PENGGUNAAN ZAT WARNA KULIT BATANG J AMBLANG
(Syzygium cumini (L.) Skeels) DALAM FORMULASI
SEDIAAN PEWARNA RAMBUT
SKRIPSI
Diajukan untuk mUniv
ersitas Sumatera Uta
OLEH:
YULI ANNISA
NIM 121524065
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGGUNAAN ZAT WARNA KULIT BATANG J AMBLANG
(Syzygium cumini (L.) Skeels) DALAM FORMULASI
SEDIAAN PEWARNA RAMBUT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Diajukan uUniv
tera Uta
OLEH:
YULI ANNISA
NIM 121524065
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
PENGGUNAAN ZAT WARNA KULIT BATANG JAMBLANG
(
Syzygium cumini
(L.) Skeels) DALAM FORMULASI
SEDIAAN PEWARNA RAMBUT
OLEH: YULI ANNISA NIM 121524065
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 30 Mei 2015
Pembimbing I, Panitia Penguji:
Drs. Suryanto, M.Si., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.
NIP 196106191991031001 NIP 195111021977102001
Pembimbing II, Drs. Suryanto, M.Si., Apt. NIP 196106191991031001
Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt.
NIP 195107031977102001 NIP 195306251986012001
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dengan judul: “Penggunaan Zat Warna Kulit Batang Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) Dalam Formulasi Sediaan Pewarna Rambut”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan dan nasehat selama penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih kepada Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., Ibu Anayanti Arianto, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan, kritik dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama ini serta Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.
v
terima kasih penulis kepada semua Kakanda serta teman-teman yang selalu mendoakan, memberi saran, menyayangi dan memotivasi penulis. Terimakasih atas semua doa, kasih sayang, keikhlasan, semangat dan pengorbanan baik moril maupun materil.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda dan pahala serta keberkahan yang sebaik-baiknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.
Medan, Juni 2015 Penulis,
Yuli Annisa
vi
PENGGUNAAN ZAT WARNA KULIT BATANG JAMBLANG
(Syzygium cumini (L.) Skeels) DALAM FORMULASI
SEDIAAN PEWARNA RAMBUT
ABSTRAK
Latar Belakang: Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru. Kulit batang jamblang mengandung zat warna dan menghasilkan tanin yang dimanfaatkan untuk mewarnai tekstil.
Tujuan: Untuk mengetahui zat warna kulit batang jamblang dapat diformulasi sebagai sediaan pewarna rambut.
Metode: Ekstraksi zat warna kulit batang jamblang dilakukan dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian dipekatkan sehingga diperoleh zat warna kulit batang jamblang. Sediaan pewarna rambut mengandung zat warna kulit batang jamblang dengan konsentrasi, yaitu A(2,5%); B(5%); C(7,5%) dan D(10%). Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam 100 helai rambut uban dalam sediaan pewarna rambut selama 1-4 jam dan diamati perubahan warna setiap jam perendaman rambut uban secara visual. Pengamatan stabilitas warna dilakukan dengan cara uji stabilitas terhadap 15 kali pencucian dan pemaparan di bawah sinar matahari selama 5 jam terhadap rambut yang telah diwarnai, selanjutnya dilakukan uji biologis (iritasi).
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa formula yang dibuat dengan zat warna kulit batang jamblang dapat memberikan warna coklat pada rambut. Semakin lama perendaman rambut uban dalam sediaan pewarna rambut, maka warna coklat yang dihasilkan semakin gelap pada konsentrasi C(7,5%). Hasil uji stabilitas terhadap pencucian dan sinar matahari menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada rambut serta tidak mengakibatkan iritasi pada kulit.
Kesimpulan: Zat warna kulit batang jamblang dapat diformulasikan sebagai sediaan pewarna rambut. Pewarna terbaik diperoleh dari formula C yang terdiri dari zat warna kulit batang jamblang 7,5% menghasilkan warna coklat gelap.
Kata kunci: kulit batang jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels), tembaga (II) sulfat, pirogalol, pewarna rambut, rambut uban.
vii
UTILIZATION OF COLOR SUBSTANCES FROM JAMBLANG CORTEX
(Syzygium cumini (L.) Skeels) IN HAIR DYES FORMULATION
ABSTRACT
Background: Hair dye preparations is cosmetic that using in hair cosmetology to hair coloring, either to restore the original hair color or change the hair color of original hair into a new color. Jamblang cortex contain dye which produce tanning substances (tannins) and utilized for coloring textiles.
Purpose: To determined jamblang cortex can be formulated as hair dye preparation.
Method: The extraction of jamblang cortex done by maceration using 96% ethanol, and then concentrated to obtain the jamblang cortex dye. Hair coloring preparations made with a formula consisting of jamblang cortex dye with various concentrations of A(2.5%); B(5%); C(7.5%) and D(10%). Staining was done by immersing the 100 strands of gray hair in the hair dye preparations for 1-4 hours and observed changes color for every hour immersion by visually. Observations color stability was done by testing the stability of the 15 times washing and exposure under the sun for five hours on hair that has been dyed, further biological tests (irritant).
Result: This research showed that the formula was made by jamblang cortex can give brown hair. The longer soaking gray hair in the hair dye preparations, will increased darkening procession at a concentration of C(7.5%). Stability test in washing and sunlight showed that no color change on the hair and does not caused skin irritation.
Conclusion: Jamblang cortex dye can be formulate as hair dye preparation. The best dye obtaine from the C formula, which consists of jamblang cortex dye with 7.5% result in dark brown color.
Keywords: jamblang cortex (Syzygium cumini (L.) Skeels), copper (II) sulphate, pyrogallol, hair dyes, hair gray.
ix
2.6.2 Berdasarkan proses sistem pewarnaan ... 21
2.6.2.1 Pewarnaan rambut langsung ... 21
2.6.2.2 Pewarnaan rambut tidak langsung ... 21
2.7 Uji Iritasi ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
3.2 Alat-alat ... 23
x
3.4 Penyiapan Sampel ... 23
3.4.1 Pengumpulan sampel ... 23
3.4.2 Identifikasi sampel ... 24
3.4.3 Pengolahan sampel ... 24
3.4.4 Pembuatan ekstrak kulit batang jamblang ... 24
3.5 Pembuatan Formula ... 25
3.6 Evaluasi ... 28
3.6.1 Pengamatan warna secara visual ... 28
3.6.2 Pengamatan stabilitas warna ... 29
3.6.2.1 Stabilitas warna terhadap pencucian ... 29
3.6.2.2 Stabilitas warna terhadap sinar matahari ... 29
3.6.3 Uji iritasi ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Identifikasi Sampel ... 31
4.2 Pengaruh Penambahan Bahan dan Perbedaan Konsentrasi Terhadap Perubahan Warna Rambut Uban ... 31
4.2.1 Hasil orientasi perbedaan konsentrasi pirogalol dan tembaga (II) sulfat terhadap perubahan warna rambut uban ... 31
4.2.2 Hasil orientasi penambahan bahan dan campuran bahan terhadap perubahan warna rambut uban ... 33
4.2.3 Pengaruh konsentrasi ekstrak kulit batang jamblang terhadap perubahan warna rambut uban ... 35
4.3 Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Hasil Pewarnaan Rambut Uban ... 37
xi
4.4.1 Stabilitas warna terhadap pencucian ... 38
4.4.2 Stabilitas warna terhadap sinar matahari ... 39
4.5 Uji Iritasi ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Formula standard ... 25 Tabel 3.2 Formula orientasi ... 25 Tabel 3.3 Formula pewarna rambut yang dibuat ... 27 Tabel 4.1 Data hasil pengamatan secara visual pengaruh konsentrasi
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur kimia pirogalol ... 7
Gambar 2.2 Anatomi rambut ... 11
Gambar 2.3 Struktur batang rambut ... 12
Gambar 3.1 Natural color levels ... 28
Gambar 4.1 Pengaruh perbedaan konsentrasi pirogalol dan tembaga (II) sulfat terhadap perubahan warna rambut uban dengan lama perendaman 4 jam ... 31
Gambar 4.2 Pengaruh penambahan bahan dan campuran bahan terhadap perubahan warna rambut uban dengan lama perendaman 4 jam ... 33
Gambar 4.3 Pengaruh konsentrasi zat warna kulit batang jamblang terhadap perubahan warna rambut uban ... 35
Gambar 4.4 Pengaruh waktu perendaman terhadap hasil pewarnaan rambut uban ... 37
Gambar 4.5 Stabilitas warna terhadap pencucian ... 38
Gambar 4.6 Stabilitas warna terhadap sinar matahari ... 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bagan alir pembuatan ekstrak kulit batang jamblang ... 45
Lampiran 2. Gambar tumbuhan jamblang ... 46
Lampiran 3. Gambar bagian tumbuhan jamblang ... 47
Lampiran 4. Gambar kulit batang jamblang ... 48
Lampiran 5. Gambar serbuk kulit batang jamblang ... 49
Lampiran 6. Gambar ekstrak kulit batang jamblang ... 50
Lampiran 7. Gambar pirogalol ... 51
Lampiran 8. Gambar tembaga (II) sulfat ... 52
Lampiran 9. Gambar hasil pewarnaan rambut ... 53
Lampiran 10. Gambar hasil identifikasi/determinasi sampel penelitian ... 55