BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
` 1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca
indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat,A.2007).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Pengetahuan menurut HR Bloom adalah
hasil tahu yang dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar
(Notoatmodjo, 2010) .
Menurut Bahtiar (2006) dalam Afdhal (2009), pengetahuan adalah
semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil
2 . Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi
yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara luas.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill sebenarnya. misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan - perhitungan hasil
penelitian.
d. Analisis (Analysis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menggunakan
materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen yang masih saling
terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objektif (Mubarak,I.,W,.2011).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Usia
Semakin cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau
kematangan akan lebih mudah untuk berpikir dan mudah menerima
informasi tentang kehamilannya.
b. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah
menerima informasi, semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai” yang diperkenalkan.
c. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik
kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar
diperlukan berfikir yang logis dan kritis.
d. Intelegensi
Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk
menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau
masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi
lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan dibanding dengan
e. Sosial-Ekonomi
Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat
yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki
sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu
atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa
takut untuk mengambil sikap atau tindakan.
f. Sosial Budaya
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super
egonya.
g. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas
daripada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan
mempunyai banyak informasi dan pengalaman.
B. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An individual’s
attitude is syndrome of response consisitency with regard to object.”Jadi jelas, disini
dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons
stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan
Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan
dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta
menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan
bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan
kontrasepsi.
Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek
itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan
mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap
mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan,
berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan
tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan
pengetahuan tersebut.
Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang
mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat
mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar
seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek
yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap
positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan
(reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku
(tindakan) atau reaksi tertutup).
Skema 1.
Hubungan sikap dan tindakan
Komponen pokok sikap:
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnaya, berarti
bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap STIMULUS
(Rangsangan)
PROSES STIMULUS
REAKSI
TERBUKA
REAKSI
objek. Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang menilai
terhadap penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang
membahayakan.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap
adalah ancang- ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka(tindakan).
Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit kusta di atas, adalah apa
yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit kusta.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh : seorang ibu
mendengar (tahu) penyakit demam berdarah (penyebabnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
C. Konsep Dasar Nifas
1. Masa Nifas
Masa nifas (Peurperium) adalah di mulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.(Anggraini,Y.,2010).
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
sedangkan batasan maksimumnya adalah adalah 40 hari
(Wulandari,dkk,2011).
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa
atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim(Suherni,dkk ,2009).
2. Perawatan Pasca Persalinan.
a) Mobilitas.
Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada
kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah
persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairan vagina.
b) Nutrisi
Makanan harus bermutu bergizi dan cukup kalori, sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah-buahan.
c) Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat pada 24-48 jam
pertama sampai sekitar hari ke -5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena
volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan
d) Defekasi.
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa
sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haemorroid.
e) Perawatan Payudara.
Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi
pembengkakan akibat bendungan ASI.
f) Laktasi atau menyusui
g) Pemeriksaan pasca persalinan.
1) Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.
2) Keadaan umum : suhu badan dan selera makan.
3) Payudara, ASI, puting susu.
4) Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum.
5) Sekret yang keluar, misal Lochia, Flour albusi.
6) Keadaan alat-alat kandungan.
7) Nasehat untuk ibu post natal.
a) Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan.
b) Sebaiknya bayi di susui.
c) Melakukan KB.
3. Tujuan Masa Nifas
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif,(menyeluruh)
c) Mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi
d) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya
e) Memberikan pendidikan kesehatan dan pelayanan keluarga kontrasepsi
(Rukiyah,dkk,2011).
Tujuan masa nifas sangat penting terutama untuk mencari kemungkinan
ada infeksi, membicarakan tentang metode KB untuk menjarangkan
kehamilan.
D. KONSEP DASAR ALAT KONTRASEPSI
1. Pengertian Alat Kontrasepsi
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi.
Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun efektif secara menyeluruh.
Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode
lainnya (Mulyani, Siti, Nina, dkk, 2013).
Program KB adalah suatu gerakan masyarakat yang menghimpun dan
mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia
indonesia (BKKBN,2005).
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
keluarga berencana (KB).Teknik konseling yang baik dan informasi yang
memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada (Affandi,
Biran,dkk,2011).
Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan
penurunan tingkat kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan
alat kontrasepsi. Program KB merupakan salah satu program upaya untuk
peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil
bahagia sejahtera. Dalam penggunaan alat kontrasepsi ibu nifas harus
mengetahui kontrasepsi yang sesuai. Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
yang rendah akan mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan alat
kontrasepsi.
Sikap yang baik petugas kesehatan dalam melakukan konseling bagi
calon klien KB:
a) Memperlakukan klien dengan baik.
b) Interaksi antara petugas dengan klien.
c) Memberikan informasi yang baik dan benar.
d) Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
f) Membantu klien untuk mengerti dan mengingat(Affandi, Biran, dkk,
2006).
2. Metode Alat Kontrasepsi
a) Kontrasepsi Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) Macam-macam alat kontrasepsi hormon estrogen :
1). Pil kombinasi
Jenis pil kombinasi antara lain :
(a) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(b) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(c) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan 3 dosis yang
berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif ( Affandi, Biran,dkk,
2011).
Cara kerja pil kombinasi :
(a) Menekan ovulasi.
(c) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
(d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula.
Manfaat dari pil kombinasi :
(a) Tidak mengganggu hubungan seksual.
(b) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid.
(c) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
(d) Mudah dihentikan setiap saat.
(e) Dapat digunakan kontrasepsi darurat.
(f) Dapat digunakan usia remaja sampai menopause
Keterbatasan pil kombinasi :
(a) Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari.
(b) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
(c) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan
pertama.
(d) Pusing.
(e) Nyeri payudara
(f) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi
Yang dapat menggunakan pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi
seperti :
(a) Usia reproduksi
(b) Telah memiliki anak ataupun yang belum
(c) Gemuk atau kurus
(d) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
(e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(f) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberi ASI eksklusif,
sedangkan semua kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu
tersebut.
(g) Pasca kegugguran
(h) Anemia karena haid berlebihan
(i) Nyeri haid hebat
(j) Riwayat ektopik
(k) Kencing manis tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah.
Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi adalah :
(a) Hamil atau dicurigai hamil
(b) Menyusui eksklusif
(c) Perdarahan pervaigna yang belum diketahui penyebabnya
(e) Perokok dengan usia > 35 tahun
(f) Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah
>180/110mmHg
(g) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >
20 tahun
(h) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
(i) Migrain dan gejala neurologik fokal(elipsi/ riwayat epilepsi)
(j) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
2) Suntikan Kombinasi
Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depomedroksi progesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat yang diberikan injeks I.M sebulan
sekali (cylofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol
Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.
Cara kerja suntikan kombinasi
(a) Menekan ovulasi
(b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu
(c) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi :
(a) Resiko terhadap kesehatan kecil
(b)Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
(d) Jangka panjang
(e) Efek samping sangat kecil
(f) Mengurangi jumlah perdarahan
(g) Mengurangi nyeri saad haid
Kerugian memakai suntik kombinasi
(a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan bercak/spoting atau perdarahan sela 10 hari
(b) Mual,sakit kepala, nyeri payudara ringan, keluhan ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
(c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan klien harus
kembali 30 hari untuk mendapatkan suntikan
(d) Penambahan berat badan
(e) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
Yang boleh menggunakan suntik kombinasi
(a) Usia reproduksi
(c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tingggi
(d) Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
(e) Pasca persalinan dan tidak menyusui
(f) Anemia
(g) Nyeri haid hebat
(h) Haid teratur
(i) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
Yang tidak boleh menggunakan suntik kombinasi
(a) Hamil atau diduga hamil
(b) Menyusui dibawah 6 bulan pasca persalinan
(c) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya
(d) Penyakit hati akut (virus hepatitis)
(e) Usia >35 tahuhn yang merokok
(f) Riwayat kelainan tromboemboli atau kencing manis > 20 tahun
b) Kontrasepsi Progestin
1).Kontrasepsi Suntik Progestin
Tersedia 2 jenis Kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin, yaitu:
(a) Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depo Provera), mengandung
150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntikan
Intra Muskular (didaerah bokong)
(b) Depo Noretisteron Enantat (depo noeisterat), yang mengandung 200
mg Poretindron Enantat, diberikan setaip 2 bulan dengan cara
disuntikkan IM
Cara kerja
(a) Mencegah ovulasi
(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
(c) Menjadikan slaput lendir rahim tipis
(d) Mengambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan suntik progesteron yaitu :
(a) Sangat efektif
(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap asi
(f) Sedikit efek samping
(g) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai peri
menopause.
(h) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
Keterbatasan suntik progesteron yaitu :
(a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
(2) Perdarahan haid yang banyak atau sedikit
(3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak(spotting)
(4) Tidak haid sama sekali
(b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum diberikan
(c) Permasalahan berat badan merupakan efek saping tersering
(d) Terlambatnya kembali kesuburan setelah pengehentian pemakaian
(e) Terjadi pada perubahan lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
Yang dapat digunakan suntik progestin :
(a) Usia reproduksi
(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
(d) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(e) Setelah abortus atau pengguguran
(f) Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
(g) Tekanan darah < 180/110 mmHg
(h) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(i) Anemia defisiensi besi
(j) Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan suntik progestin :
(a) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per
100.000kelahiran)
(b) Perdarahan pervaginam
(c) Penderita kanker payudara
(d) Diabetes melitus disertai komplikasi
2). Kontrasepsi Pil Progestin (Mini Pil)
Cara kerja mini pil yaitu :
(a) Menekan sekresi gonadrotropin dan sintesis sreroid seks di ovarium
(tidak begitu kuat)
(b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit.
(c) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma
Keuntungan kontrasepsi ini yaitu :
(a) Sangat efektif bila digunakan secara benar
(b) Tidak mengganggu hubungan seksual
(c) Tidak mempengaruhi ASI
(d) Kesuburan cepat kemabli
(e) Nyaman dan mudah digunakan
(f) Sedikit efek samping
(g) Dapat dihentikan setiap saat
(h) Tidak mengandung estrogen.
Keterbatasan yaitu :
(a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela,
spotting, amenorea)
(b) Peningkatan/ Penurunan berat badan
(d) Bila lupa 1 pil saja kegagalan lebih besar
(e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing dermatitis, jerawat
Yang boleh menggunakan minipil
(a) Usia reproduksi
(b) Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
(c) Pasca persalinan dan tidak menyusui
(d) Menginginkan metode kontrasepsi yang sangat efektif selama
periode menyusui
(e) Pasca keguguran
(f) Perokok segala usia
(g) Mempunyai tekanan darah tinggi.
Yang tidak boleh menggunakan minipil
(a) Hamil atau diduga hamil
(b) Perdarahan pervagina dan belum jelas penyebabnya.
(c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
(d) Sering lupa menggunakan pil
(e) Mioma uterus, progestin yang memicu pertumbuhan mioma
c) Kontrasepsi Implan Jenis Implan
(1) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut di isi dengan 36 mg
levonergestrel dan lama kerjanya 5 tahun
(2) Implanon dan sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur, di isi dengan 68 mg 3 – keto –
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
(3) Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levanor gestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
Cara kerja Implan
(1) Mengentalkan lendir serviks
(2) Membantu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
(3) Mengurangi transportasi sperma
(4) Menekan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi implan
(1) Daya guna tinggi
(2) Perlindungan jangkan panjang (sampai 5 tahun)
(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(5) Bebas dari pengaruh estrogen.
(6) Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
(7) Tidak mengganggu ASI.
(8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
(9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Keterbatasan :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya
jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
(1) Nyeri kepala.
(2) Peningkatan/penurunan berat badan.
(3) Nyeri payudara.
(4) Perasaan mual.
(5) Pening/pusing kepala.
(6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
(7) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
(8) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
(9) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun).
Yang Boleh Menggunakan Implan
(1) Usia reproduksi (20-35 tahun)
(2) Telah memiliki anak ataupun yang belum.
(3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
(5) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
(6) Pasca keguguran.
(7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
(8) Riwayat kehamilan ektopik.
(9) Tekanan darah >180/110 mmhg
(10)Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
(11) Sering lupa menggunakan pil.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
(1) Hamil atau diduga hamil.
(3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
(4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
(5) Mioma uterus dan kanker payudara.
(6) Gangguan toleransi glukosa dan memiliki riwayat hipertensi
(Meilani, dkk, 2010).
d) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya karet (lateks), plastik(vinil) atau bahan alami
(produksi hewani) . Kondom terdiri dari 2 jenis yaitu kondom wanita dan
kondom pria. Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom
wanita walaupun sudah ada tapi belum populer dengan alasan ketidak
nyamanan(berisik).
Cara kerja kondom adalah:
(1). Dapat mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita
(2). Sebagai alat kontrasepsi
(3). Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme
penyebab PMS
Manfaat Kontrasepsi kondom
(1) Efektif bila digunakan dengan benar
(2) Tidak menganggu reproduksi ASI
(3) Tidak mengganggu kesehatan klien
Keterbatasan kontrasepsi kondom
(1). Efektifitas tidak terlalu tinggi
(2). Cara penggunaan sangat mempengaruhi kontrasepsi
(3). Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual
(4). Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
Sesuai untuk pria yang:
(1)Ingin berpartisipasi dalam program KB
(2)Ingin segera mendapat alat kontrasepsinya
(3)Ingin kontrasepsi sementara
(4)Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS
Tidak Sesuai untuk pria
(1) Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi
kehamilan
(2) Alergi terhadap bahan dasar kondom
(3) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(4) Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi(Mulyani, Nina,
e) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah suatu alat yang dimasukkan
melalui serviks dan dipasang di dalam uterus. AKDR memiliki benang yang
menggantung sampai liang vagina, hal ini dimaksudkan agar keberadaannya
bisa diperiksa oleh akseptor sendiri.
Jenis AKDR
Saat ini AKDR yang masih bisa kita temui adalah :
1). AKDR yang berkandungan tembaga, yaitu copper T (CuT 380A)
dan nova T
2). AKDR yang berkandungan hormon progesteron, yaitu Mirena
3). Pada beberapa akseptor yang datang untuk melepas AKDR yang
telah dipakainya lebih dari 20 tahun, akan kita dapati bentuk lipes
loop(terbuat dari plastik).
Cara kerja :
• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
• Mencegah sperma dan ovum bertemu dan mencegah implantasi telur
dalam uterus
Indikasi AKDR
(a) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
(b) Ingin menjarangkan kehamilan
(d) Berusia diatas 35 tahun
Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(a) Kehamilan
(b) Perdarahan per vaginam yang belum terdiagnosis, namun setelah
diatasi AKDR dapat segera dipasang
(c) Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genitalia (vaginitis,
servisitis) bila telah diobati, dapat segera dipasang
(d) Riwayat kehamilan ektopik
(e) Kelainan pada panggul dan uterus ( misalnya uterus bikornis)
(f) Alergi terhadap komponen AKDR misalnya tembaga
Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(a) Efektif dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan
(b) Reversibel dan sangat efektif
(c) Tidak mengganggu hubungan seksual
(d) Metode jangka panjang ( 8 tahun)
(e) Tidak mengganggu produksi ASI
(f) Dapat dipasang segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus
Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(1) Nyeri dan mules
(2) Perdarahan (spotting)
(4) Infeksi
f) Kontrasepsi Mantap
• Tubektomi
Jenis kontrasepsi mantap diantaranya :
(a) Minilaparotomi
(b) Laparoskopi
Mekanisme kerja
Dengan mengonklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Manfaat KB MANTAP :
(a) Sangat efektif
(b) Tidak mempengaruhi proses menyusui
(c) Tidak bergantung pada faktor senggama
(d) Baik digunakan apabila kehamilannya akan menjadi resiko
kehamilan yang serius dan permanen
Keterbatasan kontrasepsi mantap
(a) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi
(b) Klien dapat menyesal dikemudian hari
(c) Resiko komplikasi kecil
(d) tidak melindungi diri dari IMS dan HIV/AIDS
Yang dapat menjalani tubektomi yaitu :
(a) Usia >26 tahun
(b) Anak lebih dari 2 oramg
(c) Yakin telah mempunyai keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
(d) Pasca persalinan
(e) Pasca keguguran
Yang tidak dapat menjalani tubektomi yaitu :
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
(2) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
(3) Infeksi sistemik
(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan (Mulyani, Nina,
g) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Macam-macam KBA :
1) Metode lendir serviks (Metode Ovulasi Billings /MOB)
2) Card yang kurang efektif misal sistem kalender atau pantang berkala
3) Dan metode suhu basal
Untuk Kontrasepsi :
Senggama dihindari pada masa subur dengan pertengahan siklus haid
atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari
liang vagina. Untuk menghitung masa subur memakai rumus siklus
terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18. antara kedua waktu
senggama dihindari.
Manfaat KBA :
(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
(2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
(3) Tidak ada efek samping sistemik
(4) Murah atau tanpa biaya
Keterbatasan KBA :
(1) Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama pemakaian)
(2) Keefektifan tergantung dari kemauan dan dispilin pasangan untuk
(3) Dibutuhkan pelatih /guru KBA (Bukan Tenaga Medis)
(4) Perlu pantang selama masa seubur untuk menghindari kehamilan
(5) Perlu pencatatan setiap hari
(6) Termometer basal digunakan untuk metode tertentu
Yang dapat menggunakan KBA :
(1) Semua perempuan semasa reproduksi baik siklus normal atau
tidak normal
(2) Semua perempuan baik paritas berapapun termasuk nulipara
(3) Perempuan kurus ataupun gemuk
(4) Perempuan merokok
(5) Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
(6) Perempuan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu
pada setiap siklus haid.
Yang seharusnya tidak memakai KBA :
(1) Perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya
(2) Perempuan sebelum mendapat haid (Menyusui, segara setelah
abortus) kecuali Metode Ovulasi Billings (MOB)
(3) Perempuan yang tidak suka menyentuh alat genetalianya (Affandi,
h) Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,
dimana pria mengeluarkan alat kelamin (Penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
Cara kerja senggama terputus :
Alat kelamin (Penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma
dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah.
Manfaat senggama terputus :
1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi ASI
3) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4) Tidak ada efek samping
5) Dapat digunakan setiap waktu
6) Tidak membutuhkan biaya.
Keterbatasan senggama terputus :
a) Efektifitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (Angka
kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan pertahun)
b) Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
c) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
Dapat dipakai untuk :
a) Suami yang ingin berpartisipasi dalam KB
b) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
c) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sampai menunggu
metode yang lain.
d) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
e) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
Tidak dapat dipakai untuk :
1) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini
2) Suami yang sulit melakukan senggama terputus
3) Istri yang mempunyai pasangan sulit bekerjasama
4) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
i) Metode Amenorea Laklasi (MAL)
Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan
ataupun minuman lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian
2) Efektif sampai 6 bulan
3) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya
4) umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)
• Penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi
(1) Efektifitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca
persalinan)
(2) Segera efektif
(3) Tidak mengganggu senggama
(4) Tidak ada efek samping secara medis
(5) Tidak perlu pengawasan medis
(6) Tidak perlu obat atau alat
(7) Tanpa biaya
Keterbatasan :
(1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
(2) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial
Yang dapat menggunakan MAL
(1) Ibu yang menyusui secara eksklusif
(2) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan
(3) Belum mendapat mendapat haid setelah meahirkan
Yang seharusnya tidak pakai MAL
(1) Sudah mendapat haid setelah bersalin
(2) Tidak menyusui secara eksklusif
(3) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
(4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam (Affandi,