• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN ANGGREK Dendrobium DI PT. EKAKARYA GRAHA FLORA, CIKAMPEK, JAWA BARAT. Annita Arraafi Rachmasari A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN ANGGREK Dendrobium DI PT. EKAKARYA GRAHA FLORA, CIKAMPEK, JAWA BARAT. Annita Arraafi Rachmasari A"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGREK Dendrobium DI PT. EKAKARYA GRAHA FLORA,

CIKAMPEK, JAWA BARAT

Annita Arraafi Rachmasari

A24070183

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(2)

ii

RINGKASAN

ANNITA ARRAAFI RACHMASARI. Penanganan Panen dan Pascapanen Anggrek Dendrobium di PT. Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat. Dibawah Bimbingan DESTA WIRNAS dan MEGAYANI SRI RAHAYU.

Magang dilakukan untuk mempelajari teknik budidaya anggrek Dedrobium khususnya aspek panen dan pascapanen bunga potong Dendrobium. Magang dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan Mei – Agustus 2011 di kebun budidaya Cikampek PT. Ekakarya Graha Flora, Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan perusahaan sesuai dengan standar operasional. Kegiatan yang dilakukan antara lain bekerja sebagai karyawan harian selama satu bulan, pendamping koordinator selama satu bulan, dan pendamping kepala bagian selama dua bulan.

Kebun Cikampek PT. Ekakarya Graha Flora terletak pada posisi 60o20‟ - 60o30‟ LS dan 106° - 106°50‟ BT yang berada pada ketinggian 40 meter di atas permukaan laut (m dpl). Lokasi perusahaan berada di jalur tol Kalihurip km 64, berdiri di atas lahan sawah yang tidak produktif lagi dengan kemiringan 0,02 sampai 0,04. Kantor pusat PT. Ekakarya Graha Flora beralamat di Roxy Mas, Jakarta, sedangkan kebun produksi Dendrobium terletak di Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Suhu udara berkisar antara 28 - 36 oC dengan kelembapan udara berkisar antara 45 - 60%.

Kegiatan budidaya Anggrek Dendrobium secara keseluruhan dilaksanakan di kebun budidaya Cikampek, dari penanaman hingga kegiatan pascapanen. Sebagian besar bibit yang ditanam merupakan bibit impor siap tanam dari beberapa supplier di Thailand. Produksi Anggrek Dendrobium dilakukan pada net

house dan umbi ditanam di pot dengan media tanam arang sesuai dengan

peruntukan tanaman. Jangka waktu pemeliharaan tanaman untuk pot plant maksimal hingga 24 bulan dan tanaman untuk bunga potong maksimal hingga 60 bulan.

(3)

Tanaman peruntukan pot plant ditanam pada pot berukuran 7” dengan menggunakan media tanam arang kayu, sedangkan tanaman peruntukan bunga potong ditanam pada pot berukuran 8” dengan menggunakan media tanam campuran arang kayu dengan arang bakau. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta grading.

Kondisi populasi tanaman sebagian besar masih dalam proses pemulihan dan didominasi umur non-produktif menyebabkan produksi bunga potong mengalami fluktuasi. Penerapan standar panen dan grading perusahaan belum seluruhnya diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari masih terdapat bunga potong yang dipanen dengan tingkat kemekaran di bawah 70%. Kurang tegasnya pengawasan dan evaluasi produksi merupakan kendala perusahaan, sehingga produksi bunga potong Dendrobium masih di bawah standar perusahan.

Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap pemanenan (kriteria panen dan persentase hasil panen), pascapanen (kriteria grading dan persentase grade) dan vaselife bunga potong anggrek. Pengamatan panen dan pascapanen dilakukan pada kelima varietas Dendrobium yang ditanam sebagai bunga potong, sedangkan pengamatan vaselife dilakukan pada tiga varietas yaitu Sonia, Shavin, dan Aridang Green. Penggunaan larutan holding yang digunakan perusahaan hanya mampu meningkatkan vaselife varietas Shavin selama empat hari, namun menurunkan vaselife pada varietas Sonia dan Aridang Green dibandingkan dengan menggunakan air sumur.

(4)

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN

ANGGREK Dendrobium DI PT. EKAKARYA GRAHA FLORA,

CIKAMPEK, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ANNITA ARRAAFI RACHMASARI

A24070183

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(5)

v Judul : PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN

ANGGREK Dendrobium DI PT. EKAKARYA GRAHA

FLORA, CIKAMPEK, JAWA BARAT

Nama : ANNITA ARRAAFI RACHMASARI NIM : A24070183

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Desta Wirnas, SP. MSi Ir. Megayani Sri Rahayu, MS NIP : 19701228 200003 2 001 NIP : 19640520 198803 2 001

Mengetahui :

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP: 19611101 198703 1 003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 2 Januari 1990. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sukardi dan Ibu Yani Sudiyarsih.

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri Cibogor II, Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Margahayu, Bandung dan lulus pada tahun 2004. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 Margahayu, Bandung pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2007.

Selama menjalankan studi di IPB, penulis ikut aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Bandung yaitu Paguyuban Mahasiswa Bandung (PAMAUNG). Pada tahun 2009 penulis aktif sebagai bendahara Divisi Soaial dan Lingkungan, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A), Institut Pertanian Bogor. Penulis juga aktif mengikuti beberapa kepanitiaan seperti Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI), Faperta Cup (U-Cup), Sport and

Entertaintment Event of Faperta (Serie-A), dan Agrosportmen IPB. Selama

tingkat akhir penulis aktif menjadi staf keuangan dan staf marketing di Bimbingan Belajar GAMA UI.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penanganan Panen dan Pascapanen Anggrek Dendrobium di PT. Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat” dengan baik.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapa, Mamah, Aa Fatur, Dd‟Gifar, Enin, Syifa dan seluruh keluarga besar atas doa, nasehat, semangat dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

2. Dr. Desta Wirnas, SP. MSi. dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan doa, saran, nasehat dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Dr. Dewi Sukma, SP. MSi. Selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi penulis. 4. Dr. Ir. Supijatno, MSi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di IPB.

5. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

6. Ibu Sari, Ibu Sofi, Ibu Ade, Mang Tarya, Teh Isoh, Teh Nenty, A Wahyu, A Ijul, A Topan dan seluruh staf serta karyawan PT. Ekakarya Graha Flora atas bimbingan dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan magang.

7. Ryanda Agung Widyanata atas doa, waktu, tenaga, semangat, kesabaran dan kasih sayang kepada penulis selama menulis skripsi.

(8)

viii 8. Seluruh teman-teman AGH‟44 terutama Lisa, Anne, Ayu, Indah yang telah berjuang bersama selama menempuh pendidikan. Terima kasih atas kebersamaan dan semangat dalam menuntut ilmu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Februari 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 4 Anggrek Dendrobium ... 4 Panen... 6 Pascapanen ... 7 METODE MAGANG ... 12

Waktu dan Tempat ... 12

Metode Pelaksanaan ... 12

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 12

Analisis Data dan Informasi ... 14

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ... 16

Sejarah Perusahaan ... 16

Lokasi Perusahaan ... 16

Sarana dan Prasarana Perusahaan ... 17

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 17

Struktur Organisasi ... 19

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 20

Aspek Teknis ... 20

Perbanyakan tanaman ... 20

Aklimatisasi Planlet (Outflask) ... 23

Penanaman Bibit (Planting) ... 25

Pindah Tanam (Repotting) ... 27

Pemeliharaan Tanaman ... 28

Pengkelasan Tanaman (Grading) ... 32

Pemeriksaan Stok (Stock Opname) ... 33

Panen ... 34

Pascapanen ... 34

Quality Control (QC) ... 40

Pemasaran... 41

(10)

x

PEMBAHASAN ... 47

Budidaya Anggrek Potong ... 47

Produksi Bunga Potong ... 48

Panen Bunga Anggrek Potong ... 49

Pascapanen Bunga Anggrek Potong ... 51

Hasil Uji Kualitas Bunga Anggrek Potong ... 54

KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

Kesimpulan ... 65

Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kriteria anggrek potong Dendrobium ... 8

2. Sarana dan prasarana di PT. Ekakarya Graha Flora. ... 17

3. Standar konsentrasi dan peruntukan penggunaan pupuk ... 29

4. Ukuran boks karton packing ... 37

5. Persentase panen bunga potong Anggrek Dendrobium Bulan Agustus 2011 di PT. Ekakarya Graha Flora... 50

6. Hasil panen bunga anggrek potong berdasarkan varietas pada Bulan Mei-Juli 2011 di PT. Ekakarya Graha Flora. ... 53

7. Persentase grading hasil panen anggrek Dendrobium Bulan Mei 2011 di PT. Ekakarya Graha Flora. ... 53

8. Jumlah dan persentase kuntum bunga di awal percobaan pada kedua perlakuan larutan holding. ... 56

9. Jumlah dan persentase kuntum bunga mekar di awal percobaan pada kedua perlakuan larutan holding. ... 56

10. Jumlah dan persentase kuntum bunga kuncup di awal percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding. ... 57

11. Jumlah dan persentase kuntum bunga mekar selama masa percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding ... 58

12. Perubahan jumlah kuntum bunga mekar selama masa percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding ... 58

13. Jumlah dan persentase kuntum bunga layu selama masa percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding. ... 60

14. Perubahan jumlah kuntum bunga layu selama masa pecoban pada berbagai perlakuan larutan holding. ... 60

15. Jumlah dan persentase kuntum bunga gugur selama masa percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding. ... 61

16. Perubahan jumlah kuntum bunga gugur selama masa percobaan pada berbagai perlakuan larutan holding. ... 62

(12)

xii 17. Hasil vaselife bunga potong anggrek Dendrobium PT. Ekakarya Graha

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur bunga anggrek ... 5

2. Bunga potong Dendrobium ... 8

3. Varietas bunga potong Shavin (a), Tanida Pink (b), Sonia (c), Aridang Green (d), dan Red Bull (e). ... 18

4. Penanaman planlet dalam Laminar Air Flow ... 21

5. Ukuran planlet siap tanam ... 24

6. Penanaman planlet ke dalam pot plastik ukuran 1.5” ... 24

7. Label tanaman di nursery PT. Ekakarya Graha Flora ... 25

8. Label tanaman di net house PT. Ekakarya Graha Flora ... 26

9. Perbadingan ukuran pot tanah liat 7” untuk budidaya pot plant (kanan) dan pot tanah liat 8” untuk budidaya bunga potong (kiri) ... 26

10. Proses pembuatan larutan pupuk (a), dan proses aplikasi pemupukan pada tanaman (b) ... 29

11. Kegiatan aplikasi pestisida ... 32

12. Troli penampungan dan pengangkutan bunga potong ... 35

13. Meja grading bunga potong (a); ukuran bunga potong (kiri ke kanan) XL, L, M, S, BQ, SS dan UZ (b) ... 36

14. Posisi bunga potong dalam boks isi 5 ikat (a) isi 10 ikat (b) ... 37

15. Ukuran boks karton packing bunga potong ... 37

16. Jenis-jenis pengemasan pot plant dalam kota (a); ... 39

17. Penyusunan boks pot plant dalam mobil boks ... 40

18. Produksi bunga potong tahun 2007 - 2010 ... 49

19. Penempatan bunga kelompok Aridang Green (a); kelompok Sonia dan Shavin (b). ... 55

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal kegiatan magang sebagai karyawan di PT. Ekakarya Graha Flora,

Cikampek, Jawa Barat ... 70

2. Data iklim PT. Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat Tahun 2003-2008 ... 72

3. Denah divisi Dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora ... 73

4. Produksi bunga potong Dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora Tahun 2008 - 2010 ... 74

5. Produksi bunga potong Dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora Tahun 2011 ... 75

6. Data jumlah karyawan PT. Ekakarya Graha Flora ... 76

7. Standar konsentrasi dan kegunaan pestisida ... 77

8. Kriteria pengkelasan tanaman (pot plant) Anggrek Dendrobium ... 78

9. Kriteria pengkelasan bunga potong anggrek Dendrobium ... 79

10. Kartu stok Dendrobium ... 81

11. Struktur organisasi dan jabatan divisi Dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora ... 82

12. Hasil pengamatan aplikasi larutan perendaman ... 83

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam pertanian, khususnya tanaman hias. Warna, bentuk, ukuran yang unik, dan vaselife yang panjang membuat anggrek memiliki nilai estetika tinggi dan daya tarik tersendiri oleh konsumen dalam dan luar negeri. Anggrek yang disukai sebagian besar masyarakat adalah jenis Dendrobium (34%), Oncidium Golden Shower (26%), Cattleya (20%), Vanda (17%) serta anggrek lainnya (3%) (Litbang Deptan, 2007).

Dendrobium menjadi jenis yang paling banyak disukai masyarakat karena bunganya yang indah dan dapat bertahan lama serta perawatannya tidak terlalu sulit. Anggrek Dendrobium masih mendominasi pasar Indonesia (Sutiyoso, 2003). Pertumbuhan yang relatif cepat, cara budidaya yang relatif mudah, dapat ditanam di areal yang relatif sempit, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan ketahanan menjadikan nilai tambah bagi para pecinta anggrek. Dendrobium juga memiliki bentuk dan variasi warna yang beragam menjadikan Dendrobium menjadi lebih dekoratif dari kebanyakan anggrek lainnya (Loan dan Lloyd, 1955).

Bunga anggrek dapat dinikmati keindahannya sebagai bunga potong dan tanaman berbunga. Mutu dan kesegaran tanaman berbunga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuh (Batchelor, 1983; Muira 1983; Nell and Barret 1990; Widyastoety et al. 2000), teknik budidaya (Ginting et al. 1996; 2001; Santi

et al. 1996) dan manajemen tanaman. Kualitas peragaan akan sangat berperan pada pemenuhan selera konsumen dan nilai dagang dari tanaman pot anggrek berbunga (Woltering, 1987).

Bunga anggrek potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan acara-acara tertentu. Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan produktivitasnya tinggi. Bunga anggrek potong yang dipasarkan tentunya harus mempunyai kualitas yang baik. Salah satunya adalah umur kesegaran bunga anggrek potong yang cukup panjang,

(16)

2

yang sangat dipengaruhi oleh perlakuan atau penanganan pascapanen. Menurut Suyanti (2002) penurunan ketahanan kualitas bunga potong itu disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi serta kurangnya nutrisi selama dalam masa pajang, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan ketahanan kualitas bunga potong anggrek.

Upaya tersebut dapat dilakukan pada saat sebelum dipanen (prapanen) atau setelah dipanen (pascapanen). Penggunaan larutan pengawet sangat dianjurkan untuk memperpanjang umur kesegaran atau masa peragaan bunga potong. Perlakuan pulsing (perendaman) adalah salah satu cara diantaranya yang merupakan perendaman segera setelah panen dengan konsentrasi larutan perendaman yang tinggi dan dalam jangka waktu relatif pendek.

Faktor terpenting dalam meningkatkan ketahanan mutu bunga adalah tingkat kemekaran yang optimal pada saat pemanenan. Peranan penting dari tingkat kemekaran ini berkaitan dengan kemampuan kuncup bunga untuk berkembang optimal pada lingkungan wisma yang berintensitas cahaya rendah (Wesenberg dan Beck 1964; Black et al. 1991). Amiarsi et al (2006) menyatakan bahwa tingkat kemekaran bunga lebih berpengaruh terhadap kondisi tanaman pot berbunga dibandingkan dengan transportasi dan kultivar bunga.

Ketersediaan dan kualitas bunga anggrek merupakan faktor terpenting yang menentukan preferensi konsumen. Hal ini tentunya tidak terlepas dari teknik pemanenan dan penanganan pascapanen yang dilakukan. Teknik panen dan penanganan pascapanen yang tepat akan mengurangi kerusakan produk, kehilangan hasil, meningkatkan mutu dan kualitas serta nilai jual bunga anggrek tersebut.

Salah satu daerah sentra penjualan bunga anggrek potong di Pulau Jawa adalah Rawa Belong, Jakarta. Perusahaan yang memproduksi bunga anggrek potong dalam jumlah besar salah satunya dan menjadi pemasok tetap Rawa Belong adalah PT. Ekakarya Graha Flora yang berlokasi di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. PT. Ekakarya Graha Flora merupakan produsen anggrek Dendrobium yang telah secara kontinyu memasok tanaman pot berbunga dan bunga potong ke berbagai daerah. Selain itu, anggrek Dendrobium yang diproduksi berupa tanaman pot berbunga, dan bunga potong dengan kualitas baik.

(17)

Tujuan Umum

Mempelajari teknik budidaya dan manajerial anggrek Dendrobium mulai dari aklimatisasi bibit (outflask) hingga pengemasan (packing), memperoleh pengalaman bekerja secara nyata, mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan serta meningkatkan kemampuan untuk menghadapi dunia kerja yang nyata.

Khusus

Mengetahui pengaruh penanganan pascapanen dengan pemberian larutan

holding terhadap masa pajang (vaselife) bunga potong anggrek Dendrobium di

PT. Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Memperoleh informasi dalam rangka upaya meningkatkan mutu dan efisiensi, khususnya penanganan panen dan pascapanen untuk produksi anggrek Dendrobium.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Anggrek Dendrobium

Anggrek termasuk golongan Monocotyledoneae dan family Orchidaceae. Famili ini terdiri atas 900 genus dan lebih dari 25,000 spesies (Llmas, 2003). Dendrobium adalah salah satu genus anggrek terbesar yang terdapat di dunia. Anggrek Dendrobium ditemukan pada tahun 1,800 oleh seorang ahli botani yang terkenal yaitu Olof Swartz. Dendrobium berasal dari bahasa latin, Dendron yang berarti pohon dan Bios yang berarti hidup, sehingga Dendrobium berarti hidup di pohon (Williams et al., 1989)

Anggrek Dendrobium sebagian besar bersifat epifit yaitu tumbuh menumpang pada batang pohon lainnya tetapi tidak merugikan pohon yang ditumpanginya. Anggrek Dendrobium membutuhkan naungan dari cahaya matahari sebesar 50 - 70%. Selain itu, ada juga beberapa spesies yang hidup litofit yaitu tumbuh menempel pada batu serta ada juga yang bersifat terestrial atau hidup dengan mengambil nutrisi dari dalam tanah (Williams et al.,1989).

Anggrek memiiki dua jenis pola pertumbuhan yaitu monopodial (tegak) dan simpodial (menjalar). Anggrek Dendrobium bertipe simpodial yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung batang terbatas. Setelah mencapai batas maksimum, pertumbuhan batang akan berhenti. Pertumbuhan akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh disampingnya. Anggrek simpodial memiliki suatu penghubung yang disebut rizom atau batang di bawah tanah. Pertumbuhan tunas baru berasal dari rizom. Bentukan antara rizom dan daun disebut pseudobulb yang berarti bulb palsu. Pseudobolb ini ukurannya bervariasi demikian juga bentuknya. Batang jenis anggrek Dendrobium memiliki bentuk menggelembung, berdaging, dan terdapat nodus tempat menempelnya daun dan bunga.

Daun anggrek Dendrobium berbentuk lanset dan agak kaku, hanya terdapat pada bagian atas umbi semu. Ujung daunnya meruncing dan terkadang berbelah dua, panjang daun berkisar 2 - 10 cm. Daun tumbuh pada tiap nodus dimana setiap nodus terdapat satu helai daun. Daun anggrek terletak saling berhadapan satu sama lain (Gunadi, 1977).

(19)

Bunga anggrek Dendrobium termasuk bunga biseksual dimana putik dn benang sari terdapat dalam satu buga yang terdiri dari dua lingkaran (Paul, 1963). Lingkaran luar berbentuk sepal atau kelopak bunga dan lingkaran dalam yang berbentuk petal atau mahkota bunga. Satu petalnya bediferensisi menjadi labelum (struktur seperti bibir). Labelum anggrek umumnya berwarna lebih cerah daripada sepal dan petal. Pada labelum terdapat gumpalan-gumpalan seperti massa sel (kalus) yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi yang berfungsi untuk menarik serangga hinggap pada bunga dan membantu proses polinasi (penyerbukan). Sandra (2005) menyatakan bahwa umumnya bunga muncul pada tunas ujung atau apikal, namun pada tanaman dewasa bunga muncul diketiak daun.

Petal Sepal dorsal

Columna/tugu Labelum

Sepal Lateral

Gambar 1. Struktur bunga anggrek

Akar anggrek Dendrobium berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah dengan ujung akar yang licin dan sedikit lengket karena mempunyai velamen yang terdiri dari beberapa lapis sel (sel-sel korteks) yang berongga dan transparan. Velamen tersebut berfungsi melindungi akar dari kehilangan air selama proses penguapan, menyerap air, melindungi bagian dalam akar dan membantu melekatnya akar pada benda-benda yang ditumpanginya. Hanya pada bagian ujung akar inilah air dan hara dapat diserap dan disalurkan ke dalam jaringan tanaman (Darmono, 2007).

Buah anggrek berbentuk kapsular atau dalam dunia botani dikenal sebagai kotak berbelah enam dengan tiga karpel. Biji–biji anggrek tidak memiliki endosperma sehingga terjadinya perkecambahan diperlukan tambahan nutrisi dari dalam dan lingkungan serta membutuhkan bantuan jamur yang disebut

(20)

6 “mycorhyza” yang bersimbiosis dengan biji– biji anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai hifa mycorhyza akan menembus embrio anggrek melalui sel suspensor. Jamur tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai tambahan energi untuk pertumbuhkembangan kecambah anggrek tersebut (Darmono, 2007).

Bunga anggrek Dendrobium memiliki beberapa sifat yang baik untuk dijadikan sebagai bunga potong. Anggrek Dendrobium merupakan anggrek yang berasal dari Indonesia sehingga sesuai dengan iklim Indonesia, terutama daerah ketinggian sedang. Selain itu, keadaan Indonesia sesuai dengan photoperiodicity sehari-hari yang dibutuhkan oleh Dendrobium. Plasma nutfahnya banyak di Indonesia dan Dendrobium termasuk anggrek yang mudah disilangkan sehingga memungkinkan dihasilkan silangan baru yang unggul. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan beberapa macam perkembangbiakan vegetative, seperti kultur jaringan, splitting (memecah rumpun), maupun memisahkan keiki (tunas pada bulb yang mempunyai akar).

Tangkai bunga anggrek Dendrobium dapat mencapai 50 - 60 cm sehingga dapat masuk kelas A atau paling tidak kelas B. Panjang tangkai kira-kira sepertiga dari panjang total tangkai sebanding dengan panjang malai (inforensesia) yang duapertiganya. Dalam satu tangkai tedapat 10 - 16 kuntun bunga yang merupakan jumlah ideal untuk bunga potong. Warna bunga yang tidak pudar dan bunga tidak layu dalam 7 - 10 hari tanpa konservans atau pengawet sehingga cukup waktu untuk ekspor.

Panen

Umur panen untuk setiap jenis bunga anggrek berbeda-beda, tetapi rata-rata untuk anggrek potong dendrobium sekitar 3 - 4 bulan setelah memasuki masa inisiasi fase generatif. Selain dari umur, saat panen yang tepat dapat diketahui dari kondisi bunganya. Bila telah terdapat sekitar 70% kuntum bunga yang mekar maka tangkai bunga itu sudah layak dipotong (dipanen). Tempat pemotongan di dekat pangkal tangkai bunga atau sekitar 2 cm dari tempat melekatnya tangkai bunga pada bulb. Pada saat memanen, Rukmana (1992a) menganjurkan agar tangkai bunga dipotong ± 10 cm dari permukaan tanah menggunakan pisau atau

(21)

gunting tajam. Metode ini dilakukan agar tangkai bunga cepat kering sehingga tidak mudah terinfeksi penyakit busuk batang.

Sarwono (1992a), Kholil (1992), Rukmana (1992a), dan Hukum (1988) melaporkan bahwa pemanenan sebaiknya dilakukan sewaktu bunga mengandung banyak air yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00. Walaupun demikian, pemanenan dapat juga dilakukan pada pukul 16.00 - 17.00. Pada jam tersebut penghisapan air yang dilakukan oleh tanaman berlangsung lebih banyak daripada penguapannya. Tujuan pemanenan pada pagi atau sore hari adalah untuk menurunkan tigkat kerusakan bunga akibat kekurangan air dan panas (Sandra, 2005). Jika pemanenan dilakukan pada siang hari, dikhawatirkan tanaman sudah mulai melakukan metabolisme secara aktif sehingga daya tahan bunga terhadap kelayuan menjadi rendah.

Pascapanen

Periode pascapanen (postharvest period) adalah rentang waktu antara saat dipanennya hasil tanaman sampai hasil tanaman tersebut dinikmati konsumen. Pada periode pascaanen tersebut sering muncul hama dan penyakit yang menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Oleh karena itu, penyakit yang terdapat pada periode pascapanen disebut penyakit pascapanen (postharvest

disease) atau penyakit fase kedua (second phase disease).

Lamanya atau panjangnya periode pascapanen tidak sama, dan ini sangat dipengaruhi oleh macam dan penggunaan suatu komoditas, termasuk juga tahap-tahap pekerjaan yang dialami komoditas tersebut. Periode pascapanen anggrek meliputi: pengkelasan (grading), pengemasan (packing), penyimpanan, penyebaran (distributing).

Pengkelasan

Pengkelasan merupakan kegiatan memilih bunga anggrek yang memiliki kondisi yang baik, kemudian dikelompokkan pada kriteria tertentu. Pengkelasan umumnya dilakukan dengan mengelompokan bunga anggrek yang baik kedalam beberapa kelas tertentu berdasarkan panjang tangkai, jumlah total kuntum bunga, jumlah kuntum bunga mekar, dan jumlah kuntum bunga kuncup. Hingga saat ini bunga potong anggrek Dendrobium belum ada standar kualitas tertentu, namun

(22)

8 ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk pemasaran di dalam negeri. Adapun kriteria anggrek potong Dendrobium menurut Sutiyoso (2003) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria anggrek potong Dendrobium

Kriteria Grade A Grade B Grade C

Panjang tangkai keseluruhan 60 cm 50 cm 40 cm Panjang tangkai

Panjang infloresensia (malai)

20 cm 40 cm 16 cm 34 cm 13 cm 27 cm Keadaan tangkai Kuntum bunga

Kondisi kuntum bunga Siap panen

Tegak ke atas dan tidak melengkung Lengkap dan segar

Tegak menengadah semakin ke ujung semakin kecil Kuntum bunga telah mekar 70%

Infloresensia

(Malai)

Tangkai

(23)

Penyimpanan

Bunga potong anggrek agar tetap dalam kualitas yang baik sampai hasil tanaman tersebut dikonsumsi dapat diberikan perlakuan pendinginan, pengawetan, penggunaan antiseptik, dan pengeringan.

1. Pendinginan

Suhu rendah menyebabkan aktivitas organisme juga rendah termasuk metabolismenya. Suhu rendah tidak merusak hasil tanaman, juga tidak membunuh organisme pengganggu (parasit).

2. Pengawetan

Pengawetan merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa kesegaran dan kualitas bunga potong. Tiga hal yang dilakukan berkenaan dengan pengawetan yaitu menambah nutrisi, menambah keasaman air, dan menghambat jasad renik pembusuk (Amiarsi et al., 1999). Zat pengawet digunakan pada empat macam metode, yaitu conditioning, pulsing, bud

opening, dan holding. a. Conditioning

Tujuan utama perlakuan ini adalah untuk menjaga turgiditas bunga potong dengan cara merendam dalam air setelah mengalami stress air selama penanganan, penyimpanan, dan transportasi.

b. Pulsing

Merupakan perendaman segera setelah bunga dipanen dengan konsentrasi larutan yang tinggi dan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Pengaruh dari pemberian larutan pulsing adalah dapat memperpanjang vaselife, meskipun pulsing yang dilakukan hanya dengan merendam dalam air.

c. Holding

Larutan holding merupakan larutan untuk merendam bunga potong sampai terjual atau selanjutnya digunakan oleh konsumen untuk bunga yang telah dirangkai dalam vas. Halevy dan Mayak (1981) mengemukakan bahwa dalam Larutan holding umumnya terdiri dari komponen air, gula, germisida, hormon tumbuhan, senyawa mineral (asam sitrat, asm benzoat, asam sodium, aluminium, dan boron).

(24)

10

d. Bud opening

Larutan ini digunakan untuk pemanenan bunga pada tingkat yang lebih awal dari pada pemanenan biasa, kemudian memekarkan bunga terpisah dari tanamannya (Halevy dan Mayak, 1979). Larutan yang digunakan untuk bud opening hampir sama dengan yang digunakan untuk pulsing, namun waktu yang dibutuhkan untuk bud opening lebih lama dibandingkan dengan waku untuk pulsing, dan konsentrasi gula yang digunakan lebih rendah dibandingkan untuk pulsing (Halevy dan Mayak, 1981).

Cara penyimpanan bunga potong ditentukan oleh jenis bunga. Bunga yang berasal dari daerah tropis akan rusak bila disimpan pada suhu 10 - 15 oC seperti bunga anthurium, heliconia, anggrek cattleya dan vanda. Bunga yang berasal dari daerah subtropis baik disimpan pada suhu 2 - 8 oC.

Walaupun suhu penyimpanan rendah dan sesuai untuk bunga yang disimpan, tetapi kelembaban udara relatif harus tinggi, sebab kelembaban yang rendah akan menyebabkan terjadi dehidrasi sehingga bunga layu. Kelembaban yang relatif baik adalah 90 - 95%, sedang bila di atas 95% akan memungkinkan terjadinya pembusukan oleh bakteri psikofilik. Tidak adanya cahaya dalam ruang penyimpanan tidak berpengaruh terhadap mutu bunga, tetapi ruang penyimpanan harus bebas dari etilen.

Pengemasan

Tujuan packing antara lain untuk memperpanjanng umur bunga, oleh karena itu cara packing yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan jenis tanaman dan tujuan pengiriman. Pada umumnya bunga potong dikemas dengan cara memasukkan ke dalam keranjang tau kotak karton. Apabila pesanan terdiri atas beberapa jenis bunga tetapi masing-masing hanya sedikit, bunga dikemas menjadi satu di dalam satu kotak karton. Menurut Sutiyoso (2003) cara packing untuk anggrek potong ada tiga macam, yaitu pengemasan kering (dry packing), pengemasan basah (wet packing), dan pengemasan basah dengan kapas.

1. Pengemasan kering (dry packing).

Pangkal tangkai bunga yang telah dipotong dibiarkan saja, tanpa perlakuan. Kekurangan cara ini yaitu bunga potong hanya bertahan sebentar.

(25)

2. Pengemasan basah (wet packing) dengan tube.

Pangkal bunga dipotong dimasukkan ke dalam tube yang telah berisi air dan bahan pengawet.

3. Pengemasan basah (wet packing) dengan kapas.

Pangkal bunga tidak dimasukkan dalam tube, tetapi ditutup kapas yang telah dicelupkan ke dalam air. Kapas kemudian dililitkan di sekeliling pangkal tangkai bunga. Setelah itu, dibungkus dengan helaian plastik putih transparan dan diikat dengan karet.

Pendistribusian

Pada umumnya lokasi budidaya bunga potong terletak di dataran tinggi, sedangkan lokasi penjualan berada di dataran rendah. Perbedaan suhu dan waktu yang diperlukan untuk pendistribusian dapat mempengaruhi kesegaran bunga, untuk itu perlu dilakukan perlakuan kimiawi. Secara teknis penurunan mutu bunga potong selama pendistribusian dapat dikurangi dengan cara memisahkan bunga potong dengan produk lain yang menghasilkan etilen. Schusser (1989) menuliskan bahwa selama pengangkutan, etilen yang ditimbulkan oleh buah yang diangkut bersamaan dengan bunga dapat membuat kuncup bunga menjadi layu. Masalah ini dapat diatasi dengan cara menyemprot kuncup dengan Argilena (perak nitrat ditambah tiosulfat) dengan kadar 2 - 4 gr/L. Kation Ag+ selain berfungsi sebagai germisida juga dapat menghambat produksi etilen, sehingga pelayuan yang terlalu cepat dapat diegah.

(26)

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan magang bertempat di kebun budidaya PT. Ekakarya Graha Flora yang berlokasi di jalan akses tol kalihurip Km 68, Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang 41373.

Metode Pelaksanaan

Metode yang didigunakan selama kegiatan magang berupa metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan cara praktik kerja langsung di lapangan, wawancara dan diskusi. Metode tidak langsung dilakukan dengan cara studi literatur dan studi arsip perusahaan.

Kegiatan selama magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial untuk produksi anggrek Dendrobium. Kegiatan aspek teknis yang dilakukan selama magang diantaranya bekerja sebagai karyawan harian (KHL) selama satu bulan, kegiatan yang dilakukan meliputi teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pascapanen di gudang. Satu bulan selanjutnya bekerja sebagai pendamping koordinator meliputi koordinator pemeliharaan, dan koordinator pengemasan tanaman (koordinator packing).

Kegiatan aspek manajerial dilakukan dengan menjadi pendamping kepala bagian pada bulan ketiga sampai bulan keempat. Kegiatan menjadi pendamping kepala bagian meliputi kepala bagian produksi dan kepala bagian PPIC (Plant

Planning and Inventarization Control). Kegiatan selama magang terlampir pada

Lampiran 1.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan-pengamatan langsung selama kegiatan magang dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi kegiatan pemanenan bunga anggrek potong dan penanganan pascapanen bunga anggrek potong dan

(27)

tanaman dalam pot (pot plant). Data sekunder diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan meliputi kondisi kebun, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi, dan jumlah karyawan.

Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di lapangan, panen, penanganan pascapanen, hingga pemasaran. Aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu panen dan pascapanen bunga anggrek potong, pascapanen tanaman berbunga dan pengaruh penanganan pascapanen terhadap kualitas masa pajang (vaselife) bunga anggrek potong.

Pengamatan panen bunga potong meliputi cara panen, waktu panen, standar kerja pemanen, pengumpulan hasil panen, alat yang digunakan untuk memanen. Pengamatan penanganan pascapanen meliputi cara dan kriteria sortir, cara dan kriteria grading, teknik pengawetan, teknik pengemasan, metode penyimpanan, bahan kemasan yang digunakan, waktu hingga produk sampai ke konsumen.

Pengamatan vaselife dilakukan di kantor produksi divisi Dendrobium pada suhu ruangan (27 - 31 oC). Pengamatan dilaksanakan menggunakan varietas Sonia, Shavin White, dan Aridang Green dengan dua jenis larutan holding yaitu air sumur dan larutan yang digunakan perusahaan (larutan holding). Jumlah bunga yang diamati adalah sembilan tangkai setiap perlakuan yang terdiri dari tiga ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari tiga tangkai. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan variable yang diamati sebagai berikut :

1. Jumlah total kuntum bunga

Jumlah keseluruhan kuntum bunga pada satu tangkai bunga anggrek, terdiri atas jumlah kuntum bunga yang sudah mekar dan jumlah kuntum bunga yang masih kuncup.

2. Jumlah dan persentase kuntum bunga mekar

Jumlah kuntum bunga yang sudah mekar pada satu tangkai bunga anggrek. Penentuan persentase kuntum mekar dihitung menggunakan rumus :

3. Perubahan jumlah kuntum mekar

Perubahan jumlah kuntum mekar dihitung berdsarkan nilai rata-rata kuntum bunga mekar untuk membandingkan kondisi kuntum mekar setiap minggunya.

(28)

14 4. Jumlah dan persentase kuntum bunga layu

Jumlah kuntum bunga yang sudah layu pada satu tangkai bunga anggrek. Penentuan persentase kuntum layu dihitung menggunakan rumus :

5. Perubahan jumlah kuntum layu

Perubahan jumlah kuntum layu dihitung berdsarkan nilai rata-rata kuntum bunga layu untuk membandingkan kondisi kuntum layu setiap minggunya.

6. Jumlah dan persentase kuntum bunga gugur

Jumlah kuntum bunga yang sudah gugur pada satu tangkai bunga anggrek. Penentuan persentase kuntum gugur dihitung menggunakan rumus :

7. Perubahan jumlah kuntum gugur

Perubahan jumlah kuntum gugur dihitung berdsarkan nilai rata-rata kuntum bunga gugur untuk membandingkan kondisi kuntum gugur setiap minggunya.

8. Masa pajang (Vaselife)

Vaselife bunga potong merupakan lamanya umur relatif bunga potong

dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induknya (Wiryanto,1993). Vaselife bunga potong anggrek dihitung sejak bunga mulai dipanen sampai 50% dari total kuntum bunga dalam setiap tangkai mengalami kelayuan.

Analisis Data dan Informasi

Data sekunder maupun data primer yang diperoleh selama kegiatan magang diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk data dan informasi yang bersifat kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan pada data yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan nilai rata-rata, persentase dan uji t-student.

Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis produksi bunga anggrek potong dan kondisi tanaman. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis

(29)

membandingkan vaselife anggrek potong yang menggunakan air sumur dengan larutan yang digunakan perusahaan sebagai larutan holding dan membandingkan

(30)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

PT. Ekakarya Graha Flora merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tanaman hias khususnya anggrek. Produk unggulan dari perusahaan ini adalah tanaman Anggrek Phalaenopsis. PT. Ekakarya Graha Flora resmi berdiri pada tanggal 26 Agustus 1996 hasil kerjasama Bapak Amin Supriyadi dengan Mr. Kwo, dengan Akte Notaris Benny Kristianto, SH. No. 17 dengan nama awal PT. Ekakarya Graha Perdana seluas 15 ha. Pada tahun 1998, PT. Ekakarya Graha Perdana diambil alih oleh Bapak Amin Supriyadi dan berganti nama menjadi PT. Ekakarya Graha Flora.

Lokasi Perusahaan

Perusahaan ini berkantor pusat di Roxy Mas Jakarta, serta memiliki dua lokasi kebun yaitu Cikampek dan Cipamingkis. Kebun Cikampek, Karawang, Jawa Barat digunakan untuk tempat produksi anggrek Phalaenopsis tanpa bunga dan anggrek Dendrobium, Mokara, Vanda, Cattleya, Aranda, serta Ascosenda dengan bunga maupun tanpa bunga. Kebun Cipamingkis, Sukabumi, Jawa Barat untuk pembungaan anggrek Phalaenopsis.

Kebun Cikampek PT. Ekakarya Graha Flora terletak pada posisi 60o20‟ sampai dengan 60o30‟ Lintang Selatan dan 106° sampai dengan 106°50‟ Bujur Timur yang berada pada ketinggian 40 meter di atas permukaan laut. Lokasi perusahaan berada di jalur akses tol Kalihurip km 64, berdiri di atas lahan sawah yang tidak produktif lagi dengan kemiringan 0.02 sampai 0.04. Batas-batas geografis PT. Ekakarya Graha Flora yaitu Barat dengan jalan Interchance, Timur dengan jalan Desa Cikampek Pusaka, Utara dengan PT. Asiatec Persada, Selatan dengan PT. Timor Putra Nasional.

Daerah Cikampek memiliki rata-rata curah hujan dalam kurun waktu enam tahun (2003-2008) yaitu 1,324.32 mm per tahun. Tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidth Ferguson adalah tipe iklim E yaitu agak kering. Suhu udara berkisar antara 28 - 36 oC dengan kelembapan udara berkisar antara 45 -60%.

(31)

Sarana dan Prasarana Perusahaan

PT. Ekakarya Graha Flora didukung oleh sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan produksi. Sarana dan prasarana PT. Ekakarya Graha Flora dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sarana dan prasarana di PT. Ekakarya Graha Flora.

Fasilitas Jumlah Fungsi

Kantor Gudang - Gudang pusat - Gudang Dendrobium Net House Green House Mobil boks berpendingin Mobil golf Dayang Sepeda Ruang Packing Ruang Mekanik Laboratorium Irigasi Sprinkle Personal Computer Mess Radio Monitor 3 2 5 18 2 2 1 5 2 2 1 Tidak Terdata Tidak Terdata 4 Tidak Terdata

Sebagai pusat tempat kegiatan administrasi

Penyimpanan seluruh kebutuhan produksi kebun Cikampek. Luas areal ± 800 m2

Penyimpaan seluruh kebutuhan produksi divisi Dendrobium. Luas areal ± 250 m2

Lahan produksi anggrek Dendrobium, Vanda, Mokara, Cattleya, Ascosenda, dan anggrek koleksi berbunga maupun tanpa bunga. Luas areal ± 117,557 m2

Lahan produksi anggrek Phalaenopsis tanpa bunga. Luas areal ± 137,902 m2

Untuk pengangkutan anggrek Phalaenopsis dari maupun ke kebun Cipamingkis dan pengangkutan anggrek Dendrobium dengan bunga ke konsumen

Untuk memudahkan transportasi pimpinan dan tamu di kebun

Untuk mengangkut kebutuhan produksi dari gudang ke lahan, atau untuk mengangkut sampah ke tempat penampungan sampah sementara

Untuk memudahkan transportasi karyawan di kebun Tempat pengecekan kembali dan pengemasan tanaman yang akan dikirim ke konsumen

Tempat penyimpanan kebutuhan perawatan kebun, irigasi, dan peralatan produksi lainnya

Tempat produksi bibit Phalaenopsis hasil silangan dari kebun Cipamingkis dan bibit anggrek Dendrobium Untuk memudahkan proses penyiraman tanaman anggrek di Net House

Untuk Penyimpanan pembukuan dan proses administrasi Untuk tempat tinggal karyawan

Untuk memudahkan komunikasi di kebun antar kepala regu, koordinator dan kepala bagian.

Sumber : PT. Ekakarya Graha Flora, 2011

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tahun 2007 PT. Ekakarya Graha Flora memproduksi anggrek Dendrobium sebagai bunga potong sebesar 949,568 tangkai. Jumlah tersebut mengalami

(32)

18 penurunan pada tahun 2008 menjadi 532,330 tangkai (PT. Ekakarya Graha Flora, 2011). Hal ini dikarenakan pada bulan April 2008 beberapa blok tanama bunga potong mengalami kesalahan pemeliharaan. Data produksi bunga potong di PT. Ekakarya Graha Flora dari tahun 2007-2010 disajikan pada Lampiran 4.

Varietas yang diproduksi untuk bunga potong yaitu Sonia sebanyak 80% dengan warna bunga ungu, Shavin sebanyak 15% dengan warna bunga putih, dan Red Bull sebanyak 5% dengan warna bunga ungu tua, sedangkan untuk pot plant terdiri dari ± 120 varietas yang dikelompokan menjadi sepuluh kelompok berdasarkan warna bunga. Awal tahun 2011 PT. Ekakarya Graha Flora melakukan kebijakan baru dengan tidak menetapkan varietas Red Bull sebagai bunga potong, melainkan menjadi varietas untuk pot plant. Varietas Aridang Green dan Tanida Pink ditetapkan sebagai varietas untuk bunga potong dengan komposisi 15,000 tanaman perbulan. Varietas Aridang Green dan Tanida Pink baru dapat dipanen mulai bulan Oktober 2011. Data produksi bunga potong tahun 2011 disajikan dalam Lampiran 5.

Gambar 3. Varietas bunga potong Shavin (a), Tanida Pink (b), Sonia (c), Aridang Green (d), dan Red Bull (e).

(33)

Struktur Organisasi

Divisi dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora dipimpin oleh Mr. Liu Qing sebagai manager produksi yang dibantu oleh seorang translator. Manager produksi membawahi kepala bagian produksi, kepala bagian Plant Planning and

Inventarization Control (PPIC), dan kepala bagian Quality Control (QC). Jabatan

untuk kepala bagian QC saat ini masih kosong karena keterbatasan sumber daya manusia di PT. Ekakarya Graha Flora. Kepala bagian produksi bertugas untuk mengontrol dan mengawasi kegiatan produksi di kebun, sedangkan kepala bagian PPIC berperan untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi jalannya kegiatan produksi. Kepala bagian PPIC dijabat oleh Sophia Sujayati, SP. dan kepala bagian produksi dijabat oleh Dwi Anggara Sari, SP.. Struktur organisasi dan jabatan divisi Dendrobium PT. Ekakarya Graha Flora disajikan pada Lampiran 11.

Kepala produksi dibantu oleh koordinator dan kepala regu bertugas untuk mengawasi, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan produksi yang dilaksanakan di kebun. Koordinator terbagi menjadi dua yaitu koordinator produksi dan koordinator packing. Kepala regu terdiri dari kepala regu pemeliharaan, kepala regu penanaman, kepala regu pot plant dan kepala regu bunga potong. Jabatan koordinator produksi saat ini masih kosong sehingga tugas ini diserahkan kepada kepala regu pemeliharaan setiap net house.

Tenaga kerja PT. Ekakarya Graha Flora terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Total karyawan PT. Ekakarya Graha Flora divisi Dendrobium sebanyak 48 orang. Seluruh karyawan PT. Ekakarya Graha Flora masuk dari hari Senin hingga Jumat dengan jam kerja dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan 17.00 WIB dengan waktu istirahat 09.30 - 09.45 WIB dan 12.00 - 13.00 WIB. Jam kerja pada hari Jumat berakhir pada pukul 16.30 WIB dengan jam istirahat 09.30 - 09.45 WIB dan 11.30 - 13.15 WIB.

(34)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang telah dilakukan selama melakukan magang meliputi kegiatan perbanyakan tanaman, aklimatisasi planlet (outflask), penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit (chemical), kemudian pengkelasan tanaman (grading), pemanenan tanaman berbunga (pot plant) dan bunga potong (cut flower), pemeriksaan stok (stock opname), pengemasan (packing), dan quality control (QC). Kegiatan-kegiatan ini dilakukan selama satu bulan ketika penulis menjadi operator/pelaksana (karyawan) perusahaan.

Perbanyakan tanaman

Dendrobium termasuk ke dalam jenis anggrek simpodial, yaitu jenis anggrek dengan pertumbuhan batangnya terbatas dan umumnya membentuk tunas anakan ke samping. Perbanyakan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu perbanyakan secara kultur in vitro, pemisahan rumpun (split), dan pemisahan tunas (keiki).

Perbanyakan secara in vitro merupakan perbanyakan tanaman menggunakan media khusus berupa agar dalam botol transparan yang ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan aseptik. Media agar dan komposisi untuk pertumbuhan planlet terdiri dari dua macam sesuai dengan fase pertumbuhan planlet. Bahan tanaman yang digunakan berasal dari bagian tanaman (mericlone). Bagian tanaman biasanya diambil dari tunas muda yang tumbuh di samping.

Kegiatan penerimaan tanaman tidak melalui proses pengecekan oleh tim khusus di laboratorium, karena telah ditentukan standar tertentu tunas yang dapat dijadikan bahan tanaman. Tunas diterima oleh koordinator laboratorium dan dicatat tanggal penerimaan, jumlah tunas yang diterima, dan kode tanaman. Selanjutnya tunas tersebut diberikan kepada operator penanaman untuk ditanam. Berbeda dengan buah Phalaenopsis yang dapat disimpan, tunas langsung ditanam pada hari yang sama dengan penerimaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari tunas menjadi layu yang mengganggu proses pertumbuhannya.

(35)

Media agar dibuat di dapur laboratorium dibuat sesuai dengan kebutuhan rencana penanaman. Bahan-bahan dicampur dan direbus hingga mendidih, kemudian dibiarkan sejenak sebelum dituangkan dalam botol bersih. Botol kemudian ditutup menggunakan penutup karet yang telah disterilisasi dengan alkohol 96%. Media tersebut disterilisasi menggunakan autoclave selama 20 menit dengan suhu 121o C dan tekanan 1,2 bar. Media yang telah steril disimpan di ruangan khusus media selama tujuh hari untuk memastikan media benar-benar steril. Sehari sebelum dilakukan penanaman media disterilisasi kembali dengan menggunakan lampu UV selama 12 jam.

Penanaman dilakukan di Laminar Air Flow yang telah disterilisasi terlebih dahulu dengan menyalakan lampu UV selama 15 menit. Bagian dalam Laminar disemprot dan dibersihkan dengan alkohol 80%, kemudian menyalakan kipas dan alat pembakar. Alat-alat penanaman telah disterilisasi sebelumnya, dan dibungkus menggunakan kertas alumunium foil dan kertas koran. Sebelum digunakan, alat disterilisasi kembali dengan membakarnya di atas pembakar selama 25 - 30 detik.

Gambar 4. Penanaman planlet dalam Laminar Air Flow

Tunas yang akan ditanam disterilisasi dengan direndam menggunakan bayclin (bahan aktif NaClO) selama 15 menit dan dibilas dengan air steril sebanyak dua kali. Pengupasan kulit dan pembelahan bud dilakukan di dalam air bilasan terakhir dengan menggunakan pisau steril. Bud yang telah dipotong ditanam dalam tabung dengan masing-masing tabung berisi satu mata tunas, kemudian ditutup rapat dan diinkubasi selama satu minggu sampai tunas benar-benar tidak terkontaminasi. Selanjutnya bud dipindahtanamkan pada botol yang

(36)

22 lebih besar dengan menggabungkan bud yang berasal dari tunas yang sama. Bud dibiarkan selama 2 - 3 bulan sampai terbentuk tunas baru, yang nantinya akan membentuk planlet (bibit dalam botol).

Proses pertumbuhan bud hingga menjadi planlet muda melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Fase F0, yaitu penanaman bud pertama dari tunas yang baru dibelah hingga tumbuh tunas muda yang telah terbentuk. Fase ini berlangsung sekitar 2 - 3 bulan.

2. Fase F1, yaitu pindah tanam planlet dari fase F0 yang telah terbentuk daun walaupun belum memiliki akar. Tujuannya untuk memberikan kembali nutrisi yang dibutuhkan. Fase ini berlangsung selama 2 - 3 bulan.

3. Fase F2, yaitu pindah tanam planlet dari fase F1 yang telah terbentuk akar sempurna. Planlet yang telah berukuran lebih besar dipindahkan pada botol yang baru. Pada tahap ini lebih ditekankan pada pertumbuhan planlet dengan ukuran kecil agar dapat tumbuh lebih baik lagi. Fase ini berlangsung selama 2 - 3 bulan.

4. Fase F3, yaitu pindah tanam planlet dari fase F2 yang telah terbentuk akar-akar baru. Pada tahap ini ditekankan pada pertumbuhan akar-akar planlet lebih baik lagi. Fase ini berlangsung selama 2 - 3 bulan.

5. Fase F4, yaitu pindah tanam planlet dari fase F3 yang telah memenuhi standar untuk di-sub kultur pada media dan kondisi ruang tumbuh yang berbeda. Fase ini tidak dilakukan pada semua kode planlet, melainkan hanya pada planlet yang kondisi pertumbuhannya sesuai. Fase ini berlangsung selama 2 - 3 bulan.

6. Fase PLB (Mother Stock Plant), yaitu fase saat planlet sedang aktif tumbuh dan menjadi sangat rimbun di dalam satu botol. Fase ini tidak dilalui oleh semua Planlet, melainkan hanya pada planlet yang lebih banyak memproduksi tunas muda dibanding planlet yang tumbuh membesar. Planlet ini berasal dari fase F4 yang belum memenuhi standar untuk dipindahkan ke media dan ruang tumbuh baru. Fase ini ditekankan pada perbanyakan pertumbuhan planlet untuk menjadi bahan tanam sub kultur selanjutnya.

(37)

7. Fase S1, yaitu pindah tanam planlet dari fase F4. Planlet telah memiliki akar dan daun yang sempurna, tetapi pada fase ini ditekankan pada pengembangan daun. Planlet di-pindah tanam ke dalam media tanam baru dengan berisi 40 tanaman perbotolnya. Fase ini berlangsung selama 3 - 4 bulan.

8. Fase S2, yaitu pindah tanam planlet dari fase S1. Planlet telah memiliki akar dan daun yang sempurna, tetapi pada fase ini ditekankan pada pengembangan akar. Planlet dari fase S1 dipindahkan ke media baru dalam sebanyak 20 tanaman perbotol. Planlet dipelihara selama 3 - 4 bulan, kemudian siap didistribusikan ke net house untuk ditanam.

Anggrek Dendrobium merupakan anggrek dengan tipe pertumbuhan simpodial, sehingga perbanyakan tidak hanya melalui perbanyakan secara in vitro. Perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif dengan cara pemisahan rumpun (split) dan pemisahan tunas batang (keiki). Perbanyakan melalui cara ini juga dapat membentuk individu baru yang memiliki sifat sama persis dengan induknya.

Pemisahan rumpun dilakukan dengan ketentuan tanaman induk yang akan dipisahkan minimal berumur lima bulan dan rumpun memiliki minimal empat batang sehat. Hasil tanaman yang telah dipisahkan memiliki minimal satu batang sehat. Tanaman yang telah dipisahkan, ditanam ke dalam pot plastik ukuran 1,5” dengan menggunakan media tanam berupa sabut kelapa. Pemeliharaan tanaman hasil split dilakukan di nursery selama 3 - 5 bulan.

Aklimatisasi Planlet (Outflask)

Aklimatisasi Planlet (Outflask) merupakan kegiatan penanaman bibit hasil kultur jaringan ke pot plastik ukuran 1.5”, bibit tersebut kemudian disebut sebagai bibit flasko. Kegiatan diawali dengan dilakukan pengeluaran planlet menggunakan pinset. Planlet yang telah dikeluarkan ditempatkan ke dalam keranjang. Media tanam berupa sabut kelapa telah direndam terlebih dahulu sehari sebelum pelaksanaan penanaman.

Keranjang yang berisi planlet dibawa ke tempat pencucian. Planlet dimasukkan ke dalam wadah pertama yang berisi air untuk membersihkan media agar. Selanjutnya planlet dipindahkan ke dalam wadah kedua untuk membersihkan media agar yang masih menempel setelah pencucian pertama.

(38)

24 Setelah itu, planlet ditempatkan kembali ke dalam keranjang untuk dikeringkan sejenak sebelum ditanam.

Planlet kemudian disortasi untuk menentukan klasifikasi berdasarkan

ukuran. Planlet yang pertumbuhannya tidak normal dan berukuran tinggi kurang dari 2 cm tidak ditanam melainkan dibuang. Planlet yang telah disortasi ditempatkan dalam keranjang sesuai kelompok ukuran dan siap untuk ditanam.

Gambar 5. Ukuran planlet siap tanam

Penanaman planlet diakukan oleh tim repotting. Pertama-tama akar dibungkus dengan media tanam berupa sabut kelapa, kemudian dimasukkan ke dalam pot dengan posisi tanaman berada di tengah dan tidak goyah. Sabut kelapa yang digunakan tidak boleh terlalu tinggi membungkus batang bagian bawah, harus tepat di atas permukaan akar. Sebelum dilakukan penanaman sabut kelapa ditiriskan dan dibersihkan kembali di tempat pencucian menggunakan air bersih.

(39)

Planlet yang telah ditanam dalam pot disusun ke dalam talam. Talam pot

ukuran 1.5” dapat memuat 40 pot dalam satu talam. Talam-talam ini kemudian diangkut menggunakan troli untuk disusun di atas bed di dalam nursery. Talam tanaman kemudian diberi label berisi kode tanaman, nama varietas, dan bulan tanam. Planlet dipelihara di nursery selama 5 - 8 bulan hingga mencapai standar untuk ditanam di net house.

Kode tanaman Varietas Bulan tanam

Gambar 7. Label tanaman di nursery PT. Ekakarya Graha Flora

Satu tim repotting terdiri dari dua orang operator dan satu orang kepala regu. Kepala regu bertugas untuk menyiapkan kebutuhan penanaman planlet dan mensortir planlet yang akan ditanam. Target penanaman yaitu 960 pot per orang untuk satu hari kerja (HK) selama delapan jam. Penulis hanya mampu melakukan penanaman sebanyak 236 pot.

Penanaman Bibit (Planting)

Penanaman bibit merupakan kegiatan penyebaran bibit di net house untuk dipelihara hingga tanaman siap dijual. Kegiatan diawali dengan pengambilan bibit di nursery sebelum kegiatan penanaman dilakukan. Bibit ditempatkan pada keranjang hingga berisi lima puluh bibit pada setiap keranjang. Keranjang bibit beserta pupuk kandang ditempatkan pada troli untuk dibawa ke net house. Media tanam berupa arang dan batu split telah ditaruh di net house sehari sebelum pelaksanaan penanaman.

Penanaman bibit dilakukan oleh tim repotting. Pertama-tama pot diisi dengan batu split hingga sepertiga tinggi pot, kemudian bibit ditaruh ditengah pot

(40)

26 dan dimasukkan arang hingga batas yang terdapat pada pot. Tanaman peruntukan

pot plant menggunakan arang kayu dan tanaman untuk bunga potong

menggunakan campuran antara arang kayu dan arang bakau. Arang bakau memiliki sifat lebih tahan lama dibandingkan dengan arang biasa, sehingga digunakan untuk campuran tanaman peruntukan bunga potong yang mencapai umur pemeliharaan hingga 60 bulan. Bibit yang telah ditanam disusun pada bed yang telah tersedia di net house dengan bantuan operator pemeliharaan net house. Pada bagian depan bed diletakkan label varietas yang telah ditanam.

Kode tanaman Varietas Bulan tanam

Gambar 8. Label tanaman di net house PT. Ekakarya Graha Flora

Target penanaman yaitu 800 pot tanah liat ukuran 7” dan 720 pot tanah liat ukuran 8” untuk satu hari kerja (HK) selama delapan jam. Penulis hanya mampu melakukan rata-rata penanaman sebanyak 400 pot tanah liat ukuran 7” dan 300 pot tanah liat ukuran 8” untuk satu HK.

Gambar 9. Perbadingan ukuran pot tanah liat 7” untuk budidaya pot plant (kanan) dan pot tanah liat 8” untuk budidaya bunga potong (kiri)

(41)

Pindah Tanam (Repotting)

Kegiatan ini terdiri dari dua yaitu memindahtanamkan tanaman ke pot yang lebih besar dan mengganti media tanam dengan media tanam baru. Kegiatan ini dilakukan oleh tim repotting dengan tenaga kerja wanita karena membutuhkan kehati-hatian agar akar dan tanaman tidak mengalami kerusakan saat proses pencabutan.

Pindah tanam 1,5” ke 7”/8”. Kegiatan dilakukan ketika tanaman pot 1,5” berumur sekitar 5 - 6 bulan dari aklimatisasi dan telah mencapai tinggi minimal 7 cm. Tanaman 1,5” dipindahkan dengan cara mendorong media melalui lubang aerasi pada bagian bawah pot hingga tanaman keluar dari pot lama dengan menggunakan besi pendorong. Akar tanaman yang terlalu panjang dan keluar dari pot dipotong untuk merangsang pertumbuhan akar baru.

Tanaman yang telah dicabut disusun dalam keranjang hingga lima puluh buah untuk didistribusikan ke net house. Penanaman di net house dilakukan dengan menggunakan arang sesuai dengan peruntukan tanaman yang telah disediakan. Pertama-tama pot tanaman diberi batu split hingga sepertiga bagian pot, kemudian bibit ditaruh di tengah-tengah pot. Setelah itu arang dimasukkan ke dalam pot hingga batas yang ada dalam pot. Tanaman peruntukan pot plant diberikan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing. Tanaman yang telah ditanam disusun di atas bed dan diberi label yang berisi kode tanaman, varietas, dan bulan tanam pada ujung bed.

Penggantian media. Kegiatan dilakukan pada tanaman yang telah berumur minimal dua tahun. Kegiatan diawali dengan pencabutan dan penyusunan tanaman di samping bed oleh kepala regu. Dua orang bertugas membersihkan media lama dan lumut yang tumbuh di sekitar perakaran dan penanaman ke dalam pot baru. Akar tanaman yang terlalu panjang dan busuk dipotong untuk merangsang pertumbuhan akar baru.

Tanaman yang telah dicabut disusun didepan bed untuk ditanam kembali menggunakan media arang baru. Arang yang digunakan sesuai dengan peruntukan tanaman tesebut. Pot tanaman diberi batu split hingga sepertiga bagian pot,

(42)

28 kemudian bibit ditaruh di tengah-tengah pot. Tanaman yang medianya telah diganti disusun di atas bed asal sesuai dengan kode tanaman dan varietas.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan kegiatan yang penting diperhatikan agar tanaman tumbuh dengan baik. Kegiatan ini meliputi pemupukan, pengecekan kosi (kosong diisi), sortasi, penyiraman air, serta pengendalian hama dan penyakit (chemical). Tim pemeliharaan dibagi menjadi tiga tim, yaitu tim pemeliharaan net A dan B, tim pemeliharaan net C dan nursery, dan tim pemeliharaan net D dan E. Masing-masing tim dikepalai oleh satu kepala regu Masing-masing-Masing-masing net house.

Sterilisasi tanaman. Kegiatan ini dilakukan pada bibit impor yang baru tiba di kebun, tanaman yang terkena busuk daun, dan planlet yang baru ditanam (aklimatisasi). Sterilisasi dilakukan 1 - 2 hari setelah bibit impor ditata di nursery, dibuang bagian daun yang terkena busuk daun, dan bibit ditanam. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan larutan Dithane M45 80WP (bahan aktif Mankozeb 80%) dengan konsentrasi 1.5 gr/L. Larutan dicampurkan dalam tempat khusus berupa tong yang digunakan di nursery. Larutan dialirkan ke tanaman melalui selang hingga merata. Penyiraman dilakukan pagi hari maksimal pukul sebelas dan bibit basah merata.

Pemupukan (fertigasi). Pemupukan merupakan kegiatan pemberian nutrisi tambahan yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Pemupukan dilakukan dua kali seminggu disesuaikan dengan kondisi media dan cuaca. Pupuk yang digunakan terdiri dari tiga pupuk anorganik. Penggunaan disesuaikan dengan umur dan peruntukan tanaman. Pupuk utama yang digunakan yaitu pupuk PETERS dengan komposisi utama NPK dengan perbandingan 20:20:20. Komposisi lain yang juga terdapat dalam pupuk ini antara lain : Magnesium 0.05%, Boron 0.0068%, Copper 0.0036%, Iron 0.05%, Manganase 0.25%, Zinc 0.0025%, Molybdenum 0.0009%. Pemberian pupuk dilakukan berseling setiap minggu antar jenis pupuk atau sesuai dengan instruksi dari manager produksi. Adapun standar penggunaan konsentrasi pupuk dan peruntukannya dapat dilihat pada Tabel 3.

(43)

Tabel 3. Standar konsentrasi dan peruntukan penggunaan pupuk

No Nama Pupuk Konsentrasi

(g/l) Peruntukan 1 2 3 4 5 Instant Growth 13:27:27 Instant Growth 21:21:21 Peters 20:20:20 Instant Growth 12:45:12 Peters 20:20:20 Hyponex 20:20:20 1.2 1.5 1.2 0.4 0.8 1

Pot plant umur 0 - 12 bulan Cut flower umur 0 - 12 bulan Cut flower dan pot plant

umur > 12 bulan

Cut flower dan pot plant

umur > 12 bulan Tanaman di nursery Sumber : Kantor Produksi PT. Ekakarya Graha Flora

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk sesuai dengan peruntukan dan usia tanaman. Pupuk tersebut dicampur dengan sedikit air dalam ember kemudian diaduk hingga larut. Kemudian larutan pupuk tersebut dicampur dalam bak penampungan yang telah terisi air sesuai dosis yang telah ditentukan. Larutan pupuk disebarkan ke net house dengan menggunakan pompa melalui pipa-pipa yang tersebar dalam rumah kaca. Selang dihubungkan pada kran yang terdapat pada pipa-pipa tersebut, kemudian larutan pupuk disemprotkan pada tanaman secara merata.

Pemupukan dilakukan maksimal hingga pukul sebelas pagi dan dilanjutkan pukul setengah empat hingga pukul lima sore hari. Pupuk harus tersebar merata terutama pada bagian bawah permukaan daun, kondisi media tanam tidak boleh terlalu basah. Target pemupukan yaitu 400 m2 per orang per jam.

Gambar 10. Proses pembuatan larutan pupuk (a), dan proses aplikasi pemupukan pada tanaman (b)

(44)

30 Sortasi. Sortasi merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman dengan menyeleksi tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Tanaman yang masuk kriteria ini antara lain tanaman yang pertumbuhannya tidak mencapai standar, tanaman mutan (tumbuh tidak normal/kelainan), tanaman busuk, dan tanaman yang melewati batas waktu pertumbuhan. Tanaman kemudian dimusnahkan di tempat pemusnahan tanaman dengan cara dibakar. Kegiatan ini dilakukan pada seluruh tanaman baik yang berada di nursery maupun di net house. Operator pemeliharaan yang melakukan sortasi mencatat jumlah dan penyebab tanaman tersebut dimusnahkan pada blanko pemusnahan tanaman dengan diketahui oleh kepala regu net house dan diserahkan kepada staf QC yang bertugas.

Selama sortasi juga dilakukan pembersihan daun yang telah menguning atau kering pada tiap tanaman dan pembersihan gulma yang tumbuh di media. Daun yang telah menguning atau kering langsung dicabut dari tanaman dan dikumpulkan dalam tong untuk dimusnahkan. Pupuk tambahan berupa kotoran kambing menimbulkan gulma masih sering dijumpai walau jumlahnya sedikit, sehingga perlu dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

Pengecekan Kosi (Kosong Diisi). Istilah ini sebenarnya digunakan pada bed tanaman yang terdapat kekosongan pot karena tanaman diambil untuk pot plant. Pengecekan kosi dilakukan pada seluruh bed di net house. Kegiatan dilakukan oleh operator pemeliharaan di net house. Istilah ini juga digunakan pada bed tanaman yang kosong akibat adanya tanaman yang busuk dan rijek sehingga perlu dimusnahkan. Pengisian kosi dilakukan dengan cara menghitung jumlah tanaman yang terambil pada masing-masing bed, kemudian mengambil tanaman yang berada di bagian paling belakang bed untuk ditaruh di bagian yang kosong pada bed tersebut.

Penyiraman air. Penyiraman air hanya dilakukan apabila media terlihat kering dan cuaca panas. Penyiraman air ditujukan agar tanaman tidak kekurangan air dan layu sehingga mengganggu proses pertumbuhannya. Penyiraman air juga ditujukan untuk menurunkan suhu lingkungan sekitar dan mendinginkan tanaman agar tidak mudah terbakar saat akan dilakukan pemupukan maupun penyemprotan

Gambar

Tabel 1. Kriteria anggrek potong Dendrobium
Tabel 2. Sarana dan prasarana di PT. Ekakarya Graha Flora.
Gambar 3. Varietas bunga potong Shavin (a), Tanida Pink (b), Sonia (c),  Aridang Green (d), dan Red Bull (e).
Gambar 5. Ukuran planlet siap tanam
+7

Referensi

Dokumen terkait