Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
109
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Simuntu Pada
Pokok Bahasan Pernapasan Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
Agustina, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA masih sangat rendah yaitu dibawah nilai KKM yaitu 70. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Simuntu Kec. Dampal Selatan Kab. Toli-toli. Pada pokok bahasan proses pernapasan melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Desain penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan oleh kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Simuntu dengan jumlah siswa 14 orang. 8 Orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Dari hasil tindakan pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa 65 serta ketuntasan klasikal siswa 35,72 Aktivitas guru 76,66%. Aktivitas siswa 65,00%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa 80, dengan ketuntasan klasikal siswa 92.85%. aktivitas guru 95%. Dan aktivitas siswa 93,33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Simuntu.
Kata Kunci: Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling berinteraksi (Wina Sanjaya, 2010). Keberhasilan pembelajaran antara lain ditentukan oleh keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang tepat dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik. Belajar adalah proses berpengalaman secara langsung, melalui proses berpengalaman itu diharapkan berkembang siswa secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
110 tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal, sehingga guru sangat dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa dengan baik. Darmaningtias dalam (Kartono, 2006) menyatakan bahwa guru adalah sosok yang luhur, dia dapat memberikan inspirasi kepada siswa untuk mencari kebenaran sekaligus memperjuangkan kebenaran itu sendiri.
Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola dalam pembelajaran yang bertugas menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal (Sardiman, 2006).
Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata (Wina Sanjaya, 2010). Sebagaimana hasil belajar siswa yang dilakukan selama pembelajaran, sebelumnya di SDN Simuntu kelas V pada mata pelajaran IPA masih di bawah standar hasil penilaian yang berkisar 50-60% dari jumlah siswa yang ada sebanyak 14 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 6 orang perempuan sebagaimana standar dari ketuntasan belajar minimal nilai 65. Sehingga memberikan tugas kepada guru untuk lebih bisa menggunakan pola pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan efektif sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar terhadap siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Simuntu Pada Pokok Bahasan Proses Pernapasan Melalui Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL)”.
II.METODE PENELITIAN
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
111 (observasi), 4) Pencerminan pada siklus selanjutnya (Refleksi), dalam satu sistem siklus alur penelitian. Adapun siklus alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Wardani, (2006).
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mimbala dan yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V yang mengikuti mata pelajaran IPA dengan jumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 8 orangs iswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.
Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan oktober 2014 minggu ke 2 sampai dengan bulan januari 2015
Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri siswa dan guru.
Daya serap individu siswa
Kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA SDN simuntu adalah 70 maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dapat diuraikan dengan rumus sebagai berikut:
Daya Serap Individual ( DSI )=
x
x 100%
Y
Dengan: X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi Refleksi
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
112 DSI = Daya serap individu
Suatu individu dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%
Ketuntasan Belajar klasikal
Ketuntasan Belajar (KB) = Banyaknya siswa yang tuntas x 100% Skor Maksimal Seluruh Tes
suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70%.
Daya Serap Klasikal
Daya Serap kelasikal = SkorTotal Peserta Tes x 100% Skor Maksimal Seluruh Tes
Suatu kelas dikatakan tuntas daya serap klasikal jika persentase yang dicapai sekurang-kurangnya 70%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalaah apabila persentase daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar IPA/sains secara klasikal mencapai 70% dari jumlah siswa yang ada dikelas V SDN Simuntu. maka data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa selama penelitian.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and learning pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Simuntu digunakan lembar observasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan pedoman bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang diobservasi langsung oleh teman sejawat
Deskripsi Siklus I
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
113 Hasil dari pengamatan terhadap observasi aktifitas guru pada siklus I dengan nilai persentase baik. Aspek yang perlu ditingkatkan pada siklus I adalah cara siswa dalam memberikan kesimpulan terhadap hasil kegiatan pembelajar dan guru dalam pemberian pujian terhadap setiap usaha siswa belum maksimal dan perlu ditingkatkan.
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan 65%.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I, tentang observasi aktivitas siswa berada pada kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa dari aspek yang diamati masih pada penilaian cukup, karena masih banyak siswa yang belum percaya diri terutama dalam aspek tanya jawab dengan guru.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 76,66%. 3) Hasil Tes akhir Siklus I
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 65 4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 35,72%
Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsungdiperoleh kekurangan-kekurangan yang direflesikan pada siklus II sebagai berikut.
1. Kurangnya kesiapan dan kesanggupan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang 3. Sebahagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan
4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang. Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
114 Setelah diketahui hasil penilaian pada Siklus I, pemberian tes awal di mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70 % dan ketuntasa klasikal 35,72 %. Maka peneliti kemudian melanjutkan pada siklus II
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan
93,33%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, tentang observasi aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 95%. 3) Hasil Tes akhir Siklus II
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 80 4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 92,85%
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi melalui tes akhir dan lembar observasi guru dan siswa pada siklus II, bahwa tindakan pada siklus II dengan penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah dilaksanakan dengan maksimal, adapun refleksi setelah melaksanakan siklus II yaitu:
1. Sebagian besar siswa telah memiliki motivasi belajar yang tinggi
2. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II mencapai 92,85% mengalami peningkatan hasil belajar yang sebelumnya hanya mencapai 64,28% pada siklus I. Ini menandakan bahwa semakin banyak siswa yang tuntas sehingga mengambarkan bahwa hasil belajar siswa semakin baik.
3. Penerapan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA telah terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru telah mempersiapkan diri dengan baik, peningkatan itu dapat dilihat pada aktivitas siswa meningkat dari 65,00% pada siklus I dan menjadi 93,33% pada siklus II, dengan kategori sangat baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
115 memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan model Contextual Teaching and Learning tidak lagi dilanjutka pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Kegiatan penelitian ini diawali dengan membuat rencana tindakan, kemudian pelaksanaan tindakan, pengamatan dan repleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN
Simuntu. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, diantaranya:
1. Siswa lebih tertarik (memberikan respon posititif) terhadap apersepsi yang diberikan oleh guru
2. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan benar
4. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dengan baik. 5. Kemampuan siswa mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru meningkat
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus pada pembelajaran IPA di kelas V SDN Simuntu Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-Toli dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching end Learning, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas terdapat 5 orang siswa dengan nilai rata-rata 65 dan persentase ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 35,72 %. Berdasarkan ketetapan di SDN Simuntu Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat dinyatakan tuntas apabila 75 % siswa mendapat nilai 70.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
116 Meningkatnya ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Contextual teaching and Learning dikarenakan pada pembelajaran ini siswa lebih termotivasi untuk belajar karena siswa dapat bekerja sama dalam mendapatkan pengetahuan melalui tahap alami di mana dapat mengubah teori yang ada menjadi pengalaman yang nyata atau konkret bersama teman sekelompoknya yang memiliki kemampuan yang beragam atau heterogen,
sehingga mereka dapat bekerja sama untuk menuntaskan bahan ajar yang mereka pelajari pada saat itu. Selain itu, adanya proses penamaan terhadap konsep yang
dipelajari dapat membuat siswa tertarik dengan materi pembelajaran dan dapat membantu siswa agar tidak kesulitan dalam memahami materi pembelajaran pada saat itu. Karena penamaan akan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan materi yang didapatkan pada proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pernapasan di SDN Simuntu. Hal ini berdasarkan hasil
penelitian pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa adalah 65 serta ketuntasan belajar klasikal siswa 35,72, hasil observasi kegiatan guru 76,66 % dan hasil
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
117 Saran
Pembelajaran dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan pembelajaran baik pada mata pelajaran IPA maupun pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Strategi Pembelajaran Kontekstual. (http://.wordpress.com /2010/03/10/ strategi-pembelajaran kontekstual/ di Akses 13 Agustus 2014).
Budiman Nandang, (2000). Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Kartono. (2006). Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV. Citra Praya.
Sanjaya, Wina, (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..
Sulistyanto, Heri, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.