1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Zat warna ini telah di gunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman dari pada zat warna sintetis, pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam uncertified color additives karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi, (Anonim1, 2009).
Zat pewarna yang berasal dari bahan alami yang sudah dikenal dan sering digunakan oleh masyarakat antara lain adalah kurkumin, karotenoid, klorofil dan antosianin. Antosianin merupakan salah satu pewarna alami yang menghasilkan warna merah, orange, ungu dan biru. Banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan, seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster dan buah apel, chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar (Saati dan Hidayat, 2006).
Menurut Sentra informasi IPTEK (2009), buah senduduk (Melastoma malabathricum Linn) berwarna ungu kemerahan yang menandakan adanya
kandungan antosianin. Sehingga buah senduduk dapat dijadikan sebagai sumber pewarna alami.
Tanaman senduduk tumbuh di pinggir jalan, di pinggir hutan, sawah, dan semak belukar yang banyak terdapat di daerah Aceh, tidak ada yang
2
menanam, buah senduduk ini bisa dimakan dan meninggalkan warna ungu kemerahan pada lidah setelah memakannya, selain bisa dimakan, buah senduduk bisa digunakan untuk menyembuhkan luka (Anonim2, 2010).
Bahan pewarna sering digunakan untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetika. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna sintetik yang memberikan lebih banyak kisaran warna yang telah dibakukan. Sebagian besar pewarna yang diizinkan untuk digunakan, sudah dipakai sebagai pewarna makanan dan sediaan obat-obatan, juga digunakan sebagai zat diagnostik, desinfektan dan, zat dalam proses pengobatan. Dan sering digunakan sebagai pewarna pada tablet dan gelatin pada kapsul (Anonim 3. 2008).
Departemen Kesehatan RI (2012) mengungkapkan bahwa penggunaan pewarna sintetis secara berkesinambungan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Melihat efek samping dari pewarna sintetis yang berbahaya dan didukung gaya hidup back to nature maka masyarakat beralih menggunakan pewarna alami yang aman dikonsumsi.
Sediaan tablet merupakan jenis sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis di banding sediaan yang lain (Banker dan Anderson, 1994).
Bahan pewarna dimasukkan kedalam formula tablet pada umumnya untuk satu atau lebih dari tiga tujuan. Pertama, pewarna dapat digunakan untuk
3
memberi identitas pada produk sehingga memudahkan identifikasi produk. Kedua, pewarna dapat membantu meminimalkan kemungkinan terjadinya kesimpang siuran selama proses produksi. Ketiga, penambahan pewarna pada tablet untuk nilai estetik atau nilai pemasarannya. Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk memanfaatkan pewarna alami yang berasal dari buah senduduk untuk digunakan sebagai pewarna pada sediaan tablet.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Apakah ekstrak buah senduduk dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan tablet.
b. Berapakah konsentrasi ekstrak buah senduduk yang menghasilkan warna terbaik.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut:
a. Ekstrak buah senduduk dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan tablet.
b. Ekstrak buah senduduk dapat memberikan warna terbaik pada konsentrasi tertentu
4 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bahwa ekstrak buah senduduk dapat di gunakan sebagai pewarna dalam sediaan tablet.
b. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak buah senduduk yang dapat menghasilkan warna terbaik.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi bahwa buah senduduk dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk sediaan tablet.
b. Mengetahui konsentrasi dari ekstrak buah senduduk yang menghasilkan warna terbaik untuk tablet