Dr. Ir. Herien Puspitawati, MSc, MSc .
Copy right: Herien Puspitawati Dept. Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Email :herien_puspitawati@email.com
Curriculum Vitae Penyaji
Nama
: Dr. Ir. Hj. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc.
Pendidikan
: S1 Agribisnis, Fak Pertanian, IPB
S2 Family & Consumer Sciences, Iowa State Univ., USA
S2 Family Sociology, Iowa State Univ., USA
S3 Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga, IPB
Pekerjaan
:
Dosen S1 di Dept. IKK-FEMA IPB; Dosen S2 dan S3 di FEMA IPB
Kepala Program Studi Magister Ilmu Keluarga & Perkembangan
Anak, Fakultas Ekologi Manusia-IPB
Ketua Divisi Pemberdayaan Keluarga, PKGA-LPPM-IPB
Jabatan Lain
: Anggota Tim Pakar - Kelompok Kerja Gender-Kemendiknas RI
Anggota Tim Pokja Pembangunan Keluarga, Kemensos RI
Alamat
: Dept. IKK-FEMA-IPB
Jl. Puspa- Kampus IPB Darmaga
Telpkantor: (0251) 628303; Fax: (0251) 622276
HP 08 1111 0920
E-mail:
herien_puspitawati@email.com
OUTLINE
• SEPINTAS PERAN KELUARGA
• SEPINTAS KONSEP KETAHANAN KELUARGA
• MASUKAN KEGIATAN SOSIAL DALAM
SEPINTAS PERAN KELUARGA
KELUARGA
Pilar-pilar penyangga eksistensi suatu bangsa
Pusat kegiatan penting dari berbagai aspek kehidupan Pusat kegiatan ekonomi masyarakat, dengan kondisi para angotanya bekerja sama mencari nafkah untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari dan saling memberikan bantuan keuangan dan materi
Terdapat seorang pemimpin yang biasanya dilekatkan dengan laki-laki (sebagai kepala keluarga), seorang
manajer rumahtangga yang biasanya dilekatkan dengan perempuan (sebagai ibu rumahtangga), dan anak-anak yang harus mendapatkan pendidikan dan pengajaran baik karakter, keagamaan dan sosial budaya
Ada Struktur-Legalitas Menjalankan Fungsi
Seandainya Keluarga Rapuh Negara akan Runtuh
KELUARGA sbg Unit
Terkecil
Dapat menciptakan konsensus apabila ada konflik Dapat memperkirakan lingkungannya apabila terjadi sesuatu
Dapat memotivasi orangtua untuk mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan bonding emosional yang kuat diantara anggota keluarganya
Memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya yang meliputi agama, psikologi, makan dan minum, dan sebagainya
Keluarga sejahtera Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan fisik dan mental yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota
keluarga, dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya (Landis 1989; BKKBN 1992)
SEPINTAS KETAHANAN KELUARGA
Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah
kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan
ketangguhan serta mengandung kemampuan
fisik materil guna hidup mandiri dan
mengembangkan diri dan keluarganya untuk
hidup harmonis dalam meningkatkan
kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.
(UU Nomor 52/2009)
Sepintas Ketahanan Keluarga
Ketahanan keluarga adalah
Kemampuan keluarga dalam mengelola
sumberdaya yang dimiliki dan menanggulangi
masalah yang dihadapi untuk memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikososial keluarga.
(Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak No 7 tahun 2011 tentang
Kebijakan Peningkatan Ketahanan Keluarga Anak
yang Membutuhkan Perlindungan Khusus)
Sikap melayani sebagai tanda kemuliaan
Keakraban antara suami-istri menuju kualitas perkawinan yang baik
Orangtua yang mengajar dan melatih anaknya dengan penuh tantangan kreatif, pelatihan yang
konsisten dan mengembangkan ketrampilan
Suami-istri yang menjadi pemimpin dengan penuh
kasih dan
Anak-anak yang mentaati dan menghormati
orangtuanya
Sepintas Ketahanan Keluarga
5 tanda adanya Ketahanan
Keluarga (Chapman, 2000)
Sepintas Ketahanan Keluarga
Ketahanan Fisik
• Apabila terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan
kesehatan (indikator: pendapatan per kapita melebihi kebutuhan fisik minimum) dan terbebas dari masalah ekonomi (indikator: terbebas dari masalah ekonomi)
Ketahanan Sosial
• Apabila berorientasi nilai Agama, komunikasi berlangsung efektif, komitmen keluarga tinggi (pembagian peran, dukungan untuk maju dan waktu kebersamaan keluarga, membina hubungan sosial dan mekanisme penanggulangan masalah
Ketahanan Psikologis
• Apabila keluarga mampu menanggulangi masalah non fisik, pengendalian emosi secara positif, konsep diri positif (termasuk terhadap harapan dan kepuasan) dan kepedulian suami terhadap istri
Komponen Ketahanan Keluarga (Otto, Mc Cubbin 1988)
Keutuhan keluarga, loyalitas dan kerjasama dalam keluarga Ikatan emosi yang kuat
Saling menghormati antar anggota keluarga Fleksibilitas dalam melaksanakan peran keluarga
Kemampuan pengasuhan dan perawatan dalam tumbuh kembang anak Komunikasi yang efektif
Pemenuhan kebutuhan spiritual keluarga
Kemampuan memelihara hubungan dengan lingkungan luar keluarga Kemampuan untuk meminta bantuan apabila dibutuhkan
Kemampuan untuk berkembang melalui pengalaman Mencintai dan mengerti
Komitmen spiritual
Berpartisipasi aktif dalam masyarakat Kemampuan mendengarkan dengan sensitif
Keluarga yg Kuat dan Sukses (Martinez et al.)
Kuat dalam aspek kesehatan
• Indikatornya adalah keluarga merasa sehat secara fisik, mental, emosional
dan spiritual yang maksimal
Kuat dalam aspek ekonomi
• Indikatornya adalah keluarga memiliki sumberdaya ekonomi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (a living wage) melalui kesempatan
bekerja, kepemilikan aset dalam jumlah tertentu dan sebagainya
Kuat dalam kehidupan keluarga
• Indikatornya adalah bagaimana keluarga terampil dalam mengelola resiko,
kesempatan, konflik dan pengasuhan untuk mencapai kepuasan hidup
Keluarga yg Kuat dan Sukses (Martinez et al.)
Kuat dalam aspek pendidikan
• Indikatornya adalah kesiapan anak untuk belajar di rumah dan sekolah sampai mencapai tingkat pendidikan yang diinginkan dengan keterlibatan dan dukungan peran orang tua hingga anak mencapai kesuksesan
Kuat dalam aspek kehidupan bermasyarakat
• Indikatornya adalah jika keluarga memiliki dukungan seimbang antara yang bersifat formal ataupun informal dari anggota lain dalam masyarakatnya, seperti hubungan pro-sosial antar anggota masyarakat, dukungan teman, keluarga dan sebagainya
Kuat dalam menyikapi perbedaan budaya
Kerapuhan Keluarga
Keluarga sebagai satu entitas selalu menghadapi
ancaman kerapuhan/kerentanan (family vulnerability)
yang berasal dari kekuatan dari luar keluarga, yang dapat
menimbulkan kerusakan (potential damage). Gangguan/
ancaman dari berbagai aspek tersebut baik sosial,
ekonomi maupun lingkungan alam dapat menimbulkan
kerapuhan keluarga pada berbagai aspek, seperti sosial,
Jenis Ancaman/Kerapuhan (UNDP, 2000)
Kerapuhan aspek ekonomi (Economic Vulnerability) yang merupakan
tekanan makro termasuk tekanan ekonomi keluarga terhadap produksi,
distribusi dan konsumsi ekonomi keluarga
Kerapuhan aspek lingkungan (Environmental Vulnerability) yang merupakan
tekanan dari luar yang berasal dari sistem ekologi sumberdaya alam
(natural eco-systems)
Kerapuhan aspek sosial (Social Vulnerability) yang merupakan tekanan dari luar yang berhubungan dengan stabilitas sosial dan masalah sosial masyarakat
Contoh Bentuk Ancaman
Sulitnya mencari pekerjaan, karena tekanan pengangguran yang tinggi
Tingginya angka kemiskinan
Marginalisasi kehidupan kemanusiaan di perkotaan
Marjinalisasi ekonomi pedesaan
Rawan bencana alam (gempa, banjir, gunung berapi dll)
Inflasi ekonomi yang tinggi
Komponen Ketahanan Keluarga
KETAHANAN KELUARGA
(FAMILY STRENGTH/
RESILIENCE)
KESEJAHTERAAN
KELUARGA
(FAMILY WELL-BEING)
Bagian dariK O M P O N E N K E T A H A N A N K E L U A R G A
(Puspitawati, 2012)
•Bertaqwa kepada Tuhan YME dan taat pada nilai-nilai/norma. •Punya wawasan ke depan & wawasan gender.
•Mempunyai pengetahuan ilmu pengetahuan.
•Mempunyai semangat hidup untuk maju.
•Mampu akses terhadap sumberdaya dan informasi
•Menjalankan fungsi-fungsi keluarga (keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi & pendidikan, ekonomi & pembinaan lingkungan).
•Punya manajemen sumberdaya keluarga dan manajemen ekonomi rumahtangga (manajemen waktu & pekerjaan, manajemen keuangan, mengolah stres, perencanaan jumlah anak).
•Melakukan kemitraan gender yang adil dan setara (pengambilan keputusan, pengelolaan
sumberdaya, saling menghirmati dan membutuhkan).
•Mempunyai bonding yang kuat antar anggota keluarga, komunikasi dan interaksi yang baik.
•Saling berkomitmen untuk tujuan bersama. •Sejahtera fisik. •Sejahtera sosial. •Sejahtera ekonomi. •Sejahtera psikologi/mental. •Sejahtera spiritual.
•Berkarakter individu yang baik.
•Bahagia dan puas terhadap semua yang dimiliki dan dihasilkan oleh
individu/keluarga.
•Memelihara kerukunan dan hidup harmonis dalam keluarga dan masyarakat. •Mandiri secara sosial dan ekonomi.
•Hidup berkesetaraan dan berkeadilan dalam keluarga dan masyarakat.
•Kontribusi pada keluarga, masyarakat dan bangsa. •Hidup berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa.
I N P U T P R O S E S O U T P U T OUTCOME/DAMPAK
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat Keluarga sebagai sumber ketahanan sosial masyarakat Keluarga sebagai pilar pembangunan dan pondasi Bangsa
Konsep Ketahanan Keluarga dan
Pengembangan Indikator Ketahanan Keluarga
KETA-HANAN SOSIAl- PSIKO-LOGI KETA-HANAN FISIK KELUA RGA KETA-HANAN EKONO MI KETA-HANAN SOSIAL BUDAYA
Legalitas, Keutuhan Keluarga dan Kesetaraan Gender
Ketahanan Keluarga
Indonesia
, ,
Keluarga merupakan pilar-pilar penyangga eksistensi
suatu bangsa. Apabila pilar-pilar tersebut keropos,
maka bangunan suatu bangsa tidak akan mempunyai
landasan yang kokoh
, ,
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat diharapkan menjadi
keluarga yang sehat yaitu yang dapat menciptakan konsensus apabila ada
konflik, keluarga yang stabil, dan dapat memperkirakan lingkungannya
apabila terjadi sesuatu, dan dapat memotivasi orangtua untuk
mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan bonding emosional yang kuat
diantara anggota keluarganya
MASUKAN KEGIATAN SOSIAL
DALAM MEWUJUDKAN
Nasional/Provinsi/Kab./Kota
L / P
Masyarakat dan Keluarga
KETAHANAN KELUARGA
IMPLEMENTASI
KETAHANAN KELUARGA
8 Fungsi Keluarga:
1. Keagamaan,
2. Sosial budaya,
3. Cinta kasih,
4. Melindungi,
5. Reproduksi,
6. Sosialisasi &
pendidikan,
7. Ekonomi &
8. Pemeliharaan
lingkungan.
Direktorat Pemberdayaan Keluarga
dan Kelembagaan Sosial, Ditjen Pemberdayaan
23
Alur Pikir Perencanaan Kegiatan
Peningkatan program yang ada Pengembangan program baru Perbaikan komponen yang sudah ada Dukungan untuk komponen yg belum didukung Kebijakan Kelembagaan pelaksana Mekanisme Kerja/Prosedur Kebijakan Baru Penguatan Kelembagaan/ Struktur Baru/Perubahan Tupoksi Pengembangan Mekanisme/Prosedur Baru
Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Peran Apa yg akan Diambil ? Rekomendasi apa yg akan disampaikan ke K/L Pusat Daerah
Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Alternatif Kebijakan
Untuk Program yang Sudah Ada
• Peningkatan Koordinasi (internal-eksternal)
• Monitoring kinerja yang berkaitan dengan
Pemberdayaan keluarga untuk mewujudkan
ketahanan keluarga
– Pusat ?
– Daerah ?
• Prioritas pada isu Tertentu (kegiatan sosial
untuk remaja, keluarga desa/kota)?
Alternatif kebijakan
untuk Program yang Belum Ada
• Kebijakan pendekatan Pembangunan dengan
Pendekatan Keluarga (Family Oriented
Development Program)?
• Pengintegrasian Pemenuhan Hak Anak?
• Pengembangan Pengasuhan?
• Pengembangan Pendidikan Berkeluarga?
• PKDRT untuk keluarga?
• Ekonomi kreatif Industri Mikro/rumahan?
• Pengembangan manajemen sumberdaya keluarga
(materi, non-materi, waktu, ruang, energi)?
25
Ketahanan Keluarga Komponen:
PROGRAM/KEGIATAN
Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Pemberdayaan Perempuan (PP) Asistensi Kesejahteraan Sosial Keluarga (AKSK) Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) Pusat Pemberdayaan Keluarga (Posdaka)TARGET KINERJA
Meningkatkan kinerja Direktorat Pemberdayaan
Keluarga dan Kelembagaan Sosial, Kementerian
Sosial Republik Indonesia dan kinerja Dinas
Sosial Kabupaten/Kota dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan menurunkan jumlah
penduduk miskin melalui ”Sinergitas Program
Pemberdayaan Keluarga Indonesia Melalui
Hubungan antara Kegiatan, Tujuan
Kegiatan, Luaran dan SubDit Terkait di
Direktorat PKKS-Kementerian Sosial RI
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kebijakan Pengembangan Sinergitas LK3 dan Posdaka untuk Pemberdayaan Keluarga Indonesia.
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Output/Luaran Di Bawah Koordinasi Subdit (Direktorat PKKS) 1 Pemetaan Masalah Sosial dan Data Base Pemetaan Permasalahan Keluarga Rentan Berbasis Masyarakat Lokal melalui Panduan Penyusunan Data Base dan Early
Warning System of Vulnerable Families.
Tersusunnya ”Pemetaan Permasalahan Keluarga Rentan Berbasis Masyarakat Lokal melalui Panduan Penyusunan Data Base dan Early Warning System
of Vulnerable Families.”
Semua Sub Dinas: 1. Ketahanan Keluarga 2. Asistensi Keluarga dan
Pemberdayaan Perempuan
3. Kemitraan Dunia Usaha 4. TKSM dan Organisasi Sosial 5. Karang Taruna 2 Penyusunan Program di Tingkat Kabupaten/ Kota Penyusunan Program Peningkatan Ketahanan Keluarga Berbasis Kelembagaan Lokal.
Tersusunnya “Program Peningkatan Ketahanan Keluarga Berbasis
Kelembagaan Lokal” yang meliputi: a. Menumbuhkembangkan motivasi
dalam generating income bagi keluarga.
b. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Menuju Ketahanan Pangan Keluarga.
c. Konsultasi Keluarga dan Perlindungan Anak.
d. Peningkatan akses dan pelayanan PMKS.
e. Pendampingan Kelembagaan Lokal termasuk Karang Taruna dan
Paguyuban Sosial.
Semua Sub Dinas: 1. Ketahanan Keluarga 2. Asistensi Keluarga dan
Pemberdayaan Perempuan
3. Kemitraan Dunia Usaha 4. TKSM dan Organisasi
Sosial
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Output/Luaran Di Bawah Koordinasi Subdit (Direktorat PKKS) 3 Capacity Building dan Networking Penguatan Jejaring antara LK3 dan Posdaka serta Sinergitasnya dengan Kelembagaan Sosial Lokal Berbasis Masyarakat. Terciptanya “Penguatan Jejaring antara LK3 dan Posdaka serta Sinergitasnya dengan Kelembagaan Sosial Lokal Berbasis Masyarakat.”
Semua Sub Dinas: 1. Ketahanan Keluarga 2. Asistensi Keluarga dan
Pemberdayaan Perempuan 3. Kemitraan Dunia Usaha 4. TKSM dan Organisasi Sosial 5. Karang Taruna 4 Pelatihan dan Pendampingan Masyarakat Peningkatan Kompetensi TKSK, petugas LK3 dan Posdaka Melalui Pelatihan dan Praktek Pendampingan Pada Masyarakat.
Terlaksananya pelatihan dan praktek pendampingan pada masyarakat pada petugas TKSK, LK3 dan Posdaka dalam rangka Peningkatan kompetensinya untuk
Mewujudkan pelayanan dan pendampingan masyarakat yang sinergis.
Semua Sub Dinas: 1. Ketahanan Keluarga 2. Asistensi Keluarga dan
Pemberdayaan Perempuan 3. Kemitraan Dunia Usaha 4. TKSM dan Organisasi Sosial 5. Karang Taruna 5 Kebijakan Nasional Perluasan Akses dan Pelayanan Kebijakan perluasan akses dan pelayanan sosial menuju
kesejahteraan sosial ekonomi berbasis masyarakat.
Tersusunnya kebijakan perluasan akses dan pelayanan sosial menuju kesejahteraan sosial ekonomi berbasis masyarakat.
Semua Sub Dinas: 1. Ketahanan Keluarga 2. Asistensi Keluarga dan
Pemberdayaan Perempuan 3. Kemitraan Dunia Usaha 4. TKSM dan Organisasi
Sosial
Sinergisme Kelembagaan Sosial Ekonomi
Dalam Meningkatkan Akses dan
Pelayanan Menuju Ketahanan Keluarga
Indonesia
Tujuan Kegiatan Sasaran Kegiatan Isu/Masalah Strategi/ Metode Kegiatan holistik yang bisa dilakukan di kecamatan Output/Luaran Pemetaan Permasalah an Keluarga Rentan Berbasis Masyarakat Lokal melalui Panduan Penyusuna n Data Base dan Early Warning System of Vulnerable Families. Dinas Sosial Kabupaten/ Kota bekerjasama dengan Kantor Statistik dan SKPD lainnya. Belum optimalnya penyediaan data secara rutin dan akurat secara partisipatif dari masyarakat. Belum optimalnya panduan data base dan early warning system tentang keluarga rentan. Pendataan secara partisipatif. Penyusunan Panduan Early Warning System of Vulnerable Families. Sosialisasi Panduan dan hasil pemetaan. Pendataan melibatkan semua stakeholder di daerah/desa. Sosialisasi hasil pemetaan dan hasil
Early Warning System of Vulnerable Families. Aparat Desa mendapat gambaran warganya yang rentan dan menyusun strategi penanggulangannya . Tersusunnya ”Pemetaan Permasalahan Keluarga Rentan Berbasis Masyarakat Lokal melalui Panduan Penyusunan Data Base dan Early
Warning System of Vulnerable
Tujuan Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Isu/Masalah Strategi/ Metode Kegiatan holistik
yang bisa dilakukan di kecamatan Output/Luaran Penyusunan Program Peningkatan Ketahanan Keluarga Berbasis Kelembagaan Lokal. Dinas Sosial Kabupaten/ Kota Kelembagaan Lokal di Desa/ Kecamatan. Belum optimalnya sinergi antara program-program di Dinas sosial dengan SKPD lainnya. Belum optimalnya pelaksanaan program-program di Dinas Sosial yang responsif gender. Capacity Building Planning & Budgeting
Di Dinas Kabupaten/Kota. Penyuluhan/ Pelatihan/ Pendampingan Sosialisasi pada Keluarga
dan Capacity Building Kelembagaan Lokal. Mengoptimalkan menggunakan bahan/modul yang tersedia di Kementerian Sosial. Program disosialisasikan kepada masyarakat oleh kelembagaan lokal, sebagai umpan baliknya, masyarakat memberikan respond an masukan melalui kelembagaan lokal kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat dan memberikan informasi tentang potensi dan sumberdaya lokal. Tersusunnya “Program Peningkatan Ketahanan Keluarga Berbasis Kelembagaan Lokal” yang meliputi: Menumbuhkembang
kan motivasi dalam
generating income bagi keluarga. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Menuju Ketahanan Pangan Keluarga. Konsultasi Keluarga dan Perlindungan Anak. Peningkatan akses dan pelayanan PMKS. Pendampingan Kelembagaan Lokal termasuk Karang Taruna dan Paguyuban Sosial.
Tujuan Kegiatan Sasaran Kegiatan Isu/Masalah Strategi/ Metode Kegiatan holistik yang bisa dilakukan
di kecamatan Output/Luaran Penguatan Jejaring antara LK3 dan Posdaka serta Sinergitasnya dengan Kelembagaan Sosial Lokal Berbasis Masyarakat. LK3 dan Posdaka. Kelembagaan Lokal Berbasis Masyarakat di Desa/Kecamatan . Belum optimalnya sinergi antara LK3 dan Posdaka dengan kelembagaan lokal berbasis masyarakat lainnya. Capacity Building LK3 dan Posdaka. Capacity Building Kelembagaan Lokal LK3 dan Posdaka meningkatkan jejaring dengan kelembagaan lokal seperti Kader PKK, POSYANDU, Karang Taruna, Kelembagaan Sosial, Ekonomi, LKM, Koperasi, Aparat (Desa, Kecamatan) dan Tokoh Masyarakat. Terciptanya “Penguatan Jejaring antara LK3 dan Posdaka serta Sinergitasnya dengan Kelembagaan Sosial Lokal Berbasis Masyarakat.” Peningkatan Kompetensi TKSK, petugas LK3 dan Posdaka Melalui Pelatihan dan Praktek Pendampingan Pada Masyarakat. TKSK di Kecamatan Melalui Penguatan LK3 dan Posdaka. Belum optimalnya animo gerakan Pemberdayaan Keluarga melalui LK3 dan Posdaka secara nasional. Belum optimalnya praktek sinergis antara TKSK, LK3 dan Posdaka dengan kelembagaan lokal berbasis masyarakat. Pelatihan dan penyuluhan (face to face, visitasi, penyuluhan massal, dan pemasaran social melalui media). Mengoptimalkan menggunakan bahan/modul yang tersedia di Kementerian Sosial. Kegiatan TKSK, LK3 dan Posdaka dapat disinergiskan dengan kegiatan PKK, Posyandu, dan kegiatan ekonomi lainnya.
TKSK, LK3 dan Posdaka mempunyai kompetensi untuk bersinergi dengan kelembagaan lokal lainnya di daerah.
Terlaksananya
pelatihan dan parkatek pendampingan pada masyarakat pada petugas TKSK, LK3 dan Posdaka dalam rangka Peningkatan kompetensinya untuk Mewujudkan pelayanan dan pendampingan masyarakat yang sinergis.
Tujuan Kegiatan Sasaran Kegiatan Isu/Masalah Strategi/ Metode Kegiatan holistik yang bisa dilakukan di kecamatan Output/Luaran Kebijakan perluasan akses dan pelayanan sosial menuju kesejahteraan sosial ekonomi berbasis masyarakat. Direktorat PKKS-Kementerian Sosial-RI. Kementerian lainnya. Belum optimalnya sinergi antar Subdin di Direktorat PKKS Kementerian Sosial RI. Belum optimalnya sinergi antara Kementerian Sosial RI dengan Kementerian lainnya. Round Table Discussion dalam menyusun planning & budgeting --- Tersusunnya kebijakan perluasan akses dan pelayanan sosial yang sinergis dengan kementerian lainnya. Sinergisme antar Sub Din di Direktorat PKKS-KemenSos- RI.