• Tidak ada hasil yang ditemukan

March Anti A Polymorpha Lumut Hati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "March Anti A Polymorpha Lumut Hati"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Adhimi Rahmala Dewi Adhimi Rahmala Dewi B1J010046 B1J010046 Bryophyta

Bryophyta

1.

1. Lumut Hati ( MarcLumut Hati ( Marchantia polyhantia polymorphamorpha))

• Klasifikasi lumut hatiKlasifikasi lumut hati K

Kiinnggddoomm : : PPllaannttaae e ((TTuummbbuuhhaann)) D

Diivviissii : : MMaarrcchhaannttiioopphhyyttaa K

Keellaass : : MMaarrcchhaannttiiooppssiiddaa O

Orrddoo : : MMaarrcchhaannttiiaalleess F

Faammiillii : : MMaarrcchhaannttiiaacceeaaee G

Geennuuss :: Marchant Marchantiaia

Spesies:

Spesies: Marchant Marchantia polyia polymorphamorpha

• Deskripsi lumut hatiDeskripsi lumut hati Lumu

Lumut hati t hati berbberbentuentuk lembaran (talk lembaran (talus), rizoidus), rizoidnya tidak nya tidak bercbercabang terabang terdapat di bawahdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus tangkai atau lembarannya. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus  pada

 pada hati. hati. SiklSiklus us hiduhidup p lumulumut t ini ini mirip mirip dengdengan an lumut lumut daundaun. . LetaLetak k anteanteridiuridium m dan dan archearchegonigoniumum terpisah. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terpisah. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terle

terlepas pas saat kapsul saat kapsul terbterbuka, uka, sehisehinggngga a membmembantu memencantu memencarkaarkan n sporaspora. . LumuLumut t ini ini juga dapatjuga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.

struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.

Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah dan lembab seperti menempel Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah dan lembab seperti menempel  pada be

 pada bebatubatuan atau pada dindan atau pada dinding yang leming yang lembab, oleh sebbab, oleh sebab itu tubuhnab itu tubuhnya mempya mempunyaunyai struktur yani struktur yangg higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tempat higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tempat yan

yang g amaamat t kekerinring, g, mismisalnalnya ya padpada a kulkulit-kit-kuliulit t popohonhon, , di di ataatas s tatanah nah ataatau u batbatu u cadcadas, as, sesehinghinggaga tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit

dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidupada yang dapat hidup  pada daun poho

 pada daun pohon-pon-pohon dalam rimba daehon dalam rimba daerah tropikarah tropika, , dan karendan karena hidupnya di atas daun itu a hidupnya di atas daun itu lumulumutt tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.

tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.

Sampai saat ini sudah di kenal sebanyak 8000 spesies. Kebanyakan tumbuhan ini hidup Sampai saat ini sudah di kenal sebanyak 8000 spesies. Kebanyakan tumbuhan ini hidup  pada ling

 pada lingkungkungan yang lemban yang lembab, bentuab, bentunya tidak menanya tidak menarik kecuarik kecuali dalam masa, jika tampali dalam masa, jika tampak biasank biasanyaya di kacaukan dengan lumut sejati

di kacaukan dengan lumut sejati karena keduanya miri sekali. karena keduanya miri sekali. Tumbuhan merayap pada permukaanTumbuhan merayap pada permukaan tanah, pepagan pohon, bebatuan lembab, atau pada kayu busuk.sebagian besar dari tumbuhan ini tanah, pepagan pohon, bebatuan lembab, atau pada kayu busuk.sebagian besar dari tumbuhan ini adalah tumbuhan darat, beberapa spesies hidup di air sebagai akuatik skunder, artinya mereka itu adalah tumbuhan darat, beberapa spesies hidup di air sebagai akuatik skunder, artinya mereka itu tumbuhan darat itu yang

tumbuhan darat itu yang teradaptasi kembali terhadap lingkungan air nenek moyangnya.teradaptasi kembali terhadap lingkungan air nenek moyangnya. Berdasarka

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi n bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi dua kelompok yaitudua kelompok yaitu: lumut hati: lumut hati  bert

 bertalus alus dan dan lumulumut t hati hati berdberdaun. aun. Pada Pada kedukedua a kelokelompok mpok tumbtumbuhan uhan terstersebut ebut tubutubuhnya hnya berberbentbentuk uk  dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di

dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral.ventral. Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan ini menutupi tanah, Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan ini menutupi tanah,  berp

 berpaut pada tanah dengaaut pada tanah dengan n rizorizoid yang berbentid yang berbentuk benanguk benang. . RizoRizoid itu id itu semasemacam rambut akarcam rambut akar, , padapada tumbuhan tinggi tetapi

tumbuhan tinggi tetapi berlawanan denganya, biasanya tumbuh pada generasi berlawanan denganya, biasanya tumbuh pada generasi gametofit.gametofit. 1) Ricciocarpus sp.

1) Ricciocarpus sp.

Hidup terapung di atas air, tubuh berupa lembaran. Daur hidupnya terdapat dalam generasi Hidup terapung di atas air, tubuh berupa lembaran. Daur hidupnya terdapat dalam generasi sporofit yang menghasilkan spora dan generasi gametofit yang

sporofit yang menghasilkan spora dan generasi gametofit yang menghasilkamenghasilkan gamet.n gamet. 2) Marchantia polymorpha

(2)

Tubuh berbentuk lembaran (thalus), tumbuh menempel di atas permukaan tanah, batu,  pohon atau tebing yang basah. Di bagian bawah terdapat rizoid yang digunakan untuk menempel dan mengisap air dan mineral, tidak berbatang dan berdaun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma atau kuncup. Sementara itu, reproduksi generative dengan membentuk gamet. Organ pembentuk gamet jantan (antheridium) dan organ pembentuk gamet betina (archegonium) terpisah pada lembaran berbeda.

• Manfaat

 Marchantia polymorphadapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang hati)

2. Lumut Daun ( Polytricum sp.)

• Klasifikasi lumut daun Domain : Eukariotik   Kingdom : Plantae Devisio : Bryophyta Classis : Bryopsida Ordo : Polytricales Familia : Polytrichaceae Genus : Polytrichum Spesies : Polytrichum sp

• Deskripsi lumut daun

Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap, menempel  pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Tubuhnya berukuran kecil,  berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi sebagai akar. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Siklus hidup lumut ini mengalami pergantian generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.

Sekalipun lumut daun berukuran kecil, tetapi dampak kolektifnya pada bumi sangat besar. Misalnya, lumut gambut (Sphagnum sp.) menutup paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik. Mekanisme ini sangat pent ing untuk  menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek  rumah kaca. Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti

 beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah. • Manfaat

Lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat. Seperti dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus. Sementara dari marga lumut Spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

Lumut ini juga memiliki peranan dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpanan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons). Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang atau tanaman hias. Sphagnum dapat juga digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

(3)

3. Sisik Naga ( Drymoglossum pilloseloides)

• Klasifikasi sisik naga

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas : Pteridopsida Sub Kelas : Polypoditae Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Drymoglossum

Spesies: Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.

• Deskripsi

Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak yang  pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul atau berambut  jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau sampai hijau kecokelatan. Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.

• Manfaat

 Drymoglossum piloselloides dapat digunakan sebagai tanaman obat, yaitu untuk   pengobatan radang gusi, pengobatan reumatik pada jaringan lunak, sakit kuning, sariawan, untuk 

menghentikan pendarahan, obat TBC dan secara empris dapat digunakan sebagai obat kanker   payudara. 4. Suplir ( Adiantum sp.) • Klasifikasi suplir  Kerajaan : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Pteridales

Famili : Pteridaceae (Adiantaceae) Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum S.

• Deskripsi

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

(4)

Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang termasuk dalam genus Adiantum, famili Adiantaceae. Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Adiantum Sp hidup di tanah, hampir semua paku-pakuan adalah herba atau agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacam-macam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang paku- pakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat. Arah  batang ke atas kemudian melengkung ke arah samping. Ketinggian tanaman mencapai 15 – 80 cm  bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya berdiameter 1 mm, warna

coklat dan percabangan monopodial.

Jenis daun pada Adiantum Sp adalah majemuk, tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium. Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Adiantum sp termasuk paku homospora atau menghasilkan satu jenis spora saja.

• Manfaat

Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium.

Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan penyiraman. Kekeringan yang dialami suplir tidak bisa diperbaiki hanya dengan penyiraman karena daun yang kering tidak   bisa pulih. Penanganannya adalah dengan membuang seluruh ental yang kering hingga dekat rizoma dan memberi sedikit media tumbuh tambahan. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul. Tapi daun paku suplir mempunyai khasiat untuk pelancar air seni dan akarnya berkhasiat sebagai obat cacing.

5. Semangi Air ( Marsilea quadrifolia)

• Klasifikasi semangi air  Divisi : Pteridophyta Kelas : Filicopsida Bangsa : Hydropteridales Suku : Marsileaceae Marga :  Marsilea

Jenis :  Marsilea quadrifolia

• Deskripsi

Ciri-ciri tumbuhan  Marsilea quadrifolia adalah Rimpang ramping, panjang-merayap,  bercabang tidak teratur, bantalan rambut cokelat pucat. Stipes agak dekat, hijau, stramineous atau  pucat coklat, lebih gelap menuju dasar, 2-3 cm lama di tempat terbuka, atau 6-18 cm panjang dalam tanaman terendam, berbulu atau glabrescent. Leaflet berbentuk kipas, bulat dan subentire untuk berombak di puncak, luas cuneate di pangkalan, 0,5-2 cm baik dalam panjang dan dalam lebar, gundul, atau berbulu pada margin ketika muda. Sporocarps satu sampai beberapa tangkai  pendek ditempatkan pada dasar stipes, oblong, 2-5 mm, ditutupi dengan rambut caduceus.

Keseluruhan anggota dari Marsileales ini tumbuh merambat dan rimpang, dengan daun tegak pada interval, dan pada sisi alternatif. Marsilea ini tumbuh di daerah beriklim sedang dan tropis. Daunnya memiliki empat leaflet dan agak menyerupai 'semanggi berdaun empat'. sporangia terdapat di dalam sporocarps berbentuk seperti biji kacang dan keras, terpasang baik di bagian tangkai daun dan dekat dengan dasar atau di ketiak daun. Tumbuhan ini biasanya berakar ke

(5)

 bawah biasanya terdapat di tempat yang berlumpur, di tepi sebuah tangki atau selokan. Di dunia luas spesies paku ini terbagi atas dua yaitu quadrifolia Marsilea dan minuta Marsilea. Spesies ini adalah dua spesies yang umum di India. nodus rimpang ini dikotomus bercabang dengan nodus yang berbeda dan berbeda ruas. Akar berkembang di nodus. Daun, ketika muda, menunjukkan vernation circinate. Setiap leaflet menunjukkan venasi dikotomis.

Spesies ini memiliki beberapa lapis sel parenchymatous. Prasasti dalam rimpang Marsilea adalah siphonostele amphiphloic dengan empulur di tengah. Prasasti dibatasi baik eksternal dan internal oleh floem, pericycle dan endodermis yang terjadi dua kali. Di tengah, xilem terjadi sebagai sebuah cincin dengan protoxylem berbeda dan metaxylem.

Reproduksi tanaman Marsilea ini adalah termasuk heterosporous karena memproduksi dua  jenis spora. Struktur khusus bantalan sporangia, sporocarps berkembang dalam kelompok kecil (2-5) atau tunggal dari pangkal tangkai daun. Setiap sporocarp dilengkapi dengan tangkai panjang atau pendek dan memiliki penutup yang sangat keras. Sporocarps berkembang hanya ketika tanah cenderung kering. Tanaman ini lebih kurang berbentuk seperti kacang dan memiliki ukuran sekitar  8 x 6 mm.

• Manfaat

Daun dan batang Marsilea crenata berkhasiat untuk peluruh air seni. Untuk peluruh air seni dipakai ± 25 gram daun dan batang segar Marsilea crenata, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air  sampai aimya tinggal setengah, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.

(6)

 Nama : Adhimi Ramala Dewi  NIM : B1J010046

1.  Pinus merkusii (Pinus)

• Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Coniferophyta

Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus

Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr 

• Deskripsi

Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter  60-80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk   piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna

gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16-25 cm. Pohon berumah satu,  bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk 

strobili, panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan. Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10cm, lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm. Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar  setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar  sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000  benih per kg.

• Manfaat

Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksibringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit. Sering

disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan 30-60 kg getah, 20-40 kg resin murni dan 7-14 kg terpentin per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak  subur.

(7)

2. Gnetum gnemon (Melinjo)

• Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Gnetophyta

Kelas : Gnetopsida Ordo : Gnetales Famili : Gnetaceae Genus : Gnetum Spesies: Gnetum gnemonL.

• Deskripsi

Melinjo (Gnetum gnemon L.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies tanaman tahunan berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina) yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5- 10 m. tajuknya membentuk piramid atau kerucut yang langsing.

Akar : Akarnya kuat. Batang : Batang lurus, kokoh, dengan kulit abuabu dan ditandai dengan ruas ruas melingkar seperti cincin pada batangnya.

Daun : Daun tunggal berhadapan, berbentuk jorong sampai oval dengan ujung tumpul,  panjang 7.5-20 cm dan lebar 2.5-10 cm; urat daun sekunder saling bersambungan.

Bunga : Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola

Buah : Buah seperti buah keras (nutlike), berbentuk jorong , panjang buah 1-3.5 cm, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu (horny).

Biji : Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan  berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril

yang berdaging, berbentuk ellipsoid bujur telur atau biji perbuah. • Manfaat

Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). "Bunga" (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji , Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk  (Emping), Emping merupakan panganan hasil industri rumahtangga dan berperan

 penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa. Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki  perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Akhir-akhir ini, ilmuwan Jepang menemukan bahwa ternyata biji melinjo bukanlah  penyebab dari penyakit `asam urat` yang selama ini ditakutkan oleh masyarakat luas.

(8)

3. Colocasia esculenta (Talas)

• Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Arecidae

Ordo : Arales

Famili : Araceae (suku talas-talasan) Genus : Colocasia

Spesies: Colocasia esculenta(L.) Schott

• Deskripsi

Daun yang muncul dari tunas apikal komus berupa gulungan dengan tangkai daun panjang dan tegak yang menopang lembar daun yang lebar dan besar, berbentuk tameng. Tangkai daunnya lembut panjang padat berisi, tetapi memiliki banyak rongga udara yang memungkinkan tanaman  beradaptasi terhadap kondisi tergenang. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan getah

menggigit yang ditemukan di seluruh jaringan.

Tinggi tanaman ini antara 0,5 – 1,5 m dan memiliki daun berjumlah 2 sampai dengan 5 helai. Daun merupakan daun lengkap, yaitu memiliki helaian daun, tangkai daun dan pelepah serta termasuk daun tunggal. Tangkai daun berwarna hijau, bergaris-garis tua dengan panjang 20 – 60 cm. Daun berbentuk perisai, berwarna hijau dan terkadang agak kekuning-kuningan. Pangkal daun  berlekuk dan ujungnya meruncing. Ibu tulang daun daun besar dan dapat dibedakan dengan jelas dengan anak-anak tulang daun lainnya. Tepi daun rata, dengan pertulangan daun menjari dan tipe  peruratan daun memata jala. Bagian bawah daun berlapis lilin, sedangkan bagian atas daun  berwarna lebih cerah dari bagian bawahnya dan memiliki tekstur yang kasap. Batang sangat  pendek, biasanya terbungkus oleh pelepah daun dan berbentuk umbi (bongkol) yang seringkali kita konsumsi. Batang berada di dalam tanah, berwarna coklat agak kehitaman dan terkadang diseliputi oleh bulu-bulu yang halus. Batang berbentuk bulat dan jarak antar ruas batang sangat sempit atau  pendek. Arah tumbuh batang tegak, sehingga berdasarkan arah tumbuhnya cabang maka talas

memiliki model arsitektur Chamberlain. Akar tanaman ini termasuk sistem perakaran serabut, dimana akar berasal atau tersusun atas sekelompok akar adventif yang terletak pada batang yang sangat pendek dan berbentuk filiformis.

Organ reproduktivum tanaman ini adalah : tongkol 2-3, dai ketiak daun, tangkai 15-60 cm. Seludang 10-30 cm panjangnya, oleh suatu penyempitan melintang dibagi menjadi 2 yang tidak  sama besarnya; bagian bawah hijau, menggulung, tetap tinggal; bagian atas lebih panjang, kuning oranye, rontok. Bagian tongkol betina hijau, tercampur dengan bunga yang berkembang tak  sempurna dan berwarna mentega, 1-4,5 kali lk 1 cm; di atasnya menyempit, warna mentega, dengan hanya bunga steril, bagian jantan berwarna mentega, panjang 3-6,5 cm, dengan kepala sari  bersatu dalam kelompok; bagian ujung telanjang, panjang 2-5 cm. Bunga yang tumbuh tidak 

sempurna berbentuk gada persegi 3-5. Buah buni hijau, diameter lk 0,5 cm. Biji berbentuk spul,  beralur membujur.

• Manfaat

Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan

(9)

tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok  di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada  permainan tradisional dan upacara-upacara.

Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak  dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan  juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai

selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan  pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi  permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.

4.  Arachnis flos-aeris L. (Anggrek Kalajengking)

• Klasifikasi Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Classis : Liliopsida Sub Classis : Liliidae Ordo : Orchidales Familia : Orchidaceae Genus : Arachis

Species : Arachis flos-aeris

• Deskripsi

Anggrek kalajengking mempunyai akar yang cukup unik yaitu memiliki perakaran gantung dan biasanya pada saat muda setelah agak tua akarnya akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang yang seakan-akan menunjang batang agar tidak roboh.

Bunga majemuk berkelamin dua, zygomorf, mempunyai benang sari dan kepala putik yang terletak pada suatu kotak dan pada tenda bunga mempunyai serupa tajuk dan warnanya bermacam  – macam. Seperti warna tajuk bunga. Bunganya banyak terdapat pada setiap tangkai dan berbentuk 

seperti kalajengking. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai rumus bunga ♀↑P5, A1, G1. Artinya bunga ini merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah daun tenda bunga yang tidak berlekatan, 2 buah benang sari dan 2 buah putik  yang juga tidak saling berlekatan.

Panjang daun mencapai 35 cm, berwarna hijau tua pada daerah yang ternaungi, namun akan berwarna kuning jika daun tersebut terkena sinar matahari langsung. Lebar daunnya 5 cm.  berbentuk pita pipih memanjang. Jarak antar daun berkisar 5 cm. tersusun secara horizontal pada

(10)

• Manfaat

Anggrek kalajengking banyak digunakan untuk dekorasi ruangan maupun taman.

5.  Dypsis lutescens (Palem Kuning)

• Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Arecidae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus : Chrysalidocarpus

Spesies: Chrysalidocarpus lutescens

• Deskripsi

Tumbuhan anggota suku pinang-pinangan (Arecaceae) ini berasal dari Madagaskar namun di tempat asalnya sekarang terancam. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga setingg 6m, meskipun  biasanya di pekarangan hanya setinggi 3m karena alasan keindahan. Seperti palem lainnya, daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning). Daun ini memiliki pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80 hingga 100 lembar.

Mayangnya dapat mencapai 1m dengan bunga berwarna kuning. Buah berdiameter hingga 2,5m dan berwarna kuning hingga ungu. Perbanyakannya relatif mudah karena dapat diperbanyak  secara vegetatif.

• Manfaat

Tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar (hedge) yang merupakan pembatas antara  bagian tanaman yang satu dengan yang lain.

(11)

08.00-09.30 I, II,III, IV Kewarganegaraan

 VI Agama Islam (D-III)

09.45-11.15 I, II, III, IV Biokimia

09.45-11.15 VI Ilmu Sosial Dasar (D-III)

13.10-14.40 III, IV, V Biologi Konservasi

14.55-16.25 II Virologi

08.00-09.30 I, II, IV, V Agama Islam

III Agama Katholik + Agama Protestan

 VI Statistika (D-III)

09.45-11.15 I, III, IV Biologi Dasar II

 VI Biokimia (D-III)

13.10-14.40 I, III Mikologi

08.00-09.30 I, II, III, IV Taksonomi Hewan

 VI Bahasa Inggris (D-III)

09.45-11.15 I, II, III, IV Struktur Perkembangan Hewan I  VI Anatomi dan Biologi Ikan (D-III)

13.10-14.40 II Imunologi

08.00-09.30 I, IV Mikrobiologi Lingkungan

 VI Konservasi Sumber Daya Perikanan (D-III) 09.45-11.15 I, III, IV Struk. Perk. Tumbuhan I

 VI Dasar-dasar Ilmu Lingkungan (D-III)

13.10-14.40 II, III Orkhidologi

08.00-09.30 I, II, IV, V Jatidiri Unsoed

 VI Pencemaran Perairan (D- III)

Senin, 16 April 2012 A Selasa, 17 April 2012 A Rabu, 18 April 2012 A Kamis, 19 April 2012 A Jumat, 20 April 2012 A

(12)

09.45-11.15 I, II,V Mikrobiologi Industri

 VI Ekonomi Perairan (D-III)

13.10-14.40 III Mikroteknik  

08.00-09.30 I, III Ekologi Tumbuhan

 VI Teknik Budidaya Ikan Air Tawar (D-III) 09.45-11.15 I, III, IV, V Fisiologi Tumbuhan II

 VI Biologi Larva Hewan Akuatik (D-III)

13.10-14.40 II, III Toksikologi Lingkungan

08.00-09.30 I, II Fikologi

 VI Avertebrata Air (D-III)

09.45-11.15 I, II, III, IV Fisiologi Hewan II

 VI Teknik Pembenihan Ikan (D-III)

13.10-14.40 IV Biologi Laut

08.00-09.30 I, III,V Limnologi

 VI Dasar-dasar Manajemen (D-III)

09.45-11.15 I, IV Biologi Molekuler

 VI Perundang-undangan Perikanan (D-III)

13.10-14.40 I Ekologi Hewan

08.00-09.30 I, II, III, IV Biostatistika

09.45-11.15 I, II Pengendalian Hayati

13.10-14.40 I, II, III, IV, V Taksonomi Tumbuhan

08.00-09.30 I, II, III, IV, V Biologi Sel

09.45-11.15 I Parasitologi Senin, 23 April 2012 A Selasa, 24 April 2012 A Rabu, 25 April 2012 A Kamis, 26 April 2012 A Jum'at, 27 April 2012 A

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian pada bank dengan Intellectual Capital rendah dan In- tellectual Capital tinggi menunjuk- kan bahwa Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Per

*pabila pada saat konsolidasi laporan keuangan (metode ekuitas) terdapat selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian perusahaan pengakuisisi atas nilai &ajar aset

Berdasarkan uraian di atas, komparasi hasil demagnetisasi menggunakan metode tegangan DC variatif –frekuensi konstan terhadap nilai arus inrush pada inti transformator

Ama kâğıtlarda bir tek satır bile boş yer yoktu yazı yazacak (aslında bu kâğıtlarda yük va­ gonlarıyla şarap taşınmasına ilişkin bir sözleşme ya­

Setetes kecil darah kapiler atau vena meneteskannya pada serum-serum tersebut, Setetes kecil darah kapiler atau vena meneteskannya pada serum-serum tersebut, Mencampurkan dengan

Saran dari penelitian ini adalah Sakura Krakatau Bridal Salon dan Boutique bisa melanjutkan pengembangan yang sudah dilakukan beserta alternative strategi yang belum dilakukan

17 Scholarship Disbursement Register 18 Stationary Stock and Issue Register 19 Stock Register of Govt.D. Average of

Tahapan metode yang dilakukan untuk penelitian ini adalah: (1) mempelajari teori dari beberapa buku yang diperoleh; (2) observasi, yaitu mengkaji kasus yang telah ada mengevaluasi