• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir Di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir Di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sosial dan Ekonomi

2.1.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Kata sosial berasal dari kata “socius” yang berarti kawan. Dalam hal ini kawantak terbatas, yang artinya kawan adalah mereka orang-orang yang ada disekitar dan tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Istilah sosial pada Departemen Sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan dilapangan sosial, artinya kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu dan lain -lain. Selain itu Soekanto mengemukakan bahwa istilahsosial juga berkenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses–proses sosial (Soekanto, dalam Supardan, 2009: 27).

(2)

dunia. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara untuk memuhi kebutuhan sehari – hari. Dapat disimpulkan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari – hari.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status (Koentjaraningrat, 1990:56).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakatyang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2.1.2.Indikator Sosial Ekonomi

Terdapat beberapa indikator sosial ekonomi yang menentukan kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat dapat dikatakan rendah, sedang dan tinggi, yaitu: 1. Pendapatan

(3)

Sedangkan Biro Pusat statistika merincikan Pendapatan dalam kategori sebagai berikut :

a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :

• Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, serta

keja lembur dan kerja kadang-kadang.

• Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,

penjualan dari kerajinan rumah.

• Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan

tanah, keuntungan yang diperoleh dari hak milik tersebut.

b. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan kreasi. Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah sebagai seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang dari pihak manapun atau dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini.

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (2008) membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu :

a) Golongan pendapatan sangat tinggi.

Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan.

(4)

Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000,00 – 3.500.000,00 per bulan.

c) Golongan pendapatan sedang.

Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000,00 – 2.500.000 per bulan.

d) Golongan pendapatan rendah.

Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata di bawah Rp 1.500.000,00 perbulan.

Berdasarkan kategori diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau penghasilan seseorang sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraannya. Apabila tingkat pendapatan yang dimiliki tinggi maka tingkat ekonominya juga tinggi, disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki pengahasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dari penghasilan insidentil. 2. Rumah

Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagi status lambang sosial.Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan saran pembinaan keluarga. (Undang – undang Nomor 4 Tahun 1992)

(5)

keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai kesehatan dan Lingkungan, 2001)

Menurut America Public Health Associstion (APHA) (dalam Supardan rumah sehat sebagai berikut :

a) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, pentilasi yang nyaman, dan jauh dari kebisingan.

b) Memenuhi kebutuhan kejiwaan.

c) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan.

3. Pendidikan

(6)

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses bimbingan, pembelajaran untuk menuju kedewasaan dan memilki bekal hidup dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain.

4. Kesehatan

Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat penting untuk dapat bekerja secara produktif, sehingga menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesehatan keluarga tidak dapat dipisahkan dari ketahanan pangan keluarga. Keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan keluarga juga dipengaruhi faktor lain yaitu, pelayanan kesehatan dan perubahan lingkungan (BKKBN, 1995:24).

5. Sandang dan Pangan

(7)

6. Interaksi Sosial.

Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan dan pertikaian.

Apabila dua orang atau lebih bertemu akan menjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahsa isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadi interaksi sosial karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tidakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila menusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang dimaksud. Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut :

a. Pelakunya lebih dari satu orang.

b. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial.

c. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.

d. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

(8)

dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harafiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara melalui telepon, telegram, surat, radio, dan sebagainya.

Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV dan sebagainya.

Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :

a. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah.

b. Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.

c. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antar kelas.

(9)

2.2 Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Secara umum keluarga didefenisikan sebagai lembaga sosial dasar dimana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Menurut (Setiadi, 2008:03) keluarga adalah suatu kelompok yang disatukan oleh perkawinan, kesepakatan, darah, adopsi, yang tinggal dalam satu atap dan memiliki perna masing-masing dalam setiap anggota keluarga yang memiliki ikatan emosional antara satu dengan yang lainnya.

Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari hubungan antara laki-laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah satu kesatuan sosial yang terkecil yang terdiri dari suami istri dan jika ada anak-anak dengan didahului oleh perkawinan (Ahmadi, 2009:221).

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharan anak. Adapun berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari keluarga sebagai berikut :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dipelihara.

(10)

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi.

5. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak tinggal dalam satu tempat tinggal yang sama (Khairuddin, 1997;6).

2.2.3 Fungsi-Fungsi Keluarga

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit dirubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lainnya atau fungsi-fungsi sosial, relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.

Fungsi-fungsi pokok dari keluarga tersebut adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Biologik

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologik orangtua ialah melahirkan anak. Funsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor :

a. Makin sulitnya fasilitas perumahan

b. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga.

c. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraan keluarga.

2. Fungsi afeksi

(11)

menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.

3. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya (Khairuddin, 1997;48-49)

2.2.4 Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera adalah keadaan keluarga yang hidup makmur, dalam kelompok teratur, berdasarkan sistem nilai, bebas dari penyakit, tidak ada gangguan, dan menyenangkan. Berdasarkan konsep tersebut terdapat beberapa faktor yang perlu dikaji untuk menjelaskan konsep sejahtera, antara lain adalah faktor ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, keamanan, dan hiburan yang saling bertoleransi satu sama lain.

(12)

itu adalah keluarga sejahtera dalam arti yang paling sempurna (Muhammad, 2008:34-35).

Indikator tingkat kesejahteraan keluarga BKKBN adalah sebagai berikut :

1. Keluarga pra sejahtera (sering dikelompokkan sebagai “sangat miskin”) adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi:

a. Indikator ekonomi, yaitu makan dua kali atau lebih sehari, memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya rumah, bekerja, sekolah dan bepergian), bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

b. Indikator non-ekonomi, yaitu melaksanakan ibadah, bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan.

2. Keluarga sejahtera I (sering dikelompokkan sebagai “miskin”) adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

a. Indikator ekonomi, yaitu paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor, setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru, luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni.

b. Indikator non-ekonomi, yaitu ibadah teratur, sehat tiga bulan terakhir, punya penghasilan tetap, usia 10-60 tahun dapat beca tulis huruf, usia 6-15 tahun bersekolah, anak lebih dari 2 orang.

(13)

masyarakat, rekreasi bersama (6 bulan sekali), meningkatkan pengetahuan agama, memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah, menggunakan saran transportasi.

4. Keluarga sejahtera III adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan beberapa indikator meliputi : memiliki tabungan keluarga, makan bersama sambil berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, rekreasi bersama (6 bulan sekali), meningkatkan pengetahuan agama, memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah, menggunakan sarana transportasi.

5. Keluarga sejahtera plus III adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator meliputi : aktif memberikan sumbangan material secara teratur, sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.

(Dinsosnaker trans kota tangerang, 2010 diakses tanggal 17 Maret pukul 21.45

WIB).

2.3 Kemiskinan

2.3.1 Defenisi Kemiskinan

(14)

Berikut ini disajikan beberapa defenisi kemiskinan, antara lain:

1. Jika ditinjau dari standar kebutuhan hidup yang layak atau pemenuhan kebutuhan pokok, maka kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok atau kebutuhan-kebutuhan dasar yang disebabkan kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.

2. Jika ditinjau dari pendapatan, maka kemiskinan adalah kondisi kurangnya pendapatan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. 3. Jika ditinjau dari kesempatan, maka kemiskinan merupakan dampak dari

ketidaksamaan kesempatan memperoleh dan mengakumulasikan basis-basis kekuatan sosial, seperti:

a. Keterampilan yang memadai.

b. Informasi dan berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan hidup.

c. Jaringan-jaringan sosial.

d. Organisasi-organisasi sosial politik.

e. Sumber-sumber modal yang diperlukan dalam upaya peningkatan pengembangan kehidupan.

4. Jika ditinjau dari keadaan yang dialami, kemiskina merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan:

a. Kelaparan atau setidaknya kekurangan makanan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas (gizi).

(15)

d. Memiliki sagat sedikit kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat dasar (Siagian, 2012: 26).

2.3.2 Jenis-Jenis Kemiskinan

Sebagai konsep yang multi dimensi, satu fakta tentang kemiskinan dapat diidentifikasi dalam berbagai jenis kemiskinan. Berikut ini adalah jenis-jenis dari kemiskinan, yaitu:

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut yaitu suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskina relatif bertentangan dengan kemiskina absolut. Kemiskinan relarif sendiri akan muncul jika kajian kita mengenai kemiskinan tersebut didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

3. Kemiskinan Massa

Secara sederhana kemiskinan massa dapar diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

4. Kemiskinan Non Massa

Kemiskina non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang. 5. Kemiskinan Alamiah

(16)

6. Kemiskinan Kultural

Dalam kasus ini, budaya diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut.

7. Kemiskinan Terinvolusi

Kemiskinan terinvolusi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinvolusi adalah telah terinternalisasinya nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau kelompok dalam memandang diri dan kehidupannya, sehingga mereka menganggap kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah.

8. Kemiskinan Struktural

Konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktur sosial masyarakat itu sedemikian rupa, sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kehidupannya.

9. Kemiskinan Situasional

Secara umum dapat dikemukakan bahwa kemiskinan situasional adalah kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi yang ada.

10. Kemiskinan Buatan

(17)

2.3.3 Aspek-aspek Kemiskinan

Kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata, dekat dan menyatu dengankita, namun tidak mudah di pahami secara holistik. Langkah yang pertama yang dapat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinan itu sendiri, yaitu : 1. Kemiskinan itu multi dimensi.

Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Apabila ditinjau dari segi kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi dua aspek yaitu aspek primer seperti miskin akan asset-asset, organisasi-oraganisasi sosial, kelembagaan-kelembagaan sosial, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang dapat dianggap mendukung kehidupan manusia. Sedangkan aspek sekunder antara lain, miskinnya informasi, jaringan sosial dan sumber-sumber keuangan yang kesemuanya merupakan faktor-faktor dapat digunakan sebagai jembatan memperoleh suatu fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas hidup.

(18)

3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur.

Fenomena yang sering kita temui adalah pendapatan yang diperoleh sekelompok yang bermukim yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Adapula yang cenderung mengatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan sehingga mustahil untuk diukur. Cara berpikir seperti ini harus dicegah karena akan menjauhkan kita dari pemahaman yang benar dan holistik tentang kemiskinan itu sehingga kitapun mustahil dapat menemukan solusi. Kemiskinan diklasifikasikan dalam berbagi tingkat, miskin,sangat miskin, dan sangat miskin sekali.

4. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Istilah kemiskinan pedesaan (Rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverty). Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi

manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia, baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah (Siagian, 2012 : 12 & 14).

2.3.4 Gejala-gejala Kemiskinan

Memahami kemiskinan secara akurat dan komprehensif diperlukan data yang lengkap dan valid. Upaya memahami kemiskinan lebih sering dilakukan dengan cara pendekatan lain, seperti gejala-gejala kemiskinan.Salah satu cara dan langkah pemahaman kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala kemiskinan, seperti :

1. Kondisi kepemilikan faktor produksi.

(19)

proses tertentu. Salah satu pendekatan untuk mengetahui kemiskinan adalah mengetahui pekerjaan atau mata pencaharian, apa alat atau faktor yang digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian tersebut. Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mengetahui apakah sekelompok orang tersebut miskin atau tidak.

2. Angka ketergantungan penduduk.

Secara teoritis memang dikenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga, tabungan, dan lain-lain. Kondisi lapangan sebagaimana dikemukakan mengakibatkan tenaga kerja di Indonesia dalam kondisi power less. Mereka sering harus menerima perlakuan tidak manusiawi dari pengusaha, seperti menerima upah yang rendah.

3. Kekurangan gizi

Pendapatan bagaikan passport bagi setiap orang untuk memasuki hidup layak.Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat di gunakansebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang dapat hidup secara layak.Pemenuhan kebutuhan tentu dilakukan secara hirerkhis, mulai dri kebutuhan fisik, sebagai unsur yang menempati prioritas utama dari berbagai unsur yang termasuk kebutuhan pokok.

4. Pendidikan yang rendah

(20)

oleh ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan yang rendah juga merupakan gejala kemiskinan (Siagian,2012: 16 – 19 ).

2.4 Penambangan Pasir

Sumber daya mineral (endapan bahan galian) memiliki sifat khusus dibandingkan sumber daya lain, yaitu jika endapan bahan galian tersebut ditambang, bahan galian tersebut tidak akan dapat kembali seperti sedia kala atau sebelum dilakukan penambangan. Dengan kata lain, industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur, oleh karena itu dalam pengusahaannya selalu berhadapan dengan sesuatu yang bersifat terbatas.

Penambangan merupakan suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian dari alam yang dilakukan secara manual maupun secara mekanisme, contohnya penambangan pasir (Yanto, 2008: 14).

Pasir merupakan salah satu dari sekian banyak mineral atau sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan (Sukandarrumidi, 1999:1). Peraturan Pemerintah Indonesia No. 27 tahun 1980, membagi bahan galian menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Bahan galian strategis disebut juga sebagai bahan galian golongan A yang

terdiri dari minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, timah.

(21)

tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, ytrium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berilium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit, yodium, brom, khlor, belerang.

3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut juga sebagai bahan galian golongan C. Terdiri dari nitrai, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kaolin, felspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap (fuller earth), batu apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.

Pasir merupakan salah satu jenis tambang bahan galian golongan C yang merupakan sumberdaya alam yang tidak terbaharui. Pasir merupakan hasil kegiatan gunung api yang tak teruraikan, tercampur dari beberapa ukuran mulai dari ukuran pasir sampai bongkah, berada di dataran rendah sekitar gunung api baik yang proses erupsinya terjadi pada zaman tersier atau kuarter. Batuan tersebut sangat mungkin diendapkan sepanjang sungai yang berhulu dilereng atas/puncak gunung api yang bersangkutan. Sesuai konsep transportasi dan sortasi/pemilihan maka semakin jauh dari sumbernya semakin beragam pula

(22)

dengan Surat Izin Pertambangan Derah (SIPD). Khusus di Indonesia untuk bahan galian golongan C dapat dilakukan oleh perseorangan/pengusaha yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. Jenis bahan galian ini di dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia pengusahaannya telah dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dengan dibentuk Dinas Pertambangan di tiap Daerah Tingkat I, dan didalam prakteknya wewenang ini sering dilimpahkan pada bupati, khususnya untuk pertambangan yang luasnya tidak lebih dari 5 hektar. Letak dan luas wilayah yang dinyatakan terbuka untuk kegiatan pertambangan rakyat ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertambangan. Pertambangan yang dilakukan oleh perorangan syaratnya adalah harus warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Bahan galian golongan C dapat ditambang menggunakan beberapa teknik penambangan, yaitu :

1) Digali, misalnya penambangan batu gamping dan penambangan pasir, 2) Disemprotkan dengan pompa bertekanan tinggi, misalnya penambangan

pasir,

3) Disedot dengan pompa hisap, misalnya penambangan pasir di laut.

2.5 Kesejahteraan Sosial

2.5.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung pengertian dari bahasa Sansekerta “Cetera” yang berarti paying. Dalam konteks

(23)

maupun batin. Sedangkan social berasal dari kata “socius” yang berarti kawan, teman, dan kerja sama. Orang social adalah orang yang dapat berelasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan baik. Jadi, kesejahteraan social dapat

diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat berelasi dengan lingkungan secara baik

UU No. 6 Tahap 1974 Pasal 2 ayat 1 menjelaskan kesejahteraan social ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan social, materi; maupun spiritual yang

diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan social yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi kewajiban

manusia sesuai dengan Pancasila

Walter A. Friedlander mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai

standar hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan

(24)

2.5.2 Tujuan kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumaahn, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi social yang harmonis dengan lingkungannya

2. Untuk mencpai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat dilingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber,meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan (Fahrudin, 2012:8-10).

2.6 Kerangka pemikiran

Pertambangan adalah suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam baik secara mekanisme maupun secara manual. Kegiatan pertambangan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan suatu alternatif bagi mereka yang perekonomiannya masih kurang tercukupi. Sehingga tidak heran jika banyak warga desa yang akhirnya memanfaatan potensi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.

(25)

dapat membantu perekonomian keluarga. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang menjadikan pekerjaan sebagai penambang pasir sebagai mata pencaharian utama.

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Skema 2.1 Bagan Alur Pikir

Kemiskinan

Aktivitas Penambang Pasir

Indikator Sosial Ekonomi

1. Pendapatan 2. Perumahan 3. Pendidikan 4. Kesehatan

(26)

2.7 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan defenisi konsep. Secara sederhana defenisi disini diartikan sebagai “batasan arti”. Dalam hal ini, perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti (Siagian, 2014:40).

Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain :

1. Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain interaksi social, pendapatan, sandang dan pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

2. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.

3. Kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok atau kebutuhan-kebutuhan dasar yang disebabkan kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hurrahman dalam Purwanto (2009), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat di ketahui bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh tidak signifikan

Ketidakpatuhan peserta didik terhadap norma ketertiban di SMA KORPRI pada awalnya memang tinggi, karena sesuai dengan tingkat input yang diterima tanpa melihat pada seleksi

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir deng n tanda Tanya atau tanda seru, dan mendahului

Peningkatan pendapatan bersih ini disebabkan oleh kinerja yang lebih baik dari seluruh lini bisnis milik Perseroan.. Pada segmen usaha mesin konstruksi, volume

The positive politeness strategies divided into three type: claim common ground, convey that S & H are cooperators, Fulfill H’s want for some X and then divided into

Perseroan menargetkan volume penjualan semen dapat tumbuh 54% menjadi 2.75 juta ton sehingga proyeksi pendapatan tahun 2018 dapat mencapai Rp2.57 triliun atau naik 66% dari

Dalam Jurnal Penelitian Karet kali ini terdapat lima artikel yang membahas hasil penelitian di bidang eksploitasi dengan stimulan gas, kinerja klon IRR seri 200