FAKTOR
–
FAKTOR LINGKUNGAN BISNIS YANG
MEMPENGARUHI AKTIVITAS BISNIS BANK DANAMON
Oleh : Laura Catherine Rawung
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu organisasi atau perusahaan tidak akan pernah lepas dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan perusahaan atau lingkungan bisnis dapat menjadi faktor
pendukung maupun penghambat organisasi, dan juga sebaliknya aktivitas
organisasi dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Lingkungan bisnis adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
terhadap manajemen organisasi atau aktifitas usaha. Setiap perubahan dalam
lingkungan bisnis akan dapat berdampak secara langsung ataupun tidak langsung
pada perusahaan, sehingga perusahaan harus mampu beroperasi dan
menyesuaikan diri secara optimal dalam kondisi lingkungan yang hampir selalu
mengalami perubahan setiap waktu.
Bank Danamon sebagai suatu perusahaan juga tidak dapat terlepas dari
- 2 -
lingkungan eksternal. Lingkungan perusahaan tersebut dapat mempengaruhi
ataupun terpengaruh dari aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan. Untuk dapat
bertahan dalam industri perbankan dan sekaligus memiliki keunggulan kompetitif,
Bank Danamon harus selalu mampu menyesuaikan diri dengan optimal terhadap
perubahan yang terjadi di sekitarnya.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
suatu perusahaan mengambil tindakan dan kebijakan sebagai respon dalam
menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Perusahaan yang akan dibahas disini
adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (Bank Danamon).
C. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor-faktor apa dalam lingkungan bisnis yang mempengaruhi aktivitas
atau kebijakan yang diambil oleh Bank Danamon?
2. Kebijakan apa yang diambil oleh Bank Danamon sebagai respon dari
- 3 -
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Menurut Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo W (Liberty, 1988),
lingkungan perusahaan adalah keseluruhan faktor-faktor intern dan ekstern yang
mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Berdasarkan
tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis atau lingkungan
perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu Lingkungan Internal
dan Lingkungan Eksternal. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua macam
lingkungan bisnis tersebut.
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam organisasi
yang berpengaruh terhadap manajemen organisasi. Lingkungan internal
ini biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan (strength) perusahaan
dan juga mengetahui kelemahan (weakness) perusahaan.
Lingkungan internal terdiri dari:
- Visi misi perusahaan
- 4 -
- Gaya manajemen
- Kebijakan organisasi
- Hubungan antar divisi
- Karyawan
- Modal
- Material/ bahan baku
- Peralatan/ perlengkapan produksi
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi
variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan
tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik yang
beroperasi di dalam lingkungan kerja.
Lingkungan eksternal terbagi menjadi 2 yaitu :
- Lingkungan Khusus (Mikro)
Pada lingkungan khusus, perusahaan dapat melakukan aksi-reaksi
terhadap faktor-faktor penentu peluang pasar (opportunity) dan juga
- 5 -
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan khusus antara lain:
pelanggan, pemasok, pesaing, pemegang saham, kreditor, serikat
pekerja dan pemerintah sebagai pembuat peraturan.
- Lingkungan Umum (Makro)
Lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin dapat
mempengaruhi dan mempunyai dampak terhadap perusahaan secara
tidak langsung. Lingkungan ini jauh lebih luas dan lebih besar dari
lingkungan mikro. Pada lingkungan umum (makro), perusahaan hanya
dapat merespon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan di
luar perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan umum antara lain:
a. Kondisi Ekonomi
Kondisi Ekonomi yaitu kondisi umum dari perekonomian yang
berkaitan dengan suku bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang,
tingkat penghasilan perkapita, produk dimestik bruto, kebijakan
moneter dan fiskal, sistem perpajakan, pengangguran, tingkat upah,
- 6 -
b. Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi Sosial-budaya yaitu kondisi umum dari nilai-nilai sosial
yang berlaku mengenai hak asasi manusia, adat istiadat, norma,
nilai, kepercayaan, bahasa, sikap perilaku, bahasa, agama, selera,
aspirasi, trend pendidikan dan lembaga sosial terkait.
c. Kondisi Hukum-Politik
Kondisi hukum-politik yaitu ideologi politik, partai dan organisasi
politik, bentuk pemerintah, hukum, undang-undang dan peraturan
pemerintah yang mempengaruhi transaksi bisnis, perjanjian dengan
negara lain, hak paten dan merek dagang.
d. Kondisi Internasional
Kondisi internasional adalah kekuatan internasional yang dapat
mempengaruhi perusahaan, seperti perjanjian perdagangan
internasional, kondisi ekonomi dan politik internasional, kondisi
pasar internasional, tenaga kerja, budaya suatu negara, nilai mata
uang, dan sebagainya.
e. Kondisi Demografi
Kondisi demografi adalah kondisi kependudukan yang terkait
dengan jumlah, struktur, komposisi dan perkembangan (perubahan)
- 7 -
keputusan dan aktivitas bisnis perusahaan. Kondisi kependudukan
dapat berupa jumlah penduduk, angka kelahiran/kematian, migrasi
penduduk, komposisi umur penduduk, angkatan kerja, pendidikan,
etnis/suku atau kewarganegaraan dan sebagainya pada suatu daerah.
f. Kondisi Teknologi
Kondisi teknologi yaitu kondisi umum dari pengembangan dan
tersedianya teknologi di dalam lingkungan, termasuk kemajuan
ilmu pengetahuan, proses dan metode kerja, peralatan fisik,
elektronik dan telekomunikasi, dan sebagainya yang digunakan
untuk menjalankan aktivitas bisnis.
g. Kondisi Lingkungan Alam (Ekologi)
Kondisi lingkungan alam yaitu merupakan kondisi umum dari alam
dan kondisi lingkungan secara fisik.
B. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun
1956 dengan nama PT. Bank Kopra. Pada tahun 1976 namanya berubah menjadi
Bank Danamon Indonesia hingga saat ini. Bank Danamon menjadi bank devisa
swasta pertama di Indonesia pada tahun 1976 dan Perseroan Terbuka (PT) pada
- 8 -
Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah
Indonesia melalui BPPN merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi
pemerintah senilai Rp32 Triliun. Bank Danamon selanjutnya bangkit menjadi
salah satu pilar perbankan nasional.
Dalam kurun waktu 3 tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan
restrukturisasi luas mencakup manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai
perilaku serta identitas perusahaan. Upaya ini berhasil meletakkan fondasi
maupun prasarana baru bagi Bank Danamon guna meraih pertumbuhan
berdasarkan transparansi, responsibilitas, intergritas dan profesionalisme (TRIP).
Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia Finance
Indonesia (Asia Financial Indonesia, Pte. Ltd/AFI) sebagai pemegang saham
terbesar. Pemegang saham AFI adalah Temasek Holdings, Pte. Ltd dan Deutsche
Bank AG. Komposisi pemegang saham Bank Danamon saat ini adalah : Asia
Financial Indonesia, Pte. Ltd sebesar 67,37%, JPMCB-Franklin Templeton
Investment Funds sebesar 6,79% dan publik (kepemilikan saham di bawah 5%)
sebesar 25,84%.
Produk dan layanan Bank Danamon mencakup perbankan konsumen,
kartu kredit, usaha kecil dan menengah (UKM), perbankan komersial,
pembiayaan perdagangan, produk tresuri, perencanaan keuangan dan e-Banking,
selain juga produk dan layanan perbankan yang berbasis pada prinsip-prinsip
- 9 -
konvensional, 993 kantor unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan 667 gerai
Adira Finance. Di akhir tahun 2013 tersebut jumlah karyawan Bank Danamon
mencapai 67.000 orang lebih dengan total asset sebesar Rp.184.237 Miliar serta
laba bersih sebesar Rp.4.159,3 Milyar.
C. LINGKUNGAN BISNIS DAN AKTIVITAS BISNIS BANK DANAMON
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dalam lembaga keuangan
khususnya industri perbankan menuntut Bank Danamon untuk selalu dapat
mengambil tindakan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Di
bawah ini adalah faktor-faktor dalam lingkungan bisnis dan juga aktivitas bisnis
yang dilakukan Bank Danamon sebagai respon terhadap perubahan lingkungan
bisnis. Karena luas dan banyaknya kebijakan baru yang diambil perusahaan, maka
aktivitas bisnis yang dilakukan Bank Danamon tersebut dipersempit dalam kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun
2013.
Faktor-faktor lingkungan bisnis berikut respon aktivitas bisnis yang
dilakukan Bank Danamon antara lain :
1. Faktor Internal
Sosialisasi nilai-nilai perusahaan yang dilakukan oleh Bank Danamon sekali
- 10 -
salah satu contoh aktivitas bisnis yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
sebagai respon atas faktor-faktor internal lingkungan bisnis khususnya faktor
karyawan. Setiap tahunnya Direksi Bank Danamon mengadakan road show
ke daerah-daerah di seluruh Indonesia melalui pertemuan dengan karyawan
yang disebut dengan “Town Hall Meeting”. Pertemuan tersebut berisi
sosialisasi nilai-nilai dan budaya perusahaan kepada seluruh karyawan Bank
Danamon yang melibatkan lebih dari 19.000 karyawan.
Adapun nilai-nilai Bank Danamon tersebut adalah : Peduli, Jujur,
Mengupayakan yang Terbaik, Kerjasama dan Profesionalisme yang Disiplin.
Selain itu, Town Hall Meeting bertujuan untuk mendekatkan Direksi Bank
Danamon dengan karyawannya untuk mendengar secara langsung pandangan
dan aspirasi dari karyawan Bank Danamon.
Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kepedulian dan rasa memilki
dari setiap karyawan terhadap perusahaan, selain untuk meningkatkan
kerjasama dan profesionalitas karyawan, karena karyawan merupakan aset
yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk memastikan supaya tujuan
organisasi atau perusahaan dapat tercapai dengan baik.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan Khusus/Mikro)
Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2014 manajemen Bank Danamon telah
- 11 -
strategi-strategi bisnis lainnya. Aktivitas bisnis ini merupakan respon atas
lingkungan bisnis khususnya lingkungan khusus/mikro yakni faktor pesaing
dan konsumen. Langkah tersebut merupakan strategi bisnis yang diambil oleh
Bank Danamon dalam menghadapi persaingan dalam industri perbankan dan
juga karena adanya konsumen/pasar yang potensial terhadap produk-produk
yang ditawarkan.
Berikut ini beberapa aktivitas bisnis yang diambil oleh Bank Danamon
sebagai respon dalam menghadapi persaingan di industri perbankan sekaligus
respon untuk memenuhi kebutuhan konsumen, antara lain :
a. Danamon Syariah
Pendirian Danamon Syariah merupakan langkah strategis Bank Danamon
dalam menjawab pertumbuhan dan perkembangan pasar perbankan
syariah yang semakin dinamis. Saat ini Danamon Syariah telah memiliki
7 (tujuh) Kantor Cabang Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam menjalankan kegiatannya, Danamon Syariah menerapkan sistem
bagi hasil, jual beli dan titipan sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi
suku bunga.
Danamon Syariah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan produk dan jasa perbankan yang berbasis pada prinsip-prinsip bisnis
- 12 -
ghoror (ketidakjelasan/manipulatif) maupun maisyir (spekulasi/
perjudian).
Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati layanan perbankan yang
sesuai dengan syariah Islam dimana hal itu secara spiritual akan
menciptakan ketenangan batin karena dana masyarakat akan
diinvestasikan kembali kepada bisnis atau hal-hal yang membawa
kemaslahatan bagi masyarakat banyak.
Adapun produk – produk Danamon Syariah adalah:
1. Tabungan Bagi Hasil (Tabungan Mudharabah)
2. Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
3. Gadai Emas Syariah
4. Pembiayaan Konsumsi
5. Sewa Menyewa (Ijarah)
6. Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah)
Selain itu, Bank Danamon melalui Unit Usaha Danamon Syariah telah
menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan perdagangan syariah
dengan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC). ITFC
merupakan salah satu bagian dari Bank Pembangunan Islam (IDB) yang
berkonsentrasi pada upaya mendorong perdagangan intra
- 13 -
mengembangkan dan mendiversifikasikan solusi keuangan syariah untuk
kemajuan perdagangan.
b. Danamon Simpan Pinjam (DSP)
Bank Danamon meluncurkan unit pertama Danamon Simpan Pinjam
pada bulan Maret 2004, dimana selanjutnya sepanjang tahun tersebut
Bank Danamon membuka sebanyak 207 kantor Unit Danamon Simpan
Pinjam di seluruh Indonesia. Danamon Simpan Pinjam memfokuskan
pada kredit mikro dan usaha kecil. Pembukaan unit-unit Danamon
Simpan Pinjam ini adalah merupakan langkah strategis yang diambil
Bank Danamon untuk melakukan penetrasi pasar dengan cepat di segmen
pasar mikro yang memiliki pertumbuhan tinggi dan untuk
mempertahankan posisi kompetitifnya dalam dunia perbankan di
Indonesia.
Alasan pembukaan Danamon Simpan Pinjam adalah karena usaha mikro
dianggap masih kurang terlayani oleh industri perbankan, sehingga
banyak pelaku usaha mikro yang mencari pinjaman di jalur pembiayaan
informal seperti tengkulak dan kelompok lokal independen. Sehingga
Bank Danamon membangun Danamon Simpan Pinjam ini untuk
melayani tipe nasabah tersebut. Unit-unit Danamon Simpan Pinjam
ditempatkan di pusat komunitas lokal untuk memberikan layanan yang
nyaman bagi nasabah sekitar dan cukup dekat untuk menawarkan
- 14 -
ini diharapkan dapat membantu perekonomian Indonesia khususnya
sektor usaha kecil untuk tumbuh berkembang dan lebih sejahtera.
Sepanjang tahun 2004, jumlah kredit yang disalurkan kepada sektor
usaha mikro mencapai Rp545 Miliar. Selanjutnya sampai dengan tahun
2006, Bank Danamon telah membuka 765 unit Danamon Simpan Pinjam
dengan jumlah karyawan sebanyak 7.000 orang lebih. Danamon Simpan
Pinjam tersebut terbagi menjadi dua kelompok, yaitu DSP untuk
melayani dan membantu wirausahawan mikro dan DSP untuk nasabah
individu yang memiliki pendapatan tetap.
Danamon Simpan Pinjam merupakan lini bisnis yang paling cocok
dengan kultur masyarakat Indonesia dimana segmentasi pasarnya adalah
pelaku usaha kecil. Telah terbukti Danamon Simpan Pinjam lebih kuat
dalam menghadapi krisis keuangan mengingat karakter bisnisnya yang
langsung bersentuhan dengan banyak nasabah dengan nominal kredit per
nasabah yang relatif kecil. Danamon Simpan Pinjam juga sejauh ini telah
memberikan kontribusi cukup signifikan bagi pencapaian laba Bank
Danamon.
c. Danamon Sahabat
Danamon Sahabat merupakan model baru perbankan komersial yang
diluncurkan pada tahun 2004. Danamon Sahabat menyediakan produk
- 15 -
nasabah Usaha Kecil Mengengah (UKM) berskala besar. Danamon
Sahabat menekankan pada komitmen jangka panjang dengan
konsumennya untuk membantu nasabah tumbuh dan sejahtera.
Manajemen Danamon sangat yakin bahwa kunci sukses dalam segmen
ini adalah dengan menyeleksi sebelumnya “para juara” di dunia bisnis
dan kemudian memberikan komitmen yang kuat untuk mendukung bisnis
tersebut untuk bertumbuh. Berbagai upaya dilakukan dalam hal pelatihan
karyawan, pengembangan produk, pemenuhan nasabah dan sistem risiko,
untuk memastikan agar Bank Danamon dapat memenuhi komitmen
menjadi “Sahabat” bagi nasabah. Pertumbuhan yang pesat pada
portofolio kredit Komersial dan pendapatan imbal jasa yang baik
membuat Bank Danamon merupaka bank komersial yang tepat untuk
membantu nasabah segmen komersial mencapai sasaran menjadi generasi
perusahaan-perusahaan terkemuka berikutnya di Indonesia.
d. Adira Finance
Pada tahun 2004 Bank Danamon mengakuisisi Adira Finance, sebuah
perusahaan pembiayaan di Indonesia, untuk pembelian sepeda motor,
mobil dan mesin industri untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Pada
tahun 2005 lebih dari 728.000 kendaraan khususnya sepeda motor telah
- 16 -
Saat ini, Adira Finance telah berhasil menjadi salah satu perusahaan
pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia berdasarkan pencapaian laba,
pembiayaan baru dan piutang yang dikelola. Dengan didukung oleh lebih
dari 28 ribu karyawan dan 667 jaringan usaha yang tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, Adira Finance melayani lebih dari 3,7 juta
konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola sebesar Rp48,3 triliun
dan menguasai pangsa pasar 12,6% untuk sepeda motor baru dan 5,4%
untuk mobil baru. Dengan pencapaian tersebut, Adira Finance menjadi
kontributor yang signifikan terhadap total portofolio Danamon. Di tahun
2013, Adira Finance telah menyumbang 34% dari total portofolio dan
65% kepada segmen kredit mass-market.
3. Faktor Eksternal (Lingkungan Umum/Makro)
a. Faktor Ekonomi
Tahun 2008 merupakan periode dengan banyak peristiwa yang
menggoncangkan fondasi sektor keuangan global dan industri perbankan.
Krisis sub-prime di Amerika Serikat telah mendorong terjadinya krisis
perbankan di Amerika dan Eropa yang diikuti dengan pengetatan
likuiditas yang menjalar ke seluruh dunia. Krisis finansial global ini
sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu
- 17 -
ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara keseluruhan tumbuh sebesar 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%.
Dengan fondasi perekonomiannya yang cukup kokoh, Indonesia dapat
bertahan terhadap krisis finansial ini lebih baik dibandingkan negara lain,
walaupun demikian pengaruhnya mulai tampak pada pertengahan tahun
2008, antara lain dengan terjadinya tekanan inflasi yang mendorong
kenaikan suku bunga serta jatuhnya harga obligasi. Inflasi IHK (Indeks
Harga Konsumen) Indonesia pada tahun 2008 paling tinggi mencapai
12,14% pada bulan September 2008 dan pada Desember 2008 sebesar
11,06% (sumber: www.bi.go.id). Untuk mengendalikan tingkat inflasi,
Bank Indonesia telah memperketat kebijakan moneter dan sektor
perbankan mulai menghadapi tekanan likuiditas yang cukup signifikan.
Krisis ekonomi dan perbankan dunia tersebut juga turut dirasakan
dampaknya oleh Bank Danamon, khususnya ketika memasuki
pertengahan tahun 2008. Kinerja yang telah diraih selama semester
pertama mulai menghadapi tekanan akibat perkembangan yang kurang
menguntungkan tersebut. Industri perbankan harus menghadapi tekanan
likuiditas, yang mengakibatkan suku bunga simpanan dan persaingan
yang tajam untuk memperoleh deposit yang berakibat pada turunnya
- 18 -
Akibat krisis finansial tersebut, beberapa nasabah Bank Danamon harus
menghadapi memburuknya arus kas dan menurunnya kemampuan untuk
memenuhi kontrak foreign exchange forward mereka. Dalam masa sulit
ini, Bank Danamon secara proaktif telah melakukan negosiasi dengan
nasabah untuk mencari solusi yang terbaik. Namun, beberapa nasabah
tidak dapat memenuhi kewajibannya, yang berakibat Bank Danamon
menderita kerugian signifikan sebesar Rp.804 Miliar pada kuartal
terakhir tahun 2008. Sebagai langkah menghadapi krisis keuangan
tersebut, Bank Danamon melakukan kebijakan efisiensi biaya
besar-besaran pada seluruh kegiatan operasionalnya. Walaupun harus
menghadapi kondisi yang penuh dengan tantangan, Bank Danamon
berhasil menutup tahun 2008 dengan membukukan Laba Bersih Setelah
Pajak sebesar Rp.1.530 Miliar.
b. Faktor Teknologi
Berkembangnya teknologi dalam industri perbankan, menuntut Bank
Danamon untuk setiap saat memperbaharui teknologi perbankannya
supaya tetap bertahan dalam industri perbankan yang kompetitif. Bank
Danamon menerapkan teknologi dengan tingkat kecanggihan dan biaya
yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Sampai akhir tahun 2013, Bank
Danamon telah mengembangkan implementasi penuh sistem tresuri dan
- 19 -
1.400 lebih anjungan tunai mandiri (ATM) dan 70 mesin setor tunai
(CDM), layanan internet (online banking) dan mobile banking serta call
center, pengembangan dan update berkesinambungan pada core banking
system untuk pemrosesan keuangan dan kredit nasabah, dan sebagainya.
Pada tahun 2005 Bank Danamon juga meluncurkan layanan kepada
karyawannya yang bernama Employee Service Center (ESC). Pusat
pelayanan karyawan ini untuk memastikan meningkatnya kepedulian
manajemen dan pelayanan secara online dan cepat terhadap seluruh
karyawan. ESC antara lain memberikan informasi mengenai
fasilitas-fasilitas karyawan, personal file, penilaian karyawan secara online, dan
sebagainya.
Keputusan melakukan investasi tinggi di bidang teknologi perbankan
yang diambil Bank Danamon tersebut bertujuan untuk efisiensi dan
mengurangi biaya transaksi yang dilakukan oleh manusia (human error)
serta untuk meningkatkan daya saing.
- 20 -
D. ANALISA SWOT
Berdasarkan faktor-faktor lingkungan bisnis dan aktivitas bisnis yang
dilakukan Bank Danamon di atas dapat dianalisa kelebihan, kelemahan, peluang
dan tantangan (analisasi SWOT) yang dihadapi perusahaan, yaitu :
1. Kelebihan (strength)
- Bank Danamon merupakan perusahaan yang telah lama berdiri dan
telah melewati naik turun bisnis perbankan termasuk krisis keuangan.
Hal ini membuat Bank Danamon telah cukup berpengalaman untuk
survive dalam menghadapi krisis keuangan.
- Adanya variasi produk dan portofolio bisnis Bank Danamon yang
beragam dan mencakup seluruh kalangan masyarakat sehingga dapat
mengurangi resiko bisnis yang dihadapi perusahaan.
- Produk-produk Bank Danamon (khususnya Danamon Simpan Pinjam
dan Adira Finance) termasuk market leader dalam pangsa pasarnya.
Lini bisnis Danamon Simpan Pinjam dan Adira Finance juga
merupakan lini bisnis yang telah terbukti lebih kuat dalam menghadapi
krisis keuangan mengingat karakter bisnisnya yang langsung
bersentuhan dengan banyak nasabah dengan nominal kredit per
nasabah yang relatif kecil.
- Bank Danamon memiliki jumlah karyawan yang besar, terknologi
yang up-to-date dan manajemen yang dinamis membuat Bank
- 21 -
2. Kelemahan (weakness)
- Pemegang saham terbesar Bank Danamon adalah Asia Financial
Indonesia,Pte.Ltd (AFI) sebagai pemegang saham pengendali. AFI
merupakan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Hal ini
dapat membatasi daya saing bank-bank lokal Indonesia.
- Suku bunga dari produk-produk kredit yang ditawarkan Bank
Danamon cukup tinggi, jika tidak diimbangi dengan jenis pelayanan
lainnya yang melengkapi produk-produk tersebut, maka Bank
Danamon dapat kalah dalam persaingan di industri perbankan.
- Jumlah karyawan yang tergolong besar menyebabkan biaya gaji
karyawan yang besar pula.
3. Peluang (opportunity)
- Bank Danamon berpotensi untuk memasuki industri perbankan tingkat
Asia. Namun hal ini perlu dibarengi dengan perbaikan berkelanjutan
dan terus menerus pada manajemen, organisasi, sistem, produk,
- 22 -
4. Tantangan/ancaman (threat)
- Kondisi ekonomi dan keuangan yang tidak stabil sangat berdampak
pada bisnis perbankan, di antaranya adalah suku bunga yang
berfluktuasi. Hal ini membutuhkan kecermatan dan kegesitan
manajemen untuk mengambil tindakan dan langkah antisipasi supaya
tidak mengalami kesulitan likuiditas dan masalah perbankan lainnya.
- Persaingan dalam industri perbankan yang sangat ketat dimana sifat
produk-produk perbankan yang hampir sejenis di antara setiap bank,
sehingga manajemen perlu memberikan nilai tambah pada setiap
produknya dan mengembangkan strategi-strategi penetrasi pasar,
- 23 -
BAB III
KESIMPULAN
Faktor-faktor lingkungan bisnis memiliki dampak yang besar bagi
keputusan manajemen organisasi dan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh
perusahaan. Lingkungan yang terus berubah menuntut manajemen perusahaan dan
organisasi untuk selalu tanggap dan progresif. Begitu luas dan kompleksnya
lingkungan bisnis yang dihadapi suatu perusahaan menuntut profesionalisme dari
setiap sumber daya yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan dituntut untuk
harus selalu mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
tersebut agar dapat meraih keunggulan kompetitif.
Faktor-faktor dalam lingkungan bisnis yang mempengaruhi Bank
Danamon yang sudah dijelaskan di atas adalah faktor karyawan, pesaing,
konsumen, kondisi ekonomi dan perkembangan teknologi. Langkah-langkah yang
diambil Bank Danamon untuk merespon perubahan dalam lingkungan bisnis
tersebut adalah pelaksanaan sosialisasi nilai-nilai Bank Danamon kepada seluruh
karyawan, pembukaan lini bisnis baru dan peluncuran produk-produk baru untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan menghadapi persaingan pasar, pengambilan
langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi krisis ekonomi, serta pembaharuan
- 24 -
Lingkungan bisnis yang terus berubah tersebut memberikan kekuatan,
kelemahan, peluang, sekaligus tantangan bagi Bank Danamon yang dapat
mempengaruhi keputusan bisnis (strategis dan taktis) serta aktivitas bisnis yang
- 25 -
REFERENSI
Griffin, Ricky W., Ebert, Ronal J. 2007. Business Essentials. Pearson Educational
International, New Jersey, USA.
Swastha, Basu DH, Sukotjo, Ibnu. 1988. Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern.
Liberty, Yogyakarta.
Budiarta, Kustoro. 2010. Pengantar Bisnis. Mitra Wacana Media, Medan.
Gitosudarmo, Indriyo. 1996. Pengantar Bisnis. BPFE, Yogyakarta.
Mukti, Bayu Priyo. Makalah Lingkungan Bisnis. Diunduh pada tanggal 01 Maret
2015 dari www.academia.edu/3346537/Lingkungan_Bisnis.
_____. 2014. Lingkungan Bisnis. Diunduh pada tanggal 04 April 2015 dari
http://storymakerindonesia1.blogspot.com/2014/01/lingkungan-bisnis.html.
Laporan Tahunan Bank Danamon Indonesia tahun 2004 s/d 2013. Diunduh dari
www.danamon.co.id.
Laporan Tahunan Adira Finance 2012. Diunduh dari www.adira.co.id.
Kholidah, Indra Satrio, 2008. Bank Danamon. Diunduh pada tanggal 01 Maret
- 26 -
_____, 2009, Perekonomian Indonesia Tahun 2008 di Tengah Krisis Keuangan
Global. Diunduh pada tanggal 10 Maret 2015 dari www.stneg.go.id.
_____, Laporan Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen). Diunduh pada tanggal 10