• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKAP PT RNI (PERSERO) 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RKAP PT RNI (PERSERO) 2017"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Informasi yang terdapat dalam dokumen ini merupakan rencana perusahaan sehingga bersifat rahasia dan tidak boleh digunakan, dipublikasikan atau disebarkan ke pihak-pihak luar, baik perseorangan maupun institusi. Penggunaan Informasi secara tidak sah adalah tanggung jawab pribadi dan dapat dikenakan sanksi oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Tahun 2017

(2)

Kata Pengantar

Segenap rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada segenap keluarga besar PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2017 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Target PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) tahun 2017 kami pandang sudah cukup wajar bila melihat faktor-faktor eksternal dan internal yang akan berpengaruh pada jalannya perusahaan. Laba Sebelum Pajak Konsolidasi tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp. 193 milyar. Apa yang menjadi isu pada tahun 2016 dan berdampak besar diperkirakan akan tetap relevan untuk tahun 2017. Beberapa lainnya merupakan isu baru yang diperkirakan akan efektif berdampak pada tahun 2017 ini.

Kebijakan dan regulasi pemerintah terkait Upah, Tarif listrik, Pajak, Bea Masuk, Kuota impor komoditas dan lain-lain sangat mempengaruhi operasional dan kinerja perusahaan. Kebijakan peningkatan upah buruh dan tarif listrik, peningkatan target penerimaan negara dari sektor pajak diperkirakan akan terjadi dan secara langsung ataupun tidak akan meningkatkan beban Harga Pokok Produksi (HPP).

Pemberlakuan regulasi ekspor-impor tentu sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pembebasan Bea Masuk dan dampaknya terhadap penurunam harga barang di dalam negeri secara langsung menurunkan tingkat daya saing produk perusahaan. Efektifitas pemberlakuan regulasi terkait MEA juga merupakan ancaman yang sangat serius pada seluruh kelompok usaha perusahaan.

(3)

Akhirnya kami berharap kepada semua pemangku kepentingan (stakeholders) dapat memberikan dukungan sesuai peran dan fungsinya sehingga sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2017 ini dapat dicapai. Amin.

(4)

Daftar Isi

BAB VI HAL-HAL YANG PERLU DISAMPAIKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ... 47

6.1 Usulan Persetujuan RUPS RKAP Tahun 2017 ... 47

6.2 Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian Pemegang Saham ... 48

(5)

Daftar Tabel

Tabel 7.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 49

Tabel 7.2 : Laba (Rugi) Konsolidasian ... 51

Tabel 7.3 : Penjualan Konsolidasian ... 53

Tabel 7.4 : Beban Pokok Penjualan Konsolidasian ... 57

Tabel 7.5 : Laba Kotor Konsolidasian ... 59

Tabel 7.6 : Beban Usaha Konsolidasian... 61

Tabel 7.7 : Pendapatan & Beban Lain-lain Konsolidasian ... 61

Tabel 7.8 : Investasi Konsolidasian ... 63

Tabel 7.9 : Angka Produksi Konsolidasian ... 66

Tabel 7.10 : Formasi Karyawan Konsolidasian ... 71

Tabel 7.11 : Arus Kas Konsolidasian ... 72

Tabel 7.12 : Tingkat Kesehatan Konsolidasian ... 73

Tabel 7.13 : Proyeksi Keuangan PT RNI Holding ... 74

Tabel 7.14 : Proyeksi Keuangan PT PG Rajawali I ... 76

Tabel 7.15 : Proyeksi Keuangan PT PG Rajawali II ... 78

Tabel 7.16 : Proyeksi Keuangan PT PG Candi Baru ... 80

Tabel 7.17 : Proyeksi Keuangan PT Perkebunan Mitra Ogan ... 82

Tabel 7.18 : Proyeksi Keuangan PT Laras Astra Kartika ... 84

Tabel 7.19 : Proyeksi Keuangan PT Mitra Kerinci ... 86

Tabel 7.20: Proyeksi Keuangan PT Phapros, Tbk. ... 88

Tabel 7.21: Proyeksi Keuangan PT Mitra Rajawali Banjaran ... 90

Tabel 7.22: Proyeksi Keuangan PT Rajawali Nusindo ... 92

Tabel 7.23: Proyeksi Keuangan PT GIEB Indonesia ... 94

Tabel 7.24: Proyeksi Keuangan PT Rajawali Citramass... 96

(6)

Ringkasan Eksekutif

A. Tinjauan Rencana Hasil Usaha

PT RNI adalah perusahaan investment holding yang memproduksi gula, CPO, obat - obatan dan alkes melalui kepemilikan mayoritas perusahaan pada anak perusahaan.

Visi RNI adalah Menjadi perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti. “Terbaik” dipahami sebagai memiliki kinerja di atas rata-rata kelompok industri yang beroperasi secara efektif dan efisien serta siap menghadapi tantangan.

1) Pendapatan Usaha

Prognosa pada 31 Desember 2016 perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp 5,69 triliun yang terdiri dari kelompok industri tebu Rp 1,75 triliun, perkebunan Rp 286 milyar, obat-obatan dan alat kesehatan 2,17 triliun, Perdagangan Umum Rp 1,33 triliun serta barang dan jasa lainnya Rp 140 milyar.

Hasil usaha perusahaan pada RKAP Tahun 2017 mencerminkan pertumbuhan pendapatan pada semua kelompok usaha. Kontribusi pendapatan tebu 26% dan diproyeksikan turun 8%. Pendapatan perkebunan memberikan kontribusi 9% dan diproyeksikan naik 101%. Pendapatan obat-obatan dan alkes memberikan kontribusi 38% dan diproyeksikan naik 12%. Pendapatan perdagangan umum lainnya memberikan kontribusi 27% dan diproyeksikan naik 15%.

(7)

2) Total Biaya

Rencana hasil usaha perusahaan untuk tahun 2017 juga menunjukkan pertumbuhan beban usaha sebesar 10% dari prognosa 2016. Pertumbuhan beban dipicu oleh beban pegawai, beban administrasi umum, dan beban promosi & distribusi. Beban usaha perusahaan pada RKAP Tahun 2017 sebesar Rp. 1,18 triliun mengalami pertumbuhan beban yang lebih tinggi dari prognosa 2016 selaras dengan pertumbuhan pendapatan. Beban Usaha PT RNI pada RKAP Tahun 2017 terinci sebagai berikut :

3) Hasil Usaha Perusahaan

(8)

B. Tinjauan Keuangan milyar. Penurunan pendapatan industri gula disebabkan oleh proses penutupan beberapa Pabrik Gula serta penurunan harga jual gula turun 12% dan tetes turun 6% dari prognosa 2016.

2) Pendapatan Perkebunan

Pendapatan Perkebunan direncanakan sebesar Rp. 576 milyar atau 201% terhadap prognosa tahun 2016. Prognosa 2016 hanya mencapai sebesar Rp. 286 milyar. Kenaikan pendapatan di RKAP Tahun 2017 pada kelompok perkebunan disebabkan oleh adanya peningkatan produksi CPO, PK dan penjualan TBS serta system penjualan menggunakan FOB.

3) Pendapatan Farmasi & Alkes

Pendapatan Farmasi & Alkes direncanakan sebesar Rp. 2,42 triliun atau 112% terhadap prognosa 2016. Peningkatan pendapatan Farmasi & Alkes disebabkan oleh meningkatnya penjualan obat di Phapros.

4) Pendapatan Perdagangan Umum & Lainnya

Pendapatan Perdagangan Umum & Lainnya tercapai sebesar Rp. 1,69 triliun atau 116% terhadap prognosa 2016. Peningkatan pendapatan Perdagangan Umum & Lainnya disebabkan oleh meningkatnya produksi karung plastik, kulit hewan dan penjualan consumer goods.

b) Beban Usaha

(9)

milyar serta biaya pemasaran naik 7% di PT Phapros Tbk, PT PG Rajawali II, PT Mitra Rajawali Banjaran, PT Rajawali Citramass dan PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring (biaya kirim).

c) Arus Kas Bersih

Arus Kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasi surplus Rp. 124 milyar yang disebabkan oleh:

1) Penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp. 6,16 triliun diimbangi dengan pembayaran kas ke pemasok sebesar Rp. 5,53 triliun.

2) Sedangkan pembayaran beban pajak, biaya bunga dan biaya operasional lainnya sebesar Rp. 501 milyar.

Saldo Kas Akhir Rp. 326 milyar dengan defisit kas sebesar Rp. 183 milyar akibat aktivitas investasi utamanya pengembangan pabrik gula.

d) Laporan Posisi Keuangan Per Akhir Periode

Total aset 2017 direncanakan sebesar Rp. 9,01 triliun meningkat sebesar Rp. 1,60 triliun dari prognosa 2016 yaitu Rp 7,4 triliun. Peningkatan sebesar 22% memenuhi shareholder aspiration Kementrian BUMN yang diuraikan sebagai berikut:

d.1. Aset Lancar

Aset lancar RKAP Tahun 2017 berjumlah Rp 3,07 triliun naik sebesar Rp. 232 milyar atau 8% dari prognosa tahun 2016 utamanya berasal dari:

1) Kas dan setara Kas turun sebesar Rp. 183 milyar

2) Piutang usaha naik sebesar Rp. 163 milyar

3) Piutang lain-lain naik sebesar Rp. 44 milyar

4) Sedangkan Persediaan naik sebesar Rp. 32 milyar.

d.2. Aset tidak lancar naik sebesar 30% atau Rp. 1,37 triliun utamanya karena meningkatnya investasi jangka panjang sebesar Rp 707 milyar sehubungan dengan adanya rencana investasi pada pabrik gula dan pabrik gula cair.

d.3. Dari sisi Liabilitas

(10)

C. Rencana Kinerja Operasional Produksi

1). Industri Gula

Total produksi gula masa giling 2017 direncanakan sebesar 310.302 ton atau mencapai 106% terhadap prognosa tahun 2016 sebesar 293.408 ton. Hal ini rendemen RKAP Tahun 2017 sebesar 7,35% lebih tinggi dari prognosa 2016 sebesar 6,68% dikarenakan di tahun 2017 diasumsikan masuk pada musim kemarau kering.

2). Perkebunan

a) Produksi CPO pada tahun 2017 direncanakan sebesar 51.726 ton atau 216% dari prognosa 2016 sebesar 23.935 ton dan produksi PK 2017 direncanakan sebesar 11.485 ton atau 222% terhadap prognosa 2016 sebesar 5.183 ton. Hal ini karena meningkatnya produktivitas TBS yang yang direncanakan di atas prognosa tahun 2016. Sehingga jumlah TBS yang diolah PKS di atas prognosa 2016. Peningkatan produktivitas TBS disebabkan pencapaian rendemen yang lebih tinggi dibanding prognosa tahun 2016.

b) Produksi Karet Kering RKAP Tahun 2017 sebesar 1.096 ton mencapai 109% terhadap prognosa tahun 2016.

c) Produksi Teh RKAP Tahun 2017 sebesar 4.700 ton atau di atas prognosa 4%.

3). Produk Lainnya

a) Produksi Kondom RKAP Tahun 2017 sebesar 184.000 gross atau naik 9% dari prognosa 2016, hal ini diakibatkan oleh penyesuaian permintaan pasar.

b) Produksi karung plastik RKAP Tahun 2017 sebesar 104.500 ribu lembar, diatas prognosa 2016 sebesar 94%, sedangkan produksi kantong plastik kemasan direncanakan sebesar 67.330 ribu lembar di atas prognosa sebesar 48% kenaikan tersebut karena adanya sinergi antar BUMN.

c) Produksi kulit hewan direncanakan sebanyak 882 ribu square feet atau naik dari prognosa 2016 sebesar 134%.

D. Investasi

Investasi RKAP Tahun 2017 secara konsolidasi sebesar Rp. 1,64 triliun atau naik sebesar 80% dari prognosa 2016, yang terdiri dari investasi rutin Rp. 508 milyar dan investasi pengembangan Rp. 1,14 triliun.

(11)

Investasi Pengembangan RKAP Tahun 2017 sebesar Rp. 1,14 triliun utamanya berasal dari pengembangan industri gula Rp. 530 milyar, gula cair Rp. 250 milyar serta tanaman dan non tanaman di PT Mitra Ogan dan PT Laras Astra Kartika sebesar Rp. 115 milyar.

E. Sumber Daya Manusia

RKAP Tahun 2017 Total karyawan PT RNI Group adalah sebanyak 13.845 orang atau naik dari prognosa tahun 2016 sebanyak 242 orang yang terinci atas karyawan pimpinan naik sebanyak 53 orang, karyawan pelaksana naik sebanyak 326 orang dan jumlah karyawan KKWT turun 137 orang. Kenaikan jumlah karyawan utamanya terjadi di PT Phapros, Tbk naik sebanyak 265 orang, PT Rajawali Nusindo naik sebanyak 109 orang dan PT PG Rajawali II naik sebanyak 252 orang dan PT PG Rajawali I naik sebanyak 69 orang. Dampak program regrouping, jumlah karyawan PT PG Candi Baru turun sebanyak 484 orang.

F. Program Kerja

Untuk mencapai sasaran diatas, program kerja per kelompok usaha adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Tebu

Untuk mencapai laba target RKAP 2017, dicapai melalui upaya peningkatan produksi dan produktivitas on farm maupun off farm.

Pada sisi on farm, program kerja yang direncanakan adalah peningkatan pemeliharaan tanaman, penataan varietas mengarah pada komposisi ideal pemenuhan tenaga tebang dan sarana transportasi tebang angkut serta mekanisme seleksi (kualitas) penerimaan bahan baku tebu mengacu kriteria MBS (Manis, Bersih, Segar).

Pada sisi off farm, pemantapan kapasitas dengan mengoptimalkan kapasitas giling disemua pabrik gula. Sedangkan untuk meningkatkan rendemen serta efisiensi biaya operasional dilakukan dengan cara:

a) Peningkatan kualitas gula mengacu pada standar SNI melalui pengawasan proses lebih intensif.

b) Efisiensi biaya produksi melalui pengendalian biaya pada proses perencanaan, proses pengadaan sampai dengan aplikasi atau penggunaan sarana produksi.

c) Beberapa program Improvement 2017 antara lain : 1) Meningkatkan kapasitas air dan luas siraman

2) Mengantisipasi musim kemarau yang panjang dengan cara menambah jumlah pompa untuk kecukupan jumlah penyiraman.

2. Kelompok Perkebunan

(12)

Sawit & Karet :

1) Peningkatan produktivitas kebun melalui peningkatan intensifikasi pemeliharaan (sanitasi) kebun sesuai rotasi, pemupukan tanaman sesuai rekomendasi serta penyiangan/perbaikan sarana kebun, perbaikan jalan & jembatan untuk mendukung pemanenan.

2) Melakukan sortasi TBS ketat pada setiap lini dari kebun sampai pabrik. 3) Pengoperasian PKS disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku. 4) Optimalisasi manajemen panen dan angkut.

Teh :

1) Meningkatkan produksi teh hijau. 2) Meningkatkan penjualan retail.

3) Pembangunan PLTA dibangun dengan membentuk badan usaha dalam bentuk join ventur dengan PT Brantas Energi, total potensial listrik 15,6 MW untuk digunakan oleh PT PLN Persero).

3. Kelompok Farmasi dan Alkes

Untuk mencapai target laba, kelompok Farmasi & Alkes mengembangkan program kerja fokus kepada upaya sebagai berikut:

Farmasi :

a) Meningkatkan item produk yang masuk dalam e-catalog. b) Bersaing di sektor rumah sakit untuk produk injeksi.

c) Meraih peluang pelayanan BPJS khususnya obat PRB (Pengobatan Rujuk Balik) : Hipertensi, Asma, Diabetes dan penyakit metabolik lainnya diseluruh Rumah Sakit.

d) Meningkatkan coverage area dengan menerapkan proses bisnis yang terencana, efektif dan efisien.

e) Penyempurnaan pola & aktivitas promosi ATL (Above The Line) maupun BTL (Below The Line) yang sesuai dengan karakter produk, target pelanggan dan tingkat persaingan yang ada.

f) Perluasan & pembenahan channel distribusi berbasis pada chain store outlet dan online selling maupun perubahan sistem kerjasama distribusi. g) Peningkatan soft-competency tenaga pemasaran di lini depan.

h) Penambahan lini produk OTC untuk melengkapi muatan aktivitas pada

existing market.

i) Membangun networking dengan perusahaan farmasi dalam dan luar negeri yang potensial untuk kerjasama (co-marketing, co-branding, kerjasama operasi & alih teknologi).

j) Organisasi marketing berbasis produktivitas.

(13)

Alat Kesehatan :

a) Co-operational production ADS.

b) Peningkatan penjualan pasar reguler dan e-catalog untuk produk Artika, ADS Skifa, RD disposible syringe.

4. Kelompok Perdagangan & Lainnya

Untuk mencapai target laba, Kelompok Perdagangan mengembangkan Program Kerja fokus kepada upaya peningkatan omset melalui :

a) Penambahan principle, produk, outlet dan penguatan sarana prasarana logistik (untuk PT GIEB Indonesia dan PT Rajawali Nusindo) serta peningkatan utilisasi kapasitas produksi pada produk karung plastik.

b) Penerapan Integrated Supply Chain untuk mendapatkan nilai tambah dalam pengadaan kebutuhan group RNI terutama kebutuhan rutin kelompok Tebu dan Perkebunan.

c) Selektif produk yang bermargin tinggi.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKAP

1.1.1 Maksud Penyusunan RKAP

RKAP adalah rencana tahunan, penjabaran RJPP pada tahun takwim, sebagai pedoman dalam pelaksanakan dan evaluasi kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam anggaran dan sasaran yang harus dicapai selama masa satu tahun.

1.1.2 Tujuan Penyusunan RKAP Tujuan penyusunan RKAP adalah:

a. Sebagai acuan sasaran, strategi, dan pedoman kerja perusahaan selama satu tahun

b. Sebagai alat koreksi Arah, Rencana dan Strategi dalam RJPP agar sesuai dengan kondisi terkini

c. Memastikan bahwa rencana yang dibuat didalam RJPP tetap dalam posisi yang dapat dilaksanakan oleh Perusahaan

d. Sebagai acuan pengukuran dan penilaian kinerja Perusahaan

1.1.3 Dasar Penyusunan RKAP

Dasar penyusunan RKAP 2016, yaitu berdasarkan Surat keputusan menteri Negara BUMN sebagai berikut:

a. Kep 100/MBU/2002; tanggal 4 Juni 2002 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

b. Kep 101/MBU/2002; tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

c. Kep 102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan rencana jangka panjang (RJP).

d. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

e. Kriteria Penilaian Kinerja Unggul BUMN (KPKU) sebagaimana surat Kementerian BUMN Nomor : S-153/S.MBU/2012 tanggal 19 Juli 2012. f. Shareholder Aspiration dari Pemegang Saham sesuai surat dari

Kementerian BUMN Nomor : S-513/MBU/08/2016 tanggal 30 Agustus 2016.

(15)

1.2. Gambaran Umum

1.2.1. Dasar Hukum Perusahaan

PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia didirikan pada tanggal 12 Oktober 1964, sesuai dengan akte Notaris Ny. Adasiah Harahap, Jakarta No 5 tanggal 12 Oktober 1964, kemudian diubah dengan Akta Notaris Joeni Moelyani Semarang No. 26 tanggal 30 Juni 1969 dan No. 17 tanggal 16 Juli 1969.

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 tahun 1968 dan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1974, PT PPEN Rajawali Nusantara Indonesia disesuaikan bentuk hukumnya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama yang sama. Perubahan bentuk badan hukum tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman No. J.A.S/25/13 tanggal 20 April 1976 dan No. C.24260-HT01-05 tahun 1983 tanggal 3 Juni 1983. Penyesuaian terhadap Anggaran Dasar Perusahaan juga telah dilakukan dengan Akta Notaris Imas Fatimah S.H, No. 87 tanggal 3 September 1986 serta telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan No. C-2-160-HT-.01.04 tahun 1987 tanggal 9 Januari 1987.

Perubahan nama PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia menjadi PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dilakukan dengan Akta Notaris Sutjipto, SH., No. 188 tanggal 28 Desember 1995, serta pengesahan dari Menteri Kehakiman No. C2-10.785.HT.01.04. TH 98 tanggal 10 Agustus 1998.

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menjadi Holding Company

dinyatakan dalam Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Akta yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, SH., No. 32 tanggal 12 Juni 2001 dan telah mendapat persetujuan Menteri kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam keputusannya No. C-05796.HT.01.04 TH.2001 tanggal 14 Agustus 2001.

Modal dasar Perusahaan sebesar Rp. 600 milyar terbagi atas 600.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000. Nilai saham tersebut telah diaktakan dengan No. 188 oleh notaris Sutjipto SH., di Jakarta tanggal 28 Desember 1995.

1.2.2. Bidang Usaha Perusahaan

(16)

1.2.2.a. Agro Industri

Kelompok usaha Agro Industri, terdiri dari Industri tebu yang menghasilkan gula dan turunannya, Industri kelapa Sawit yang menghasilkan minyak Sawit (CPO) dan Palm Kernel (PK), Industri Karet yang menghasilkan Karet Kering, Industri Teh yang menghasilkan Teh Hitam dan Teh Hijau. Perusahaan dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:

Perusahaan Agro Industri yang dikonsolidasi

PT PG Rajawali I

PT PG Rajawali I berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur, Perusahaan mengelola 2 (dua) unit pabrik gula yaitu PG Krebet Baru dan PG Rejo Agung Baru. Sumber bahan baku sebagian besar adalah tebu petani di wilayah Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT PG Rajawali I sebesar Rp. 62,5 milyar atau 100%.

PT PG Rajawali II

PT PG Rajawali II berkedudukan di Cirebon, Jawa Barat, mengelola 5 (lima) unit pabrik gula yaitu PG Sindang Laut, PG Karangsuwung, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, PG Subang, serta Pabrik Kampas Rem, PT Inti Bagas Perkasa. Sumber bahan baku adalah tebu lahan sendiri (HGU) seluas 12.000 Ha dan tebu petani di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT PG Rajawali II dan anak perusahaan sebesar Rp. 410 milyar atau 100%.

PT PG Candi Baru

PT PG Candi Baru berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, Perusahaan saat ini mengelola 1 (satu) unit pabrik gula yaitu PG Candi Baru. Sumber bahan baku sebagian besar adalah tebu petani di wilayah Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT PG Candi Baru sebesar Rp. 48,6 milyar atau 98,85%.

PT Perkebunan Mitra Ogan

(17)

PT Laras Astra Kartika

PT Laras Astra Kartika berkedudukan di Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengelola perkebunan kelapa Sawit dan PKS. Sumber bahan baku diperoleh dari lahan Inti 40% dan lahan plasma 60%. Perusahaan memiliki 1 unit PKS. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Laras Astra Kartika sebesar Rp. 39,5 milyar dengan kepemilikan saham sebesar 100%.

PT Mitra Kerinci

PT Mitra Kerinci berkedudukan di Padang, Sumatera Barat, mengelola 2 (dua) unit pabrik Teh yaitu 1 (satu) pabrik Teh Hijau dan 1 (satu) pabrik Teh Hitam yang terletak di Solok Selatan. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Mitra Kerinci sebesar Rp. 141 milyar atau 100%.

Perusahaan Industri Agro yang tidak dikonsolidasi PT PG Madu Baru

PT PG Madu Baru berkedudukan di Yogyakarta mengelola 1 (satu) unit pabrik gula. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT PG Madu Baru sebesar Rp. 24,3 milyar atau 35%.

1.2.2.b. Farmasi dan Alat Kesehatan

Kelompok usaha Farmasi menghasilkan produk obat–obatan dalam beberapa bentuk sediaan seperti Tablet, Tablet salut, Kapsul, Salep, Sirup dan Injeksi. Produk tersebut berupa produk dengan formulasi sendiri maupun lisensi. Sedangkan kelompok usaha Alat Kesehatan menghasilkan produk seperti Alat Suntik Sekali Pakai (ASSP), Kondom dan Sarung Tangan.Perusahaan dalam kelompok Farmasi dan Alat Kesehatan adalah sebagai berikut:

PT Phapros. Tbk

PT Phapros, Tbk berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah, Perusahaan memproduksi obat-obatan. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Phapros, Tbk sebesar Rp. 57,21 milyar atau 56,57%.

PT Mitra Rajawali Banjaran

(18)

1.2.2.c. Distribusi & Perniagaan

Kelompok ini terdiri dari Perdagangan Obat & Alat Kesehatan, Perdagangan umum, dan Perdagangan Agro. Distribusi obat-obatan terdiri dari obat-obatan yang dihasilkan oleh group maupun dihasilkan oleh prinsipal lain. Perdagangan umum yang dilakukan oleh RNI memiliki cakupan di 50 kota di Indonesia sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Sedangkan perdagangan Agro memperdagangkan produk Agro hasil dari perusahaan anak RNI dan produk turunannya baik dari internal maupun prinsipal lain.

Perusahaan Kelompok Distribusi & Perniagaan yang dikonsolidasi

PT Rajawali Nusindo

PT Rajawali Nusindo berkedudukan di Jakata bergerak di bidang perdagangan dan distribusi. Perusahaan memiliki 42 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Rajawali Nusindo sebesar Rp. 160 milyar atau 100%.

PT GIEB Indonesia

PT GIEB Indonesia berkedudukan di Denpasar, Bali, bergerak di bidang perdagangan termasuk perdagangan lokal dan antar pulau. Perusahaan memiliki 7 cabang yang tersebar di wilayah Bali dan 1 cabang di Malang, Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT GIEB Indonesia sebesar Rp. 8,6 milyar atau 65,92%.

PT Rajawali Citramass

PT Rajawali Citramass berkedudukan di Mojokerto, Jawa Timur, memproduksi karung dan kantong plastik. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Rajawali Citramass sebesar Rp. 16 milyar atau 100%.

PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring

PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian kulit hewan. Nilai saham penyertaan PT RNI (Persero) pada PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring sebesar Rp. 51 milyar atau 100%.

1.2.2.d. Properti

(19)

1.2.3. Tata Nilai (Budaya Perusahaan)

Untuk mencapai visi - misi dan sasaran strategi perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menetapkan 5 (lima) nilai perusahaan (corporate values) sebagai landasan dalam beraktivitas yang dianut oleh seluruh insan PT RNI (Persero).

- Insan RNI bekomitmen menerapkan standar profesionalisme tertinggi melalui upaya mengejar inovasi, menata imajinasi, terbuka terhadap gagasan baru, bertindak dengan perhitungan matang, dan konsisten - Sebagai insan yang memegang prinsip profesionalisme, insan RNI

senantiasa meningkatkan tanggung jawab pribadi,terbuka terhadap perubahan dan perbaikan, serta terus belajar demi mencapai taraf kompetensi dan keahlian seiring dengan kebutuhan dalam perkembangan PT RNI (Persero)

- Insan RNI dituntut kompeten dalam bidang kerjanya, dengan terus meningkatkan kapasitas mental, untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan

- Insan RNI dituntut memiliki pengetahuan terkini, serta memiliki kemampuan mengolah informasi sesuai dengan tuntutan tugas dan pekerjaannya.

Integrity

- Integrity adalah kesetaraan pemikiran, perkataan dan tindakan secara konsisten oleh sekumpulan nilai yang sama.

- Perilaku yang tercakup dalam konsep integritas ini antara lain:jujur, tulus, dapat dipercaya, dapat diandalkan, tepat waktu, etis dan adil. Memahami diri sendiri akan menambah integritas seseorang.

Teamwork

- Sikap dalam berinteraksi atau berhubungan sosial yang efektif antar individu, kelompok unit kerja, antar kelompok kerja dananak perusahaan di lingkungan PT RNI (Persero) yang bersama-sama melaksanakan kegiatan mewujudkan tujuan perusahaan.

- Sikap kerjasama ini diwujudkan dalam kemauan saling berbagi dan saling mendukung sesama insan RNI.

(20)

Excellence

- Semangat untuk memberikan yang terbaik harus menjadi komitmen seluruh insan RNI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

- Menerapkan semangat meningkatkan kualitas pada semua dimensi pekerjaan, diyakini dapat mempercepat pencapaian tugas pokok, sasaran, tujuan, misi dan visi yang diemban masing masing insan RNI.

- Proses untuk mencapai hasil terbaik, melampaui ekpektasi normal, adalah proses yang tiada akan berakhir. Keunggulan, kecemerlangan, kesempurnaan tercipta dari hal – hal kecil, namun semua itu bukan hal – hal kecil.

Respect

- Insan RNI memiliki komitmen untuk memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat yang dilandasi oleh kepercayaan dan harga diri. Segala hal yang dikerjakan oleh insan RNI senantiasa harus saling menghargai dan saling menghormati dalam menyikapi ide dan saran sesama insan RNI.

- Komitmen saling menghargai dan menghormati ini menyangkut aspek menghargai dan menghormati keragaman, individualitas, perbedaan profesional dan personal, aset-aset RNI, serta perasaan ikut memiliki perangkat kerja yang dipercayakan pada masing masing insan RNI.

1.2.4. Kegiatan Perusahaan

Sesuai dengan ketentuan pasal 25 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha utama Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Bidang pertanian dan perkebunan meliputi; perkebunan Tebu, perkebunan Karet, perkebunan tanaman obat/bahan Farmasi, perkebunan Teh, pertanian buah-buahan musiman, perkebunan kelapa Sawit, pertanian padi dan palawija, pembibitan dan budidaya sapi potong.

b. Bidang Industri meliputi: pembuatan gula pasir dan produk turunan dari tanaman Tebu, pengolahan Karet mentah, Industri pengolahan Teh, Industri minyak mentah dan nabati, Industri minyak goreng dan kelapa Sawit, Industri penyamakan kulit, Industri barang dari kulit dan kulit buatan, Industri kemasan plastik, Industri obat – obatan dan vitamin serta Industri Alat Kesehatan.

c. Bidang Industri perdagangan meliputi; obat-obatan, Alat Kesehatan, reagenesia, Alat laboratorium, Alat peraga Kesehatan, bahan kimia, hasil pertanian dan perkebunan, makanan dan minuman ringan.

d. Bidang real–estate meliputi; pembangunan kawasan, perumahan, hotel dan perkantoran serta persewaan gedung.

(21)

1.2.5. Struktur Bisnis RNI Group

Struktur bisnis berdasarkan kelompok Industrinya adalah sebagai berikut:

1.2.6. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)

a. Dewan Komisaris

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-56/MBU/5/2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang pemberhentian dan pengalihan tugas Komisaris Utama serta pengangkatan Komisaris Perusahaan PT RNI, Nomor: SK-192/MBU/10/2015 tanggal 20 Oktober 2015 tentang pengangkatan anggota dewan komisaris perusahaan perseroan (persero) PT RNI dan Nomor: SK-251/MBU/11/2016 tanggal 7 November 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT RNI, sehingga susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut :

Komisaris Utama : Ramelan

Anggota Komisaris : Sudarsono Hardjosoekarto

Anggota Komisaris : Muhammad Yamin

Anggota Komisaris : Suripto

Anggota Komisaris : Aditya Dhanwantara PT PG Rajawali I (100%) PT Phapros, Tbk (56,57%) PT Rajawali Nusindo (100%) Gula dan Tetes Obat-obatan (farmasi) Trading

PT PG Rajawali II (100%) PT Mitra Rajawali Banjaran (100%) PT GIEB Indonesia (65,92%)

Gula dan Tetes Kondom, Alat Suntik Sekali Pakai, Trading Alkohol dan Spiritus Sarung tangan, dan Pakaian

PT Inti Bagas Perkasa (100%) operasi sekali pakai PT Rajawali Citramass (100%)

Kampas rem Karung Plastik

PT PG Candi Baru (98,85%) PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring (100%)

Gula dan Tetes Kulit

PT Perkebunan Mitra Ogan (73,58%) CPO, PK dan Karet

PT Laras Astra Kartika (100%) CPO dan PK

PT Mitra Kerinci (100%) Teh

(22)

b. Direksi

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. SK-57/MBU/5/2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang pemberhentian Direktur Utama Perusahaan PT RNI dan No. SK-101/MBU/6/2015 tanggal 23 Juni 2015 tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota – anggota Direksi PT RNI, sehingga Dewan Direksi menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama : B. Didik Prasetyo

Direktur Keuangan : Mochammad Yana Aditya

Direktur Pengembangan Usaha

dan Investasi : Agung Primanto Murdanoto

Direktur Pengendalian Usaha

dan Manajemen Risiko : Elka Wahyudi

(23)

BAB II SASARAN USAHA

2.1. Visi Perusahaan

Visi PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) adalah:

Menjadi perusahaan investmen holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti.

“Terbaik” dipahami sebagai memiliki kinerja di atas rata-rata kelompok industri dan beroperasi secara efektif dan efisien serta siap menghadapi tantangan.

2.2. Misi Perusahaan

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) merumuskan misi perusahaan sebagai:

- Mengelola kelompok usaha secara terintegrasi dengan mengedepankan prinsip sinergi antar kelompok usaha.

- Menjalankan perusahaan secara profesional dengan kualitas produk dan layanan yang prima.

- Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik.

- Menerapkan strategi usaha yang berkomitmen tinggi dalam rangka memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

- Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2.3. Sasaran Korporasi Tahun 2017

2.3.1. Sasaran Umum

Sasaran umum perusahaan untuk RKAP Tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1. Laba sebelum pajak sebesar Rp. 193 Milyar.

2. Total aset sebesar Rp. 9,01 triliun 3. Tingkat kesehatan “Sehat A”

Sasaran laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp. 193 milyar, yang terinci sebagai berikut:

a) Realisasi Laba Usaha diproyeksikan tercapai Rp. 387 milyar atau naik 92% dari prognosa sebesar Rp. 202 milyar.

(24)

dibandingkan prognosa dikarenakan adanya peningkatan penjualan di semua kelompok produk, terutama pada peningkatan penjualan obat-obatan dan alat kesehatan serta perdagangan. Adapun penjelasan kinerja Laba Rugi Konsolidasi di RKAP Tahun 2017 dapat dijelaskan secara terinci sebagai berikut :

EBITDA Margin tahun 2017 ditargetkan sebesar 11% dari penjualan.

b.1) Penjualan

(25)
(26)

b.1.4. Pendapatan Perdagangan, Barang dan Jasa Lainnya

Pendapatan Perdagangan, Barang dan Jasa Lainnya pada RKAP Tahun 2017 direncanakan sebesar Rp 1,69 triliun dengan rincian sebagai berikut:

b.2.) Beban Pokok Penjualan

Total Beban Pokok Penjualan konsolidasi RKAP Tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp. 4,75 triliun, berasal dari kontribusi kelompok Tebu sebesar Rp. 1,29 triliun (27%), kelompok Perkebunan sebesar Rp. 507 miliar (11%), kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 1,46 triliun (31%), kelompok Perdagangan Umum sebesar Rp. 1,4 triliun (29%) serta Barang & Jasa Lainnya sebesar Rp. 92 milyar (2%) dengan rincian sebagai berikut :

(27)

b.3.) Beban Usaha

Adapun rincian Biaya Usaha adalah sebagai berikut:

b.3.1. Biaya Pegawai

RKAP Tahun 2017 atas kelompok Biaya Pegawai sebesar Rp. 469 milyar mencapai 10% di atas prognosa tahun 2016 terutama berasal dari kenaikan rutin gaji dan tunjangan. Rincian biaya pegawai sebagai berikut:

b.3.2. Biaya Umum dan Administrasi

RKAP Tahun 2017 atas kelompok Biaya Umum Administrasi sebesar Rp.363 milyar mencapai 15% di atas prognosa tahun 2016 utamanya ada beban discount factor di PG Rajawali II dengan rincian sebagai berikut :

(28)

b.3.3 Biaya Promosi dan Distribusi

RKAP Tahun 2017 atas kelompok Biaya Promosi dan Distribusi sebesar Rp. 315,8 milyar mengalami kenaikan 7% dari prognosa 2016 dengan perincian biaya per perusahaan sebagai berikut :

b.3.4. Biaya Penyusutan

(29)

b.4.) Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain sebesar Rp. 84,99 milyar atau naik 16% dari prognosa 2016 sebesar Rp. 73,45 milyar dengan perincian sebagai berikut:

b.5.) Beban Lain-Lain

(30)

c) Tingkat Kesehatan

Tingkat kesehatan pada tahun 2017 diproyeksikan sehat (A) dengan skor 75,50 sedangkan realisasi tahun 2016 Kurang sehat (BBB) dengan skor 60,75. Tingkat kesehatan tersebut memenuhi Shareholder Aspiration yang mentargetkan tingkat kesehatan minimal A. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

2.3.2. Sasaran per Bidang Usaha a. Kelompok Tebu

Produksi dan Produktivitas Tebu Giling

Total luas areal Kebun Tebu Giling (KTG) diproyeksikan sebesar 53.775 hektar meliputi 13.660 hektar (25%) areal Kebun Tebu Sendiri (TS) dan 40.115 hektar (75%) Kebun Tebu Rakyat (TR). Dibandingkan tahun 2016, luas areal KTG berkurang 939 hektar (2%). Hal ini dikarenakan adanya regrouping pabrik gula, dengan perincian sebagai berikut:

% Skor Hasil Skor Hasil Skor

Aspek keuangan

Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) % 5,99 8,50 (3,57) - 11,53 16,00 Imbalan Investasi (ROI) % 8,09 6,00 6,99 5,00 8,38 6,00 Rasio Kas % 17,40 3,00 17,48 3,00 10,36 2,00 Rasio Lancar % 110,17 4,00 97,45 2,00 97,62 2,00 Collection periods Hari 26,44 5,00 29,33 5,00 35,86 5,00 Perputaran persediaan Hari 51,03 5,00 53,19 5,00 49,75 5,00 Perputaran total aset % 90,20 4,00 87,26 3,50 77,95 3,50 Rasio modal sendiri terhadap total aktiva % 21,69 7,25 22,19 7,25 18,16 6,00

42,75 30,75 45,50

Aspek operasional 15,00 15,00 15,00

Aspek administrasi 15,00 15,00 15,00

Total Skor 72,75 60,75 75,50

Tingkat kesehatan SEHAT A KURANG

SEHAT BBB SEHAT A

RKAP 2016 PROGNOSA RKAP

Revisi 2016 2017

(31)

Produksi tebu giling diproyeksikan sebesar 4,22 juta ton. Dibandingkan tahun 2016, produksi tebu giling berkurang 170.607 ton atau turun 4%.

Rendemen

Rendemen tebu giling diproyeksikan sebesar 7,35%. Dibandingkan tahun 2016, rendemen tebu giling naik 10%. Kenaikan ini terkait dengan iklim kemarau kering tahun 2017 yang berpengaruh baik untuk tanaman tebu dan produksi gula. Perusahaan terus berupaya menjaga stabilitas rendemen

(32)

dengan merencanakan perbaikan mesin pabrik serta peningkatan pengawasan proses (off farm dan on Farm). Upaya bidang tanaman (on farm) yakni: perbaikan budidaya tanaman, perbaikan perencanaan serta persiapan sarana dan prasarana tebang angkut serta perbaikan sistem seleksi pemasukan/ penerimaan bahan baku.

Produktivitas Gula dan Produksi Gula Bagian PG

Produksi Gula Bagian PG diproyeksikan sebesar 141.760 ton. Dibandingkan tahun 2016, Produksi Gula Bagian PG naik 18.134 ton (15%). Peningkatan produksi Gula Bagian PG tersebut dipicu oleh peningkatan produktivitas tanaman baik bobot dan rendemen.

b. Kelompok Perkebunan Kelapa sawit

Produksi dan Produktivitas TBS

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit diproyeksikan sebesar 28.776 hektar meliputi 12.177 hektar (42%) areal kebun inti dan 16.598 hektar (58%) areal kebun plasma.

Produksi TBS diproyeksikan sebesar 254.852 ton. Dibandingkan tahun 2016, produksi TBS naik 129.786 ton atau 104%. Produksi kebun inti naik 66.916 ton atau 76% dan Kebun Plasma naik 62.870 ton atau 170%. TBS yang berasal dari kebun pihak III diproyeksikan sebanyak 30.176 ton atau naik 29.369 ton (3.639%). TBS dari pembelian pihak III ini sangat penting bagi PT Perkebunan Mitra Ogan dan PT Laras Astra Kartika dalam rangka mengoptimalkan kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sehingga lebih efisien.

Rendemen

Rendemen CPO diproyeksikan sebesar 20,42%. Dibandingkan tahun 2016, Rendemen CPO meningkat 0,14 poin atau 1%. Peningkatan rendemen tersebut dikaitkan dengan upaya bidang tanaman (on farm) yakni perbaikan budidaya tanaman, perbaikan perencanaan serta persiapan sarana dan prasarana tebang angkut serta perbaikan sistem seleksi pemasukan/ penerimaan bahan baku. Peningkatan rendemen juga dikaitkan dengan rencana perbaikan mesin pabrik serta peningkatan pengawasan proses (off farm).

Produktivitas CPO

Produksi CPO diproyeksikan sebesar 51.726 ton. Dibandingkan tahun 2016, Produksi CPO naik 27.791 ton atau 116%. Kenaikan tersebut terkait dengan naiknya TBS diolah PKS.

(33)

Karet

Produksi dan Produktivitas Karet

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) karet diproyeksikan sebesar 983 hektar sedangkan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sebesar 259 hektar. Dibandingkan tahun 2016, total luas areal TM maupun TBM tidak ada penambahan.

(34)

direncanakan pada jenis Karet Olahan dengan pertimbangan untuk mendapatkan nilai penjualan yang lebih tinggi.

Teh

Produksi dan Produktivitas Teh

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) diproyeksikan sebesar 1.481 hektar. Dibandingkan tahun 2016, total luas areal TM tidak mengalami penambahan.

Produksi teh diproyeksikan sebesar 4.700 ton, meliputi Black Tea 467 ton (10%) dan Green Tea 4.233 ton (90%). Dibandingkan tahun 2016, produksi Teh meningkat 176 ton atau 4%. Peningkatan lebih tinggi direncanakan pada jenis Green Tea dengan pertimbangan untuk mendapatkan nilai penjualan yang lebih tinggi.

c. Kelompok Farmasi & Alkes Obat-obatan

Proyeksi produksi obat-obatan tahun 2017 mengacu pada permintaan marketing dengan memperhitungkan persediaan.

Alat Kesehatan

Proyeksi produksi alat-alat kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Produksi Kondom sejumlah 184.000 gross atau naik 9% karena tahun 2017 diproyeksikan ada kerjasama dengan distributor baru yang menangani pemasaran dan penjualan.

B/A C/B

Industri Teh

Luas Areal (Ha)

- TM 1.481 1.481 1.481 100% 100% - TBM - - - 0% 0% Jumlah 1.481 1.481 1.481 100% 100%

Pucuk Basah (Ton) 19.603 19.364 20.000 99% 103%

Protas pucuk basah (Ton/Ha) 13,24 13,07 13,50 99% 103% Protas teh jadi (Ton/Ha) 3,08 3,05 3,17 99% 104%

Teh Jadi (Ton)

- Black Tea 557 522 467 94% 90% - Green Tea 3.998 4.002 4.233 100% 106% Jumlah 4.555 4.524 4.700 99% 104%

Rendemen (%) 23,24 23,36 23,50 101% 101%

% REVISI

A B C

POS

RKAP 2016

(35)

d. Perdagangan dan lain lain Karung plastik

1) Proyeksi produksi karung plastik adalah sebesar 104.500 ribu lembar atau naik 94% dari prognosa tahun 2016, kenaikan terutama karena adanya tambahan karung plastik yang diproduksi di PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring.

2) Proyeksi kantong plastik adalah sebesar 67.330 ribu lembar atau naik 48% dari realisasi tahun 2016.

Kulit Hewan

(36)

2.3.3. Sasaran perspektif Internal proses

Sasaran perspektif internal proses ditetapkan sebagai berikut:

2.3.3.1. Industri Tebu 1. On Farm

Target penyediaan bahan baku adalah dicapainya: 1) Pasokan bahan baku yang murah,

2) Mutu Tebu sesuai standard MBS (Manis, Bersih dan Segar), 3) Pasokan Tebu harian sesuai kapasitas giling dan

4) Jumlah total tebu sesuai target RKAP 2017.

Tebu Lahan sendiri (TS)

a. Target penanaman varietas tebu yang berpotensi rendemen tinggi menjadi fokus manajemen dan dicascade di setiap wilayah, serta menjadi target penilaian kinerja (SMK).

b. Biaya kebun dituangkan dalam Rencana Anggaran Kebun (RAK). Besar anggaran ditetapkan spesifik kebun dengan mempertimbangkan:

1) Potensi produksi lahan.

2) Kebutuhan pekerjaan baku teknis.

3) Mencakup seluruh biaya meliputi: biaya lahan, sarana produksi, upah pekerja kebun dan ongkos tebangan dan angkutan tebu serta biaya administrasi.

c. Pengendalian biaya kebun dilakukan melalui sistem informasi perkebunan serta menjadi target penilaian kinerja (SMK).

d. Optimalisasi lahan HGU untuk tebu giling melalui peningkatan hasil penangkaran kebun bibit menjadi antara 6-10 kali dan perbaikan jalan kontrol kebun.

e. Penebangan tebu sesuai standar kemasakan dengan menerapkan insentif dan dis insentif bagi pelaksana di kebun. f. Pengamanan kebun dari kehilangan fisik dan kebakaran tebu

menjadi faktor yang dipertimbangkan sejak awal perencanaan kebun. Manajemen memasukkan pencapaian target dalam komponen penilaian kinerja (SMK).

Tebu Lahan Petani Kemitraan

a. Untuk mendapatkan bahan baku dengan potensi rendemen tinggi dilakukan seleksi ketat atas pemasukan bahan baku. Proses seleksi meliputi juga penolakan tebu yang tidak sesuai standar MBS.

Untuk mencapai hal tersebut manajemen menetapkan: 1) Standar baku mutu tebu giling (MBS).

2) SOP pemeriksaan dan seleksi mutu tebu giling

(37)

b. Manajemen menetapkan bagi hasil gula bagian petani dengan memperhatikan prestasi mutu tebu petani.

c. Kapasitas pasokan tebu harian diatur dalam pola giling dan kuota tebangan yang dikendalikan dengan konsisten.

d. Manajemen menerapkan register kebun dan system IT yang mampu mengunci proses pemasukan tebu di luar rencana.

2. Off Farm

Target Operasional Pabrik Gula adalah pencapaian operasional yang efisien yakni: kapasitas penuh, jam berhenti rendah, hemat energi, hemat bahan pembantu, hemat tenaga dan minim losses/kehilangan gula. Target tersebut disesuaikan dengan kondisi peralatan, kemampuan pendanaan serta pertimbangan keekonomian biaya investasi dan eksploitasi.

Untuk mencapai target tersebut ditetapkan:

1. Pemeliharaan pabrik difokuskan pada peralatan yang langsung berpengaruh terhadap efisiensi proses (memaksimalkan kinerja gilingan).

2. Investasi peralatan pabrik diprioritaskan untuk:

a. Pabrik yang didukung oleh penyediaan bahan baku yang cukup.

b. Peralatan yang berkaitan dan berpengaruh besar terhadap ekstraksi gilingan, efisiensi proses dan peningkatan kualitas gula.

c. Peralatan yang berkaitan dan berpengaruh besar terhadap pencapaian penilaian proper lingkungan hidup.

2.3.3.2. Kelapa Sawit

Penyediaan bahan baku TBS

Target penyediaan bahan baku adalah dicapainya: 1) Pasokan bahan baku yang murah,

2) Mutu TBS sesuai standar kemasakan,

3) Pasokan TBS harian sesuai kapasitas dan 4) Jumlah total TBS sesuai target RKAP.

On farm

1) Peningkatan luas areal TM, meliputi Kebun Inti dan Kebun Plasma 2) Peningkatan produktivitas TBS, dengan cara:

- Optimasi pemeliharaan kebun

- Penggunaan pupuk organik & non organik

- Perbaikan sarana transportasi kebun

- Perbaikan sarana drainase dan irigasi kebun

(38)

4) Optimalisasi pembinaan terhadap petani plasma. 5) Peningkatan pemasukan TBS dari pihak III.

Off farm

1. Peningkatan rendemen CPO tahun 2017.

2. Peremajaan dan perubahan teknologi baru di pabrik kelapa sawit. 3. Memperbaiki kinerja pengolahan lingkungan sehingga diperoleh

minimal peringkat biru.

4. Peningkatan utilitas kapasitas pabrik (PKS) untuk mencapai efisiensi tinggi

2.3.3.3. Teh

On farm

1. Peningkatan produktivitas kebun dengan pemupukan sesuai standar dan tepat (perbaikan budidaya)

2. Peningkatan mekanisasi pemetikan teh

3. Uji coba pada area yang lebih luas aplikasi teknologi sonicbloom

dan nutrisi hara-nya.

Off Farm

1. Perbaikan fasilitas produksi pabrik dan produk sesuai standar keamanan pangan

2. Memperbaiki kinerja pengolahan lingkungan

3. Efisiensi dan jaminan kualitas energi dengan kebutuhan pasokan 1.4 MW

Pemasaran dan Lain-Lain 1. Meningkatkan pasar ekspor.

2. Meningkatkan komposisi teh hijau yang margin tinggi. 3. Meneruskan rencana pembangunan PLTA.

2.3.3.4. Farmasi

1. Meningkatkan produktifitas, utilisasi aset dan perbaikan proses produksi.

2. Peningkatan kapasitas produksi dilakukan dengan pendirian Pabrik baru dengan kapasitas 3x lipat dari pabrik existing.

3. Penurunan harga pokok produksi dilakukan dengan alternatif bahan baku farmasi yang lebih kompetitif dan pengembangan

supply chain bahan baku.

4. Mengembangkan manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keselamatan & kesehatan kerja untuk meningkatkan citra perusahaan.

(39)

6. Pengembangan produk baru untuk menarik minat pelanggan baru maupun mempertahankan pelanggan yang lama dengan menggunakan konsep customer oriented.

7. Peningkatan omset melalui penambahan produk baru, promosi dan perluasan pasar.

2.3.3.5. Alat Kesehatan

1. Peningkatan utilisasi pabrik.

2. Re-branding baru produk kondom.

3. Menurunkan tingkat rejected produk kondom melalui modifikasi mesin drying dan moulding, modifikasi sistem bunner boiler

support BBCNG (natural gas)

2.3.4. Sasaran perspektif Pelanggan

1. Pengembangan pelayanan/pembinaan pelanggan (petani) khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas lahan dan profitabilitas usaha tani.

2. Pengembangan pelayanan yang mengoptimalkan keterbukaan informasi khususnya yang terkait hak-hak pelanggan sehingga mampu memperkuat rasa saling percaya dan kerjasama, pelanggan dan manajemen.

3. Terciptanya akses pasar yang efisien dan mendorong optimasi harga khusus untuk produk komoditi.

4. Pengembangan pasar lokal dengan memperkuat sistem produksi dan menjaga ketersediaan barang di pasar.

5. Pengembangan produk komoditi hilir dalam bentuk kemasan ritel. 6. Meningkatkan dan mengintensifkan proses komunikasi dan koordinasi

dengan sentra-sentra distribusi yang dimiliki.

7. Meningkatkan metode dan teknik-teknik untuk mengelola agar tetap terjaganya supply/demand.

2.3.5. Sasaran Fungsional Learning & Growth

1. Terbentuknya organisasi yang efisien serta memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan lingkungan bisnis.

2. Mengembangkan tata kelola perusahaan yang memiliki fleksibilitas dalam peningkatan kompetensi inti organisasi.

(40)

4. Terlaksananya aktivitas pengendalian aktivitas perusahaan yang efektif dan memenuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

5. Tersedianya kebijakan investasi sebagai alat kontrol dalam proses pengembangan perusahaan.

2.4. Asumsi dan parameter RKAP Tahun 2017

Asumsi dan parameter yang digunakan dalam penyusunan RKAP Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Asumsi Umum

No. Keterangan RKAP Tahun 2017

1. Pertumbuhan ekonomi 5,3%

2. Inflasi rata-rata 4%

3. Tingkat suku bunga rata-rata 5,3%

4. Nilai tukar USD rata-rata Rp. 13.300,-

5. Bunga Modal Kerja 11%

6. Bunga Modal Investasi 11,5%

2. Asumsi harga jual rata-rata komoditas (excl. PPN)

No. Komoditas Satuan RKAP Tahun 2017

1. Gula /Kg Rp. 9.900,-

2. Tetes /Kg Rp. 1.800,-

3. CPO (Crude Palm Oil) /Kg Rp. 7.400,-

4. PK ( Palm Kernel) /Kg Rp.

5.300,-5. Karet /Kg Rp. 14.200,-

6. Black Tea (Teh Hitam) /Kg Rp. 16.000,-

7. Green Tea (Teh Hijau) /Kg Rp. 16.210,-

3. Rencana Investasi rutin diprioritaskan untuk mendukung kegiatan operasional. Sedangkan investasi pengembangan diprioritaskan untuk mendukung peningkatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah dengan mempertimbangkan kemampuan pendanaan.

4. Asumsi harga jual produk lainnya (excl. PPN)

(41)

5. Shareholder Aspiration

Sasaran kinerja berdasarkan Shareholder Aspiration Letter (SAL) untuk penyusunan RKAP Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

5.1. Sasaran Keuangan

a. Absolute Target

Adalah target dalam nilai mutlak yang untuk masing-masing BUMN ditetapkan oleh masing-masing Deputi Teknis sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019, meliputi target-target sebagai berikut:

a. Pendapatan Usaha b. Laba Usaha

c. Laba Bersih Tahun Berjalan Sebelum Comprehensive

d. Setoran Dividen (memenuhi target APBN 2017).

b. Main Target

Adalah indikator-indikator utama yang dapat menggambarkan keberhasilan akan kinerja dari suatu perusahaan dan dapat diperbandingkan. Target harus lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya dan/atau lebih tinggi dari rata-rata industri, meliputi target-target sebagai berikut:

a. Sales to Average Asset (mengukur produktivitas) b. Average Asset to Average Equity (mengukur leverage) c. EBITDA Margin dan Net Profit Margin (mengukur efisiensi)

d. Return on Equity dan Return on Asset (mengukur profitabilitas dari total ekuitas dan aset)

e. Market Share Growth

f. Current Ratio (mengukur likuiditas)

g. Pemenuhan target-target penugasan Pemerintah

c. Specific Target

Adalah indikator tambahan yang bersifat lebih spesifik terhadap industri tertentu yang dapat dibandingkan dengan pasar untuk menilai hubungan kinerja keuangan dan operasional suatu perusahaan, dengan target harus lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya dan/atau lebih tinggi dari rata-rata industri.

5.2. Sasaran Non-Keuangan

a. Penugasan dari pemerintah (termasuk program-program yang terkait dalam pemberian PMN, dan Public Service Obligation)

(42)

b. Kinerja Operasional merupakan parameter untuk mengukur sejauh mana perusahaan mencapai target-target operasional sesuai core business perusahaan. Pembandingnya menggunakan tolok ukur industri atau kinerja masa lalu;

c. Target harus lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya atau lebih tinggi dan rata-rata industri. Sesuai kebijakan masing-masing Deputi Teknis dan atau Dewan Komisaris bagi BUMN Terbuka, parameter operasional akan menjadi referensi kinerja operasional dimana maksimum 3-5 parameter dapat dijadikan KPI

f. Penyaluran dana Program Bina Lingkungan (tingkat efektivitas) sebesar 80% dari dana tersedia;

g. Tingkat pengembalian (kolektibilitas) dana Program Kemitraan sebesar 80%.

(43)

RKAP 2016

Revisi

Prognosa

2016

RKAP

2017

CHECK

B. SASARAN NON KEUANGAN 1. Kinerja Operasional

a. Plant Capacity Utilization Ratio

- Pabrik Gula 94% 91% 92%

b. Production per Planted Area

- Produktivitas Gula per Ha 6% 5% 6%

c. Production Growth

- Pertumbuhan Produksi Gula 7,94% -8,80% 5,76%

- Pertumbuhan Produksi CPO 14,24% -43,72% 116,11%

- Pertumbuhan Produksi PK 16,36% -53,19% 121,59%

d. Extraction Rate

- Rendemen Gula 7,52% 6,68% 7,35%

- Rendemen CPO 20,50% 20,28% 20,42%

- Rendemen Teh 23,24% 23,36% 23,50%

C. SASARAN NON KEUANGAN LAIN

a. Pemenuhan Penugasan dari Pemerintah

- Natuna 100% - - - BUMN Peduli Hadir Untuk Negeri 100% - - - Sembako Peduli 100% - - b. Ketepatan Penyampaian Laporan Berkala

a). Laporan Manajemen Tahunan 2016 (Audited) 31-Mar-17 31-Mar-17 31-Mar-18

b). RKAP 2017 (Draft I) 31-Okt-15 31-Okt-15 31-Okt-16

c). Laporan PMN - -

-c. Efektivitas Penyaluran Dana Program 91% 91% 92%

d. Kolektibilitas Pinjaman Program Kementrian 90% 90% 92%

e. Dukungan Terhadap Program Prioritas Nasional - -

(44)

BAB III STRATEGI

3.1. Isu Strategis

Dibawah ini beberapa isu yang diperkirakan masih mempengaruhi operasional perusahaan, baik isu yang mulai terjadi tahun 2016 maupun isu-isu yang akan terjadi di tahun 2017, sebagai berikut:

Produksi dan profitabilitas rendah

Meskipun profitabilitas secara konsolidasi telah membaik, tetapi beberapa anak perusahaan masih mengalami profitabilitas rendah bahkan kerugian antara lain PT Perkebunan Mitra Ogan dan PT PG Rajawali II. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya produksi, produktivitas, dan peningkatan biaya produksi (pada kelompok gula, perkebunan dan manufacturing).

Kesulitan likuiditas dan beban hutang tinggi

Kesulitan likuiditas di beberapa anak perusahaan telah dialami pada tahun 2016 sehingga mempengaruhi kinerja konsolidasian PT RNI Group. Meskipun Perusahaan direncanakan memperoleh fasilitas PMN dari negara, tetapi PMN tersebut bersifat non tunai atau memindahkan hutang pokok RDI ke setoran modal pemerintah. Dengan demikian pilihan sumber pendanaan akan tetap terbatas dan biaya bunga diproyeksikan makin meningkat. Beban bunga hutang tahun 2017 sebesar Rp. 246 Milyar.

Kebijakan pemerintahan

Kebijakan dan regulasi pemerintah terkait Upah, harga BBM, Tarif listrik, Pajak, Bea Masuk, Kuota impor komoditas dll. Sangat mempengaruhi operasional dan kinerja perusahaan. Kebijakan peningkatan upah buruh, peningkatan harga BBM dan Tarif listrik, Peningkatan target penerimaan Negara dari sektor pajak diperkirakan akan terjadi dan secara langsung ataupun tidak akan meningkatkan beban Harga Pokok Produksi (HPP).

Arahan Menteri BUMN RI selaku pemegang saham PT RNI (Persero) terkait Program Regrouping Pabrik Gula BUMN secara langsung akan mempengaruhi kinerja operasional maupun keuangan Perusahaan. Hal ini disebabkan beberapa pabrik gula di lingkup RNI grup akan menutup usahanya apabila program ini berjalan.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

(45)

produk perusahaan. Berangkat dari kinerja (profitabilitas) perusahaan tahun 2016 yang lalu, efektifitas pemberlakuan regulasi terkait MEA tersebut sungguh merupakan ancaman yang sangat serius pada seluruh kelompok usaha perusahaan.

3.2. Strategi Korporasi

1. Mempertajam peran PT RNI (Persero) sebagai Invesment Holding

2. Penerapan Integrated Supply Chain dengan meningkatkan sinergi antar anak perusahaan untuk menciptakan daya saing

3. Optimalisasi bisnis inti dan aset perusahaan 4. Pengembangan bisnis berbasis kompetensi inti 5. Pemutakhiran sistem, alat dan teknologi

6. Percepatan kemandirian finansial anak perusahaan

7. Collegial Partnership

8. Memiliki organisasi dan SDM yang handal dan siap menghadapi perubahan lingkungan bisnis

9. Memiliki pusat riset yang mendukung kelangsungan bisnis

3.3. Strategi Bisnis

1. Kelompok Gula dan Kelompok Perkebunan

Strategi bisnis untuk Kelompok Perkebunan adalah cost leadership dengan rincian strategi sebagai berikut:

a. Meningkatkan nilai penjualan melalui: 1) Peningkatan produksi dan produktifitas

2) Peningkatan kualitas produksi gula,CPO, Karet dan Teh untuk mendukung kelancaran penjualan (utamanya penjualan retail produk Gula dan Teh) serta pencapaian harga jual yang tinggi.

3) Penjualan produk secara Ritail

b. Mengoptimalkan biaya produksi melalui: 1) Optimalisasi kapasitas pabrik

2) Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan maintenance pabrik lebih efektif

3) Persiapan sarana dan prasarana panen a) Jalan dan jembatan areal kebun b) Harvester semi mekanis untuk Teh

c) Alat muat mekanis (grab loader untuk tebu) d) Truk/alat angkut

4) Standarisasi mutu bahan baku layak olah

5) Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan panen dan pasca panen (pengolahan dalam pabrik)

(46)

7) Optimalisasi efisiensi proses produksi dengan menerapkan sistem pengawasan mutu (Quality Control), bahan baku (input), proses dan produk

8) Membangun dan memelihara kemitraan yang dinamis dengan petani, petani plasma dan pihak III melalui:

- Skema kerjasama dengan hak dan kewajiban yang mengedepankan azas transparansi dan keadilan.

- Penerapan Reward and Punishment yang lebih tegas

10) Mengoptimalkan penggunaan IT dan otomatisasi peralatan untuk mengurangi risiko operasional, mengefektifkan pengawasan proses dan pengawasan di lapangan / pabrik dan efisiensi proses produksi.

11) Efisiensi biaya operasional/Produksi.

a) Perencanaan dan pengawasan penggunaan sarana produksi b) Perencanaan dan pengendalian jumlah tenaga kerja

c) Pengendalian kinerja SDM.

c. Mengendalikan biaya usaha melalui:

1) Mengelola pinjaman (hutang) untuk menekan beban bunga. 2) Tax planning.

2. Kelompok Farmasi dan Alat Kesehatan

Memperhatikan tingkat persaingan industri yang makin tinggi, Kelompok Farmasi dan Alat Kesehatan menerapkan strategi bisnis sebagai berikut:

a. Strategi Fokus pada niche market untuk kelompok produk branded (high margin) serta kondom.

b. Strategi cost leadership untuk kelompok produk generik, ASSP dan kondom artika:

1) Maksimalisasi kapasitas produksi untuk produk ASSP dan kondom.

2) Perluasan Pabrik (SA, ME & Utlility) dan pengembangan mesin dan perlengkapan dalam rangka peningkatan kapasitas pabrik, replacement,

inline proses.

3) Mempertahankan/mengendalikan Harga Pokok Penjualan c. Strategi diferensiasi untuk :

1) Pengembangan produk obat baru baik jenis dan kualitas yang lebih baik. 2) Penambahan produk baru sarung tangan dan Alkes sekali pakai.

3. Distribusi dan perniagaan

Memperhatikan tingkat persaingan industri yang makin tinggi, Kelompok distribusi dan perniagaan menerapkan strategi cost leadership melalui:

a. Kelompok Perdagangan dan Lain lain

1) Selektif produk dan principle focus pada produk yang memiliki margin tinggi dan pasar kuat serta principle yang bonafit dengan pola kerjasama saling menguntungkan.

(47)

b) Perbaikan system perencanaan dan pengawasan operasional untuk mencapai risiko operasional serta biaya logistik minimal.

c) Perluasan coverage area pemasaran, mengefektifkan beban usaha.

b. Manufacturing

1) Kelompok usaha manufacturing menerapkan strategi Cost leadersip melalui:

a) Pengendalian biaya bahan baku dengan cara mengatur jumlah persediaan dan timing pengadaan mendasarkan pada nilai tukar dan season ketersediaan bahan baku murah

b) Pengendalian kualitas bahan baku

c) Memperkuat fungsi Quality Control (QC) untuk Pengendalian jumlah, mutu dan biaya bahan (input), produktifitas, kapasitas dan efisiensi biaya proses serta pengendalian jumlah dan kualitas output

2) Pengembangan pasar non captive dan item produk bermargin tinggi

Menangkap peluang sinergi dengan pengembangan produk RNI Holding seperti pengembangan produk kantong plastik menangkap sinergi program penjualan gula retail.

3.4. Strategi Fungsional

3.4.1. Strategi Fungsional Bidang Keuangan

1. Terbentuknya cash management di group RNI sebagai langkah untuk mengoptimalkan pengelolaan dana perusahaan.

2. Penerapan proses perencanaan investasi dengan memperhitungkan imbal hasil yang optimal bagi perusahaan.

3. Penerapan manajemen hutang & piutang.

4. Penerapan manajemen persediaan meminimalisir risiko biaya persediaan, kerusakan barang dan dead stock.

3.4.2. Strategi Fungsional Bidang Organisasi dan Manajemen 1. Pengembangan SDM melalui implementasi Human Capital

2. Penataan organisasi dan SDM untuk meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi tuntutan perubahan lingkungan bisnis.

3. Pengelolaan risiko perusahaan yang komprehensif.

4. Implementasi dan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.

5. Pengembangan perangkat sinergi kelompok perusahaan berupa rencana stratejik yang solid dan terintegrasi.

6. Peningkatan kinerja portofolio dengan investasi pada usaha yang prospektif secara selektif.

3.4.3. Strategi Fungsional Bidang Produksi

(48)

3. Pemanfaatan hasil produk samping (by product) untuk peningkatan nilai tambah perusahaan.

4. Pengembangan bisnis hilir untuk komoditas gula, teh dan CPO.

5. Optimalisasi kapasitas terpasang pada kelompok manufaktur dan peningkatan produktivitas pada kelompok Agro.

3.4.4. Strategi Fungsional Bidang Pengembangan

1. Investasi untuk meningkatkan skala usaha pada kelompok Industri yang lingkungan Industrinya atraktif.

2. Pengembangan produk dan diversifikasi untuk memberikan nilai tambah perusahaan.

3. Restrukturisasi usaha untuk meningkatkan daya saing.

4. Optimalisasi infrastruktur dan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan Level of Services.

5. Penciptaan nilai tambah produk ritel (gula kemasan dan teh kemasan), dan pengembangan usaha baru diluar bisnis inti (PLTA).

6. Optimalisasi asset non produktif untuk memberikan nilai tambah perusahaan melalui kerjasama dengan mitra strategis.

3.4.5. Strategi Fungsional Bidang Pemasaran

1. Melakukan Brand Extention untuk produk yang memiliki Brand kuat. 2. Mengembangkan gula dan teh kemasan ritel untuk mendapatkan nilai

tambah.

3. Pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi produk pada area potensial.

4. Menciptakan sinergi dalam pengembangan pasar ekspor melalui kerjasama dengan mitra strategis.

5. Memberdayakan 42 cabang existing serta membuka 1 DIPO dan memanfaatkan tanah/aset strategis.

6. Meningkatkan akses pasar pada end user khususnya untuk produk komoditas.

(49)

BAB IV KEBIJAKAN MANAJEMEN

Untuk mencapai tujuan perusahaan melalui strategi yang telah dipilih, manajemen perlu mengintegrasikan keseluruhan sumber daya dan kompetensi yang ada melalui kebijakan di seluruh bidang, Keuangan, Operasional, SDM, Pengembangan dan Pasar sebagai berikut:

4.1 Bidang Keuangan

1. Optimalisasi dana pada anak perusahaan dengan menerapkan cash management sebagai alternatif pendanaan bagi group.

2. Investasi hanya dilakukan pada lingkungan Industri yang prospektif dan pengembangan yang memberikan nilai tambah perusahaan melalui FS dan mitigasi risiko yang memadai.

3. Pinjaman modal kerja kepada anak perusahaan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemandirian pendanaan.

4. Setiap pengeluaran biaya harus selalu dimonitor dan mengacu pada anggaran yang telah ditetapkan.

4.2 Bidang Organisasi dan Manajemen

1. Melaksanakan pemetaan kompetensi manajerial bekerjasama dengan pihak independen yang kompeten.

2. Mewajibkan seluruh jajaran manajemen untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan pengelolaan stratejik, pengelolaan bisnis dan pengelolaan operasi. 3. Sebagai konsekuensi pertumbuhan perusahaan yang dikehendaki,

pengembangan SDM dipandang sebagai investasi.

4. Mendorong RUPS menghasilkan keputusan efektif bagi pengembangan perusahaan

5. Holding secara efektif memantau dan membina anak perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip tata-kelola yang baik (GCG).

6. Kegiatan operasional dan investasi dijalankan dengan memperhatikan aspek pengelolaan risiko.

4.3 Bidang Pengendalian Usaha

1. Perencanaan produksi disusun dengan memperhatikan tujuan perusahaan jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang.

2. Fokus perencanaan produksi adalah peningkatan daya saing jangka panjang dengan pesaing barang impor melalui rujukan:

Gambar

tabel sebagai berikut:
Tabel 7.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Tabel 7.2 : Laba (Rugi) Konsolidasian
Tabel 7.3 : Penjualan Konsolidasian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beliau mengemukakan bahwa pendekatan struktural-fungsional dapat digunakan untuk memahami hubungan otonomi daerah dan fenomena patronase di berbagai daerah di Indonesia,

Kondisi dari pure bundling inilah yang kemudian dapat dikatakan memiliki kesamaan dengan suatu konsep tying agreement, dimana jika dilihat definisi dari tying agreement, pada

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, Kadar logam berat Pb pada air dan ikan bader (Barbonymus gonionotus) di Sungai Brantas wilayah

Manakala pada tahun 2007 pula, nilai pelaburan asing mencatatkan sebanyak RM13737.1j dalam sektor industri elektronik di Malaysia iaitu sebanyak 61.5% daripada jumlah

Pada tulisan ini disajikan hasil perancangan awal pressure regulator sederhana yang berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur aliran gas dari tangki gas LPG

100.000.000,00 BANTUAN SOSIAL UNTUK BEASISWA S1 KEPADA RISTI ANJARWATI, DENGAN ALAMAT KP. PANCORAN

Substansi dari Program Kerja Pemerintah Kota Depok Tahun 2016 tersebut merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan program unggulan serta program andalan Kota Depok yang

Berdasarkan tabel diatas, kemampuan pemecahan masalah siswa materi persamaan garis singgung lingkaran setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning