• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Gambaran Umum Wilayah 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dokumen Gambaran Umum Wilayah 1"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

3 | 1

3.1.

BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG

Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa barat. Tofografi sebagian besar di wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan atau daerah perbukitan dengan ketinggian di atas permukaan laut yang bervariasi dari 500 - 1.800 m. Kabupaten Bandung terletak pada 6o 49' - 7o 18' Lintang Selatan dan di antara 107o 14' - 107o 56' Bujur Timur, dengan luas wilayah Kabupaten Bandung 176.238,67 Ha.

Batas-batas Kabupaten Bandung :

 Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung

 Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut

 Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat

 Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang dan Garut

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2027 Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan yang terbagi ke dalam 8 wilayah pengembangan adapun kecamatan serta luas wilayah administratif masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut :

GAMBARAN

UMUM

(2)

3 | 2

Tabel 3.1

Luas Daerah Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan Tahun 2012

No. Wilayah Pengembangan Kecamatan

Kabupaten Bandung 176.238,67 100,00 276

(3)

3 | 3

3.2.

KARAKTERISTIK FISIK DASAR

3.2.1 Topografi

(4)

Penyusunan Fakta dan Analisa Fisik, Sosial, dan Ekonomi Untuk RTRW

Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah

(5)
(6)

3 | 6 3.2.2. Iklim

Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata tahunan bervariasi antara 2.000 mm – 4.500 mm. Curah hujan rata-rata bulanan yang relatif paling basah (lebih dari 2000 mm) terjadi pada bulan November hingga April, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan yang relatif kering (di bawah 2.000 mm) terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Untuk wilayah utara Kabupaten Bandung sebagain besar curah hujannya 2.000 mm sedangkan untuk wilayah selatan Kabupaten Bandung mayoritas curah hujan nya antara 2.500 – 3.000 mm.

3.2.3. Hidrologi

Dari segi Hidrologi, Kabupaten Bandung terdiri dari 3 kategori yaitu Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir, Akuifer Dengan Aliran Melalui Celah dan Ruang Antar Butir, dan Akuifer Dengan Aliran Melalui Rekahan, Kekar, Saluran, dan Rongga.

3.2.4. Geologi

Kabupaten Bandung terletak dalam Cekungan Bandung, Cekungan Bandung merupakan cekungan morfologis posisi cekungan ini berada pada volcanic arc dan mengisi lembah yang terbentuk diantara dua jalur pegunungan (intra-montane basin) dengan basement yang masih merupakan Cekungan Bogor. Cekungan Bandung merupakan suatu cekungan yang dikelilingi kompleks pegunungan Tangkuban Perahu disebelah utara, sedangkan dibagian selatan oleh kompleks pegunungan Patuha-Malabar. Dibagian barat cekungan, muncul sederatan intrusi andesit dan dasit yang membentuk punggung-punggung tak teratur. Kompleks pegunungan Krenceng, dan Gunung Mandalawangi membatasi cekungan ini disebelah timur.

Cekungan Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan gunung api, sehingga sumber daya geologinya yang berupa energi, lingkungan, dan mineral juga berasal dari kegiatan gunung api. Sumber daya energi yang sudah dimanfaatkan dan melewati tahap eksplorasi adalah energi air (PLTA Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat, Kamojang, Wayang-Windu, dan Patuha).

(7)
(8)
(9)

3 | 9

3.2.5. Kemiringan Lereng

Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, dapat diketahui bahwa lokasi Kabupaten Bandung berada pada daerah pegunungan maka kemiringnya lereng sangat bervariasi, untuk Kabupaten Bandung sendiri kemiringan di bagi kedalam 4 kategori yaitu :

 Datar (0-8%) regosol, andosol, grumusol, mediteran, podsolik merah-kekuningan dan podsolik merah kuning. Dimana jenis tanah yang paling dominan Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol

Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan.

Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu.

Grumusol atau Margalit, terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan, grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup, dimanfaatkan untuk pertanian padi, dan tebu.

(10)
(11)

3 | 11

3.2.7. Rawan Bencana

Morfologi wilayah Kabupaten Bandung terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga di atas 45 %. Kondisi alam tersebut menyebabkan Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam, baik berupa banjir, longsor, erosi dan lain sebagainya.

Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, terutama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian di daerah perbukitan dengan kemiringan tertentu serta alih fungsi lahan (dari hutan menjadi lahan pertanian) menyebabkan terjadinya pergerakan tanah (longsor), erosi dan sedimentasi serta bertambahnya lahan kritis di Kabupaten Bandung.Tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman juga menyebabkan terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase. Dampak perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Bandung adalah timbulnya genangan dan kejadian banjir di beberapa titik terutama wilayah permukiman seperti banjir di Cieunteung – Baleendah, Dayeuhkolot serta Jalan terusan Kopo. Di beberapa tempat terutama daerah perkotaan di Kabupaten Bandung, saluran irigasi berubah fungsi menjadi saluran drainase. Sementara untuk penanganan limpasan air ke badan jalan, telah diupayakan pembangunan saluran drainase di 14 ruas jalan sepanjang 6.494,56 m, yang selanjutnya perlu perhatian terkait pemeliharaan saluran tersebut agar limpasan air ke badan jalan dapat diminimalkan.

Kondisi lingkungan yang kurang baik di daerah hulu, terutama terkait dengan fungsi resapan air, menyebabkan sedimentasi dan banjir di daerah hilir.Hal tersebut diperparah dengan makin tingginya tingkat alih fungsi lahan menjadi permukiman serta perilaku masyarakat yang kurang baik dalam menjaga lingkungan (terutama terkait dengan pengelolaan sampah).

3.3.

PENGGUNAAN LAHAN

Penggunaan lahan Kabupaten Bandung terdiri atas kawasan lindung, budidaya pertanaian, budidaya non pertanian dan lainnya. Untuk kawasan selatan Kabupaten bandung di dominasi oleh kawasan budidaya yaitu kawasan hutan yang meliputi Kec. Pangalengan, Kec. Pasirjambu, Kec. Kertasari dan Kec. Rancabali, sedangkan untuk kawasan utara Kabupaten Bandung Terdiri dari kawasan Budidaya non pertanian.

(12)

3 | 12

Tabel 3.2

Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2010

No Pemanfaatan Ruang Luas Area Persentase

1. Tegal/Kebun 20.901 Ha 11,859%

2. Ladang/Huma 12.650 Ha 7,178%

3. Perkebunan PBS/PTP 27.350 Ha 15,519%

4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 6.132 Ha 3,479%

5. Tambak - Ha 0%

6. Kolam/Empang 980 Ha 0,556%

7. Pengembalaan/Padang rumput 376 Ha 0,213%

8. Sementara tidak diusahakan 8 Ha 0,005 %

9. Pekarangan yang ditanami pertanian 6.381 Ha 3,621%

10. Rumah/Bangunan/Halaman 18.090 Ha 10,264%

11. Hutan negara 37.733 Ha 21,410%

12. Rawa-rawa - Ha 0%

13. Lainnya/jalan/sungai/tandus 9.426 Ha 5,348%

14. Sawah 36.212 Ha 20,547%

J u m l a h 176.238,67 Ha 100%

Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

3.4.

KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA

3.4.1. Jumlah Penduduk

(13)

3 | 13

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010

No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa)

1 Ciwidey 4.846,92 72.450

2 Rancabali 14.837,00 47.351

3 Pasirjambu 23.957,64 79.333

4 Cimaung 5.500,02 72.308

5 Pengalengan 19.540,93 138.268

6 Kertasari 15.207,36 65.276

7 Pacet 9.193,96 100.246

8 Ibun 5.456,51 75.048

9 Paseh 5.102,90 118.324

10 Cikancung 4.013,63 81.160

11 Cicalengka 3.599,23 108.049

12 Nagreg 4.930,29 48.704

13 Rancaekek 4.524,83 164.633

14 Majalaya 2.536,46 150.342

15 Solokanjeruk 2.400,66 76.890

16 Ciparay 4.617,57 149.572

24 Kutawaringin 4.730,26 88.359

25 Margaasih 1.834,49 132.280

26 Margahayu 1.054,33 119.742

27 Dayeuhkolot 1.102,91 112.790

28 Bojongsoang 2.781,22 101.628

29 Cileunyi 3.157,51 159.794

30 Cilengkrang 3.011,94 45.843

31 Cimenyan 5.308,33 102.714

Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam angka 2010

(14)

3 | 14 sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling rendah berada pada Kecamatan Cilengkrang dengan jumlah penduduk sebesar 45.843 jiwa.

3.4.2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Penduduk

(15)
(16)

3 | 16

Tabel 3.4

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010

N0 Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha)

Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543 18

Sumber : Suseda Kabupaten Bandung Tahun 2010

3.4.3. Struktur Penduduk

Struktur penduduk yang akan dibahas yaitu struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, struktur umur, mata pencaharian dan ketenagarkerjaan.

A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin

(17)

3 | 17 perempuan sebesar 126.886 jiwa (49,64%). Adapun sex ratio dari jenis kelamin ini adalah sebesar 101,45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bandung Tahun 2010

No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Sex ratio Laki-laki Perempuan

Jumlah 176.238,67 1.638.623 1.576.925 104

(18)

3 | 18 B. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Struktur umur penduduk diperlukan untuk mengetahui potensi usia produktif sebagai potensi tenaga kerja serta mengetahui tingkat ketergantungan kelompok usia tidak produktif terhadap kelompok usia produktif. Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umurnya, maka dapat ditentukan kelompok penduduk yang dominan, dengan kategori:

a) 0-14 : Non Produktif b) 15-64 : Produktif c) > 64 : Non produktif

Berdasarkan struktur umur, maka Kabupaten Bandung memiliki usia produktif sebanyak 2.064.639 jiwa (umur produktif 15 - 64 Tahun) dan non produktif sebesar 1.001.098 jiwa (umur 0 – 14 dan 64+ Tahun). Dari kondisi tersebut maka rasio beban tanggungan yang paling tinggi yakni sebesar 48.49. Dalam hal ini, setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung beban hampir 49 orang usia tidak produktif.

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur Jumlah Penduduk Keterangan

1 0-14 Tahun 98.8564 Non Produktif

2 15-64 Tahun 2.064.639 Produktif

3 65+ Tahun 125.340 Non produktif

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011

C. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan jenis mata pencaharian yang ada di Kabupaten Bandung, maka Penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Data Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2011 mengungkapkan bahwa sebesar 177.936 jiwa penduduk bekerja di sektor pertanian, sektor lainnya yang dominan antara industri pengolahan, perdagangan dan jasa.

3.5.

KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN

(19)
(20)

Tabel 3.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan

No Sektor

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

1 Pertanian/Agriculture 1.338.248,71 7,59 1.371.807,74 7,34 1.424.992,98 7,24 1.502.003,39 7,32 1. 602.050,01 7,37 2 Pertambangan dan

10.838.753,39 61,44 11.478.643,51 61,44 12.110.396,65 61,56 12.519327,64 60,98 13.173.587,93 60,61

4 Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity Gas and Water Supply

323.121,39 1,83 344.912,14 1,85 361.439,39 1,84 376.034,30 1,83 396.026,30 1,82

5 Bangunan/Konstruksi/Co nstruction

312.842,65 1,77 327.475,13 1,75 339.547,36 1,73 355.614,56 1,73 381.103,63 1,75

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restourant

2.625.092,43 14,88 2.819.715,80 15,09 2.994.763,36 15,22 3.211.263,99 15,64 3.474.795,78 15,99

7 Pengangkutan dan

Total 17.640.170,09 100 18.683.930,07 100 19.674.494,55 100 20.527.539,56 100 21.734.661,19 100

(21)

Tabel 3.8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 sampai dengan 2010 atas Dasar Harga Berlaku

No Sektor

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

1 Pertanian/Agriculture 2.228.624,62 7,57 2.465.321,20 7,40 2.728.755,88 7,19 3.013.007,10 7,36 3.471.661,92 7,53 2 Pertambangan dan

17.876.119,11 60,74 20.154.147,70 60,49 23.275.745,49 60,79 24.721.851,70 60,00 27.471.535,02 59,60

4 Listrik, Gas dan Air

4.432.799,58 15,06 5.112.043,54 15,34 6.005.197,92 15,68 6.780.385,10 16,56 7.796.200,55 16,91

7 Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication

1.360.838,71 4,62 1.566.528,90 4,70 1.783.920,50 4,61 1.795.161,77 4,38 1.933.148,22 4,19

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/

634.303,86 2,16 721.566,11 2,17 792.877,54 2,07 820.502,95 2,00 898.354,49 1,95

9 Jasa-jasa/Services 1.499.027,98 5,09 1.721.159,87 5,17 1.936.315,52 5,06 2.173.715,40 5,05 2.434.375,72 5,28

Total 29.431.046,06 100 33.319.630, 76 100 38.282.169,45 100 41.201.900,67 100 46.092.238,72 100

Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

(22)

3 | 22

3.6.

KARAKTERSITIK SUMBER DAYA BUATAN

3.6.1. Karateristik Sarana

Sarana yang ada di Kab. Bandung terdiri dari sarana sosial dan sarana. Sarana yang berupa sarana peribadatan, sarana pemerintahan, sarana pendidikan serta sarana lainnya yang ada di Kab. Bandung tersebar merata untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan penduduk Kabupaten Bandung.

A. Sarana Pendidikan

Keadaan pendidikan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan Kab. Bandung dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan berdasarkan tingkatannya, serta penyebaran wilayahnya.

Tabel 3.9

Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010

(23)

3 | 23

Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.

Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 memiliki sarana pendidikan dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Secara keseluruhan, terdapat 1.106 TK, 1.536 Sekolah Dasar, 421 Sekolah Lanjutan Pertama, serta 183 Sekolah Lanjutan Atas dan 84 Kejuruan. Dari data tersebut, dapat diukur bagaimana tingkat pelayanan fasilitas pendidikan bagi penduduk Kab. Bandung.

B. Sarana Peribadatan

Penyediaan masjid di Kabupaten Bandung dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Sedangkan untuk gereja, wihara, dan pura, jumlah yang tersedia masih dibawah jumlah kebutuhan. Namun jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk yang menganut agama Islam dengan agama lain, jumlah tempat ibadah selain tempat ibadah untuk umat selain Islam seperti gereja, wihara, dan pura, jumlah kebutuhan tempat-tempat ibadah tersebut seharusnya tidak sebesar angka perkiraan ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena standar yang digunakan kurang tepat. Untuk mencapai angka yang lebih signifikan, dalam menentukan kebutuhan tempat ibadah gereja, wihara, dan pura, dapat disesuaikan dengan komposisi jumlah penduduk menurut agama yang dianut. Lebih jelasnya, jumlah sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini;

Tabel 3.10

(24)

3 | 24

Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.

C. Sarana Kesehatan

(25)

3 | 25 Tabel 3.11

Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2010

No Sarana Kesehatan Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Rumah sakit Daerah 2 2 2 3 3

2 Rumah Sakit Swasta 3 3 4 2 2

3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/ AL/POLRI

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (Profil Kesehatan Tahun 2006-2010)

3.6.2. Karakteristik Prasarana A. Kondisi Jaringan Jalan

Informasi mengenai jaringan jalan Kabupaten Bandung mencakup kondisi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Bandung sebagai gambaran umum, dari keseluruhan panjangan jalan yang ada di Kabupaten Bandung yakni 1.155,35 km; sebanyak 355,57 km (30,78%) kondisi jalan keadaan baik, sebanyak 235,19 km (20,36%) kondisi jalan rusak ringan, sebanyak 319,01 km (27,61%) kondisi jalan rusak sedang serta sebanyak 245,58 km (21,26%) jalan dalam keadaan rusak berat. Dari sisi kualitas jalan, kondisi eksisting menunjukkan bahwa kondisi yang ada cukup merata. Untuk lebih detail mengenai data panjang jalan di Kabupaten Bandung berdasarkan kondisi dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

(26)

3 | 26

Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 - 2025.

B. Kondisi Air bersih

Pelayanan air minum untuk penduduk Kabupaten Bandung diselenggarakan oleh PDAM Tirta Raharja yang saat ini melayani 3 wilayah adminitrasi yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung barat. Di Kabupaten Bandung terdapat 6 (enam) cabang/unit pelayanan. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor : XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005.

Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Tirta Raharja sekitar 763.184 jiwa dengan jumlah rumah tangga 831.988. Apabila melihat dari kondisi masih rendahnya cakupan air minum kepada penduduk Kabupaten Bandung, maka pemerintah daerah perlu mengambil kebijakan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang dapat terlayani air minum.

Tabel 3.13

Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Di Kabupaten BandungTahun 2006 - 2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1. Jumlah rumah tangga yang

mendapatkan akses air bersih

645.006 746.481 669.368 832.806 763.184

2. Jumlah rumah tangga

(27)

3 | 27

Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025.

C. Irigasi

Panjang total jaringan irigasi Kabupaten Bandung pada tahun 2010 sepanjang 1.084,15 km (panjang saluran primer 77,76 km, panjang saluran sekunder 136,00 km dan panjang saluran tersier 870,39 km). Bangunan terdiri dari Bangunan Utama ( Bangunan Bendung ) sebanyak 443 buah dan Bangunan Air ( Bangunan Sadap, Bagi Sadap dan Pelengkap) sebanyak 1.015 buah. Angka ini tidak meningkat bila dibandingkan tahun 2009 maupun 2008.

Adapun luas lahan budidaya pada tahun 2010 36.739,75 ha (sumber hasil pendataan ulang, SDAPE, 2010). Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran jaringan irigasi di Kabupaten Bandung.

Tabel 3.14

Kondisi Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung Tahun 2010

No. Uraian

Kondisi eksisiting saluran irigasi

Baik Rusak Berat Rusak Ringan Total

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah
Gambar 3.2 Peta Curah Hujan Kab. Bandung
Gambar 3.3 Peta Hidrologi Kab. Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Jembrana adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah Kabupaten Jembrana yang berkaitan dengan kawasan

Rencana Tata Ruang Kota Denpasar meliputi rencana struktur tata ruang, rencana pemanfaatan dan pengelolaan kawasan lindung, rencana pemanfaatan dan pengelolaan kawasan budidaya,

8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran

Rencana pengembangan struktur tata ruang Kota Batam merupakan pengembangan fungsi kegiatan pelayanan kota yang diwujudkan berdasarkan pengembangan fungsi kegiatan

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) Bandung 2011-2031, maka struktur tata ruang kota Bandung

Jika melihat terminal yang ada di Kota Tanjungpinang pada RTRW (rencana tata ruang wilayah) hanya memiliki 2 terminal saja yg lokasinya relatif dekat dan dalam

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya