• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN,BUDAYA ORGANISASI, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA APARATUR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN,BUDAYA ORGANISASI, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA APARATUR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN,BUDAYA ORGANISASI, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA

APARATUR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

Diajukan Untuk Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh : LILIS ANDRIYANI

NIM B200130286

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA

APARATUR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, disiplin kerja, motivasi kerja dan komitmen terhadap kinerja aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Metode pengumpulan sampel menggunakan teknik convinence sampling. Alat analisis yang digunakan meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, uji normalitas , uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji analisis regresi linier berganda, uji f , uji t , dan uji R². Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : variabel kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Sedangkan disiplin kerja dan komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja Aparatur sekretariat daerah Kabupaten Boyolali.

Kata kunci : Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen.

Abstract

The research purpose to analysis leadership, the culture of organization, discipline, motivation and commitmen to job performance at Apparatus Secretary’s Government of Boyolali Regency. This research uses quantitative method with primary data by questionnaire. Population of this research is employees Apparatus Secretary’s Government of Boyolali

Regency. Sum samples are 100 respondents. Collecting sample method uses convinence sampling technique. Analysis tools uses validity and realibility test, normality test, multicolineary test, heteroscedasticity, regression linier test, F test, coefficient determination R² test and t test. Base on analysis data result conclussion variable leadership, culture of organization and motivation is significant influences to job performance of employees

Apparatus Secretary’s Government of Boyolali Regency. While discipline and commitmen variable is not significant influence to job performance of employees Apparatus Secretary’s Government of Boyolali Regency..

Keyword : leadership,culture of organization, discipline, motivation, commitmen and job performance.

(6)

1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, organisasi harus memiliki pegawai yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi serta berusaha untuk mengelola organisasi seoptimal mungkin sehingga kinerja pegawainya meningkat. Menurut Akmal, et al (2012), kinerja pegawai merupakan hasil atau prestasi kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Peningkatan kinerja pegawai akan membawa kemajuan bagi organisasi untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup organisasi tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh organisasi. Semakin banyak pegawai yang mempunyai kinerja yang tinggi, maka produktivitas organisasi secara keseluruhan akan meningkat sehingga organisasi akan dapat bertahan dalam persaingan global.

Penilaian terhadap kinerja birokrasi publik menjadi sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis. Oleh karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis interpretasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja. Salah satu ahli yang berpendapat tentang kegagalan Pemerintah, Hendriani dan Artati (2014) menyatakan bahwa kegagalan utama pemerintah saat ini adalah karena kelemahan manajemennya, bukan pada apa yang dikerjakan pemerintah, melainkan bagaimana caranya pemerintah mengerjakannya.

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti dari Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1999, memungkinkan daerah untuk lebih leluasa dalam mengatur rumah tangganya sendiri dalam rangka melayani dan membawa

(7)

kesejahteraan masyarakat. Adanya undang-undang tersebut menyebabkan perubahan yang signifikan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan keuangan daerah (Handayani, et al, 2014).

Dalam pengelolaan sumber daya manusia terdapat kepemimpinan, yang menjadi tonggak awal sebuah organisasi akan dibawa kearah mana. Kepemimpinan merupakan dimana orang memberi pengaruh besar untuk menggerakkan setiap lingkungannya (organisasi) untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan yang baik akan memberi target dalam setiap kebijakan, namun selalu memberi buah yang mampu menjadi pemicu yaitu dengan menghargai setiap prestasi kerja yang ada, memberikan seluas-luasnya pengembangan karir terhadap pegawai, sehingga setiap kerja keras yang dilakukan pegawai akan selalu diperhatikan, tidak luput juga memberikan lingkungan kerja yang baik dan kondusif bagi pegawai agar tetap nyaman saat bekerja. Sehingga banyaknya target yang mesti diraih jika diimbangi dengan hal-hal tersebut bisa memulihkan kembali kinerja pegawai. Seperti pendapat Adinata (2015) bahwa dalam organisasi dimana terdapat situasi bekerjasama diantara orang-orang didalamnya maka dibutuhkan adanya pemimpin dan kepemimpinan. Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai, karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ini menunjukkan bahwa sebuah kepemimpinan sangatlah penting untuk mendorong sebuah organisasi meraih tujuannya.

Duwit(2015) menyatakan bahwa tidak semua aspek-aspek pribadi dari seseorang pegawai itu merupakan kompetensi, hanya aspek-aspek pribadi yang mendorong dirinya untuk mencapai kinerja yang superiorlah yang merupakan kompetensi. Salah satu aspek pribadi yang merupakan kompetensi adalah komunikasi, dengan komunikasi organisasi dapat memelihara motivasi pegawai dengan memberikan penjelasan kepada pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat

(8)

dilakukan pegawai untuk meningkatkan kinerjanya jika sedang berada di bawah standar.

Menurut Handayani (2015), faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah motivasi. Motivasi dapat berperan dalam meningkatkan aktifitas kerja pegawai. Pegawai yang memiliki motivasi akan selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Hal yang sama juga diungkapkan Handayani (2015) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki motivasi akan mencapai kinerja yang tinggi dan sebaliknya pegawai yang kinerjanya rendah disebabkan karena tidak adanya motivasi dalam bekerja.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada bagian keuangan pemerintah kabupaten Boyolali atau pada pegawai lingkungan Sekretariat Daerah (SETDA) sebanyak 100 responden. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode convinence sampling. 2.2 Definisi dan Operasional Variabel

2.2.1 Variabel Dependen

2.2.1.1 Penilaian Kinerja Pegawai

Penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan Pratiwi (2014). Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Penilaian kinerja juga selalu mengasumsikan bahwa karyawan memahami apa standar kinerja mereka, dan penyelia juga memberikan umpan balik, pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk membantu orang yang bersangkutan menghilangkan kinerja yang kurang baik atau melanjutkan kinerja yang baik Pratiwi (2014).

(9)

2.2.2 Variabel Independen 2.2.2.1 Kepemimpinan

Menurut Khaliq dan Marnis (2015) kepemimpinan adalah multi fungsi proses yang mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain juga mempengaruhi interprestasi mengenai peritiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktifitas-aktifitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan kerjasama dari orang-orang diliuar kelompok. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 5 item pertanyaan.

2.2.2.2 Budaya Organisasi (X2)

Budaya (culture) adalah sebuah pengertian dalam arti luas sekali, dalam konteks ini, jika kita membicarakan organisasi maka secara lansung berkaitan dengan budaya organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi adalah suatu alat dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku organisasinya. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan (Adinata, 2015). Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 5 item pertanyaan.

2.2.2.3 Disiplin Kerja

Pratiwi (2014) menyatakan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, jadi dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

(10)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 5 item pertanyaan.

2.2.2.4 Motivasi Kerja

Menurut Kadarisman (2012) Motivasi Kerja adalah sebagai pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, juga merupakan faktor yang membuat perbedaan antara sukses dan gagalnya dalam banyak hal dan merupakan tenaga emosional yang sangat penting untuk sesuatu pekerjaan baru. Menurut Wilson Bangun (2012) Motivasi Kerja merupakan dorongan kepada karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik. Menurut Kadarisman (2012) Motivasi Kerja adalah penggerak atau pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya.Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 5 item pertanyaan.

2.2.2.5 Komitmen

Komitmen organisasi adalah motivator terkuat yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk memiliki kinerja yang baik, meningkatkan efisiensinya dan mengembangkan kemampuannya. Komitmen organisasi adalah penting untuk sebuah organisasi karena merupakan indikator dari tujuan, produktifitas, tingkat absensi dan turnover dari organisasi tersebut (Usman dan Naveed, 2011). Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 5 item pertanyaan.

3. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji secara parsial (terpisah) pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, disiplin kerja, motivasi kerja dan komitmen terhadap kinerja pegawai. Maka model

(11)

penelitian persamaan regrsi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : KP =α+β1KA +β2BO +β3DK +β4MK +β5KO + e Keterangan : KP = Kinerja pegawai = Konstanta

= Koefisien arah regresi

KA = Kepemimpinan BO = Budaya Organisasi DK = Disiplin Kerja MK = Motivasi Kerja KO = Komitmen e = Standar error

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Asumsi Klasik

Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Maka, dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut.

4.2 Uji Normalitas

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,642 menunjukkan bahwa nilai signifikasi untuk model regresi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,804. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi dalam penelitian ini memiliki sebaran data yang normal.

4.3 Uji Multikolinearitas

Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel independennya menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada sekitar 1-10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau diatas 0,1. Dengan demikian dapat dinyatakan juga model regresi ini tidak terdapat multikolinearitas.

(12)

4.4 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Berdasarkan hasil uji Glejser yang dilakukan, nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.5 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

4.5.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja pegawai Sekretariat Daerah

Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi Publik diperoleh nilai (4,036) lebih besar daripada (1,986) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,000<α=0,05. Sehingga variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, itu berarti bahwa Hipotesis pertama (H1 diterima). Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan maka akan meningkatkan kinerja pegawai Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali, dimana pimpinan sangat menghargai gagasan bawahan, mampu berkomunikasi dengan bawahan secara jelas dan efektif, selalu memberikan arahan dalam mengerjakan tugas dan selalu menekankan pekerjaan dengan memfokuskan pada tujuan dan hasil.

4.5.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi Publik Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi Publik diperoleh nilai (2,481) lebih besar daripada (1,986) atau dapat dilihat dari nilai sisnifikasi 0,015<α=0,05. Sehingga variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, itu berarti bahwa Hipotesis (H5 diterima). Hal ini berarti bahwa semakin baik Budaya Organisasi maka akan meningkatkan kinerja pegawai Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali, dimana keputusan penting lebih sering dibuat kelompok daripada individu, perubahan-perubahan ditentukan berdasarkan surat keputusan pimpinan,

(13)

pimpinan memberikan petunjuk yang jelas kepada pegawai baru dan peduli terhadap masalah pribadi pegawai.

4.5.3 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Organisasi Publik Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Organisasi Publik diperoleh nilai (0,175) lebih kecil daripada (1,986) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,862<α=0,05. Sehingga variabel Disiplin Kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kinerja pegawai, itu berarti bahwa Hipotesis (H3 ditolak). Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur sekretariat daerah kabupaten

Boyolali karena pegawai tidak datang tepat waktu dalam bekerja, tidak ikut andil memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan, tidak secara rutin mendapatkan saran dan arahan dari pemimpin dan pegawai kurang bahkan tidak menaati peraturan yang ada dalam organisasi.

4.5.4 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja pegawai Organisasi Publik

Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Organisasi Publik diperoleh nilai signifikasi 0,033<α=0,05. Sehingga variabel Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, itu berarti bahwa Hipotesis (H2 diterima). Hal ini berarti bahwa semakin baik Motivasi Kerja maka akan meningkatkan kinerja pegawai Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali, dimana pegawai mendapatkan kebutuhan yang layak, merasa aman dalam melakukan pekerjaan, memiliki hubungan yang erat dengan semua karyawan,sering dan ingin selalu mendapat penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan dan suka melakukan tugas yang menantang.

4.5.5 Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Organisasi Publik Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Organisasi Publik nilai (1,570) lebih kecil daripada (1,986) atau dapat dilihat dari nilai sisnifikasi 0,120<α=0,05. Sehingga variabel Komitmen tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, itu berarti bahwa Hipotesis (H4 ditolak). Komitmen tidak

(14)

berpengaruh terhadap kinerja aparatur sekretariat daerah kabupaten Boyolali karena pegawai tidak datang tepat waktu dalam bekerja, tidak ikut andil memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan, tidak secara rutin mendapatkan saran dan arahan dari pemimpin dan pegawai kurang bahkan tidak menaati peraturan yang ada dalam organisasi.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur Sekretariat Daerah. Sedangkan, disiplin kerja dan komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Sekretariat Daerah.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah: (1) Penelitian ini hanya menggunakan metode survey melalui kuesioner yang mana memiliki kelemahan yaitu terdapat responden yang menjawab kuesioner secara tidak serius dan tidak dapat dikontrol, sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen tertulis dan hasil penelitian bersifat bias. (2) Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena penelitian ini hanya dibatasi pada Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali saja. Hasil penelitian ini kemungkinan akan berbeda jika dilakukan pada instansi lain. 5.3 Saran

Atas dasar kesimpulan serta keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut: (1) Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti menggunakan metode lain dalam pengambilan data seperti metode wawancara, agar responden bisa memberikan jawaban yang seharusnya dan hasil penelitian tidak bersifat bias. (2) Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan seluruh pegawai yang ada pada instansi agar

(15)

hasilnya bisa maksimal mewakili instansi tersebut, dan diharapkan menambah beberapa instansi saja, dengan demikian sampel akan lebih banyak sehingga akan diperoleh data yang valid dan kesimpulan dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adinata, Ujang Wawan Sam. 2015. “Pengaruh Kepemimpinan

transformasional, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan KJKS BMT Tamzis Bandung”. ISSN 2443-2121. Volume 9, No. 2.

Akmal, Zaldi,et al. 2012. “Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi dan Disiplin serta Dampaknya pada Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Aceh Unsyiah”. ISSN 2302-0199. Volume 1, No. 2.

Dewi, Sarita Permata. 2012. “Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta”. Jurnal Nominal. Vol.1 No.1. UNY. Jogjakarta

Duwit, Filliks. 2015. “Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kampung Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat)”. Jurnal ISSN : 2303-1174, Volume 3, No.4, Hal 130-141.

Enceng dan Yuli Tirtariandi El Anshori. 2012. “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan terhadap Kualitas

Pelayanan Masyarakat (Studi di Kantor Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang)”. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan. Vol.3 No.1.

Hendriani, Susi dan Yuli Artati. 2014. “Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar”. Pekbis Jurnal, Volume 6, No.1.

Jayusman, Hendra dan Siti Khotimah. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat”. Jurnal Spread. Vol.2 No.2.

Kamasamy, Mokana A/P Muthu, et al. 2015. “Individual, Organizational and Environmental Factors Affecting Work-Life Balance”. ISSN 1911-2017. E-ISSN 1911-2025, Vol 11, No.25.

Referensi

Dokumen terkait

The aims of this study is to analyze the kind of teaching strategies conducted by the English language teacher used to encourage students to ask questions

2 Apakah Bapak/ Ibu ikut dilibatkan dalam menciptakan budaya dan ilkim kerja yang kondusif

Garis putus-garis putus yang diperoleh dengan cara menghubungkan setiap titik dengan bayangannya adalah invariant dalam translasi ini, sama seperti semua garis yang paralel

Melakukan suatu bentuk kegiatan dengan mengedepankan kalender event yang sudah ada atau yang menjadi program pemerintah kabupaten bekasi menjadi acuan bagi Radio Wibawa Mukti

Hasil yang ada menunjukkan bahwa jumlah tahun sekolah dan populasi memiliki pengaruh terhadap pendapatan domestik regional bruto.. Sedangkan empat variabel bebas lainnya

Desain alat penangkap ikan kapal ikan menggunakan rawai tuna dasar atau long line , yaitu alat tangkap ikan yang terdiri dari rangkaian tali temali yang di bentangkan

Terkait bidang hukum, ada permasalahan teknis dari kriteria yang berdasarkan perundang-undangan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam surat

Sripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar. Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di Kelas IV SDN 2