• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Berat Natrium Monokloroasetat dan Waktu Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC) Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Berat Natrium Monokloroasetat dan Waktu Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC) Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) termasuk produk yang banyak diminati oleh investor

karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menanam modalnya untuk membangun

perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Pada tahun 1990-an luas perkebunan kelapa

sawit mencapai lebih dari 1,6 juta ha yang tersebar di berbagai sentra produksi seperti

Sumatera. Sumatera Utara merupakan sentra produksi terbesar mencapai 2.951.537 ton/ha

pada tahun 2009 (Yan, 2012).

Laju perkembangan industri kelapa sawit yang semakin pesat membutuhkan perhatian

yang besar terutama dampaknya terhadap kelestarian lingkungan sekitarnya (Widhiastuti,

2001). Selama pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit, 1 ton tandan buah segar

(TBS) akan menghasilkan minyak sawit sebesar 0,21 ton dan inti sawit 0,05 ton, sisanya

merupakan limbah padat seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), sabut, dan cangkang

biji (Darnoko, 1992).

TKKS merupakan limbah terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit.

Jumlah TKKS mencapai 30-35% dari berat TBS setiap pemanenan. Namun hingga saat ini,

pemanfaatan TKKS belum dilakukan secara optimal (Hambali, 2008). Komponen terbesar

dalam limbah padat TKKS adalah selulosa 40%, hemiselulosa 24%, lignin 21%. Ketiga

komponen tersebut dapat dikonversikan menjadi berbagai bahan kimia, material, dan produk

bernilai (Herawan, 2013). Selulosa (C6H10O5)n adalah polisakarida yang merupakan

pembentuk sel-sel kayu hampir 50%. Berat molekul selulosa kira-kira 300.000

(2)

Karboksimetil selulosa atau Carboxymethyl Cellulose (CMC) banyak digunakan pada

berbagai industri seperti: deterjen, cat, keramik, tekstil, kertas dan makanan. Fungsi CMC

adalah sebagai pengental, penstabil emulsi atau suspensi dan bahan pengikat (Setiawan,

1990).

Arum et al (2005) melakukan penelitian tentang karboksimetil selulosa (CMC) dari

eceng gondok dengan menggunakan metode perbandingan pada penambahan natrium

monokloroasetat dan NaOH. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa,

penambahan NaOH sebesar 32,5 g telah membuat selulosa mengembang secara maksimal.

Jika NaOH yang ditambahkan lebih dari 32,5 g maka sisa NaOH bereaksi dengan

ClCH2COONa membentuk HOCH2COONa (natrium glikolat) dan NaCl yang mengakibatkan

turunnya derajat substitusi.

Nisaet al (2014) melakukan penelitian tentang CMC dari kulit buah kakao dengan

metode perbandingan penambahan trikloroasetat dan variasi waktu. Hasil penelitian ini

menunjukkan, perlakuan yang terbaik diperoleh dengan konsentrasi asam trikloroasetat 20%

dan lama agitasi 1 jam yang menghasilkan CMC dengan derajat substitusi 0,10, pH 7,86,

viskositas 6,33 cp, kadar air 13,51, kecerahan (L) 79,43,derajat kekuningan 2,40,dan derajat

kemerahan 19,63.

Melisa et al (2014) melakukan penelitian tentang perbandingan optimum dan waktu

reaksi sintesis karboksimetil selulosa dari tongkol jagung manis untuk mendapatkan derajat

substitusi terbaik. Kondisi optimum reaksi sintesis karboksimetil selulosa dari tongkol jagung

manis diperoleh pada penambahan 7 g natrium monokloroasetat dan menggunakan 4 jam

waktu reaksi. Karboksimetil selulosa yang dihasilkan mempunyai derajat substitusi 1,197,

dengan rendemen 73,45% dan kadar air 7,47 % .

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang optimasi berat

natrium monokoroasetat dan waktu sintesis karboksimetil selulosa dari tandan kosong kelapa

(3)

1.2Permasalahan

Pada penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah :

1. Berapa berat optimum natrium monokloroasetat yang diperlukan dalam pembuatan

CMC?

2. Berapa waktu optimum yang diperlukan dalam pembuatan CMC?

3. Bagaimana hasil karakterisasi FT-IR, penentuan derajat substitusi (DS), viskositas

dari CMC yang diperoleh?

1.3Pembatasan Masalah

Penelitian ini mengambil batasan-batasan sebagai berikut:

1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang digunakan berasal dari limbah PT.PP

London Sumatera Indonesia tbk Desa Naga Timbul, Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang.

2. Variasi α selulosa : natrium monokloroasetat adalah 5:5, 5:6, 5:7, 5:8, dan 5:9 g.

3. Variasi waktu reaksi pembuatan CMC 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam yang

dipanaskan pada suhu 60 oC.

4. Karakterisasi CMC meliputi, analisa derajat substitusi menggunakan metode titrasi

asam basa, analisis viskositas menggunakan Viskometer Ostwald, analisis gugus

(4)

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menentukan berat optimum natrium monokloroasetat yang diperlukan dalam

pembuatan CMC.

2. Untuk menentukan waktu optimum yang diperlukan dalam pembuatan CMC.

3. Untuk menentukan hasil karakterisasi FT-IR, penentuan derajat substitusi (DS),

viskositas dari CMC.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah TKKS

sebagai bahan baku pembuatan CMC.

1.6Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Labarotarium Ilmu Dasar LIDA USU Medan, Laboratorium Kimia

Organik FMIPA UGM.

1.7Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dimana pada penelitian ini dilakukan 2

tahap, yaitu:

1. Pada tahap ini adalah penyiapan serbuk TKKS kemudian diisolasi untuk mendapatkan α

-selulosa. Karakterisasi yang digunakan adalah analisis gugus fungsi dengan menggunakan

Spektroskopi FTIR

Variabel yang digunakan adalah :

- Variabel tetap :

Suhu (oC)

Waktu (menit)

Berat serbuk TKKS (g)

Volume (ml)

- Variabel Terikat :

(5)

2. Tahap kedua adalah Pembuatan CMC dari tandan kosong kelapa sawit melalui proses:

1. Alkalisasi dengan penambahan isopropanol, metanol, dan aquadest dan diaduk selama

10 menit. Ditambahkan NaOH 40 % dan di panaskan pada suhu 60 oC selama 1 jam.

2. Karboksimetilasi dengan penambahan variasi α-selulosa : natrium monokloroasetat

variasi 5:5, 5:6, 5:7, 5:8, dan 5:9 g dengan variasi waktu selama 1, 2, 3, 4, dan 5 jam,

diaduk pada suhu 60 oC.

3. Netralisasi dengan penambahan asam asetat glasial sampai pH netral dan didekantasi.

Residu ditambah metanol diaduk dan disaring. Dibungkus dengan aluminium foil

dikeringkan dalam oven selama 4 jam pada suhu 60 oC. Karboksilmetil selulosa yang

dihasilkan diuji FT-IR, analisis derajat substitusi menggunakan metode substitusi,

analisis viskositas menggunakan visikometer ostwald.

Variabel- Variabel yang digunakan adalah:

- Variabel tetap: -Berat alpha selulosa (g)

- Variabel bebas: -Berat natrium monokloroasetat (g)

-Waktu (jam)

- Variabel terikat:-Analisis gugus fungsi FT-IR

-Penentuan derajat substitusi (DS)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan tujuan pembelajaran kooperatif pada umumnya. Pembelajaran kooperatif STAD bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

Tesis Pondok pesantren dan perubahan ..... ADLN -

Analisis Jenis Pohon Pakan di Sekitar Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung.. Universitas

Dalam bukunya Introduction to Management Accounting (1996) memberikan defenisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu sistem yang merupakan pendekatan kalkulasi

Website Pesona Net merupakan salah satu dari ribuan homepage yang berada dalam dunia internet. Penulisan ilmiah ini mencoba menjelaskan cara pembuatan suatu

[r]

Di dalam sistem ini terdapat dua bagian halaman yaitu halaman bagi guru untuk menginput nilai, dan halaman khusus bagi staff administrasi sekolah untuk mendapatkan informasi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi produk dan strategi harga berpengaruh terhadap penjualan produk, sedangkan strategi distribusi dan strategi