• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Lisa Dani Saputri*, Anny Sovia**, Ratulani Juwita**

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR. **) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep siswa yang masih rendah, keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang dan siswa yang pintar kurang mau berbagi ilmu pengetahuan dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs lebih baik daripada pemahaman konsep siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 27 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, dengan kelas VIII5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian adalah tes akhir. Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk uraian dengan reliabilitas tes (𝑟11)= 0,82 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361, berarti soal tes dinyatakan reliabel karena 𝑟11> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t satu pihak. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai ttabel = 1,676 dan thitung = 1,8081. Hipotesis diterima karena thitung> ttabel, sehingga hipotesis yang diajukan diterima pada taraf nyata 𝛼 = 0,05. Kesimpulan penelitian adalah pemahaman konsep siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe

Practice Rehearsal Pairs lebih baik daripada pemahaman konsep dengan

menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 27 Padang.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep Matematis, Practice Rehearsal Pairs

PENDAHULUAN

Matematika merupakan

suatu ilmu yang mempunyai

peranan besar dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan matematika menjadikan matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan.

Hasil observasi yang

dilakukan pada tanggal 8-11

Agustus 2015 di SMPN 27 Padang, diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru, dimana guru menjelaskan materi dan siswa hanya cenderung menunggu penyampaian

(2)

dari guru tanpa mau berusaha

menemukan konsep yang

dibutuhkan. Masalah lain yang ditemukan adalah siswa tidak percaya diri untuk menanyakan

materi yang belum dipahami,

kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pelajaran matematika dan dapat meningkatkan

pemahaman konsep yang baik

adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice

Rehearsal Pairs. Menurut Silberman (2009: 228) : ”Practice

Rehearsal Pairs (latihan praktek

berpasangan) adalah strategi

sederhana untuk melatih kecakapan atau prosedur dengan partner

belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa kedua partner dapat melaksanakan kecakapan atau prosedur”.

Tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui apakah

pemahaman konsep matematis siswa

dengan menerapkan strategi

pembelajaran aktif tipe Practice

Rehearsal Pairs lebih baik dari pada

pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN

27 Padang Tahun Pelajaran

2015/2016.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Affina Yetti (2012) dengan judul ” Pengaruh penerapan strategi belajar aktif tipe Practice

Rehearsal Pairs terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMPN 1

Sasak Ranah Pasisie Tahun

Pelajaran 2011/2012”. Hasil

penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa kemampuan

pemecahan masalah matematis

siswa lebih baik dengan

menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

menggunakan pembelajaran

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 April 2016 sampai tanggal 02 Mei 2016 pada semester II di kelas VIII SMPN 27 Padang

Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Rancangan penelitian yang

digunakan adalah random terhadap subjek. Menurut Arikunto (2010: 126) random terhadap subjek adalah desain yang banyak digunakan, baik

subjek kelompok eksperimen

maupun subjek kelompok

pembanding telah ditentukan secara random. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan yaitu penerapan strategi

Practice Rehearsal Pairs pada

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dan Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah pemahaman konsep

matematis siswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII2 sampai dengan VIII8 SMPN 27 Padang yang terdaftar pada Tahun

Pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan secara acak karena populasi dalam penelitian ini normal, homogen dan memiliki kesamaan rata-rata, dan kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen adalah kelas VIII5 dan kelas kontrol VIII6.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir

dalam bentuk esai yang

mengandung indikator pemahaman konsep. Mengukur pemahaman konsep siswa dengan menggunakan rubrik analitik yang berpedoman pada Iryanti (2004:14). Sebelum dilakukan tes akhir, dilakukan uji coba soal tes di SMPN 27 Padang diperoleh reliabilitas tes (r11) = 0,82.

Berdasarkan kriteria

reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:239), maka soal tes dikatakan reliabel. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji-t satu pihak. Sebelum melakukan uji-t satu pihak dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada kelas sampel.

(4)

Pengujian berpedoman pada rumus yang dilakukan oleh Sudjana (2005:239). Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang

dilaksanakan diperoleh hasil

penelitian yaitu tes pemahaman konsep siswa. Tes akhir diperoleh dari data pemahaman konsep siswa pada tipe Practice Rehearsal Pairs dan pembelajaran konvensional. Skor pemahaman konsep yang di peroleh dari hasil tes akhir pada kedua kelas sampel ini dilakukan perhitungan rata-rata (𝑋), simpangan baku (S), Xmaks, Xmin. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Rata-rata (𝒙 ), Simpangan Baku (s), Xmaks, Xmin

Pada Kelas Sampel

Kelas Sampel

𝐗 S Xmaks Xmin Eksperimen 67,44 18,00 94 82 Kontrol 59,93 15,93 35 30

Bedasarkan Tabel 1 dapat dilihat skor rata-rata pemahaman konsep matematis siswa di kelas

eksperimen lebih tinggi dari skor

rata-rata pemahaman konsep

matematis siswa di kelas kontrol. Kemudian simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa

pada kelas eksperimen lebih

beragam sehingga nilai siswa tersebar menjauhi nilai rata-rata kelas.

Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 1,8081 dan ttabel= 1,676 pada α = 0,05, karena thitung > ttabel berarti H0 ditolak, dengan demikian terima H1,

sehingga dapat disimpulkan

pemahaman konsep matematis siswa

dengan menerapkan strategi

pembelajaran aktif tipe Practice

Rehearsal Pairs lebih baik daripada

pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran aktif tipe

Practice Rehearsal Pairs

dilaksanakan pada kelas eksperimen. Strategi pembelajaran aktif tipe

Practice Rehearsal Pairs

(5)

pemahaman konsep matematis siswa. Tipe Practice Rehearsal Pairs ini diawali dengan guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok bahasan yang dilaksanakan. Kemudian guru

memberikan kecakapan atau

prosedur kepada siswa berupa lembar

soal latihan yang akan

didemonstrasikan kepada

pasangannya dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal pada lembar soal latihan secara individu. Guru meminta siswa yang

berperan sebagai demonstrator

mendemonstrasikan kecakapan

berupa soal kepada pasangannya dan pasangannya yang berperan sebagai

pengecek menverifikasi bahwa

penjelasan demonstrator adalah benar dan menanyakan bila ada yang tidak mengerti.

Guru memutar balik peran. Siswa yang awalnya berperan sebagai demonstrator bertukar peran menjadi pengecek/pengamat dan siswa yang berperan sebagai pengecek bertukar

peran menjadi demonstrator.

Kegiatan diulang lagi dari awal dimana penjelas atau demonstrator baru mendemonstrasikan kecakapan

berupa soal yang baru kepada pengecek baru, kemudian pengecek

menverifikasi bahwa jawaban

demonstrator adalah benar dan bertanya jika ada penjelasan yang tidak mengerti.

Hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa secara umum siswa telah mampu memahami konsep matematika. Namun jika

dibandingkan dengan kelas

eksperimen, kelas kontrol lebih

banyak melakukan kesalahan.

Contoh hasil jawaban siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Hasil Tes akhir Siswa Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 1, siswa telah benar dalam mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

Berikut ini contoh jawaban siswa kelas kontrol:

(6)

Gambar 2. Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol

Berdasarkan jawaban siswa di atas,

siswa belum mampu

mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya dengan sempurna.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah di kemukakan di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa pemahaman

konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs lebih baik daripada pemahaman

konsep matematis siswa

dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN

27 Padang Tahun Pelajaran

2015/2016.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2009).

Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

. (2010).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Iryanti, Puji. (2004). Penilaian

Unjuk Kerja . Yogyakarta:

Depdiknas.

Muliyardi. (2002). Strategi

Pembelajaran matematika.

Padang: FMIPA UNP.

Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran

Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Silberman, Mel. (2009). Aktif

Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Yetti, Affina. (2012). Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Practice Rehearsal

Pairs terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sasak Ranah Pasisie Tahun Pelajaran 2011/2012.

Skripsi. STKIP PGRI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Istiana Dewi (2011) dengan judul “ Keefektifan Teknik Brainwriting dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Naskah

Lebih lanjut dijelaskan oleh Rahmat (2000) bahwa orang yang memandang positif dirinya, memiliki kepekaan akan kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah

Kegiatan KTS tersebut dilaksanakan di Desa Pandansari Ponco Kusumo Kabupaten Malang, Dengan diadakannya kegiatan tersebut, peserta didik diharapkan mendapat gambaran

Pada Bab 4 ini penulis akan menyajikan pembahasan yaitu membandingkan antara teori dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny “I” G1P0000 sejak

Penulis mempersembahkan (laporan) Skripsi dengan judul “Pola Perubahan Aktivitas Antioksidan, Kandungan Vitamin C, dan Kandungan Total Fenol pada Kol Putih ( Brassica oleracea

Kubu Raya pada saat pembelajaran berlangsung berjalan dengan lancar yaitu dimulai pada awal September hingga akhir bulan September walalupun kadang asap menyelmuti alam

Tujuan riset ini sendiri adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan sektor farmasi

mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Dari struktur ini terbagi lagi menjadi enam perangkat yakni elemen 5W+1H atau what, who, when, where,