• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA

TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI

RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Rindhi Indhah Kusuma Wardhani

NIM B12039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Suroto, S.Pd sekalu Ketua RT RT 03 RW 04 Desa Jetak Tani Sidoharjo

Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Seluruh responden dalam penelitian ini yang telah bersedia dalam pengisian kuesioner guna penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

v

7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

(6)

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Rindhi Indhah Kusuma Wardhani NIM. B12039

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI

RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN xiii + 48 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Masih kurangnya pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi dan kurangnya partisipasi warga untuk mengujungi Posyandu

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada 12 Maret 2015. Yang digunakan adalah 47 ibu yang memiliki balita. Data pengetahuan ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji coba instrumen. Analisis data menggunakan analisis univariat tentang pengetahuan ibu tentang posyandu

Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%) Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas tingkat pengetahuan cukup

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu, posyandu Kepustakaan : 17 literatur (tahun 2008 – 2013)

(7)

vii MOTTO

Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think ( Albert Einstein )

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri

( Robert Collier )

Ada dua cara untuk menjalani hidup ini dengan mudah, percaya pada segala sesuatu atau meragukan segala sesuatu. Kedua cara tersebut membebaskan kita

dari berfikir ( Theodore Rubin )

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih dan syujud sukur kepada Allah SWT atas kesabaran dan kemudahan sehingga KTI ini bisa terselesaikan

2. Ayah dan Ibu beserta keluarga besar Hadi Soekarno terima kasih do’a hingga menjadikanku seperti ini

3. Dosen Pembimbing Ibu Riadini Wahyu Utami SST dan Pembimbing Akademik Ibu Ika Budi Wijayanti, SST. M.Sc, terima kasih bimbingan yang telah diberikan selama ini.

4. Teman-teman Kelas 3A terima kasih untuk kebersamaan selama ini, susah senang dijalani bersama.

5. Teman-teman “Kost Rara” Hanifa, Eka, Arum, Yeni kalian sahabat terbaik, saling mendukung dan memberi motivasi

(8)
(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pengetahuan ... 7

2. Posyandu ... 18

(10)

x

C. Kerangka Konsep ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Definisi Operasional ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

I. Etika Penelitian ... 38

J. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian ... 41

B. Hasil Penelitian ... 41

C. Pembahasan ... 43

D. Keterbatasan Penelitian ... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 26 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 27

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 30 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ... 31 Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ... 39 Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Validitas

Lampiran 11. Kunci Jawaban Validitas Lampiran 12. Kuesioner Penelitian Lampiran 13. Kunci Jawaban Penelitian

Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabelitas Lampiran 15. Hasil Uji Validitas

Lampiran 16. Hasil Uji Reliabelitas Lampiran 17. Hasil Penelitian

Lampiran 18. Hasil perhitungan manual Lampiran 19. Hasil perhitungan dengan SPSS Lampiran 20. Dokumentasi penelitian

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi,

pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2007).

Tujuan dikembangkannya posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera, berkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini hakikatnya adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah karena memerlukan pengertian, kesadaran dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan mereka sendiri serta upaya-upaya pemecahannya, untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan

(15)

masyakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI tahun 2013 cakupan imunisasi BCG di Indonesia yaitu sebanyak 4.649.490 anak (99,6%), DPT sebanyak 4.666.803 anak (100%), Polio sebanyak 4.570.535 anak (100%), campak sebanyak 4.498.419 akan (99,3%) (Depkes RI, 2013). Hasil tersebut menunjukkan bahwa cakupan imuniasi sudah memenuhi target. Namun, lain halnya dengan kejadian Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,88%. Persentase balita dengan gizi kurang tertinggi di Kota Tegal (13,83%) dan terendah di Kabupaten Pekalongan (0,06%) dikarenakan warga yang masih kurangnya pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi dan kurangnya partisipasi warga untuk mengujungi Posyandu (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

Hasil survei pendahuluan pada bulan oktober yang dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen berdasarkan data Posyandu Bougenvil III jumlah semua balita (S) 47 kunjungan dan jumlah balita yang datang (D) sebanyak 32 kunjungan (68%), balita yang mempunyai KMS (K) sebanyak 45 balita dan yang mengalami kenaikan berat badan (N) sebanyak 9 balita. Berdasarkan data di atas terdapat balita yang mengalami kenaikan berat badan hanya 9 balita karena kunjungan balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi,

(16)

3

kurang teratur setiap bulannya. Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap 10 ibu balita didapatkan 6 ibu balita (60%) bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu dan 4 ibu balita (40%) tidak bisa menjawab tentang posyandu.

Berdasarkan data di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen. 2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian, yaitu :

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu pada tingkat pengetahuan baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu pada tingkat pengetahuan cukup.

(17)

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu tingkat pengetahuan kurang.

d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang psyandu.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang posyandu.

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan tentang posyandu. 3. Posyandu

Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya memberikan konseling atau penyuluhan sehingga masyarakat bersedia untuk mengunjungi Posyandu pada saat pelayanan.

E. Keaslian Penelitian

1. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta” Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan studi observasional deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di Kelurahan Sangkrah Pasar Kliwon Surakarta pada bulan Oktober 2011.

(18)

5

Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 90 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan ibu balita tentang posyandu terdiri atas 28 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban benar atau salah. Simpulan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu pengetahuan cukup sebanyak 48 responden (53,3%), tingkat pengetahuan ibu balita tentang tingkatan posyandu sebanyak 41 responden (45,6%) tingkat pengetahuan baik, pengetahuan ibu balita tentang tujuan posyandu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 58 responden (64,4%), tingkat pengetahuan ibu balita tentang penyelenggaraan posyandu pada pengetahuan cukup sebanyak 69 responden (76,7%), tingkat pengetahuan ibu balita tentang kegiatan pokok posyandu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 49 responden (54,4%).

Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah jenis penelitian, tempat, waktu, hasil, dan responden. Sedangkan kesamaan keaslian dengan penelitian adalah instrumen penelitian.

2. Prihatiningsih (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian ini menggunakan studi observasional deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen pada tanggal 15 Juni 2012. Sampel berjumlah 43 ibu. Teknik sampling dengan menggunakan total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

(19)

balita tentang posyandu. Dengan hasil tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen pengetahuan baik sebanyak 6 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (72%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (14%).

Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah tempat, waktu, jenis penelitian dan sampel. Sedangkan persamaan keaslian dengan penelitian adalah teknik pengambilan sampling dan instrumen penelitian.

(20)

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Jenis Pengetahuan

Nasir (2011), berpendapat bahwa jenis pengetahuan meliputi: 1) Pengetahuan biasa

Pengetahuan biasa disebut juga knewledge of the man in the street atau ordinary knowledge atau common sense knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subyektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal dengan demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar sejauh mana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.

(21)

2) Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yang telah menetapkan objek khas dengan menerapkan metodologis yang khas pula.

3) Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis dan spekulatif.

4) Pengetahuan agama

Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama memiliki sifat dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga pernyataan-pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agam memiliki nilain kebenaran sesuai dengan keyakinan.

c. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

(22)

9

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

(23)

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. 5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

(24)

11

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

(25)

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

(26)

13

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

(27)

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

(28)

15

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Mubarak (2012), mengatakan bahwa terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

(29)

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan yaitu pertumbuhan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

(30)

17

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

(31)

lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

2. Posyandu a. Pengertian

Ismawati (2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas,

(32)

19

dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

Depkes RI (2006), berpendapat bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. b. Tujuan Posyandu

Pendapat Prasetyawati (2012), tujuan posyandu meliputi : 1) Menurunkan Angka Kematian ibu dan anak.

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate).

3) Mempercepat penerimaan NKKBS.

4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat. 5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.

6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.

c. Sasaran Posyandu

Prasetyawati (2012), menyebutkan sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:

(33)

2) Anak Balita 1 – 5 tahun

3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui 4) Wanita Usia Subur (WUS)

d. Fungsi Posyandu

Depkes (2006), mengatakan bahwa Posyandu berfungsi sebagai berikut:

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

e. Manfaat Posyandu

Ismawati (2010), berpendapat bahwa manfaat Posyandu yaitu: 1) Bagi Masyarakat

Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat, ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet

(34)

21

tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.

2) Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. 3) Bagi Puskesmas

Depkes RI (2006), manfaat posyandu bagi Puskesmas, yaitu: a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan secara terpadu.

4) Bagi Sektor Lain

Depkes RI (2006), mengatakan bahwa manfaat posyandu bagi sektor lain, yaitu:

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB.

(35)

b) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.

f. Pelayanan Posyandu

Ismawati (2010), mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan posyandu dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus mencakup 5 pokok kegiatan, yaitu:

1) Kegiatan Meja 1: Pendaftaran, balita, ibu hamil dan ibu menyusui Adapun rincian kegiatan di meja 1, yaitu

a) Pendaftaran balita

(1) Balita didaftar formulir pencatatan balita

(2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

(3) Bila anak belum punya KMS berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu

(36)

23

balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

b) Pendaftaran ibu hamil

Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menunju ke meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas meja 5. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas dan ibu menyerahkan kertas langsung kepada petugas di meja 5.

2) Kegiatan Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita Kegiatan di meja 2, meliputi:

a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang teselip di KMS.

b) Selesai ditimbang ibu dan anaknya dipersilakan menuju meja 3 (meja pencatatan).

3) Kegiatan Meja 3: pencatatan hasil penimbangan a) Buka KMS balita yang bersangkutan.

b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.

c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.

d) Bila ada kartu kelahiran catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.

(37)

e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.

f) Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkiraan bulan lahir anak dan catat.

4) Kegiatan Meja 4: penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

5) Kegiatan Meja 5

Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas.

g. Kegiatan Utama Posyandu

Depkes (2006), mengatakan bahwa kegiatan utama Posyandu meliputi: 1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Ibu hamil

Penyelenggaraan yang diselenggarakan ibu hamil, mencakup kegiatan penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader Posyandu.

b) Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina), pemberian vitamin A dan tablet besi, perawatan payudara dan senam nifas.

(38)

25

c) Bayi dan Anak Balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak, untuk itu diperlukan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Jenis pelayanan Posyandu mencakup penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

2) KB

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian Pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB.

3) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilakukan apabila ada petugas kesehatan. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

4) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe.

(39)

5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.

2. Waktu Penyelenggaraan Posyandu

Depkes RI (2006), mengatakan bahwa waktu penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. 3. Tempat penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat, tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa, kelurahan, balai RT/RW dusun serta salah satu ruangan perkantoran (Depkes RI, 2006).

(40)

27

Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011), Mubarak (2012), Depkes RI (2006) Posyandu 1. Pengertian 2. Tujuan Posyandu 3. Sasaran Posyandu 4. Fungsi Posyandu 5. Manfaat Posyandu 6. Pelayanan Posyandu 7. Kegiatan Utama Posyandu 8. Waktu Penyelenggaraan Posyandu 9. Tempat penyelenggaraan Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi 1.

(41)

Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita Baik Cukup Kurang C. Kerangka Konsep Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Umur

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Minat 4. Pengetahuan 5. Kebudayaan lingkungan sekitar 6. Informasi Faktor pendorong dan penghambat

(42)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent). Tanpa membuat perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian

kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2015.

(43)

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok, masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik (Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47 ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden.

3. Teknik Pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Total sampling adalah cara penentuan sampel jika jumlah populasi dijadikan sampel (Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini sampel yang ditentukan adalah sebanyak 47 responden.

(44)

31

31 D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur Skala Pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu Kemampuan ibu menjawab dengan benar tentang posyandu yang meliputi pengertian, tujuan posyandu, Sasaran, fungsi posyandu, manfaat, pelayanan, kegiatan utama, waktu penyelenggaraan, tempat penyelenggaraan 1. Baik

Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2. Cukup

Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD 3. Kurang

Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

(45)

32 F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner adalah daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan yang sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah, pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable Pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu 1. Pengertian 1,3,4,5* 2,6 6 2. Tujuan Posyandu 7,8 9*,10*,11 5 3. Sasaran Posyandu 12,15,16 13,14 5 4. Fungsi Posyandu 20,21,22* 17,18,19 6 5. Manfaat Posyandu 23*,26,27* 24,25* 5 6. Pelayanan Posyandu 34,38 35,36*,37,39 6 7. Kegiatan Utama Posyandu 28,30,33 29,31,32 6 8. Waktu Penyelenggaraan Posyandu 40,44 41,42,43* 5 22 22 44

Sumber: Data Primer (2014)

Ket: *) : nomor kuesioner tidak valid

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.

(46)

33

33

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dilakukan tanggal 5 Februari 2015 di Desa Mekar Sari Sragen dengan 30 responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat (2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361). Pada penelitian ini menggunakan

taraf signifikan 0,05 dan rtabel. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 9

nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 5,9,10,22,23,25,27,36 dan 43, dikarenakan nilai rhitung < 0,361, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid

tidak digunakan dalam penelitian.

( )

X }{N Y -

( )

Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 - S S S S S S S = N rxy

(47)

34 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

ú û ù ê ë é S -úû ù êë é -= t b k k r 2 2 11 1 1

s

s

Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)

(Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha

cronbach’s sebesar 0,874 > 0,70, sehingga instrumen dinyatakan reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Hidayat (2011), berpendapat bahwa teknik pengumpulan data adalah cara peneliti mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:

(48)

35

35 1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder yang didapatkan pada penelitian ini yaitu jumlah ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen dan data ini di dapatkan dari buku kunjungan di posyandu.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010) adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

(49)

36

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

(50)

37

37

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n x

å

Keterangan : X : Rata-rata ( mean )

å

x

: Jumlah seluruh jawaban responden n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : SD = 1 ) ( 2 2 --

å

å

n n xi xi Keterangan: x : Nilai responden n : Jumlah responden

(51)

38

Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen digunakan rumus persentase. Pendapat Riwidikdo (2010), rumus persentase yaitu:

Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan

Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah total responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

(52)

39

39 3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir)

(53)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen. Berdasarkan letak desa batas wilayah sebelah Barat yaitu Jetak Pabrik, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Jetak Gayam, sebelah Utara berbatasan dengan desa Duyungan. Demi menunjang kesehatan masyarakat Desa Jetak Tani terdapat Puskesmas Sidoharjo Sragen dan terdapat bidan desa. Sebagian besar masyarakat di Desa Jetak Tani sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pegawai pabrik.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Perhitungan

Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo. Berdasarkan perhitungan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel N Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen

(54)

41

2. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 7 31 9 14,9 66,0 19,1 Total 47 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas pengetahuan responden tentang posyandu adalah cukup.

3. Karakteristik Responden

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan umur

No Umur Frekuensi Responden Prosentase (%) 1 2 3 21 – 24 tahun 25 – 28 tahun 29 – 32 tahun 14 25 8 29,8 53,2 17,0 Total 47 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas umur ibu adalah 25 – 28 tahun.

(55)

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%). Jadi mayoritas tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada tingkat cukup sebanyak 31 responden (66,0%). Berdasarkan umur responden umur 21 – 24 tahun 14 responden (29,8%), umur 25 – 28 tahun 25 responden (53,2%), umur 29 – 32 tahun 8 responden (17,0%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.

Menurut Mubarak (2012), bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

(56)

43

Berdasarkan analisis kuesioner jawaban responden mayoritas menjawab dengan benar yaitu pada item pernyataan pengertian posyandu. Ismawati (2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki balita pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%) tentang Posyandu. Menurut Mubarak (2012), mengatakan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

(57)

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%), dikarenakan sebagian besar pekerjaan responden sebagai petani dan ibu rumah tangga. Sehingga dengan kesibukan bertani akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan serta kesibukan mengurus balita mereka berdampak pada tingkat pengetahuan yaitu hanya pada tingkat pengetahuan cukup.

Berdasakan analisis kuesioner dari item pernyataan kegiatan utama posyandu mayoritas jawaban responden salah. Depkes RI (2006), mengatakan bahwa waktu penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari dalam sebulan.

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%), dikarenakan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen belum diadakan penyuluhan tentang posyandu, sehingga informasi yang didapatkan hanya dari majalah dan lokasi desa menghambat informasi yang mereka dapatkan. Sedangkan menurut Mubarak (2012), kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik

(58)

45

dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala

Waktu pengambilan data saat pengisian kuesioner ada sebagian responden mengisi pernyataan tidak lengkap sehingga peneliti harus mengunjungi ke rumah responden untuk pengisian kuesioner yang terlewati.

2. Kelemahan

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

(59)

46 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen, hasil dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%),

2. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%)

3. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%).

4. Faktor pendorong dalam penelitian ini adalah umur. Sedangkan faktor penghambat dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan, minat, pengalaman, informasi dan kebudayaan lingkungan sekitar.

(60)

47

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan para ibu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen lebih memperluas pengetahuan dengan banyak mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan tenaga kesehatan setempat.

2. Bagi Profesi

Bagi bidan hendaknya perlu mengadakan penyuluhan secara berkala dan intensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya posyandu bagi masyarakat

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengingat keterbatasan penelitian ini hendaknya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel penelitian.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC

Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL POSYANDU)

Dinkes Jawa Tengah, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 20 Oktober 2014

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayaningsih, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di

Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis

Ilmiah.

Hidayat A. A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medik

Ismawati, C, 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk bidan dan Kader. Yogyakarta: Medical Book

Mubarak, W.I., 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Nasir, A. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembutan

Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika

Nototatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta

–––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Prasetyawati, A.E, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium

Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Medikal Book

Prihatiningsih, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di

Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen. Karya Tulis

(62)

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori
Gambar 2.2  Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi
Tabel 3.1  Definisi Operasional  Nama
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perekaman persidangan sebagai suatu upaya dalam rangka mewujudkan proses peradilan yang transparan dan adil serta dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Untuk perkebunan sawit, kewajiban administrasi yang dinilai yaitu jumlah produksi, areal usaha, hak atas tanah, kemitraan, dan perlindungan lingkungan hidup. Selain melihat

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penganut agama yang paling banyak di kelurahan ini adalah agama Islam, hal ini dapat dimaklumi karena penduduk Kelurahan Keramat

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Dalam setiap kemasan produk hasil produksi Auditee yang akan dipasarkan untuk ekspor telah dibubuhi Tand V Legal dengan

Vaikka kaikki haastatteluun osallistuneet nuoret kertoivat käyttävänsä sosiodigi- taalista teknologiaa sosiaaliseen hengailuun, niin nuorten tavat toimia olivat näi- den

Böylece Evliya Çelebi, farklı seyahatlere çıkıp, kırk yıldan fazla Osmanlı Ġmparatorluğu‟nun en önemli bölgelerini gezer ve onları “Seyahatname” adlı

Berdasarkan uraian diatas perbedaan proses pencatatan yang di masukan aset tetap ke dalam system atau pembuatan berita acara proyek GTT ( Gedung Tiang Trafo ) yang mengalami

Abstrak Penelitian ini membahas persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang pedoman pelaksanaan SPIP pada BPKP yang dimandatkan oleh Gubernur didalam Pergub Provinsi