• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL BBPTU LENGKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPOSAL BBPTU LENGKAP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KAPABILITAS PROSES MULTIVARIAT DAN

DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT

T

2

HOTELLING

PADA

KUALITAS SUSU SAPI SEGAR

(Studi Kasus: BBPTU-HPT Baturaden)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :

Luxsma Ariesta Andhani

24010213120006

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)
(3)

1

I. JUDUL

Penerapan Kapabilitas Proses Multivariat dan Diagram Kontrol

Multivariat T2 Hotelling pada Kualitas Susu Sapi Segar (Studi Kasus:

BBPTU-HPT Baturraden)

II. LATAR BELAKANG

Peningkatan kualitas pada makanan (gizi) dapat dilakukan dengan

meminum susu sebagai pelengkap nutrisi tubuh. Susu merupakan salah satu

bahan makanan yang lezat, mudah dicerna, dan bernilai gizi cukup tinggi.

Susu segar adalah air susu yang tidak dikurangi atau ditambah apa pun,

yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu dan sekaligus

sampai apuh (sempurna). Di Indonesia dalam rangka pengawasan higiene

susu, yang dilakukan adalah pengawasan di perusahaan, tempat

penampungan air susu, cara pengangkutan air susu, dan kepada para loper

(Kanisius, 1974).

Produksi susu sapi segar di Indonesia pada tahun 2016 sebesar

852951 ton, sedangkan kebutuhan terhadap susu sapi segar di Indonesia

pada tahun 2016 sebesar 972619 ton (Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian, 2016). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu sapi segar,

Indonesia masih harus mengimpor dalam bentuk skim milk powder,

anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari beberapa negara seperti

Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Eropa. Banyak hal yang

menyebabkan produksi susu nasional semakin menurun antara lain sulitnya

(4)

2

bukan tidak mungkin produksinya juga akan menurun. Sulitnya mencari

pakan hijauan serta harga pakan konsentrat yang mengalami kenaikan juga

merupakan salah satu faktor turunnya kualitas, karena petani pun terkadang

mengurangi kadar konsentrat untuk pakan ternaknya. Akibatnya terjadi

penurunan genetik dari sapi tersebut. Selain itu disebabkan karena

komoditas susu di dalam negeri belum menjadi target pemerintah dalam

mengejar target swasembada, sehingga pemerintah belum fokus pada

perbaikan mutu dan kualitas produksi susu sapi.

Sifat susu yang perlu diketahui adalah bahwa susu merupakan

media yang baik bagi pertumbuhan mikrobia sehingga apabila

penanganannya tidak baik dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya

(zoonosis). Disamping itu susu sangat mudah sekali menjadi rusak terutama

karena susu merupakan bahan biologik. Air susu selama didalam ambing

atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan tetapi begitu berhubungan

dengan udara air susu tersebut patut dicurigai sebagai sumber penyakit.

Dalam rangka meningkatkan peran susu segar dalam negeri dan

perlindungan terhadap konsumen dan produsen, telah ditetapkan standar

nasional SNI 01-3141-1998 terkait standar susu segar. Seiring

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka direvisi menjadi

(5)

3

contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan susu sapi segar

(Saleh, 2004). Oleh karena itu, sebagai pusat pembibitan sapi perah dan

pemeliharaan ternak di bawah Direktorat Jenderal Peternakan, Balai Besar

Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT)

Baturraden selalu menjaga kualitas sapi perah berdasarkan pakan dan

tempat tinggal agar menghasilkan susu sapi segar yang berkualitas.

Menurut Legowo, dkk (2009), komponen–komponen air susu

seperti air mempengaruhi kualitas susu sapi segar. Hal ini dikarenakan air

sebagai pelarut bahan kering. Faktor lingkungan seperti suhu juga dapat

mempengaruhi produksi susu, suhu lingkungan yang tinggi secara jelas

menurunkan produksi susu. Komponen susu selain air disebut sebagai bahan

padat (solid materials). Bahan padat tersebut memiliki kandungan seperti

vitamin, laktosa, dan albumin (protein).

Kontrol proses produksi dalam memenuhi standar kualitas yang

dapat diterima konsumen dengan menggunakan suatu alat statistika, yaitu

Statistical Process Control (SPC). Statistical Process Control (SPC) adalah

kajian dari ilmu statistika mengenai pengontrolan suatu proses

(Montgomery, 2009). Salah satu alat yang digunakan untuk mengontrol

proses secara statistik adalah diagram kontrol. Diagram kontrol berfungsi

mengendalikan suatu karakteristik kualitas. Proses disebut stabil, apabila

titik-titik pengamatan berada pada batas kendali. Diagram kontrol dibagi

menjadi dua macam, yaitu diagram kontrol univariat dan multivariat.

(6)

4

Pada suatu proses produksi sering ditemukan beberapa

karakteristik kualitas yang saling berhubungan (Johnson dan Winchern,

2007), sehingga dalam melakukan pengontrolan proses secara bersamaan

antar karakteristik kualitas digunakan diagram kontrol multivariat. Menurut

Montgomery (2009), diagram kontrol T2 Hotelling merupakan salah satu

diagram kendali multivariat yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

pergeseran mean proses.

Indeks kapabilitas proses merupakan teknik statistik yang dapat

membantu untuk menganalisis produk, termasuk untuk menganalisis

keragaman variabel yang ada atau dibutuhkan oleh perusahaan. Pada proses

multivariat, indeks kapabilitas proses dapat dihitung, jika hasil pengontrolan

proses dengan diagram kontrol sudah terkendali dan data berdistribusi

normal multivariat sudah terpenuhi (Montgomery, 2009).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengaplikasikan metode kapabilitas multivariat pada

diagram multivariat nonparametrik T2 Hotelling terkait pengukuran kualitas

susu sapi segar dengan judul “Penerapan Kapabilitas Proses Multivariat dan

Diagram Kontrol Multivariat T2 Hotelling pada Kualitas Susu Sapi Segar”.

(7)

5

dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden yang berlokasi di

Kecamatan Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah

III. RUMUSAN MASALAH

Penelitian dan pengawasan yang pernah dilakukan pada Balai

Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT)

Baturraden terkait susu sapi segar berdasarkan produksi harian susu sapi

segar, masa laktasi sapi (pemroduksian susu), dan faktor-faktor penyebab

rendahnya produksi susu sapi segar. Sedangkan penelitian dan pengawasan

mutu berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia pada susu sapi segar belum

pernah dilakukan. Oleh karena itu, metode diagram kontrol T2 Hotelling dan

indeks kapabilitas multivariat (MCpm) digunakan untuk melakukan analisis

terhadap kualitas susu sapi segar berdasarkan standar.

IV. BATASAN MASALAH

Penelitian terkait hasil produksi susu sapi segar dibatasi pada

permasalahan kualitas susu sapi berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia.

Kualitas hasil produksi susu sapi segar berdasarkan sifat fisika diukur

dengan variabel suhu dan bahan kering tanpa lemak (BKTL), dan titik beku.

Sedangkan kualitas susu sapi segar berdasarkan sifat kimia diukur dengan

variabel air. Berdasarkan variabel-variabel tersebut menyebabkan perlunya

pengendalian secara multivariat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan menerapkan metode Kapabilitas Proses

Multivariat dan Diagram Kontrol Multivariat T2 Hotelling. Penelitian

(8)

6

Tujuan penelitian tugas akhir adalah menerapkan indeks

kapabilitas proses multivariat dan diagram kontrol Multivariat T2 Hotelling

untuk analisis kualitas susu sapi segar sesuai dengan standar.

VI. METODOLOGI PENELITIAN

Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan teknik analisis sebagai

berikut:

1. Mengumpulkan data terkait karakteristik kualitas susu sapi segar

pada BBPTU Baturaden, Banyumas yaitu suhu, bahan kering tanpa

lemak (BKTL), air dan titik beku

2. Melakukan pemeriksaan asumsi normal multivariat sebagai uji

asumsi yang diperlukan

3. Pembuatan diagram kontrol Multivariat T2 Hotelling melalui

tahapan:

a. Menghitung rata-rata per variabel

b. Menghitung nilai matriks varian kovarian

c. Menghitung invers dari matriks varian kovarian

d. Menghitung nilai Ti2

e. Membuat diagram kontrol multivariat T2 Hotelling

4. Menghitung indeks kapabilitas proses multivariat

(9)

7 6. Membuat diagram pareto

VII. PENUTUP

Demikian Proposal Penelitian Tugas Akhir ini Saya buat. Besar

harapan Saya untuk dapat melakukan kerjasama dengan instansi /

perusahaan Bapak. Atas perhatian dan kerjasama Bapak, Saya

mengucapkan terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil penelitian tabel terhadap ketiga jenis cendawan dan frekuensi aplikasi yang digunakan untuk mengendalikan kutu kebul dengan melihat tingkat mortalitasnya

Permasalahan utama yang akan dijawab dalam tugas akhir ini adalah pengaruh panjang pipa HE dan suhu air laut terhadap perpindahan panas, analisa pada kecepatan kapal

Kemudian, Altman (1968) mengembangkan model tersebut dengan mengemukakan bahwa perusahaan dapat dikelompokkan menjadi perusahaan bangkrut dan perusahaan tidak

(3) Di dalam anggaran yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan biaya untuk masing-masing program dan kegiatan untuk tahun anggaran yang direncanakan yang

Hasil yang diperoleh berdasarkan dari permasalahan yang dijelaskan di atas, maka peneliti akan meneliti Kembali dengan mengambil topik sama serta Kembali menacari

Siswa harus memiliki tugas-tugas kooperatif untuk membuat interaksi yang efektif dalam kelompoknya sehingga proses pembelajaran dapat menemukan konsep

Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusun hierarki adalah dengan menetapkan

Uji t-tidak berpasangan (independent t-test) digunakan untuk menganalisis perbedaan jumlah nekrosis sel otot dan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot