• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Audit Tanggung Jawab Auditor dan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Opini Audit Tanggung Jawab Auditor dan K"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Opini Audit, Tanggung Jawab Auditor dan Korupsi

Maraknya pemberitaan mengenai praktik korupsi yang terjadi di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa kepala daerah padahal daerah tersebut laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan, menimbulkan pertanyaan dari publik. Apakah opini Wajar tanpa Pengecualian dari BPK merupakan jaminan bersih dari korupsi atau tidak, kemudian menimbulkan pertanyaan berikutnya yaitu lalu apa manfaat dari adanya opini tersebut? Hal tersebut menarik untuk dibahas dan tentunya harus diketahui terlebih dahulu apa itu audit, jenis-jenis audit dan apa tujuan masing-masing jenis audit, apa itu opini audit serta apa tanggung jawab auditor.

Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent. Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan. Sedangkan menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Jenis-Jenis Audit

1. Ditinjau Dari Luas Pemeriksaan

1) Pemeriksaan Umum (General Audit)

Merupakan pemeriksaaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan tujuan dapat menilai sekaligus memberikan opini mengenai kewajaran atas laporan keuangan.

2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Merupakan suatu pemeriksaan yang hanya terbatas hanya pada permintaan untuk audit khusus area tertentu yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan tujuan memberikan kesimpulan

2. Ditinjau Dari Bidang Pemeriksaan

1) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

(2)

kriteria yang ditetapkan dan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Audit Operasional (Management Audit)

Adalah audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan meliputi kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional manajemen yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan operasi yang dilakukan berjalan secara efektif dan efisien.

3) Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Yaitu jenis pemeriksaan yang tujuanya untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan dan kebijakan-kebijakan yang nerlaku baik yang di tetapkan oleh pihak intern maupun pihak ekstern entitas/perusahaan. Audit ketaatan berfungsi untuk menentukan sejauh mana perusahaan mentaati peraturan, kebijakan, peraturan pemerintah bahkan hukum yang harus dipatuhi oleh entitas yang di audit.

4) Audit Sistem Informasi

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi, umumnya menggunakan system Elektronik Data Processing (EDP). Auditor harus memperhatikan hal-hal berikut : Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan computer baik program, komunikasi, atau data dari akses yang tidak sah, modifikasi bahkan penghancuran. Pengembangan program yang dilakukan atas otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen perusahaan. Pemrosesan transaksi, file, laporan dan catatan computer dengan akurat dan lengkap. Data file laporan yang tersimpan di computer sangat dijaga kerahasiaanya.

5) Audit Forensik

audit forensic dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya kecurangan (fraud). Hal yang dapat dilakukan audit forensik termasuk : Investigasi kriminal, Indikasi kecurangan dalam bisnis atau karyawan, Mengetahui kerugian suatu bisnis,

6) Audit Investigasi

audit investigasi adalah serangkaian kegiatan mengenali (recorganized), menidentifikasi (Identify) dan menguji (examine) fakta-fakta dan informasi yang ada guna mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian demi mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan

yang dapat merugikan keuangan suatu entitas

(organisasi/perusahaan/negara/daerah). 7) Audit Lingkungan

audit lingkungan adalah proses manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, tercatat (terdkumentasi), serta obyekttif tentang bagaimana suatu kinerja manajemen organisasi yang bertujuan memfasilitasi kendali manajemen terhadap upaya pengendalian dampak lingkungan dan pemanfaatan kebijakan usaha terhadap perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.

(3)

1) Auditor Internal

Tugas Auditor internal adalah membantu manajemen puncak dalam mengawasi asset (saveguard of asset) dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. bekerja untuk perusahaan yang mereka audit, oleh karena itu tugas auditor intern adalah mengaudit manajemen perusahaan termasuk compliance audit.

2) Auditor Eksternal

Bekerja untuk lembaga / kantor akuntan publik (pihak ke-3) yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit dan bekerja secara independent dan objektif.

3) Auditor Pajak

Mempunyai tugas melakukan ketaatan wajib pajak yang diaudit menurut undang-undang perpajakan yang berlaku. Di Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa opini adalah output yang dihasilkan dari pemeriksaan umum atau pemeriksaan laporan keuangan. Tujuan dari pemeriksaan umum atau pemeriksaan laporan keuangan adalah memberikan pendapat (opini) tentang kewajaran laporan keuangan tersebut apakah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Yang melakukan audit yang menghasilkan opini adalah auditor eksternal. Auditor eksternal pemerintah sesuai dengan konstitusi negara Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan.

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi.

Tanggung jawab auditor terhadap kecurangan dalam suatu audit laporan keuangan adalah hanya sebatas memberikan informasi kecurangan saja (bila ada). Hal ini dikarenakan auditor hanya bertanggung jawab atas opini yang diberikannya dan sama sekali tidak bertanggung jawab atas ada atau tidaknya suatu kecurangan di pihak yang diaudit. Akan tetapi auditor akan mempunyai tanggung jawab terhadap kecurangan apabila auditor lalai secara profesional, seperti tidak memberitahukan adanya kecurangan kepada pihak yang diaudit pada saaat memeriksa pengendalian internal dan tidak menambah sampel atas pemeriksaannya terkait dengan adanya indikasi kecurangan tersebut.

(4)

dengan kata lain auditor mempunyai kewajiban untuk menjamin bahwa pemakai laporan keuangan tersebut telah diberitahukan tentang kesalahan laporan tersebut. Auditor dapat mengupayakan hal tersebut dengan segera meminta pihak yang diaudit untuk mengeluarkan perbaikan secepatnya atas laporan keuangan tersebut dengan menyertakan penjelasan tentang alasan perbaikan.

Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai standar akuntansi pemerintahan (SAP). Wajar artinya laporan keuangan tersebut secara umum pencatatannya sudah sesuai SAP. Kewajaran tak sama dengan kebenaran secara akurat atau mutlak. SAP mengatur antara lain kapan suatu transaksi dicatat dengan nilai berapa, dan informasi apa saja yang harus diungkapkan. Jika laporan keuangan secara keseluruhan sudah disajikan sesuai SAP, BPK akan memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Namun, jika sudah sesuai SAP tetapi ada pos-pos tertentu yang belum sesuai, BPK akan memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian. Jika secara keseluruhan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan SAP, opininya Tidak Wajar. Dalam keadaan tertentu, jika auditor dibatasi aksesnya oleh manajemen untuk memeriksa dokumen yang diperlukan atau kondisinya sedemikian lemah di mana catatan-catatan keuangan sangat tidak bisa diandalkan, BPK bisa memberikan opini Tidak Memberikan Pendapat.

Pertanyaan berikutnya adalah apa batasan suatu pos laporan keuangan dikatakan sudah sesuai dengan standar? Dalam praktik profesi audit di seluruh dunia dikenal istilah materialitas. Materialitas adalah nilai minimal suatu penyimpangan yang dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Nilai dari penyimpangan tersebut biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu dari suatu pos di dalam laporan keuangan. Sebagai ilustrasi, bila suatu daerah melaporkan penerimaan daerah tersebut Rp 100 milyar, kemudian dari hasil pemeriksaan Rp 700 juta di antaranya tak ada bukti setorannya ke kas daerah. Atas masalah ini, BPK tak akan menyimpulkan penerimaan daerah sebesar Rp 100 milyar yang dilaporkan oleh daerah tersebut tak dapat diyakini kewajarannya. Hal tersebut dikarenakan dalam praktik audit materialitas yang ditetapkan berkisar 0,5-5 persen dari total penerimaan. Misalnya, dipilih 0,8 persen, maka penyimpangan yang akan memengaruhi kewajaran laporan keuangan Rp 800 juta. Adanya penyimpangan pencatatan sebesar Rp 700 juta tersebut tak berarti BPK tidak melaporkannya. Bahkan, BPK harus mendalami pemeriksaan untuk memastikan penyebab penyimpangan. Selanjutnya, BPK melaporkan temuan tersebut dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan. Jika ada indikasi korupsi, temuannya akan diserahkan kepada penegak hukum untuk ditindaklanjuti.

(5)

yang punya keahlian khusus. Sementara itu, proses pemeriksaan hingga penyusunan laporannya diawasi secara berjenjang mulai ketua tim hingga anggota BPK. Selain itu, ada Inspektorat Utama yang akan melakukan review atas pekerjaan pemeriksaan. Melalui proses demikian, tidak mungkin BPK bisa menjual kredibilitasnya dengan mudah memberikan opini WTP. Apabila BPK menemukan korupsi, berapa pun besarnya tetap akan dilaporkan dalam laporan audit kepatuhan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan audit keuangan yang memuat opini BPK. Bila diperlukan dan diminta oleh DPR atau DPRD BPK dapat melakukan audit investigasi untuk dapat mengungkapkan praktik korupsi yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian bagi negara atau daerah.

Sumber

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit

http://www.belajarakuntansionline.com/tanggung-jawab-auditor-terhadap-laporan-audit/

http://www.bpk.go.id/news/korupsi-tidak-wajar-tanpa-pengecualian

http://www.bpk.go.id/news/opini-wtp-dan-korupsi

http://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.html

http://www.kompasiana.com/tiaraghaisani/hasil-bpk-wajar-tanpa-pengecualian-kok-masih-bisa-korupsi_5753eee650937304065b4cc9

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pilot test, didapatkan kesimpulan bahwa indikator EAFM dapat digunakan untuk menilai performa pengelolaan perikanan pada beberapa skenario pengelolaan;

lebih awal surat edaran dari Pusat ke Daerah sebagai dasar Dinas Kesehatan Provinsi dalam membuat surat edaran ke Kabupaten/Kota - Mensosialisasikan kegiatan seleksi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan ekspansi pembiayaan, kualitas pembiayaan, modal penyangga, rasio modal, ukuran (size), dummy jual beli

dari akad tabarru‟ kepada akad tIjarah .109 Namun, tidak dapat dipungkiri dalam kenyataan akad tabarru‟ sering digunakan untuk menjembatani atau memperlancar akad

Penelitian ini membuktikan bahwa dukungan suami berhubungan secara bermakna sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian susu formula pada bayi BBLR Ibu dengan

pentingnya status hamil untuk menjadi ibu bagi masyarakat dan bagi diri sendiri. Walaupun kehamilan berikutnya dapat berhasil, bayi tersebut tidak seperti bayi yang

Adapun manfaat penelitian ini bagi mahasiswa antara lain adalah Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam pembuatan sistem kontrol pelanggaran merokok

Sungai adalah air tawar dari sumber yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar (Sari,