Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
ANALISIS PERAN TOKOH NINJA DALAM KOMIK NARUTO
KARYA MASASHI KISHIMOTO
MASASHI KISHIMOTO NO SAKUHIN NO “NARUTO NO
MANGA” NI OKERU NINJA NO SHUJINKOU NO YAKUSHA
NO BUNSEKI NI TSUITE
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh:
NIRMALA DEWI NIM : 040708006
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
MEDAN
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
ANALISIS PERAN TOKOH NINJA DALAM KOMIK NARUTO
KARYA MASASHI KISHIMOTO
MASASHI KISHIMOTO NO SAKUHIN NO “NARUTO NO
MANGA” NI OKERU NINJA NO SHUJINKOU NO YAKUSHA
NO BUNSEKI NI TSUITE
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Nandi S Prof.Drs. Hamzon Situmorang,M.S.Ph.D NIP. 131763366 NIP. 131422712
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
MEDAN
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui oleh : Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi S-1 Sastra Jepang Ketua Program Studi,
Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D NIP : 131422712
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
PENGESAHAN Diterima oleh :
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra.
Pada : Tanggal : Pukul :
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Dekan
Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D NIP : 131284310
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI………. iv
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah……….. 1
1.2. Perumusan Masalah……… 5
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan………... 6
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……… 6
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 10
1.6. Metode Penelitian……… 11
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NINJA DAN KOMIK 13 2.1. Latar Belakang Munculnya Ninja di Jepang……….. 13
2.2. Peranan Ninja dalam Masyarakat Jepang………... 16
2.2.1. Memperkuat dan Membuyarakan Pengepungan….. 16
2.2.2. Mata-Mata……… 17
2.2.3. Pembunuh Gelap atau Pembunuh Bayaran……….. 19
2.3. Tingkatan dalam Ninja………... 20
2.3.1. Jounin……….. 21
2.3.2. Chuunin……… 21
2.3.3. Genin………. 22
2.4. Alat dan Senjata yang Digunakan Ninja………. 22
2.5. Definisi Komik……… 26
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
2.5.2. Perkembangan Komik Di Jepang……….. 30
2.6. Riwayat Hidup Masashi Kishimoto……… 32
2.7. Tingkatan Ninja dalam Komik Naruto……… 35
2.7.1. Kage……… 35
2.7.2. Jounin………... 36
2.7.2. Chuunin……….. 36
2.7.3. Genin……….. 36
2.7.4. Murid Akademi……….. 37
2.8. Alat dan Senjata yang Digunakan Ninja dalam Komik Naruto 38 BAB III ANALISIS PERANAN TOKOH NINJA DALAM KOMIK NARUTO……… 41
3.1. Uzumaki Naruto……….. 41
3.2.Uchiha Sasuke.. ……….. 51
3.3. Haruno Sakura ……… 55
3.4. Hatake Kakashi ……….. 59
3.5. Orochimaru ………. 64
3.6. Nara Shikamaru………... 67
3.7. Kabuto ……… 68
3.8. Tsunade………... 73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……….. 78
4.1. Kesimpulan……….. 78
4.2. Saran………. 80
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia mempunyai akal dan pikiran yang menyebabkannya berbeda
dengan makhluk lain. Setiap manusia dapat mengungkapkan ide yang beraneka
ragam, sehingga dari hal tersebutlah manusia dapat menghasilkan kebudayaan.
Koentjaraningrat (1976:28) mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta
keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
Kebudayaan juga dijelaskan oleh Moeliono (1989:7) sebagai hasil
pengungkapan diri oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya. Salah satu
hasil dari kebudayaan keseniaan manusia itu adalah sastra.
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman,
perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasanya. Rene Wellek
(1997:109) berpendapat bahwa sastra adalah lembaga sosial yang memakai
medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan itu sendiri adalah
kenyataan sosial. Menurut Boulton dalam Aminuddin (2000:37) mengungkapkan
bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa
yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga mengandung
pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik
maupun berbagai macam problema yang berhubungan dengan kompleksitas
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Dalam sastra terdapat genre sastra yang sangat bervariasi. Misalnya puisi,
drama, roman, prosa, teater, dan lain-lain. Salah satu hasil karya sastra berupa
prosa adalah cergam (cerita bergambar), atau juga yang dikenal dengan sebutan
komik.
Komik adalah suatu bent
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan
Sugono (2003:151) mengatakan bahwa komik merupakan salah satu media
komunikasi hiburan. Komik juga merupakan hasil karya sastra yang cukup
memikat penikmat karya sastra. Komik memang sangat digemari oleh anak-anak
maupun orang dewasa. Di Jepang, komik merupakan karya sastra yang paling
populer.
Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Istilah manga digunakan
untuk membedakan antara komik dari Jepang dengan komik dari negara lainnya.
Di Jepang istilah manga diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1814 oleh
Katsushika Hokusai. Pada saat itu komik dibentuk dalam percetakan pada kertas
yang menggunakan blok –blok kayu.
Di Indonesia popularitas manga membuat komik lainnya hampir tidak
mempunyai kesempatan untuk berkembang. Hal ini tidak hanya di Indonesia, di
Amerika dan Eropa popularitas manga sudah menyamai komik lokal mereka.
Manga memang sudah beredar di seluruh dunia. Seperti Amerika, Inggris, Itali,
dan tentunya Jepang. Di Jepang, komik merupakan karya sastra yang sangat
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Komik dibagi menjadi 4 kategori, antara lain :
1. komik anak laki-laki (shounen manga)
2. komik anak perempuan (shoujo manga)
3. komik remaja (seinen manga)
4. komik dewasa (seijin manga)
Tema manga meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang.
Mereka mampu melahirkan pahlawan-pahlawan dalam manga yang dapat mereka
temuka n dalam diri mereka sendiri. Oleh sebab itu, manga menjadi tuan rumah di
Jepang sendiri terlepas dari pengaruh barat yang sangat kental pada masa-masa
awal lahirnya manga.
Dalam penyajian komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat
dinikmati oleh pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah
nyata dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga ditawarkan konsep seni dan
imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat menyampaikan dan
mengekspresikan ide-ide dan bahkan pesan- pesan, amanat ataupun moral dari si
pengarang sehingga timbullah efek-efek tertentu bagi si pembaca itu sendiri.
Salah satu komik Jepang yang berhasil mendapat tempat di pasaran
Indonesia adalah Naruto karya Masashi Kishimoto. Masashi Kishimoto adalah
seorang komikus pria yang lahir di
usia SD. Ia memulai karyanya pada tahun 1999 sebagai seorang pelukis manga
dengan hasil kerjanya yang pertama yaitu Karakuri. Kemudian Masashi
Kishimoto menjadi seorang komikus terkenal semenjak karyany
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
tersebut Kishimoto telah menerima Anugerah Hop Step yang diberikan kepada
artis pendatang baru setiap bulan oleh Shonen Jump, yaitu sebuah majalah manga.
Naruto merupakan judul komik yang diambil dari nama tokoh utama
dalam komik tersebut. Komik ini menceritakan seputar tentang kehidupan tokoh
utamanya yang bernama lengkap Uzumaki
selalu membuat keributan, hiperaktif, dan ambisius dalam setiap petualangannya
demi mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan gelar Hokage, yaitu
pemimpin terkuat di desanya sekaligus agar dapat melindungi penduduk desa di
Konoha, desa tempat kelahirannya.
Komik Naruto memuat cerita fiksi yang diambil berdasarkan
kejadian-kejadian nyata yang pernah terjadi di Jepang. Cerita ini membawa pesan-pesan
dan gambaran tertentu bagi pembaca sekaligus memuat aspek kesejarahan
(history). Masashi Kishimoto berhasil menggambarkan kehidupan serta peran
seorang ninja dalam masyarakat Jepang sehingga terciptalah suatu gambaran yang
konkrit tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada masa itu.
Sebagai seseorang yang memiliki peran yang penting, seorang ninja
dituntut untuk dapat tangguh dilapangan demi menjaga kedamaian yang tercipta
pada masanya. Namun, tidak hanya itu karena dalam komik Naruto ini, Masashi
Kishimoto menyajikan sudut pandang yang berbeda dari kehidupan para ninja
yang sebenarnya dalam kehidupan nyata. Ia juga menceritakan betapa pentingnya
peran seorang ninja dalam kehidupan masyarakat Jepang sehingga sangat menarik
untuk dibahas. Peran ninja yang tercermin baik dalam kehidupan ninja yang nyata
maupun dalam komik Naruto rasanya layak penulis angkat untuk membahas
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
berjudul “ANALISIS PERAN TOKOH NINJA DALAM KOMIK NARUTO
KARYA MASASHI KISHIMOTO”.
1.2. Perumusan Masalah
Ninja dalam kehidupan nyata ataupun yang tergambar dalam karya-karya
sastra kebanyakan adalah sosok yang sangat disiplin dalam menjalankan
tugas-tugasnya serta mereka harus tunduk kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan
oleh atasannya.
Namun, ninja yang digambarkan oleh Masashi Kishimoto dalam komik
Naruto sangat berbeda dari apa yang banyak diketahui oleh umum. Tokoh-tokoh
utama yang digambarkan dalam komik ini memiliki rasa sosial yang sangat tinggi
terhadap lingkungan dan ikatan serta hubungan persahabatan yang kuat terhadap
teman-temannya sesama ninja. Sedangkan ninja dalam kehidupan nyata bersifat
sangat tertutup. Naruto sebagai seorang ninja mampu menghadapi segala
tantangan demi untuk mempelajari ilmu ninja.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menjawab masalah yang
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah latar belakang munculnya ninja dalam kehidupan
masyarakat Jepang?
2. Bagaimanakah peran tokoh ninja dalam komik Naruto karya Masashi
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap
perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan
agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga
penulisan dapat lebih terarah dan terfokus.
Dalam skripsi ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup
pembahasan yang difokuskan pada peran-peran yang dilakukan oleh seorang
ninja, khususnya yang menjadi latar belakang lahirnya komik Naruto ini yaitu
mulai dari komik Naruto volume 1 sampai volume 38. Untuk mendukung
pembahasan, akan dibahas juga tentang latar belakang sejarah munculnya ninja
dan perannya dalam kehidupan masyarakat Jepang secara umum.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka
Macluer dan Page dalam Soekanto (2003:24), mengatakan bahwa
masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata krama, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah
laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat pada zaman feodal Jepang
mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan.
Keluarga dalam kelas tersebut pun saling bertarung satu sama lain untuk
menjatuhkan kekaisaran. Dalam usahanya memperebutkan kekuasaan maka
menimbulkan banyak kerusuhan, ancaman-ancaman, serta pembunuhan. Dengan
berlangsungnya kondisi seperti ini terus-menerus membuat masyarakat menjadi
orang-Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
orang yang dapat melindungi mereka dari segala ancaman. Hal inilah yang
membuka jalan bagi lahirnya ninja.
Ninja merupakan orang-orang yang terlatih dalam seni ninjutsu dan
bergerak secara rahasia. Ninja memiliki keahlian khusus dalam menyusup dengan
atau tanpa suar
yang suka perang, tetapi ninja ada untuk membela kebenaran. Ia bukanlah milik
suatu organisasi, ninja adalah milik masyarakat dan akan selalu membela
masyarakat. Biasanya mereka akan mengancam pemerintah jika pemerintah
melakukan penyimpanan pada pajak. Cara kerja ninja adalah bergerak di tengah
malam. Kadang ninja bekerja seorang diri namun kadang mereka berkelompok
dalam menegakkan keadilan. Bagi masyarakat Jepang ninja sangat berperan
penting pada zaman feodal Jepang tersebut.
Peranan menurut Soekanto (1990:243) merupakan aspek dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Setiap orang
mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola kehidupannya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa seorang ninja mempunyai peranan untuk menentukan
apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta hal-hal yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya.
Aminuddin (2000:39) mengatakan bahwa sastra adalah seni, karena itu ia
mempunyai sifat yang sama dengan karya seni suara, seni lukis, seni pahat, dan
lain-lain. Tujuannya pun sama yaitu untuk memberikan makna pada eksistensinya,
serta untuk membuka jalan kekebenaran. Yang membedakannya dengan seni lain
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Dalam sastra terdapat genre sastra atau jenis-jenis sastra. Genre sastra ada
beberapa jenis diantaranya adalah puisi, drama, roman, prosa dan sebagainya.
Dalam prosa ada beberapa jenis dan salah satunya adalah komik.
Komik menurut kutipan Marcel Bonnet dalam Angkat (2004) dalam buku
komik Indonesia adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk
menceritakan pengalamannya yang dituang dalam gambar dan tanda yang
mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.
Komik merupakan salah satu sajian yang ditawarkan dalam dunia sastra
yang dapat menarik hati para penikmat sastra. Tidak hanya itu, komik mampu
memikat banyak orang di seluruh dunia, baik dari kalangan orang tua, remaja,
bahkan juga anak-anak. Terlebih komik di Jepang sangat menjamur dan
berkembang dari waktu ke waktu.
1.4.2. Kerangka Teori
Penelitian kebudayaan ini dilakukan melalui komik yang merupakan
sebuah karya sastra. Menurut Rene Wellek dalam Melani Budianto (1997:109)
bahwa sastra adalah lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam
menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan
sosial.
Untuk membuktikan bahwa dalam sebuah karya sastra yaitu komik
terdapat kebudayaan yang mengungkapkan sejarah serta peran ninja, maka
penulis akan menggunakan pendekatan sosiologis, pendekatan historis, dan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Pendekatan sosiologis merupakan proses pengungkapan kebenaran yang
didasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar yang dikenal dalam sosiologi
sebagai ilmu. Konsep-konsep dasar tersebut merupakan sarana ilmiah yang
dipergunakan untuk mengungkapkan kebenaran yang ada dalam masyarakat
(Soekanto, 2003:411). Pendekatan sosiologis menganalisis manusia dalam
masyarakat dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.
Menurut Ratna (2004:60) dasar filosofis pendekatan sosiologis adalah
adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat.
Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh :
a. karya sastra dihasilkan oleh pengarang
b. pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat
c. pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat
d. hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
Dalam hal ini penulis menganalisis dengan menggunakan pendekatan
sosialogis karena pendekatan sosiologis digunakan untuk membantu memahami
status peranan serta memahami kehidupan manusia dalam masyarakat.
Menurut Aminuddin (2000:46) pendekatan historis adalah suatu
pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar
belakang peristiwa kesejarahan yang melatar belakangi masa-masa terwujudnya
cipta sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan
penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke
zaman. Hal dasar yang melatar belakangi lahirya pendekatan ini adalah anggapan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Ratna (2004: 65) berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan
perhatian pada masalah bagaimana hubungannya terhadap karya yang lain,
sehingga dapat diketahui kualitas unsur-unsur kesejarahannya. Pada umumnya
pendekatan historis dikaitkan dengan kompetensi sejarah umum yang dianggap
relevan. Maka penulis juga menggunakan pendekatan ini untuk melihat latar
belakang cerita ninja dalam kehidupan nyata maupun ninja dalam komik Naruto
dan memahami unsur-unsur sejarahnya.
Menurut Jan Van Luxemburg (1992: 46) semiotik adalah ilmu yang
mempelajari tanda-tanda, lambang dan proses perlambangan. Ilmu tentang
semiotik ini menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Tanda-tanda tersebut dapat berupa
gerakan anggota badan, warna, bendera, pakaian, karya seni, serta bentuk dan
potongan rumah. Kemudian tanda-tanda tersebut dihubungkan dengan konsep
budaya sehingga pada kondisi ini karya sastra yang berbentuk komik akan
dijadikan sebagai tanda untuk diinterprestasikan. Oleh sebab itu, penulis
menggunakan pendekatan semiotik untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda
yang terdapat dalam komik Naruto.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya ninja dalam masyarakat
Jepang.
2. Untuk mengetahui peran tokoh ninja dalam komik Naruto karya
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
1.5.2. Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah munculnya
ninja dalam kehidupan masyarakat Jepang.
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peran tokoh
ninja dalam komik Naruto.
1.6. Metode Penelitian
Dalam penulisan suatu karya ilmiah harus menggunakan metode sebagai
penunjang untuk mencapai tujuan. Menurut Wiradi dalam Arifin (2003:9), metode
adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara
sistematis (urutannya logis).
Sedangkan penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilandaskan pada
analisa dan konstruksi. Analisa dan konstruksi dilakukan secara metodologis,
sistematis, dan konsisten. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan kebenaran
sebagai salah satu manifestasi manusia untuk mengetahui apa yang dihadapinya
dalam kehidupan (Soekanto, 2003: 410).
Berdasarkan tema dan permasalahan yang dianalisis dalam komik Naruto,
maka metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif . Menurut Sugiyono (2004:142) metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tinjauan kepustakaan,
yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka dengan
menggunakan buku-buku dan sumber lainnya yang ada hubungannya dengan
penelitian. Data juga diperoleh dari berbagai jurnal, artikel, dan berbagai situs
internet.
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP NINJA DAN KOMIK
2.1. Latar Belakang Munculnya Ninja di Jepang
Komik Naruto merupakan hasil karya Masashi Kishimoto yang
mengambil setting berdasarkan kehidupan ninja dalam kehidupan nyata. Ia
menuliskan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat ninja masih aktif di
Jepang dan menjadikannya sebuah cerita yang menampilkan gambaran kehidupan
ninja yang terjadi secara umum.
Ninja ( ) secara harfiah terdiri dari dua huruf yaitu nin ( ), yang
berarti tersembunyi dan ja ( ja merupakan perubahan dari sha), yang berarti
orang. Jadi ninja adalah orang yang menguasai dan mendalami seni beladiri
ninjutsu( ilmu melenyapkan diri). Kata ninja berasal dari kata ninpo ( ),
po berarti falsafah hidup. Dengan kata lain, ninpo berarti falsafah tertinggi dari
ilmu ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan dalam keseharian seorang ninja. Jadi
seorang ninja akan selalu waspada dan tunduk pada prinsip ninpo
(www.wikipedia.com).
Asal usul ninja dimulai dari runtuhnya Dinasti Tang dan terjadinya
pergolakan politik di Cina pada abad ke-9, sehingga banyak pengungsi dari Cina
yang datang ke Jepang untuk mencari perlindungan. Sebagian dari mereka adalah
para jendral besar, prajurit, dan biksu. Mereka menetap di propinsi Iga di pulau
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Kemudian mereka mengajarkan strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep
kebudayaan, ilmu pengobatan, falsafah-falsafah tradisional, serta ilmu beladiri.
Semuanya itu menyatu dengan kebudayaan dan kebiasaan setempat yang akhirnya
menjadi satu ilmu yang disebut ninjutsu.
Di tempat tersebut, para pengungsi membaur dengan penduduk setempat
dan membangun keluarga. Karena para pengungsi tersebut datang ke Jepang
secara ilegal, maka tempat tinggal mereka pun sedapat mungkin tidak berada di
keramaian kota, melainkan di hutan-hutan atau tempat terpencil. Oleh karena itu,
mereka hanya mengajarkan ilmu mereka kepada keluarganya serta penduduk di
sekitarnya yang sudah mereka anggap sebagai keluarga. Selama beberapa
generasi, ninjutsu disempurnakan oleh masing-masing keluarga atau klan menjadi
seni berperang yang digabungkan dengan falsafah bushido, spionase (taktik dalam
berperang), serta berbagai ilmu beladiri.
Pada abad ke-12, tahun 794-1192 terjadi perebutan kekuasaan antara
keluarga Taira dan Genji, sehingga mengakibatkan terjadinya perang Hogen no
Ran (1156) dan perang tersebut dimenangkan oleh keluarga Taira yaitu oleh Taira
no Kyoumori. Setelah kalah dalam peperangan, keluarga Minamoto (Genji)
memperkuat prajuritnya di Jepang bagian timur yaitu di Kamakura. Kemudian di
tahun 1185 pada perang Dan no Ura, Minamoto no Yoritomo berhasil
mengalahkan keluarga Taira. Mulai saat inilah Bushi menjadi sangat berpengaruh
dalam pemerintahan pusat.
Setelah mengalahkan keluarga Taira, Minamoto membuat pusat
pemerintahan di Kamakura untuk menguasai seluruh negeri Jepang. Pada tahun
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
menjadi penguasa pemerintahan pusat dengan sistem feodal) dan mendirikan
pemerintahan Kamakura Bakufu yang berlanjut hingga tahun 1933. Selanjutnya
pertarungan antar keluarga untuk memperebutkan kekuasaan pun terus terjadi.
Ketika pertarungan perebutan kekuasaan semakin memanas, informasi
mengenai aktifitas dan kekuatan lawan menjadi penting. Kebutuhan keluarga
tersebut akan mata-mata, informan bahkan pembunuh makin bertambah. Para
daimyo mulai mempekerjakan para ninja untuk mengumpulkan informasi, serta
merusak dan menghancurkan persediaan makanan atau gudang senjata lawan.
Saling curiga dan cemburu menumbuhkan alasan untuk segera menumpas segala
ancaman yang mungkin terjadi. Karena itu permintaan akan para ninja semakin
meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Sejak itu para ninja menjadi aktif dan
terkenal di kalangan para raja-raja feodal di Jepang. Ninja akhirnya berkembang
menjadi mata-mata profesional yang digunakan untuk kepentingan para pemegang
kekuasaan di Jepang. Ninja tetap ada sampai zaman Edo (1600 – 1868).
Menurut catatan, sekurangnya terdapat 70 – 80 klan kelompok ninja.
Namun dari semuanya hanya terdapat dua klan yang paling terkenal yaitu Ninja
Iga dan Ninja Kouga, dengan wilayah kekuasaan mereka yang sangat strategis
yaitu diantara Owari dan Mikawa. Ninja Iga berasal dari zaman Heian yang
dikembangkan oleh keluarga Hattori. Sedangkan Ninja Kouga berasal dari
keluarga samurai yang mempelajari ninjutsu pada zaman Kamakura. Kemudian
sampai zaman Edo ninja mengambil peran yang besar dalam kehidupan
masyarakat Jepang. Namun setelah kehidupan masyarakat Jepang kembali
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
menjaga kerahasiaan klannya. Akhirnya para ninja mulai menghilang dan yang
masih tersisa banyak yang hidup normal sebagai pedagang dan petani.
2.2. Peran Ninja dalam Masyarakat Jepang
Sepanjang abad ke-16, Jepang mengalami masa perang sipil paling sengit,
sehingga masa tersebut disebut Sengoku Jidai (zaman negara perang), dimana
para penguasa daerah saling berebut kekuasaan puncak sebagai Shogun. Tiga
orang pemimpin besar mendominasi separuh akhir masa tersebut yaitu Oda
Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Kadang mereka saling
bekerja sama, kadang saling menjatuhkan, sampai akhirnya Tokugawa Ieyasu
memantapkan kekuasaan totalnya pasa tahun 1603 (Irma, 2004: 2).
Pada masa Sengoku ini catatan sejarah tentang aktifitas para ninja paling
banyak ditemukan, mereka tidak pernah ketinggalan dalam pergolakan politik.
Kadang mereka menggunakan sumber informasi dan militernya untuk melindungi
anggota klan tertentu, kadang seluruh klan mengikatkan diri atau bekerja untuk
salah satu organisasi. Ada juga sejumlah ninja yang menerima pekerjaan untuk
menjadi mata-mata atau pembunuh bayaran, akan tetapi pada umumnya para ninja
bekerja sesuai dengan arahan klannya.
Peran utama para ninja dalam kehidupan masyarakat Jepang dapat
dikelompokan seperti berikut :
2.2.1. Memperkuat dan Membuyarkan Pengepungan
Ini merupakan salah satu keahlian ninja yang paling sering muncul dalam
berbagai catatan sejarah. Sebelum pasukan utamanya menyerbu benteng musuh,
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
mendadak, membuat kekacauan, membakar di sana-sini, dan mengepung musuh
yang tidak memiliki persiapan untuk membalas serangan dari pasukan ninja.
Ninja khususnya berguna pada saat sebuah istana dikepung. Dalam
keadaan ini, biasanya ninja adalah satu-satunya orang yang dapat keluar dengan
diam-diam dari istana.
Sebaliknya, bila ninja di pihak pasukan yang dikepung, mereka akan
menyelinap keluar benteng dan masuk ke barisan penyerang. Di saat-saat musuh
beristirahat, mereka melakukan kekacauan sehingga minimal membuat prajurit
tidak dapat beristirahat. Dalam satu kasus, seorang ninja meninggalkan istana
pada malam hari, memasuki perkemahan musuh, dan kemudian mereka mencuri
panji-panji musuh. Paginya, tentara musuh terbangun dan menemukan bendera
mereka sendiri sudah terpajang dan berkibar dari tembok istana.
Kemenangan moral yang dicapai dengan mempermalukan musuh dengan
cara ini dapat menjadi penting bagi warga istana yang menunggu lama untuk
keluar dari pengepungan. Hal tersebut akan membuat mental para musuh jatuh
dan kalah.
Dalam melakukan tugas ini ninja tidak harus menggunakan pakaian atau
serangam ninja yang serba gelap, justru mereka menggunakan seragam musuh
sehingga menimbulkan kesan adanya pemberontakan di dalam pasukan musuh.
2.2.2. Mata-Mata
Meski Ninja Iga dan Kouga merupakan tentara bayaran spionase, di
bagian lain Jepang ninja memiliki peran lain. Banyak daimyo memiliki
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
mata-mata, pengintai, atau kelompok komando yang akan membuat
serangan-serangan besar pada istana-istana dan tempat perkemahan musuh. Ketika tentara
ditarik dari medan perang, ninja yang dilengkapi dengan senjata tetap tinggal dan
bersembunyi untuk menyerang tentara-tentara musuh yang mendekat.
Ninja Iga memiliki reputasi lain, yang menjamin penggunaan mereka
selama perang-perang feodal Jepang. Mereka dikenal ahli memasuki istana.
Dengan keahliannya untuk bergerak diam-diam, mereka dapat memperoleh
informasi rahasia, menipu musuh, atau mencuri makanan dan senjata. Keahlian
ini diturunkan dari orang tua ke anak laki-lakinya. Selama beberapa generasi,
daimyo yang sedang berperang mengetahui bahwa ninja terbaik di Jepang yang
dapat disewa berada di daerah Iga dan Kouga (wariagung.multiply.com).
Ninja Iga tidak selalu harus bergerak diam-diam untuk masuk ke istana
musuh. Untuk memasuki istana musuh dengan mudah, maka sekelompok ninja
terlebih dahulu menyelinap masuk dan mencuri stempel lambang dari istana itu.
Kemudian mereka membuat tiruannya. Dengan adanya lambang tiruan tersebut
maka mereka dapat masuk ke istana dengan mudah tanpa harus menyamar.
Setelah berada di dalam istana musuh, kemudian mereka membakar istana
tersebut dan melarikan diri dengan cepat. Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
itu ada dua yaitu, kerusakan istana akibat terbakar dan menyebabkan kebingungan
sekaligus keributkan dalam barisan musuh, sebab mereka berpikir adanya
pengkhianat di dalam istana.
Kadang ninja juga melakukan tindakan yang normal saja. Biasanya
mereka naik kuda mendahului pasukannya untuk melihat-lihat kekuatan musuh,
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
ada juga ninja yang mendekam seharian direrumputan di luar benteng musuh
hingga malam hari.
2.2.3. Pembunuh Gelap atau Pembunuh Bayaran
Peran ninja lainnya yang membuat mereka dikenal dan ditakuti adalah
sebagai pembunuh. Bahkan di abad ke-17 pada zaman feodal Jepang para daimyo
sebagai penguasa daerah sangat takut pada ancaman pembunuhan yang dilakukan
oleh ninja pembunuh bayaran. Sehingga mereka banyak menghabiskan waktunya
di mata air rahasia, yang merupakan tempat peristirahatan tersembunyi yang
dibangun di sekitar mata air alami yang jauh dari istana daimyo.
Dalam istana, seorang daimyo akan berusaha melakukan apa saja untuk
melindungi diri dari ninja pembunuh. Contohnya, istana Nijo tempat tinggal salah
satu daimyo yang berada di Kyoto dibuat nightingale floor. Nightingale floor
adalah lantai-lantai kayu yang sengaja dibuat dengan hati-hati dan tidak seimbang
sehingga siapapun yang berjalan di atasnya akan menghasilkan suara keras.
Bahkan beberapa daimyo menugaskan penjaga di dalam ruangannya meskipun
mereka sedang tidur. Ada juga daimyo (keluarga Tokugawa) yang mengharuskan
setiap orang dalam rumahnya menggunakan celana panjang hingga menyentuh
lantai, sehingga membuatnya tidak mungkin untuk bergerak bebas.
Daerah Iga dan Kouga di Jepang dianggap oleh kebanyakan orang sebagai
tempat lahir ninja yang menjadi sebuah kekuatan utama dalam peperangan
Jepang. Para ninja anggota klan yang memerintah suatu daerah mempekerjakan
diri sebagai tentara bayaran, berkelahi untuk daimyo atau kepada raja-raja yang
membayar paling mahal. Ninja Iga dan Kouga sering bekerja untuk daimyo yang
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
tidak setia ini menjadi trademark ninja, beroposisi langsung dengan kode bushido
dari samurai yang setia (wariagung.multiply.com).
Meskipun banyak tindakan pencegahan yang digunakan para daimyo
untuk melindungi diri dari taktik-taknik ninja, namun ninja masih menyebarkan
kematian pada para daimyo. Satu cerita legendaris menceritakan seorang ninja
yang bersembunyi di ruang bawah kamar mandi daimyo. Ketika daimyo datang
untuk menggunakan kamar mandi, ninja menusuknya dari bawah menggunakan
pedangnya.
2.3. Tingkatan dalam Ninja
Saat ninjutsu mulai memiliki bentuknya, ninja berkembang menjadi sistem
organisasi yang dirancang untuk menjaga kerahasiaanya. Seperti layaknya sebuah
organisasi pada umunya, ninja juga mempunyai jabatan atau tingkatan. Di dalam
organisasinya terdapat terdapat tiga tingkatan yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab berbeda (Lucca, 2004: 55).
2.3.1. Jounin
Di setiap organisasi terdapat komandan yang disebut dengan jounin atau
orang atas. Jounin merupakan tingkatan tertinggi yang ada di klan ninja, yang
bertindak sebagai ketua dan yang mengatur segala strategi serta peraturan yang
berlaku dalam suatu klan. Jounin inilah yang memiliki informasi tentang berbagai
peristiwa yang terjadi di daerahnya. Jounin bertugas mengendalikan aktifitas
organisasi dan membuat keputusan tentang siapa yang akan dibantu dan untuk
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Kadang ketua jounin ini sering dirahasiakan keberadaanya baik dari genin
(ninja bawah) maupun chuunin (ninja tengah). Hal ini dilakukan untuk
mengurangi resiko dirinya dari bahaya dan untuk menjaga bila agen-agennya
tertangkap dan dipaksa memberikan identitasnya, juga bila ada agennya yang
menjual informasi organisasi ke klan lain. Jounin dapat menugaskan beberapa
agen untuk melaksanakan misi tanpa sepengetahuan mereka. Hal ini untuk
mencegah jika ada yang berkhianat. Dengan menerima informasi dari semua
agennya, jounin menjadi satu-satunya yang memiliki gambaran lengkap terhadap
situasi. Di zaman sekarang, sistem komando tak terlihat ini, digunakan oleh
banyak organisasi kriminal untuk alasan yang sama.
2.3.2. Chuunin
Di bawah jounin terdapat sekelompok petugas yang disebut chuunin (ninja
tengah). Chuunin adalah orang yang bertindak sebagai messengger atau
penyampai berita kepada para genin. Selebihnya ia bertindak sebagai perantara
antara kepala jounin dengan bawahannya. Chuunin bertugas mengorganisasikan
operasi yang ditetapkan jounin. Chuunin tahu bagaimana melaksanakan misi serta
agen mana yang harus ditugaskan untuk misi tersebut.
Chuunin juga bertindak sebagai penyangga dan pembawa perintah dari
jounin ke lapangan, sehingga keamanan dan kerahasiaan jounin, sebagai seorang
pemimpin terjaga. Karena dalam kelas petugas, maka chuunin jarang mengambil
peran sebagai agen kecuali untuk misi yang sangat penting. Dalam pelatihan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
2.3.3. Genin
Genin (ninja bawah) adalah para ninja yang bekerja di lapangan atau yang
menjalankan misi. Genin bertugas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan
rencana dan operasi dari atasannya.
Genin atau ninja-ninja muda ini dilatih menjadi ninja yang tangguh
semenjak kecil. Para genin tahu bahwa suatu hari mereka harus menjalani tugas
besar untuk menegakan keadilan, namun sebelum masa panggilan itu, mereka
kebanyakan memilih untuk tinggal di daerah yang sepi. Kebanyakan para genin
ini memilih untuk menjadi petani ataupun pedagang.
Genin inilah yang menjadi inspirasi semua legenda yang berkaitan dengan
kerja ninja. Karena sistem kerja ninja yang tertutup, dua kelompok genin
seringkali tidak menduga bahwa mereka bekerja untuk jounin yang sama.
Saat tidak bertugas dalam misi, genin tinggal dengan kelurganya di dusun
dan desa rahasia terpencil atau yang dikenal dengan perkampungan ninja.
Biasanya, perkampungan ninja terletak di daerah pegunungan yang sulit dicapai.
Rumah-rumah ninja biasanya dilengkapi dengan jebakan, pintu rahasia,
lorong-lorong bawah tanah, serta tempat senjata dan amunisinya.
2.4. Alat dan Senjata yang Digunakan Ninja
Ninja dikenal sebagai petarung yang amat bijaksana. Mereka mampu
membaca situasi di sekeliling dengan cermat sehingga mampu menaklukkan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
luas. Misalnya, mereka menggunakan bintang dan matahari untuk mengetahui
waktu (jam) serta mata kucing (sejenis kompas) sebagai penunjuk arah. Mereka
juga sangat ahli dalam pembuatan racun. Racun ini ada yang dibuat dari bahan
organik dan ada juga yang diambil dari tubuh binatang. Bila terkena racun
mereka, musuh langsung terkapar.
Ada dua faktor penting lain yang menunjang kehebatan ninja, yaitu senjata
dan peralatannya. Meskipun mempunyai wawasan luas, tetapi kalau tidak ada
senjata dan peralatan maka mereka juga akan kesulitan pada saat menghadapi
lawan yang bersenjata.
Sebenarnya senjata yang dipakai para ninja ini baru lahir setelah mereka
mengenal perang. Sebelumnya dalam ilmu ninjutsu tidak ada senjata apapun yang
digunakan dalam melakukan perlawanan. Sementara untuk anak-anak yang baru
mempelajari ilmu ini, biasanya diajarkan teknik-teknik dasarnya saja dan senjata
yang digunakan juga hanya dua macam, yaitu jo (tongkat bambu) dan shuriken
(pisau berbentuk bintang).
Senjata yang umum digunakan ada 4 jenis yaitu, shuriken, ninja-to, jo, dan
shuko. Namun biasanya masing-masing klan dan perguruan juga memiliki senjata
unggulan masing-masing yang tidak dimiliki oleh ninja lain. Hal ini dilakukan
untuk antisipasi pada saat pertempuran. Berikut ini senjata dan peralatan yang
sering digunakan ninja.
1. Shuriken
Shuriken merupakan senjata rahasia khas dari seorang ninja. Shuriken atau
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
sekitar 37,5 – 120 gram dan bisa membunuh musuh dari jarak 3 – 9 meter
(mozaic3.tripod.com).
Karena shuriken merupakan senjata yang sangat mematikan dan
berbahaya, maka pada saat latihan shuriken yang digunakan masing-masing
dibuat dari karet. Meskipun terbuat dari karet tetap saja para murid diharuskan
untuk memakai pelindung mata, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Dalam perguruan, setiap murid tidak langsung diajarkan untuk menggunakan
senjata ini, melainkan diajarkan bagaimana cara menghindari dari serangan
shuriken ini.
Di perguruan ninja para murid dituntut untuk mengabungkan
gerakan-gerakan yang ada seperti tobi (teknik melompat) dan aruki (teknik berjalan
menyamping). Sementara saat melemparkan shuriken, harus memiliki mata yang
jeli dan tangan yang kuat agar lemparan kena sasaran dengan tepat.
Shuriken juga merupakan senjata ninja yang paling sering muncul di film
dan cerita-cerita ninja. Pada dasarnya shuriken adalah potongan logam tipis
dengan sudut-sudut yang ditajamkan, sangat ideal untuk dilemparkan ke lawan.
Sebenarnya shuriken bukan didesain sebagai senjata pembunuh, tetapi lebih
banyak digunakan untuk mengalihkan perhatian musuh. Misalnya, pada saat
dikejar oleh musuh, shuriken yang telah dibubuhi oleh racun dilemparkan ke
musuh, sehingga membuat mereka memikirkan kembali resikonya apabila terkena
racun tersebut. Shuriken juga dapat dipakai untuk menyerang lawan, misalnya
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
2. Ken (ninja-to)
Ken atau ninja-to berarti pedang atau sering disebut juga shinobi gatana.
Sekilas ninja-to ini mirip dengan katana (pedang yang digunakan oleh para
samurai), tetapi ukuran ninja-to lebih pendek, bentuknya tebal dan berat, dengan
panjang hanya 60 cm, biasanya digunakan untuk menusuk lawan atau sebagai
pijakan saat memanjat (Regie, 2004: 6).
Tetapi kualitas ninja-to tidak sebagus katana, karena sebagian besar ninja
berasal dari daerah pegunungan, mereka tidak mampu menyewa pandai besi yang
hebat seperti yang dilakukan samurai. Pandai besi ninja tidak mampu membuat
lengkungan ujung pedang dengan konstruksi yang tepat. Karena katana jauh lebih
bagus, ninja sering sekali merebut katana jika mereka bertarung dengan samurai.
Walaupun ninja-to lebih kecil dan tidak sehebat katana. Pedang ninja ini
memiliki beberapa kelebihan. Sarung pedangnya (saya) sengaja dibuat jauh lebih
panjang 7.5 – 10 cm dari pada panjang pedang itu sendiri. Di ujung sarung ini
terdapat ruang kecil (ko) yang berguna untuk menyembunyikan senjata kecil
seperti paku, pisau belati, dan racun. Ujung sarung ini juga berlubang sehingga
bisa digunakan sebagai alat bantu pernafasan saat ninja berada di dalam air.
3. Kunai
Kunai merupakan pisau pendek yang sering digunakan untuk menggali
tanah atau membantu bergerak di dalam tanah. Ujungnya sangat tajam, tetapi
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
sejak zaman Tensho (1573-1591). Kunai juga dapat dipakai untuk membantu
ninja yang sedang memanjat pohon dan dinding.
4. Shuko
Shuko adalah alat sejenis sarung dengan empat paku berbentuk
cengkraman. Alat ini biasanya digunakan untuk memanjat pohon maupun tembok.
Selain itu alat ini biasa digunakan dalam menangkis pedang atau senjata lain dari
serangan lawan. Dalam perguruan ninja biasanya alat ini hanya diajarkan kepada
murid yang telah mencapai level chuunin.
5. Jo
Jo atau tongkat panjang biasanya terbuat dari bambu dengan panjang
antara 1–3 meter. Di perguruan ninja teknik penggunaan jo tidak difokuskan pada
cara penggunaannya, melainkan diajarkan bagaimana teknik menghindari diri dari
serangan jo. Tongkat yang digunakan dalam latihan biasanya terbuat dari karet
sehingga jika menghantam tubuh murid tidak terlalu terasa sakit.
2.5. Definisi Komik
Komik adalah suatu bent
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
(wikipedia.org/iki/komik). Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi
dengan
dalam
Menurut Will Eisner (wikipedia.org/iki/komik), komik adalah tatanan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau
menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Ada juga yang menyebut
komik sebagai cerita bergambar yaitu gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi,
gambaran-fiksi dan lain-lain.
Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. Sebagian
diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih
mementingkan kesinambungan gambar (image) dan teks, dan sebagian lain lebih
menekankan sifat kesinambungannya (sequential). Pengertian komik sendiri
sangat mudah untuk didefinisikan karena itu berkembanglah berbagai istilah baru.
Pada masa ini kita lebih banyak mengenal komik yang merupakan hasil
karya produk Jepang terutama yang diperuntukan bagi anak-anak dan remaja.
Kualitas dari cerita dan formatnya sangat menarik bahkan dapat mengalahkan
komik dari Amerika.
Dalam bahasa Jepang komik disebut dengan istilah manga dan orang yang
menggambar manga disebut
dan komik adalah pembedaan pengelompokan, dimana manga lebih terfokus
kepada komik-komik Jepang, sedangkan komik lebih kepada komik-komik buatan
Eropa atau Barat. Beda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari
kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji Jepang.
Manga memang sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Dewasa ini manga sudah tersebar ke seluruh dunia. Penjualan
pertahunnya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar. Beberapa yang terkenal
dan sudah difilmkan adalah Doraemon, Detektif Conan, Inuyasha, Kungfu Boy,
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya (style) sederhana dalam
menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga
digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana,
khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, serta mulut dan
hidung yang kecil.
2.5.1. Sejarah Munculnya Komik di Jepang
Manga merupakan istilah untuk komik Jepang. Istilah manga
diperkenalkan pertama sekali pada tahun 1814 oleh Katsushika Hokusai, seniman
ukiyo-e yang terkenal. Ukiyo-e adalah teknologi pencetakan pada kertas
menggunakan blok-blok kayu (Velisha, 2001: 42 ). Kata manga dipakai Hokusai
untuk menyebut gambar komikal buatannya yang berbeda dari gambar
pemandangan atau manusia yang serius dan indah.
Namun jauh sebelum orang mengenal istilah manga, kira-kira pada abad
pertengahan di Jepang sudah dikenal seni menulis cerita disertai lukisan untuk
menggambarkan jalannya cerita. Itu pun belum berbentuk buku, tetapi masih
dalam bentuk gulungan kertas yang disebut emakimono. Karya seni ini bisa
disebut nenek moyangnya manga.
Manga yang muncul pertama kali berjudul Mankaku Zuihitsu yang
diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei pada tahun 1771. Berikutnya terbit Shiji no
yukikai oleh Santo Kyoden tahun 1798 dan manga Hyakujo karya Aikawa Minwa
tahun 1814. Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12.
Manga generasi awal ini bertajuk choju jinbutsu giga, yaitu gambar serta
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua persyaratan manga.
Sederhana, memiliki cerita di dalamnya, dan memiliki gambar artistik.
Kemudian pada abad ke-18 (zaman Edo), mulai dibuat buku cerita
bergambar yang mirip dengan manga, zaman sekarang disebut kusa-zoushi
dimana gambar lebih dominan dari pada teks. Buku itu dicetak dengan teknologi
ukiyo-e dalam beberapa format yaitu akahon (buku merah), aohon (buku biru),
kurohon (buku biru) dan kibyoushi (buku kuning), sesuai dengan warna sampul
masing-masing (Velisha, 2001: 42).
Walaupun manga di Jepang sudah ada sejak zaman Edo, akan tetapi,
menurut Kure Tomofusa (1986: 23), manga di Jepang tidak begitu berkembang
sebelum usainya perang dunia.
Pada akhir abad ke-19 akhirnya Jepang membuka diri terhadap pengaruh
dunia Barat, kusa-zoushi pun terpengaruh gaya kartunis Barat dan mulai beralih
menjadi comic strip seperti yang dimuat di surat kabar negara-negara Barat.
Kemudian pada tahun 1959, mulai diterbitkan dua majalah komik mingguan untuk
anak laki-laki, yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday.
Hampir 10 tahun kemudian barulah majalah komik untuk remaja mulai
terbit, seperti Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968),
dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya 10 tahun pada 1959, telah
berusia kurang lebih 20 tahun sehingga mereka yang sudah remaja ingin membaca
komik yang cocok dengan selera mereka.
Di Jepang, manga diterbitkan di majalah komik terlebih dahulu, sebanyak
20 sampai 40 halaman dan berseri. Kalau serial-serial tersebut digemari, maka
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
puluhan bahkan ada yang sampai ratusan jilid. Biasanya sekitar 5 sampai 6 bulan
terbit di majalah komik, baru diterbitkan komiknya (Ishiko, 1980: 5).
2.5.2. Perkembangan Komik di Jepang
Manga adalah sebutan komik dalam bahasa Jepang. Perkembangan manga
sungguh sangat menjadi fenomena dalam perkembangan dunia komik di dunia.
Manga berkembang di dunia komik sebagai sebuah gaya gambar yang
mempunyai kekhasannya sendiri.
Perkembangan korelasi antara cerita dan gambar ini makin berkembang
dari buku cerita bergambar hingga komik strip dan buku komik. Seiring kemajuan
teknik dalam percetakan maka perkembangan teknik atau gaya gambar pun makin
beragam. Sejalan dengan perkembangan gaya gambar tadi para mangaka atau
komikus mulai mengembangkan gaya gambar dengan maksimal.
Gaya gambar manga seperti ini sangat penuh dengan ekspresi gerak
maupun karakter. Karakter yang unik dari manga, seperti mata besar dan model
rambut tajam sepertinya menjadi ketertarikan sendiri bagi kalangan penggemar
komik. Gaya manga ini bukan saja digemari oleh kalangan anak-anak namun
sudah masuk ke kalangan dewasa. Kajian lain dari gaya manga ini adalah sudah
masuknya manga ke wilayah budaya atau kultur. Sehingga manga mampu
mewakili kultur dari mana komik itu berasal.
Dengan perkembangan gaya manga di banyak aspek kebudayan maka
manga juga mempengaruhi budaya-budaya lainnya. Perkembangan manga sudah
memberikan banyak pengaruh kepada kebudayaan masa kini. Ada banyak
komik-komik dari negara di luar Jepang yang terpengaruh dengan gaya manga ini.
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
bercampur dengan gaya-gaya komik lainnya yang kini menghasilkan gaya-gaya
perpaduan komik.
Maka tidaklah heran kalau saat ini manga sudah menjadi bagian dari
komik dunia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya bermunculan komik-komik
Amerika yang bergaya manga, begitupun dengan komik-komik yang sekarang
bermunculan kembali di Indonesia hampir semuanya bergaya manga.
Perkembangan ini pun mulai masuk ke dalam budaya masyarakat. Hal ini
menjadi relevan ketika hubungkan dengan penjelasan bagaimana sebuah komik,
sebagai bacaan anak-anak sangat mempengaruhi pertumbuhan imajinasi dan cara
berpikir anak.
Pada mulanya, komik Jepang sangat dipengaruhi gaya Amerika. Ini
terlihat dari komik-komik buatan Osamu Tezuka yang sangat bergaya Walt
Disney. Ia mengadaptasi karakter wajah komik Amerika, seperti mata, mulut, alis,
dan hidung. Beberapa komiknya yang sangat terkenal dan sudah difilmkan adalah
Kimba the White Lion, Black Jack, dan Astro Boy. Keahlian Osamu Tezuka
membuat manga menjadikannya tempat berguru para mangaka. Beberapa diantara
muridnya adalah Ishinomori Shotaro, Akatsuka Fujio, and Fujiko Fujio yang
terkenal dengan Doraemonnya. Osamu Tezuka merupakan salah seorang yang
paling mempengaruhi perkembangan manga.
Manga mulai menemukan ciri khasnya setelah perang dunia kedua. Salah
satu pelopornya adalah Fujiko Fujio yang sukses dengan Doraemon. Ciri khas itu
meliputi karakter wajah serta penceritaan. Tokoh-tokoh manga kini bermata besar,
memiliki raut wajah halus dengan pipi bulat, hidung kecil dan bibir tipis. Latar
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
memperhatikan detail. Mereka juga rela memotret sebuah objek berkali-kali dari
berbagai sudut pandang untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Manga menjadi salah satu buku paling laris di Jepang. Majalah-majalah
manga dijual di atas satu juta kopi perminggu. Bahkan komik Doraemon
menembus angka 10 juta kopi per edisinya. Karena terlalu cintanya orang Jepang
dengan manga, komik underground saja bisa laku hingga empat ratus ribu kopi
per edisinya.
Tidak hanya populer di Jepang, pecinta manga datang dari berbagai
penjuru dunia. Para pengemar manga ini membentuk klub-klub dan membuat
situs sendiri. Mereka juga sering berkumpul untuk membincangkan manga
dengan memakai kostum tokoh-tokoh manga pujaan mereka. Di Jepang, mereka
menggunakan gaya harajuku untuk berparade kostum manga setiap
hari (wikipedia.org).
Ishiko Junzoo mengatakan, pada awal tahun 1970 terjadi perkembangan
yang amat pesat terhadap manga, sehingga di tahun 1974 ada sekitar 75 judul
majalah komik (manga magazine) di Jepang yang di distribusikan sebanyak dua
juta ekslempar tiap bulannya.
2.6. Riwayat Hidup Masashi Kishimoto
Masashi Kishimoto adalah seoran
d
kembar dari dua bersaudara. Adik kembar Masashi Kishimoto,
juga merupakan seorang seniman manga dengan karyanya yang terkenal adalah
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
Masashi Kishimoto mulai mengembangkan bakat menggambarnya
semenjak usia pra-sekolah. Masashi Kishimoto sudah memiliki keinginan untuk
menjadi seorang pelukis komik sejak masih di sekolah dasar. Salah satu seri
manga yang diminati Kishimoto ialah
manga
Pada saat di sekolah lanjutan pertama, selama pelajaran berlangsung ia
selalu mengisi semua buku catatannya dengan coretan-coretan gambar. Ia
menghabiskan waktunya dengan membuat gambar-gambar seperti yang dibuat
oleh idolanya, Akira Toriyama. Ia sangat terobsesi dan sangat mengagumi Akira
Toriyama.
Saat duduk di tingkat SMA, Masashi Kishimoto mulai fokus terhadap
hal-hal yang lain dari pada mengambar. Baseball mulai menjadi bagian yang penting
dalam hidupnya. Hal ini membuatnya menjadi sangat sibuk sehingga tidak ada
waktu lagi untuk menggambar komik. Kemudian ia menyadari jika ia tidak
memulai menggambar sekarang, maka ia akan terlalu tua pada saat memulainya
nanti.
Suatu hari pada saat di perjalanan pulang dari sekolah, ia melihat gambar
poster film, yang paling indah yang pernah dilihatnya. Dia terpana sambil berpikir
bagaimana orang dapat menggambar sebagus ini. Ternyata pelukisnya adalah
Katsuhiro Ootomo, salah seorang mangaka idolanya. Setelah kejadian ini
Masashi Kishimoto mulai menggambar lagi dan berharap suatu saat gambarnya
bisa seperti itu.
Kemudian dia terus menggambar dengan mencontoh lukisan Katsuhiro
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
bahwa DNA setiap orang itu berbeda, maka mulai saat itu ia menggambar dengan
gayanya sendiri. Dengan semangat yang tinggi akhirnya ia mampu membuat
manga sebanyak 31 halaman dan mendapat peringkat ke-11. Setelah banyak
menghabiskan waktunya untuk menggambar manga selama di sekolah, akhirnya
ia lulus dengan peringkat 38 dari 39 murid. Dengan hasil seperti ini, membuatnya
semakin yakin, tidak akan masuk ke universitas manapun.
Tidak berhasil di manga, tidak juga di sekolah. Dia berpikir apa yang
harus dilakukannya. Kemudian ia memutuskan untuk masuk ke universitas
kesenian. Masashi Kishimoto tidak menyerah sedikit pun, ia kembali menggambar
manga dan bercita-cita menjadi mangaka yang berhasil.
Pada saat ia berada di universitas kesenian, ia memulai kejayaannya
sebagai pelukis manga dengan hasil kerjanya yang pertama yaitu Karakuri, yang
diantarkan kepada
Setelah lulus dari universitas ia mulai bekerja keras untuk menghasilkan
manga. Masashi Kishimoto menjadi mangaka terkenal semenjak karyanya,
tahun 1999 Naruto pertama kali dipublikasikan di
Hop Step yang diberikan kepada artis pendatang baru setiap bulan oleh Shonen
Jump.
Masashi Kishimoto berterimakasih kepada Tuhan atas kebodohannya di
sekolah. Sekarang segalanya telah berubah. Cita-citanya untuk menjadi pelukis
manga yang terkenal telah menjadi kenyataan. Ceritanya tentang bayangan
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
laris di dunia. Masashi Kishimoto telah menunjukkan bahwa dia dapat menjadi
mangaka yang terbaik dari mereka. Meskipun melalui banyak kesulitan, ia telah
sukses. Masashi Kishimoto adalah sebuah inspirasi yang benar, seseorang yang
telah memainkan peranan besar dan akan diingat sebagai salah seorang mangaka
terbaik.
2.7. Tingkatan Ninja dalam Komik Naruto
Dalam anime dan manga
tingkatan yang dibagi berdasarkan kemampuan seoran
yang diberikan para petinggi desa (kage). Penduduk yang tinggal di desa Kohona,
desa asal tokoh utam
ninja, dan mendapatkan tingkatan sesuai dengan kemampuannya. Tidak semua
ninja ditingkatan yang sama memiliki kemampuan yang sama, begitu juga
seorang ninja dengan tingkatan rendah mungkin memiliki kemampuan yang lebih
besar dari pada ninja di tingkatan atasnya.
Sebagai tambahan, terdapat beberapa tingkatan jabatan atau gelar khusus
yang dapat diterima seorang ninja. Jabatan dan gelar ini berbeda dengan tingkatan
normal, seorang ninja mungkin memiliki gelar yang sama dengan seorang yang
tingkatan normalnya lebih tinggi atau lebih rendah dari pada ninja tersebut.
2.7.1. Kage
Hokage, Mizukage, Kazekage, dan lainnya adalah ninja tertinggi yang
memimpin suatu desa tersembunyi. Biasanya mereka memiliki kemampuan diatas
Nirmala Dewi : Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite, 2009. USU Repository © 2009
diperlihatkan wajahnya. Gelar kage hanya diberikan kepada pemimpin lima desa
tersembunyi negara besar ninja saja.
2.7.2. Jounin
Jounin atau ninja elit adalah yang memiliki pangkat yang lumayan tinggi.
Para jounin ini adalah kekuatan utama sebuah desa tersembunyi. Para jounin biasa
diberi misi untuk menyerang daerah musuh, pembunuhan, dan sebagainya. Misi
yang mereka terima mengharuskan mereka untuk berpikir cepat dan tidak boleh
terburu-buru atau nyawa mereka akan melayang. Jounin bisa mengambil misi
tingkat A (misi paling sulit). Para jounin ini sangatlah kuat dan melawan jounin
tanpa persiapan matang adalah tindakan bunuh diri. Para jounin juga ada yang
ditugaskan sebagai pembimbing dan sekaligus sebagai guru tim genin.
2.7.3. Chuunin
Setelah para genin lulus ujian chuunin, mereka akan diangkat menjadi
chuunin oleh Hokage. Para chuunin ini setingkat kapten tim, dalam satu tim
terdapat empat orang. Terkadang chuunin juga dipasangkan dengan genin. Para
chuunin bisa mengambil misi tingkat B dan C. Misi yang dilakukan para chuunin
tidaklah terlalu sulit, tetapi tetap beresiko dan berbahaya dibandingkan genin.
Jumlah para chuunin ini jauh lebih sedikit dibanding genin yang ada di dunia
Naruto. Tingkat kekuatan antara genin dan chuunin juga jauh berbeda.
2.7.4. Genin
Setelah lulus dari perguruan ninja, seorang ninja akan diberi tingkatan