• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah melakukan berbagai program pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana pembangunan tersebut berlandaskan pada pengertian sebagai pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan diartikan sebagai suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga-lembaga nasional termasuk pula percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan dan pemberantasan kemiskinan. Untuk itu konsep pembangunan erat kaitannya dengan konsep pengembangan.

Pengembangan adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki, guna meningkatkan kualitas hidupnya dan juga kualitas hidup orang lain. Jadi pengembangan harus diartikan sebagai keinginan untuk memperoleh perbaikan, serta kemampuan untuk merealisasikannya. Dengan demikian motivasi dan pengetahuan akan menggerakkan proses pengembangan disuatu wilayah (Zen, 2001).

(2)

meningkat dalam lingkungan yang tetap lestari dan kondusif terhadap pengem-bangan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan (Ary, 2001). Dengan perkataan lain wilayah mengandung dimensi teritori (daerah) dan fungsi (wilayah). Wilayah dapat diartikan sebagai suatu kesatuan geografis dalam bentuk dan ukuran menurut pengamatan tertentu. Wilayah merupakan daerah yang homogen, daerah nodal dan daerah perencanaan. Wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diolah secara efisien dan efektif melalui sebuah perencanaan yang komprehensif bagi mendorong tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Wilayah sebagai suatu kesatuan geografis memiliki potensi bagi dijalankannya suatu aktivitas pembangunan dan pengembangan wilayah.

Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai manfaat wilayah bagi masyarakat suatu wilayah tertentu agar mampu menampung lebih banyak penghuni, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rata-rata membaik. Disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti, jenis, intensitas, pelayanan maupun kualitasnya.

(3)

Petani dalam melaksanakan kegiatannya selain sebagai juru tani juga mempunyai peranan lain yakni sebagai pengelola. Seperti di dalamnya tercakup pengambilan keputusan atau pengambilan alternatif yang ada, keputusan tersebut misalnya menentukan bagaimana membagi waktu diantara berbagai tugas (Food and Agriculture Organization, 1989).

Menurut Soekartawi, dkk (1986) pada umumnya pengetahuan petani terbatas, sehingga mengusahakan kebunnya secara tradisional, kemampuan permodalannya juga terbatas dan bekerja dengan alat-alat sederhana. Dengan demikian produksi dan produktivitasnya rendah sehingga pendapatannya yang sudah rendah itu akan menjadi lebih rendah lagi.

Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan berasal dari penerimaan upah tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga, deviden dan pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah yaitu tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1997).

Menurut Hadi (2004) bahwa ancaman penurunan produksi padi di Indonesia semakin serius karena petani mulai meninggalkan tanaman kebutuhan pokok, mereka beralih ke tanaman perkebunan kelapa dan kelapa sawit. Keinginan petani mengkonversikan lahan sawah menjadi lahan perkebunan sulit dibendung karena lebih menjanjikan pendapatan yang lebih tinggi.

Menurut Widjanarko, dkk (2006) secara nasional luas lahan sawah kurang lebih 7,8 juta Ha, dimana 4,2 juta Ha berupa sawah irigasi dan sisanya 3,6 juta Ha berupa sawah non irigasi. Selama memasuki pelita VI tidak kurang dari 61.000

(4)

non pertanian. Luas lahan sawah tersebut telah beralih fungsi menjadi perumahan (30 %), industri (65%), dan sisanya (5%), beralih fungsi penggunaan tanah lain.

Untuk itu kita perlu meramalkan keadaan lahan padi sawah untuk beberapa tahun ke depan. Hal ini diperlukan untuk dapat mengetahui dan mengantisipasi agar laju fungsi lahan dapat diredam. Karena apabila terjadi laju fungsi lahan yang terlalu besar akan mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi, sehingga berpengaruh terhadap ketahanan pangan (Lubis, 2005).

Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah (tertuang dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (tertuang dalam rencana pembangunan wilayah). Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi dan misi wilayah. Visi adalah cita-cita tentang masa depan wilayah yang diinginkan. Visi seringkali bersifat abstrak tetapi ingin menciptakan ciri khas wilayah yang ideal. Misi adalah kondisi antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi merupakan kondisi ideal setingkat dibawah visi tetapi lebih realistik untuk mencapainya. Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW merupakan landasan sekaligus sasaran perencanaan pembangunan wilayah. Perencanaan pembangunan wilayah sebaiknya menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional.

(5)

lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Ruang dalam pengertian diatas perlu di tata oleh pemerintah maka selanjutnya menjadi istilah tata ruang yang memiliki arti wujud struktur ruang dan pola ruang. Arti kata struktur ruang dalam pengertian tata ruang memiliki arti susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Tata ruang yang dibuat dan direncanakan oleh pemerintah pada akhirnya perlu dilaksanakan/diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Tim Redaksi Fukus Media 2007).

Mengingat pentingnya ketahanan pangan maka pangan beras mempunyai peran yang sangat strategis dalam pemantapan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan stabilitas politik nasional. Dalam hal ini perlu ditingkatkan pemba -ngunannya melalui pembangunan pertanian memacu pada sistem agribisnis.

(6)

Akhir-akhir ini agribisnis diyakini sebagai salah satu kegiatan yang diramalkan mampu menjadi sumber pertumbuhan baru disektor pertanian. Dimana peranan Agribisnis adalah :

a. Meningkatkan pendapatan petani. b. Penyerapan tenaga kerja.

c. Pendorong munculnya industri yang berbahan baku pertanian/bukan pertanian d. Peningkatan devisa melalui ekspor hasil- hasil pertanian (Soekartawi, 1992),

Dalam pada itu pembangunan pertanian membutuhkan kebijaksanaan yang sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan sekaligus sesuai dengan perkem-bangan proses pembangunan itu sendiri. Mengingat pentingnya keterkaitan antara kegiatan pertanian dengan kegiatan-kegiatan lain dalam sistem agribisnis maka kebijaksanaan umum pembangunan agribisnis yang perlu dikemukakan lebih mendalam harus dirumuskan secara terpadu.

Kebijaksanaan Umum Pembangunan Agribisnis adalah : a. Kebijaksanaan pengembangan sumber daya manusia.

b. Kebijaksanaan pemanfaatan sumber daya alam berwawasan lingkungan. c. Kebijaksanaan pembangunan pertanian wilayah (Kasryno, 1992).

Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian dalam dekade mendatang maka strategi dasar yang dikembangkan adalah pembangunan pertanian dengan penerapan sistem agribisnis terpadu.

Strategi Untuk Membangun Sistem Agribisnis Terpadu adalah :

(7)

b. Pembangunan agribisnis harus mampu meningkatkan aktivitas ekonomi perdesaan.

c. Pengembangan agribisnis harus diarahkan pada pengembangan mitra usaha skala besar dan skala kecil secara serasi sehingga nilai tambah agribisnis dapat dinikmati secara adil oleh seluruh pelakunya (Kasryno, 1992).

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan lokasi yang letak wilayahnya sangat strategis, dekat dengan ibukota Kabupaten Deli Serdang yaitu Lubuk Pakam, ibukota kota Tebing Tinggi yaitu Tebing Tinggi, ibukota Kabupaten Batu Bara yaitu Lima Puluh, ibukota Kabupaten Simalungun yaitu Pematang Siantar dan ibukota Provinsi Sumatera Utara yaitu Medan.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Sumatera Utara yang memproduksi gabah padi. Kabupaten Serdang Bedagai bila dilihat dari tiap-tiap pusat permukiman yang terdapat di tiap Kecamatan maka akan memiliki fungsi dan kecendrungan perkembangan yang berbeda berdasarkan potensi wilayah yang bersangkutan. Dari hasil analisis pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai (2011) dapat dilihat potensi yang dapat dikembangkan ditiap wilayah pengembangan.

Wilayah pengembangan (wp) A, pusat wp Kecamatan Sei Rempah dengan wilayah pengembangan (Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Kalipah) memiliki potensi pada sektor :

o Pusat Industri.

(8)

Wilayah pengembangan (wp) B, pusat wp Kecamatan Perbaungan dengan wilayah pengembangan (Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Teluk Mengkudu) memiliki potensi yang dapat dikembangkan antara lain :

o Pariwisata bahari.

o Pertanian tanaman pangan seperti padi sawah.

o Peternakan terutama peternakan kerbau, ayam buras, dan kambing. o Perkebunan terutama perkebunan kelapa dan sawit.

o Perikanan.

Wilayah pengembangan (wp) C, pusat wp Kecamatan Dolok Masihul dengan wilayah pengembangan (Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Kotari, Kecamatan Sipispis dan Kecamatan Dolok Merawan), memiliki potensi, yaitu :

o Perkebunan.

o Pertanian terutama pertanian tanaman pangan padi sawah, buah buahan seperti durian dan nangka serta tanaman sayur yaitu cabai.

o Peternakan terutama peternakan domba, ayam buras, dan kambing. o Perkebunan yaitu karet, aren, dan kemenyan.

(9)

Penduduk yang paling banyak bekerja berumur diatas 15 tahun adalah sektor pertanian dengan jumlah sebesar 116.114 jiwa atau 40,5 % dari jumlah keseluruhan tenaga kerja (BPS, 2012).

Air irigasi tidak jalan disebabkan musim kemarau panjang, sepanjang hari panas dan lahan sawah mereka kering kerontang retak-retak tanahnya, karena sudah berbulan-bulan tidak pernah hujan sehingga tanaman mereka kering, untuk mengairi sawah mereka maka petani menggunakan pompanisasi yang biayanya 15 kg GKP/rante, jika dibandingkan dengan iuran air irigasi sebesar 3 kg GKP/rante. Dalam hal ini petani memutuskan untuk menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa tanam agar datang hujan, tanah mereka menjadi subur dan gembur dan dapat menekan populasi hama penyakit.

Disamping itu fenomena lain yang perlu mendapat perhatian adalah pada musim tanam banyak petani senang dan banyak duitnya dan pada musim panen banyak petani susah dan tidak ada duitnya, karena pada waktu tanam banyak petani meminjam duit ketungkulak untuk modal usahatani, dan waktu panen tentu tengkulak yang punya panen sesuai perjanjian berapa yang dipinjamkan tengkulak kepada petani padi sawah. Oleh karena itu kredit usahatani diberikan kepada petani yang membutuhkan dengan syarat dan jaminan lahan usahatani mereka yang mereka kerjakan dengan bunga yang rendah sehingga usahatani mereka berjalan dengan layak, lancar dan tidak tergiur dengan rayuan tengkulak atau ijon, sehingga pendapatan petani bisa bertambah menjadi tinggi.

(10)

sehingga buah padinya kosong atau berbuah hampa, begitu juga pupuk dan pestisida yang diberikan kepada petani tidak sesuai anjuran PPL.

Penggunaan tata ruang lahan beririgasi untuk tanaman padi sawah selama lima tahun menurut BPS dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten Serdang Bedagai setiap tahun terjadi konversi lahan beririgasi tanaman padi sawah makin lama makin berkurang luasnya, akibatnya produksi padi berkurang dan pendapatannya juga berkurang, dengan berkurangnya pendapatan menabung juga berkurang, investasi juga berkurang, orang bekerja juga berkurang akibatnya pertumbuhan ekonomi juga berkurang. Selanjutnya berdasarkan gambaran tersebut dapat dirumuskan perumusan masalah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.

2. Apakah ada komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam dalam pengembangan wilayah ?.

(11)

4. Apakah ada pengaruh kegiatan utama agribisnis, usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah?.

5. Apakah ada pengaruh kegiatan penunjang agribisnis yaitu bantuan input pro-duksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pe-ngembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?. 6. Apakah ada pengaruh sumber daya alam (SDA) yaitu tinggi volume air/ha,

luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.

7. Apakah ada pengaruh sumber daya manusia (SDM) yaitu curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.

8. Apakah ada pengaruh teknologi yaitu penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk :

(12)

keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

2. Menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan ritual doa turun tanam, dalam pengembangan wilayah. 3. Menganalisis pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa

turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

4. Menganalisis pengaruh kegiatan utama agribisnis usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

5. Menganalisis pengaruh kegiatan penunjang agribisnis yaitu bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah. 6. Menganalisis pengaruh sumber daya alam (SDA) yaitu tinggi volume air/ha,

luas lahan yang beririgasi dan panjang jalan usahatani, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(13)

8. Menganalisis pengaruh teknologi yaitu penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah :

1. Dari aspek teoriritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

2. Dari aspek praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu petani dalam memperbaiki teknologi usahatani padi sawah pada pengembangan wilayah.

3.

Dari aspek informasi diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

pengambil keputusan dan pembuat kebijakan, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi terutama dalam agribisnis padi sawah pada pengembangan wilayah.

1.5. Keaslian Penelitian

1. Model penelitian : dalam penelitian ini menggunakan model estimasi regresi linier berganda, dengan spesifikasi model ekonometrika, uji beda rata-rata dengan alat bantu SPSS 16 dan Structural Equation Modeling (SEM) dengan alat bantu AMOS 16.

(14)

kegiatan penunjang agribisnis, pengaruh sumber daya alam (sda), pengaruh sumber daya manusia (sdm) dan dua (2 veriabel bebas pengaruh teknologi, satu (1) veriabel intervening yaitu kegiatan utama agribisnis dan satu (1) veriabel terikat yaitu pendapatan. 3. Jumlah observasi/sampel (n) : penelitian ini menggunakan sampel

sebesar 100 petani, dimana populasinya penerima bantuan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL PTT).

4. Waktu penelitian: penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang sesuai di upload di LPSE Badan SAR Nasional berserta salinan untuk diberikan

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaikbaiknya. BUDIYANI

Dengan diumumkannya PEMENANG kepada peserta lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, apabila masih terdapat kesalahan di dalam penetapan pemenang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dengan kasih dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Identifikasi

Show that the time required for one half of the radioactive material to decay must be 0.693/k.

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

Penulisan dan penelitian yang bertema tentang kondisi Kota Mojokerto pada masa pemerintahan Walikota Samioedin mengacu pada pembangunan bidang sosial, ekonomi, dan