• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Pemberian Mulsa dan Berbagai Metode Olah Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Pemberian Mulsa dan Berbagai Metode Olah Tanah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

34

 

 

 

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sorgum merupakan tanaman pangan serealia yang mempunyai daya adaptasi tinggi yaitu lebih tahan terhadap kekeringan bila dibandingkan dengan tanaman serealia lainnya serta dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah. Oleh karena itu, sorgum merupakan tanaman yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu tanaman alternatif dalam memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan industri. Adanya peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan ketersediaan bahan pangan, dapat menyebabkan terjadinya krisis pangan. Sebagai pangan dunia sorgum berada di peringkat ke-5 setelah gandum, padi, jagung, dan barley (Sirappa, 2003).

Sorgum mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan dan komoditi ekspor. Namun potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena adanya berbagai hambatan baik dari segi pemahaman akan manfaat sorgum maupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya. Sorgum merupakan salah satu tanaman bahan pangan penting di dunia. Kebanyakan produksinya digunakan sebagai bahan makanan, minuman, makanan ternak, dan kepentingan industri. Biji sorgum mengandung gizi yang tidak lebih rendah dari kandungan tanaman serealia lainnya. Dilihat dari kandungan kimianya, biji sorgum (utuh) mengandung protein 9,01 %, lemak 3,6 %, abu 1,49 %, serat 2,5 % (Laimeheriwa, 1990).

Menurut Beti, et al (1990), luas areal sorgum dunia sekitar 50 juta hektar setiap tahun dengan total produksi 68,40 juta ton dan rata-rata produktivitas 1,30 t/ha. Negara penghasil sorgum utama adalah India, Cina, Nigeria, dan Amerika

(2)

35

 

 

 

Serikat, sedangkan Indonesia termasuk negara yang masih ketinggalan, baik dalam penelitian, produksi, pengembangan, penggunaan, maupun ekspor sorgum.

Tanaman sorgum mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45⁰LU sampai dengan 40⁰LS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering sampai daerah beriklim basah. Cara budidayanya mudah dengan biaya relatif murah, dapat ditanam secara monokultur maupun tumpangsari dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembali setelah dilakukan pemangkasan pada batang bawah dalam satu kali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanamannya. Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal panen relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia (Sumarno dan Karsono, 1995).

Saat ini manfaat pengolahan tanah masih sering diragukan. Sebab banyak kenyataan menunjukkan bahwa pengolahan tanah justru membawa akibat yang sangat merugikan, antara lain akan memperbesar terjadinya erosi pada lahan-lahan yang miring, selain itu pengolahan tanah menyebabkan mineralisasi bahan organik tanah akan dipercepat sehingga berakibat kemantapan agregat akan menurun (Ananto, 1987).

Dalam kaitannya dengan pengolahan tanah telah dikenal pengolahan tanah konservasi. Pengolahan tanah konservasi bertujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sekaligus menekan erosi agar sistem pertanian dapat berkelanjutan. Salah satu pertimbangan ekonomisnya adalah bahwa teknologi dapat menghemat biaya persiapan lahan dan meningkatkan intensitas tanam melalui peghematan waktu persiapan lahan (Santoso, 2004).

(3)

36

 

 

 

Mulsa ialah bahan atau material yang dihamparkan di permukaan tanah atau lahan pertanian untuk melindungi tanah dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor luar. Peletakan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara dihamparkan atau disebarkan dengan membentuk lapisan dengan ketebalan tertentu (Priambodo et al., 2009).

Menurut Fauzan (2002) ada beberapa macam mulsa yaitu : mulsa kimia-sintetis, mulsa anorganik, mulsa organik. Mulsa kimia – sintetis meliputi bahan-bahan kimia sebagai bahan-bahan mulsa contohnya plastik transparan, plastik hitam, plastik perak, dan plastik perak hitam. Mulsa anorganik meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu bata, dan batu gravel. Mulsa organik meliputi semua bahan sisa pertanian yang secara ekonomis kurang bermanfaat seperti jerami padi, batang jagung, batang kacang tanah, daun dan pelepah daun pisang, daun tebu, alang-alang dan serbuk gergaji.

Kelebihan mulsa organik adalah dapat diperoleh secara bebas/gratis. Memiliki efek menurunkan suhu tanah. Mengonservasi tanah dengan menekan erosi. Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu. Menambah bahan organik tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu. Kekurangannya meliputi tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi. Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi (Fikri, 2012).

Mengingat pentingnya kegunaan sorgum maka perlu diupayakan peningkatan produksi sorgum dengan cara intensifikasi. Oleh karena itu penulis

(4)

37

 

 

 

tertarik untuk meneliti pengaruh olah tanah dan pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengolahan tanah dan penggunaan mulsa yang tepat guna meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench).

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh nyata olah tanah dan pemberian mulsa serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum.

Kegunaan Penelitian

Untuk mendapatkan metode olah tanah yang tepat dan penggunaan mulsa yang sesuai untuk budidaya tanaman sorgum dan memperoleh gelar sarjana Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menyusun penulisan ilmiah ini penulis menetapkan batasan permasalahan yaitu mengenai perbandingan perhitungan harga jual yang dilakukan CV.Mardonuts dan perhitungan harga

[r]

[r]

Kesimpulan dari analisis Akuntansi Diferensial pada Sanggar Linang Sayang adalah dengan mengambil keputusan untuk membeli setengah jadi Gazebo yang akan dipasarkan, karena dari

[r]

Karakteristik ini ditambah dengan konsistensi yang sangat licin menyebabkan manitol menjadi eksipien pilihan untuk formulasi tablet kunyah.

[r]

(2) Pemanfaatan arsip statis sebagai obyek pariwisata, sejarah, dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan berkoordinasi dengan