• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Capital Buffer Perbankan di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Capital Buffer Perbankan di Bursa Efek Indonesia Chapter III V"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan bersifat asosiatif, yang bertujuan untuk menganalisis serta menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Lag of Capital Buffer (BUFFt-1), Loans to Total Assets (LOTA) dan Bank Size (SIZE) terhadap

Capital Buffer perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan situs www.idx.co.id.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Februari 2017.

3.3 Batasan Operasional

(2)

1. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai tahun 2015. 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independent variable), yaitu return on equity (ROE), non performing loan (NPL), lag of capital buffer (BUFFt-1), loans to total assets

(LOTA), dan Bank Size (SIZE).

b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Capital Buffer.

3. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan konvensional di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015.

3.4 Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

3.4.1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan yang tidak terikat yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1. Return on Equity (ROE)

(3)

guna mendapatkan laba bersih, sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan akan mempengaruhi pembayaran dividen (khususnya bank-bank go public).

ROE merupakan indikator penting bagi para investor dan pemegang saham untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebagai dividen, dimana tingkat ROE yang diinginkan investor berkisar antara 15%-20%. Secara matematis, ROE dirumuskan sebagai berikut:

Equity

(4)

3. Lag of Capital Buffer (BUFFt-1)

(Ayuso et al., 2002) menggunakan lag of capital buffer sebagai proxy dari

capital adjustment cost. Proxy ini merefleksikan pengaturan atau adjustment modal yang dilakukan oleh bank guna mendapatkan tingkat modal yang optimal.

Lag of Capital Buffer = BUFFt-1 4. Loans to Total Assets (LOTA)

Loans to Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kredit yang didistribusikan bank dibandingkan dengan total asetnya. Tingginya rasio ini mengindikasikan bank mendistribusikan kredit terlalu banyak, likuiditas rendah. Selain itu, tingginya rasio ini menandakan semakin berisiko suatu bank, semakin tinggi kemungkinannya untuk gagal. Rasio ini dapt dirumuskan sebagai berikut:

Assets Total

Loans Total

LOTA = x 100%

5. Bank Size (SIZE)

Sesuai dengan teori Too Big To Fail, bank-bank besar cenderung mudah dalam mendapatkan modal di pasar modal. Hal ini menyebabkan bank besar cenderung menjaga capital buffernya di tingkat yang rendah. Bank Size dapat diukur dengan menggunakan logaritma dari total aset bank. Maka rasio ini dapat dirumuskan:

(5)

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah capital buffer. Capital Buffer

adalah selisih rasio CAR (rasio kecukupan modal minimum) suatu bank dengan regulasi modal minimum (8%). Capital buffer digunakan untuk menyerap berbagai kemungkinan risiko dan kerugian yang dapat terjadi di masa yang akan datang.

BUFF = CAR ratioMinimum Regulatory Requirement (8%)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Batasan Operasional Rumus Skala

Return on Equity

(ROE)

Perbandingan antara laba bersih terhadap

modal sendiri. Shareholder Equity Tax

Capital Buffer periode sebelumnya.

dengan total aset bank. TotalAssets Loans

Ln Total Assets Rasio

Capital

CAR ratio – Minimum Regulatory Requirement (8%)

(6)

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan merujuk pada perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015. Jumlah populasi penelitian ini yaitu sebanyak 43 perusahaan.

3.5.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu dimana kriteria tersebut harus dipenuhi oleh sampel guna mendapatkan sampel yang

representative. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini meliputi:

1. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015.

2. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional tersebut tidak didelisting dari tahun 2012 hingga 2015.

3. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2012 hingga 2015.

(7)

TABEL 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Sub Sektor Bank

Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Naga Tbk

d.h Bank Agro Niaga

BABP Bank MNC Internasional Tbk d.h ICB Bumiputera Tbk

d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk

2

BACA Bank Capital Indonesia Tbk 3

BBCA Bank Central Asia Tbk 4

BBHI Bank Harda Internasional Tbk X X

BBKP Bank Bukopin Tbk 5

BBMD Bank Mestika Dharma Tbk X X

BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 6

BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7

BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 8

BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 9

BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk X X

BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk d.h Bank Mutiara Tbk d.h Bank Century Tbk

d.h Bank Century Intervest Corp Tbk/ Bank CIC Tbk

10

BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 11

BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk

d.h Bank Eksekutif Internasional Tbk

12

BGTB Bank Ganesha Tbk X X

BINA Bank Ina Perdana Tbk X X

BJBR Bank Jabar Banten Tbk 13

BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

X X

BKSW Bank QNB Indonesia Tbk d.h Bank QNB Kesawan Tbk d.h Bank Kesawan Tbk

(8)

BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk X X

BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 15

BNBA Bank Bumi Arta Tbk 16

BNGA Bank CIMB Niaga Tbk d.h Bank Niaga Tbk

17 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk

d.h BII Maybank Tbk

d.h Bank Internasional Indonesia Tbk

18

BNLI Bank Permata Tbk d.h Bank Bali

19 BSIM Bank Sinar Mas Tbk

d.h Bank Shinta Indonesia

20 BSWD Bank of India Indonesia Tbk

d.h Bank Swadesi Tbk

21

BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 22

BVIC Bank Victoria International Tbk 23

DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk d.h Bank Liman International

X X

INPC Bank Artha Graha International Tbk d.h Bank Interpacific Tbk

24

MAYA Bank Mayapada International Tbk 25

MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk d.h Bank Multicor InternationalTbk NOBU Bank Nationalnobu Tbk

d.h Bank Alfindo Sejahtera

X X

PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29

PNBS Bank Panin Syariah Tbk d.h Bank Harta

X X

SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

30

3.6 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

(9)

sekunder juga didapat dengan mengumpulkan berbagai informasi dan data dari buku-buku, jurnal, dan juga situs terkait topik penelitian, seperti publikasi laporan tahunan perbankan konvensionalselama periode Januari 2012 sampai Desember 2015.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuka website, mengunduh serta melakukan dokumentasi berbagai data terkait objek penelitian, sehingga dapat diperoleh berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id pada tahun 2012-2015 serta laporan keuangan bulanan yang diterbitkan Bank Indonesia melalui website www.bi.go.id. Selain itu, metode pengumpulan data juga dilakukan dengan telaah pustaka, seperti memahami dan mendapatkan data melalui jurnal, buku-buku serta website yang berkaitan dengan penelitian.

3.8 Uji Asumsi Klasik

(10)

a) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai berikut :

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Multikolinearitas

Menurut Salvatore (2011:178), ”Multikolinearitas mengacu kepada situasi di mana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang tinggi”. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen.

(11)

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,8, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Salvatore (2011:179), ”Heteroskedastisitas timbul pada saat asumsi bahwa variance dari faktor galat (error) adalah konstan untuk semua nilai dari variabel bebas yang tidak dipenuhi”. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara seperti:

- Melihat pola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak konstan, maka tidak ada heretoskedastisitas. Akan tetapi, jika residual membentuk suatu pola tertentu, maka hal tersebut menginfikasikan adanya heteroskedastisitas.

- Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser yang tersedia dalam program E-views. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik Uji Glejser, dengan ketentuan sebagai berikut (Gio, 2015):

1. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared ≥ 0,05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

(12)

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk meguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin-Watson (DW test). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha = Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

HIPOTESIS NOL KEPUTUSAN JIKA

Tidak ada korelasi Positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autikorelasi positif No Decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < 4 < d Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

maupun negatif

Tidak Ditolak du < d < 4 – du

Selain Uji Durbin-Watson, untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan Uji LM (motode Bruesch Godfrey). Motode ini didasarkan pada nilai F dan Obs*R-Squared, dimana jika nilai profitabilitas dari

Obs*R-Squared melebihi tingkat kepercayaan, maka H0 diterima. Artinya tidak

(13)

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Hasil dari analisis biasanya berupa grafik atau tabel yang kemudian akan dijabarkan secara deskriptif.

3.9.2 Analisis Regresi Data Panel

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier data panel. Penelitian ini menggunakan program software EVIEWS untuk membantu mengolah data dan menyelesaikan penelitian ini. Analisis regresi linier data panel digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Pratomo (2010:167), data panel merupakan gabungan antara data berkala (time series) dan data individual (cross section).

Kelebihan data panel dibandingkan dengan data berkala dan data individual yaitu (Gujarati dan Dawn, 2012:237) :

(14)

2. Dengan mengombinasikan data berkala dan data individual, data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif, kurang korelasi antar variabelnya, lebih banyak derajat kebebasannya, dan lebih efisien.

3. Lebih sesuai untuk mempelajari perubahan secara dinamis, misalnya untuk mempelajari pengangguran, perpindahan pekerjaan, atau mobilitas tenaga kerja. 4. Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu data yang tidak dapat diukur oleh data berkala dan data individual, misalnya pengukuran efek undang-undang upah minimum regional dapat dipelajari dengan lebih baik jika kita mengikutkan variabel gelombang kenaikan upah minimum regional dalam setiap wilayah.

5. Data panel juga dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku, misalnya pembelajaran fenomena perubahan skala ekonomi dan teknologi dapat dilakukan dengan lebih baik oleh data panel daripada data berkala atau data individual.

6. Dengan membuat data untuk beberapa ribu unit, data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin terjadi apabila membahasnya dalam bentuk agregat.

(15)

Adapun model persamaan regresi linier data panel yang digunakan adalah:

Capital Buffer (BUFF) = a + b1x1+ b2x2+b3x3 + b4x4 + b5x5 + E dimana,

a = constant

b1 – b5 = koefisien regresi tiap variabel x1 = Return on Equity (ROEt-1)

x2 = Non Performing Loan (NPLt-1) x3 = Lag of Capital Buffer (BUFFt-1) x4 = Loans to Total Assets (LOTA) x5 = Bank Size (SIZE)

E = Error

3.9.3 Pemilihan Model Data Panel

Data panel adalah data yang dikumpulkan secara cross section dan diikutu pada periode waktu tertentu. Karena data panel merupakan gabungan dari data cross section dan time series, jumlah pengamatan menjadi sangat banyak. Oleh karena itu diperlukan teknik tersendiri untuk mengatasi model yang menggunakan data panel. Terdapat beberapa teknik yang ditawarkan yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square

Teknik ini hampir mirip dengan membuat regresi dengan cross section atau

(16)

2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Pendekatan fixed effect memperhitungkan kemungkinan bahwa peneiti menghadapi omitted-variables, yang mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section.

3. Model Efek Random (Random Effect)

Pendekatan radom effect memperbaiki efisiensi proses least square dengan memperhitungkan error dari cross section dan time series. Model random effect

adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS).

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel adalah sebagai berikut:

1. Estimasi dengan Common Effect Model atau Pooled Least Square. 2. Estimasi dengan Fixed Effect Model.

3. Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model) Dengan kriteria pengujian:

H0 = Pooled Least Square

H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.

4. Estimasi dengan Random Effect Model.

5. Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model) Dengan kriteria pengujian:

H0 = Random Effect Model

(17)

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.

3.9.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable), baik uji koefisien regresi secara bersama-sama (serempak) (Uji-F) atau uji koefisien regresi secara individu (parsial) (Uji-t). Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi (Uji

R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. 3.9.4.1 Uji-F (Uji Simultan)

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Perumusan hipotesisnya:

- H0 = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Buffer pada Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

- Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0 artinya Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara simultan berpengaruh s i g n i f i k a n terhadap Capital Buffer pada Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jika Fhitung <

(18)

3.9.4.2 Uji-T (Uji Parsial)

- H0 : bi = 0, artinya, Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Buffer.

- Ha : bi ≠ 0, artinya, Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer.

Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1. Jika thitung ≥ ttabel pada α = 5%, maka Ha diterima

2. Jika thitung ≤ ttabel pada α = 5%, maka H0 diterima 3.9.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

(19)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Indonesia

4.1.1. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

Bank Agro didirikan dengan akte notaris nomor 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.

4.1.2. Bank MNC Internasional Tbk

PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) berdiri setelah mengakuisisi Pt Bank ICB Bumiputera, Tbk pada tahun 2014. Melalui keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014, nama Bank berubah menjadi PT. Bank MNC Internasional Tbk.

4.1.3. Bank Capital Indonesia Tbk

(20)

tentang Perubahan Nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia,Tbk.

4.1.4. Bank Central Asia Tbk

Bank Central Asia (BCA) berdiri sejak 1957 berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia no. 42855/U.M.II tertanggal 14 Maret 1957 untuk ijin melakukan usaha bank. BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan public. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.

4.1.5. Bank Bukopin Tbk

Bank Bukopin berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970 yang berfokus pada segmen UMKMK dan telah tumbuh menjadi salah satu bank yang termasuk kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006.

4.1.6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(21)

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Pada Agustus 1994 melengkapi ijin menjadi Bank devisa.

4.1.7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) didirikan berdasarkan akta pendirian nomor 47 tanggal 18 januari 1972. Bank BNP semula bernama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang kemudian meningkatkan statusnya menjadi bank umum pada bulan Juli 1989.

4.1.8. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

(22)

4.1.9. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk berdiri dengan nama Postpaarbank pada masa pemerintah Belanda dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos pada tahun 1950 kemudian menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. Bank Tabungan Negara melakukan right issue pada tahun 2012.

4.1.10. Bank Mutiara Tbk

Bank Mutiara Tbk resmi menjadi PT Bank Jtrust Indonesia Tbk setelah J Trust memiliki saham utama melalui RUPSLB tanggal 30 Maret 2015 dan resmi diumukan ke publik tanggal 29 Mei 2015 setelah mendapat persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 7 April 2015 dan OJK tanggal 21 Mei 2015.

4.1.11. Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1956. Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantorkantor cabang anak perusahaannya.

4.1.12. Bank Pundi Indonesia Tbk

(23)

pengesahan perubahan PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk., menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.

4.1.13. PT. Bank Jabar Banten Tbk

Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) didirikan pada tanggal 08 April 1999. Bank BJB sebelumnya merupakan sebuah perusahaan milik Belanda di Indonesia yang dinasionalisasi pada tahun 1960 yaitu N.V. Denis (De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding) dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 20 Mei 1961. Selain kegiatan perbankan, BJBR juga membantu Pemerintah Provinsi, Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten dalam membina Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan institusi jasa keuangan lainnya milik Pemerintah Provinsi, Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten yang sebagian sahamnya dimiliki oleh BJBR, atau BJBR sama sekali tidak memiliki saham namun diminta untuk membantu pembinaan BPR.

4.1.14. Bank QNB Indonesia Tbk

(24)

4.1.15. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri.

4.1.16. Bank Bumi Arta Tbk

Bank Bumi Arta semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan pada tanggal 3 Maret 1967 dan mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa.

4.1.17. Bank CIMB Niaga, Tbk

(25)

4.1.18. Bank Maybank Indonesia Tbk

Bank Maybank Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Bank Internasional Indonesia (BII) yang berdiri pada tanggal 15 Mei 1959. Melalui persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, BII berubah nama menjadi Maybank Indonesia.

4.1.19. Bank Permata Tbk

Permata Bank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih Permata Bank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.

4.1.20. PT. Bank Sinarmas Tbk (BSIM)

(26)

Indonesia. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2009 Bank Sinarmas memperoleh izin usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah dari Deputi Gubernur Bank Indonesia.

4.1.21. Bank Of India Indonesia Tbk

Bank Of India mengakuisisi Bank Swadesi yang didirikan pada tahun 1968 dengan pengambilalihan saham pada tanggal 22 Juni 2007. Dengan demikian Bank Of India telah menjadi pemegang saham mayoritas dan mengambil alih pengendalian Bank Swadesi.

4.1.22. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Bank Tabungan Pensiunan Nasional didirikan pada tahun 1958 sebelumnya bukan dengan nama tersebut dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Pensiunan pada tahun 1986 kemudian mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2008.

4.1.23. Bank Victoria International Tbk

(27)

4.1.24. Bank Artha Graha Internasional Tbk

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973. Berdasarkan akta nomor 27 tanggal 12 Juli 2005 dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 7/49/KEPGBI/2005, PT. Inter-Pacific, Tbk berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

4.1.25. Bank Mayapada International Tbk

PT Bank Mayapada International didirkan pada tanggal 07 September 1989 dan disahkan melalui akta pendirian bank pada tanggal 10 Januari 1990 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dari tahun 1997 hingga saat ini kami menjadi bank publik dengan nama PT. Bank Mayapada Internasional Tbk.

4.1.26. Bank Windu Kentjana International Tbk

PT Windu Kentjana International, Tbk merupakan hasil merger antara PT Bank Multicor, Tbk dan PT Bank Windu Kentjana pada tanggal 8 Januari 2008.

4.1.27. Bank Mega Tbk

(28)

dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.

4.1.28. Bank OCBC NISP Tbk

Bank OCBC NISP didirikan pada tanggal 4 April 1941 dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990, dan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada tanggal 6 Maret 2003, PT Bank OCBC - NISP secara resmi merger dengan PT Bank Keppel TatLee Buana Perubahan nama dari PT Bank OCBC - NISP menjadi PT Bank OCBC Indonesia efektif pada tanggal 17 Maret 2003 sesuai persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM dan Bank Indonesia. PT Bank OCBC – Indonesia merupakan bank komersial dengan fokus pada penerimaan tabungan, trade finance, corporate lending, project financing, treasury dan funds transfer.

4.1.29. Bank Pan Indonesia Tbk

(29)

Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998). Pemegang saham Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia (37,1%), Panin Life (45,9%) dan publik-domestik & internasional.

4.1.30. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

Bank Woori Saudara Indonesia adalah gabungan dari Bank Himpunan Saudara yang berdiri pada tahun 1906 dan Bank Woori Indonesia yang berdiri pada tahun 1995 dan berlaku sejak tanggal 30 Desember 2014. Pada tahun 2015 terjadi perubahan nama dari PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk ( Bank Saudara ) menjadi PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk ( Bank Woori Saudara ).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

4.2.1.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan �=0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik

J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas �≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

(30)

Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Gambar 4.1

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Sebelum Transformasi Data Outlier

Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,0000, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Dikarenakan asumsi normalitas tidak terpenuhi maka dilakukan transformasi data outlier dengan cara mengeluarkan data yang menyimpang terlalu jauh dari data lainnya dengan menggunakan SPSS.

Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Gambar 4.2

(31)

Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,762417. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,762417, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi (Gio, 2015).

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Gujarati dalam Gio (2015) menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,8, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.1

Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

ROE NPL BUFFT_1 LOTA SIZE ROE 1.000000 -0.247467 -0.126689 -0.057887 -0.201932

NPL -0.247467 1.000000 -0.111413 0.197138 -0.048425 BUFFT_1 -0.126689 -0.111413 1.000000 -0.082502 0.043852 LOTA -0.057887 0.197138 -0.082502 1.000000 0.154683 SIZE -0.201932 -0.048425 0.043852 0.154683 1.000000 Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

(32)

0,043852, dan korelasi antara LOTA dan SIZE sebesar 0,154683. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,8.

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik Uji Glejser, dengan ketentuan sebagai berikut (Gio, 2015).

1. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared ≥ 0,05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-sqaured < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.201092 Prob. F(5,90) 0.3151 Obs*R-squared 6.005120 Prob. Chi-Square(5) 0.3057 Scaled explained SS 6.002474 Prob. Chi-Square(5) 0.3060

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared = 0,3057

≥ 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi

(33)

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009). Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009) menyatakan sebagai berikut:

“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated.

The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals

are uncorrelated".

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.

Tabel 4.3

Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Log likelihood 4.370443 Hannan-Quinn criter. 0.161995 F-statistic 0.085928 Durbin-Watson stat 1.977689 Prob(F-statistic) 0.998899

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

(34)

4.2.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Deskriptif variabel dependen yaitu Capital Buffer (BUFF) dan variabel independen yaitu Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Lag of Capital Buffer (BUFFt-1),

Loans to Total Assets (LOTA), dan Bank Size (SIZE).

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif BUFF, ROE, NPL, BUFFt-1, LOTA, Size Perusahaan Perbankan di Indonesia Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

(35)

1. Variabel Capital Buffer (BUFF) memiliki nilai BUFF maksimum sebesar 17,57000 yang diperoleh oleh Bank Bumi Arta Tbk pada tahun 2015 hal tersebut dikarenakan nilai CAR Bank Bumi Arta yang tinggi pada 2015 yaitu 25,57%. Tingkat CAR yang tinggi menandakan semakin baik kemampuan bank tersebut dalam menanggung risiko dari setiap kredit yang beresiko. Sedangkan nilai BUFF minimum yaitu 3,560000 yang diperoleh oleh Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2013. Walaupun Bank Pundi memiliki tingkat CAR yang paling rendah namun masih berada di atas standar minimum modal menurut Bank Indonesia yaitu 8%. Diketahui rata-rata (mean) nilai BUFF adalah 9,184479, dan standar deviasinya 2,794095 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.

(36)

Bumiputera (sekarang MNC Bank). Diketahui rata-rata (mean) nilai ROE adalah 11,87438, dan standar deviasinya 6,919451 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.

3. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai NPL maksimum sebesar 9,950000 yang diperoleh oleh Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2012, hal tersebut di karenakan kondisi Bank Pundi pada tahun tersebut mengalami kenaikan kredit macet akibat tingginya kredit yang di salurkan di sektor mikro. Bank Pundi juga masih melakukan pembenahan semenjak akuisisi dan berubah nama dari PT. Bank Eksekutif dua tahun sebelumnya. Sedangkan nilai NPL minimum yaitu 0,310000 yang diperoleh Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2014, hal tersebut di karenakan kinerja Bank QNB Indonesia pada 2014 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Walaupun Bank QNB Indonesia mengalami pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 84% namun QNB dapat menjaga posisi NPL di tingkat yang rendah. Diketahui rata-rata (mean) nilai NPL adalah 2,286146 dan standar deviasinya 1,623466 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.

(37)

sebelumnya juga masih berada diatas standar minimum modal menurut Bank Indonesia yaitu sebesar 8%.

5. Variabel Loans to Total Assets (LOTA) memiliki nilai LOTA maksimum sebesar 89,84074 yang diperoleh oleh Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2012 hal tersebut dikarenakan selama 2012 kredit investasi CIMB Niaga tercatat sebesar Rp30,18 triliun meningkat 11% dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya penambahan modal asing ke Indonesia. Sektor pertambangan, property, dan manufaktur menjadi sektor yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kredit investasi perbankan korporat CIMB Niaga. Sedangkan nilai LOTA minimum yaitu 49,97405 yang diperoleh Bank Capital Indonesia Tbk pada tahun 2012. Walaupun nilai LOTA Bank Capital Indonesia yang paling rendah, namun Bank Capital Indonesia tetap mengalami peningkatan kredit dari tahun sebelumnya sebesar 61%. Diketahui rata-rata (mean) nilai LOTA adalah 67,89820 dan standar deviasinya 7,202037 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.

(38)

dari 2011-2015 dengan peningkatan rata-rata 13,45%. Dengan kata lain, Bank Bukopin merupakan perusahaan dengan ukuran perusahaan yang terus berkembang dilihat dari total assetnya. Diketahui rata-rata (mean) nilai SIZE adalah 16,06316 dan standar deviasinya 2,946396 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.

4.2.3 Pemilihan Model Data Panel

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat tiga teknik yang dapat digunakan yaitu anatara lain, Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM).

Untuk menentukan model estimasi apakah yang digunakan anatara CEM dan FEM dalam memebentuk model regresi, maka digunakan uji Chow dengan hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H0: Common Effect Model (CEM)

H1: Fixed Effect Model (FEM)

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas cross-section Chi Square < 0,05, maka H0 ditolak

(39)

Tabel 4.5 Hasil dari Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.835260 (23,67) 0.6771 Cross-section Chi-square 24.202067 23 0.3927

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas adalah 0,3927. Karena nilai probabilitas 0,3927 > 0,05, maka H0 diterima. Maka

model estimasi yang digunakan adalah model common effect model (CEM), maka pengujian model antara FEM dan REM tidak dilakukan.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda Model Data Panel

(40)

Tabel 4.6

Pengujian Regresi Berganda Model Data Panel Dependent Variable: BUFF

Total panel (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.258977 0.999436 2.260252 0.0262 ROE -0.062415 0.047264 -1.320553 0.1900 NPL -0.034692 0.036686 -0.945639 0.3469 BUFFT_1 0.491148 0.067571 7.268592 0.0000 LOTA -0.234930 0.234119 -1.003463 0.3183 SIZE 0.002562 0.008692 0.294773 0.7688

R-squared 0.418628 Mean dependent var 2.172060 Adjusted R-squared 0.386329 S.D. dependent var 0.305856 S.E. of regression 0.239599 Akaike info criterion 0.040761 Sum squared resid 5.166689 Schwarz criterion 0.201033 Log likelihood 4.043471 Hannan-Quinn criter. 0.105545 F-statistic 12.96122 Durbin-Watson stat 1.862937 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan pengelolaan data, maka pada Tabel 4.6 pada kolom

Coefficients, diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3+ b4X4 + b5X5+ e

Sehingga, persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

BUFF = 2,258977 – 0,062415ROE – 0,034692NPL + 0.491148BUFFt_1 – 0.234930LOTA + 0.002562SIZEit + e

Keterangan:

(41)

b1 = Koefisien regresi variabel X1

b2 = Koefisien regresi variabel X2

b3 = Koefisien regresi variabel X3

b4 = Koefisien regresi variabel X4

b5 = Koefisien regresi variabel X5

X1 = Return on Equity (ROE)

X2 = Non Performing Loan (NPL)

X3 = Lag of Capital Buffer (BUFFt_1)

X4 = Loans to Total Assets (LOTA)

X5 = Bank Size (SIZE)

e = Error Term

Berdasarkan persamaan linier berganda, maka dapat diinterpretasikan bahwa: 1. Konstanta sebesar 2,258977 artinya walaupun seluruh variabel independen

bernilai 0, maka Capital Buffer tetap sebesar 2,258977.

2. Koefisien Return on Equity yaitu sebesar -0.062415, artinya, jika Return on Equity mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan maka Capital Buffer akan mengalami penurunan sebesar -0.062415.

3. Koefisien Non Performing Loan yaitu sebesar - 0.034692, artinya, jika Non Performing Loan mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan maka Capital Buffer juga akan naik sebesar - 0.034692.

(42)

Capital Buffer mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan maka Capital Buffer juga akan naik sebesar 0.491148.

5. Koefisien Loans to Total Assets yaitu sebesar - 0.234930, artinya, jika Loans to Total Assets mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan maka Capital Buffer juga akan naik sebesar - 0.234930.

6. Koefisien Bank Size yaitu sebesar 0.002562, artinya, jika Bank Size

mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan maka

Capital Buffer juga akan naik sebesar 0.002562.

4.2.5 Uji Hipotesis

(43)

Tabel 4.7

Nilai Statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t

Dependent Variable: BUFF

Total panel (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.258977 0.999436 2.260252 0.0262 ROE -0.062415 0.047264 -1.320553 0.1900 NPL -0.034692 0.036686 -0.945639 0.3469 BUFFT_1 0.491148 0.067571 7.268592 0.0000 LOTA -0.234930 0.234119 -1.003463 0.3183 SIZE 0.002562 0.008692 0.294773 0.7688

R-squared 0.418628 Mean dependent var 2.172060 Adjusted R-squared 0.386329 S.D. dependent var 0.305856 S.E. of regression 0.239599 Akaike info criterion 0.040761 Sum squared resid 5.166689 Schwarz criterion 0.201033 Log likelihood 4.043471 Hannan-Quinn criter. 0.105545 F-statistic 12.96122 Durbin-Watson stat 1.862937 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

4.2.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat. Uji t dalam penelitian ini menggunakan nilai signifikansi 0,05 (α=5%).

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai prob. dari Return on Equity (ROE) adalah 0,1900, nilai prob. dari Non Performing Loan (NPL) adalah 0,3469, nilai

(44)

Size (SIZE) adalah 0,7688. Karena nilai prob. dari ROE, NPL, LOTA dan SIZE > 0,05, maka ROE, NPL, LOTA dan SIZE, secara parsial atau masing-masing, tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer (BUFF). Sementara nilai prob. dari

Lag of Capital Buffer (BUFFt_1) 0,0000 < 0,05, maka BUFFt_1 berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer (BUFF). Diketahui nilai koefisien dari BUFFt_1 adalah 0,491148 dan nilai koefisien dari SIZE adalah 0,002562, yakni bernilai positif. Hal ini berarti BUFFt_1 dan SIZE berpengaruh positif terhadap BUFF. Sedangkan nilai koefisien dari ROE adalah 0,062415, nilai koefisien dari NPL adalah -0,034692, dan nilai koefisien dari LOTA adalah -0,234930, yakni bernilai negatif, berarti ROE, NPL, dan LOTA berpengaruh negatif terhadap BUFF.

4.2.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji � bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat. Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai Prob. (F-statistics), yakni 0,000000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yakni ROE, NPL, BUFFt_1, LOTA dan SIZE, secara simultan, berpengaruh signifikan terhadap variabel BUFF.

4.2.5.3 Analisis Koefisien Determinasi

(45)

bersama-sama sebesar 41,8628%, sisanya sebesar 58,1372% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Return on Equity Terhadap Capital Buffer

Berdasarkan uji statistik t, variabel Return on Equity memiliki pengaruh yang negatif dan t i d a k signifikan terhadap Capital Buffer. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuso, et al. (2002) dan Jokipii & Milne (2008) yang menemukan hubungan negatif antara ROE dengan capital buffer. Hal ini menimbulkan suatu pemikiran bahwa bank akan mengurangi capital holding di saat

the cost of capital tinggi.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Fikri (2012) yaitu ROE memiliki pengaruh negatif terhadap capital buffer, ini berarti bank konvensional di Indonesia memiliki akses yang tidak terbatas terhadap modal eksternal atau lebih cenderung mengambil pendanaan dari ekuitas.

4.3.2 Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Capital Buffer

(46)

D avack (2007) menyatakan bahwa adanya hubungan negatif antara NPL sebagai proxy risiko terhadap capital buffer dikarenakan adanya perilaku moral hazard di bank dimana dengan tingkat risiko yang lebih tinggi, bank cenderung memegang capital buffer yang rendah. Hal itu dikarenakan bank kurang menerapkan prinsip kehati-hatian pada penyaluran kredit sehingga menyebabkan tingkat NPL meningkat. Tingginya tingkat NPL menunjukkan risiko yang terealisasi tinggi sehingga memaksa bank untuk mengurangi capital buffer untuk menutup risiko tersebut. Oleh karena itu NPL menghasilkan pengaruh yang negatif terhadap capital buffer. Namun, adanya pengaruh yang negatif ini juga menunjukkan bahwa bank memiliki sistem atau mekanisme manajemen risiko yang lebih baik sehingga mereka dapat memiliki tingkat capital buffer yang rendah dengan tingkat risiko yang tinggi daripada bank lain dengan mekanisme atau sistem manajemen risiko yang kurang baik dengan tingkat risiko yang sama.

4.3.3 Pengaruh Lag of Capital Buffer Terhadap Capital Buffer

Dari hasil uji statistik t, menunjukkan bahwa BUFFt-1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap capital buffer. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh D Avack (2007) dan Jokipii dan Milne (2008) yang mana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa BUFFt-1 berpengaruh positif signifikan terhadap

(47)

rangka mencapai tingkat modal yang optimal dan diinginkan oleh bank. Adanya pengaruh positif dan signifikan dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank dengan lag of capital buffer (BUFF t-1 ) yang besar cenderung menjaga dan meningkatkan tingkat capital buffer di tahun mendatang.

4.3.4 Pengaruh Loans to Total Assets Terhadap Capital Buffer

Berdasarkan uji statistik t, LOTA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap capital buffer. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fonseca dan Gonzalez (2010) yang menemukan bahwa LOTA berpengaruh negatif terhadap capital buffer. Rasio LOTA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kredit dengan jaminan sejumlah aset yang dimiliki. Hubungan negatif antara LOTA dengan capital buffer menunjukkan bahwa bank mengambil risiko yang lebih besar dengan aset yang dimiliki sehingga memutuskan untuk menahan capital buffer yang lebih kecil. Hal itu disebabkan kredit yang disalurkan oleh bank didanai dengan aset yang dimiliki (Fonseca dan Gonzalez, 2013). Jadi, dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat LOTA bank cenderung mengurangi tingkat capital buffer.

4.3.5 Pengaruh Bank Size Terhadap Capital Buffer

(48)

capital buffer sehingga menghasilkan hubungan yang lemah antara Size dengan

capital buffer.

Pada penelitian sebelumnya bank size memiliki hubungan negatif dengan

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Capital Buffer (BUFF) karena nilai prob. dari ROE adalah 0,1900 > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer dan nilai koefisien dari ROE adalah -0,062415 yakni bernilai negatif, sehingga berpengaruh negatif terhadap BUFF.

2. Non Performng Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Capital Buffer (BUFF) karena nilai prob. dari NPL adalah 0,3469 > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer dan nilai koefisien dari NPL adalah -0,034692 yakni bernilai negatif, sehingga berpengaruh negatif terhadap BUFF.

3. Lag of Capital Buffer (BUFFt-1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(50)

4. Loans to Total Assets (LOTA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Capital Buffer (BUFF) karena nilai prob. dari LOTA adalah 0,3183 > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer dan nilai koefisien dari LOTA adalah -0,234930 yakni bernilai negatif, sehingga berpengaruh negatif terhadap BUFF.

5. Bank Size (SIZE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Capital Buffer (BUFF) karena nilai prob. dari SIZE adalah 0,7688 > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Buffer dan nilai koefisien dari SIZE adalah 0,002562 yakni bernilai positif, sehingga berpengaruh positif terhadap BUFF.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi manajemen perbankan, disarankan untuk melakukan analisis terhadap risiko yang mungkin akan menimpa bank dikarenakan kredit bermasalah yang terlalu tinggi sehingga perlu adanya Capital Buffer untuk dapat menutupi kerugian yang mungkin dapat timbul.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode tahun pengamatan yang digunakan agar sampel yang diteliti lebih banyak, hasil yang lebih akurat dan bisa lebih mencerminkan kondisi sesungguhnya dilapangan.

(51)

3. Peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah sampel penelitian dengan memasukkan perusahaan yang tidak terdaftar di BEI dan dapat menambah variabel independen atau variabel kontrol lain yang terkait dengan Capital Buffer.

Gambar

TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL
TABEL 3.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Jasa
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang

I Guru mata Pelajaran Al-Quran Hadits kelas IV-A Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Mergayu Bandung Tulungagung.. P : Apakah kalian lebih mudah memahami materi setelah ibu

skripsi dengan judul “Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir di Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara”. 1.2

ancaman jiwa dalam waktu dekat), hijau (korban dengan cedera minor yang tidak.. Elektif , Tahun 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pada pengawatan tipe ini, kawat-kawat penghubung dari terminal strip ke peralatan atau dari satu alat ke alat lainnya dipasang dalam saluran plastik yang menempel pada

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan objek dan fenomenas yang diteliti yaitu tinjauan sosial ekonomi keluarga penambang pasir di

Pada saat menyampaikan wahyu, Rasulullah menggunakan huruf yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan para sahabat, agar mereka tidak merasa kesulitan dalam membaca

Selain itu, Fahd Abdul Rahman mendefinisikan bahwa al-tafsir al-‘ilmiy adalah ijtihad atau usaha keras mufassir untuk mengungkap hubungan ayat-ayat kawniyyah di