• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Ketentuan Pasal 155 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam Pengurusan Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Ketentuan Pasal 155 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam Pengurusan Perusahaan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

IMPLEMENTASI KETENTUAN PASAL 155 UNDANG-UNDANG 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DALAM

PENGURUSAN PERUSAHAAN

Satria Saronikhamo Waruwu1

Mahmul Siregar

Windha

Perseroan Terbatas sebagai badan usaha yang berbadan hukum, merupakan subjek hukum yang bersifat abstrak. Perseroan Terbatas, dijalankan oleh organ-organ yang bekerja untuk dan atas nama Perseroan. Direksi adalah salah satu organ Perseroan Terbatas yang memiliki tugas untuk mengurus dan mewakili Perseroan Terbatas. Dengan adanya ketentuan Pasal 155 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, mengakibatkan direksi dapat diminta pertanggungjawabannya secara pidana, atas kesalahan dan kelalaiannya yang mengakibatkan Perseroan Terbatas mengalami kerugian. Pemidanaan terhadap direksi membawa polemik serta pengaruh terhadap kinerja perusahaan, maupun terhadap direksi lainnya. Oleh karena itu perlu dikaji secara ilmiah mengenai implementasi Pasal 155 UUPT yang memperluas pertanggung jawaban direksi, dari ranah perdata ke ranah pidana.

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian hukum

normatif dengan cara mengumpulkan data secara kepustakaan (library research),

penelitian menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, data dianalisis menggunakan metode analisis data kualitatif.

Pasal 155 UUPT adalah ketentuan yang memperluasan

pertanggungjawaban direksi dari tanggung jawab perdata ke pertanggungjawaban secara pidana tersebut. Direksi adalah pihak yang mengerti dan bertanggungjawab terhadap jalannya perusahaan. Direksi diberi kewenangan untuk mengambil keputusan demi jalannya perusahaan. Untuk dapat meminta pertanggungjawaban pidana seorang direksi harus terlebih dahulu dibuktikan bahwa direksi dalam mengambil keputusan telah melakukan tindakan yang melanggar hukum, sehingga secara hukum dapat dipidana. Sebagai contoh direksi dalam mengurus perusahaan telah melakukan penggelapan, maupun penipuan sehingga mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, atas tindakan tersebut direksi dapat dipidana. Namun sepanjang direksi tersebut tidak melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang bertentangan dengan hukum, walaupun terjadi kerugian terhadap perusahaan atas keputusan tersebut, direksi tidak dapat dipidana maupun digugat secara perdata.

Kata Kunci: Perseroan Terbatas, Direksi, Pasal 155 UUPT 40/2007

*

Mahasiswa Fakultas Hukum USU 

Dosen Pembimbing I 

Dosen Pembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI dalam praktikum materi ibadah praktis, (2)

kualitas produk dan loyalitas konsumen di Toko Locked Target dalam. perspektif

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Locus of Control ( LOC ) dari mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Anwar,

Berdasarkan hasil uji secara visual dapat disimpulkan bahwa perbedaan kemasan wadah tembus cahaya (TC) dan wadah tidak tembus cahaya (TTC) tidak berpengaruh

Feature extraction is the first step of the registration task. The selection of salient features should consider the properties of the datasets used, its application,

Masing-masing pengusul diharapkan untuk menyiapkan laptop, presentasi (untuk selama 7 menit) dan meneikuti pembahasan proposal (selama 8 menit). Sebagai

The main contributions of this paper are the follows: (1) extend the phase congruency model to build the orientation representation of this model; (2) develop a novel

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 54/2010, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara