1.1. Latar Belakang
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida tersebut dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan. Untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma (Kementerian Pertanian RI, 2011).
cenderung secara luas, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bila penanganannya tidak baik yaitu dapat berupa pencemaran lingkungan dan keracunan terhadap manusia (Kementerian Pertanian RI, 2011). World Health Organization
(WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 1-5 juta kasus keracunan pestisida pada pekerja pertanian dengan tingkat kematian mencapai 220.000 korban jiwa. Sekitar 80% keracunan pestisida dilaporkan terjadi di negara-negara berkembang.
Dengan semakin meningkatnya usaha yang dilakukan manusia, dalam meningkatkan hasil pertanian maka penggunaan pestisida cenderung digunakan secara luas. Dampak negatif yang ditimbulkan pestisida itu sendiri dapat merupakan pencemaran terhadap lingkungan, atau keracunan terhadap manusia. Keracunan pestisida dapat melalui kulit, pernafasan, mulut maupun melalui akibat makanan yang terkontaminasi oleh pestisida, hal ini sangat dipengaruhi oleh masih kurangnya petani menguasai cara penggunaan pestisida yang baik. Oleh karena itu agar petani tersebut mengetahui cara penggunaan pestisida dengan baik, diperlukan pendidikan, pengetahuan, kesadaran yang tinggi serta sikap dan perilaku yang baik (Kementerian Pertanian RI, 2011).
Paparan pestisida yang masuk ke tubuh manusia baik melalui kulit, hidung, maupun mulut dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan atau penyakit. Setelah tubuh terpapar oleh pestisida, selanjutnya menyerang organ tubuh diantaranya paru-paru dan sistem pernafasan, hati, ginjal dan saluran kencing, sistem saraf, darah dan sumsum tulang, jantung dan pembuluh darah, kulit dan sistem reproduksi, sistem kekebalan, tulang, otot, dan kelenjar tertentu seperti tiroid. Sehingga gangguan kesehatan atau penyakit yang ditimbulkannya seperti diantaranya kanker, mandul, autisme, parkinson, diabetes, bayi lahir cacat, anemia, stunting (bertubuh pendek), goiter (pembesaran kelenjar gondok), dan lain lain (Sudarmo, 2007).
Beberapa dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia pada lahan pertanian yang telah diketahui, diantaranya: mengakibatkan resistensi hama sasaran (Oka 1995), gejala resurjensi hama (Armes et al., 1995), terbunuhnya musuh alami (Tengkano et al. 1992), meningkatnya residu pada hasil, mencemari lingkungan, gangguan kesehatan bagi pengguna (Oka 1995; Schumutterer, 1995), bahkan beberapa pestisida disinyalir memiliki kontribusi pada fenomena pemanasan global (global warming) dan penipisan lapisan ozon (Reynolds, 1997).
Beberapa pestisida bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian terbaru dalam Environmental Health Perspctive
menemukan adanya kaitan kuat antara pencemaran DDT pada masa muda dengan menderita kanker payudara pada masa tuanya (Barbara and Mary, 2007). Menurut NRDC (Natural Resources Defense Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health di Boston, menemukan bahwa resiko terkena penyakit parkinson meningkat sampai 70% pada orang yang terekspose pestisida meski dalam konsentrasi sangat rendah (Ascherio et al, 2006).
Sayuran atau tanaman yang terkontaminasi dengan pestisida akibat pemberian dosis yang berlebihan pada waktu penyemprotan beberapa saat sebelum panen akan meninggalkan residu pada hasil panen, ini merupakan suatu contoh bahwa dampak penggunaan pestisida tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Namun masalah pestisida tersebut dapat ditekan pada suatu keadaan yang tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan hidup. Keadaan tersebut dapat diperoleh bila setiap orang bekerja yang menggunakan pestisida telah memiliki kesadaran, pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan pestisida.
yang akan dipanen. Hal ini dilakukan bahwa petani takut bila hasil panennya digerogoti hama.
Dari pengamatan awal yang dilakukan di Desa Urat II Kecamatan Palipi masih banyak ditemukan petani menggunakan pestisida secara tidak benar. Hal ini terlihat pada saat mencampurkan pestisida dilapangan. Cara mencampurkan pestisida pada umumnya dengan takaran perkiraan saja, dan tidak mengikuti apa yang tercantum dalam aturan pemakaian yang tertulis. Waktu melakukan penyemprotan petani masih banyak tidak memakai masker, sarung tangan, sepatu bot, topi dan pelindung muka, menyemprot sambil merokok dan intensitas penyemprotan 3 kali dalam seminggu atau lebih jika musim hujan. Bahkan sisa atau bekas wadah pestisida mereka buang disembarang tempat seperti dipinggiran ladang.
1.2. Perumusan Masalah
Perilaku petani di Desa Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir masih kurang baik dari segi penggunaan pestisida, dimana pola penyemprotan yang belum aman. Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada status kesehatan petani itu sendiri. Peneliti ingin mengetahui bagaimana perilaku dan aplikasi penggunaan pestisida serta keluhan kesehatan petani di Desa Urat II kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perilaku petani (pengetahuan, sikap) dalam penggunaan pestisida di Desa Urat II Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir tahun 2014.
2. Untuk mengetahui aplikasi penggunaan pestisida di Desa Urat II Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir tahun 2014.
3. Untuk mengetahui keluhan kesehatan petani di Desa Urat II Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir tahun 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian di Kabupaten Samosir dalam upaya pencegahan, pengurangan dan penanggulangan pencemaran pestisida pada petani di Desa Urat II Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. 2. Sebagai bahan masukan bagi penelitian tentang keluhan kesehatan petani sebagai