Hafsah Almuthmainah 1106054605
Mata Kuliah Kontaminasi & Remediasi Tanah Teknik Lingkungan Universitas Indonesia
BAB I TEKNIK REMEDIASI
1.1 PENDAHULUAN
Beberapa disiplin ilmu teknik -seperti teknik sipil, teknik mekanis, dan teknik
elektrik-telah dipelajari dan dipraktekkan secara terorganisir selama beberapa abad terakhir.
Disiplin ilmu ini memiliki banyak subdisiplin dalam praktiknya. Beberapa subdisiplin
yang lebih muda seperti teknik struktur, geoteknik, teknik transportasi, dan teknik keairan
sebagai bagian dari teknik sipil pun telah mengambil peran yang lebih tegas dan
terorganisir dalam dunia keteknikan. Teknik lingkungan, sebagai salah satu disiplin ilmu
teknik yang termuda, masih terus berkembang sejalan dengan harapan masyarakat akan
lingkungan yang lebih bersih. Dalam hal ini, teknik remediasi merupakan disiplin ilmu
keteknikan yang baru berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan bahkan lebih muda
dari teknik lingkungan.
Di awal tahun 1960-an, gambaran tentang lingkungan dunia telah berubah. Sebelumnya,
harapan masyarakat dari para insinyur lingkungan sebatas penyediaan air bersih dan
pembuangan limbah domestik, sehingga disiplin ilmu ini cenderung disebut teknik
penyehatan dan sanitasi. Seiring waktu, para insinyur lingkungan mulai fokus pada isu
limbah padat, kualitas air dan kualitas udara.
Awal tahun 1970-an, terdapat perubahan signifikan pada persyaratan perlindungan
lingkungan sebagai akibat dari informasi mengganggu berdasarkan analisa lingkungan.
Awal tahun 1980-an, mulai muncul kesadaran masyarakat akan potensi dampak negatif
Remediasi” kemudian muncul sebagai kelompok spesialis baru untuk menjawab
permasalahan ini.
Teknik remediasi dapat dikatakan sebagai tahap lanjut dari evolusi teknik lingkungan.
Teknik remediasi didefinisikan sebagai pengembangan dan pelaksanaan strategi untuk
membersihkan (memulihkan) lingkungan dengan menghapus kontaminasi berbahaya
yang dibuang di properti sejak awal revolusi industri. Teknik remediasi merupakan ilmu
multi-disiplin karena mencakup pemahaman tentang perilaku fisik dan kimia kontaminan,
dampak geologi dan hidrogeologi pada kontaminan, risiko kontaminan terhadap manusia
dan lingkungan, dan pemilihan teknologi penghancuran kontaminan yang tepat.
1.2 PRAKTIK TEKNIK REMEDIASI
Pada proses design-bid-build yang dikenal baik dalam praktik dunia keteknikan
tradisional, tanggung jawab dari pemilik, insinyur perancang, dan kontraktor diketahui
dan dimengerti dengan baik. Perancangan dan konstruksi sebuah bendungan atau jalan
harus mempertimbangkan bahwa struktur ini dibangun untuk seumur hidup, sehingga
stabilitas dan kekuatan struktur sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Sementara, sistem remediasi dirancang bersifat sementara hanya sampai standar
pembersihan tercapai. Tujuan utama perancangan ialah untuk mencapai efisiensi proses
penanganan kontaminan dalam pemenuhan standar pembersihan. Tujuan lainnya ialah
untuk menyediakan kesehatan dan keamanan yang memadai bagi pekerja yang
memasang, mengoperasikan dan memelihara sistem tersebut. Dalam konteks sistem
remediasi, proses design-build atau proses turnkey lebih didukung karena dianggap lebih
murah dan cepat.
Praktek remediasi telah terus berkembang sejak pertengahan 1970-an. Adanya kesadaran
akan efisiensi dan keterbatasan teknologi yang berlaku mengakibatkan peningkatan upaya
pengembangan teknologi baru yang inovatif. Seiring perkembangan industri, sistem
remediasi ditekankan untuk bersifat on-site dan memiliki teknologi in situ.
Evolusi teknologi remediasi dari teknik penahan awal menjadi teknik penutupan situs
berdasarkan pemahaman yang lebih baik terhadap mekanisme transpor kontaminan,
sementara teknologi in situ yang inovatif dianggap lebih cepat dan murah.
Pengembangan dan implementasi teknologi inovatif ini memerlukan interaksi yang
signifikan antara tim desain dan tim konstruksi untuk memahami teknologi baru.
Pengalaman dan pengetahuan masih sangat penting dalam perancangan sistem remediasi
dengan teknologi in situ, sehingga jasa konsultasi dan konstruksi akan menguntungkan
dan penting untuk kesuksesan proyek remediasi.
Referensi:
Suthersan, Suthan S. 1999. Remediation Engineering Design Concepts. New York: