• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran merupakan suatu proses yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran merupakan suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan secara bebas produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kasmir (2004), pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Pemasaran Penting dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dalam melakukan kegiatan pemasaran. Tujuan dalam jangka pendek biasanya adalah merebut hati konsumen terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan tujuan dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.

Perbankan merupakan badan usaha yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiata pemasaram jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelangganya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar (Kasmir, 2004).

Menurut Kasmir (2004), pemasaran bank merupakan suaru proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan. Dalam kegiatan pemasaran bank juga perlu membuat suatu perencanaan, terutama diperlukan bagi manajemen bank tentang target pemasaran yang harus dicapai. Rencana pemasaran juga disusun sesuai

(2)

dengan apa-apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan kapan harus dikerjakan.

2.2. Marketing Mix dan Segmentation, Targeting, and Positioning 2.2.1 Marketing Mix

Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan oleh perusahaan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Untuk pemasaran pada jasa, marketing mix meliputi product, price, place, promotion, people, process, physical evidence dan productivity and quality.

1. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Armstrong (2006), produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2006).

3. Tempat (Place)

Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.

4. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkann perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2006).

5. Sumber Daya Manusia (People)

People berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa. Semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil barang dan jasa. Banyak jasa yang bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan (Lovelock dan Wright, 1999).

(3)

6. Proses (Process)

Sebuah proses menjelaskan metode dan ukuran kerja dari sistem yang beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif. Sama halnya, proses yang buruk menyulitkan para staf di garis depan untuk melakukan tugasnya dengan baik, yang berakibat rendahnya produktivitas dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan (Lovelock dan Wright, 1999).

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik ini bisa disajikan dalam berbagai bentuk, misalnya brosur, penampilan staf, seragam karyawan, dekorasi internal dan eksternal, ruang tunggu yang nyaman, dan lain sebagainya. Bukti fisik ini diperlukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan akibat adanya karakteristik intangible pada jasa yaitu menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar.

8. Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)

Tidak ada perusahaan jasa yang sanggup menangani produktivitas dan kualitas secara sendiri-sendiri. Meningkatkan produktivitas sama penting untuk menjaga agar biaya tetap terkendali dan manajer harus berhati-hati agar tidak mengurangi tingkat layanan yang tidak disukai oleh pelanggan bahkan karyawan. Kualitas jasa yang didefinisikan pelanggan, berperan penting bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas pelanggan (Lovelock dan Wright, 1999).

2.2.2 Segmentation, Targeting, and Positioning

Penentuan segmentation, targeting, dan positioning memiliki tujuan untuk memposisikan suatu merek atau produk dalam benak konsumen sehingga merek atau produk tersebut memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan

(4)

memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut determinan yang dinilai penting dan unik oleh konsumen.

1. Segmentation

Menurut Kotler dan Armstrong (2006), segmentasi pasar adalah proses pembagian pasara menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda, yang munggkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.

2. Targeting

Penetapan target pasar melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen di mana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu (Kotler dan Armstrong, 2006).

3. Positioning

Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan, relative terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran. Positioning yang efektif dimulai dengan differensiasi yang benar-benar mendiferenssiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga perusahaan dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen.

2.3. Strategi Pemasaran

Fandy Tjiptono (2008) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Dalam perananan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkunagannya dalam rangka mencapai pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang dijalankan perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa

(5)

mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi dan distribusi.

Menurut David (2009) strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan dikategorikan kedalam 4 bagian, diantaranya:

1. Strategi Integrasi

Strategi integrasi terdiri atas integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal.

a. Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan berkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor.

b. Integrasi ke Belakang

Integrasi ke belakang adalah strategi dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh kepemilikan atas pemasok perusahaan.

c. Integrasi Horizontal

Integrasi horizontal adalah strategi yang mengupayakan memiliki kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan.

2. Strategi Intensif

Strategi intensif adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan jika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Terdiri dari:

a. Penetrasi Pasar

Penetrasi pasar adalah strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi penambahan tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk promosi penjualan secara ekstensif.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar merupakan strategi yang meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru.

(6)

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya membutuhkan biaya penelitian dan pengembangan yang besar.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi terdiri dari: a. Diversifikasi Terkait

Strategi yang diterapkan pada bisnis yang terkait, dimana rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.

b. Diversifikasi Tak Terkait

Strategi yang diterapkan pada bisnis yang tak terkait, dimana rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Strategi ini lebih memilih portofolio bisnis yang sanggup memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya.

4. Strategi Defensif

Strategi defensif terdiri dari penciutan, divestasi dan likuidasi. a. Penciutan

Penciutan merupakan strategi yang diterapkan apabila suatu organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya, dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi.

b. Divestasi

Divestasi adalah strategi yang dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Biasanya digunakan untuk mendapatkan modal guna akuisisi atau investasi strategi yang lebih jauh.

(7)

c. Likuidasi

Likuidasi adalah menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah untuk kekayaan berwujudnya. Likuidasi merupakan suatu pengakuan kekalahan.

2.4. Bank

Pengertian Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Kasmir (2004) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank juga secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir , 2004).

Bank yang paling banyak beredar di Indonesia adalah bank umum atau lebih dikenal dengan bank komersil. Bank umum memiliki keunggulan dibandingkan dengan BPR dalam ragam pelayanan dan jangkauan wilayah operasi. Hal tersebut berarti bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan bank umum meliputi: 1. Menghimpun dana (funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Simpanan sering disebut dengan rekening.

Jenis-jenis simpanan saat ini diantaranya adalah: a. Simpanan Giro

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menggunakan cek atau bilyet giro.

b. Simpanan Tabungan

Simpanan tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dapat dilakukan menggunakan buku

(8)

tabungan, slip penarikan, kuitansi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

c. Simpanan Deposito

Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya dilakukan sesuai dengan jangka waktu tersebut. Deposito terdiri dari beberapa jenis diantaraya adalah deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call. 2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat

Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat, yang dikenal dengan istilah kredit. Secara umum jenis kredit yang ditawarkan diantaranya:

a. Kredit Investasi

Kredit yang diberikan kepada pengusaha yang akan melakukan investasi atau penanaman modal. Memiliki jangka waktu yang relative panjang yaitu diatas satu tahun.

b. Kredit Modal Kerja

Kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Memiliki jangka waktu yang pendek yaitu dibawah satu tahun.

c. Kredit Perdagangan

Kredit yang diberikan kepada para pedagang. d. Kredit Produktif

Kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja, atau perdagangan. e. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya untuk keperluan sandang, pangan maupun papan.

f. Kredit Profesi

Kredit yang diberikan kepada para professional, seperti pengacara, dosen atau dokter.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota atau

(9)

luar negeri (incaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa lainnya.

Hampir setiap bank ingin selalu dianggap yang terbaik oleh nasabahnya. Nasabah pada intinya hanya ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik. Untuk dapat dianggap sebagai yang terbaik maka bank harus memberikan pelayanan yang terbaik pula, diantaranya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik, tersedianya karyawan yang baik, mampu melayani secara cepat dan tepat, memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi, mempu memahami kebutuhan nasabah dan mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.

2.5. Konsep Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pengolahan data untuk analisis strategi pemasaran pada produk Britama Junio menggunakan metode Proses Hirarki Analitik atau yang biasa disebut dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan dalam penelitan ini mencoba menstrukturkan permasalahan yang kompleks dan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke kuantitatif. Kerangka ini akan mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang tersedia.

Menurut Saaty (1991), terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki, prinsip menentukan prioritas, dan prinsip konsistensi logis. Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi.

(10)

2.6. Langkah-langkah Penggunaan AHP

AHP memiliki delapan langkah kerja utama (Saaty, 1991), delapan langkah tersebut adalah:

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan. Dalam langkah ini hal yang perlu diperhatikan adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena pemilihan tujuan, kriteria dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki adalah perhatian utamanya. AHP tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria dan aktivitas-aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu sistem hirarki. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara

menyuluruh. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini membuat bentuk yang berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario, dapat dilihat pada Gambar 2. Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang diambil. Pada tingkat puncak, hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat berikut dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen pada tingkat sebelumnya.

3. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks di mulai dari puncak hirarki, yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antara elemen terkait yang ada dibawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan dalam elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada disebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada disebelah kanan suatu elemen dipuncak matriks.

(11)

Gambar 2. Contoh Struktur Hirarki dalam AHP Keterangan Gambar:

• Tingkat 1 : Ultimate Goal (UG)

Fokus atau goal yang ingin dicapai perusahaan. • Tingkat 2 : Faktor

Hal-hal yang menjadi faktor dari Ultimate Goal. Terdiri dari F1, F2, F3, dan F4.

• Tingkat 3: Aktor

Orang-orang yang terlibat dalam hirarki untuk mencapai Ultimate Goal perusahaan. Terdiri dari A1, A2, A3, dan A4.

• Tingkat 4 : Tujuan

Hal-hal yang menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam mencapai Ultimate Goal. Terdiri dari T1, T2, T3, dan T4. • Tingkat 5 : Alternatif

Alternatif-alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai Ultimate Goal. Terdiri dari Alt 1, Alt 2, Alt 3, Alt 4, dan Alt 5.

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil melakukan perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah ketiga. Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dan baris ke-j. Pembandingan berpasangan tersebut dilakukan dengan pertanyaan seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh ultimate goal dipuncak hirarki dibandingkan dengan kolom ke-j. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala pembanding yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan elemen lainnya sehubungan dengan nilai sifat atau

F3 F4 F1 F2 Fokus A2 A3  A4 A1 T1 T2 T3 T4 Alt 3 Alt 2

Alt 1 Alt 4 Alt 5

Aktor

Tujuan Alternatif Faktor Ultimate

(12)

kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian atas garis diagonal dari kiri ke bawah.

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan apabila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. contohnya bila variabel F12 memiliki nilai-nilai 2 maka nilai variabel F21 adalah ½ .

Tabel 1. Skala Banding Berpasangan

Tingkat

Kepentingan Definisi Keterangan

1 Sama penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama.

3 Moderat lebih

penting

Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya.

5 Lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya.

7 Sangat lebih

penting Satu elemen lebih disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata dibandingkan dengan pasangannya.

9 Mutlak lebih

penting Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya pada tingkat keyakinan tertinggi. 2, 4, 6, 8 Diberikan bila terdapat penilaian antara dua penilaian

yang terdekat. Kebalikan

ji

ij a

a =1 Jika untuk aktivitas ke-i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas ke-j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber : Saaty, 1991

6. Melaksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Ada dua macam matriks pembanding dalam AHP, yaitu Matriks Pendapat Individual (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. Variabel disimbolkan sebagai Aij artinya variabel

matriks baris ke – i dengan kolom ke – j dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Matriks Pendapat Individu

G A1 A2 A3 An

A1 a11 a12 a13 a1n

A2 a21 a22 a23 a2n

... ... ... ... ...

(13)

Tabel 3. Matriks Pendapat Gabungan G G1 G2 G3 Gn G1 g11 g12 g13 g1n G2 g21 g22 g23 g2n ... ... ... ... ... An gn1 gn2 gn3 gnm

MPG adalah matriks baru yang berasal dari rata–rata geometric pendapat–pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10%, dapat dilihat pada Tabel 3. Disimbolkan sebagai Gij.

Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut: Gij = ∏ ...(1)

dengan : n = jumlah responden (pakar) aij(k) = sel penilaian setiap pakar

7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Adapun vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus :

VP (vektor Prioritas) =

∑ ∏ ...(2)

dimana : VE (Vector Eigen) = ∏ ...(3)

dengan : aij = elemen MPI pada baris ke-i dan kolom ke-j

n = jumlah elemen yang diperbandingkan 8. Mengevaluasi inkonsistensi

Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus kurang dari sama dengan 10 persen. Jika tidak,

(14)

mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang mengisi kuesioner. Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai berikut:

CI (Indeks Konsistensi)

... ..(4) dengan : CI = Indeks Konsistensi

max = eigen value maksimum

n = jumlah elemen yang dibandingkan dimana:

max = ∑ ………..(5

)

i (Nilai Eigen) = ………...…....(6) VA (Vektor Antara) = aij x VP …...(7)

Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) yaitu:

CR (Rasio Konsistensi)

CR = ..….………...(8)

Rasio yang dianggap baik yaitu apabila CR≤0,1. RI adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh OAK RIDGE LABORATORY, dari matriks berorde 1 sampai 15 dengan menggunakan sampel berukuran 100. Tabel RI (Random Index) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. RI (Random Index)

N 1 2 3 4 5 6 7 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 N 8 9 10 11 12 13 14 RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 Sumber : Fewidarto, 1996 2.7. Penelitian Terdahulu

Gultom (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Kredit Pensiunan (Studi Kasus Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Bogor). Berdasarkan analisis, maka prioritas strategi yang terbaik untuk diterapkan adalah 1) strategi konsolidasi internal dengan Total

(15)

Attractiveness Score (TAS) sebesar 6.3918, yaitu penguatan ke dalam dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan; 2) market penetration strategy dengan TAS sebesar 6.2589, yaitu strategi menjaga kepercayaan (citra) dengan memberikan pelayanan yang baik dan didukung promosi yang gencar; 3) market development strategy dengan nilai TAS 6.0368, yaitu melakukan pendekatan intensif dengan nasabah kredit pensiunan BTPN cabang Bogor dan mitra kerja, dan 4) product development strategy dengan TAS sebesar 4.8055, yaitu menyediakan produk kredit untuk pensiunan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

Adwiyah (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Cabang Bima. Hasil penelitian tersebut berdasarkan analisis AHP (Analysis Hierarchy Proces ) menyebutkan alternatif strategi pemasaran program KUR yang diprioritaskan adalah Market Development dengan bobot 0.351. Alternatif kedua yang diprioritaskan perusahaan adalah dengan cara melanjutkan sosialisasi bersama, dengan koordinasi oleh sekretaris walpres dan menko perokonomian memiliki bobot 0.243. Market penetration strategy berada di prioritas ketiga dengan bobot 0.208.

Zahra (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Bogor. Hasil penelitian menunjukan kekuatan utama yang dimiliki adalah sumber daya insani yang berkualitas dan berorientasi pada pelayanan sedangkan kelemahan utamanya adalah kerjasama dengan chanelling yang hanya untuk produk tertentu saja. Peluangnya adalah masih luasnya pangsa pasar bank syariah secara nasional sedangkan ancaman semakin lengkap dan inovatif fitur produk bank pesaing yang dilengkapi dengan tekhnologi yang canggih. Berdasarkan QSPM diperoleh alternative strategi pemasaran yang tepat dalam penelitian ini adalah market penetration strategy.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian dan tempat penelitian. Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran produk Tabungan Britama Junio pada PT Bank Rakyat Indonesia

(16)

Tbk Cabang Bogor Pajajaran. Tujuan Penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berpengaruh dalam penyususnan strategi pemasaran, aktor yang memiliki pengaruh dalam penyusunan strategi, tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, serta menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Bogor Pajajaran dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Gambar

Gambar 2. Contoh Struktur Hirarki dalam AHP  Keterangan Gambar:
Tabel 3. Matriks Pendapat Gabungan  G G 1  G 2  G 3  G n  G 1  g 11  g 12  g 13  g 1n  G 2  g 21  g 22  g 23  g 2n  ...................
Tabel 4. RI (Random Index)

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi berbeda pendapat dengan mazhab Syafi’i yang mensyaratkan wali harus adil, Imam Syafi’i justru sepakat dengan apa yang diriwayatkan dari Rasulullah

Tujuan: Menemukan metoda diagnostik sederhana dalam mende- teksi vaginosis bakterial (VB) dalam kehamilan dengan menentukan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan

dokumen AMDAL yang dinilai oleh Tim Komisi AMDAL dan Peningkatan Kualitas Laboratorium Lingkungan Menurunkan tingkat pencemaran dari industri menengah/besar dan

Instruman yang digunakan untuk mengukur profesionalisme ini dari penelitian Nugraha (2012). Regresi berganda adlaha regresi yang memiliki satu variabel dependen

50,000 stem diasumsikan produk cacat (rusak) sehingga tidak bisa di jual di pasar lokal & domestik.. Biaya produksi per batang dibagi total bunga yang siap

a) Seseorang dikatakan penderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah a) Seseorang dikatakan penderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa > 120 mg/dl

salah satu surah yang ada dalam al-Qur’an al-Qur’an adalah salah satu kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad pada bab ini kamu mempelajari rukun iman supaya kamu

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana