• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pinguekula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pinguekula"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Mata adalah anugerah yang sangat indah dari Allah SWT. Dengan Mata adalah anugerah yang sangat indah dari Allah SWT. Dengan ked

kedua ua matmata a kitkita a dapdapat at menmenikmikmati ati segsegala ala benbentuk tuk keikeindandahan han dundunia. ia. DenDengangan demikian kesehatan mata harus selalu dijaga. Kesehatan mata tidak hanya demikian kesehatan mata harus selalu dijaga. Kesehatan mata tidak hanya lahiriah yaitu sehat secara anatomi maupun fungsi, tetapi juga rohani yaitu lahiriah yaitu sehat secara anatomi maupun fungsi, tetapi juga rohani yaitu kesehatan hati.

kesehatan hati.

Terdapat beberapa kelainan yang dapat mengganggu penglihatan dan Terdapat beberapa kelainan yang dapat mengganggu penglihatan dan  penampilan. Contohnya adalah tumor jinak konjungtiva. Terdapat dua jenis  penampilan. Contohnya adalah tumor jinak konjungtiva. Terdapat dua jenis tumor jinak yang bisa tumbuh di konjungtiva yakni pinguekula dan pterigium. tumor jinak yang bisa tumbuh di konjungtiva yakni pinguekula dan pterigium. Ked

Kedua ua tumtumor or jinjinak ak ini ini dibdibedaedakan kan berberdasdasarkarkan an loklokasi asi dan dan menmenifesifestastasinyinya.a. Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar kornea dan berwarna putih kekuningan Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar kornea dan berwarna putih kekuningan yang tidak mengganggu refraksi, sementara pterigium adalah pertumbuhan yang tidak mengganggu refraksi, sementara pterigium adalah pertumbuhan   jaringan konjungtiva ke dalam kornea dan biasanya menyebabkan kelainan   jaringan konjungtiva ke dalam kornea dan biasanya menyebabkan kelainan

refraksi. refraksi.11

Pinguekula adalah suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang Pinguekula adalah suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dekat kornea. Ukurannya bisa semakin besar. Penyebabnya tidak  tumbuh di dekat kornea. Ukurannya bisa semakin besar. Penyebabnya tidak  diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata.

iritasi mata.22

Penyebab pinguekula tidak begitu dipahami dimana faktor resikonya Penyebab pinguekula tidak begitu dipahami dimana faktor resikonya adalah paparan sinar ultraviolet. Pinguekula tidak enak dilihat tetapi biasanya adalah paparan sinar ultraviolet. Pinguekula tidak enak dilihat tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang serius dan tidak perlu dibuang/diangkat. tidak menyebabkan masalah yang serius dan tidak perlu dibuang/diangkat.

(2)

Pencegahan meliputi menghindari mata dari terpaparnya sinar  ultraviolet, menghindari debu dan iritan lain yang beresiko. Prognosis umumnya baik, namun pinguekula dapat berkembang menjadi pterigium.2,4

(3)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi

Pinguekula adalah suatu tumor jinak berupa penonjolan bewarna putih kekuningan di konjuntiva yang biasanya tumbuh di daerah nasal konjungtiva.2

2.2 Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi Mata Sumber: www.Google.com

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak    bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui

konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.1

(4)

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering.1,2

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.

- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di  bawahnya.

- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat  peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.1,2

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar  dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.

Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan  pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik 

sampai kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.2

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan   bola mata.1 Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat

tersebut disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi

(5)

oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.2

Gambar 2.2 Penampang mata Sumber: www.healthwise.org

Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.

2.3 Imunologi Mata

Seperti halnya dengan respons imun yang terjadi di organ-organ lain, mata juga memberikan respons imun, baik humoral maupun selular. Respons imun humoral terutama terjadi melalui IgE dan sel mast yang mengawali reaksi alergi. IgG kadar tinggi dalam darah dapat berperan dalam penyakit autoimun yang mengenai mata seperti pemfigoid mata. Respons imun seluler  terutama melibatkan sel T.4

Mata merupakan kelanjutan susunan saraf pusat sedang konjungtiva merupakan kelanjutan dari jaringan ikat. Sel mast ditemukan dalam

(6)

konjungtiva, koroid dan saraf mata serta mukosa konjungtiva yang merupakan komponen mata. Vitreus dan kornea adalah avaskular dan tidak  dimasuki sel mast. Iris, korpus siliar, dan koroid merupakan lapisan lanjutan sebagai uvea. Uvea terlibat primer dalam hipersensitivitas seluler dan penyakit kompleks imun, sedang konjungtiva dilibatkan hipersensitivitas cepat atau alergi.4

Mata merupakan bagian tubuh yang unik yang dapat memberikan   petanda dari proses imun aktif langsung seperti endapan Corneal Immune  Rings (CIR), yang analog dengan presipitasi Ouchterlony, floating 

lymphocytes ( floaters) yang analog dengan migrasi sel dan reaksi serupa Arthus yang menimbulkan edem dan infiltrasi granulosit di kornea, konjungtiva dan kulit atas pengaruh mediator kemotaktik seperti C5a.4

2.4 Epidemiologi

Pinguekula tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Faktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat ekuator, yakni daerah yang terletak kurang 370 Lintang Utara dan Selatan dari ekuator. Prevalensi tinggi sampai 22% di daerah dekat ekuator dan kurang dari 2% pada daerah yang terletak di atas 400 Lintang. Insiden Pinguekula cukup tinggi di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu 13,1%.4

Pasien di bawah umur 15 tahun jarang terjadi Pinguekula. Prevalensi  pinguekula meningkat dengan umur, terutama dekade ke-2 dan ke-3 dari kehidupan. Insiden tinggi pada umur antara 20 dan 49. Kejadian berulang

(7)

(rekuren) lebih sering pada umur muda daripada umur tua. Laki-laki 4 kali lebih resiko dari perempuan dan berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah, riwayat terpapar lingkungan di luar rumah.2,4

2.5 Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab pasti terjadinya pinguekula tidak diketahui. Namun terdapat  beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya pinguekula.

Faktor resiko yang mempengaruhi

 pinguekula

adalah

lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, iritasi

kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter.

4

1. Radiasi ultraviolet

Faktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pinguekula adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Letak lintang, waktu di luar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor   penting.3,5

2. Faktor Genetik 

Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pinguekula dan berdasarkan penelitian case control  menunjukkan riwayat keluarga dengan pinguekula, kemungkinan diturunkan autosom dominan.

(8)

3. Faktor lain

Iritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari pinguekula. Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye juga dapat menyebabkan pinguekula.2,6

2.6 Patogenesa

Lesi degeneratif dari konjungtiva bulbar ini terjadi sebagai hasil dari radiasi sinar ultraviolet (UV), namun sering juga dihubungkan dengan iritasi  benda iritan seperti debu. Sel epithelium yang melapisi pinguekula dapat saja

normal, menipis, atau menebal. Sementara kalsifikasi jarang terjadi.3

Pinguekula biasanya terjadi secara bilateral, karena kedua mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak dengan sinar ultra violet, debu dan kekeringan.3

Daerah nasal konjungtiva relatif mendapat sinar ultra violet yang lebih  banyak dibandingkan dengan konjungtiva yang lain, karena disamping kontak 

langsung, juga dari pantulan hidung. Hal ini mengakibatkan pinguekula lebih sering terjadi pada daerah nasal konjungtiva.2,3

Pinguekula dianggap terjadi akibat degenerasi atau degradasi serat kolagen dalam konjungtiva. Degenerasi konjungtiva menciptakan deposit dan  pembengkakan jaringan yang biasanya akan datar.

Pinguekula lebih umum terjadi pada orang paruh baya atau lebih tua. Hal ini karena seiring bertambahnya usia, kelenjar lakrimalis mulai menurun

(9)

fungsinya untuk membasahi mata sehingga mata cenderung kering dan tidak  terlindungi. Namun, mereka bisa muncul lebih awal jika seseorang di bawah sinar matahari sangat sering. Pinguekula mungkin bertambah parah dari waktu ke waktu dan tumbuh lebih besar terutama jika perlindungan terhadap matahari tidak digunakan.

2.7 Manifestasi Klinis

Pinguekula sering bermanifestasi di dekat limbus pada zona interpapebral, paling sering daerah nasal, berupa penonjolan putih kekuningan, deposit subepithelial yang amorf. Pinguekula dapat membesar secara bertahap dalam periode waktu yang lama. Inflamasi berulang dan iritasi okuli mungkin dijumpai.2

Gambar 2.3 Pinguekula Sumber: www.ocularpathology.com Cancel Download And Print

(10)

Gambar 2.4 Pinguekula Sumber: http://www.stlukeseye.com

2.8 Diagnosis

Seorang dokter mata biasanya dapat mendiagnosa pinguekula dengan observasi eksternal, secara umum menggunkan instrumen yang disebut slit lamp. Slit lamp adalah sebuah mikroskop dengan sumber cahaya dan dapat memperjelas struktur mata bagi pemeriksa. Bagaimanapun, karena pinguekula dapat saja terlihat seperti pertumbuhan jaringan mata yang serius, penting bagi  penderita untuk memeriksakan mata mereka pada ahli mata yang profesional.

 Evaluasi Laboratorium

Secara histopatologi, jaringan kolagen subepitelial menjadi   berfragmen, bergelombang, dan lebih basofilik dengan pewarnaan

hematoksilin-eosin. Jaringan juga diwarnai dengan pewarna jaringan elastic dan bukan jaringan yang tidak elastic. Jaringan ini biasanya tidak elastik  terhadap terapi dengan elastase yang tidak mencegah pewarnaan positif untuk 

(11)

  pada jaringan elastic disebut elastoid  atau degenerasi elastotik atau secara sederhana, elastosis.

Ada 3 karakteristik pinguekula yang konsisten:

1. Degenerasi basofilik kolagen (elastosis). Perubahan ini bermanifestasi sebagai nodul dari degenerasi basofilik terfragmentasi (panah berlabel di fotomikrograf mag rendah di bawah dan panah no. 1). Juga disebut degenerasi kolagen elastotic karena akan merosot noda hitam dengan Verhoeff-van Gieson noda dan memberikan penampilan serat elastis. Kontroversi muncul karena beberapa peneliti percaya sudah ada serat elastis yang terlibat sementara yang lain menunjukkan elastase yang tidak menghilangkan noda tersebut. Ada juga mungkin degenerasi kolagen urat saraf yang tidak basofilik.

Gambar 2.5 Histopatologi Pinguekula Sumber: www.ocularpathology.org

2. Peradangan kronis di substantia propria. Peradangan biasanya dimediasi oleh limfosit dan sel-sel inflamasi mononuklear (panah No. 2 di pembesaran tinggi).

3. Peningkatan vaskularisasi (panah No. 2 dan panah No. 3 pada perbesaran tinggi). Tidak ada dari temuan ini yang khusus, namun mereka hampir tidak 

(12)

  berubah. Selain epitel yang melapisi dikatakan menipis, epitel dapat pula hiperplastik atau displastik (dalam hal diagnosis utama adalah displasia). Mungkin terdapat pula fokus keratinisasi.

Gambar 2.6 Histopatologi Pinguekula Sumber: www.ocularpathology.com

2.9 Penatalaksanaan

Terapi lubrikasi untuk mencegah iritasi sering digunakan secara klinis. Eksisi jaringan pinguekula hanya diindikasikan ketika pinguekula mengganggu tampilan kosmetik atau lebih jauh pinguekula tersebut menjadi meradang secara kronis. Penggunaan dari steroid topical dapat juga dipertimbangkan pada pasien dengan inflamasi kronis.2,3

Bagaimanapun, proses penyembuhan pasca operasi pengangkatan  jaringan pinguekula, walaupun tidak sakit, biasanya membutuhkan waktu yang lama. Biasanya juga terdapat angka kekambuhan yang tinggi (50-60% di   beberapa daerah). Sehingga, operasi biasanya dihindari jika masalah yang

timbul akibat pinguekula tidak begitu signifikan.2,5,6

(13)

Komplikasi pinguekula termasuk; merah, iritasi, skar kronis pada konjungtiva dan kornea, pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan   penglihatan sentral berkurang, skar pada otot rektus medial yang dapat

menyebabkan diplopia.2,5,6

Komplikasi sewaktu operasi antara lain perforasi korneosklera,  graft  oedem, graft hemorrhage , graft retraksi , jahitan longgar, korneoskleral dellen, granuloma konjungtiva, epithelial inclusion cysts, skar konjungtiva, skar  kornea dan astigmatisma, disinsersi otot rektus. Komplikasi yang terbanyak  adalah rekuren pinguekula post operasi.2,6

Beberapa metode telah digunakan untuk mengurangi kekambuhan  pasca operasi. Satu metode yang dapat dipertimbangkan adalah radiasi beta. Walaupun metode ini efektif pada pertumbuhan ulang pinguekula yang lambat, metode ini dapat menimbulkan katarak. Metode yang aman digunakan adalah penggunaan agen antikanker topikal yakni mitomycin-C.2,3

2.10 Pencegahan

Belum ada hal yang begitu pasti untuk mencegah timbulnya kelainan ini, ataupun mencegah pinguekula berkembang jadi pterigium. Bagaimanapun, timbulnya pinguekula dan pterigium telah dihubungkan dengan radiasi sinar  ultraviolet. Oleh karena itu, paparan terhadap sinar matahari harus dikurangi. The American Optometric Association (AOA) menyarankan bahwa  sunglasses yang dipakai harus mampu menahan 99-100% dari sinar UV-A dan

UV-B. Pasien juga dapat menghindari debu dan iritan lain yang terdapat di lingkungan.2,4

(14)

2.11 Prognosis

Biasanya pinguekula tumbuh secara lambat dan jarang sekali menyebabkan kerusajan yang signifikan sehingga prognosis terbilang baik. Sekali lagi, sebuah diagnosis harus dibuat untuk menyingkirkan kelainan yang serius.2,5

(15)

BAB III KESIMPULAN

Pinguekula adalah salah satu dari jenis tumor jinak yang terdapat pada konjungtiva. Terdapat dua jenis tumor jinak yang bias tumbuh di konjungtiva yakni pinguekula dan pterigium. Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar  kornea dan berwarna putih kekuningan yang tidak mengganggu refraksi.

Pinguekula tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Penyebab pasti terjadinya pinguekula tidak diketahui. Namun terdapat  beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya pinguekula.

Faktor resiko yang mempengaruhi

 pinguekula

adalah

lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, iritasi

kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter.

Biasanya pinguekula tumbuh secara lambat dan jarang sekali menyebabkan kerusajan yang signifikan sehingga prognosis terbilang baik. Sekali lagi, sebuah diagnosis harus dibuat untuk menyingkirkan kelainan yang serius.

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi Mata Sumber: www.Google.com
Gambar 2.2 Penampang mata Sumber: www.healthwise.org
Gambar 2.3 Pinguekula Sumber: www.ocularpathology.comCancelDownload And Print
Gambar 2.4 Pinguekula Sumber: http://www.stlukeseye.com
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian secara keseluruhan hasil perhitungan melalui percobaan Broomstick ini dapat disimpulkan bahwa tampang lintang total Nitrogen- 14 yang terkandung padafile

Probolinggo Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020, dan disahkannya Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pendahuluan (segar, fermentasi padat, fermentasi cair) dan waktu fermentasi terhadap rendemen dan karakteristik

Penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan dan evaluasi dari penerapan Program Keluarga Harapan sering dilakukan untuk mengukur bagaimana progres dan perkembangan Program

jumlah tahun kabisat di (e). g) Carilah angka jumlah hari terdekat dari tabel rumus bulan Hijriah untuk mengurangi hasil dari (f). i) Hasil pengurangan ini merupakan tanggal

Baik para sufi dan filosof muslim –yang memiliki perbedaan dalam mengkaji persoalan jiwa- sebenarnya memiliki titik temu yaitu bahwa jiwa merupakan unsur yang tidak tampak

Setelah terbukti tidak ada gejala heterokesdastisitas dan terdistribusi normal maka untuk mengetahui pengaruh etika bisnis Islam pedagang pakaian terhadap tingkat penjualan

saran dari hasil penelitian ini yaitu: (i) bagi dewan kyai, muallim dan musyrif-musyrifah, murobbi-murobbiyah di Ma’had UIN yaitu perlu meningkatkan dan