• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN

JENAZAH”

DOSEN MK : H.M. YAMIN MUKHTAR, Lc.,M.PdI

DISUSUN OLEH :

NAMA

:YAJMI RAHMITA

NIM

:15.11.016373

KELAS

: REGULER SORE

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN JENAZAH” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini .

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palangka Raya, Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah SAW. Dalam masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat. hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

B. RUMUSAN MASALAH a. Pengertian Jenazah

b. Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah c. Bagaimana Tata Cara Pengurusan Jenazah

C. TUJUAN

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jenazah

Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (حذ نج) yang berarti tubuh mayat dan kata ذ نج yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup

B. Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah

Setiaip muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal dunia. Kewajiban ini sifatnya bersifat kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardhu kifayah yang artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim, namun apabila sudah ada beberapa orang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat muslim.

C. Bagaimana Tata Cara Pengurusan Jenazah a. Tata cara pengurusan jenazah

Hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah, yaitu suatu kewajiban bagi setiap muslimin atau muslimat yang harus dilaksanakan, namun jika telah ada sebagoan di antara mereka yang telah melaksanakannya, maka yang lain dianggap telah cukup. Misalnya, dalam suatu kampong berkewajiban untuk mengurus jenazah orang yang meninggal tersebut, namun jika telah ada sebagian di antara mereka yang telah melakukannya, maka yang lain boleh tidak ikut mengurusnya.

Dalam mengurus jenazah, harus diperhatikan tata caranya, yaitu sebagai berikut: Pertama : jenazah dimandikan

(6)

Keempat : jenazah dikuburkan 1. Tata cara memandikan jenazah

Ketika hendak memandikan jenazah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni berupa syarat-syarat dan tata caranya. Syarat-syarat jenazah yang wajib yang dimandikan adalah sebagai berikut :

- Jenazahnya seorang muslim

- Jenazahnya masih didapat tubuhnya, meskipun telah terpotong-potong - Jenazah itu bukan mati syahid, yaitu mati untuk membela agama Allah

Tata cara memandikan jenazah, hendaknya diperhatikan hadis Rsasullah SAW, berikut ini :

Artinya :

dari Ummi Atiyyah, Nabi Muhammad saw, telah masuk kepada kami, sewaktu kami memandikan putri beliau, lalu beliau berkata: Mandikanlah dia tiga kali, lima kali, atau lebih jika kamu pandang lebih baik seperti itu, dengan air serta daun bidara, dan basuhan terakhir hendaknya dicampur dengan kapur Barus” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Tata Cara Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah artinya membungkus seluruh tubuh jenazah dengan kain kafan, sehingga tubuhnya tidak ada yang terbuka sedikit pun. Kain yang dapat digunakan untuk membungkus mayat, hendaknya kain berwarna putih dan tidak terlalu mahal harganya. Jika kain tidak ditemukan, dapat digunakan yang lain seperti karung goni, tikar, atau benda yang lainnya.

Tata cara mengkafani jenazah perempuan berbeda dengan mengkafani rukunnya, agar shalat jenazah menjadi sah dan dapat mendatangkan pahala, baik bagi menshalatkan maupun bagi jenazah yang dishalatkan.

(7)

- Seperti halnya shalat lain, yakni menutup aurat, suci dari hadas dan najis, baik pakaian, badan dan tempatnya.

- Menghadap kiblat

- Jenazah yang akan dishalatkan sudah dimandikan dan dikafani

- Jenazah harus disimpan di arah kiblat orang yang akan menshalatkan, kecuali shalat di atas kuburan atau shalat gaib

Adapun yang menjadi rukun shalat jenazah ialah sebagai berikut : - Berdiri bagi yang mampu

- Berniat melaksanakan shalat jenazah

- Takbir empat kali, termasuk takbiratul ihram - Membaca surah Al-Fatihah setelah takbir pertama

- Membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah takbir ke dua - Membaca doa untuk jenazah setelah takbir ke tiga

- Membaca doa lagi setelah takbir keempat, kemudian diringi dengan salam 4. Tata Cara Menguburkan Jenazah

(8)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tata cara pengurusan jenazah meliputi, memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan. Jenazah yang sedang ihram tidak boleh diberi wangi-wangian. Jenazah yang mati syahid tidak boleh dimandikan, langsung dikuburkan saja.

Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur) hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan dikuburkan.

Hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah. Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

B. SARAN

(9)

DAFTAR PUSTAKA

M. Nashiruddin Al-Albani. 1999. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. Jakarta: Gema Insani Christriyati Ariani. 2002. Motivasi Peziarah. Yogyakarta: Putra Widya

Trihosono, 20 September 2005

http://novia2.blogspot.co.id/2014/06/makalah-agama-tata-cara-pengurusan.html

http://simon-uia.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pengurusan-jenazah-materi-pai-2.html

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa sanksi hukum yang ditimbulkan cyber sex akan berbeda pada setiap Negara, di Indonesia cyber sex dapat menimbulkan suatu pertanyaan yang berkenaan dengan hukum, jika media

Namun sepanjang direksi tersebut tidak melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang bertentangan dengan hukum, walaupun terjadi kerugian terhadap perusahaan atas

(4) Penyaluran dana Bantuan Hukum pada setiap tahapan proses beracara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghapuskan kewajiban Pemberi Bantuan Hukum untuk memberikan

Jika pelaku tidak bermaksud melawan hukum, perbuatan tersebut tidak dianggap perbuatan yang sengaja, tetapi tidak sengaja (tersalah). 2) Tindak pidana penganiayaan

Dengan demikian Kode Etik Advokat Indonesia adalah sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban kepada

Namun jika kita menggunakan konsep pasal 185 Kompilasi Hukum Islam maka cucu laki-laki pancar perempuan mendapatkan harta warisan sebagai mana perolehan orang tuanya yaitu

Bagi satu golongan warga negara Indonesia yaitu orang-orang Arab dapat dikatakan bahwa bagi mereka pada umunya berlaku peraturan warisan dari hukum Islam, karena hukum

Keterangan yang diutaraka oleh as-Syafii menunjukkan disyariatkanya Ihdad, dengan berlandaskan pada Hadis Nabi, sekalipun tidak terdapat dalam Al-Quran, namun memiliki kekuatan hukum