• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solidifikasi Stabilisasi Limbah Tailing yang Mengandung Merkuri (Hg) dari Pertambangan Emas Sebagai Campuran Dalam Pembuatan Concrete (Beton)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Solidifikasi Stabilisasi Limbah Tailing yang Mengandung Merkuri (Hg) dari Pertambangan Emas Sebagai Campuran Dalam Pembuatan Concrete (Beton)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertambangan emas tradisional merupakan salah satu kegiatan ekonomi masyarakat di mana para penambang memperoleh penghasilan yang cukup dari aktifitas tersebut. Di pihak lain, kegiatan pertambangan ini berpotensi mencemari lokasi dan lingkungan sekitarnya karena penerapan teknologi yang sederhana seperti penggunaan merkuri sebagai pengikat unsur emas dalam proses amalgamasi. Pencemaran tersebut terjadi ketika sebagian merkuri yang digunakan sebagai bahan pengikat unsur emas, terbuang bersama air limbah pencucian ke lokasi pembuangan baik di tanah maupun di air sungai [10]. Apabila limbah tersebut langsung dibuang ke lingkungan dan tidak diolah terlebih dahulu, maka akan berdampak terhadap keseimbangan lingkungan. Sehingga perlu langkah-langkah yang bijaksana dalam penanganannya. Sehingga resiko terhadap kerusakan lingkungan dapat diminimalisasi.

Salah satu cara pengolahan limbah berbahaya tersebut adalah dengan cara solidifikasi/stabilisasi. Solidifikasi/stabilisasi diyakini dapat membatasi pergerakan unsur dan senyawa B-3 dengan membentuk ikatan massa monolit dengan struktur yang kekar [1]. Solidifikasi/stabilisasi (S/S) bisa digunakan untuk menstabilkan logam berat dalam tanah terkontaminasi dengan cara penambahan semen sebagai pengikat limbah logam berat.

Tujuan proses solidifikasi/stabilisasi adalah untuk mengurangi pelepasan kontaminan baik secara fisik maupun kimia dan mengkonversi atau mengubah limbah berbahaya ke dalam bentuk yang bersahabat dengan lingkungan dan digunakan untuk keperluan konstruksi atau penimbunan tanah [4].

(2)

Proses Solidifikasi/Stabilisasi telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya : Penelitian tentang daur ulang limbah berbahaya dengan metode Solidifikasi/Stabilisasi abu terbang dari insenerator. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat formula yang paling efektif atau yang paling baik mengikat logam berat dalam limbah tersebut yang terdiri dari 20% fluid fly ash, 40% classic fly ash, 10% semen dan 30% limbah berbahaya. Kandungan logam berat yang dihasilkan setelah perendaman adalah kandungan sulfat sebesar 76mg/l, kandungan Hg sebesar 0,0001 mg/l, kandungan Ni sebesar 0,007 mg/l, kandungan Cu sebesar 0,17mg/l dan Kekuatan kompresif tertinggi dicapai sebesar 6,2 N/mm2 [1].

Penelitian mengenai Solidifikasi/Stabilisasi limbah berbahaya dan limbah radioaktif dengan menggunakan semen alkali aktif. Semen alkali aktif adalah semen slag yang diaktifkan dengan Natrium Silikat Hidrat (C-S-H). Hasil yang telah dipublikasikan mengkonfirmasi bahwa semen alkali aktif dapat digunakan secara efektif untuk stabilisasi/solidifikasi dari berbagai limbah radioaktif dan limbah berbahaya seperti logam Zn2+, Pb2+, Cd2+ Cr6+, dan Hg2+ [4].

Penelitian mengenai Pemanfaatan Lumpur Limbah Cair B-3 yang Mengandung Pb dan Cr dari Industri Percetakan Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Paving Block. Hasil penelitian ini, 10% lumpur limbah cair dalam campuran bahan pembuatan Paving Block memberikan kekuatan tekan sebesar 229,375 kg/cm2 dan daya serap air sebesar 11,334%. Setelah dilakukan perendaman pada Paving Block kadar Cr dan Pb adalah sebesar 0,5 ppm dan 0.1 ppm. Sehingga memenuhi SNI bata beton untuk lantai (Paving Block) dan mampu mengungkung limbah B-3 [2].

(3)

mg/l, Chromium (Cr) <0,015, Mercury (Hg) ) 0,0031 dan Zink (Zn) 0,083 sehingga dapat digunakan untuk konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindungi dari cuaca luar [11].

Pertambangan emas tanpa izin (PETI) adalah kegiatan pertambangan yang tidak mempunyai izin atau ilegal. Kegiatan pertambangan ini dilakukan secara tradisional, yang biasanya dilakukan oleh masyarakat di tepi sungai dengan cara mendulang. Namun hal ini sudah dilakukan dengan mesin jet dan para penambang liar juga menggunakan bahan kimia [10]. Limbah yang dihasilkan disebut juga dengan tailing. Tailing merupakan material halus yang berupa mineral yang tersisa setelah mineral berharganya diambil dalam suatu proses pengolahan bijih [20].

Pekerja tambang yang bekerja pada proses amalgamasi berpotensi besar menghirup merkuri. Para penambang memang mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil penjualan emas tersebut, namun penggunaan merkuri dan proses pembuangan limbah yang tanpa diolah terlebih dahulu ternyata terbukti telah mencemari lingkungan dan penduduk sekitar. Berdasarkan hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang solidifikasi/stabilisasi limbah padat dari proses penggelondongan emas.

1.2PERUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

- Bagaimana komposisi campuran limbah Tailing, pasir, kerikil, semen Portland dan air setelah di solidifikasi dalam mengikat logam Hg.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui formula terbaik proses solidifikasi.

(4)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah pertambangan emas

2. Memberi informasi tentang cara menghambat mobilisasi limbah logam berat ke lingkungan.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian BARISTAN dan di Laboratorium Beton, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Limbah padat (tailing) dari pertambangan emas tanpa izin di daerah Penyabungan.

b. Semen portland berfungsi sebagai bahan ikat secara hidrolis yaitu akan terjadi ikatan jika ditambahkan dengan air.

c. Pasir atau agregat halus adalah berfungsi sebagai pengisi yaitu mengisi rongga-rongga pada butiran yang lebih besar (agregat kasar). d. Krikil atau agregat kasar dalam penelitian ini digunakan krikil batu

pecah ukuran maksimum 20 mm. e. Air.

2. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel tetap dan variabel berubah sebagai berikut:

a. Variabel tetap

(5)

- Pasir = 31,25%;25%;18,75%;12,5%;6,25%; dan 0% - Waktu perendaman = 7, 14, 28 hari

3. Analisa yang dilakukan adalah : a. Analisa dari limbah padat (tailing)

- Kadar Hg dengan alat AAS

b. Analisa hasil solidifikasi yang meliputi : - Porositas

- Uji Tekan

Referensi

Dokumen terkait

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalaah apabila persentase daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar IPA/sains secara klasikal

IDE NTIFIKASI POTENSI, PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN LONGSORLAHAN SERTA ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI KECAMATAN1. KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2014 (Implementasi untuk

Apabila limbah atau air buangan tersebut masih mengandung urea maka dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan campuran pupuk cair guna memenuhi unsur hara mikro dan makro dalam

Kontribusi tersebut terlihat dari dilibatkannya BKGS dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dibentuk bersama-sama dengan pemerintah untuk menjaga kerukunan antar

Retail banks are highly pressured to create, develop and maintain a high quality relationship with their customers to ensure they remain in the competition. Relationship quality is

Klawu Eling Waspodo, M.Si. Pembina Tingkat I

Java 2 Micro Edition (J2ME) merupakan turunan dari Java 2 Standard Edition (J2SE) yang ditujukan untuk implementasi pada peralatan dengan jumlah memori dan kapasitas penyimpanan

Memeriksa kelengkapan Surat Permohonan, jika lengkap langsung dibuatkan Draff SKKH dan Surat Rekomendasi diajukan ke Kasi PH, jika tidak dikeambalikan kepada pemohon untuk