• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD Dasar 1945 alinea ke-4 untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan Nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Kesehatan merupakan salah satu bidang strategis dalam pembangunan. Oleh karena itu pembangunan bidang kesehatan harus ditunjang secara sinergis oleh pembangunan bidang-bidang lain. Atas dasar ini pula, pemerintah telah menetapkan wawasan kesehatan sebagai asas pokok program dan misi pembangunan nasional. Dengan demikian partisipasi dan kerjasama lintas sektoral mutlak diperlukan untuk mewujudkan upaya peningkatan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat, hal karena pembangunan kesehatan merupakan hak dasar manusia.

Masalah kesehatan harus dipahami sebagai investasi dan menjadi tanggungjawab bersama agar mewujudkan masa depan Kabupaten Pasuruan yang sehat dan berkualitas, kesadaran seluruh pihak merupakan kunci

(2)

utama, sebab sumberdaya kesehatan sesunggunya hanya bagian kecil dari sistem pembangunan kesehatan. Dengan memandang kesehatan sebagai investasi, maka setiap program pembangunan yang terkait harus memberikan kontribusi yang positif.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk pembangunan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dimasa mendatang diperlukan Perencanaan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Tahun 2015, yang berisi visi, misi, serta tahapan-tahan kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai target Indikator yang telah ditetapkan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Pasuruan mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Pasuruan yaitu “ Menuju Kabupaten Pasuruan yang Sejahtera dan Maslahat “

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan sebagai instansi teknis mempunyai kewajiban untuk merumuskan kebijakan dalam pelayanan kepada masyarakat di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini sesui dengan tugas pokok fungsi instansi Dinas Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) nomor 12 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah serta Peraturan Bupati (Perbup) nomor 40 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.

Selanjutnya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pasuruan dengan berupaya memberdayakan segala sumberdaya yang ada maka ditetapkan rencana strategi instansi Dinas Kesehatan yang

(3)

dituangkan dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan Teknis Program dan Kegiatan.

Program Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan merupakan langkah awal dalam penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) dan akan dipertanggung jawabkan pada setiap akhir tahun sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan yang dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan.

B. Maksud dan Tujuan

Bertitik tolak dari Renstra Dinas Kesehatan menjadi salah satu aspek dasar dalam penyusunan LAKIP Tahun 2015, penyusunan berdasarkan pada indikator (Inputs, Outputs, Outcames dan Benifits), juga diatur mengenai metode, mekanisme dan tatacara pelaporannya. Oleh karena Maksud dan tujuan Penyusunan LAKIP Dinas Kesehatan tahun 2015 ini adalah :

1. LAKIP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada instansi pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. 2. LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilaian kinerja dan

alat pendorong terwujudnya good governance dalam presfektif yang lebih luas, maka LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.

Adapun Laporan ini menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yang disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku.

Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil kegiatan tahun 2015.

(4)

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2015 adalah :

1. Mengkomunikasikan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai.

2. Sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja (performance improvement) di masa yang akan datang.

C. Landasan Hukum

Landasan hukum sebagai dasar penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Tahun 2015 adalah:

1. Peraturan Presiden RI nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

2. SK Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Undang-undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

6. Peraturan Menteri PAN RB nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

(5)

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan LAKIP adalah sebagai berikut:

I. Pendahuluan

A. Latar belakang B. Maksud dan Tujuan C. Landasan Hukum II. Perencanaan Kinerja

Penetapan Kinerja Tahun 2015 III. Akuntabilitas Kinerja

A. Pengukuran Kinerja B. Evaluasi Kinerja

IV. Penutup

(6)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Penetapan / Perjanjian Kinerja

Penetapan Kinerja sebagaimana yang sudah disepakati bersama antara pemerintah Kabupaten dengan Satuan kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dan disesuaikan dengan hasil revisi pada saat evaluasi dengan Tim Kementerian PAN dan RB yang diuraikan sebagai berikut :

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET

1 meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya kuratif dengan mengutamakan promotif dan preventif

1 Angka kematian Bayi (AKB) (per

1000 KH) 9,80

2 Angka Kematian Ibu ( AKI) (per

100.000 KH) 102,00

3 Balita Gizi Buruk (%) 0,06

4 Kecamatan Bebas Rawan Gizi (%) 85

5 Angka penemuan kasus TB Paru

semua tipe. (%) 85

6 Angka Kejadian penyakit Demam

Berdarah Dengue 47

7 Kualitas air bersih memenuhi

syarat kesehatan (%) 70

8 Rumah Tangga / KK yang

menggunakan jamban sehat. (%)

65 2 meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat

1 Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (%)

46

2 Desa Siaga Aktif (%) 90

3 meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesh Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan

1 Rata – rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas

(7)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pembangunan Kesehatan dan Kabupaten Pasuruan selama tahun 2015 ini sudah mewujudkan misi dan tujuan Dinas Kesehatan dalam upaya untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.

A. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja berdasarkan indikator sasaran penetapan kinerja yang sudah disepakati dapat diuraikan sebagai berikut :

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET REALISASI

1 meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya kuratif dengan mengutamakan promotif dan preventif

1 Angka kematian Bayi (AKB) (per 1000 KH)

9,80 7.73

2 Angka Kematian Ibu ( AKI) (per

100.000 KH) 102,00 101,47

3 Balita Gizi Buruk (%) 0,06 0.06

4 Kecamatan Bebas Rawan Gizi

(%) 85 95.83

5 Angka penemuan kasus TB

Paru semua tipe. (%) 85 57

6 Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue

< 47 43.37 7 Kualitas air bersih memenuhi

syarat kesehatan (%)

70 71.92 8 Rumah Tangga / KK yang

menggunakan jamban sehat. (%) 65 65.39 2 meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat

1 Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (%)

46 42.62

2 Desa Siaga Aktif (%) 90 98.63

3 meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesh Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan

1 Rata – rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas

(8)

B. EVALUASI KINERJA

Dari hasil realisasi indikator penetapan kinerja , ada beberapa indikator yang belum tercapai . Evaluasi kinerja dapat diuraikan sebagai berikut :

A.1. CAPAIAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

a. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

Angka kematian bayi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup bermakna. Harapan Pemerintah yang juga menjadi target MDGs, Angka Kematian Bayi ini dapat ditekan hingga menjadi 23 per 1000 KH. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup digunakan untuk mengukur jumlah bayi (anak usia kurang dari satu tahun) yang meninggal per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun yang sama.

Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 sebanyak 7,73 per 1000 kelahiran hidup angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 11,44 bayi per 1000 kelahiran hidup, atau AKB mengalami penurunan sebesar 3,36 per 1000 kelahiran hidup. Jika dilihat dari target tahun 2015 sebesar (9,8 per 1000 kelahiran hidup) maka pencapaian AKB tahun 2015 sudah dapat menurunkan jumlah kematian bayi, sehingga ini dapat dikatakan berhasil.

Penyebab kematian terbesar adalah karena asfiksia sebanyak 61 kasus (30.8%), BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebayak 49 kasus (24.75%), peyebab kematian karena infeksi sebanyak 21 kasus, kelainan kongenital bawaan sejumlah 36 kasus, trauma 2 kasus , pneumonia ada 5 kasus, diare ada 2 kasus, meningitis ada 4 kasus, TBC ada 2 kasus, aspirasi ada 14 kasus, dan penyebab lainnya ada 12 kasus.

Hal ini disebabkan peningkatan jumlah pemeriksan kehamilan, ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke 1 (K1) telah mencapai 100.4% walaupun ibu hamil masih ada yang tidak diawasi sampai dengan ANC K4 yang baru mencapai 92.32% (target 95%). Namun DO K1 – K4 < 10%. Kematian bayi karena asfiksia, disebabkan bayi tidak mendapatkan penanganan asfiksia oleh bidan dengan baik sesuai dengan kompetensi. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kompetensi pada bidan dan juga perlu adanya komunikasi secara intens dengan dokter spesialis anak yang

(9)

keberadaannya pada RSUD Bangil, maka perlu adanya jejaring dengan RSUD Bangil agar bayi asfiksia bisa tertangani dengan baik sebelum dirujuk ke RSUD Bangil. Sedangkan kasus BBLR ini bisa terpantau dan di tingkatkan berat badan bayi tersebut apabila pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin dan berkualitas serta ibu hamil tersebut selalu mendapatkan penyuluhan. Penolong persalinan terbanyak masih ditolong oleh bidan sebanyak 22 kasus (12.36%), oleh dokter 151 kasus (84.83%) dan untuk persalinan yang ditolong dukun sebanyak 5 kasus (2.8%). Bila dilihat dari cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 99.44% dari target 99%, maka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai target tetapi masih perlu ditingkatkan kualitas pertolongan persalinan tersebut serta penanganan gawat darurat bayi oleh bidan dan sistem rujukan yang baik dengan Puskesmas, Puskesmas PONED dan RSUD. Namun demikian ternyata bayi yang mengalami kematian tersebut telah mengalami proses rujukan ke Rumah Sakit. Dari 198 bayi yang meninggal, sebanyak 91 (45.96%) kasus kematian terjadi di RSUD Bangil, 17 (8.59%) kasus kematian terjadi di RSSA Malang, 3 (1.52%) Kasus kematian di Puskesmas, 23 kasus (11.62 %) kematian terjadi di Rumah Sakit Kota Pasuruan, 48 kasus kematian terjadi di Rumah Sakit lainnya, 10 kasus kematian bayi terjadi di rumah, 4 kasus kematian terjadi di Bidan praktek dan 2 kasus kematian bayi terjadi di perjalanan. Tabel 1. Jumlah Kematian Bayi dan Kelahiran Hidup Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015

Tahun Jml Kematian Kelahiran Hidup AKB (Per 1.000 KH)

Th 2013 206 24,921 8.27 Th 2014 298 26,055 11.44 Th 2015 198 25,624 7.73 Target RPJMD < 9.8

Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup pada tahun 2013-2015 dapat dilihat pada Gambar1

(10)

Gambar 1

Sumber : Laporan Bidang Yankes

Upaya yang dilakukan dan akan terus ditingkatkan kualitasnya untuk menekan angka kematian bayi adalah:

 Penelusuran Pemantauan Wilayah Setempat KIA (P-PWS KIA) anak

 Pelatihan Asfiksi

 Pelatihan Berat Badan Lahir Rendah

 Pelatihan Menejemen Terpadu Balita Sakit

 Sarasehan dalam rangka upaya penurunan Angka Kematian Bayi

 Audit Maternal Perinatal

 Supervisi supportive

 Peningkatan pemeriksaan ibu hamil melalui revitalisasi posyandu

b. Angka kematian Ibu melahirkan

Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan digunakan untuk mengetahui keselamatan ibu yang diperoleh dengan perhitungan jumlah kasus kematian ibu dibanding dengan jumlah kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) nasional (SDKI tahun 2003) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Maksimal menurut MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2015 sebesar 101,46 per 100.000 kelahiran hidup (26 kasus) atau mengalami penurunan jika dibanding tahun 2014 sebesar 107,46 per 100.000 kelahiran hidup (28 kasus), atau mengalami penurunan sebesar 6 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, jika

(11)

dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 (102 per 100.000 kelahiran hidup) maka pencapaian tahun 2015 sudah dapat menurunkan jumlah kematian ibui, sehingga ini dapat dikatakan berhasil.

.

Penurunan Angka Kematian Ibu dari tahun 2014 ke 2015 ini diakibatkan adanya: 1) Penyebab Kematian

Dari sejumlah kematian ibu sebanyak 26 orang, 13 (50 %) orang dikarenakan keracunan kehamilan (pre eklamsi dan eklamsi), sebanyak 4 (15.38 %) orang dikarenakan pendarahan, infeksi 2 orang dan penyebab lainnya adalah ibu syok septic CA ciste Ovari, gagal nafas, gagal jantung, HIV, TBC, Emboli ketuban dan hepatitis sebanyak 7 orang. Keracunan kehamilan dapat diketahui selama kehamilan, sehingga apabila kualitas pemeriksaaan kehamilan baik maka dapat terdeteksi jika ada gejala Pre Eklamsi dan Eklamsi. Saat ini kualitas ANC (Ante Natal Care) / Pemeriksaan Kehamilan lebih baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan ibu hamil yang seharusnya diperiksa 4 kali (K4) sudah mencapai 92.32 % walaupun belum mencapai targetnya 95%. Pemeriksaan (K4) yang berkualitas adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin, pada trimester 1 sebanyak 1 kali, pada trimester 2 sebanyak 1 kali dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali.

2) Penolong Persalinan

Berdasarkan penolong persalinan, dari 26 kematian ibu hamil 19 (73.07 %) diantaranya ditolong oleh Dokter Spesialis Kandungan, 7 (23.92 %) orang ditolong oleh Bidan, 1 orang ditolong oleh dukun bayi dan 3 orang ditolong oleh dokter umum.

Hal ini sebenarnya bila bidan mendapatkan pasien komplikasi dengan penyakit, para bidan langsung memberikan rujukan kepada Dokter Spesialis Kandungan, namun para pasien tersebutterlambat memutuskan untuk mau dirujuk. Untuk mengatasi hal tersebut harus ada komunikasi antara bidan dan dokter spesialis kandungan agar sebelum dirujuk sudah dilakukan pertolongan awal serta adanya sistem jejaring rujukan antara bidan, Puskesmas Poned dan RSUD dengan menggunakan si jari emas.

(12)

Berdasarkan tempat kematian ibu bersalin, maka sebanyak 2 orang ibu bersalin meninggal di RSUD Bangil, 4 orang di perjalanan, 4 di RS. Dr. Soetomo, 1 orang di RS Mitra Sehat dan 3 orang di rumah, RS Sidoarjo 3, di Puskesmas 1, RS Probolinggo 4 dan di RS Saiful Anwar Malang 2, RS Mojosari 1, RS Persada Husada Malang 1. Melihat beberapa kasus yang terjadi maka Rujukan kasus ke tempat rujukan lanjutan harus lebih ditingkatkan serta rujukan berjenjang menggunakan si jari emas harus di jalankan agar tidak terjadi keterlambatan penanganan dan keterlambatan mengirim pasien..

Tabel 2. Jumlah Kematian Ibu dan Kelahiran Hidup Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015

Tahun Jml Kematian Kelahiran Hidup AKI (Per 100.000 KH)

Th 2013 28 24,921 112.36 Th 2014 28 26,055 107.46 Th 2015 26 25,624 101.47 Target RPJMD < 102

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 2013-2015 dapat dilihat gambar 2

Gambar 2

(13)

Kegiatan-kegiatan yang sudah dan akan terus dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan adalah:

1) Pembinaan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) oleh Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).

2) Pelaksanaan Program Emas (Expanding Maternal and Neonatal Survival). 3) Pertemuan kader KIBBLA

4) Audit Maternal Perinatal

5) Pengembangan P4K bagi mitra terkait

6) Penelusuran Pemantauan Wilayah Setempat KIA (P-PWS KIA) ibu 7) Supervisi fasilitatif

8) Pelatihan APN

9) Pelatihan Kelas ibu hamil

10) Kemitraan Bidan dan dukun bayi – kader (melalui PERDA nomor 2 tahun 2009 tentang KIBBLA).

11) Peningkatan pemeriksaan ibu hamil melalui revitalisasi posyandu.

c. Persentase balita dengan gizi buruk

Indikator ini menggambarkan kasus gizi buruk pada balita pada waktu tertentu dihitung berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) dan tanda-tanda tersangka kasus gizi buruk. Diperoleh dengan mengukur persentase jumlah balita dengan gizi buruk terhadap jumlah balita yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Jumlah balita dengan gizi buruk pada tahun 2015 sebesar 0.06% atau sebanyak 68 balita dari 121,781 balita yang diperiksa di Kabupaten Pasuruan. Jika dibandingkan dengan realisasi 2014 sebesar 0,07% atau 68 balita dari 95.693 balita yang diperiksa mengalami penurunan sebesar 0.01%. Capaian ini lebih baik dari target tahun 2014 yaitu <5% dan target yang ditetapkan. Penurunan kasus kejadian gizi buruk dari tahun 2014 ke 2015 tersebut dikarenakan:

a. Meningkatnya kerjasama lintas program dan lintas sektor.

b. Meningkatnya kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). c. Adanya dukungan dari stakeholder.

Adanya dukungan dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sehingga kegiatan gizi di semua Puskesmas meningkat.

(14)

Tabel 3. Jumlah Balita Gizi Buruk Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015

Tahun Balita Gizi Buruk Jml Balita Persentase

Th 2013 92 95,217 0.10 Th 2014 68 95,693 0.07 Th 2015 68 121,781 0.06 Target 0.06

Persentase Balita dengan Gizi Buruk tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar.3.

Gambar 3

Sumber : Laporan Bidang Yankes

Upaya – upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Pasuruan adalah melalui :

1. Pertemuan lintas program dan lintas sektor program gizi.

2. Pemberian Makanan Tambahan – Pemulihan (PMT-P) kepada balita dan bumil KEK (ibu hamil Kekurangan Energi Kronis).

3. Penyuluhan gizi menggunakan dana BOK. 4. Evaluasi program gizi di Puskesmas secara rutin. 5. Pemetaan Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi). 6. Pemetaan Kecamatan Rawan Gizi. 7. Pemetaan Desa Rawan Gizi.

(15)

8. Pembentukan kelompok pendukung ASI

A.2. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

a. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Indikator ini menggambarkan bahwa kecamatan harus mempunyai pemetaan kasus gizi buruk sehingga dapat diketahui sedini mungkin tersangka kasus gizi buruk . Dari target 85 % tahun 2015 mencapai 95.83 % , hal ini menunjukan trend kenaikan jumlah kecamatan yang bebas rawan gizi . Perkembangan kegiatan tahun 2013 s/d 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015

Tahun

Bebas rawan

gizi jml. Kec Persentase

Th 2013 22 24 91,67 Th 2014 22 24 91,67 Th 2015 23 24 95,83 Target 85,00

(16)

Gambar 4

Sumber : Laporan Bidang Yankes

Jumlah kecamatan bebas rawan gizi meningkat karena :

 KEP total terdiri dari gizi kurang (mulai dari pita kuning sampai garis

merah pada KMS) dan gizi buruk (mulai dibawah garis merah pada KMS, marasmus dan kwashiorkor).

 Berkurangnya kasus gizi buruk pada balita

Upaya – upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi gizi kurang dan gizi buruk adalah :

1. Pemberian MP-ASI untuk Keluarga Miskin (Gakin) usia 6 – 24 bulan. 2. PMT pemulihan untuk balita gizi buruk.

3. PMT Ibu Hamil KEK.

4. Peningkatan penyuluhan gizi di posyandu. 5. Demo makanan padat gizi dan gizi seimbang.

6. Koordinasi dengan tim pangan & gizi dan dewan ketahanan pangan 7. Pemetaan kecamatan rawan gizi

8. Audit gizi di kecamatan rawan gizi

b. Angka penemuan kasus TB Paru semua tipe

Capaian penemuan dan penanganan TBC hanya 56,53 %, target 62,55 %, masalahnya belum semua fasilitas pelayanan kesehatan terutama swasta

(17)

dan Dokter Praktek Swasta melaksanakan pengobatan sesuai program. Selain itu masih banyak penduduk Kabupaten Pasuruan yang melakukan pengobatan di wilayah kota dan YPP (Yayasan Pengobatan Paru).

beberapa faktor yang mendukung untuk kasus TB Paru yang ditemukan dan diobati khususnya di Puskesmas antara lain :

1. Semua Puskesmas (100%) telah menerapkan standart DOTS dalam pengobatan TB sesuai dengan Internasional Standart for TB Care (ISTC)

2. Pelaksanaan jejaring antar UPK (Unit Pelaksana Kesehatan) dalam pengobatan TB semakin optimal

3. Pasien TB dalam minum obat paket TB selama 6 bulan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berikut tabel perkembangan penemuan kasus TBParu di Kabupaten Pasuruan periode tahun 2013-2915 pada tabel 5 :

Tabel 5. Persentase penemuan kasus TB Paru di Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015

Tahun

kasus

ditemuakan perkiraan jml kasus Persentase

Th 2013 964 1,062 90.77 Th 2014 886 977 90.69 Th 2015 1,693 2,929 57.80 Target 85.00

Persentase penemuan kasus TB Paru di Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar.5.

(18)

Gambar 5

Sumber : Laporan Bidang PMK

c. Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah dengue

Capaian angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar 43,5 per 100.000 jiwa. Capaian tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 11,50 per 100.000 jiwa atau mengalami penurunan kasus kesakitan sebesar 32 per 100.000 penduduk. Capaian tahun 2015 untuk memenuhi angka yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, yaitu sebesar <50 per 100.000.Kabupaten Pasuruan merupakan daerah potensial endemis DBD. Dengan indikator tersebut,

meskipun angka kesakitan masih dibawah SPM, tapi pada 2015 kasus DBD

masih dalam kategori KLB. GUna menanggulangi KLB DBD tersebut pada tahun 2016 dilaksanakan program GEMAS DARLING (Gerakan Masyarakat Sehat Sadar Lingkungan), yaitu gerakan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan guna pencegahan penyakit berbasis kemandirian masyarakat melalui PHBS, kesehatan lingkungan dan kearifan lokal.

Indikator ini menggambarkan bahwa penderita penyakit demam berdarah dengue yang menyerang masyarakat dinilai dalam bentuk kejadian per 100.000 penduduk. Batas maksimal angka kesakitan DBD yang ditetapkan oleh kementerian Kesehatan adalah 50 orang per 100.000 penduduk khusus

(19)

Tabel 6. Insidensi Rate Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun jml kasus jml Penduduk per 100.000 pddk

Th 2013 430 1,556,837 27.62 Th 2014 180 1,570,699 11.46 Th 2015 686 1,581,787 43.37 Target < 47

Insidensi Rate Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 6

Sumber : Laporan Bidang PMK

Angka kesakitan DBD tahun 2015 naik dibandingkan tahun 2014 dikarenakan :

1) Pola musiman 5 tahunan penyakit Demam Berdarah Dengue, secara epidemiologi penyakit DBD ini akan mengalami peningkatkan kasus seiring dengan musim iklim, dan ini terjadi di wilayah Jawa Timur.

2) Sosialisasi kewaspadaan dini pencegahan penyakit DBD pada musim pancaroba mulai berjalan efektif.

3) Respon penanggulangan focus DBD oleh petugas Puskesmas berjalan baik. 4) Adanya jejaring layanan rujukan penderita berjalan baik sehingga diagnosanya

(20)

d. Kualitas Air Bersih Memenuhi syarat kesehatan

Sebagaian besar masyarakat Kabupaten Pasuruan (khususnya di daerah pedesaan) menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini. Sumur gali merupakan sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama. Air sumur (hal ini bergantung pada lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air permukaan karena air yang merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.

Kualitas air bersih yang memenuhi syarat kesehatan meningkat dari tahun 2014 sebesar 65,22 % menjadi 71,92 % ditahun 2015.

Tabel 7. Persentase Kualitas Air Bersih Memenuhi syarat kesehatan tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun SPAB memenuhi syarat

SPAB diperiksa Persentase

Th 2013 118 167 70.66 Th 2014 135 207 65.22 Th 2015 187 260 71.92 Target 70.00

Persentase Kualitas Air Bersih Memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(21)

Gambar 7

Sumber : Laporan Bidang PMK

Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas air bersih adalah dengan pemeriksaan secara laboraorium serta penyuluhan kepada masyarakat untuk menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari.

e. Rumah Tangga /KK yang menggunakan Jamban sehat

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.

Sedangkan syarat jamban sehat, antara lain :

1. Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter;

(22)

2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lubang yang rapat;

3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran 1×1 meter, dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang jongkok;

4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;

5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;

6. Cukup penerangan; 7. Lantai kedap air;

8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah; 9. Ventilasi cukup baik;

10. Tersedia air dan alat pembersih.

Akses masyarakat terhadap jamban yang sehat di Kabupaten Pasuruan sudah ada peningkatan dari 60.03 % tahun 2014 menjadi 65,39 % tahun 2015 dan telah melebihi target sebesar 65 %.

Tabel 8. Persentase Rumah Tangga /KK yang menggunakan Jamban sehat tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun RT / KK jamban Sehat Jml RT / KK Persentase

Th 2013 230,185 421,870 54.56 Th 2014 255,572 425,773 60.03 Th 2015 280,177 428,483 65.39 Target 65.00

Persentase Rumah Tangga /KK yang menggunakan Jamban sehat daat dilihat pada gamber berikut ini :

(23)

Gambar 8

Sumber : Laporan Bidang PMK

f. Rumah Tangga yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Persentase Rumah Tangga Sehat Tahun 2015 sebesar 42,6 % (16,104 KK), dibandingkan Tahun 2014 sebesar 42,7 % (17,702 KK) capaiannya menurun, hal ini disebabkan karena Desa yang dijadikan sampling untuk 10 indikator PHBS adalah Desa Maslahat di 24 Kecamatan, dimana Desa tersebut minim sumber daya manusia, maupun sarana prasarananya dibidang kesehatan.

Tabel 9. Persentase Rumah Tangga yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun RT yg ber PHBS Jml RT / KK di survei Persentase Th 2013 17,758 42,305 41.98 Th 2014 17,702 41,489 42.67 Th 2015 16,104 37,782 42.62 Target 46.00

Persentase Rumah Tangga yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(24)

Gambar 9

Sumber : Laporan Bidang PSDM

g. Desa Siaga Aktif

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.

Sedangkan dikatakan Desa Siaga Aktif adalah Desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Di Kabupaten Pasuruan ada peningkatan jumlah desa siaga aktif setiap tahunnya yaitu tahun 2014 sebanyak 98,08 % menjadi 98,63 % ditahun 2015, sedangka target yang ditentukan sebesar 90 %. Hal ini menunjukkan tercapainya program desa siaga aktif di Kabupaten Pasuruan.

(25)

Tabel 10. Persentase Desa siaga aktif tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun Desa siaga aktif Jml Desa Persentase

Th 2013 355 365 97.26 Th 2014 358 365 98.08 Th 2015 360 365 98.63 Target 90.00

Persentase Desa siaga aktif dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 10

Sumber : Laporan Bidang PSDM

h. Rata-rata Indeks kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Pelayanan Kesehatan

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di Unit Kesehatan di Kabupaten Pasuruan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan kesehatan di Puskesmas secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan - kualitas pelayanan publik bidang kesehatan selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja unit pelayanan kesehatan.

Rata-rata IKM di Puskesmas se Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan dari tahun 2014 rata-ratanya 78,78 menjadi 78,91 di

(26)

Tabel 11. Rata-rata Indeks kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Pelayanan Kesehatan tahun 2013-2015 di Kabupaten Pasuruan

Tahun Jml IKM jml Pusk Persentase

Th 2013 2,280 33 69.08 Th 2014 2,600 33 78.78 Th 2015 2,604 33 78.91 Target 70.00

Rata-rata Indeks kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Pelayanan Kesehatan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 11

Sumber : Laporan Bidang Yankes

C. Realisasi Anggaran

Untuk merealisasikan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan pada tahun 2015 telah mengalokasikan dan merealisasikan anggaran melalui APBD Tahun 2015 sebagai berikut :

Keseluruhan Realisasi per kegiatan dari Dinas Kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut :

(27)

1. Target /Anggaran dan Realisasi Pendapatan

Target dan realisasi pendapatan tahun 2015 adalah sebagai berikut:

KODE PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

PENDAPATAN 1.1.2 Retribusi Daerah 12,703,478,174 8,645,229,561 68.05 4.1.4 JKN Puskesmas 51,445,125,160 48,803,060,651 94.86 Jumlah 64,148,603,334 57,448,290,212 89.56

Realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun 2015 secara keseluruhan tercapai 68,05 % yang berasal dari Retribusi Pelayanan Kesehatan (Tindakan, Persalinan dan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan ) sebesar Rp. 8,645,229,561,00,- dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah ( JKN kapitasi puskesmas ) sebesar Rp. 48,803,060,651,00

2. Target /Anggaran dan Realisasi Belanja

Target dan realisasi belanja tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Belanja keseluruhan

NO Uraian TARGET (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Dinas 120,305,004,602 93,729,954,051 77.91 2 Puskesmas 72,145,844,625 43.245.856.873 59.94 Total 192,450,849,227 136.975.810.924 71.17 b. Rincian Belanja

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI %

BELANJA (LANGSUNG +

(28)

II BELANJA LANGSUNG 130.201.189.227,00 78.862.602.481,00 60,57

a BELANJA LANGSUNG DINAS 58.055.344.602,00 35.616.745.608,00 61,35

Belanja Pegawai 3.960.135.000,00 3.296.602.000,00 83,24

Belanja Barang dan Jasa 18.016.626.692,00 13.764.722.569,00 76,40

Belanja Modal 36.078.582.910,00 18.555.421.039,00 51,43

b BELANJA LANGSUNG

PUSKESMAS 72.145.844.625,00 43.245.856.873,00 59,94

Belanja Pegawai 4.236.330.000,00 4.163.510.000,00 98,28

Belanja Barang dan Jasa 59.523.113.683,40 36.962.580.924,00 62,10

Belanja Modal 8.386.400.941,60 2.119.765.949,00 25,28

c. Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan

KODE PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

BELANJA TIDAK LANGSUNG

102010000 Belanja Tidak Langsung 62,249,660,000.00 58,113,208,443.00 93.36

BELANJA LANGSUNG

1020101 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

3,383,404,500.00 2,697,573,983.00 79.73

102010102 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

220,384,000.00 172,268,281.00 78.17 102010107 Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan

255,600,000.00 252,780,000.00 98.90 102010110 Penyediaan Alat Tulis Kantor 91,306,500.00 89,296,700.00 97.80 102010111 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

177,000,000.00 174,245,500.00 98.44 102010113 Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Kantor

23,200,000.00 22,328,125.00 96.24 102010114 Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga

15,000,000.00 15,000,000.00 100.00 102010117 Penyediaan Makanan dan

Minuman

103,685,000.00 84,169,500.00 81.18 102010118 Rapat-rapat Kordinasi dan

Konsultasi Ke Luar Daerah

152,669,000.00 93,678,877.00 61.36 102010119 Penyediaan Jasa Perkantoran 2,325,060,000.00 1,778,905,000.00 76.51 102010120 Rapat - Rapat Koordinasi dan

Konsultasi Dalam Daerah

19,500,000.00 14,902,000.00 76.42

1020102 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

3,533,827,324.00 2,924,581,301.00 82.76

102010210 Pengadaan Mebelair 232,750,000.00 230,831,000.00 99.18

102010211 Pengadaan Peralatan Kantor 386,541,300.00 376,868,000.00 97.50 102010222 Pemeliharaan Rutin/berkala 168,755,000.00 165,771,000.00 98.23

(29)

Gedung Kantor 102010224 Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional 270,295,000.00 231,548,801.00 85.67 102010230 Pemeliharaan Rutin/berkala Peralatan Kantor 60,200,000.00 41,437,500.00 68.83 102010231 Pemeliharaan Rutin/berkala

Peralatan Rumah Tangga

31,000,000.00 17,600,000.00 56.77 102010241 Rehabilitasi Sedang/berat Rumah

Dinas

344,415,000.00 336,858,000.00 97.81

102010246 Perencanaan Pengadaan Tanah 18,472,500.00 7,280,000.00 39.41

102010248 Pelaksanaan Pengadaan Tanah 2,021,398,524.00 1,516,387,000.00 75.02

1020105 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

300,343,000.00 245,294,500.00 81.67

102010501 Pendidikan dan Pelatihan Formal 221,619,500.00 184,403,500.00 83.21 102010503 Bimbingan Teknis Implementasi

Peraturan Perundang-undangan

78,723,500.00 60,891,000.00 77.35

1020115 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

11,602,399,040.00 4,654,769,763.00 40.12

102011501 Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

3,040,065,000.00 2,936,356,063.00 96.59 102011504 Peningkatan Mutu Pelayanan

Farmasi Komunitas dan Rumah Sakit

180,171,250.00 151,088,900.00 83.86

102011505 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

53,737,200.00 36,932,300.00 68.73 102011507 Pengadaan Alat Kesehatan

Kawasan Industri Rokok

6,762,197,812.00 120,120,000.00 1.78 102011508 Pengadaan Obat dan Perbekalan

Kesehatan DAK

1,566,227,778.00 1,410,272,500.00 90.04

1020116 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

8,506,705,364.00 4,815,311,783.00 56.61

102011602 Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan 100,991,800.00 100,849,722.00 99.86 102011609 Peningkatan Kesehatan Masyarakat 1,394,857,800.00 398,117,375.00 28.54 102011614 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan 2,854,508,500.00 2,509,524,536.00 87.91 102011626 Jaminan Kesehatan Masyarakat

Daerah (Jamkesda)

2,680,046,264.00 477,035,098.00 17.80 102011627 Peningkatan Pelayanan Kesehatan

BPJS

99,769,000.00 77,669,927.00 77.85 102011628 Pengembangan PONKESDES &

PUSTU Layanan Gawat Darurat

1,376,532,000.00 1,252,115,125.00 90.96

1020119 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

1,585,735,500.00 1,213,214,000.00 76.51

102011901 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

(30)

Hidup Sehat

102011903 Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan

598,194,600.00 505,058,350.00 84.43

1020120 PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

762,629,950.00 680,641,767.00 89.25

102012002 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin

703,007,000.00 621,426,317.00 88.40 102012003 Penanggulangan Kurang Energi

Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

59,622,950.00 59,215,450.00 99.32 1020121 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 485,950,000.00 447,138,000.00 92.01 102012101 Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat 389,485,000.00 355,153,000.00 91.19 102012103 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan

Sehat

96,465,000.00 91,985,000.00 95.36

1020122 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR 1,154,970,250.00 1,103,462,250.00 95.54 102012201 Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk 198,677,000.00 187,611,700.00 94.43 102012205 Pelayanan Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular

186,456,500.00 181,486,500.00 97.33

102012208 Peningkatan Imunisasi 150,148,500.00 146,618,250.00 97.65

102012209 Peningkatan Surveillance

Epideminologi dan Penaggulangan Wabah

122,844,500.00 111,057,750.00 90.41

102012212 Pelayanan Penanggulangan Penyakit TB

435,782,750.00 416,532,350.00 95.58 102012213 Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Zoonosis

61,061,000.00 60,155,700.00 98.52

1020125 PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA

7,870,099,774.00 5,306,487,900.00 67.43 102012501 Pembangunan Puskesmas 759,635,000.00 723,059,000.00 95.19 102012521 Rehabilitasi Sedang/berat Puskesmas Pembatu 2,210,321,324.00 1,592,671,000.00 72.06 102012524 Pembangunan Polindes 218,540,000.00 10,710,000.00 4.90 102012525 Rehabilitasi Polindes 2,146,494,750.00 630,356,950.00 29.37 102012526 Rehabilitasi Sedang/berat Puskesmas 2,535,108,700.00 2,349,690,950.00 92.69 1020130 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

(31)

102013001 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan

77,774,500.00 77,752,395.00 99.97

1020132 PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK

595,487,400.00 509,832,540.00 85.62

102013204 Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi 414,541,500.00 330,446,500.00 79.71

102013205 Pelayanan Kesehatan Anak 180,945,900.00 179,386,040.00 99.14

1020133 PROGRAM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KESEHATAN 396,018,000.00 204,664,000.00 51.68 102013301 Pelaksanaan Manajemen Kesehatan 396,018,000.00 204,664,000.00 51.68 1020134 PROGRAM PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL 17,800,000,000.00 10,736,021,426.00 60.31

102013413 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyrakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok untuk Pengadaan Obat dan perbekalan Puskesmas

2,768,004,000.00 2,249,340,400.00 81.26

102013414 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyrakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok untuk Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas

8,609,717,060.00 2,824,574,026.00 32.81

102013415 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyrakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok untuk Pengadaan Ambulance

5,303,505,000.00 4,579,844,000.00 86.36

102013416 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyrakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok untuk Pengadaan Tanah Puskesmas

1,118,773,940.00 1,082,263,000.00 96.74

JUMLAH DINAS 120,305,004,602.00 93,729,954,051.00 77.91

KODE PROGRAM / KEGIATAN PUSKESMAS

ANGGARAN REALISASI %

1020116 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 19,252,905,465 14,667,357,036 76.18 102011620 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Purwodadi

1,217,265,000 867,210,896 71.24 102011621 Peningkatan Kesehatan

(32)

Nongkojajar 102011622 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sumberpitu 35,900,000 16,571,001 46.16 102011623 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Puspo

31,180,000 22,466,263 72.05 102011624 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Tosari

18,953,900 13,162,000 69.44 102011625 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Lumbang

107,518,800 62,327,534 57.97 102011626 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Pasrepan

190,999,800 140,050,864 73.33 102011627 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Kejayan

148,674,000 71,696,916 48.22 102011628 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Ambal-ambil 20,000,000 15,200,000 76.00 102011629 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Wonorejo

167,760,000 121,200,101 72.25 102011630 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Purwosari

998,716,900 871,607,402 87.27 102011631 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Karangrejo

37,112,000 23,991,835 64.65 102011632 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Prigen

184,500,000 124,695,299 67.59 102011633 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Bulukandang 8,000,000 7,606,166 95.08 102011634 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Sukorejo

257,750,000 136,726,331 53.05 102011635 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Pandaan

826,800,000 775,493,406 93.79 102011636 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Sebani

15,265,000 11,673,081 76.47 102011637 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Gempol

620,540,200 557,761,000 89.88 102011638 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kepulungan 28,000,000 27,352,743 97.69 102011639 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Beji

260,718,800 244,260,400 93.69 102011640 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Bangil

217,238,000 172,993,650 79.63 102011641 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Raci

76,500,000 71,338,266 93.25 102011642 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Rembang

82,923,600 78,122,500 94.21 102011643 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Kraton

54,843,000 38,101,533 69.47 102011644 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Ngempit

518,999,500 442,344,574 85.23 102011645 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Pohjentrek

101,625,000 30,708,667 30.22 102011646 Peningkatan Kesehatan

(33)

Masyarakat Puskesmas Gondangwetan

738,400,000 392,386,006 53.14 102011647 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Rejoso

121,803,000 106,362,115 87.32 102011648 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Winongan

231,505,000 213,142,580 92.07 102011649 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Grati

883,799,100 761,761,918 86.19 102011650 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kedawungwetan 19,500,000 19,259,714 98.77 102011651 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Lekok

718,955,600 415,678,435 57.82 102011652 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Puskesmas Nguling

822,600,000 547,142,224 66.51 102011653 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Purwodadi

388,144,580 210,389,982 54.20 102011654 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Nongkojajar

191,203,500 178,751,021 93.49 102011655 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Sumberpitu

88,330,600 86,735,659 98.19 102011656 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Puspo

120,692,100 117,391,100 97.26 102011657 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Tosari

157,149,300 154,893,163 98.56 102011658 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Lumbang

127,992,000 125,114,863 97.75 102011659 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Pasrepan

241,061,600 183,433,470 76.09 102011660 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Kejayan

201,224,700 187,940,860 93.40 102011661 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Ambal-ambil

119,240,400 110,947,182 93.04 102011662 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Wonorejo

273,007,500 229,506,471 84.07 102011663 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Purwosari

397,034,720 255,012,144 64.23 102011664 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Karangrejo

91,621,800 84,673,206 92.42 102011665 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Prigen

322,650,100 188,964,528 58.57 102011666 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Bulukandang

109,256,000 100,309,426 91.81 102011667 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Sukorejo

305,242,700 286,378,059 93.82 102011668 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Pandaan

456,619,270 316,765,839 69.37 102011669 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Sebani

103,493,400 99,805,997 96.44 102011670 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Gempol

442,333,960 310,689,924 70.24 102011671 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Kepulungan

155,220,100 149,523,515 96.33

(34)

Pemda di Puskesmas Beji 458,803,835 375,696,564 81.89 102011673 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Bangil

193,978,200 187,992,235 96.91 102011674 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Raci

170,658,650 165,913,837 97.22 102011675 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Rembang

220,987,500 213,284,426 96.51 102011676 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Kraton

230,186,000 206,654,855 89.78 102011677 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Ngempit

332,538,150 236,093,420 71.00 102011678 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Pohjentrek

157,055,800 150,019,037 95.52 102011679 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Gondangwetan 411,722,800 330,281,450 80.22 102011680 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Rejoso

215,270,800 203,459,550 94.51 102011681 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Winongan

247,293,400 236,035,066 95.45 102011682 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Grati

329,523,700 193,495,789 58.72 102011683 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Kedawungwetan 113,876,200 111,316,059 97.75 102011684 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Lekok

230,230,200 212,648,981 92.36 102011685 Pelayanan Kesehatan dijamin

Pemda di Puskesmas Nguling

325,842,800 147,542,290 45.28 102011686 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat UPTD Labkesda

174,699,500 166,508,843 95.31 102011687 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat UPTD POPPK

881,356,000 347,475,243 39.43 102011688 Peningkatan Kesehtan di Jamin

Pemda di UPTD Labkesda

336,737,400 262,603,296 77.98

1020135 PROGRAM PENINGKATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 52,892,939,160 28,578,814,837 54.03 102013501 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Purwodadi 2,109,547,549 1,281,133,600 60.73 102013502 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Nongkojajar 836,552,679 385,301,400 46.06 102013503 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Sumberpitu 380,495,989 182,244,211 47.90 102013504 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Puspo 1,173,511,134 547,592,700 46.66 102013505 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Tosari 648,021,855 378,336,790 58.38

(35)

102013506 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Lumbang 1,939,582,604 1,007,817,000 51.96 102013507 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Pasrepan 2,277,297,255 1,193,026,607 52.39 102013508 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Kejayan 2,013,108,856 1,085,855,000 53.94 102013509 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Ambal ambil

693,266,762 347,104,600 50.07 102013510 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Wonorejo 2,956,449,923 1,409,314,000 47.67 102013511 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Purwosari 2,285,442,350 1,283,331,901 56.15 102013512 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Karangrejo 386,710,760 225,471,400 58.30 102013513 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Prigen 670,526,400 345,456,221 51.52 102013514 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Bulukandang 509,314,178 298,005,400 58.51 102013515 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Sukorejo 1,834,845,908 827,185,100 45.08 102013516 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Pandaan 994,365,947 563,937,167 56.71 102013517 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Sebani 299,084,732 137,283,000 45.90 102013518 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Gempol 1,468,636,066 765,582,798 52.13 102013519 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Kepulungan 580,327,029 276,867,000 47.71 102013520 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Beji 2,345,889,339 1,362,594,788 58.08 102013521 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Bangil 1,297,411,721 728,122,529 56.12 102013522 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Raci 430,226,576 272,682,767 63.38 102013523 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di

1,952,804,620 1,022,311,900 52.35

(36)

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Kraton

1,752,515,556 911,141,888 51.99 102013525 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Ngempit 1,861,500,272 1,113,240,150 59.80 102013526 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Pohjentrek 958,117,262 469,727,949 49.03 102013527 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Gondangwetan 2,220,812,675 1,275,043,557 57.41 102013528 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Rejoso 1,863,946,633 1,091,117,261 58.54 102013529 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Winongan 2,863,036,709 1,861,959,379 65.03 102013530 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Grati 3,018,376,390 1,770,927,918 58.67 102013531 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Kedawungwetan 1,065,546,326 528,371,538 49.59 102013532 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Lekok 3,786,637,178 1,794,699,200 47.40 102013533 Peningkatan Kesehatan

Masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Nguling 3,419,029,927 1,836,028,118 53.70 JUMLAH PUSKESMAS 72,145,844,625 43,246,171,873 59.94

TOTAL BELANJA LANGSUNG DINAS DAN PUSK

192,450,849,227 136,975,810,924 71.17

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa program dan kegiatan yang realisasi belanjanya tidak mencapai target, yaitu karena disebabkan beberapa hal :

 Pengadaan vaksin carier waktu tidak mencukupi karena PAK

 Anggaran Akreditasi puskesmas tidak bisa diajukan untuk penilaian karena belum ada puskesmas yang memenuhi syarat penilaian.

(37)

 Pengadaan barang promosi kesehatan pada PAK, sehingga waktunya tidak mencukupi

 sebagian lokasi rehab Pustu tidak dilaksanakan karena waktu tidak cukup

 tidak tersedianya lahan pembangunan Polindes, sehingga tidak dilaksanakan pekerjaan pembangunan

 Pengadaan barang PP test (tes kehamilan) dan Urine test melalui e-katalog dengan harga lebih murah.

 Belanja Akomodasi sebagian terserap sesuai kontrak, dalam belanja akomodasi ada kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena pembatasan tempat rapat di hotel, efisiensi.

 adanya efisiensi anggaran.

 Adanya penambahan anggaran PAK khususnya dana cukai untuk kegiatan fisik dan belanja modal yang tidak memungkinkan diadakan oleh karena waktu yang sangat kurang untuk proses lelang, khususnya belanja alat kesehatan.

(38)

BAB IV PENUTUP

Berkembangnya program pembangunan terutama di bidang kesehatan serta bertambahnya kewenangan daerah termasuk dalam bidang kesehatan, maka semakin banyak pula informasi yang perlu dikuasai dan diketahui baik mengenai hasil maupun manfaat kegiatan pembangunan tersebut sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat maupun oleh pemerintah. Melalui laporan Kinerja ini dapat memberikan gambaran tentang hasil kegiatan dan program Dinas Kesehatan selama tahun 2015.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa indikator sasaran penetapan kinerja sebanyak 11 indikator yang tercapai 8 indikator (72.73%) sedangkan 2 indikator belum tercapai. Realisasi anggaran mencapai 71,17 % untuk belanja langsung, sedangkan belanja tidak langsung mencapai 93,36 %.

Demikian laporan kinerja tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yang kemudian ditindak lanjuti dengan rencana kegiatan 2016. Semoga berguna dan bermanfaat.

Pasuruan, 15 Januari 2016

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN

drg. LOEMBINI PEDJATI LAJOENG Pembina Utama Muda

(39)

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kematian Bayi dan Kelahiran Hidup Kabupaten Pasuruan tahun 2013- 2013-2015
Tabel 2. Jumlah Kematian Ibu dan Kelahiran Hidup Kabupaten Pasuruan tahun  2013-2015
Tabel 3. Jumlah Balita Gizi Buruk Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015  Tahun  Balita Gizi Buruk  Jml Balita  Persentase  Th 2013                               92                               95,217                                             0.10   Th 2014
Tabel 4. Jumlah Kecamatan Rawan Gizi  Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi stres, yang dapat menyebabkan penyakit fisik dan tekanan psikologis yang telah diinvestigasi dan terjadi di

Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk keperluan mendapatkan pelayanan medis, observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan

Karena luasnya sistem informasi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan, perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian, yaitu pada sistem informasi akuntansi pembelian

Namun fenomena yang terjadi dilapangan tidak sesuai atau sangat berbeda, berdasarkan masa magang yang dilalui dengan hasil observasi lapangan dan wa- wancara awal kepada

a) Untuk mengetahui implementasi Good Corporate Governance dari aspek akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS pada BAZNAS Kabupaten Jepara. b) Untuk mengidentifikasi

Berangkat dari hal tersebut, Penulis berharap bahwa dengan penulisan Tugas Akhir (skripsi) ini, kita akan mengetahui dan memahami penerapan praktis Dissenting

Peran pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Takisung Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut berdasarkan hasil kuesioner

dari kaca (kanan atas) untuk vaginoskop dan sarung plastik/plastic sheath (bawah) untuk inseminasi pada sapi yang panjangnya telah dipotong separuhnya atau kira-kira menjadi 17