• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1

Umum

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya

orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat

menjadi satu kesatuan yang monilit dengan menyatukan pangkal tiang yang

terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

Jika tiang dipasang melalui tanah lunak ke dalam pasir padat, maka ujung

tiang akan memindahkan dan memadatkan pasir. Hambatan lekat (Skin Friction)

tiang ini lebih besar daripada tiang bor karena proses pelaksanaan tiang bor tidak

memadatkan pasir, tetapi justru memberi kesempatan untuk mengembang.

Sementara tidak jarang struktur tanah mengandung pecahan batu yang kurang

lapuk atau kerikil yang sulit ditembus. Dalam proses pemancangan untuk

mencapai lapisan tanah keras hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan atau

pembengkokan pada tiang, padahal pecahan ini dapat dengan mudah digali dan

diangkat dalam pembuatan lubang bor. Oleh sebab itu pondasi tiang bor lebih

cenderung berperan sebagai tiang tahanan ujung dan dapat dipakai pada hampir

semua jenis tiang.

(2)

Ditinjau dari segi pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis

sistem, yaitu :

a) Sistem Augering

: Diterapkan pada kondisi tanah yang mudah runtuh

dengan menggunakan casing (Bentonite Slury)

sebagai penahan longsor. Pemakaian slury tidak

disarankan

pada

kondisi

tanah

yang

permeabilitynya besar.

b) Sistem Grabbing

: Diterapkan pada kondisi tanah yang sulit ditembus

dengan

menggunakan

Continous

Semirotary

Motion Casing yang dimasukkan kedalam tanah

dengan cara ditekan sambil diputar.

c) Sistem Wash Boring : Diterapkan pada kondisi tanah yang mengandung

pasir lepas dengan menggunakan casing dan

pompa

sirkulasi

air

untuk

memudahkan

pengeboran.

5.1.1 Beberapa Alasan Menggunakan Pondasi Bored Pile Pada Konstruksi

a) Peralatan pengeboran mudah dipindah-pindah sehingga waktu pelaksanaan

relatif lebih cepat.

b) Dari contoh tanah selama pengeboran dapat diketahui apakah kondisi

tanah sesuai dengan keadaan tanah dari hasil boring yang dilakukan pada

waktu penyelidikan tanah atau tidak.

c) Suara dan getaran yang ditimbulkan oleh alat drilling relatif lebih kecil

dibandingkan dengan alat pilling ring pada tiang pancang sehingga sangat

(3)

cocok untuk digunakan di daerah yang padat penduduk serta tidak

mengganggu bangunan-bangunan atau perkantoran yang ada di sekitar

proyek.

d) Dapat digunakan untuk segala macam kondisi tanah, misalnya menembus

tanah lapisan keras, lapisan kerikil (Boulder), batu-batuan lapuk dan

lensa-lensa tanah yang tidak dapat ditembus oleh tiang pancang.

e) Karena pada pelaksanaan tiang bor (Replacement Pile) tidak perlu untuk

memindahkan volume, maka gangguan tanah pada sekelilingnya akibat

operasi drilling relatif sangat kecil sehingga dapat mengurangi proses

remoulding tanah.

f) Diameter dan kedalaman lubang bor dapat divariasikan sehingga lebih

ekonomis untuk beban-beban kolom yang besar dan dapat menahan

momen lentur pada kepala tiang (High Bearing Piles), serta tidak

diperlukan sambungan untuk tiang-tiang yang dalam. Oleh sebab itu,

sangat cocok terutama untuk pondasi bangunan bertingkat banyak karena

dapat menggantikan suatu kelompok tiang pancang.

g) Dalam pelaksanaan penulangan sangat ekonomis karena diameter tiang

bor relatif besar dan tidak adanya masalah “Driving Stress and Pitching

Starin” selama pelaksanaan seperti tiang pancang.

h) Ketahanannya terhadap korosi dapat lebih baik dari pada tiang pancang

karena ketebalan selimut betonnya mudah disesuaikan.

(4)

5.1.2 Beberapa Kelemahan dari Pondasi Bored Pile

a) Kurang dapat diandalkan untuk daya dukung tahanan geser karena proses

pelaksanaanya tidak sekaligus memadatkan tanah tetapi justru mengurangi

massa tanah.

b) Proses pelaksanaan kadang-kadang sangat sensitif terhadap kondisi tanah

yang dijumpai dan pengaruh cuaca.

c) Prosedur pelaksanaannya sangat kritis terhadap daya dukung tiang bor,

karena cara pengeboran dan pengecorannya sangat mempengaruhi mutu

beton yang dihasilkan sedangkan pemeriksaan kualitas hanya dapat

dilakukan secara tidak langsung sehingga memerlukan pengawasan yang

lebih ketat dan teliti selama pelaksanaan.

d) Meskipun penetrasi sampai ke lapisan pendukung dianggap telah

terpenuhi, kadang-kadang masih terjadi penurunan yang berlebihan karena

keadaan geologis lapisan tanah yang tidak sama. Hal ini juga dapat

mengurangi daya dukung pondasi.

e) Kondisi lapangan lebih kotor atau berlumpur dibandingkan dengan

pondasi tiang pancang, sehingga harus dipersiapkan cara-cara untuk

menangani tanah galian agar tidak menghambat pekerjaan dan mengurangi

mutu.

f) Sebagai Cast In Place Pile, maka pelaksanaannya memerlukan lebih

banyak peralatan berat maupun ringan sebagai penunjang.

(5)

g) Semakin besar diameter bored pile semakin besar pula daya dukungnya

tetapi biaya untuk keperluan loading test lebih tinggi.

5.2 Tempat Kerja Praktek

Kami melaksanakan Kerja Praktek pada pihak Owner, yaitu PT.

Supermall Karawaci. PT. Supermall Karawaci sebagai developer mengembangkan

apartemen dikawasan karawaci tanggerang yang bernama apartemen U Residence.

Sebelumnya PT. Supermall Karawaci hanya membuat 1 Tower saja, namun

Akibat tingginya minat konsumen terhadap apartemen tersebut membuat PT.

Supermall Karawaci membuat apartemen U Residence tower 3 atau tempat

penulis melakukan kerja praktek.

Gambar 5.1 Site office U Residence

5.2.1. Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan KP, yang saya tinjau dan amati di lapangan antara

lain adalah :.

1.

Mencatat waktu pelaksanaan bored pile dari mulai pengeboran,

(6)

2.

Melakukan pengecekan secara acak pada setiap rangkaian tulangan yang

akan dimasukan ke lubang bor. Yang saya cek adalah jarak antar sengkang

pada pembesian tiang bor dan type pembesian yang sudah dibuat dan akan

dipasang nantinya. Ada empat type pembesian tiang bor yang dipasang

pada proyek ini.

3.

Melakukan tes slump pada setiap truk mixer yang akan melakukan

pengecoran. .

4.

Mengikuti kegiatan meeting mingguan yang diadakan pihak owner dengan

pihak konsultan dan kontraktor agar mengetahui bagaimana cara

penyelesaian masalah yang berada dilapangan.

5.3.

Pekerjaan Fondasi Tiang Bor

5.3.1. Definisi dan Fungsi Fondasi Tiang Bor

Tahap pertama pembangunan suatu konstruksi adalah pekerjaan pondasi

baru kemudian melaksanakn pekerjaan struktur atas. Secara umum pondasi

sebagai bagian dari struktur yang menuruskan beban yang berasal dari berat

bangunan itu sendiri, beban hidup dan beban dari luar bangunan tersebut (angin,

hujan dan gempa).

Tiang bor merupakan pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang

pancang, yang membedakan adalah cara pembuatan. Secara garis besar

pengerjaan tiang bor adalah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, lalu

dimasukan besi tulangan yang sudah dirakit sebelumnya, kemudian dimasukan

adukan beton atau pengecoran setempat. Fondasi tiang bor adalah alternatif lain

apabila dalam pelaksanaan lokasinya sangat sulit atau beresiko apabila

menggunakan tiang pancang. Seperti, masalah mobilisasi peralatan dan tiang

(7)

pancang itu sendiri, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar

(getaran, kebisingan, kebersihan lingkungan sekitar) dan kondisi lain yang dapat

mempengaruhi kegiatan pekerjaan tersebut.

5.3.2 Tahapan Pekerjaan

(8)

5.3.3 Metode Pelaksanaan

5.3.3.1 Proses pernentuan Titik (Surveying)

Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh

direksi lapangan maka pekerjaan pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum

pekerjaan ini dimulai kontraktor sudah harus menyiapkan drilling record yang

bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar 5.3 Proses penentuan titik pengeboran yang dilakukan oleh tim Survey

5.3.3.2 Proses Pengeboran (Drilling)

Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran

harus dilakukan dengan menggunakan rotary drilling machine dengan dilengkapi

buckets dan augers yang sudah memperoleh persetujuan dari Direksi Lapangan.

(9)

Gambar 5.4 Pengeboran titik dengan menggunakan Auger atau bor gali

Minimun harus disediakan 1 set alat bor cadangan, serta peralatan casing

sementara (apabila diperlukan). Alat-alat ini harus dapat dipergunakan untuk

melakukan pengeboran menembus air, lapisan keras, batu besar,

serpihan-serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir. Bila kekuatan dinding

lubang bor diperkirakan tidak cukup kuat menahan longsor, perlu dipergunakan

steel casing sementara dengan ukuran panjang yang sesuai dengan

kebutuhan.Sambungam dari casing harus kedap air.

(10)

Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil

penyelidikan tanah.Dari kondisi tanah yang ada kontraktor harus sudah

mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa kemungkinan besar

perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam lubang bor.

5.3.3.3 Proses Pembersihan Lubang (Cleaning)

Setelah pengeboran selesai harus dicatat kedalaman yang dicapai. Tahapan

kedua adalah pekerjaan pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur

yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan ini mutlak harus dilakukan oleh

Kontraktor karena longsoran dan lumpur tersebut dapat mempengaruhi daya

dukung serta perilaku dari tiang bor. Pekerjaan pembersihan ini baru dapat

dihentikan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Lama

pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah pembersihan dilakukan harus

dicatat.

5.3.3.4 Proses Pemasangan Tulangan (Reinforcement)

Tahap selanjutnya adalah penyetelan/pemasangan tulangan dari tiang bor.

Tulangan dari tiang bor harus sudah siap dimasukkan kadalam lubang bor setelah

pekerjaan pembersihan selesai dilakukan.Apabila ternyata tulangan tersebut

belum siap maka pekerjaan pembersihan lubang bor harus dilakukan kembali

sampai tulangan tersebut siap untuk dimasukkan.Apabila ternyata diperlukan

penyambungan tulangan maka di tempat pekerjaan harus disediakan mesin las

yang dapat digunakan setiap saat untuk men-las tulangan.Pada sisi luar tulangan

(11)

harus diberi beton tahu atau decking berjari-jari 75 mm pada beberapa tempat

untuk mendapatkan selimut beton yang baik pada semua bagian tiang bor.

Gambar 5.6 Proses pemasangan tulangan ke dalam lubang bor

Gambar 5.7 Proses penyambungan tulangan dengan mesin las

Setelah tulangan tiang bor terpasang dilakukan kembali pengukuran

kedalaman lubang bor yang dilakukan oleh Kontraktor dan diketahui oleh Direksi

(12)

Lapangan.Apabila terjadi pengurangan kedalaman lubang bor dibandingkan

dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka tulangan

terpasang tersebut harus dikeluarkan kembali dan harus dilakukan pekerjaan

pembersihan kembali.Tidak diperkenankan melanjutkan ke tahap pekerjaan

selanjutnya sebelum tahapan ini disetujui oleh Direksi Lapangan.

5.3.3.5 Proses Pengecoran Beton (Concreting)

Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton dalam lubang bor.

Setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka adukan beton

yang akan dilakukan sudah harus siap ditempat pekerjaan Pengecoran langsung

dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan disejutui oleh Direksi

Lapangan. Pengecoran dilakukan sampai selesai dan tidak boleh ada penundaan.

Gambar 5.8 Proses pengecoran dengan menggunakan corong tremie

Apabila pengecoran ini tidak selesai karena sesuatu alasan maka tiang bor

ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan Kontraktor harus mengganti tiang

tersebut dengan tiang bor dengan tiang bor baru yang letaknya berdekatan dengan

(13)

tiang bor yang gagal tersebut.Semua resiko akibat hal ini adalah tanggungan

Kontraktor. Untuk mencegah hal tersebut maka Kontraktor tersebut harus dapat

memperkirakan jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan pada lubang

bor yang sudah disiapkan. Harus diadakan pencacatan volume yang diperkirakan

akan digunakan dengan volume adukan yang terpakai sesungguhnya. Waktu dan

lama pengecoran harus dicatat.

Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan

tiang bor ini, yaitu apabila tahapan pertama sudah dimulai maka pekerjaan ini

harus diselesaikan sampai tahap yang terakhir dan tidak boleh ada penundaan

waktu diantara tahap-tahap pekerjaan.

5.4 Pelaksanaan Fondasi Tiang Bor

5.4.1 Pendahuluan

Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan yang akan

digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah yang

ada. Dalam metode peleksanaan ini antara lain harus dijelaskan bagaimana cara

mengatasi kondisi tanah pada proyek ini dan peralatan apa yang dibutuhkan untuk

itu.

Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pembuatan tiang bor

dengan jumlah, ukuran dan letak seperti yang terlihat dalam gambar denah tiang

fondasi yang tercantum pada gambar pelaksanaan.

Tiang-tiang fondasi bor harus dibuat sesuai dengan rencana yang dibuat

oleh Konsultan Perencana seperti terlihat dalam gambar rencana.

(14)

Dalam melaksanakan pekerjaan tiang bor ini Kontraktor diwajibkan untuk

mengambil dan menyimpan contoh tanah dari :

Dasar dari lubang bor

½ meter diatas dasar lubang bor

1 meter diatas dasar lubang bor

1 ½ meter diatas dasar lubang bor

Setiap perubahan lapisan tanah yang dijumpai pada saat pengeboran

5.4.2 Peralatan dan Metode Konstruksi yang Digunakan

5.4.2.1 Penentuan Titik

Alat : Nikon DTM-352 jenis total station (1 unit)

Tripod (1 set)

Penentuan titik untuk pelaksanaan pengeboran setiap harinya ditentukan

oleh engineer sesuai dengan koordinat dan elevasi yang telah disetujui oleh

pengawas.

Data yang diambil untuk pelaksanaan pengeboran adalah:

Koordinat titik (x,y)

Elevasi top casing

Elevasi muka tanah

Dari data tersebut maka akan didapat kedalaman pengeboran dan panjang

gantungan pembesian.

(15)

5.4.2.2 Pengeboran

Alat

: Mesin bor

Auger

Bucket Auger

Cleanning Bucket

Casing

Pengeboran awal memakai auger sedalam 8-9 m agar dapat

melaksanakan pemasangan casing sementara. Setelah pemasangan casing maka

dilakukan pengecekan pergeseran posisi titik bor dengan menggunakan alat total

station yang selanjutnya data tersebut akan dipakai untuk membuat as built

drawing. Setelah itu pelaksanaan pengeboran dilanjutkan sampai dengan

kedalaman yang telah ditentukan. Pengeboran lanjutan ini dilakukan dengan

selalu menjaga muka air max 1,5 m dari top casing.Sampel tanah hasil

pengeboran di ambil tiap perubahan jenis tanah dan dicatat kedalamannya.

Jarak antara pengeboran dilakukan dengan jarak minimal 3 kali diameter

lubang bor. Jika pengeboran telah selesai maka lubang dibersihkan dengan

cleaning bucket.

Pengecekan kedalaman lubang dapat digunakan meteran ataupun alat

monitoring untuk pengecekan kedalaman yang terpasang didalam kabin operator

mesin bor. Sedangkan untuk pengecekan verticality dapat dilakukan langsung

oleh alat monitoring yang berada didalam kabin operator.

Lumpur/tanah bekas bor yang masih basah akan dilokalisir sementara

didalam area proyek yang tidak mengganggu pekerjaan dan setelah agak kering

(16)

5.4.2.3 Pembesian

Alat

: Alat Las

Material: Besi Ulir BJTD 40, diameter 10, 13, 22 dan 25 mm

Kawat Bendrat.

Penempatan stok besi yang belum dirangkai diletakan diatas blok beton

dan ditutup dengan terpal. Stok besi pada pelaksanaanya akan berpindah pindah

sesuai lokasi pengeboran.

Gambar 5.9 Penempatan stok besi yang belum dirangkai diletakan diatas blok beton

Pembesian bor pile dilaksanakan sesuai dengan shop drawing yang telah

disetujui. Rangkaian pembesian yang telah selesai di install, harus dilaksanakan

pengecekan oleh pengawas sebelum dimasukkan ke dalam lubang bor.

(17)

Gambar 5.10 Alat las yang diguakan untuk memotong besi tulangan

Panjang penyaluran sesuai dengan tabel dari konsultan struktur. Dalam

satu rangkaian besi terdapat 2 level beton spacer, pada COL dan ½ L, dalam satu

elevasi terdapat 4 buah beton spacer.

Bila panjang rangkaian besi bor pile lebih dari 20 meter maka rangkaian

tersebut harus disambung dan penyambungan dilaksanakan didalam lubang.

Untuk penyambungan rangkaian besi, kami memakai cara pengelasan pada daerah

penyaluran saja dan bendrat.

(18)

Gambar 5.11 Proses penyambungan tulangan dengan menggunakan cara dilas

Penahan rangkaian besi didalam lubang agar tidak berubah dari

posisinya, maka dipakai besi gantungan sementara yang dapat dilepas setelah

pengecoran selesai.Besi gantungan tersebut memakai 2D22 pada tiap sisinya.

5.4.2.4 Pengecoran

Alat

: Pipa tremie

Corong tremie

Material :F’c 25 MPa

Pipa tremie di susun dari muka casing sampai dasar lubang bored

pile.Pengetesan slump tiap mobil mixer dilaksanakan sebelum pengecoran

dimulai. Tiap satu titik bor pile diambil 5 sampel silinder untuk ditest pada hari

ke-7 (1 sampel), hari ke-14 (1 sampel), hari ke-28 (2 sampel), 1 sampel untuk

(19)

cadangan bila hasil test pada hari ke-28 gagal, maka 1 sampel akan di test pada

hari ke-56.

Untuk menjaga mutu beton yang masuk kedalam lubang maka pada sisi

atas tremie di beri kawat ayam yang berfungsi mencegah kontak langsung antara

cor-an beton pertama dalam tremie dan air.

Penarikan pipa tremie dijaga agar tidak melebihi beton yang telah masuk

kedalam lubang (minimal 150 cm dibawah permukaan beton).Pengukuran tinggi

beton dalam lubang bor dilakukan pada setiap selesai 1 mobil mixer dengan

menggunakan meteran.

Putaran mixer untuk mengeluarkan beton kedalam lubang bor

dilaksanakan dalam ritme yang sedang, dan pada saat muka beton dalam lubang

akan mencapai bottom rangkaian besi maka ritme putaran mixer di perlambat.

Pengecoran dihentikan bila hasil pengukuran elevasi muka beton telah

mancapai COL. Pencatatan waktu, kedalaman dan jenis tanah terangkum dalam

pilling record. Air lumpur yang keluar selama pengecoran akan ditampung di

sump pit yang telah disiapkan sebelumnya dan apabila lumpur sudah mengendap

maka air yang bersih akan dipompa keluar ke saluran kota. Sedangkan untuk

kebersihan roda mobil yang keluar masuk proyek akan dibuatkan washing bay

atau menjaga akses jalan bebas dari lumpur.

5.5 Sistem Pengaturan dan Pengadaan Sumber Daya

5.5.1 Site Plan

(20)

yang berdekatan dengan pintu akses keluar masuk proyek memudahkan pengawas

lapangan untuk melihat mobilisasi yang terjadi di wilayah proyek, kita dapat

langsung lihat kapan beton ready mix siap, kapan dump truck tanah sisa hasil

galian datang, dan kapan truk logistic untuk BBM alat berat datang. Pembesian

dilakukan tidak jauh dari kantor lapangan, hal ini dimaksudkan untuk

mengkontrol pemakaian penggunaan besi dan juga mecegah terjadinya pencurian

atau pengurangan jumlah material besi tulangan yang ada di lapangan. Untuk

logistic ( suku cadang alat berat, persediaan solar, persediaan air minum dan

peralatan K3 ), disimpan di gudang yang letaknya tepat bersebelahan dengan

kantor lapangan. Zona evakuasi terletak di seberang kantor. Zona ini harus steril,

tidak boleh ada alat berat ataupun kendaraan lainnya.Zona evakuasi ini digunakan

sebagai titik kumpul evakuasi apabila terjadi kecelakaan dan juga sebagai tempat

briefing setiap pagi sebelum pelaksanaan pekerjaan.

5.5.2 Tenaga Kerja

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh operator dan staff pengawas yang

berpengalaman untuk pekerjaan serupa sehingga dapat dihasilkan mutu pekerjaan

seperti yang diisyaratkan dengan daya dukung yang sesuai dengan yang tercantum

dalam spesifikasi dan gambar-gambar rencana yang dibuat oleh Konsultan

Perencana.Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan

personil-personil yang berpengalaman untuk pekerjaan ini yang ditunjukkan dengan daftar

riwayat hidup dari personil-personil yang bersangkutan. Kontraktor juga harus

memberikan Surat Pernyataan yang menjamin bahwa peersonil yang bersangkutan

akan selalu berada di tempat pekerjaan selama masa pekerjaan ini berlangsung.

(21)

5.6 Pengamatan dan Evaluasi Pekerjaan Fondasi Tiang Bor

Pengamatan yang kami lakukan di lapangan adalah dalam lingkup

pelaksanaan pekerjaan tiang bor, yaitu mulai dari pengeboran sampai pengecoran.

1.

Pengeboran

Pada tahapa pengeboran, yang kami perhatikan antara lain adalah waktu kerja

pengeboran dan efisiensi penggunaan alat bor.

Pekerjaan pengeboran biasa dilakukan pada pagi hari sampai sore hari, dan target

per hari adalah 6-7 lubang bor. Proses pengeboran sempat terhambat karena pada

berapa titik yang telah direncanakan akan dibor ternyata terdapat puing-puing

dikedalaman 6 meter yang mengakibatkan mata bor harus diganti dengan mata

bor khusus yang bernama core barrel, dan harus meminta persetujuan dari pihak

konsultan tanah dan owner karena ditakutkan terjadinya offset pada saat

pengeboran di titik yang terdapat puing tersebut.

(22)

2.

Pembesian

Pekerjaan pembesian masih dilakukan secara manual dan kadang pekerja tidak

benar-benar menghitung jarak antar sengkang untuk setiap tiang. Kadang ada

yang terlalu jauh jaraknya (

) atau terlalu dekat. Maka pengawas harus

melakukan pengecekan secara rutin dan dilakukan secara acak pada tulangan tiang

yang akan dipasang.

3.

Pengecoran

Uji slump adalah hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas

beton yang masuk.Hal ini dilakukan juga sebagai efisiensi waktu kerja pada saat

penegcoran.

Dalam hal ini proyek apartemen U Residence memiliki keuntungan karena

lokasinya yang dekat dengan lokasi bathcing plant dan mengakibatkan tidak

pernah mengalami keterlambatan truck mixer pada saat pengecoran.

5.7 Pengendalian Mutu Fondasi Tiang Bor

5.7.1 Kondisi Tanah

Pengeboran harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah keras yang

diisyaratkan, dimana ciri-cirinya ditentukan berdasarkan Hasil Penyelidikan

Tanah. Pada waktu pengeboran dilakukan harus dilakukan pencatatan mengenai

elevasi dan jenis lapisan tanah yang dijumpai. Selanjutnya harus diambil contoh

tanah dari setiap elevasi tersebut dan disimpan sedemikian rupa sehingga sifat asli

dari tanah tersebut tidak berubah. Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukan

kepada Direksi Lapangan/Konsultan Perencana setiap saat jika diperlukan oleh

Direksi Lapangan/Konsultan Perencana.

(23)

Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal Kontraktor diwajibkan

untuk menempatkan seorang Ahli Tanah yang sudah berpengalaman dengan

pekerjaan tiang bor. Pengeboran baru dihentikan setelah mendapat persetujuan

dari Direksi Lapangan.Walaupun telah disetujui oleh Direksi Lapangan, tetapi

tanggung jawab atas mutu pekerjaan yang dihasilkan sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

5.7.2 Inspeksi Lubang Bor

5.7.3 Tulangan dan Cara Penanganannya

Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus

disertai surat keterangan percobaan dari pabrik. Pengambilan Benda Uji Besi

Tulangan. Benda uji untuk pengetesan tarik, benda uji diambil masing-masing 1

(satu) buah untuk tiap diameter besi dalam 1 (satu) pengiriman ( Catatan : 1 (satu)

pegiriman ±25~30 ton ). Benda uji untuk pengetesan tekuk (bending), benda uji

diambil masing-masing 3 (tiga) buah untuk setiap diameter besi yang akan

digunakan. Untuk berikutnya test tekuk (bending) akan dilakukan random

mengikuti instruksi “Pengawas”.

Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus

dilakukan di laboratorium independent seperti Lembaga Uji Konstruksi BPPT (

LUK BPPT ) Serpong atau laboratorium lainnya dan direkomendasi oleh

“Pengawas” dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang

dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung

oleh “Kontraktor”.Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan

lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.Tulangan harus

(24)

lunak.Sambungan mekanis harus di test dengan percobaan tarik.Sebelum

pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,

termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang

penjangkaran dari penulangan baja oleh “Pengawas”.

Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka

pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi

dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

5.7.4 Pemeriksaan Mutu Beton

Gudang atau tempat penyimpanan contoh benda uji adalah gudang

penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh “Kontraktor”

untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan.Gudang

harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas yang

diperlukan dan semua benda uji yang dimaksudkan. “Kontraktor” harus

menyerahkan detail dari gudang kepada “Pengawas” untuk persetujuan. Gudang

harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu

baik.“Pengawas” berhak untuk langsung meninjau ruangan/gudang penyimpanan

contoh benda uji kubus tersebut.

(25)

Untuk percobaan di laboratorium contoh-contoh untuk test kekuatan harus

diambil sesuai dengan SNI 03-2847-2002, ASTM C-172, ASTM C-31.

(26)
(27)
(28)

Gambar

Gambar 5.1 Site office U Residence
Gambar 5.2 Diagram alir pelaksanaan pekerjaan fondasi tiang bor
Gambar 5.3 Proses penentuan titik pengeboran yang dilakukan oleh tim Survey
Gambar 5.5 Pemasangan casing sementara untuk mencegah  kelongsoran pada lubang bor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, perbedaan tradisi pasang tuwuhan zaman dahulu dengan sekarang, antara lain: zaman dahulu bahan-bahan yang digunakan sebagai tuwuhan masih lengkap, sedangkan saat

Pengukuran ketebalan tulang kortikal terdiri dari 5 tahapan yaitu ekstraksi fitur menggunakan multiscale line operator dan gradient orientation analysis pada citra

Tata laksana pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Karangasem di koordinasikan oleh Bappelitbangda Kabupaten Karangasem dalam perannya sebagai

Telah dilakukan penelitian Pola Parameter Klimatologi Di Perairan Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan tujuan mengetahui pola yang dihasilkan oleh curah

Dalam penelitian ini maka penulis fokus pada kepemimpinan terhadap pembentukan karakter santri pada santri putra pondok pesantren Darul A‟mal Kota Metro, karena berdasarkan hasil

Supaya didapatkan hasil evaluasi yang berhubungan dengan kemampuan beroperasi di lahan dari mesin panen maka dilakukan kegiatan survey lapang yang bertujuan untuk:

Bentuk komitmen dari komitmen normatif yang ditemukan pada guru MIN Beji, antara lain tidak tertarik pada tawaran organisasi lain yang mungkin lebih baik dari MIN Beji,

Hasil studi yang dilakukan kajian Hinduja dan Patchin (2008) menunjukkan bahwa remaja yang pernah menjadi korban perundungan maya, mereka juga memiliki kecenderungan