3 | 1
3.1.
BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG
Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa barat. Tofografi sebagian besar di wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan atau daerah perbukitan dengan ketinggian di atas permukaan laut yang bervariasi dari 500 - 1.800 m. Kabupaten Bandung terletak pada 6o 49' - 7o 18' Lintang Selatan dan di antara 107o 14' - 107o 56' Bujur Timur, dengan luas wilayah Kabupaten Bandung 176.238,67 Ha.
Batas-batas Kabupaten Bandung :
Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung
Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut
Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang dan Garut
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2027 Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan yang terbagi ke dalam 8 wilayah pengembangan adapun kecamatan serta luas wilayah administratif masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut :
GAMBARAN
UMUM
3 | 2
Tabel 3.1
Luas Daerah Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan Tahun 2012
No. Wilayah Pengembangan Kecamatan
Kabupaten Bandung 176.238,67 100,00 276
3 | 3
3.2.
KARAKTERISTIK FISIK DASAR
3.2.1 Topografi
Penyusunan Fakta dan Analisa Fisik, Sosial, dan Ekonomi Untuk RTRW
Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah
3 | 6 3.2.2. Iklim
Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata tahunan bervariasi antara 2.000 mm – 4.500 mm. Curah hujan rata-rata bulanan yang relatif paling basah (lebih dari 2000 mm) terjadi pada bulan November hingga April, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan yang relatif kering (di bawah 2.000 mm) terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Untuk wilayah utara Kabupaten Bandung sebagain besar curah hujannya 2.000 mm sedangkan untuk wilayah selatan Kabupaten Bandung mayoritas curah hujan nya antara 2.500 – 3.000 mm.
3.2.3. Hidrologi
Dari segi Hidrologi, Kabupaten Bandung terdiri dari 3 kategori yaitu Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir, Akuifer Dengan Aliran Melalui Celah dan Ruang Antar Butir, dan Akuifer Dengan Aliran Melalui Rekahan, Kekar, Saluran, dan Rongga.
3.2.4. Geologi
Kabupaten Bandung terletak dalam Cekungan Bandung, Cekungan Bandung merupakan cekungan morfologis posisi cekungan ini berada pada volcanic arc dan mengisi lembah yang terbentuk diantara dua jalur pegunungan (intra-montane basin) dengan basement yang masih merupakan Cekungan Bogor. Cekungan Bandung merupakan suatu cekungan yang dikelilingi kompleks pegunungan Tangkuban Perahu disebelah utara, sedangkan dibagian selatan oleh kompleks pegunungan Patuha-Malabar. Dibagian barat cekungan, muncul sederatan intrusi andesit dan dasit yang membentuk punggung-punggung tak teratur. Kompleks pegunungan Krenceng, dan Gunung Mandalawangi membatasi cekungan ini disebelah timur.
Cekungan Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan gunung api, sehingga sumber daya geologinya yang berupa energi, lingkungan, dan mineral juga berasal dari kegiatan gunung api. Sumber daya energi yang sudah dimanfaatkan dan melewati tahap eksplorasi adalah energi air (PLTA Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat, Kamojang, Wayang-Windu, dan Patuha).
3 | 9
3.2.5. Kemiringan Lereng
Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, dapat diketahui bahwa lokasi Kabupaten Bandung berada pada daerah pegunungan maka kemiringnya lereng sangat bervariasi, untuk Kabupaten Bandung sendiri kemiringan di bagi kedalam 4 kategori yaitu :
Datar (0-8%) regosol, andosol, grumusol, mediteran, podsolik merah-kekuningan dan podsolik merah kuning. Dimana jenis tanah yang paling dominan Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol
Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan.
Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu.
Grumusol atau Margalit, terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan, grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup, dimanfaatkan untuk pertanian padi, dan tebu.
3 | 11
3.2.7. Rawan Bencana
Morfologi wilayah Kabupaten Bandung terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga di atas 45 %. Kondisi alam tersebut menyebabkan Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam, baik berupa banjir, longsor, erosi dan lain sebagainya.
Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, terutama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian di daerah perbukitan dengan kemiringan tertentu serta alih fungsi lahan (dari hutan menjadi lahan pertanian) menyebabkan terjadinya pergerakan tanah (longsor), erosi dan sedimentasi serta bertambahnya lahan kritis di Kabupaten Bandung.Tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman juga menyebabkan terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase. Dampak perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Bandung adalah timbulnya genangan dan kejadian banjir di beberapa titik terutama wilayah permukiman seperti banjir di Cieunteung – Baleendah, Dayeuhkolot serta Jalan terusan Kopo. Di beberapa tempat terutama daerah perkotaan di Kabupaten Bandung, saluran irigasi berubah fungsi menjadi saluran drainase. Sementara untuk penanganan limpasan air ke badan jalan, telah diupayakan pembangunan saluran drainase di 14 ruas jalan sepanjang 6.494,56 m, yang selanjutnya perlu perhatian terkait pemeliharaan saluran tersebut agar limpasan air ke badan jalan dapat diminimalkan.
Kondisi lingkungan yang kurang baik di daerah hulu, terutama terkait dengan fungsi resapan air, menyebabkan sedimentasi dan banjir di daerah hilir.Hal tersebut diperparah dengan makin tingginya tingkat alih fungsi lahan menjadi permukiman serta perilaku masyarakat yang kurang baik dalam menjaga lingkungan (terutama terkait dengan pengelolaan sampah).
3.3.
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan Kabupaten Bandung terdiri atas kawasan lindung, budidaya pertanaian, budidaya non pertanian dan lainnya. Untuk kawasan selatan Kabupaten bandung di dominasi oleh kawasan budidaya yaitu kawasan hutan yang meliputi Kec. Pangalengan, Kec. Pasirjambu, Kec. Kertasari dan Kec. Rancabali, sedangkan untuk kawasan utara Kabupaten Bandung Terdiri dari kawasan Budidaya non pertanian.
3 | 12
Tabel 3.2
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Pemanfaatan Ruang Luas Area Persentase
1. Tegal/Kebun 20.901 Ha 11,859%
2. Ladang/Huma 12.650 Ha 7,178%
3. Perkebunan PBS/PTP 27.350 Ha 15,519%
4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 6.132 Ha 3,479%
5. Tambak - Ha 0%
6. Kolam/Empang 980 Ha 0,556%
7. Pengembalaan/Padang rumput 376 Ha 0,213%
8. Sementara tidak diusahakan 8 Ha 0,005 %
9. Pekarangan yang ditanami pertanian 6.381 Ha 3,621%
10. Rumah/Bangunan/Halaman 18.090 Ha 10,264%
11. Hutan negara 37.733 Ha 21,410%
12. Rawa-rawa - Ha 0%
13. Lainnya/jalan/sungai/tandus 9.426 Ha 5,348%
14. Sawah 36.212 Ha 20,547%
J u m l a h 176.238,67 Ha 100%
Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.
3.4.
KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA
3.4.1. Jumlah Penduduk3 | 13
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa)
1 Ciwidey 4.846,92 72.450
2 Rancabali 14.837,00 47.351
3 Pasirjambu 23.957,64 79.333
4 Cimaung 5.500,02 72.308
5 Pengalengan 19.540,93 138.268
6 Kertasari 15.207,36 65.276
7 Pacet 9.193,96 100.246
8 Ibun 5.456,51 75.048
9 Paseh 5.102,90 118.324
10 Cikancung 4.013,63 81.160
11 Cicalengka 3.599,23 108.049
12 Nagreg 4.930,29 48.704
13 Rancaekek 4.524,83 164.633
14 Majalaya 2.536,46 150.342
15 Solokanjeruk 2.400,66 76.890
16 Ciparay 4.617,57 149.572
24 Kutawaringin 4.730,26 88.359
25 Margaasih 1.834,49 132.280
26 Margahayu 1.054,33 119.742
27 Dayeuhkolot 1.102,91 112.790
28 Bojongsoang 2.781,22 101.628
29 Cileunyi 3.157,51 159.794
30 Cilengkrang 3.011,94 45.843
31 Cimenyan 5.308,33 102.714
Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543
Sumber : Kabupaten Bandung Dalam angka 2010
3 | 14 sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling rendah berada pada Kecamatan Cilengkrang dengan jumlah penduduk sebesar 45.843 jiwa.
3.4.2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Penduduk
3 | 16
Tabel 3.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010
N0 Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha)
Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543 18
Sumber : Suseda Kabupaten Bandung Tahun 2010
3.4.3. Struktur Penduduk
Struktur penduduk yang akan dibahas yaitu struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, struktur umur, mata pencaharian dan ketenagarkerjaan.
A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
3 | 17 perempuan sebesar 126.886 jiwa (49,64%). Adapun sex ratio dari jenis kelamin ini adalah sebesar 101,45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Sex ratio Laki-laki Perempuan
Jumlah 176.238,67 1.638.623 1.576.925 104
3 | 18 B. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Struktur umur penduduk diperlukan untuk mengetahui potensi usia produktif sebagai potensi tenaga kerja serta mengetahui tingkat ketergantungan kelompok usia tidak produktif terhadap kelompok usia produktif. Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umurnya, maka dapat ditentukan kelompok penduduk yang dominan, dengan kategori:
a) 0-14 : Non Produktif b) 15-64 : Produktif c) > 64 : Non produktif
Berdasarkan struktur umur, maka Kabupaten Bandung memiliki usia produktif sebanyak 2.064.639 jiwa (umur produktif 15 - 64 Tahun) dan non produktif sebesar 1.001.098 jiwa (umur 0 – 14 dan 64+ Tahun). Dari kondisi tersebut maka rasio beban tanggungan yang paling tinggi yakni sebesar 48.49. Dalam hal ini, setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung beban hampir 49 orang usia tidak produktif.
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Umur Jumlah Penduduk Keterangan
1 0-14 Tahun 98.8564 Non Produktif
2 15-64 Tahun 2.064.639 Produktif
3 65+ Tahun 125.340 Non produktif
Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011
C. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan jenis mata pencaharian yang ada di Kabupaten Bandung, maka Penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Data Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2011 mengungkapkan bahwa sebesar 177.936 jiwa penduduk bekerja di sektor pertanian, sektor lainnya yang dominan antara industri pengolahan, perdagangan dan jasa.
3.5.
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN
Tabel 3.7
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan
No Sektor
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
1 Pertanian/Agriculture 1.338.248,71 7,59 1.371.807,74 7,34 1.424.992,98 7,24 1.502.003,39 7,32 1. 602.050,01 7,37 2 Pertambangan dan
10.838.753,39 61,44 11.478.643,51 61,44 12.110.396,65 61,56 12.519327,64 60,98 13.173.587,93 60,61
4 Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity Gas and Water Supply
323.121,39 1,83 344.912,14 1,85 361.439,39 1,84 376.034,30 1,83 396.026,30 1,82
5 Bangunan/Konstruksi/Co nstruction
312.842,65 1,77 327.475,13 1,75 339.547,36 1,73 355.614,56 1,73 381.103,63 1,75
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restourant
2.625.092,43 14,88 2.819.715,80 15,09 2.994.763,36 15,22 3.211.263,99 15,64 3.474.795,78 15,99
7 Pengangkutan dan
Total 17.640.170,09 100 18.683.930,07 100 19.674.494,55 100 20.527.539,56 100 21.734.661,19 100
Tabel 3.8
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 sampai dengan 2010 atas Dasar Harga Berlaku
No Sektor
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
1 Pertanian/Agriculture 2.228.624,62 7,57 2.465.321,20 7,40 2.728.755,88 7,19 3.013.007,10 7,36 3.471.661,92 7,53 2 Pertambangan dan
17.876.119,11 60,74 20.154.147,70 60,49 23.275.745,49 60,79 24.721.851,70 60,00 27.471.535,02 59,60
4 Listrik, Gas dan Air
4.432.799,58 15,06 5.112.043,54 15,34 6.005.197,92 15,68 6.780.385,10 16,56 7.796.200,55 16,91
7 Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication
1.360.838,71 4,62 1.566.528,90 4,70 1.783.920,50 4,61 1.795.161,77 4,38 1.933.148,22 4,19
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/
634.303,86 2,16 721.566,11 2,17 792.877,54 2,07 820.502,95 2,00 898.354,49 1,95
9 Jasa-jasa/Services 1.499.027,98 5,09 1.721.159,87 5,17 1.936.315,52 5,06 2.173.715,40 5,05 2.434.375,72 5,28
Total 29.431.046,06 100 33.319.630, 76 100 38.282.169,45 100 41.201.900,67 100 46.092.238,72 100
Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.
3 | 22
3.6.
KARAKTERSITIK SUMBER DAYA BUATAN
3.6.1. Karateristik Sarana
Sarana yang ada di Kab. Bandung terdiri dari sarana sosial dan sarana. Sarana yang berupa sarana peribadatan, sarana pemerintahan, sarana pendidikan serta sarana lainnya yang ada di Kab. Bandung tersebar merata untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan penduduk Kabupaten Bandung.
A. Sarana Pendidikan
Keadaan pendidikan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan Kab. Bandung dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan berdasarkan tingkatannya, serta penyebaran wilayahnya.
Tabel 3.9
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010
3 | 23
Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.
Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 memiliki sarana pendidikan dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Secara keseluruhan, terdapat 1.106 TK, 1.536 Sekolah Dasar, 421 Sekolah Lanjutan Pertama, serta 183 Sekolah Lanjutan Atas dan 84 Kejuruan. Dari data tersebut, dapat diukur bagaimana tingkat pelayanan fasilitas pendidikan bagi penduduk Kab. Bandung.
B. Sarana Peribadatan
Penyediaan masjid di Kabupaten Bandung dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Sedangkan untuk gereja, wihara, dan pura, jumlah yang tersedia masih dibawah jumlah kebutuhan. Namun jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk yang menganut agama Islam dengan agama lain, jumlah tempat ibadah selain tempat ibadah untuk umat selain Islam seperti gereja, wihara, dan pura, jumlah kebutuhan tempat-tempat ibadah tersebut seharusnya tidak sebesar angka perkiraan ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena standar yang digunakan kurang tepat. Untuk mencapai angka yang lebih signifikan, dalam menentukan kebutuhan tempat ibadah gereja, wihara, dan pura, dapat disesuaikan dengan komposisi jumlah penduduk menurut agama yang dianut. Lebih jelasnya, jumlah sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 3.10
3 | 24
Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.
C. Sarana Kesehatan
3 | 25 Tabel 3.11
Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Sarana Kesehatan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rumah sakit Daerah 2 2 2 3 3
2 Rumah Sakit Swasta 3 3 4 2 2
3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/ AL/POLRI
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (Profil Kesehatan Tahun 2006-2010)
3.6.2. Karakteristik Prasarana A. Kondisi Jaringan Jalan
Informasi mengenai jaringan jalan Kabupaten Bandung mencakup kondisi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Bandung sebagai gambaran umum, dari keseluruhan panjangan jalan yang ada di Kabupaten Bandung yakni 1.155,35 km; sebanyak 355,57 km (30,78%) kondisi jalan keadaan baik, sebanyak 235,19 km (20,36%) kondisi jalan rusak ringan, sebanyak 319,01 km (27,61%) kondisi jalan rusak sedang serta sebanyak 245,58 km (21,26%) jalan dalam keadaan rusak berat. Dari sisi kualitas jalan, kondisi eksisting menunjukkan bahwa kondisi yang ada cukup merata. Untuk lebih detail mengenai data panjang jalan di Kabupaten Bandung berdasarkan kondisi dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
3 | 26
Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 - 2025.
B. Kondisi Air bersih
Pelayanan air minum untuk penduduk Kabupaten Bandung diselenggarakan oleh PDAM Tirta Raharja yang saat ini melayani 3 wilayah adminitrasi yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung barat. Di Kabupaten Bandung terdapat 6 (enam) cabang/unit pelayanan. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor : XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005.
Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Tirta Raharja sekitar 763.184 jiwa dengan jumlah rumah tangga 831.988. Apabila melihat dari kondisi masih rendahnya cakupan air minum kepada penduduk Kabupaten Bandung, maka pemerintah daerah perlu mengambil kebijakan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang dapat terlayani air minum.
Tabel 3.13
Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Di Kabupaten BandungTahun 2006 - 2010
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah rumah tangga yang
mendapatkan akses air bersih
645.006 746.481 669.368 832.806 763.184
2. Jumlah rumah tangga
3 | 27
Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025.
C. Irigasi
Panjang total jaringan irigasi Kabupaten Bandung pada tahun 2010 sepanjang 1.084,15 km (panjang saluran primer 77,76 km, panjang saluran sekunder 136,00 km dan panjang saluran tersier 870,39 km). Bangunan terdiri dari Bangunan Utama ( Bangunan Bendung ) sebanyak 443 buah dan Bangunan Air ( Bangunan Sadap, Bagi Sadap dan Pelengkap) sebanyak 1.015 buah. Angka ini tidak meningkat bila dibandingkan tahun 2009 maupun 2008.
Adapun luas lahan budidaya pada tahun 2010 36.739,75 ha (sumber hasil pendataan ulang, SDAPE, 2010). Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran jaringan irigasi di Kabupaten Bandung.
Tabel 3.14
Kondisi Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung Tahun 2010
No. Uraian
Kondisi eksisiting saluran irigasi
Baik Rusak Berat Rusak Ringan Total