• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA ATAS ANAK DI BA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANGGUNG JAWAB ORANG TUA ATAS ANAK DI BA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA ATAS ANAK DI BAWAH UMUR YANG

MENGENDARAI KENDARAAN BERMOTOR DALAM KEJAHATAN LALU LINTAS

sebagai tanda bahwa orang tua sukses dalam berusaha, entah dengan alasan

untuk mempermudah pergi ke sekolah atau supaya sang anak lebih patuh

kepada orang tuanya. Apapun motivasinya, itu sah-sah saja. Apalagi jika orang

tuanya kaya dan mampu membelikan mobil atau motor mahal. Bahkan orang

tua miskin pun rela untuk ambil kredit ke dealer untuk anaknya. Itulah bentuk

kasih sayang orang tua kepada sang anak.

Namun, menjadi salah ketika orang tua membiarkan sang anak mengendarai

kendaraan bermotor, tanpa memiliki surat ijin mengemudi (SIM), apalagi

sampai menabrak orang lain dan merusak properti orang lain maupun milik

Negara.

Apakah orang tua tidak bertanggung jawab atas kesalahan sang anak? Apakah

kita harus membenarkan kelakuan sang anak yang mengendarai kendaraan

bermotor tapi belum diijin oleh Undang-Undang? Bagaimana sang anak

menabrak orang lain sampai meninggal atau cacat permanen, apa tanggung

jawab orang tuanya untuk itu?

2.

Syarat-syarat untuk dapat mengendarai kendaraan bermotor

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

harus memenuhi persyaratan usia, administratif, kesehatan, dan lulus ujian.

(2) Syarat usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan paling rendah sebagai berikut: a. usia 17 (tujuh belas) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D;

b. usia 20 (dua puluh) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I; dan c. usia 21 (dua puluh satu) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II. (3) Syarat administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk;

b. pengisian formulir permohonan; dan c. rumusan sidik jari.

(4) Syarat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter; dan

(2)

2 | P a g e

3.

Tanggung Jawab Orang Tua Atas Anak dibawah Umur

Apa yang dimaksud anak dibawah umur ?

Anak dibawah umur adalah seseorang yang dianggap belum dewasa (anak)

dalam Undang-Undang dalam melakukan suatu perbuatan hukum.

Dalam konteks tulisan ini, menyangkut lalu lintas. Maka Penulis mengambil

acuan yang jelas yang dimaksud anak dibawah umur dalam Undang-Undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, adalah anak

yang berusia dibawah 17 tahun. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel

2

dibawah ini :

No

Usia minimal

SIM yang dapat digunakan

1

17 tahun

- SIM A

- SIM C

- SIM D

2

20 tahun

- SIM B1

3

21 tahun

- SIM B2

Tanggung jawab orang tua terhadap anak pada Undang-Undang Nomor 23

tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 26 ayat 1 angka (1), adalah

wajib dalam :

-

mengasuh;

-

memelihara;

-

mendidik, dan

-

melindungi anak;

4.

Jenis-Jenis Tindak Pidana Kejahatan dalam Lalu Lintas

Sesuai Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, pasal 316 ayat 2

3

, mengatur Tindak Pidana Kejahatan dalam

Lalu Lintas, yakni :

(5) Syarat lulus ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. ujian teori;

b. ujian praktik; dan/atau

c. ujian keterampilan melalui simulator.

(6) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), setiap Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan mengajukan permohonan:

a. Surat Izin Mengemudi B I harus memiliki Surat Izin Mengemudi A sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan; dan

b. Surat Izin Mengemudi B II harus memiliki Surat Izin Mengemudi B I sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.

2 Lihat pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3 Berbunyi ; (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, Pasal 275 ayat (2), Pasal 277, Pasal

(3)

3 | P a g e

-

Pasal 273

4

, mengenai Tindak Pidana Penyelenggara Jalan yang tidak

denga segera memperbaiki jalan rusak yang mengakibatkan kecelakaan

lalu lintas;

-

Pasal 275 ayat (2)

5

, mengenai Tindak Pidana pengrusakan Rambu Lalu

Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, fasilitas Pejalan

Kaki, dan alat pengaman Pengguna Jalan sehingga tidak berfungsi;

-

Pasal 277

6

, mengenai Tindak Pidana memasukkan Kendaraan Bermotor,

(1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat, pelaku (enam) bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah).

5

Berbunyi Pasal 275 ayat (2) ; (2) Setiap orang yang merusak Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, fasilitas Pejalan Kaki, dan alat pengaman Pengguna Jalan sehingga tidak berfungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

6

Berbunyi Pasal 277 ; Setiap orang yang memasukkan Kendaraan Bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan ke dalam wilayah Republik Indonesia, membuat, merakit, atau memodifikasi Kendaraan Bermotor menyebabkan perubahan tipe, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus yang dioperasikan di dalam negeri yang tidak memenuhi kewajiban uji tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

7 Berbunyi Pasal 310 ;

(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(4)

4 | P a g e

tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau

tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara

Republik Indonesia terdekat;

5.

Fungsi Peradilan Anak atas Kejahatan Lalu Lintas yang dilakukan oleh

Anak dibawah Umur

Atas Tindak Pidana Kejahatan yang dilakukan oleh Anak dibawah umur,

merupakan

wewenang

dan

kompetensi

absolute

Pengadilan

Anak

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak.

Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Pasal

21 mengatur wewenang Pengadilan Anak yang berbunyi ; “

Sidang Anak

berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana

dalam hal perkara Anak nakal

.

Yang dimaksud anak nakal adalah (a) anak yang melakukan tindak pidana;

atau (b) anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak,

8

Berbunyi, Pasal 311 :

(1) Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).

(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).

(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

(5)

5 | P a g e

baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan

hukum lain yang hidup dan belaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sesuai dengan pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

tentang Pengadilan Anak.

Maka untuk anak yang terjerat dalam Tindak Pidana Kejahatan Lalu Lintas

harus disidang dalam Pengadilan Anak dengan status Anak Nakal.

6.

Hak-hak Korban Lalu Lintas atas Tindak Pidana Kejahatan Lalu Lintas

dengan Pelaku Anak Nakal dan Tanggung Jawab Orang Tuanya

Ketika terjadi Tindak Pidana Kejahatan Lalu Lintas dengan Pelaku Anak Nakal,

dapat mengakibatkan risiko atau kerugian-kerugian atas korban :

- Meninggal dunia;

- Cacat fisik permanen;

- Cacat fisik sementara;

- Cacat psikologis / traumatis;

Atas risiko atau kerugian

kerugian atas korban diatas, Penulis berpendapat

Keluarga korban dan ahli warisnya dapat menuntut ganti rugi atas

potensi-potensi kerugian secara kerugian yang senyata-nyatanya (materiil) dan

kerugiaan secara kejiwaan (immateriil) serta kerugian potensial.

Hak-hak korban tersebut secara sederhana diselesaikan adalah dengan

kompensasi ganti rugi yang diukur dengan nilai uang.

Format gugatan ganti rugi yang baik diajukan sebagai berikut :

-

Pengadilan yang diajukan : Pengadilan tempat domisili hukum Tergugat

-

Penggugat : Korban dan atau Keluarga/Ahli Warisnya yang dapat

diwakilkan oleh Advokat

-

Tergugat : Orang tua Pelaku Anak dibawah Umur

-

Bentuk Gugatan : Ganti Rugi

Penulis menyarankan agar menempuh upaya mediasi secara kekeluargaan

untuk menentukan jumlah kompensasi. Tapi jika tidak terwujud, harus melalui

jalur keperdataan di Pengadilan Negeri. Sedangkan untuk Tindak Pidana harus

diusut dan diteruskan ke Pengadilan oleh Kepolisian dan Kejaksaan.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Di tengan kontestasi politik Muslim Indonesia, reinterpretasi Islam Nurcholish Madjid berimplikasi dalam perkembangan intelektual berikutnya yang didapati perubahan orientasi

Oleh karena itu dalam makalah ini dipaparkan hasil penyelidikan sistem resonansi kolom udara berdasarkan variasi luas ujung terbuka untuk memahami peristiwa

Hasilnya, SN mengalami perubahan perilaku melewati 4 tahapan: pertama diagnosa masalah, dimana SN menyadari bahwa profesinya sebagai mucikari dapat membuatnya jauh dari

Dengan adanya kepastian hukum bagi masyarakat untuk memperoleh pekerjaan, maka peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah memastikan bahwa peluang dan kesempatan

Semakin baik Kualitas Pelayanan Objek Wisata maka dapat meningkatkan kepuasan wisatawan .Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Objek Wisata

Selain ke barat, penghuni bangunan rumah sakit juga dapat menuju ke titik berkumpul ( assembly point ) sebelah utara dengan jalur. X A PP QQ Y yang dijelaskan

Peran penting loyalitas pelanggan bagi perusahaan pada kondisi persaingan yang ketat juga didukung oleh pernyataan dari Yasin (2001) yang menyatakan bahwa

Biaya PKKMB-DLL ( terdiri dari biaya untuk kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi This PDF book provide rincian biaya masuk pgsd upi 2013 information.. To download free