• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan FEBRUARI 2013"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan

(SNPK)

Laporan Bulanan

FEBRUARI 2013

Kementerian Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat

(2)

Sambutan

P

embangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia.

Dalam menyelengarakan pembangunan kesejahteraan rakyat (Kesra) tersebut kita seringkali dihadapkan pada gangguan Kesra berupa dampak bencana alam, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan hidup serta konflik sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenko Kesra berupaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan guna meminimalisasi kerugian masyarakat.

Dalam konteks pencegahan gangguan Kesra berupa konflik sosial, diperlukan instrumen untuk menganalisis dan mengidentifikasi akar permasalahan dalam rangka mencari solusi sesuai amanat pilar koordinasi Kemenko Kesra, yaitu: “Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat.” Untuk itu, Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) merupakan jawaban yang dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang konflik sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK), yang telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 2012, ditujukan untuk membangun kemampuan melakukan deteksi dini guna pencegahan konflik kekerasaan dan merespon dengan program dan kebijakan secara lebih efektif. Data SNPK terbuka untuk publik dengan harapan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mediasi dan pencegahan kekerasan di negeri ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SNPK kami mengharapkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Akhir kata, SNPK diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya penanganan dan pencegahan kekerasan sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung dan dicapai secara efisien, efektif dan produktif.

Jakarta, Mei 2013

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

(3)

Tentang SNPK

S

istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi

Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. Laporan Bulanan ini menyajikan data dan informasi konflik kekerasan yang menonjol setiap bulan secara faktual. Publikasi ini didedikasikan sebagai bahan rujukan dalam rangka pencegahan konflik kekerasan.

SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: pertama, pengumpulan data secara rinci dan berkala tentang kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa kekerasan terjadi serta apa saja dampaknya; kedua, laporan atas data yang diperbaharui setiap bulan.

SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang sudah tersedia secara publik termasuk berita yang dimuat oleh surat kabar lokal dilengkapi oleh berbagai sumber non-media baik berupa laporan pemerintah, kajian akademis dan laporan LSM. Data SNPK dikumpulkan sejak 1998 dan diperbaharui

setiap bulan dan disajikan melalui portal SNPK (www.snpk-indonesia.com). Portal SNPK menyajikan data

tentang empat kategori kekerasan yakni: (i) Konflik (termasuk konflik yang dipicu oleh permasalahan terkait sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, separatisme, pemilukada, identitas dan main hakim sendiri), (ii) Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berpotensi menimbulkan konflik sosial (KDRT), (iii) Dampak kekerasan dari Kriminalitas yang berpotensi menimbulkan konflik sosial, dan (iv) Kekerasan dalam penegakan hukum. Untuk setiap kejadian yang tercatat di dalam database SNPK ditampilkan sumber informasi yang digunakan.

Pada saat ini, SNPK hanya mampu mencakup sembilan wilayah, yakni: Aceh, Jabodetabek, Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah. Sedangkan empat wilayah lainnya, yakni: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan NTB akan ditambahkan pada tahun 2013. Pencakupan lebih luas sedang diupayakan agar data kekerasan dari semua wilayah di Indonesia dapat disediakaan.

Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko Kesra dengan dukungan dari Bank Dunia dan The Habibie Wilayah yang sudah dicakup SNPK

Wilayah yang akan dicakup SNPK dalam waktu dekat Aceh

Lampung

Jabodetabek

Nusa Tenggara

Barat Nusa Tenggara

Timur Papua Papua Barat Maluku Maluku Utara Sulawesi Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah

(4)

Gambaran Umum

S

elama bulan Februari 2013 data SNPK mencatat total 445 insiden kekerasan yang mengakibatkan 59 tewas, 383 cedera, dan 30 bangunan rusak. Lihat Tabel 1.

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Februari 2013)

Jenis Kekerasan

Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak

Feb-13 Jan 2012 - Jan 2013 Feb-13 Jan 2012 - Jan 2013 Feb-13 Jan 2012 - Jan 2013 Feb-13 Jan 2012 - Jan 2013 Feb-13 Jan 2012 - Jan 2013

Konflik 114 2.465 18 264 130 3.472 0 1 22 1.088 - Sumber Daya 9 270 1 54 9 287 0 0 0 154 - Tata Kelola Pemerintah 8 224 0 4 4 347 0 0 2 96 - Pemilihan dan Jabatan 5 284 0 20 8 250 0 0 1 221 -  Identitas 19 327 2 57 30 924 0 0 16 422

- Main Hakim Sendiri 61 1119 3 93 62 1369 0 1 2 141

-  Separatisme 4 53 12 25 8 83 0 0 0 39 -  Konflik Lainnya 8 188 0 11 9 212 0 0 1 15 Kekerasan dalam Penegakan Hukum 24 277 5 57 28 290 0 0 0 1 Kriminalitas 266 4590 25 497 196 2.909 25 711 7 277 KDRT 41 597 11 134 29 400 1 96 1 8 Total 445 7.929 59 952 383 7.071 36 808 30 1.374

Pada bulan Februari 2013 program data SNPK mencatat kasus-kasus konflik kekerasan*) yang mengemuka yakni: Bentrok antardesa/ kampung/ suku

 Di Sulawesi Tegah terdapat 2 insiden konflik kekerasan berupa bentrokan antara Desa Masigi dan Desa Loji di Kab. Parigi Moutong yang mengakibatkan 20 cedera dan 6 bangunan rusak. Bentrokan ini dipicu masalah ketersinggungan antarpemuda.

 Di Maluku 2 insiden bentrokan antardesa kembali terjadi antara Desa Haria dan Desa Porto mengakibatkan 3 orang cedera. Selain itu, terjadi 2 insiden bentrokan antara Desa Batu Merah Bawah dengan Desa Batu Merah Atas yang terkait masalah ketersinggungan.

 Adapun di Papua, kematian salah seorang warga menyulut bentrokan antara Suku Kei (Maluku) dan Suku Kamoro. Dalam insiden ini tercatat total 3 insiden yang mengakibatkan 1 tewas, 3 bangunan rusak, dan sejumlah warga cedera.

Bentrokan antarormas

 Di Jabodetabek konflik kekerasan yang mengemuka adalah satu insiden bentrokan antara ormas Forum Betawi Rempug dan Pemuda Pancasila yang mengakibatkan 1 cedera. Data SNPK mencatat sepanjang Januari 2012 – Januari 2013 kedua ormas tersebut acapkali terlibat bentrokan.

Konflik Sumber Daya

 Di Maluku Utara pada bulan ini terdapat konflik sumber daya yakni sejumlah demonstrasi penolakan masyarakat dan mahasiswa atas beroperasinya sebuah perusahaan tambang emas. Dalam insiden ini 3 orang pendemo ditahan.

Konflik Separatisme

(5)

Di Aceh selama bulan Februari 2013 data SNPK mencatat total 10 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 11 cedera dan 2 bangunan rusak (lihat Grafik 1.1 – 1.4). Selama bulan ini insiden konflik kekerasan yang mengemuka terjadi di Aceh adalah konflik kekerasan terkait pengaruh/ kekuasaan di dalam internal organisasi politik.

Insiden konflik kekerasan tersebut berupa pengeroyokan yang terjadi pada 15/2/2013 di Kota Banda Aceh. Insiden bermula ketika Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh Pusat/ Partai Aceh (KPA/PA) selepas rapat di pendopo Gubernur Aceh tiba-tiba dianiaya oleh sejumlah mantan kombatan anggota GAM.

Aksi pengeroyokan dipicu kekecewaan karena aspirasi mantan kombatan GAM yang bernaung di bawah KPA tidak terakomodasi dalam mutasi pejabat di lingkungan pemerintahan Aceh. Kasus pengeroyokan ini telah diselesaikan secara internal hingga tidak berlanjut ke proses hukum.

Konflik kekerasan yang terjadi di tubuh KPA/PA tidak hanya terjadi di bulan ini. Data SNPK Januari 2012- Februari 2013 mencatat 8 insiden konflik kekerasan yang berlangsung di tubuh KPA/PA yang berdampak pada 8 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Kotak 1.5).

Sebagaimana diketahui, usai Memorandum of Understanding

(MoU) Helsinki ditandangani pada 15 Agustus 2005,

dibentuk Komite Peralihan Aceh (KPA) sebagai salah satu butir kesepakatan damai tersebut. KPA merupakan wadah transisi dan reintegrasi bagi mantan kombatan GAM untuk kembali sebagai masyarakat sipil.

Aceh

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 15 17 110 39 39 50 28 25 27 21 15 20 16 10 Tewas 2 3 1 0 0 1 3 0 0 0 4 1 0 0 Cedera 16 13 56 23 37 46 23 27 25 22 18 18 10 11 Bangunan Rusak 1 5 3 10 3 6 5 1 4 2 3 3 0 2 Kerusuhan (1) Bentrokan (3) Perkelahian (1) Pengeroyokan (7) Pengrusakan (1) Penganiayaan (2)

Grafik 1.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Aceh (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 1.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Aceh (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 1.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Aceh (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 1.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/ kota di Aceh (Januari 2012 – Februari 2013)

Aceh

Di Aceh selama bulan Februari 2013 data SNPK mencatat total 10 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 11 cedera dan 2 bangunan rusak (lihat Gra�ik 1.1 – 1.4). Selama bulan ini insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka terjadi di Aceh adalah kon�lik kekerasan terkait pengaruh/ kekuasaan di dalam internal organisasi politik.

Insiden kon�lik kekerasan tersebut berupa pengeroyokan yang terjadi pada 15/2/2013 di Kota Banda Aceh. Insiden bermula ketika Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh Pusat/ Partai Aceh (KPA/PA) selepas rapat di pendopo Gubernur Aceh tiba-tiba dianiaya oleh sejumlah mantan kombatan anggota GAM.

Aksi pengeroyokan dipicu kekecewaan karena aspirasi mantan kombatan GAM yang bernaung di bawah KPA tidak terakomodasi dalam mutasi pejabat di lingkungan pemerintahan Aceh. Kasus pengeroyokan ini telah diselesaikan secara internal hingga tidak berlanjut ke proses hukum.

Kon�lik kekerasan yang terjadi di tubuh KPA/PA tidak hanya terjadi di bulan ini. Data SNPK Januari 2012- Februari 2013 mencatat 7 insiden kon�lik kekerasan yang berlangsung di tubuh KPA/PA yang berdampak pada 7 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Kotak 1.5). Sebagaimana diketahui, usai Memorandum of

Understanding (MoU) Helsinki ditandangani pada 15

Agustus 2005, dibentuk Komite Peralihan Aceh (KPA) sebagai salah satu butir kesepakatan damai tersebut. KPA merupakan wadah transisi dan reintegrasi bagi mantan kombatan GAM untuk kembali sebagai masyarakat sipil.

Konflik Sumber Daya (2)

Konflik Tata Kelola Pemerintah (2) Konflik Identitas (4) Konflik Main Hakim Sendiri (7) ACEH

TIMUR BESARACEH PIDIE BIREUEN UTARAACEH ACEH JAYA SABANG

1 2 2

7

(6)

Kotak 1.5 Sejumlah insiden dan dampak konflik kekerasan terkait masalah internal KPA/ PA di Aceh (Januari 2012 – Februari 2013)

Sabang 5/3/2012 •  Terjadi pengeroyokan terhadap Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Sabang oleh sejumlah anggota KPA wilayah Sabang. Pengeroyokan dipicu masalah pertanggungjawaban keuangan internal KPA sebesar Rp 400 juta.  •  1 orang cedera.

Aceh Tenggara 21/6/2012. •  Terjadi pembacokan sesama anggota Partai Aceh (PA) di Kec. Babul Rahman dipicu masalah perusakan gambar pimpinan Partai Aceh.  •  2 anggota Partai Aceh cedera. Aceh Barat 21/6/2012. •  Di Desa Seuneubok, Kec. Woyla, terjadi penghadangan berujung bentrokan terhadap iringan mobil yang membawa  Wakil Gubernur Aceh yang akan mengikuti acara peusijeuk oleh sejumlah mantan kombatan GAM. Massa keberatan  Wakil Gubernur yang juga pimpinan tertinggi KPA/ PA menghadiri acara tersebut karena dianggap mengindikasikan  sikap politik partisan. Mereka menuntut Wakil Gubernur bersikap netral dalam proses pemilukada. Insiden ini  merupakan konflik internal KPA/PA terkait pemilukada Kabupaten Aceh Besar yang masuk putaran kedua. Banda Aceh 25/6/2012 •  Mantan Gubernur Aceh dikeroyok oleh sejumlah orang di antaranya kader Partai Aceh usai menghadiri pelantikan  Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Korban juga sempat diteriaki sebagai penghianat. Kasus pengroyokan ini  ditangani oleh Polresta Banda Aceh.   •  1 cedera. 15/2/2013 •  Di Kota Banda Aceh, Wakil Ketua KPA/ PA dikeroyok sejumlah mantan anggota GAM. Pengeroyokan terjadi karena sakit  hati akibat aspirasi mantan kombatan GAM yang bernaung di bawah KPA tidak terakomodasi dalam mutasi pejabat di  lingkungan pemerintahan Aceh. •  1 orang cedera Kota Subulussalam 9/9/2012 •  Anggota KPA dan PA terlibat bentrokan seusai menggelar rapat khusus di Hotel Hermes One. Bentrokan dipicu  penolakan atas rencana pergantian Ketua KPA wilayah Kota Subulussalam.  •  2 orang cedera. Aceh Besar 24/10/202 •  Di Desa Meunasah Papeun, Kec. Krueng Barona Jaya, kantor dan mess KPA dilempari batu oleh 15 orang yang  merupakan anggota KPA. Mereka datang untuk menemui pimpinan KPA Pusat dan menuntut uang meugang (Tunjangan Hari Raya). Karena tidak berhasil, mereka kecewa dan melempari kantor tersebut dengan batu. •  1 bangunan rusak Nagan Raya 4/12/2012 •  Di Kec. Seunagan, Kab. Nagan Raya, Ketua DPRK Nagan Raya yang juga politisi dari Partai Aceh diserang oleh  sekelompok orang dari KPA usai menghadiri milad GAM. Terdapat dua dugaan motif dibalik penyerangan tersebut.  Pertama penyerangan terjadi karena kader PA/KPA merasa sakit hati terhadap Ketua DPRK yang disebut-sebut tidak  memberikan bantuan untuk pelaksanaan milad GAM. Kedua, terkait bantuan korban konflik yang kabarnya belum  diterima oleh mantan kombatan dan korban konflik lainnya. •  1 orang cedera

(7)

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 54 41 49 68 64 65 85 65 72 64 57 48 50 29 Tewas 2 7 7 8 10 6 6 8 11 3 6 5 1 2 Cedera 57 41 147 73 75 71 96 70 75 78 79 64 50 29 Bangunan Rusak 3 0 0 2 2 4 11 3 28 1 0 0 2 0 Konflik Lainnya (7) Konflik Sumber Daya (4) Konflik Identitas (17) Konflik Main Hakim Sendiri (54) Bentrokan (18) Pengeroyokan (54) Penganiayaan (6) Sweeping (4)

Grafik 2.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Jabodetabek (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 2.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Jabodetabek (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 2.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Jabodetabek (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 2.4 Jumlah tewas berdasarkan area di Jabodetabek (Januari 2012 – Februari 2013)

Jabodetabek

Sepanjang bulan Februari 2013 di Jabodetabek data SNPK merekam total 29 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 2 tewas dan 29 cedera (lihat Gra�ik 2.1 – 2.4).

Di Jabodetabek selama bulan ini terdapat satu insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka, yakni bentrokan antarormas. Bentrok antarormas ini terjadi pada tanggal 27/2/2013 di kawasan Gandaria City, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Bentrokan bermula saat 20 anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) melintas di kawasan Gandaria City untuk menghadiri sidang kasus penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di dalam kasus yang terjadi beberapa waktu sebelumnya tersebut, yang menjadi terdakwa adalah anggota ormas PP sementara korban tewas adalah anggota Forum Betawi Rempug (FBR).

Saat rombongan anggota PP melewati gardu FBR, salah satu anggota PP yang mengendarai motor memukul anggota FBR yang berada di Gardu FBR.

Bentrokan kedua ormas tersebut tak terhindari. Anggota FBR yang berada di Gardu FBR langsung menghadang dan menyerang anggota PP. Bentrokan ini mengakibatkan satu korban mengalami luka bacok.

Aparat polisi yang mengetahui kejadian tersebut langsung melerai dan mengamankan dua anggota FBR ke Mapolsek Kebayoran Baru. Selain itu, polisi juga melakukan koordinasi dan mediasi dengan kedua kubu dipimpin langsung oleh Kapolsek Kebayoran Baru. Kasus ini masih ditangani Polsek Kebayoran Baru.

Bentrokan antara ormas PP dengan FBR ini bukan kali pertama terjadi. Bentrokan yang lain kadang dipicu oleh masalah sepele seperti saling ejek atau ketersinggungan. Kendati demikian akar kon�lik bisa jadi jauh lebih besar dari sekedar saling ejek dan ketersinggungan, yang sampai saat ini belum diketahui akar kon�lik yang sesungguhnya.

Berdasarkan catatan polisi, kedua ormas kerap terlibat bentrokan di kawasan Ciputat, Pondok Aren, Pesanggaran, Bintaro, dan Ciledug. Hampir seluruh kawasan itu adalah daerah perbatasan antara Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Tidak jarang keributan antara kedua ormas juga terjadi di kawasan Depok Baru, Sawangan, dan Beji.

Sepanjang periode Januari 2012 – Februari 2013 data SNPK mencatat total 9 insiden bentrokan antarormas PP dan FBR yang mengakibatkan 1 tewas, 13 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat

Kotak 2.5).

Selain yang melibatkan kedua ormas ini, seperti tercatat dalam data SNPK, sejumlah ormas lainnya juga sering terlibat bentrokan. Hal ini mengesankan dan mengindikasikan bahwa bentrokan antarormas di area Jabodetabek menjadi hal yang lazim.

9 9 9 11 3 8 11 5 3 5 6 3

Sepanjang bulan Februari 2013 di Jabodetabek data SNPK merekam total 29 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 2 tewas dan 29 cedera (lihat Grafik 2.1 – 2.4). Di Jabodetabek selama bulan ini terdapat satu insiden konflik kekerasan yang mengemuka, yakni bentrokan antarormas. Bentrok antarormas ini terjadi pada tanggal 27/2/2013 di kawasan Gandaria City, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Bentrokan bermula saat 20 anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) melintas di kawasan Gandaria City untuk menghadiri sidang kasus penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di dalam kasus yang terjadi beberapa waktu sebelumnya tersebut, yang menjadi terdakwa adalah anggota ormas PP sementara korban tewas adalah anggota Forum Betawi Rempug (FBR).

Saat rombongan anggota PP melewati Gardu FBR, salah satu anggota PP yang mengendarai motor memukul anggota FBR yang berada di Gardu FBR.

Bentrokan kedua ormas tak terhindari. Anggota FBR yang berada di Gardu FBR langsung menghadang dan menyerang anggota PP. Bentrokan ini mengakibatkan satu korban mengalami luka bacok.

Aparat polisi yang mengetahui kejadian tersebut langsung melerai dan mengamankan dua anggota FBR ke Mapolsek Kebayoran Baru. Selain itu, polisi juga melakukan koordinasi dan mediasi dengan kedua kubu dipimpin langsung oleh Kapolsek Kebayoran Baru. Kasus ini masih ditangani Polsek Kebayoran Baru.

Bentrokan antara ormas PP dengan FBR ini bukan kali pertama terjadi. Bentrokan yang lain kadang dipicu oleh masalah sepele seperti saling ejek atau ketersinggungan. Kendati demikian akar konflik bisa jadi jauh lebih besar dari sekedar saling ejek dan ketersinggungan, yang sampai saat ini belum diketahui akar konflik yang sesungguhnya.

Berdasarkan catatan polisi, kedua ormas kerap terlibat bentrokan di kawasan Ciputat, Pondok Aren, Pesanggaran, Bintaro, dan Ciledug. Hampir seluruh kawasan itu adalah daerah perbatasan antara Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Tidak jarang keributan antara kedua ormas juga terjadi di kawasan Depok Baru, Sawangan, dan Beji.

Sepanjang periode Januari 2012 – Februari 2013 data SNPK mencatat total 8 insiden bentrokan antarormas PP dan FBR yang mengakibatkan 1 tewas, 13 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat Kotak 2.5).

Selain yang melibatkan kedua ormas ini, seperti tercatat dalam data SNPK, sejumlah ormas lainnya juga sering terlibat bentrokan. Hal ini mengesankan dan mengindikasikan bahwa bentrokan antarormas di area Jabodetabek menjadi hal yang lazim.

(8)

Kotak 2.5 Sejumlah insiden dan dampak bentrokan antara Organisasi Massa Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) di Jabodetabek (Januari 2012 – Februari 2013) Jakarta Selatan 13/2/2012 •  Dalam satu hari terjadi dua bentrokan antara FBR dan PP yang terjadi di kawasan RS. Veteran Bintaro Pesanggrahan dan kawasan Gandaria City. Tidak dijelaskan pemicu bentrokan. •  Dalam insiden tak tercatat dampak yang ditimbulkan. 27/2/2013 •  Di Gardu FBR, Gandaria City, Kebayoran Baru, anggota FBR dan PP terlibat bentrokan. Bentrokan bermula dari 20  anggota PP melintas di depan Gardu FBR di saat hendak menghadiri sidang penganiayaan anggota FBR yang dilakukan  oknum PP sebelumnya. Bentrokan dipicu ketika seorang anggota PP memukul anggota FBR. Polisi kemudian datang  dan mengamankan beberapa pelaku. •  1 orang cedera. Tangerang/ Kota Tangerang 2/1/2012 •  Dipicu oleh perusakan bendera dan atribut organisasi, dua kubu yakni anggota PP dan FBR saling serang. Insiden  ini terjadi di kawasan Ciledug. Bentrokan ini sempat meluas ke kawasan Cipulir, namun aparat kepolisian berhasil  melokalisir bentrokan tersebut. •  1 orang cedera dan 1 bangunan rusak. 5/5/2012 •  Di Jalan HOS Cokroaminoto, Larangan Indah, sekitar 50 anggota PP menghadang rombongan anggota FBR. Bentrokan  tak terhindarkan. Aparat kepolisian yang datang berhasil melerai bentrokan tersebut. Diduga pemicu bentrokan adalah  karena ketersinggungan.  •  3 orang cedera. 27/6/2012 •  Di kawasan Ruko Sabar Garuda Asri, Pasar Cipadu, Pondok Aren, sekitar 50 anggota PP menyerang 10 anggota FBR. Akibat insiden ini Ketua FBR Gardu 287 tewas dengan luka tusuk. Massa juga merusak satu mobil dan satu motor.   •  1 orang tewas 27/6/2012 •  Sebanyak 200 anggota FBR melakukan sweeping terhadap anggota PP untuk membalas dendam atas terbunuhnya  Ketua FBR Gardu 287. Anggota FBR bergerak ke beberapa titik melakukan sweeping, termasuk menyerang rumah Ketua  PP di kawasan Larangan, Ciledug. Polisi yang datang berhasil mengevakuasi ketua PP beserta keluarga dari amukan  anggota FBR.  •  4 orang cedera dan 4 bangunan rusak Jakarta Barat 30/6/2012 •  Di kawasan Kamal Raya, Cengkareng Barat, seorang anggota PP dikeroyok oleh sejumlah anggota FBR. Pemicunya ialah dendam lama.  •  1 orang cedera.   1/7/ 2012 •  Di Jalan Bangun Nusa, Cengkareng Timur, 3 anggota PP dikeroyok oleh 50 anggota FBR. Massa juga merusak satu Posko PP.   •  3 orang cedera dan 1 bangunan rusak.

(9)

Sepanjang bulan Februari 2013, Kalimantan Barat mengalami total 6 insiden konflik kekerasan yang berakibat pada 5 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Grafik 3.1 – 3.4). Di Kalimantan Barat terdapat satu insiden yang mengemuka yakni kebakaran hebat yang melalap Pasar Inpres Sintang. Pasar Inpres Sintang yang kurang lebih sudah berusia 30 tahun berdiri itu, pada tanggal 11/2/2013 musnah dilalap api. Sebanyak 212 kios/toko hangus terbakar, terdiri atas 18 unit toko emas; 17 unit toko sepatu; 10 unit toko jahit; 95 unit toko pakaian; 14 unit toko kelontong; dan sisa lapak-lapak pedagang.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh media lokal, terdapat dugaan bahwa pasar sengaja dibakar demi melancarkan kepentingan oknum-oknum tertentu. Dugaan tersebut muncul karena ada beberapa keganjilan dalam peristiwa itu. Pertama, tidak ada satu polisi pun yang berada di pos polisi di lingkungan pasar pada saat kejadian. Lalu, empat penjaga malam yang seharusnya bertugas tidak ada yang berjaga dengan alasan sakit. Selain itu, mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan tidak membawa air dan mesinnya rusak sehingga tidak mampu memadamkan api.

Beberapa sumber yang dikutip media lokal menambahkan, pasar diduga dibakar dengan sengaja karena Pemkab Sintang memiliki rencana pembangunan pasar baru dalam waktu dekat. Para pedagang dikabarkan belum menyetujui rencana itu. Isu tersebut dibantah Sekda Kabupaten Sintang yang menjelaskan bahwa tidak mungkin pasar sengaja dibakar mengingat untuk membangun kembali pasar dibutuhkan dana besar.

Guna memastikan penyebab kebakaran dan meredam isu yang berkembang, aparat kepolisian meminta keterangan dari sejumlah saksi dan mendatangkan Tim Labfor Mabes Polri untuk mengetahui penyebab kebakaran. Tim Labfor Mabes Polri sudah melakukan olah TKP namun, hasilnya belum dapat diketahui.

Sementara itu, Pemkab Sintang sudah menyiapkan beberapa alternatif lokasi relokasi sementara bagi para pedagang. Pada bulan Februari, insiden konflik kekerasan lain yang terjadi adalah pembakaran jembatan kayu milik Pemkab Sanggau di Desa Botuh Lintang, Kec. Kapuas, Kab. Sanggau. Insiden yang terjadi pada tanggal 17/2/2013 ini dipicu kekesalan seorang warga terhadap perusahaan sawit PT. Surya Deli yang belum merealisasikan janji perbaikan dan pembangunan jembatan.

Padahal jembatan adalah akses strategis bagi kendaraan pengangkut hasil panen sawit warga untuk dijual ke perusahaan tersebut. Insiden ini merupakan akumulasi kekesalan warga, karena para petani telah menyerahkan dana untuk perawatan dan perbaikan jembatan kepada perusahaan dengan cara dipotong dari hasil penjualan sawit ke perusahan. Kebijakan memungut dana perbaikan jembatan dari hasil penjualan sawit petani ini telah berlangsung sejak tahun 2004. Atas insiden ini pengurus desa berkoordinasi dengan pihak PT. Surya Deli untuk mencari penyelesaian.

Kalimantan Barat

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 10 10 6 9 7 9 13 9 7 5 8 5 6 6 Tewas 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 Cedera 8 6 8 10 8 11 18 9 9 7 7 4 4 5 Bangunan

Rusak 1 4 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 14 1

Grafik 3.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 3.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 3.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 3.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/ kota di Kalimantan Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Kalimantan Barat

Sepanjang bulan Februari 2013, Kalimantan Barat mengalami total 6 insiden kon�lik kekerasan yang berakibat pada 5 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Gra�ik 3.1 – 3.4).

Di Kalimantan Barat terdapat satu insiden yang mengemuka yakni kebakaran hebat yang melalap Pasar Inpres Sintang. Pasar Inpres Sintang yang kurang lebih sudah berusia 30 tahun berdiri itu, pada tanggal 11/2/2013 musnah dilalap api. Sebanyak 212 kios/toko hangus terbakar, terdiri atas 18 unit toko emas; 17 unit toko sepatu; 10 unit toko jahit; 95 unit toko pakaian; 14 unit toko kelontong; dan sisa lapak-lapak pedagang.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh media lokal, terdapat dugaan bahwa pasar sengaja dibakar demi melancarkan kepentingan oknum-oknum tertentu. Dugaan tersebut muncul karena ada beberapa keganjilan dalam peristiwa tersebut. Pertama, tidak ada satu polisi pun yang berada di pos polisi di lingkungan pasar pada saat kejadian. Lalu, empat penjaga malam yang seharusnya bertugas tidak ada yang berjaga dengan alasan sakit. Selain itu, mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan tidak membawa air dan mesinnya rusak sehingga tidak mampu memadamkan api.

Beberapa sumber yang dikutip media lokal menambahkan, pasar diduga dibakar dengan sengaja karena Pemkab Sintang memiliki rencana pembangunan pasar baru dalam waktu dekat. Para pedagang dikabarkan belum menyetujui rencana tersebut. Isu tersebut dibantah Sekda Kabupaten Sintang yang menjelaskan bahwa tidak mungkin pasar tersebut sengaja dibakar mengingat untuk membangun kembali pasar dibutuhkan dana besar. Guna memastikan penyebab kebakaran dan meredam isu yang berkembang, aparat kepolisian meminta keterangan dari sejumlah saksi dan mendatangkan Tim Labfor Mabes Polri untuk mengetahui penyebab kebakaran. Tim Labfor Mabes Polri sudah melakukan olah TKP namun, hasilnya belum dapat diketahui. Sementara itu, Pemkab Sintang sudah menyiapkan beberapa alternatif lokasi relokasi sementara bagi para pedagang. Pada bulan Februari, insiden kon�lik kekerasan lain yang terjadi adalah pembakaran jembatan kayu milik Pemkab Sanggau di Desa Botuh Lintang, Kec. Kapuas, Kab. Sanggau. Insiden yang terjadi pada tanggal 17/2/2013 ini dipicu kekesalan seorang warga terhadap perusahaan sawit PT. Surya Deli yang belum merealisasikan janji perbaikan dan pembangunan jembatan. Padahal jembatan tersebut adalah akses strategis bagi kendaraan pengangkut hasil panen sawit warga untuk dijual ke perusahaan tersebut. Insiden ini merupakan akumulasi kekesalan warga, karena para petani telah menyerahkan dana untuk perawatan dan perbaikan jembatan kepada perusahaan dengan cara dipotong dari hasil penjualan sawit ke perusahan. Kebijakan memungut dana perbaikan jembatan dari hasil penjualan sawit petani ini telah berlangsung sejak tahun 2004. Atas insiden ini pengurus desa berkoordinasi dengan pihak PT. Surya Deli untuk mencari penyelesaian.

Konflik Lainnya (2) Konflik Sumber Daya (18)

Konflik Tata Kelola Pemerintah (13) Konflik Pemilihan dan Jabatan (13) Konflik Identitas (5) Konflik Main Hakim Sendiri (59) Demonstrasi (4) Kerusuhan (2) Bentrokan (5) Perkelahian (4) Pengeroyokan (66) Pengrusakan (21) Penganiayaan (8) 5 3 4 4 3 6 5 2 11 52 15

(10)

Di Maluku, pada Februari 2013 data SNPK mencatat total 14 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 1 tewas, 17 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat Grafik 4.1 – 4.4). Lingkaran konflik kekerasan yang terjadi antara Desa Porto dengan Desa Haria belum sepenuhnya terputus. Setidaknya pada bulan ini tercatat dua insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan tiga warga Desa Haria cedera.

Insiden konflik kekerasan itu terjadi pada tanggal 14/2/2013 di Desa Haria, Kec. Saparua, Kab. Maluku Tengah yakni adanya ledakan bom dan rentetan tembakan pada malam hari. Tidak diketahui siapa pelaku dan motif penembakan dan peledakan puluhan bom tersebut serta dampak yang ditimbulkan. Diduga tindakan tersebut sebagai upaya provokasi agar kedua desa terlibat bentrokan.

Pada tanggal 15/2/2013, ledakan bom terjadi kembali di Desa Haria dan tidak diketahui siapa pelaku pemasangan bom tersebut. Bom yang meledak di daerah Gunung Karbou atau depan Puskesmas Desa Haria dan Desa Porto tersebut mengakibatkan 3 orang warga Desa Haria cedera. Diduga pemasangan dan ledakan bom bertujuan untuk memprovokasi warga kedua negeri agar bentrok.

Menyusul ledakan bom sepanjang dua hari tersebut yang tercatat lebih dari 60 kali, yang memicu ketegangan dan kecurigaan diantara dua desa, aparat kepolisian menjaga perbatasan dua desa dan melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelaku peledakan bom dan penembakan. Di samping itu, Raja Jacob Michel dari Desa Haria dan Raja Marthin Nanloly dari Desa Porto meminta warganya untuk menahan diri dan tidak terpancing aksi provokasi.

Bentrokan antara Desa Porto dan Desa Haria ini merupakan yang kesekian kali terjadi. Data SNPK melaporkan pada periode Januari-November 2012 tercatat 12 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 4 tewas, 17 cedera, dan 6 bangunan rusak.

Adapun, insiden konflik kekerasan berupa bentrokan antarpemuda terjadi di Kec. Sirimau, Kota Ambon yang melibatkan Desa Batu Merah Bawah dan Baru Merah Atas. Insiden ini terjadi secara beruntun yang dipicu karena ketersinggungan dan kesalahpahaman, namun sebelumnya dua kelompok pemuda ini memiliki dendam lama.

Pada tanggal 7/2/2013 berawal dari acara pesta perkawinan di Lorong Flamboyan Batu Merah Bawah, di mana salah seorang gadis asal Batu Merah Atas disenggol oleh pemuda Lorong Flamboyan. Tidak terima atas perlakuan tersebut, pemuda Batu Merah Atas mendatangi kawasan Batu Merah Bawah untuk mengajak berkelahi dan berujung saling lempar. Jumlah korban cedera akibat bentrokan tersebut tidak jelas.

Bentrok susulan kembali terjadi pada tanggal 8/2/2013 antara pemuda Batu Merah Bawah dengan pemuda Batu

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 7 11 11 19 19 8 10 10 10 14 18 16 14 14 Tewas 1 7 1 0 4 1 9 1 0 0 7 11 1 1 Cedera 29 35 19 16 72 2 17 9 8 24 13 31 11 17 Bangunan Rusak 6 300 14 16 13 14 1 1 27 3 8 2 10 6 Kerusuhan (5) Bentrokan (27) Perkelahian (3) Pengeroyokan (1) Penganiayaan (8) 1 16 21 5 1

Grafik 4.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 4.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Maluku (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 4.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Maluku (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 4.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/ kota di Maluku (Januari 2012 – Februari 2013)

Konflik Sumber Daya (30) Konflik Iden tas

(7)

Konflik Main Hakim Sendiri (7)

Maluku

Di Maluku, pada Februari 2013 data SNPK mencatat total 14 insiden kon lik kekerasan yang mengakibatkan 1 tewas, 17 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat Gra ik 4.1 – 4.4).

Lingkaran kon lik kekerasan yang terjadi antara Desa Porto dengan Desa Haria belum sepenuhnya terputus. Setidaknya pada bulan ini tercatat dua insiden kon lik kekerasan yang mengakibatkan tiga warga Desa Haria cedera.

Insiden kon lik kekerasan itu terjadi pada tanggal 14/2/2013 di Desa Haria, Kec. Saparua, Kab. Maluku Tengah yakni adanya ledakan bom dan rentetan tembakan pada malam hari. Tidak diketahui siapa pelaku dan motif penembakan dan peledakan puluhan bom tersebut serta dampak yang ditimbulkan. Diduga tindakan tersebut sebagai upaya provokasi agar kedua desa terlibat bentrokan.

Pada tanggal 15/2/2013, ledakan bom terjadi kembali di Desa Haria dan tidak diketahui siapa pelaku pemasangan bom tersebut. Bom yang meledak di daerah Gunung Karbou atau depan Puskesmas Desa Haria dan Desa Porto tersebut mengakibatkan 3 orang warga Desa Haria cedera. Diduga pemasangan dan ledakan bom bertujuan untuk memprovokasi warga kedua negeri agar bentrok.

Menyusul ledakan bom sepanjang dua hari tersebut yang tercatat lebih dari 60 kali, yang memicu ketegangan dan kecurigaan diantara dua desa, aparat kepolisian menjaga perbatasan dua desa dan melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelaku peledakan bom dan penembakan. Di samping itu, Raja Jacob Michel dari Desa Haria dan Raja Marthin Nanloly dari Desa Porto meminta warganya untuk menahan diri dan tidak terpancing aksi provokasi. Bentrokan antara Desa Porto dan Desa Haria ini merupakan yang kesekian kali terjadi. Data SNPK melaporkan pada Januari-November 2012 tercatat 14 insiden bentrokan yang mengakibatkan 5 tewas, 19 cedera, dan 5 bangunan rusak [lihat Laporan Bulanan November

2012].

Adapun, insiden kon lik kekerasan berupa bentrokan antarpemuda terjadi di Kec. Sirimau, Kota Ambon yang melibatkan Desa Batu Merah Bawah dan Baru Merah Atas. Insiden ini terjadi secara beruntun yang dipicu karena ketersinggungan dan kesalahpahaman, namun sebelumnya dua kelompok pemuda ini memiliki dendam lama. Pada tanggal 7/2/2013 berawal dari acara pesta perkawinan di Lorong Flamboyan Batu Merah Bawah, di mana salah seorang gadis asal Batu Merah Atas disenggol oleh pemuda Lorong Flamboyan. Tidak terima atas perlakuan tersebut, pemuda Batu Merah Atas mendatangi kawasan Batu Merah Bawah untuk mengajak berkelahi dan berujung saling lempar. Jumlah korban cedera akibat bentrokan tersebut tidak jelas.

Bentrok susulan kembali terjadi pada tanggal 8/2/2013 antara pemuda Batu Merah Bawah dengan pemuda Batu Merah Atas. Aksi saling serang dan lempar batu ini berhenti setelah Polres Pulau Ambon melakukan penyekatan dan pemisahan diantar dua kelompok tersebut. Jumlah korban cedera akibat bentrokan tersebut tidak jelas. Bentrokan antarkampung/antardesa yang melibatkan warga atau pemuda bukan hanya terjadi pada bulan ini. Data SNPK mencatat sepanjang Januari-Desember 2012 telah terjadi 23 insiden bentrokan yang menewaskan 1 orang, 45 cedera, dan 8 bangunan rusak [lihat

(11)

Di bulan Februari 2013 berdasarkan data SNPK, Maluku Utara mengalami konflik kekerasan sebanyak 6 insiden yang menyebabkan 2 cedera (lihat Grafik 5.1 – 5.4).

Insiden konflik kekerasan yang mengemuka di Maluku Utara pada bulan ini adalah aksi sejumlah warga dan mahasiswa yang menolak beroperasinya sebuah perusahaan tambang emas.

Insiden konflik kekerasan itu terjadi pada tanggal 21/2/2013 di Dusun Paceda, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan. Sejumlah masyarakat menolak beroperasinya perusahaan tambang emas PT. Shana Tova Anugrah (PT. STA). Aksi penolakan ini bertepatan dengan acara sosialisasi dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang dipusatkan di kawasan Paceda. Aksi yang bermula berjalan damai ini kemudian berubah manjadi saling serang dan lempar batu antara masyarakat yang menolak dan mendukung beroperasinya PT. STA.

Penolakan sejumlah masyarakat didasarkan atas penilaian bahwa keberadaan perusahan membawa malapetaka dan membuat masyarakat terkotak-kotak. Di samping itu, perusahaan tambang juga dinilai dapat merusak lingkungan. Dampak atas insiden ini sejumlah polisi dan massa aksi mengalami cedera. Para pendemo juga merusak sejumlah properti perusahaan, di antaranya mobil, pagar, mess, dan beberapa fasilitas lain. Dalam insiden ini polisi mengamankan tiga pendemo yang diduga melakukan pengrusakan. Aparat kepolisian menempatkan sebanyak 60 personil ditambah 2 peleton Brimob Malut untuk melakukan penjagaan hingga situasi dinilai kondusif.

Aksi penolakan terus bergulir, pada tanggal 23/2/2013 sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa Menggugat Tambang Malut, kembali mendesak dan menyuarakan agar PT. STA angkat kaki dari tanah Oba. Pada tanggal 25/2/2013 aksi serupa juga terjadi. Aksi gabungan dari unsur mahasiswa, masyarakat Desa Norama Ake, Desa Ake Dotilou, dan Dusun Paceda ini mendatangi kantor DPRD dan Polres Kota Tikep. Masyarakat tetap menuntut agar izin operasi perusahan dicabut dan membebaskan tiga orang warga yang ditahan pihak kepolisian atas tuduhan melakukan pengrusakan. Protes masyarakat dalam menolak beroperasinya PT. STA dan tuntutan membebaskan warga yang ditangkap belum membuahkan hasil.

Insiden konflik kekerasan antara perusahaan tambang dan masyarakat ini bukan baru pertama kali muncul. Data SNPK merekam sepanjang periode 2011-2013 terdapat sejumlah insiden konflik kekerasan antara perusahaan tambang dengan masyarakat (lihat Kotak 5.5).

Maluku Utara

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 17 7 13 4 15 14 8 17 8 14 14 11 12 6 Tewas 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Cedera 10 0 49 9 26 9 4 42 7 21 5 8 7 2 Bangunan

Rusak 11 0 2 4 6 3 0 2 0 14 6 1 1 0

Konflik Lainnya (7) Konflik Sumber Daya (15)

Konflik Tata Kelola Pemerintah (30) Konflik Pemilihan dan Jabatan (28) Konflik Identitas (40) Konflik Main Hakim Sendiri (40)

Grafik 5.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku Utara (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 5.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Maluku Utara (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 5.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Maluku Utara (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 5.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/ kota di Maluku Utara (Januari 2012 – Februari 2013) Demonstrasi (25) Blokade (1) Kerusuhan (2) Bentrokan (69) Perkelahian (9) Pengeroyokan (24) Serangan terror (2) Pengrusakan (18) Penganiayaan (10) 9 14 5 7 10 2 7 98 8

Maluku Utara

Di bulan Februari 2013 berdasarkan data SNPK, Maluku Utara mengalami kon�lik kekerasan sebanyak 6 insiden yang menyebabkan 2 cedera (lihat Gra�ik 5.1 – 5.4).

Insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka di Maluku Utara pada bulan ini adalah aksi sejumlah warga dan mahasiswa yang menolak beroperasinya sebuah perusahaan tambang emas.

Insiden kon�lik kekerasan itu terjadi pada tanggal 21/2/2013 di Dusun Paceda, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan. Sejumlah masyarakat menolak beroperasinya perusahaan tambang emas PT. Shana Tova Anugrah. Aksi penolakan ini bertepatan dengan acara sosialisasi dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang dipusatkan di kawasan Paceda. Aksi yang bermula berjalan damai ini kemudian berubah manjadi saling serang dan lempar batu antara masyarakat yang menolak dan mendukung beroperasinya PT. STA.

Penolakan sejumlah masyarakat didasarkan atas penilaian bahwa keberadaan perusahan membawa malapetaka dan membuat masyarakat terkotak-kotak. Di samping itu, perusahaan tambang juga dinilai dapat merusak lingkungan. Dampak atas insiden ini sejumlah polisi dan massa aksi mengalami cedera. Para pendemo juga merusak sejumlah properti perusahaan, di antaranya mobil, pagar, mess, dan beberapa fasilitas lain. Dalam insiden ini polisi mengamankan tiga pendemo yang diduga melakukan pengrusakan. Aparat kepolisian menempatkan sebanyak 60 personil ditambah 2 peleton Brimob Malut untuk melakukan penjagaan hingga situasi dinilai kondusif.

Aksi penolakan terus bergulir, pada tanggal 23/2/2013 sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa Menggugat Tambang Malut, kembali mendesak dan menyuarakan agar PT. STA angkat kaki dari tanah Oba. Pada tanggal 25/2/2013 aksi serupa juga terjadi. Aksi gabungan dari unsur mahasiswa, masyarakat Desa Norama Ake, Desa Ake Dotilou, dan Dusun Paceda ini mendatangi kantor DPRD dan Polres Kota Tikep. Masyarakat tetap menuntut agar izin operasi perusahan dicabut dan

membebaskan tiga orang warga yang ditahan pihak kepolisian atas tuduhan melakukan pengrusakan. Protes masyarakat dalam menolak beroperasinya PT. STA dan tuntutan membebaskan warga yang ditangkap belum membuahkan hasil.

Insiden kon�lik kekerasan antara perusahaan tambang dan masyarakat ini bukan baru pertama kali muncul. Data SNPK merekam sepanjang periode 2011-2013 terdapat sejumlah insiden kon�lik kekerasan antara perusahaan tambang dengan masyarakat (lihat Kotak 5.5).

(12)

Kotak 5.5 Sejumlah insiden dan dampak konflik kekerasan antara perusahan tambang dengan warga di Maluku Utara (2011-2013) Halmahera Tengah 26/2/2011 •  Sejumlah massa melakukan aksi yang berujung perusakan terhadap propeti PT. Weda Bay Nikel. •  10 orang pendemo ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan

Halmahera Timur 17/1/2012 •  Ratusan warga melakukan pemblokiran akses jalan ke lokasi pertambangan milik PT. Kemakmuran  Pertiwi Tambang (PT. Harita Group) di desa Loleba. Sempat terjadi bentrok antara warga dan sejumlah  karyawan. Warga menuntut ganti rugi tanah adat seluas 500 hektar yang telah digunakan oleh  perusahaan sejak tiga tahun lalu.  •  Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. 27/2/2012. •  Sejumlah warga Desa Waijo melakukan aksi dan pemblokiran jalan terkait sengketa lahan dengan PT. Kemakmuran Pertiwi Tambang.  •  1 orang cedera

Kota Tidore Kepulauan 21/2/2013

•  Warga melakukan aksi demonstrasi penolakan atas beroperasinya perusahaan tambang emas PT.  Shana Tova Anugerah di Kecamatan Oba Tengah karena dinilai merusak tatanan sosial masyarakat dan  lingkungan. Aksi berujung bentrok dengan aparat kepolisian.

(13)

Sepanjang Februari 2013 data SNPK mencatat total 6 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 8 cedera dan 1 bangunan rusak yang terjadi di NTT (lihat Grafik 6.1 – 6.4). Di NTT insiden konflik kekerasan yang mengemuka pada bulan ini adalah terkait tawuran antarpelajar. Dalam bulan ini tercatat total 3 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 3 cedera dan 1 bangunan rusak.

Pada tanggal 2/2/2013 di Kec. Oebobo, Kota Kupang, gedung sekolah SMAN 3 Kupang dihujani batu oleh sekelompok pelajar dari SMKN 2 Kupang. Sejumlah jendela ruang kelas rusak. Tak tinggal diam, sejumlah pelajar SMAN 3 Kupang membalas serangan batu tersebut. Usai jam sekolah di kawasan GOR Oepoi tawuran kembali pecah antara pelajar SMAN 3 dengan SMKN 2 Kupang. Dalam tawuran ini SMAN 5 ikut membantu SMKN 2 Kupang. Insiden ini dipicu aksi balas dendam karena sehari sebelumnya seorang pelajar SMKN 2 Kupang dipukul oleh pelajar SMAN 3 Kupang. Dampak dari tawuran ini 2 orang cedera dan 1 unit mobil dinas BPKP NTT rusak dan sejumlah pelajar diamankan aparat polisi.

Adapun di Kec. Oebobo, Kota Kupang pada tanggal 4/2/2013 terjadi aksi kekerasan di mana sejumlah pelajar melakukan pengroyokan terhadap seorang pelajar. Insiden ini bermula ketika kelompok Angker Cs menghadang seorang pelajar SMU dan menanyakan asal sekolah. Saat hendak menjelaskan, korban langsung dikeroyok. Diduga para pelaku mengeroyok korban karena permasalahan dendam antarsekolah. Akibat insiden ini korban mengalami cedera dan melaporkan kasus ini kepada aparat kepolisian.

Sementara itu, pada tanggal 8/2/2013 tawuran antarpelajar terjadi di Jalan Frans Seda, depan Gedung Keuangan Negara, Kel. Fatululi, Kec. Oebobo, Kota Kupang. Tawuran yang melibatkan pelajar dari SMK Muhammadiyah dan SMAN 2 ini dipicu adanya isu pemukulan terhadap pelajar SMAN 2 oleh pelajar dari SMK Muhammadiyah. Aparat kepolisian yang datang ke lokasi berhasil membubarkan tawuran. Tak tercatat dampak yang ditimbulkan akibat tawuran ini. Menyusul maraknya konflik kekerasan di kalangan pelajar pada bulan ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kota Kupang menggelar rapat kordinasi dengan jajaran kepala sekolah baik SMA maupun SMK untuk melakukan antisipasi tidak terulang kembali tawuran dan meminta jajaran sekolah dan orang tua murid untuk memperketat pengawasan anak didik.

Fenomena tawuran tidak hanya terjadi di kalangan pelajar namun, juga terjadi di kalangan mahasiswa di NTT. Data SNPK sepanjang Januari 2012 – Februari 2013 konflik kekerasan antarpelajar/ mahasiswa tercatat total 10 insiden yang mengakibatkan 12 cedera dan 2 bangunan rusak (lihat

Kotak 6.5).

NTT

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 14 10 17 6 14 6 3 9 14 15 17 11 13 6 Tewas 0 1 1 0 1 4 1 1 2 2 3 1 1 0 Cedera 15 18 23 4 20 6 2 9 10 20 53 12 22 8 Bangunan Rusak 4 5 0 0 0 0 0 1 1 20 6 3 1 1 Konflik Lainnya (2) Konflik Sumber Daya (11) Konflik Tata Kelola

Pemerintah (1) Konflik Main Hakim Sendiri (4) Bentrokan (2) Pengeroyokan (9) Penganiayaan (7) 1 2 1 3 2 1 4 1 1 1 1

Grafik 6.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di NTT (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 6.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di NTT (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 6.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTT (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 6.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/ kota di NTT (Januari 2012 – Februari 2013)

NTT

Sepanjang Februari 2013 data SNPK mencatat total 6 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 8 cedera dan 1 bangunan rusak yang terjadi di NTT (lihat Gra�ik 6.1 – 6.4). Di NTT insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka pada bulan ini adalah terkait tawuran antarpelajar . Dalam bulan ini tercatat total 3 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 3 cedera dan 1 bangunan rusak.

Pada tanggal 2/2/2013 di Kec. Oebobo, Kota Kupang, gedung sekolah SMAN 3 Kupang dihujani batu oleh sekelompok pelajar dari SMKN 2 Kupang. Sejumlah jendela ruang kelas rusak. Tak tinggal diam, sejumlah pelajar SMAN 3 Kupang membalas serangan batu tersebut. Usai jam sekolah di kawasan GOR Oepoi tawuran kembali pecah antara pelajar SMAN 3 dengan SMKN 2 Kupang. Dalam tawuran ini SMAN 5 ikut membantu SMKN 2 Kupang. Insiden ini dipicu aksi balas dendam karena sehari sebelumnya seorang pelajar SMKN 2 Kupang dipukul oleh pelajar SMAN 3 Kupang. Dampak dari tawuran ini 2 orang cedera dan 1 unit mobil dinas BPKP NTT rusak dan sejumlah pelajar diamankan aparat polisi. Adapun di Kec. Oebobo, Kota Kupang pada tanggal 4/2/2013 terjadi aksi kekerasan di mana sejumlah pelajar melakukan pengroyokan terhadap seorang pelajar. Insiden ini bermula ketika kelompok gang Angker Cs menghadang seorang pelajar SMU dan menanyakan asal sekolah. Saat hendak menjelaskan, korban langsung dikeroyok. Diduga para pelaku mengeroyok korban karena permasalahan dendam antarsekolah. Akibat insiden ini korban mengalami cedera dan melaporkan kasus ini kepada aparat kepolisian.

Sementara itu, pada tanggal 8/2/2013 tawuran antarpelajar terjadi di Jalan Frans Seda, depan Gedung Keuangan Negara, Kel. Fatululi, Kec. Oebobo, Kota Kupang. Tawuran yang melibatkan pelajar dari SMK Muhammadiyah dan SMAN 2 ini dipicu adanya isu pemukulan terhadap pelajar SMAN 2 oleh pelajar dari SMK Muhammadiyah. Aparat kepolisian yang datang ke lokasi berhasil membubarkan tawuran. Tak tercatat dampak yang ditimbulkan akibat tawuran ini.

Menyusul maraknya kon�lik kekerasan di kalangan pelajar pada bulan ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kota Kupang menggelar rapat kordinasi dengan jajaran kepala sekolah baik SMA maupun SMK untuk melakukan antisipasi tidak terulang kembali tawuran dan meminta jajaran sekolah dan orang tua murid untuk memperketat pengawasan anak didik.

Fenomena tawuran tidak hanya terjadi di kalangan pelajar namun, juga terjadi di kalangan mahasiswa di NTT. Data SNPK sepanjang Januari 2012 – Februari 2013 kon�lik kekerasan antarpelajar/ mahasiswa tercatat total 10 insiden yang mengakibatkan 12 cedera dan 2 bangunan rusak (lihat Kotak

(14)

Kotak 6.5 Sejumlah insiden dan dampak tawuran antarpelajar/ mahasiswa di NTT (Januari 2012 – Februari 2013) Kabupaten

Lembata 28/2/2012 Sejumlah pelajar SMP melakukan pengroyokan terhadap seorang pelajar SMU. Insiden ini dipicu masalah ketersinggungan. 2 orang cedera.

Kabupaten Belu Kecamatan Atambua 5/5/2012 Terjadi tawuran antarpelajar di SMKN 1 Atambua saat diadakan kegiatan lomba bahasa Inggris dan seminar. Insiden ini dipicu karena ketersinggungan. 1 orang cedera.

Kota Kupang Kec. Kelapa Lima 14/9/2012 Terjadi tawuran antara mahasiswa asal Sumba dengan mahasiswa Alor tanpa alasan yang jelas. Mereka bentrok dengan menggunakan senjata tajam.  16/9/2012 Tawuran kembali terjadi antara mahasiswa asal Sumba dengan mahasiswa Alor tanpa alasan yang jelas. Tidak ada korban dan dampak yang dilaporkan 18/9/2012 Tawuran kembali pecah antara mahasiswa asal Sumba dengan mahasiswa Alor. Mahasiswa asal Sumba menyerang asrama Ende dan bentrok dengan mahasiswa Alor dengan menggunakan senjata  tajam, dan batu. 1 orang cedera dan 1 bangunan rusak. Kecamatan Oebobo 29/3/2012 Dipicu pembalasan atas penganiyaan, sejumlah mahasiswa melakukan pengeroyokan terhadap dua orang mahasiswa dari Kampus PGRI. 2 orang cedera. 30/1/2013 Terjadi tawuran antar puluhan pelajar dari SMKN 2 dan SMUN 2 dengan pelajar SMUN 3. Insiden ini dipicu karena dendam lama. 3 orang cedera. 2/2/2013 Tak jelas pemicunya, sejumlah pelajar SMKN 2 dengan SMAN 3 terlibat tawuran. 2 orang cedera. 4/2/2013 Sejumlah pelajar melakukan pengeroyokan terhadap seorang pelajar dari SMA. Insiden ini dipicu karena dendam lama. 1 orang cedera.  8/2/2013 Puluhan pelajar dari SMK Muhammadiyah terlibat tawuran dengan SMA Negeri 2. Insiden ini dipicu adanya isu bahwa salah satu pelajar dari SMK Muhamadiyah dipukul oleh pelajar SMAN 2. 

(15)

Pada Februari 2013 di Papua tercatat total 22 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 14 tewas, 23 cedera, dan 3 bangunan rusak (lihat Grafik 7.1 – 7.4).

Di Papua sepanjang bulan ini terjadi rentetan insiden konflik kekerasan berupa penyerangan dan penembakan oleh kelompok bersenjata, tercatat total 4 insiden yang mengakibatkan 12 tewas dan 8 cedera. Dalam catatan data SNPK, jika dibandingkan dengan wilayah lain sepanjang Januari 2012-Februari 2013, jumlah tewas di wilayah Papua merupakan yang tertinggi yakni [93 tewas] akibat konflik kekerasan.

Adapun aksi penghadangan dan penembakan oleh kelompok bersenjata terhadap anggota TNI di Kab. Puncak Jaya dan Kab. Puncak pada tanggal 21/2/2013 merupakan aksi kekerasan terbesar dilihat dari jumlah korban. Sebanyak 8 anggota TNI dan 4 warga sipil tewas dalam insiden ini. Rentetan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut tidak berhenti disitu. Pada tanggal 22/2/2013 helikopter Super Puma M-1 yang mengangkut tujuh jenazah anggota TNI yang tewas di Distrik Sinak, Kab. Puncak ditembaki oleh kelompok bersenjata. Sedangkan pada tanggal 24/2/2013 kembali terjadi penembakan terhadap Heli MI-17 milik TNI yang mengantar logistik ke bandara Sinak, Kab. Puncak. Berdasarkan penjelasan resmi yang disampaikan Menko Polhukam, penembakan dan penyerangan terhadap anggota TNI di Kec. Tingginambut, yang baru ditempatkan pada akhir Januari 2013, diperkirakan dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Goliat Tabuni. Sementara, penghadangan dan penyerangan anggota TNI di Distrik Sinak, diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Militer Murib.

Dalam kaitannya dengan kasus separatisme di Papua, dapat dikatakan sejak tahun 2005 hingga 2012 kasus separatisme mengalami trend kenaikan baik dalam insiden konflik kekerasannya maupun dampak yang ditimbulkannya. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, kasus separatisme mencapai puncaknya tahun 2012 sebanyak [48 insiden] tetapi jumlah tewas yang ditimbulkannya mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 terdapat 36 tewas akibat konflik separatisme (lihat Tabel 7.5).

Insiden konflik kekerasan lainnya yang terjadi di Papua adalah bentrokan antarsuku di Kampung Nawapiri, Kab. Mimika yakni antara Suku Kei (Maluku) dengan Suku Kamoro, suku asli yang mendiami Mimika. Bentrokan antarsuku ini bermula dari tewasnya seorang warga dari salah satu suku pada tanggal 9/2/2013 saat terjadi pertikaian antara Suku Kei dan Suku Kamoro.

Kematian salah seorang warga tersebut menyulut perang antarsuku. Insiden bentrok antarsuku ini terjadi 3 kali yang mengakibatkan 1 tewas, 3 bangunan rusak, dan sejumlah warga cedera.

Atas insiden ini Kapolres Mimika dan Dandim 1710 Mimika mempertemukan kedua suku yang bertikai untuk mencari solusi damai dan pihak keamanan memastikan akan

Papua

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 24 20 26 24 40 31 36 27 48 23 22 18 34 22 Tewas 9 18 3 3 5 12 6 4 6 3 3 2 5 14 Cedera 49 112 28 13 70 224 195 25 85 58 54 18 33 23 Bangunan

Rusak 3 139 14 10 10 44 8 7 8 3 3 6 25 3

Konflik Lainnya (1) Konflik Sumber Daya (5) Konflik Tata Kelola Pemerintah (1) Konflik Pemilihan dan Jabatan (20) Konflik Identitas (14) Konflik Main Hakim Sendiri (16) Konflik Separatisme (36) Kerusuhan (14) Bentrokan (18) Perkelahian (2) Pengeroyokan (19) Penganiayaan (40)

Grafik 7.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Papua (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 7.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Papua (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 7.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Papua (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 7.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/ kota di Papua (Januari 2012 – Februari 2013)

Papua

Pada Februari 2013 di Papua tercatat total 22 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 14 tewas, 23 cedera, dan 3 bangunan rusak (lihat Gra�ik 7.1 – 7.4).

Di Papua sepanjang bulan ini terjadi rentetan insiden kon�lik kekerasan berupa penyerangan dan penembakan oleh kelompok bersenjata, tercatat total 4 insiden yang mengakibatkan 12 tewas dan 8 cedera. Dalam catatan data SNPK, jika dibandingkan dengan wilayah lain sepanjang Januari 2012-Februari 2013, jumlah tewas di wilayah Papua merupakan yang tertinggi yakni [93 tewas] akibat kon�lik kekerasan.

Aksi penghadangan dan penembakan oleh kelompok bersenjata terhadap anggota TNI di Kab. Puncak Jaya dan Kab. Puncak pada tanggal 21/2/2013 merupakan aksi kekerasan terbesar dilihat dari jumlah korban. Sebanyak 8 anggota TNI dan 4 warga sipil tewas dalam insiden ini. Rentetan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut tidak berhenti disitu. Pada tanggal 22/2/2013 helikopter Super Puma M-1 yang mengangkut tujuh jenazah anggota TNI yang tewas di Distrik Sinak, Kab. Puncak ditembaki oleh kelompok bersenjata. Sedangkan pada tanggal 24/1/2013 kembali terjadi penembakan terhadap Heli MI-17 milik TNI yang mengantar logistik ke bandara Sinak, Kab. Puncak. Berdasarkan penjelasan resmi yang disampaikan Menko Polhukam, penembakan dan penyerangan terhadap anggota TNI di Kec. Tingginambut, yang baru ditempatkan pada akhir Januari 2013, diperkirakan dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata pimpinan Goliat Tabuni. Sementara, penghadangan dan penyerangan anggota TNI di Distrik Sinak, diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Militer Murib.

Dalam kaitannya dengan kasus separatisme di Papua, dapat dikatakan sejak tahun 2005 hingga 2012 kasus separatisme mengalami trend kenaikan baik dalam insiden kon�lik

kekerasannya maupun dampak yang ditimbulkannya. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, kasus separatisme mencapai puncaknya tahun 2012 sebanyak [48 insiden] tetapi jumlah tewas yang ditimbulkannya mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 terdapat 36 tewas akibat kon�lik separatisme (lihat Tabel

7.6).

Insiden kon�lik kekerasan lainnya yang terjadi di Papua adalah bentrokan antarsuku di Kampung Nawapiri, Kab. Mimika yakni antara Suku Kei (Maluku) dengan Suku Kamoro, suku asli yang mendiami Mimika. Bentrokan antarsuku ini bermula dari tewasnya seorang warga dari salah satu suku pada tanggal 9/2/2013 saat terjadi pertikaian antara Suku Kei dan Suku Kamoro.

Kematian salah seorang warga tersebut menyulut perang antarsuku. Insiden bentrok antarsuku ini terjadi 3 kali yang mengakibatkan 1 tewas, 3 bangunan rusak, dan sejumlah warga cedera.

Atas insiden ini Kapolres Mimika dan Dandim 1710 Mimika mempertemukan kedua suku yang bertikai untuk mencari solusi damai dan pihak keamanan memastikan akan bertindak tegas dengan memproses pelaku kekerasan untuk memastikan penegakan hukum. 5 4 1 2 11 20 1 14 1 6 16 2 10

(16)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tabel 7.5 Kekerasan Konflik Separatisme di Papua (2005-2012)

(17)

Data SNPK mencatat sepanjang bulan Februari 2013 di Papua Barat terdapat total 9 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 1 tewas, 6 cedera, dan 3 bangunan rusak

(lihat Grafik 8.1 – 8.4).

Dalam bulan ini insiden konflik kekerasan yang mengemuka di Papua Barat adalah terkait isu pembentukan/pemekaran wilayah atau Daerah Otonomi Baru (DOB).

Insiden konflik kekerasan ini terjadi pada tanggal 20/2/2013 di mana sejumlah orang warga Imekko merusak rumah dinas Bupati Sorong Selatan yang terletak di Kec. Teminabuan, Kab. Sorong Selatan. Pengrusakan dipicu karena warga kecewa terhadap pemerintah daerah yang memperlambat pembentukan DOB untuk wilayah Imekko agar terpisah dari Kabupaten Sorong Selatan.

Terkait kasus ini, pemerintah setempat melalui Sekda Kabupaten Sorong Selatan menjelaskan bahwa Pemda sangat serius mendorong terbentuknya Kabupaten Imekko yang terdiri dari Kecamatan Inanwatan, Metemani, Kais dan Kokoda. Bukti keseriusan tersebut dapat dilihat dari berkas pembentukan Kabupaten Imekko yang telah disampaikan ke Kemendagri dan dana bagi pembentukan Kabupaten Imekko telah dianggarkan.

Jauh hari sebelumnya, usulan pembentukan Kabupaten Imekko telah dibahas dalam rapat pleno DPRD Sorong Selatan pada 18 Juli 2012. Berkas pembentukan Kabupaten Imekko telah ditandatangani Ketua dan Wakil Ketua DPRD dan diserahkan ke pemerintah kabupaten pada 27 Juli 2012 untuk ditindaklanjuti ke Gubernur dan DPRD Provinsi Papua Barat. Pemerintah Provinsi Papua Barat kemudian akan merekomendasikan pengusulan pembentukan Kabupaten Imekko kepada Menteri Dalam Negeri.

Adapun terkait kasus pengrusakan, aparat kepolisian masih memburu dan mencari pelaku. Atas insiden ini beberapa tokoh masyarakat Imekko menyesalkan dan berharap tidak terulang kembali.

Meski pemerintah pusat menjalankan dan mengimbau perlunya moratorium pemekaran daerah sejak 2008 namun, hingga kini aspirasi pemekaran daerah masih terus muncul. Pada Senin, 22/10/2012, Kementerian Dalam Negeri dalam rapat dengan Komisi II DPR RI menyetujui 5 DOB dari 19 DOB yang diusulkan. Dari 5 DOB yang disetujui, 2 DOB berada dalam wilayah Papua Barat yakni Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pengunungan Arfak. Pemberian daerah otonomi baru ini mendorong aspirasi warga untuk terus menggulirkan pemekaran daerah di Papua Barat, termasuk desakan tuntutan aspirasi masyarakat Imekko. Tak hanya itu, beberapa wilayah lainnya juga mengajukan dan memperjuangkan agar masuk dalam pemekaran wilayah untuk menjadi kabupaten di Papua Barat yakni wilayah Kokas, Muskona, Kuri Wamesa, dan Maybrat Sauw. Alasan utamanya adalah memperpendek rentang kendali pelayanan pemerintahan dan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Papua Barat

Laporan Bulanan: Februari 2013

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 9 13 13 6 17 10 7 7 7 15 6 3 7 9 Tewas 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Cedera 7 9 8 3 12 8 7 4 5 35 4 0 4 6 Bangunan Rusak 0 7 4 5 2 1 1 2 0 22 1 6 2 3 Konflik Lainnya (14) Konflik Sumber Daya (8) Konflik Tata Kelola

Pemerintah (21) Konflik Pemilihan dan Jabatan (7) Konflik Identitas (9) Konflik Main Hakim Sendiri (67) Konflik Separatisme (3)

Grafik 8.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Papua Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 8.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Papua Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 8.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Papua Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 8.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/ kota di Papua Barat (Januari 2012 – Februari 2013)

Papua Barat

Data SNPK mencatat sepanjang bulan Februari 2013 di Papua Barat terdapat total 9 insiden kon�lik kekerasan yang mengakibatkan 1 tewas, 6 cedera, dan 3 bangunan rusak (lihat

Gra�ik 8.1 – 8.4).

Dalam bulan ini insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka di Papua Barat adalah terkait isu pembentukan/pemekaran wilayah atau Daerah Otonomi Baru (DOB).

Insiden kon�lik kekerasan ini terjadi pada tanggal 20/2/2013 di mana sejumlah orang warga Imekko merusak rumah dinas Bupati Sorong Selatan yang terletak di Kec. Teminabuan, Kab. Sorong Selatan. Pengrusakan dipicu karena warga kecewa terhadap pemerintah daerah yang memperlambat pembentukan DOB untuk wilayah Imekko agar terpisah dari Kabupaten Sorong Selatan. Terkait kasus ini, pemerintah setempat melalui Sekda Kabupaten Sorong Selatan menjelaskan bahwa Pemda sangat serius mendorong terbentuknya Kabupaten Imekko yang terdiri dari Kecamatan Inanwatan, Metemani, Kais dan Kokoda. Bukti keseriusan tersebut dapat dilihat dari berkas pembentukan Kabupaten Imekko yang telah disampaikan ke Kemendagri dan dana bagi pembentukan Kabupaten Imekko telah dianggarkan. Jauh hari sebelumnya, usulan pembentukan Kabupaten Imekko telah dibahas dalam rapat pleno DPRD Sorong Selatan pada 18 Juli 2012. Berkas pembentukan Kabupaten Imekko telah

ditandatangani Ketua dan Wakil Ketua DPRD dan diserahkan ke pemerintah kabupaten pada 27 Juli 2012 untuk ditindaklanjuti ke Gubernur dan DPRD Provinsi Papua Barat. Pemerintah Provinsi Papua Barat kemudian akan merekomendasikan pengusulan pembentukan Kabupaten Imekko kepada Menteri Dalam Negeri. Adapun terkait kasus pengrusakan, aparat kepolisian masih memburu dan mencari pelaku. Atas insiden ini beberapa tokoh masyarakat Imekko menyesalkan dan berharap tidak terulang kembali.

Meski pemerintah pusat menjalankan dan mengimbau perlunya moratorium pemekaran daerah sejak 2008 namun, hingga kini aspirasi pemekaran daerah masih terus muncul. Pada Senin, 22/10/2012, Kementerian Dalam Negeri dalam rapat dengan Komisi II DPR RI menyetujui 5 DOB dari 19 DOB yang diusulkan. Dari 5 DOB yang disetujui, 2 DOB berada dalam wilayah Papua Barat yakni Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pengunungan Arfak. Pemberian daerah otonomi baru ini mendorong aspirasi warga untuk terus menggulirkan pemekaran daerah di Papua Barat, termasuk desakan tuntutan aspirasi masyarakat Imekko.

Tak hanya itu, beberapa wilayah lainnya juga mengajukan dan memperjuangkan agar masuk dalam pemekaran wilayah untuk menjadi kabupaten di Papua Barat yakni wilayah Kokas, Muskona, Kuri Wamesa, dan Maybrat Sauw. Alasan utamanya adalah memperpendek rentang kendali pelayanan pemerintahan dan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Demonstrasi (6) Blokade (3) Kerusuhan (1) Bentrokan (17) Perkelahian (3) Pengeroyokan (67) Serangan terror (1) Pengrusakan (15) Penganiayaan (15)Sweeping (1) 5 5 1 31 5 1 3 78

(18)

Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Kejadian 12 8 13 12 11 10 8 17 13 30 16 17 27 12 Tewas 3 1 2 1 0 0 1 2 0 3 3 4 1 0 Cedera 18 9 56 16 11 11 18 23 14 36 25 14 35 29 Bangunan Rusak 10 3 2 23 5 1 22 10 4 10 18 5 9 6 Konflik Sumber Daya (2) Konflik Identitas (16) Konflik Main Hakim Sendiri (3)

Grafik 9.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Sulawesi Tengah (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 9.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Sulawesi Tengah (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 9.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Sulawesi Tengah (Januari 2012 – Februari 2013)

Grafik 9.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/ kota di Sulawesi Tengah (Januari 2012 – Februari 2013)

Sulawesi Tengah

Sepanjang Februari 2013 di Sulawesi Tengah tercatat total 12 insiden kon�lik kekerasan yang menyebabkan 29 cedera dan 6 bangunan rusak (lihat Gra�ik 9.1 – 9.4).

Dalam bulan ini terdapat satu insiden berupa teror bom yang dilakukan oleh orang tak dikenal pada tanggal 1/2/2013. Insiden ini berawal dari informasi warga terhadap sejumlah benda yang mencurigakan dipinggir Jalan Moengko Lama, Desa Moengko, Kec. Poso Kota, Kab. Poso. Sebanyak 12 bom rakitan -- empat di antaranya siap ledak- berhasil diamankan dan dijinakkan oleh Tim Gegana Brimob Polda Sulteng. Teror bom diduga terkait dengan isu terorisme yang masih berlangsung di wilayah tersebut. Sementara itu, pada bulan ini terdapat 2 insiden kon�lik kekerasan berupa bentrok antardesa yang mengakibatkan 20 cedera dan 6 bangunan rusak.

Bentrok yang melibatkan warga Desa Masigi dan Desa Loji, Kec. Parigi Kota, Kab. Parigi Moutong terjadi pada 23/1/2013 hingga 24/1/2013 dini hari berawal dari sejumlah pemuda terlibat keributan usai adu balap motor liar hingga akhirnya terjadi bentrokan. Dua pihak saling serang menggunakan senjata tajam, senapan angin, dan batu.

Bentrok antardesa ini makin kacau dan tak terkendali karena masing-masing pihak melibatkan dan atau dibantu oleh pemuda dari desa lainnya yang saling bertetangga yakni Bantaya, Maesa, Baliara, dan Parigimpu.

Situasi dapat dikendalikan setelah aparat keamanan mengerahkan dan menempatkan pasukan Dalmas dan Brimob yang dibantu aparat TNI. Di sisi lain, untuk meredam bentrok susulan Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Parigi Moutong dan aparat keamanan melakukan dialog dengan sejumlah tokoh masyarakat dan warga yang terlibat bentrokan untuk mencari solusi damai.

Pascabentrokan pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 10 warga terkait bentrokan. Dan menetapkan 5 orang sebagai tersangka. Sementara itu, Bupati Parigi Moutong telah

berkomitmen untuk menganti kerusakan/ kerugian warga akibat bentrokan baik ringan maupun berat.

Di tempat terpisah pada tanggal 2/2/2013 di Kel. Kintom, Kec. Kintom, Kab. Banggai, terjadi bentrokan antara ribuan warga dengan aparat kepolisian. Insiden ini dipicu oleh seorang warga yang melakukan pemukulan terhadap seorang anggota polisi yang hendak melintasi jalan yang sedang diperbaiki. Atas insiden tersebut polisi mengamankan dan menangkap pelaku pemukulan. Mengetahui kejadian ini warga dari Kel. Kintom marah dan memblokir jalan raya yang menghubungkan Luwuk dan Batui hingga berujung bentrok. Bentrokan itu mengakibatkan 3 warga dan 1 anggota polisi mengalami cedera.

Insiden kon�lik kekerasan antara warga dengan polisi bukan kali pertama yang terjadi di Sulawesi Tengah. Data SNPK sepanjang 2010 - 2013 mencatat total 8 insiden kon�lik kekerasan yang mengakibatkan 7 tewas, 41 cedera, dan 5 bangunan rusak (lihat

Kotak 9.5). Bentrokan (8) Perkelahian (1) Pengeroyokan (2) Penganiayaan (8) Penculikan (2) 1 9 1 1 5 4

Sepanjang Februari 2013 di Sulawesi Tengah tercatat total 12 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 29 cedera dan 6 bangunan rusak (lihat Grafik 9.1 – 9.4).

Dalam bulan ini terdapat satu insiden berupa teror bom yang dilakukan oleh orang tak dikenal pada tanggal 1/2/2013. Insiden ini berawal dari informasi warga terhadap sejumlah benda yang mencurigakan dipinggir Jalan Moengko Lama, Desa Moengko, Kec. Poso Kota, Kab. Poso. Sebanyak 12 bom rakitan - empat di antaranya siap ledak- berhasil diamankan dan dijinakkan oleh Tim Gegana Brimob Polda Sulteng. Teror bom diduga terkait dengan isu terorisme yang masih berlangsung di wilayah tersebut.

Sementara itu, pada bulan ini terdapat 2 insiden konflik kekerasan berupa bentrok antardesa yang mengakibatkan 20 cedera dan 6 bangunan rusak.

Bentrok yang melibatkan warga Desa Masigi dan Desa Loji, Kec. Parigi Kota, Kab. Parigi Moutong terjadi pada 23/2/2013 hingga 24/2/2013 dini hari berawal dari sejumlah pemuda terlibat keributan usai adu balap motor liar hingga akhirnya terjadi bentrokan. Dua pihak saling serang menggunakan senjata tajam, senapan angin, dan batu.

Bentrok antardesa ini makin kacau dan tak terkendali karena masing-masing pihak melibatkan dan atau dibantu oleh pemuda dari desa lainnya yang saling bertetangga yakni Bantaya, Maesa, Baliara, dan Parigimpu.

Situasi dapat dikendalikan setelah aparat keamanan mengerahkan dan menempatkan pasukan Dalmas dan Brimob yang dibantu aparat TNI. Di sisi lain, untuk meredam bentrok susulan Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Parigi Moutong dan aparat keamanan melakukan dialog dengan sejumlah tokoh masyarakat dan warga yang terlibat bentrokan untuk mencari solusi damai.

Pascabentrokan pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 10 warga terkait bentrokan. Dan menetapkan 5 orang sebagai tersangka. Sementara itu, Bupati Parigi Moutong telah berkomitmen untuk menganti kerusakan/ kerugian warga akibat bentrokan baik ringan maupun berat.

Di tempat terpisah pada tanggal 2/2/2013 di Kel. Kintom, Kec. Kintom, Kab. Banggai, terjadi bentrokan antara ribuan warga dengan aparat kepolisian. Insiden ini dipicu oleh seorang warga yang melakukan pemukulan terhadap seorang anggota polisi yang hendak melintasi jalan yang sedang diperbaiki. Atas insiden tersebut polisi mengamankan dan menangkap pelaku pemukulan. Mengetahui kejadian ini warga dari Kel. Kintom marah dan memblokir jalan raya yang

Gambar

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Februari 2013)
Tabel 7.5 Kekerasan Konflik Separatisme di Papua (2005-2012)

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu itu, raksasa Purusada yang bernazar akan mempersembahkan seratus manusia untuk menjadi santapan Batara Kala, bilamana luka di kakinya dapat disembuhkan.. Ketika itu,

Hubungan biologi dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan yang mengkritisisasi dan memikirkan efek-efek ilmu biologi dan

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Akurasi

Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis hidrologi harus merupakan data

Penurunan kadar hormon testosteron yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan fraksi metanol menunjukkan bahwa aktivitas dari abrin dalam biji saga

Untuk pembuatan first strand cDNA, cetakan yang digunakan adalah RNA total yang diisolasi dari jaringan hasil kultur embriogenesis pada umur 0 sampai 5 minggu..

Skripsi yang disusun Donny Purwahyudi (004001162) “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Norma Perlindungan Tentang Waktu Kerja dan Istirahat bagi Tenaga Kerja” dari

Bagi Saudara/i yang hendak melangsungkan pernikahan bulan Mei - Desember 2015 , diralat menjadi bulan Mei 2015 - Maret 2016 , maka Bimbingan Pra-Pernikahan untuk Pemberkatan