• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mitologi Dewa-Dewi Jepang Dalam Komik Naruto Karya Masashi Kishimoto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mitologi Dewa-Dewi Jepang Dalam Komik Naruto Karya Masashi Kishimoto"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah bagian dari sebuah karya seni yang dihasilkan dari daya cipta,

karsa manusia dimana mengandung nilai seni yang tinggi dan juga merupakan

perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Karya sastra pada hakekatnya merupakan

seni yang bermediumkan bahasa dan tercipta melalui proses yang intensif, selektif dan

subjektif. Penciptaan terhadap karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang

yang dikonstruksikan dengan imajinasi sehingga akan dihasilkan sebuah karya yang

tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan makna. Dalam menciptakan karya

sastra, banyak aspek yang harus dipertimbangkan, misalnya aspek keindahan, nilai

guna ataupun manfaatnya (Zainuddin, 1992: 99).

Sedangkan menurut Atar Semi, sastra adalah bagian dari seni karya sastra yang

berkaitan dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Berhubung karya sastra memiliki

ekspresi dalam pengungkapannya, maka karya sastra banyak mengandung unsur

kemanusiaan. Contohnya seperti, perasaan, kepercayaan, semangat dan keyakinan

yang mampu membangkitkan kekaguman. Sebagai karya yang kreatif, karya sastra

tersebut harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan mampu menyalurkan

kebutuhan keindahan manusia. Selain itu, sastra harus mampu menjadi wadah

penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan para sastrawan tentang kehidupan

manusia.

Dalam khazanah kesusastraan terdapat dua penggolongan besar sastra, yaitu

(2)

dengan zaman yang terus berkembang, sastra lisan juga berkembang menjadi sastra

tulis dan teks.

Sastra tulis (written literature) yaitu sastra yang menggunakan media tulisan atau

literal yang dituang. Sastra tulis dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa

tulisan dianggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju. Karya sastra

tulis dapat terbagi atas prosa, puisi dan drama. Puisi adalah karya sastra yang terikat

dengan kaidah dan aturan tertentu. Sedangkan prosa adalah karya sastra yang tidak

terikat dan memiliki sifat penguraian seluruh pikiran dan perasaan (Zainuddin, 1992:

99-101). Contoh puisi adalah pantun dan syair. Jenis prosa dalam pengertian

kesusasteraan juga disebut sebagai fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita

rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang

isinya tidak menyarankan kepada kebenaran sejarah. Prosa terbagi dalam jenis novel,

cerita pendek (cerpen), roman dan cerita bergambar (komik).

Sugono (2003: 151) mengatakan bahwa komik merupakan salah satu media

komunikasi hiburan. Di Jepang, komik merupakan karya sastra yang paling populer.

Komik bersifat sama dengan karya sastra berupa puisi, drama atau novel yang

dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu yang menarik, luar biasa ataupun

merekam zaman dan juga digunakan sebagai media untuk menggambarkan situasi

yang terjadi saat itu.

Dalam bahasa Jepang komik disebut juga dengan manga. Istilah manga

digunakan untuk membedakan antara komik dari Jepang dengan komik dari negara

lainnya. Di Jepang istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh Katsuhika

(3)

menggunakan blok-blok kayu. Di Jepang komik dibagi menjadi empat macam menurut

kelompok pembacanya, antara lain:

1. Komik Dewasa (Seijin manga )

2. Komik Remaja (Seinen manga)

3. Komik anak Laki-laki (Shounen manga)

4. Komik anak Perempuan (Shoujo manga)

Didalam komik juga terdapat genre-genre seperti:

a. Aksi (アクション) : bercerita tentang pertempuran, perkelahian atau kekerasan,

b. Fantasi (ファンタジー) : bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki

kekuatan diluar logika, duni yang tidak terlihat atau lain,

c. Histori (ヒストリカル) : bercerita tentang sejarah seseorang, benda ataupun

suatu tempat, dan lain sebagainya.

Adapun karya sastra lisan adalah karya yang diwariskan turun temurun secara

lisan, salah satu jenis karya sastra lisan adalah prosa rakyat. Fakta bahwa cerita lisan

merupakan salah satu hasil kebudayaan adalah cerita lisan tidak lepas dari masyarakat

pendukungnya yang selalu senantiasa melestarikannya dari waktu ke waktu, karena

kebudayaan yang mereka ciptakan mampu memberi kepuasan tersendiri baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Sebagai hasil cipta manusia yang digolongkan sastra, prosa rakyat telah

‘disakralkan’ oleh masyarakat. Prosa rakyat adalah entitas tersendiri yang menjadi

penghubung sastra dan sejarah. Meski terkadang tidak memiliki titik temu, karena

sastra bersifat ‘liar’ sedangkan sejarah bersifat ‘tetap’, tetapi keduanya adalah dua sisi

(4)

Cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan :

1. Legenda (legend) adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip

dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.

Legenda ditokohi oleh manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat

luar biasa dan sering kali dibantu oleh makhluk gaib.

2. Dongeng (folktale) berupa cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar

terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun

tempat.

3. Mite (bahasa Belanda : mythe) atau mitos (bahasa Yunani : mythos) adalah cerita

prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung

penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk didalamnya, serta

dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Pelaku

utama yang diceritakan dalam mitos biasanya para dewa, manusia dan pahlawan

supranatural.

Mite dalam istilah bahasa Jepang adalah Shinwa yang berarti “kisah mengenai

para dewa”. Mite Jepang merupakan gabungan tema-tema pribumi dan yang berasal

dari daratan Asia Timur dan dipengaruhi oleh ajaran Buddhisme dan Taoisme.

Bahan untuk menyusun mitologi Jepang pada umumnya bersumberkan pada dua

sumber tertulis, yaitu Kojiki (berasal dari 712 M dan merupakan catatan mengenai

hal-hal kuno) dan Nihonshoki (720 M). Sumber-sumber lain yang juga dipergunakan untuk

menyusun mitologi Jepang yaitu Kogo Shui (807M) karya Imbe no Hironari, yang

mengandung mite dan legenda yang diwariskan dalam keluarga Imbe dan

sumber-sumber dari Fudoki, di antaranya yang paling lengkap adalah Izumo no Kuni Fudoki

(5)

Berbagai mitologi Jepang yang kita ketahui, pada umumnya adalah

a. mitologi tentang para dewa pencipta Jepang yaitu Izanagi dan Izanami,

b. Amaterasu, tsukuyomi dan susano’o adalah anak dari Izanagi. Amaterasu dikenal

sebagai dewi Matahari, tsukuyomi dikenal sebagai dewa Bulan dan susano’o

dikenal sebagai dewa Samudera,

c. Emma’o atau yang biasa disebut dengan Yama merupakan penguasa neraka dan

alam kematian yang bertugas mengadili dosa-dosa manusia semasa hidup,

d. Fujin adalah dewa angin berjanggut putih yang diceritakan selalu berdiri diatas

gunung membawa kantung angin besar dan lain sebagainya.

Salah satu karya sastra yang penulis anggap mengandung unsur mitologi dalam

ceritanya yang akan ditelaah teksnya adalah terdapat dalam komik Naruto. Naruto (ナ

ルト) adalah manga karya Masashi Kishimoto, yang menceritakan tentang seorang anak

yang sangat berisik, hiperaktif, ambisius dan pertualangannya dalam mewujudkan

keinginannya untuk mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat didesanya. Naruto selalu

berbuat onar di desa Konoha, guna mencari perhatian dari orang-orang desa yang

menguncilkannya karena siluman rubah yang disegel ditubuhnya. Manga Naruto

pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shuseisha pada tahun 1999 dalam edisi ke-43

majalah Shonen Jump.

Cerita dalam komik Naruto memiliki unsur-unsur mitologi di Jepang yang kita

ketahui pada umumnya. Misalnya mengenai dewa Izanagi dan Izanami, Amaterasu,

Tsukuyomi dan Susano’o dan ada pula Jiraiya Goketsu. Nama-nama dewa dalam

mitologi Jepang dipakai oleh pengarang dalam komik Naruto itu sebagai nama-nama

(6)

Adanya kecocokan akan beberapa mitologi di Jepang dengan mitologi dalam

komik Naruto ini yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis masalah mitologi

ini dengan judu l :

“ANALISIS MITOLOGI DALAM KOMIK NARUTO KARYA MASASHI

KISHIMOTO”

1.2 Perumusan Masalah

Istilah mitologi dapat mengacu kepada kajian mengenai mitos atau suatu

himpunan atau koleksi berbagai mitos. Istilah mitologi telah dipakai sejak abad ke-15

dan berarti ilmu yang menjelaskan tentang mitos. Mitologi adalah ilmu tentang

kesusastraan yang mengandung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa dan

makhluk halus dalam suatu kebudayaan atau suatu cerita tentang kehidupan suatu

bangsa pada masa lampau yang memiliki hubungan erat dengan para dewa dan para

pahlawannya.

Jepang salah satu negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan juga

memiliki kepercayaan seperti halnya mitos. Folklore yang sekarang disebut mitologi

Jepang, hampir seluruhnya berdasarkan cerita yang terdapat dalam Kojiki, Nihonshoki

dan Fudoki dari berbagai provinsi di Jepang.

Hal-hal yang berkaitan dengan mitologi sering diungkapkan dalam karya sastra

seperti komik. Salah satunya adalah komik Naruto karya Masashi Kishimoto. Pada

zaman yang modern ini, pengarang berusaha mengangkat kembali cerita rakyat masa

lalu ke dalam karya sastra modern. Pengarang menggunakan berberapa mitos seperti

Izanagi dan Izanami, Amaterasu, Tsukuyomi dan Susano’o yang diungkapkan melalui

nama-nama jurus ninja di dalam komik Naruto. Tidak hanya nama tetapi mitos-mitos

(7)

Berdasarkan mitos yang diungkapkan oleh pengarang dalam komik Naruto, terdapat

keterkaitan antara komik Naruto dengan mitologi yang ada di Jepang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat permasalah yang akan

dibahas dalam penulisan ini adalah :

1. Apa saja jenis-jenis mitologi yang terdapat dalam komik Naruto karya Masashi

Kishimoto?

2. Bagaimana mitologi-mitologi tentang dewa-dewi diungkapkan dalam komik

Naruto karya Masashi Kishimoto?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Sesuai dengan judul “Analisis Mitologi Dalam Komik Naruto Karya Masashi

Kishimoto”, maka penulis akan membatasi pembahasan permasalahan yaitu pada

hal-hal yang berkaitan dengan beberapa nama-nama dewa yang dianggap mitos yang

terdapat dalam komik Naruto yang diungkapkan oleh pengarang. Untuk itu penulis

menggunakan komik Naruto sebagai bahan untuk menganalisis mitologi yang terdapat

didalamnya. Pembatasan masalah ini agar penelitian tidak terlalu luas dan berkembang

terlalu jauh, sehingga pembahasan pada skripsi ini memiliki kejelasan dan kecermatan

dalam analisisnya. Agar pembahasan dalam skripsi ini memiliki analisis yang akurat

dan jelas, penulis akan menjelaskan juga pada BAB II mengenai pengertian mitologi,

(8)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta yaitu “śāstra”, yang

berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman dari kata dasar śās- yang berarti

instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk

kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan

tertentu.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan

sastra lisan. Karya sastra tulis dapat terbagi atas prosa, puisi dan drama. Prosa terbagi

dalam jenis novel, cerita pendek (cerpen), roman dan cerita bergambar (komik).

Menurut Ensiklopedi Wikipedia Indonesia

merupakan suatu bentuk karya seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak

yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah jalinan cerita dan biasanya

dicetak di atas kertas dilengkapi dengan teks.

Menurut Will Eisner dalam Mustaqim

komikus veteran Amerika menjabarkan komik sebagai tatanan gambar yang disertai

balon kata yang berurutan, dimana didalamnya terdapat seni merangkai adegan. Komik

dapat dikatakan sebagai novel grafis, komik juga dipandang karya sastra generasi baru

populer. Lebih lanjut lagi, komik dijabarkan sebagai seni sekuensial yang memiliki

urutan dalam mengungkapkan gagasannya.

Pada dasarnya mitologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang mitos.

Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Di Jepang, foklor yang

sekarang disebut mitologi hampir seluruhnya berdasarkan cerita yang terdapat dalam

(9)

Mitos adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan berkenaan

dengan masa lalu, ide, ingatan dan kenangan atau keputusan yang diyakini.

Keberadaan mitos dapat memberi suatu pengetahuan, bagaimana masyarakat

penganutnya menghadapi kehidupan dengan keyakinan yang mereka percayai,

menjadikan mitos sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan mereka, karena mereka percaya bahwa mitos tersebut memberi kegunaan

dan manfaat bagi kehidupan.

Penggunaan mitos dalam karya sastra bertujuan untuk menanggapi kenyataan

saat ini, yaitu anggapan bahwa masyarakat saat ini percaya bahwa apa yang ada dalam

mitos dianggap sesuatu kebenaran. Padahal dunia mitos pada dasarnya bukan persoalan

benar dan tidak benar, terjadi atau tidak terjadi. Dunia mitos sebenarnya merupakan

sugesti untuk menjaga keseimbangan sosial. Oleh karena kondisi sosial suatu

masyarakat terus berubah dan berkembang, mitos sebagai bagian integral dari

masyarakat tentu mengalami perubahan dan perkembangan.

Seperti yang terdapat dalam komik Naruto, tersirat beberapa mitologi Jepang

yang kita ketahui pada umumnya. Pengarang mencoba mengangkat kembali mitologi

Jepang tersebut kedalam karyanya melalui cerita yang terdapat di dalam komik Naruto.

Misalnya mengenai dewa pencipta negara Jepang Izanagi dan Izanami, dewa-dewi

lain seperti Amaterasu, Tsukuyomi dan Susano’o, juga tentang Jiraiya Goketsu.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian memerlukan landasan atau titik tolak untuk

menganalisis atau meneliti suatu permasalahan. Untuk meneliti dan menganalisis suatu

(10)

penulis. Dalam penelitian terhadap komik Naruto karya Masashi Kishimoto ini penulis

menggunakan pendekatan arketipal.

Pendekatan arketipal merupakan kajian sastra yang menekankan pada warisan

budaya masa lalu. Pendekatan arketipal muncul bertolak dari pemikiran bahwa sastra

tidak hanya bagian dari kehidupan kebudayaan modern atau kebudayaan maju, tetapi

juga dikenal dan dimiliki oleh masyarakat yang belum maju, yang masih hidup dalam

lingkup kebudayaan yang belum dikenal dan memberi pengaruh terhadap karya sastra

dan kehidupan masyarakat yang telah maju.

Arketipal menjurus kepada pencarian simbol, ritual dan unsur-unsur tradisi

dalam karya sastra. Arketipal lebih bertumpu kepada analisis yang bersifat mengkaji

manusia dengan tindak tanduknya daripada mengkaji unsur estetik dan instrinsik karya

(Sikana, 2008: 137).

Berdasarkan pendekatan arketipal, penulis dapat mengkaji dan meneliti masalah

sastra klasik, sastra lisan, cerita rakyat, folklore, mitos dan kisah-kisah yang berkaitan

dengan asal-usul. Seperti yang akan dibahas yakni mengenai mitos dewa-dewi atau

kami dalam masyarakat Jepang.

Untuk menganalisis masalah ini, penulis tidak hanya menggunakan pendekatan

arketipal saja, tetapi juga penulis juga memaparkan mitos Jepang yang ada pada Kojiki

dan Nihonshoki yang terbagi menjadi tiga siklus yakni, siklus Takamagahara, siklus

Izumo dan siklus Tsukushi yang akan dijelaskan pada bab II. Karena pada tiga siklus

ini terdapat gambaran yang dapat menjelaskan tentang mitologi dalam komik Naruto.

Serta penulis juga menyertakan pendekatan semiotik yang menunjukkan indeksikal

(11)

Dari kodratnya, karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan dan

keinginan pengarang lewat bahasa. Bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa,

melainkan bahasa khas. Yakni bahasa yang memuat tanda-tanda atau semiotik. Bahasa

itu akan membentuk sistem ketandaan yang dinamakan semiotik dan ilmu yang

mempelajari ini adalah semiologi. Semiologi juga dinamakan semiotika, artinya ilmu

yang mempelajari tanda-tanda dalam karya sastra (Endraswara, 2008: 63).

Dari segi istilah, semiotik berasal dari kata Yunani kuno “semeion” yang berarti

tanda atau sign dalam bahasa Inggris. Semiotik merupakan ilmu yang mengkaji hal-hal

yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Di dalam penelitian sastra,

pendekatan semiotik khusus meneliti sastra yang dipandang memiliki sistem sendiri,

sedangkan sistem itu berurusan dengan masalah teknik, mekanisme penciptaan,

masalah ekspresi dan komunikasi. Bila kajian sastra sudah dikaitkan dengan ekspresi

dan manusianya, bahasa, situasi, isyarat, gaya dan lain sebagainya. Hal ini berarti,

bahwa kajian semiotik menyangkut aspek ekstrinsik dan aspek intrinsik karya sastra.

Menurut Jan Van Luxemburg (1992: 46), semiotik adalah ilmu yang mempelajari

tentang tanda-tanda, lambang dan proses perlambangan. Ilmu tentang semiotik ini

menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Tanda-tanda tersebut dapat berupa gerakan badan, pakaian dan

lain-lain. Kemudian tanda-tanda tersebut dihubungkan dengan konsep budaya sehingga

pada kondisi ini karya sastra yang berbentuk komik akan dijadikan tanda sebagai tanda

untuk di interpretasikan. Oleh karena itu, penulis menggunakan pendekatan semiotik

untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda mitologi yang terdapat dalam komik

(12)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian tentu ada tujuan yang hendak dicapai, yang difungsikan

untuk mempermudah melakukan penelitian terhadap suatu masalah. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui mitologi yang terdapat pada komik Naruto karya Masashi

Kishimoto.

2. Untuk mengetahui model pengungkapan mitologi dewa-dewi Jepang di dalam

komik Naruto karya Masashi Kishimoto.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian terhadap komik Naruto karya Masashi Kishimoto

dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Sebagai sarana untuk penambah wawasan kepada peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya.

2. Untuk menambah pengetahuan lebih dalam mengenai mitologi Jepang yang ada

di komik Naruto.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menganalisis karya sastra

khususnya komik bagi mahasiswa Sastra Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang

(13)

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode dapat juga diartikan sebagai prosedur atau tata cara sistematis yang

dilakukan oleh seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan

masalah atau menguak suatu kebenaran atas fenomena tertentu (Siswantoro, 2005: 55).

Berbicara mengenai penelitian, pada dasarnya pengertian dari penelitian itu

adalah penerapan suatu pendekatan ilmiah untuk mengkaji suatu masalah.ini

merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan, dari awalnya yang

tidak tahu menjadi tahu. Penelitian atau riset berasal dari bahasa Inggris “research”

yang berarti proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan,

memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.

Dapat disimpulkan bahwa riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan

ilmu pengetahuan.

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis akan menggunakan

metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai

taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga

dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti.

Penulis menggunakan metode ini untuk mendeskripsikan atau menganalisis

mitologi-mitologi yang terdapat dalam komik Naruto. Teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu studi pustaka (library research). Studi pustaka (library research)

(14)

dengan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi

objek penelitian. Data yang diperoleh bukan hanya dari buku-buku, tetapi juga dari

Referensi

Dokumen terkait

digambarkan melalui peristiwa antar manusia yang memperlihatkan emosi secara mendalam, yaitu 1) kematian; 2) dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat; 3) pertemuan antara orang

timnya sedang melakukan penyusupan agar dapat masuk ke dalam wilayah musuh.. Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto

yang terdapat dalam komik disajikan sebagai bahasa yang dapat.. menimbulkan imajinasi khusus

Bentuk kata seru yang terdapat di dalam dialog komik serial Naruto dibedakan menjadi lima belas macam yaitu :(a) bentuk kata penyeru biasa, (b) kata seru yang menyatakan rasa heran

‘sono kachi ga kimaru’ yang secara harfiah berarti ‘itu ditentukan nilainya’. Penerjemah tidak menerjemahkan kalimat tersebut ke dalam TSa, dikarenakan pesan dan

Kata seru juga terdapat dalam komikseperti pada komik Boruto.Komik Boruto merupakan cerita lanjutan dari serial manga Naruto dimana Boruto merupakan anak

komik-komik Jepang yang saat ini membanjiri pasar komik di Indonesia. Komik ukuran kuarto dan folio umumnya berasal dari Amerika atau Perancis. Berdasarkan hasil

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ijime dalam manga Naruto merupakan sebuah refleksi kondisi ijime nyata serta untuk menganalisis