traits (extraversion, openness, dan conscientiousness) berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Sedangkan personality traits (agreeableness dan emotional stability) tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya.

Kata Kunci- Risk Tolerance, Personality Traits, dan Pilihan Portofolio

Abstract - This study aims to investigate the influence of risk tolerance and the influence of personality traits on investor’s portfolios selection in Surabaya. The sample was 105 investors in Surabaya. Data was gathered using questionnaires. The analysis technique used logistic regression analysis. The results of analysis showed risk tolerance and personality traits (extraversion, openness, and conscientiousness) significantly influence investor’s portfolio selection in Surabaya. While personality traits (agreeableness and emotional stability) did not significantly influence the investor’s portfolio selection in Surabaya.

Keyword- Risk Tolerance, Personality Traits, and Portfolio Selection.

1. PENDAHULUAN

Kegiatan investasi sudah umum dilakukan oleh masyarakat. Investasi merupakan pengorbanan sumber-sumber dana yang dilakukan sekarang untuk menghasilkan imbal hasil di masa datang. Dalam setiap interaksi investasi, sering melibatkan suatu peristiwa tidak pasti yang disebut risiko. Namun pada dasarnya, setiap investor pasti mengharapkan investasi yang dipilih akan memberikan return yang sesuai dengan harapan.

Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi di sebut investor. Investor memiliki perbedaan dalam memandang risiko, sehingga hal ini memerlukan adanya pengelolaan investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan porporsi modal yang dimiliki investor untuk diinvestasikan pada masing- masing jenis investasi dengan tujuan menurunkan risiko portofolio.

Pengambilan keputusan investasi harus dapat mengurangi potensi risiko. Markowitz (1952) mengatakan

“don’t put all your eggs in one basket”. Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, investor sebaiknya jangan menempatkan dana yang akan diinvestasikan ke dalam satu jenis aset tertentu.

Bedasarkan pemahaman portofolio dalam berinvestasi maka investor dapat menempatkan dana yang dimiliki dalam berbagai bentuk aset. Pembuatan portofolio

pada akhirnya didasarkan pada pemikiran bahwa risiko dapat diversifikasi dengan membagi dana untuk berinvestasi pada jenis aset –aset yang berbeda-beda.

Pada dasarnya investasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu aset rill dan aset keuangan. Investor dapat membentuk portofolio dengan mengkombinasi jenis investasi tersebut. Dari perspektif investor, portofolio yang ideal harus dibentuk dengan mempertimbangkan preferensi risk tolerance, personality traits, dan kebutuhan likuiditas masing-masing investor, kemudian portofolio dibuat sebagai hasil pemilihan investasi.

Risk tolerance mengacu pada sikap investor terhadap penilaian risiko. Hal tersebut menunjukan jumlah ketidakpastian atau hasil investasi yang berfluktuasi dimana investor bersedia menerima ketika membuat keputusan investasi (Grable, 2000). Setiap individu memiliki preferensi dan persepsi yang berbeda terhadap risiko, sehingga hal ini berperan penting dalam pembentukan keputusan investasi dan pencapaian tujuan keuangan. Oleh karena itu, toleransi risiko individu menjadi penentu utama pada perilaku berinvestasi seperti alokasi aset, rencana pensiun, asuransi dan akumulasi kekayaan (Grable dan Lytton, 1999). Menurut Robin dan Judge (2008) salah satu model yang cukup mendasar dan mencakup sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia disebut Big Five Model. Model tersebut mencakup lima faktor besar yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan openness. Dimensi extraversion mendeskripsikan seseorang yang suka bergaul, suka berteman dan tegas. Dimensi agreeableness mendeskripsikan seseorang yang bersifat baik, kooperatif, dan penuh kepercayaan. Dimensi conscientiousness mendeskripsikan seseorang yang bertanggung jawab, bisa dipercaya, gigih dan teratur. Dimensi emotional stability adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh (positif). Sedangkan untuk dimensi openness to experience adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan seseorang berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru (Robbins dan Judge, 2008).

Selain itu, menurut Robbins dan Judge (2008) kepribadian seseorang akan membentuk perilaku setiap individu. Kepribadian didefinisikan sebagai keseluruhan cara di mana seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Hal ini berkisar pada upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik yang menjelaskan perilaku seseorang.

Menurut Ida dan Tjun (2012) personality traits seseorang tidak mempengaruhi besarnya investasi yang akan dilakukan pada pilihan investasi yang berisiko (portfolio

Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap

Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya

Michelle Feodora Gunawan, Nanik Linawati dan Gesti Memarista

Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

(2)

choice of risk). Hal ini disebabkan responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Bashir et al. (2013) memiliki hasil penelitan dimana personality traits berpengaruh terhadap keputusan investasi dan memiliki pengaruh terhadap pengambilan risiko.

2. TEORI PENUNJANG

Portofolio dapat diartikan sebagai sekumpulan aset yang berupa investasi yang dimiliki oleh investor. Dalam membentuk portofolio, investor dapat melakukan kombinasi antar jenis instrumen investasi yang tersedia. Tujuan kombinasi investasi dibentuk adalah untuk mendapatkan imbal hasil dengan tingkat risiko tertentu. Hal ini dilakukan untuk mendiversifikasi risiko agar dana yang diinvestasikan mempunyai risiko yang minimum.

Portofolio dapat dilakukan dengan alokasi aset. Alokasi aset merupakan proses membagi aset yang dimiliki investor miliki dalam beberapa jenis investasi yang berbeda untuk mengurangi risiko (Kapoor, Dlabay, dan Huges, 2010). Investasi sendiri secara garis besar dikelompokan dalam dua kategori, yaitu investasi aset riil (real investment) dan investasi aset keuangan (financial investment). Investasi aset riil adalah suatu usaha investasi pada bentuk investasi yang berwujud fisik atau nyata, seperti tanah, bangunan, mobil, perhiasan, mesin, dan lain-lain. Investasi ini merupakan segala sesuatu yang dapat memiliki nilai tambah serta dapat diakses langsung oleh si pemilik kapan saja. Sedangkan investasi aset keuangan adalah usaha menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset keuangan (financial), seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain, baik pada instansi yang bergerak dibidang keuangan secara angsung maupun yang diperdagangkan di Bursa Efek.

Menurut Kapoor, Dlabay, dan Huges (2010) presentase yang harus diinvestasikan ke masing-masing jenis aset harus bedasarkan (1) umur investor, (2) tujuan investasi, (3) kemampuan toleransi risiko, (4) seberapa banyak dapat menabung dan investasi setiap tahun, (5) nilai sekarang dari investasi yang dimiliki, (6) kondisi ekonomi.

Risk tolerance mengacu pada sikap investor terhadap risiko, ketidakpastian atau hasil investasi yang bervolatilitas dimana investor bersedia menerima ketika membuat keputusan investasi (Grable, 2000).

Menurut Fred, J.Weston, and Thomas E.Copeland (1995) terdapat tiga jenis perilaku investor terhadap resiko, yaitu:

1. Aggresive adalah investor yang mengharapkan keuntungan maksimum (return) dari investasinya. Investor lebih berani dan juga tidak terlalu bermasalah dengan risiko yang ada (risk seeker). Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal balik yang sama dengan risiko yang berbeda, maka investor akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Investor jenis ini cenderung bersifat agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Pilihan investasi yang dilakukan adalah high risk – high return.

2. Moderate (Netral) adalah investor yang akan meminta kenaikan imbal balik yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umunya cukup fleksibel, bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan investasi, dan masih mau berinvestasi dengan risiko, akan tetapi lebih suka untuk berinvestasi pada jenis investasi yang tidak terlalu beresiko (risk indifference). Pilihan investasi yang dilakukan adalah

medium risk – medium return.

3. Conservative merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal balik yang sama dengan risiko yang berbeda, maka akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini merasa tidak nyaman dengan resiko, cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya. Investor jenis ini cenderung menghindari jenis investasi yang beresiko tinggi (risk averter). Pilihan investasi yang dilakukan adalah low risk – low return.

Berdasarkan jenis perilaku investor, penelitian ini hanya akan meneliti dua kategori perilaku investor saja, yaitu risk seeker dan risk averter. Hal ini disbabkan oleh teknik yang sering digunakan untuk mengukur risk tolerance adalah kuesioner yang terdiri atas pertanyaan tentang skenario hipotesis. Jawaban untuk setiap pertanyaan memiliki bobot yang berbeda, yang kemudian dijumlahkan dan skor risk tolerance diperoleh. Skor ini dapat digunakan untuk menetapkan investor untuk kategori tertentu yang spesifik yaitu investor dengan toleransi risiko rendah dan resiko tinggi (Venter, 2006: 2).

Faktor-faktor psikologis memainkan peran penting dalam menentukan perilaku investor. Personality traits merupakan dimensi yang mengacu terhadap sikap, opini, atau keyakinan setiap orang. Setiap investor memiliki dimensi yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lain. Menurut Robbins dan Judge (2012) kepribadian seseorang akan membentuk perilaku setiap individu. Dalam penelitian ini memiliki lima dimensi yaitu Big Five Models menurut Robbins dan Judge: 2012 terdiri dari :

1. Agreeableness adalah dimensi yang mengukur kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu lainnya. Dimensi ini mengacu pada orang yang percaya terhadap orang lain, mudah untuk bekerja sama, seorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Individu dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif.

2. Conscientiousness adalah dimensi yang merupakan ukuran kepercayaan. Hal ini mengacu pada individu yang gigih, berhati-hati, tekun, terorganisir dan dapat diandalkan. Tetapi dimensi conscientiousness juga dapat dicirikan melalui, keandalan yang berorientasi pada prestasi, dan tertib.

Individu conscientiousness memiliki kecenderungan teliti dan tertarik untuk belajar lebih lagi untuk mempertahankan kinerja yang baik. Investor yang memiliki dimensi ini cenderung sangat berhati-hati, memiliki perencanaan, dan mengalami kesulitan jika mendapatkan hal-hal baru untuk menjaga performa tetap baik.

3. Extraversion adalah dimensi yang mengukur tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan individu lain. Dimensi ini memiliki kepribadian yang senang untuk mengembangkan hubungan, tegas, dan mudah bersosialisasi. Individu dengan dimensi ini merupakan orang yang dominan, suka kegiatan sosial, emosi yang positif, energik, ambisius, dan berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan tingkat extraversion yang rendah. Investor yang memiliki dimensi ini cenderung lebih bertoleransi terhadap risiko. Extraversion mudah

(3)

termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat

ekstraversion rendah cenderung bersikap tenang dan

menarik diri dari lingkungannya.

4. Emotional stability adalah dimensi ini mengacu pada stabilitas emosional dan kemampuan seseorang untuk menahan stres. Individu dengan dimensi ini cenderung percaya diri, optimis, tenang, memiliki perasaan aman, dan mengalami emosi negatif yang lebih sedikit. Dimensi ini paling kuat terkait dengan kepuasan hidup, kepuasan kerja, dan tingkat stres yang rendah.

Investor yang memiliki emotional stability yang rendah cenderung memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa tidak aman, khawatir, depresi, dan cenderung labil.

5. Openness adalah dimensi yang terakhir yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Dimensi ini sangat terbuka, penasaran, dan kreatif . Individu yang memiliki dimensi ini lebih terbuka, flexible, dan mudah beradaptasi dengan hal-hal baru. Openess memiliki kapasitas untuk menyerap informasi, mudah bertoleransi, fokus, dan mampu waspada terhadap berbagai perasaan.

Investor yang memiliki nilai openness yang rendah cenderung konservatif, tidak menyukai adanya perubahan, dan berpikiran sempit.

Menurut Yohnson (2008) risk tolerance memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi investor. Dari hasil penelitian diduga pemain pasar modal memiliki risk tolerance yang tinggi, sedangkan investor yang memiliki risk tolerance yang rendah lebih banyak berinvestasi pada instrumen deposito, reksa dana, obligasi, dan real estate. Menurut Bashir,et al. (2013) personality traits memiliki pengaruh terhadap investasi dan pengambilan risiko. Penelitian ini dilakukan di Pakistan dengan 225 responden. Dimensi openness dan extraversion cenderung memilih jenis investasi yang lebih berisiko dalam berivestasi. Sedangkan dimensi agreebleness, emotional stability, dan conscientiousness lebih menjaga dan mengamankan posisi dan memilih jenis investasi berisiko rendah.

Gambar 1

Kerangka berpikir risk tolerance, personality traits terhadap Pilihan Portofolio Investor di Surabaya

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan serta kerangka berpikir yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 : Risk tolerance (aggressive dan conservative) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya

Hipotesis 2 : Personality traits (agreeableness, conscientiousness , extraversion, emotional stability, dan

openness) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012).

Populasi penelitian ini menggunakan para investor di Surabaya. Penarikan sampel dilakuan dengan menggunakan teknik penarikan Nonprobability Sampling Design yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Kriteria yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sudah berinvestasi hingga saat ini dan berdomisili di Surabaya.

b. Memiliki instrumen investasi.

Uji validitas dan reliabilitas ditujukan untuk menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan kevalidan pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Sedangkan untuk uji reliabilitas, bila cronbach alpha >0.6 maka variabel diyatakan reliabel (Ghozali, 2001). Berikut adalah hasil dari uji validitas dan reliabilitas dari pernyataan yang akan digunakan.

Penelitain ini menggunakan uji regresi logistic, dengan uji taraf nyata parameter menggunakan uji rasio likelihood dan uji wald.

Persamaan model regresi logistik binomial dapat dituliskan sebagai berikut:

(3.2) Keterangan:

:variabel dependen (p= probabilitas)

jika 0 maka memilih portofolio investasi risiko rendah, jika 1 memilih portofolio risiko tinggi b0 : konstanta

b1-b7

:koefisien regresi logistik RT : risk tolerance E :extraversion A : agreebleness ES : emotional stability O : openness C :conscientiousness

Untuk menentukan justifikasi statistik kelayakan model (Goodness of Fit), dilakukan uji Hosmer and Lameshow dengan pendekatan metode Chi square. Apabila nilai

(4)

signifikansi di atas 0,05, maka model itu sudah memenuhi (fit).

4.ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 1 diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:

p 1

p Ln

= 0,048 + 3,297 Risk Tolerance + 2,182

Extraversion – 1,303 Agreeableness – 0,378 Emotional Stability + 1,552 Openness – 1,939 Conscientiousness

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi logistik masing-masing variabel bebas digunakan Wald Test. Jika Wald Test menghasilkan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%), maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Berikut adalah hasil uji hipotesis penelitian:

a. Risk Tolerance

Nilai koefisien regresi logistik variabel risk tolerance adalah 3,297 dengan nilai exponensial sebesar 27,036. Hasil ini dapat diartikan apabila investor tergolong risk taker (skor 1), maka peluang investor memilih investasi risiko tinggi akan semakin besar yaitu 27,036 kali peluang memilih investasi risiko rendah.

Pengujian pengaruh risk tolerance terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,006 < 0,05, maka disimpulkan risk tolerance berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga risk tolerance berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, diterima.

b. Extraversion

Nilai koefisien regresi logistik variabel extraversion adalah 2,182 dengan nilai exponensial sebesar 8,865. Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi extraversion, maka peluang investor memilih investasi risiko tinggi akan semakin besar yaitu 8,865 kali peluang memilih investasi risiko rendah.

Pengujian pengaruh extraversion terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,012 < 0,05, maka disimpulkan extraversion berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga personality traits (extraversion) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, diterima.

c. Agreeableness

Nilai koefisien regresi logistik variabel agreeableness adalah -1,303 dengan nilai exponensial sebesar 0,272. Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi agreeableness, maka peluang investor memilih investasi

risiko tinggi akan semakin kecil yaitu 0,272 kali peluang memilih investasi risiko rendah. Dengan kata lain, peluang memilih investasi risiko rendah akan semakin besar.

Pengujian pengaruh agreeableness terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,140 > 0,05, maka disimpulkan agreeableness tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga personality traits (agreeableness) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, ditolak.

d. Emotional Stability

Nilai koefisien regresi logistik variabel emotional stability adalah -0,378 dengan nilai exponensial sebesar 0,685. Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi emotional stability, maka peluang investor memilih investasi risiko tinggi akan semakin kecil yaitu 0,685 kali peluang memilih investasi risiko rendah. Dengan kata lain, peluang memilih investasi risiko rendah akan semakin besar.

Pengujian pengaruh emotional stability terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,527 > 0,05, maka disimpulkan emotional stability tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga personality traits (emotional stability) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, ditolak.

e. Openness

Nilai koefisien regresi logistik variabel openness adalah 1,552 dengan nilai exponensial sebesar 4,720. Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi openness, maka peluang investor memilih investasi risiko tinggi akan semakin besar yaitu 4,720 kali peluang memilih investasi risiko rendah.

Pengujian pengaruh openness terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,017 < 0,05, maka disimpulkan openness berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga personality traits (openness) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, diterima.

f. Conscientiousness

Nilai koefisien regresi logistik variabel conscientiousness adalah -1,939 dengan nilai exponensial sebesar 0,144. Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi conscientiousness, maka peluang investor memilih investasi risiko tinggi akan semakin kecil yaitu 0,144 kali peluang memilih investasi risiko rendah. Dengan kata lain, peluang memilih investasi risiko rendah akan semakin besar.

Pengujian pengaruh conscientiousness terhadap portofolio investor menghasilkan nilai signifikansi Wald Test sebesar 0,015 < 0,05, maka disimpulkan conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap pemilihan portofolio investor di Surabaya. Berdasarkan hasil ini hipotesa 1 yang menduga personality traits (conscientiousness) berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, diterima.

(5)

Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Risk Tolerance

Dari hasil penelitian ini maka dapat dilihat risk tolerance berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya. Investor dengan risk tolerance yang rendah cenderung menaruh dana yang dimiliki pada portofolio investasi berisiko rendah seperti produk perbankan ( tabungan, deposito, dan giro), reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan pendapatan tetap, dan obligasi. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu Yohnson (2010) yang menemukan adanya pengaruh siginifikan antara risk tolerance dengan pilihan portofolio, yaitu untuk variabel risk tolerance ditemukan mempengaruhi secara significant terhadap terhadap keputusan investasi. Dari hasil penelitian ini diduga sebagian besar para pemain pasar modal saat ini memiliki risk tolerance yang tinggi, sedangkan yang memiliki risk tolerance rendah lebih banyak berinvestasi pada instrument yang lain seperti deposito, reksa dana, obligasi, emas atau real estate.

b. Personality Traits

Dari hasil pengujian penelitian ini, maka dapat dilihat bahwa personality traits (extraversion, openness, conscientiousness) memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya.

Dimensi extraversion dan openness cenderung memilih portofolio investasi risiko tinggi, sedangkan dimensi conscientiousness cenderung memilih portofolio investasi risiko rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bashir, et al. (2013) dimana menemukan bahwa extraversion dan openness memiliki signifikansi terhadap risk taking, dan conscientiousness memiliki signifikansi terhadap investasi yang aman. Ini berarti bahwa investor dengan dimensi conscientiousness lebih berhati-hati daripada investor dengan dimensi lain, dengan demikian, karakteristik investor lebih percaya pada diri mereka sendiri dalam berinvestasi. Sedangkan investor dengan dimensi extraversion suka mengambil risiko, hal yang lebih menantang, lebih berambisi dan berpikiran positif dalam berinvestasi. Dan investor dengan dimensi openness akan sangat terbuka, penasaran dan mudah beradaptasi dengan hal-hal baru, sehingga investor cenderung berpikiran terbuka dan tidak konservatif dalam berinvestasi.

Dari hasil penelitian ini, dimensi emotional stability dan agreeableness tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya. Hal ini menggambarkan bahwa investor dengan dimensi agreeableness cenderung patuh dan mengikuti informasi dari investor lainnya dalam mengambil keputusan, sehingga pilihan portofolio yang dibentuk tidak dapat menggambarkan individu investor tersebut dan pilihan dapat berubah-ubah mengikuti saran investor lain. Sedangkan investor dengan dimensi emotional stability cenderung stabil, tidak mudah panik sehingga pilihan portofolio yang dibentuk cenderung mengabaikan kondisi yang sedang terjadi.

5. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

a. Risk tolerance berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya.

b. Variabel personality traits yaitu extraversion, openness, conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya, namun variabel personality traits yaitu emotional stability dan agreeableness tidak berpengaruh signifikan terhadap pilihan portofolio investor di Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Bashir, T., Azam, N., Butt, A., Javed, A., & Tanvir, A. (2013). Are Behavioral Biases Influenced by Demographic Characteristics & Personality Traits? Evidence from Pakistan. Faculty of Management and Administration Sciences (FMAS) University of Gujrat, Pakistan.

Ghozali, I. (2006). Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, I. (2009). Ekonometrika : Teori, konsep dan aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Grable, J. E., & Lytton, R. H. (1999). Financial risk toler- ance revisited: The development of a risk assessment instrument. Financial Services Review, 8, 163–181. Grable, J.E. (2000). Financial Risk Tolerance and Additional

Factors That Affect Risk Taking in Everyday Money Matters. Journal of Business and Psychology. Ida. & Tjun,L (2012). Analisis Perbedaan Pengaruh

Personality Traits terhadap Portfolio Choice of Risk dan Ambiguity Aversion berdasarkan Gender. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Kapoor, J., Dblay, L., & Hughes R. (2010). Personal Finance (9th ed.). New York: McGraw-Hill.

Lemeshow, S., Hosmer., Klar, J., & Lwanga,S. (1990). Adequacy of Sample Size in Health Studies. England: John Wiley & Sons Ltd.

Lin, H. (2011). Elucidating the Influence of Demographics and Psychological Traits on Investment Biases. World Academy of Science, Engineering and Technology Vol:5 2011-05-21.

Markowitz, H. (1952). Portofolio Selection. The Journal of Finance, Vol. 7, No. 1. (Mar., 1952), pp. 77-91. Robbins, S. & Judge, T. (2012). Organizational Behavior

(15th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Robbins, S. and Judge, T (2008) Organizational Behavior

(12th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc Siamat, D. (2005) Manajemen Lembaga

Keuangan;Kebijakan Moneter dan Perbankan (5th

ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Falkultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Yohnson. (2011). Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor Muda Jakarta dan Surabaya. Universitas Kristen

Referensi

Dokumen terkait

Badan Pengawas harus mendorong pengembangan cara yang tepat untuk memberi informasi atau melakukan konsultasi dengan pihak yang berkepentingan serta masyaraakt

Pemahaman dan kesadaran terhadap ajaran Islam akan terarah apabila ajaran Islam ditanamkan sejak dini, maka tidak heran jika banyak Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Pemerintah yang secara tidak langsung beranggapan bahwa orang-orang yang berasal dari kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah yang memiliki riwayat catatan kejahatan tidak

Adapun pengertian kredit menurut Hasibuan (2008), kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dar kreditornya bahwa debiturnya akan

Hasil penelitian memperlihatkan peningkatan kualitas traits personality dan juga kualitas dukungan sosial yang diterima dapat memprediksi secara signifikan kualitas-kualitas

Trust in Organic Foods: The Mediating Role of Food Related Personality Traits Sustainability. Trust Personality traits Kuantitatif Variabel pengetahuan merek memiliki

Sementara pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh Personality dengan fokus pada salah satu aspek Personality “Openness to experience” dan dukungan sosial

permasalahan sistem budidaya tanaman dari praktek-praktek petani selama ini guna menuju pengembangan pertanian berbasis ekologis, (4) Uraian bagaimana petani