• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DAN

KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS

VII SMP NEGERI 10 BANDUNG UNTUK MENINGKATKAN

BUDAYA LITERASI SUNDA TAHUN AJARAN 2016/2017

Ridwan Sidiq

1

, Usep Kuswari

2

, Hernawan

3

Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia

ridwansidiq@student.upi.edu, usep.kuswari@upi.edu, hernawan@upi.edu.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kenyataan bahwa budaya literasi di Indonesia itu ada dalam urutan ke-64 dari 65 negara yang diteliti oleh Program for

Informational Student Assessment (PISA). Oleh karena itu, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia meminta kepada setiap sekolah supaya menerapkan budaya literasi 15 menit sebelum KBM berlangsung. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan efektif membaca, kemampuan menulis pengalaman pribadi, budaya literasi dilihat dari kemampuan membaca dan kemampuan menulisnya, serta korelasi antara kemampuan membaca dan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan tehnik tes. Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan efektif membaca siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung, kategorinya kurang dengan rata-rata 88 kpm. Dilihat dari kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung, kategorinya bawah dengan rata-rata 48. Oleh karena itu, budaya literasi siswa tergolong rendah berada dalam tingkat perpormative. Untuk pengaruh kemampuan efektif membaca terhadap kemampuan menulis pengalaman pribadi berada dalam tarap signifikan yaitu 0,73 (korelasi kuat), dan besarnya kontibusi antara variabel X terhadap variabel Y yaitu 53,29%. Itu hal terlihat dari analisis dua variabel yang dikorelasikan dengan hasil Rhitung ≥ Rtabel. Oleh karena itu, uji hipotesis alternatif dalam penelitian ini diterima yaitu ada korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Kesimpulannya, ada korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Artinya kemampuan efektif membaca berada pada kategori rendah maka kemampuan menulisnya juga berada pada kategori rendah, begitu juga sebaliknya. Kata Kunci: membaca, menulis, korelas.

KORÉLASI ANTARA KAMAMPUH MACA JEUNG

KAMAMPUH NULIS PANGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 10 BANDUNG PIKEUN NGARONJATKEUN

BUDAYA LITERASI SUNDA TAUN AJARAN 2016/2017

ABSTRAK

Kasang tukang ieu panalungtikan didadasaran ku kanyataan yén budaya literasi di Indonesia téh aya dina urutan ka-64 tina 65 nagara anu ditalungtik ku Program for

1Panulis Utama

2 Panulis Penanggung Jawab 1 3 Panulis Penanggung Jawab 2

(2)

Informational Student Assessment (PISA). Ku kituna, Kementrian Pendidikan jeung

Kebudayaan Republik Indonesia meredih ka unggal sakola supaya ngalarapkeun budaya literasi 15 menit saacan KBM lumangsung. Ieu panalungtikan miboga tujuan pikeun ngadéskripsikeun kamampuh éféktif maca, kamampuh nulis pangalaman pribadi siswa, budaya literasi Sunda ditilik tina kamampuh maca jeung kamampuh nulisna, sarta korélasi antara kamampuh maca jeung kamampuh nulis pangalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Métode nu dipaké dina ieu panalungtikan, nya éta métode deskriptip korélasional kalawan ngagunakeun téhnik uji tés. Hasil panalungtikan ngabuktikeun yén kamampuh éféktif maca siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung, aya dina katégori kurang pisan kalayan rata-rata 88 kpm. Ditilik tina kamampuh nulis pangalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung, aya dina katégori handap kalayan rata-rata 49. Ku kituna, budaya literasi siswa téh kagolong handap aya dina tingkat perpormative. Ari pangaruh kamampuh éféktip maca kana kamampuh nulis pangalaman pribadi aya dina tarap anu signifikan nya éta 0,73 (korélasi kuat), jeung gedéna kontribusi antara variabel X kana variabel Y nya éta 53, 29%. Éta hal téh katitén tina hasil analisis dua variabel nu dikorélasikeun sarua hasilna nuduhkeun Ritung ≥ Rtabél. Ku kituna, uji Hipotésis alternatif dina ieu panalungtikan ditarima, nya éta ayana korélasi anu signifikan antara kamampuh maca jeung kamampuh nulis. Cindekna, aya korélasi nu signifikan antara kamampuh maca jeung kamampuh nulis pangalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Hartina, kamampuh éféktif maca handap mangka kamampuh nulisna ogé handap, kitu ogé sabalikna.

Kecap Galeuh: maca, nulis, korélasi

CORRELATION BETWEEN READING ABILITY AND WRITING

OF PERSONAL EXPERIENCE VII STUDENTS IN JUNIOR HIGH

SCHOOLS OF 10 BANDUNG FOR UPGRADE SUNDANES

CULTURE LITERACY YEAR 2016/2017

ABSTRACT

The background of this research is the reality that cultures literacy in indonesia is ugly, in-64 of 65 countries researched by programe for informational student assessment (PISA). Hence, the ministry of education and culture of the republic of Indonesia asked in every school that apply culture literacy 15 minutes before KBM. This research aims to described the ability of effective reading, writing ability of personal experience, culture literacy seen from reading ability and the ability to wrote it, and the correlation between reading ability and writing of personal experience VII students in Junior High Schools of 10 Bandung. The methods used in this research, that is a method of descriptive correlational by using technique test. The results of the research prove that their performance effective of reading VII students in Junior High Schools of 10 Bandung, the category less with an average 88 kpm. Seen from writing ability of personal experience the student VII in Junior High Schools of 10 Bandung, the category down with average 48. Hence, the literacy of culture students are under in the perpormative. To influence the effective reading ability to write personal experience is in the significant standard 0,73 (great correlation), and the contribution between variables X on variables Y is 53,29 %. It looks of analysis two variables that correlated with the results Rhitung ≥ Rtabel. Furthermore, the alternative hypotheses in this

research is accepted the significant correlates between reading ability and writing ability. In conclusion, there are significant correlates between reading ability and writing ability of personal experience student VII in Junior High Schools of 10 Bandung.

(3)

It means that the effective reading in the necessary steps down so the ability of writing also at the bottom, so does the contrary.

Keywords: reading, writing, correlation.

Budaya literasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Menurut Kepala Badan

Pengembangan Bahasa dan Pembinaan Kebudayaan, budaya literiasi itu penting

dilakukan, karena melihat dari hasil penelitian Program for Informational Student Assesment (PISA), terlihat bahwa

budaya literasi masyarakat indonesia pada taun 2012 berada pada urutan ke-64 dari 65 negar yang diteliti (Ibrahim, 2016).

Menurut Abidin (2015, hlm.49) secara tradisional literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan kemampun menulis. Orang yang dikatakan literat adalah lrang yang mampuh membaca dan menulis atau bebas dari buta huruf. Dilihat dari pendapat tersebut bahwa literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis sangat berkaitan , adanya kegiatan membaca karena adanya yang menulis, begitu juga sebaliknya.

Menurut Hardjasujana (2010, hlm.4) bahwa membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interasinya secara tidak langsung, tetapi sifatnya komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan lebih bagus apabila pembaca mempunyai kemampuan yang lebih bagus dalam memahami maksud penulisnya.

Kegiatan membaca yang termasuk kategori tinggi biasanya bisa memahami terhadap isi bacaan. Salah satu jenis membaca yang tinggi yaitu membaca celat atau disebut Kemampuan Efektip Membaca yang seterusnya disingkat KEM. Menurut Hardjasujana (2010, hlm.71) KEM yaitu perpaduan antara kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan. Jadi KEM bukan sekedar menghitung kecepatan membaca tetapi pemahaman terhadap isi bacaan juga. Oleh karena itu, kegiatan KEM ini merupakan satu kemampuan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

Tidak beda jauh dengan kegiatan menulis. Kemampuan menulis juga merupakan salah satu kemampuan bahasa yang harus dicapai oleh siswa. Menulis merupakan satu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Menurut hasil wawancara dengan guru Basa Sunda di SMP Negeri 10 Bandung 21/03/16, menyatakan bahwa tulisan akan tetap ada dan dikenang meskipun penulis sudah meninggal dunia, tetapi pelajaran menulis ini hususnya di SMP merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, karena susahnya meenuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Hubungan antara membaca dan menulis sangat erat kaitannya, hal ini dituangkan oleh Tarigan (2008, hlm.4) bahwa, antara penulis dan pembaca ada hubungan yang erat. Dengan seseorang menuliskan suatu hal, pada dasarnya supaya tulisan dibaca oleh orang lain, paling tidak, bisa dibaca oleh diri sendiri. Oleh karena itu, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya yaitu hubungan antara penulis dan pembaca. Dilihat dari pendapat di atas membaca dapat mempengaruhi terhadap menulis, karena dua hal ini sangat erat kaitannya. Dalam penelitian ini dibahas dua kemampuan berbahasa yaitu kemampuan efektif membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Dua variabel ini dikaitkan apakah ada korelasi yang signifikan atau tidak. Serta memberi gambaran bagaimana budaya loterasi di sekolah tersebut.

METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif korelasional. Metode korelasional dipakai untuk meneliti tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa adanya perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang telah ada (Arikunto, 2013 hlm.313). Variabel yang

(4)

dikorelasikannya yaitu kemampuan efektif membaca (X) dan kemampuan menulis pengalaman pribadi (Y).

Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Untuj mengumpulkan data penelitian, digunakan tehnik tes yang mencakup tes kemampuan efektif membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi.

Ada dua hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) . Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini, yaitu tidak adanya korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Dan hipotesis alternatifnya (Ha) yaitu adanya korelasi yang signifikam antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan, dibahas: 1) kemampuan efektif membaca; 2) kemampuan menulis pengalaman pribadi; 3) budaya literasi dilihat dari kemampuan membaca dan kemampuan menulis; 4) korelasi antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Kemampuan Efektif Membaca

Analisis kwmampuan efektif membaca mencakup analisis kecepatan membaca, analisis pemahaman isi dan asalisis kemampuan efektif membaca. Hasil asanilis, kemampuan efektif membaca tafsirannya bawah dengan rata-rata 125 kpm. Hasil analisis pemahaman isi tafsirannya tergolong independen dengan rata-rata 80 kpm. berdasarkan aspek-aspeknya di antaranya aspek literal tergolong independen dengan nilai 66, pemahaman isi aspek inferensial tergolong independen dengan nilai 82, pemahaman isi aspek evaluasi tergolong independen dengan nilai 97, dan pemahaman isi aspek apresiasi tergolong intruksional dengan nilai 59. Hasil analisis kemampuan efektif membaca (KEM) bahasa Sunda siswa kelas VII SMP Negeri 10

Bandung berada pada taraf sangat kurang yaitu pada rata-rata 88 kata per menit.

Kemampuan efektif membaca siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung berada pada taraf yang sangat kurang yaitu Tarap yang sangat kurang tersebut sesuai dengan pendapat Hernawan (2009, hlm. 40) bahwa tarap yang sangat kurang yaitu < 104. Untuk mendapatkan hasil akhir dalam kemampuan efektif membaca mencakup: (1) mengukur kecepatan membaca, (2) mengukur pemahaman bacaannya, dan (3) mengukur kemampuan efektif membacanya. Yang pertama, Hasil dari mengukur kecepatan membaca yaitu ada dalam rata-rata 125 kpm, sedangkan standarisasi siswa SMP bisa membaca pada kisaran antara 200-250 kpm, hal ini menegaskan bahwa kemampuan membaca cepat siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung tegolong bawah. Yang kedua mengukur kemampuan membaca pemahaman isi, dalam mengukur pemahaman isi menggunakeun soal objektip yang jumlahnya 20 soal. Hasil rata-rata dari kemampuan membaca pemahaman isi yaitu 71, artinya ada dalam taraf atau tinggi. Bisa terlihat dari hasil penelitian bahwa tahapan yang sangat bagus pada kemampuan pemahaman isi yaitu tahapan evaluasi dengan nilai 97 dan tahapan yang paling bawah yaitu tahapan apresiasi dengan nilai 59. Yang ketiga yaitu me ngukur kemampuan efektif membacanya, hal ini mengagabungan antara kemampuan membaca cepat dan kemampuan membaca pemahaman isi. Bisa terlihat bahwa kemampuan efektif membaca siswa kelas VII I SMP Negeri 10 Bandung berada pada tarap yang sangat kurangyaitu 88 kpm. Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

Hasil analisis menulis pengalaman pribadi yaitu tergolong bawah dengan hasil rata-ratanya 49. Hal ini sesuai dengan teori yang ada di bab 3 bahwa nilai antara 40-50 berada pada taraf bawah. Berdasarkan aspek-aspeknya yaituaspek isi karangan

(5)

tergolong cukup sempurna dengan skala nilai 3, aspek organisasi isi tergolong cukup sempurna dengan skala nilai 3, aspek tata basa tergolong kurang sempurna dengan skala nilai 2, aspek gaya basa kurang sempurna dengan skala nilai 2, dan aspek ejahan kurang sempurna dengan skala nilai 2.

Kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung yaitu 49 artinya ada pada tarap bawah, hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2007, hlm. 245) bahwa dalam membuat sebuah karangan ada tingkatannya berdasarkan skor, diantaranya: a) nilai 80-100 (Sangat baguis), b) nilai 66-79 (Bagus), c) nilai 56-65 (Cukup), d) nilai 40-55 (Bawah), e) nilai 30-39 (Sangat bawah). Bisa terlihat bahwa nilai 49 berada diantara nilai 40-55 atau ada pada taraf bawah. Untuk mnelilai hasil menulis siswa, ditilai oleh dua orang supaya hasilnya tidak subjektif. Hasil dari dua urang yang menilai tersebut diambil rata-ratanya, yang ditilai pada kriteria menulis yaitu, isi

karangan dengan nilai 3 yang menyatakan bahwa isi karangan cukup sempurna, organisasi isi dengan skor 3 yang menyatakan bahwa organisasi isi cukup sempurna, tata basa dengan nilai 2 yang menyatakan bahwa tata basa kurang sampurna, gaya basa dengan nilai 2 yang menyatakan bahwa gaya basa kurang sampurna dan ejahan dengan nilai 2 yang menyatakan bahwa ejahan kurang sampurna. Oleh karena itu kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa SMP Negeri 10 Bandung cukup bagus pada aspek isi karangan dan organisasi isi karangan, serta kurang pada aspek tata basa, gaya basa dan ejahan.

Budaya Literasi Sunda

Dilihat dari kemampuan membaca dan kemampuan menulis, budaya literasi Sunda siswa SMP Negeri 10 Bandung ada pada taraf yang sangat kurang atau bawah, bisa dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 1

TAFSIRAN HASIL KEM DAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA SMP NEGERI 10 BANDUNG

Aspek Skor Tafsiran

KEM 88 Kpm Sangat kurang

Kemampuan Menulis Pangalaman Pribadi 49 Bawah

Dilihat dari tabel di atas, bahwa kemampuan efektif membaca siswa SMP Negeri 10 Bandung tafisrannya sangat kurang dan kemampuan menulis siswa SMP Negeri 10 Bandung tafsirannya bawah. Artinya, budaya literasi siswa di sekolah tersebut tergolong pada tingkat

perpormative, karena merupakan tingkatan

yang paling bawah, hal ini bisa terlihat dengan hasil yang diperoleh di atas. Pada tingkatan budaya literasi, menurut Wells dina Awaludin (Kompasiana.com) bahwa tingkat literasi terdiri dari empat tingkatan yaitu: performative, functional,

informational dan epistemic. Tingkatan performative yaitu orang yang mampuh

membaca dan menulis menggunakan symbol-simbol yang digunakan. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang pertama atau bawah pada kemampuan membaca dan menulis juga merupakan gerbang atau tahapan kea rah yang lebih tinggi pada tingkatan bahasa pada seseorang. Tingkat

functional yaitu orang yang bisa menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti membaca surat kabar, apabila melihat orang sedang membaca surat kabar dengan menggunakan

(6)

bahasa selain bahasa ibu, orang tersebut sudah termasuk tingkatan fungsional. Dan ditargetkan lulusan SMP bisa mencapai tingkatan fungsional. Pada tingkat

informational seseorang bisa mengakses

pengetahuan menggunakan bahasanya dan selain bahasa ibu, tingkatan ini untuk lulusan SMA karena akan disiapkan untuk mengahaapi Perguruan Tinggi. Sedangkan, pada tingkatan epitemic yaitu orang yang bisa mentransformasi pengetahuannya pada bahasa tertentu contohnya English for

Spesific Purpose (ESP) yaitu bagian

tanggung jawab dan kamampuanana. Tingkatan ini adalah tingkatan yang paling tinggi.

Korelasi antara Kemampuan Membaca dan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung

Hasil analisis korelasi antara kemampuan membaca (KEM) dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung supaya pembahasannya jelas, tentu harus dijelaskan dulu mengenai langkah-langkah pembahasan untuk mengitung korelasi antara variabel-variabel penelitian, yaitu uji sipat data yang digunakan untuk mendapatkan uji statistik, data yang diteliti adalah ada nominal, seterusnya diolah menggunakan statistik penelitian (product moment). Uji sipat data terbagi dua yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Pada uji normalitas data ada dua yaitu uji normalitas data kemampuan efektif membaca dan uji normalitas kemampuan menulis pengalaman pribadi. Hasil uji normalitas data kemampuan efektif membaca rata-rata setiap variabel penelitian yaitu 88,36, nilai standar deviasi nya 222,91, nilai Z 0,22, nilai Chi Kuadrat (X2) -308.30, nilai derajat kebebasan (dk) 3. Berdasarkan hasil hitungan di atas, hasil 𝑋2 yaitu -308.30, melihat dari 𝑋2

𝑡𝑎𝑏é𝑙 pada  0,05 yaitu 7,815, hartina 𝑋2

𝑡𝑎𝑏é𝑙 lebih besar daripada 𝑋2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔, jadi terlihat bahwa distribusi data kamampuh efektif membaca normal.

Uji normalitas kemampuan menulis pengalaman pribadi rata-rata setiap variabel penelitian yaitu 48,24, nilai standar deviasi yaitu 123,59, nilai Z -0,09, nilai Chi Kuadrat (X2) -390,92, nilai derajat kebebasan (dk) 3. Berdasarkan hasil hirungan di atas, hasil 𝑋2 yaitu -308.30, melihat dari 𝑋2

𝑡𝑎𝑏é𝑙 pada  0,05 yaitu 7,815, artinya 𝑋2

𝑡𝑎𝑏é𝑙 lebih besar daripada 𝑋2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔, jadi terlihat bahwa distribusi data kemampuan menulis pengalaman pribadinya juga sama normal.

Kedua yaitu uji linieritas, pada uji linieritas Fitung yaitu 0,96, dilihat pada Ftabél dalam taraf kesalahan 5% dan 1% yaitu 5% (29,6) = 3,81 dan 1% (29,6) = 7,81. Jadi Fitung < Ftabél pada taraf kesalahan 5% dan 1%, artinya data tersebut liniér.

Hasil korelasi antara kemampuan efektif memabaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi yaitu x = 3286, y = 1832, X2 = 317086, Y2 = 92496, dan XY = 167608, besarnya koefisien korelasi 0,73. Jadi hasil menghitung koefisien korelasi antara kemampuan efektif membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi yaitu 0,73. Nurutkeun Sugiyono (2015) bahwa hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y pada rentang 0,60 sampai 0,799. Hal ini menandakan antara variabel X dan Y berada pada taraf yang kuat (korélasi kuat). Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa selamanya kemempuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan efektif membaca. Signifikansi koefisien korelasi terlihat bahwa rhitung lebih besar daripada harga rtabél produck moment yaitu 0,73 ≥ 0,325 pada taraf nyata  = 0,05 dan 0,73 ≥ 0,418 pada taraf nyata  = 0,01 berarti kemampuan efektif membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa tersebut signifikan.

Koefisien determinasi kemampuan efektif membaca terhadap kemampuan menulis pengalaman pribadi yaitu 53,29%. Artinya, kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa tersebut dipengaruhi oleh

(7)

kemampuan efektif membaca, yang besarnya yaitu 53,29%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Harga titung yaitu 6,31 seterusnya dibandingkan dengan harga ttabél, pada  0,05 uji dua pihak dan dk = n – 2 = 35, diperoleh menggunakan ttabél = 2,03

Berdasarkan katerangan di atasa titung leuwih besar daripada ttabél, jadi hipotesis alternatif diterima. Artinya ada korelasi yang signifikan antara kemampuan éféktif membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP 10 Bandung.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, disimpulkan seperti ini 1) Kemampuan efektif membaca siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung kurang ada pada rata-rata 88 kpm, dilihat dari rata-rata-rata-rata kecepatan membaca 125 kpm, dan pemahaman isinya 71. 2) Kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung bawah dengan raat-rata nilai 49. 3) Budaya literasi dilihat dari kemampuan efektif membaca dan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung perpormative atau bawah. 4) Korelasi antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung ada hubungan yang kuat, dalam taraf signifikan 0,73 (korelasi kuat), dan koefisien determinasinya 53,29%

.

DAPTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007a). Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013b). Prosedur penelitian:

suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Abidin, Yunus (2015). Pembelajaran Multiliterasi. Bandung: Refika Aditama.

Awaludin, Fahmi. (2015). Membedah Teori

Wells (1987) dalam Ranah Bahasa.

[Online]. Diaksés dina

www.kompasiana.com.

Hardjasujana, Ahmad S. (2010).

Keterampilan Membaca. Bogor: Kementrian Pendidikan Indonesia.

Hernawan. (2009). Peningkatan

Kemampuan Membaca Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pengalaman Berbahasa Terkonsentrasi (Concrentrated Language Encounter).

(Tesis). Sekolah Pascasarhana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ibrahim, Gufran A (2016) Gerakan Literasi

Bangsa untuk Membentuk Budaya Literasi. [Online]. Diaksés dina http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/la manbahasa/berita/1891/Gerakan%20Lit erasi%20Bangsa%20untuk%20Membe ntuk%20Budaya%20Literasi.

Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry G (2008a). Membaca

sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M.2 Tapi yang pasti,

Pada kasus infeksi, mikroorganisme ditemukan pada area dan sebagai penyebab peradangan, mikroorganisme ini dapat diidentifikasi dan penyembuhan yang tepat dapat mengurangi

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh perubahan indeks pada beberapa kelompok barang dan jasa, yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar 1,23 persen;

Siswa adalah organism uni yang berkembang sesuai dengan tahap perkembanggnya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo

Metode pengumpulan data dengan melakukan penilaian terhadap subyek penelitian melalui checklistyang dibuat berdasarkan indikator kemandirian anak dengan indikator

Meskipun pada dasarnya pada pola pendidikan yang bersifat bulat (terminal) tiap – tiap program bersifat terminal; demi perkembangan karir, hendaknya para lulusan diberi

Perencanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2020 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman