Cara memilih Busi yang tepat untuk penggunaan
Busi Standar, Busi Resistor, Busi Iridium dan Busi
Racing pada Motor Bensin Empat Langkah
Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung
Sistem pengapian memiliki peranan penting dalam proses pembakaran dalam
ruang bakar. Sistem pengapian yang semakin baik maka pembakarandalam ruang
bakar akan semakin sempurna, sehingga kemungkinan adanya campuran bahan
bakar dan udara yang tidak terbakar akan semakin kecil. Dalam sistem pengapian
busi memegang peranan penting. Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api itu
sendiri, Sehingga dengan desain busi yang lebih baik diharapkan percikan bunga
api yang dihasilkan busi akan semakin sempurna.
Pada busi oem (busi standar), ada kemungkinan campuran bahan bakar dan udara
yang tidak terbakar karena percikan busur api listrik yang dihasilkannya menyebar
pada kilometer tertentu. Dengan disain yang dimiliki oleh busi resistor dan
satu arah saja/lebih fokus, sehingga energi aktivasi untuk mendukung terjadinya
pembakaran yang lebih sempurna lebih besar dibandingkan dengan busi oem.
Dengan demikian diharapkan daya yang terjadi lebih optimal, effisiensi
thermalnya meningkat, konsumsi bahan bakar lebih irit, dan emisi gas buang yang
lebih bersih. Tetapi apakah dengan penggantian desain busi tersebut langsung
akan langsung berpengaruh terhadap peningkatan tenaga motor, atau harus ada
penyesuaian lagi adalah merupakan suatu permasalahan.
Beberapa cara untuk meningkatkan performa dari kendaraan sekarang ini terus
berkembang diantaranya yaitu sistem single over head camshaft (SOHC) dan
double over head camshaft (DOHC) dimana pada ke dua mesin kendaraan
tersebut sudah mengaplikasikan system Fuel injection (FI) Sebagai system suplai
bahan bakar adapun yang masih menggunakan system karburator dan
menggunakan system mekanisme 2 Katup serta 4 Katup.
Peralatan system pengapian / Busi yang sekarang ini banyak ditawarkan, antara
lain :
1. Busi Standar (OEM)
Adalah busi standar bawaan pabrikan setiap kendaraan. Daya tahan sekitar
10.000-20.000 km. Berbahan nikel pada ujung elektrodanya dengan diameter
elektroda rata-rata 2,5 cm.
2. Busi Platinum
Busi jenis ini center elektrodenya terbuat dari platinum dan ujung elektroda
terbuat dari nikel. Diameter center electrodenya sekitar 0,6 mm - 0,8 mm
dengan daya tahan sekitar 30.000 km. Ujungnya mengerucut tajam membuat
jenis busi ini mudah melepaskan elektron.
3. Busi Resistor
Biasanya berkode R dan berguna untuk melindungi perangkat elektronik digital
pada kendaraan.
4. Busi Iridium
Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrodenya terbuat dari iridium
alloy berwarna platinum buram. Daya tahan sekitar 50.000-70.000 km.
5. Busi Twin iridium
Merupakan pengembangan dari busi single iridium. Pada busi twin iridium
ujung elektroda dan center electrodenya sama-sama terbuat dari bahan iridium
sehingga membuat busi menjadi lebih tahan lama dan pengapian lebih baik.
Daya tahan sekitar 100.000-200.000km. Diameter sekitar 0,6mm-0,8mm.
6. Busi Racing
Busi racing tidak sama dengan busi iridium / twin iridium. Diameter center
electrodenya meruncing seperti jarum dan didesain untuk tahan terhadap
kompresi tinggi serta temperatur mesin yang tinggi. Jangka waktu pemakaian
relatif pendek sekitar 20.000km dan digunakan untuk mesin-mesin kendaraan
kompetisi.
7. Busi Laser
Busi laser dikembangkan oleh ilmuwan NINS. Merupakan busi masa depan
yang sedang dikembangkan untuk kelak menggantikan busi konvensional. Busi
laser ini dikembangkan dari ceramic powder yang dipadatkan seukuran busi
dan dipasang di silinder. Melalui serat optik laser ditembakkan ke ruang bakar
dengan kecepatan 800 trilyun per detik dan bisa memancarkan laser dari 2
hingga 3 titik. Pemantik lasernya terbuat dari bahan yttrium-gallium dengan
lebar 9 mm dan panjang 11 mm.
Dari berbagai macam tipe busi tersebut harus mempunyai syarat sebagai berikut:
1. Harus dapat merubah tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api pada
elektrodanya.
2. Harus tahan terhadap suhu pembakaran gas yang tinggi sehingga busi tidak
terbakar elektrodanya.
3. Harus tidak terjadi deposit karbon atau busi harus tetap bersih.
Komponen utama busi yaitu:
a) Insulator Keramik
Berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insilator
antara elektorda tengah dan casing. Insulator terbuat dari alumunium murni
b)Casing
Berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting busi
terhadap mesin.
c) Elektroda Tengah
Elektroda tengah terdiri dari komponen:
1. Sumbu pusat: mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang timbul oleh elektroda.
2. Seal glass merapatkan antara center shaft dan insulator keramik dan mengikat anrara center shaft dan elektroda tengah.
3. Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekuensi radio.
4. Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa.
d) Elektroda masa
Elektroda masa dibuat sama dengan elektroda tengah alurnya dibuat tengah
aluranya dibaut khusus untuk agar memudahkan loncatan api agar menaikan
kemampuan pengapian. Khusus untuk agar memudahkan loncatan api agar
menaikan kemampuan pengapian.
Nilai Panas
Nilai panas busi adalah kemampuan mereadiasikan sejumlah panas oleh busi.
Busi dingin adalah busi yang meradiasikan panas lebih banyak, sedangkan busi
yang meradiasikan panas lebih sedikit disebut busi panas. Batas terendah dari busi
adalah self cleaning temperatur yaitu pada suhu 450 oC, sedangkan batas tertinggi
adalah pre-ingnition temperature yaitu pada suhu 950 oC. Busi dingin mempunyai
ujung insulator yang lebih pendek, sedangkan busi panas mempunyai ujung
insulator yang lebih panjang dan permukaan singgung dengan api cukup luas,
Busi Yang Di Pilih :
Busi Standar Busi Resistor
Busi Iridium
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat membantu dalam pemilihan dan penggunaan busi yang tepat untuk pemakaian motor bakar yang anda gunakan serta menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering