• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teoretis

2.1.1 Pengertian Penguasaan

Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti cara, perbuatan menguasai, pemilikan atas sesuatu, pemahaman untuk menggunakan kepandaian atau pengetahuan. (Zul Fajri, 2008:493).

Pengertian penguasaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah cara siswa menguasai materi kosakata bahasa Inggris materi Numbers.

2.1.2 Kosakata (Vocabulary)

Mempelajari suatu bahasa tidak akan lepas dari mempelajari kosakata (vocabulary) yang membentuk bahasa itu sendiri. Menurut Hornby (2000:1331) bahwa vocabulary adalah sebuah daftar dari kata – kata dalam sebuah bahasa dengan maknanya sekaligus.

Salah satu bahasa yang disepakati untuk menjadi bahasa internasional adalah bahasa Inggris. Dengan demikian, perlu adanya pemahaman dan mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tersebut. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, salah satu hal dasar yang penting untuk dikuasai dalam mempelajari bahasa Inggris adalah tentang pengetahuan kosakata/pembendaharaan kata. Semakin banyak kosakata dalam bahasa Inggris yang dikuasai, maka akan semakin mudah pula dipelajari dan dipahami

(2)

bahasa asing tersebut. Dalam hal ini, bahasa Inggris mempunyai kedudukan sebagai bahasa kedua, yang mana bahasa pertamanya adalah bahasa Indonesia.

Kosakata adalah perbendaharaan kata (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2002:527) Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata. Wikipedia, (2001:65)

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif. Wikipedia, (2001:87).

(3)

Menguasai kosakata bukanlah suatu hal yang mudah. Berapapun yang kita pelajari akan mudah kita lupakan dalam waktu yang singkat. Terlebih lagi jika kita tidak mempraktekkan apa yang telah kita pelajari itu. Beberapa penelitian mengungkapkan apa saja yang perlu dilakukan agar kosakata yang telah dipelajari dapat terus diingat (Thornbury, 2002:24). Berikut diantaranya: (1) Pengulangan: Jika sebuah kata diulang beberapa kali dalam satu bacaan, bisa dipastikan bahwa kata itu akan lebih diingat daripada kata yang lain; (2) Gunakan: Selalu gunakan kosakata yang telah dipelajari. Penggunaan kata itu bisa dalam bentuk penulisan kalimat atau menggunakannya dalam berbicara; (3) Menggambarkan: Cara terbaik untuk mengingat sebuah kata adalah dengan menggambarkannya dalam pikiran. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kata yang mudah untuk digambarkan secara mental, lebih mudah diingat daripada kata yang sulit untuk digambarkan; (4) Motivasi: Hanya dengan memiliki keinginan untuk mempelajari kosakata tidak berarti kosakata itu kemudian mudah untuk diingat. Motivasi memungkinkan seorang pembelajar untuk meluNumbersn lebih banyak waktu untuk mengulang dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari; (5) Perhatian: Kata yang lebih memicu respon emosional akan lebih mudah diingat daripada kata yang tidak memicu respon emosional.

Ada dua jenis kosakata yang dipelajari anak yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Menurut Hurlock (2001:187), kosakata umum terdiri dari kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda: seperti “manusia”, “baik”, dan “pergi”. Sebaliknya kosa kata khusus terdiri atas kata

(4)

dengan arti spesifik yang hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu. Karena kata-kata dalam kosakata umum paling banyak digunakan pada setiap jenjang umur dibandingkan dengan kosakata khusus.

Menurut Tarigan (2011:6), ada beberapa jenis kosakata yakni kosakata dasar. Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain, yang termasuk kosakata dasar adalah:

a. Istilah kekerabatan: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi.

b. Nama-nama bagian tubuh: kepala, rambut, mata telinga, hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari, dada, perut, pinggang, paha, kaki, betis, telapak, punggung, darah, nafas.

c. Kata ganti (diri, penunjuk) saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, sana.

d. Kata bilangan pokok: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dua puluh, sebelas, dua belas, seratus, dua ratus, seribu, dua ribu, sejuta, dua juta.

e. Kata kerja pokok: makan, minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, menNumbersp, lari.

f. Kata keadaan pokok: suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, cepat, lambat, besar, kecil,

(5)

banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua, muda, hidup, mati.

g. Benda-benda universal: tanah, air, api, udara, langit, bulan, bintang, matahari, binatang, tumbuh-tumbuhan.

Kunci belajar bahasa Inggris yang mudah, cepat dan efektif adalah membaca dan menghafalkan kosakata (vocabulary) yang sering dipakai lalu menggunakannya dalam bentuk lain. (Ongkosaputro, 2008:iii).

1.1.3 Numbers (Numbers)

Numbers termasuk perbendaraan kata yang perlu dipelajari saat awal belajar bahasa asing. Ketika berkomunikasi dengan bahasa Inggris, kita bisa menggunakan jari untuk mengungkapkan Numbers 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), sampai dengan 10 (sepuluh) tetapi cukup sulit menggunakan jari untuk mengatakan 11 (sebelas), 12 (duabelas), dan Numbers lain yang lebih besar.

Karena itu sangat penting untuk belajar dan menguasai perbendaharaan kata tentang Numbers atau bilangan dalam bahasa Inggris.

Secara umum Numbers atau bilangan dalam bahasa Inggris dibedakan atas dua yaitu bilangan biasa (cardinal numbers) dan bilangan bertingkat (ordinal numbers).

Inilah contoh cardinal number dalam bahasa inggris: 0 = Zero

1 = One 2 = Two 3 = Three

(6)

4 = Four 5 = Five 6 = Six 7 = Seven 8 = Eight 9 = Nine 10 = Ten 11 = Eleven 12 = Twelve 13 = Thirteen 14 = Fourteen 15 = Fifteen 16 = Sixteen 17 = Seventeen 18 = Eighteen 19 = Nineteen 20 = Twenty 30 = Thirty 60 = Sixty 100 = One Hundred

101 = One Hundred and One 1000 = One Thousand

(7)

1 + 3 = 4 (One Plus three equals four) 7 – 6 = 1 (Seven minus six equals one) 3 x 5 = 15 (Three times five equals fifteen) 20 : 4 = 5 (twenty is devided by four equals five)

Contoh ordinal number: Kesatu/Pertama = first Kedua = second Ketiga = third Keempat = fourth Kelima = fifth Keenam = sixth Ketujuh = seventh Kedelapan = eighth Kesembilan = ninth Kesepuluh = tenth Keduapuluh = twentieth Keduapuluh satu = twenty first Keduapuluh dua = twenty second Keduapuluh tiga = twenty third Juara Pertama = The First Winner Juara Kedua = The second winner Meja ketiga = The third table

(8)

Kosakata tentang Numbers (vocabulary of numbers) dari 1- 20 yang akan dipelajari siswa adalah :

Indonesia Inggris Lafal

Nol Zero zero

Satu One wan

Dua Two tuw

Tiga Three tri

Empat Four for

Lima Five faif

Enam Six siks

Tujuh Seven sefen

Delapan Eight eit

Sembilan Nine nain

Sepuluh Ten ten

Sebelas Eleven ilefen

dua belas Twelve tuelef

tiga belas thirteen tertin

empat belas Fourteen fortin

lima belas Fifteen fiftin

enam belas Sixteen sikstin

(9)

delapan belas Eighteen eitin

sembilan belas Nineteen naintin

dua puluh Twenty tuenti

2.1.4 Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) a. Hakikat Pembelajaran

Menurut Sagala pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedNumbersn belajar dilakukan oleh peserta didik mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran. Peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu pengetahuan maupun mengembangkan sikap pribadi yang dapat digunakan mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran peserta didik sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, dan mengurai, menggabungkan menyimpulkan dan menyesuaikan masalah. (Sagala,2011:164).

Menurut Soetomo (2005:120), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.

(10)

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2010:3).

b. Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa Inggris untuk sekolah dasar dengan memberlakukan kurikulum 2004 dengan berbasis elaborasi yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang standar proses. Implikasinya pengajaran yang diberikan perlu sangat dibatasi sehingga sebagian waktu digunakan untuk melatih kompetensi komunitatif dan berinteraksi dalam konteks sekolah (Chodidjah, 2007: 8).

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu bila ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, ataupun materi yang dipelajari dalam Numbers menunjang tercapainya kompetensi tersebut. Ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, mata pelajaran bahasa Inggris ini menekankan pada aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan berbahasa lisan dan tulis, baik reseptif maupun produktif. Rayner (2001:xxv) mengemukakan bahwa:

bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional sehingga menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Kita dapat melihat posisi bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dengan adanya penutur anglofon (penutur bahasa Inggris) yang tersebar di lima Benua. Bahasa Inggris tidak hanya digunakan oleh penutur anglofon, tetapi digunakan oleh masyarakat dunia khususnya masyarakat yang cenderung modern. Hal ini juga disebabkan adanya berbagai keunggulan dalam bahasa Inggris, antara lain yakni dalam kekayaan idiom-nya (ungkapan khusus), yang lebih bervariasi dan selalu berkembang daripada bahasa eropa lainnya.

(11)

Rayner (2001) juga menyebutkan bahwa banyak unsur yang baik dari lingkungan kebudayaan berbagai bahasa diserap oleh bahasa Inggris. Pengaruhnya menerobos ke segala segi kehidupan; yaitu di bidang ilmiah, politik, ekonomi, kebudayaan populer, perfilman, sampai ke terobosan terakhir, yaitu dalam dunia internet.

Mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengurangi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah.

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. 2.1.5 Hakikat Metode Talking Stick

a. Pengertian Metode Talking Stick (Tongkat Berbicara)

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.

The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to

(12)

another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.

Artinya:

Talking stick telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

Menurut Suprijono (2009:109) pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.

b. Langkah – langkah Pembelajaran Metode Talking Stick

Langkah – langkah pembelajaran metode talking stick menurut Suprijono (2009:109-110) adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat.

2. Guru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari kemudian guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/buku paketnya.

(13)

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu peserta didik, setelah itu guru memberi pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya.

5. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya sebaiknya diiringi musik dan lagu.

6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya.

7. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik.

8. Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick

Metode cooperative learning tipe talking stick juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari talking stick antara lain (1) menguji kesiapan siswa, (2) melatih membaca dan memahami lebih cepat, (3) agar lebih giat dalam belajar. Di samping kelebihan-kelebihan di atas, metode ini juga memiliki kekurangan, yakni membuat senam jantung. 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan, yaitu penelitian dengan menggunakan model kooperatif yang sama yaitu talking stick yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ferdi S. Dunggio pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Meningkatkan

(14)

Kemampuan Menjumlah Pecahan Campuran dengan Menggunakan Model Kooperatif Talking Stick pada Siswa Kelas V SD Inpres Bumi Bahari Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato”

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ferdi S. Dunggio dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah Ferdi S. Dunggio menggunakan model kooperatif talking stick untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan campuran, sedangkan penulis menggunakan metode talking stick untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerNumbers berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Jika menggunakan metode talking stick maka penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers di kelas I SDN 11 Limboto Barat akan meningkat”.

2.4 Indikator Kinerja

Sebagai indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadi peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers pada siswa kelas I SDN 11 Limboto Barat. Penguasaan siswa diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut:

a. Guru mampu mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick.

b. Apabila terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa mengikuti proses pembelajaran yang ditandai dengan pengucapan Numbers dan jumlah

(15)

c. Apabila 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dalam menguasai kosakata bahasa Inggris materi Numbers yang diberikan guru selama pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Pada lanskap terbaik dua terpilih lanskap dengan sudut pandang foto 3 dimana lanksap ini memperlihatkan keterkaitan atara desain lansakap taman dan karakter dari visual air

Konsentrasi merupakan hal penting dalam membaca. Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak

Disamping itu, fungsi media pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya ( 2008: 208) yaitu; 1) menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu,

Metode dan algoritma yang telah berhasil dikembangkan dapat secara otomatis mendeteksi dan melakukan segmentasi antara objek paru dan nodul yang diindikasikan

Dan keempat, upaya yang dilakukan ketua dan pengurus MGMP Sosiologi KKM 7 Jakarta Selatan dalam peningkatan kinerja guru Sosiologi dengan melaksanakan program rutin shering antar

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui suhu yang didapatkan dari hasil objek yang sama dan waktu yang sama, hasil di atas merupakan hasil dari dua alat ukur yang berbeda

Untuk melihat hasil capaian kemampuan siswa dalam membaca puisi di kelas III SDN 03 Botumoito, Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo melalui metode latihan, dengan

Bagian ini merupakan pokok utama dari tulisan, yang dapat terdiri dari beberapa Sub Bab sesuai.