133
Nisa Apriyani, 2014
Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Meski kepunahannya yang semakin tinggi, burung hantu tetap memiliki makna filosofis tersendiri yang cukup kuat serta berkesan bagi penulis. Setelah melakukan pengamatan terhadap beberapa jenis burung hantu serta beberapa gestur dan pola tingkah burung hantu, penulis merasa ada beberapa hal yang perlu penulis kritisi guna penyadaran terhadap diri sendiri khususnya masyarakat luas pada umumnya. Langkah penyadaran tersebut penulis coba ungkapkan melalui media tenun tapestri yang penulis ciptakan. Bahwasanya pengingatan kembali mengenai tingkat kepunahan burung hantu yang cukup berperan dalam ekosistem melalui karya tenun tapestri. Mengingatkan kembali melalui gestur dan pola gerak burung hantu. Gestur ini tidak ditampilkan dengan bentuk utuh dan realis, melainkan dengan bentuk penggubahan yang lebih sederhana atau deformasi agar mudah dicerna oleh masyarakat umum.
Penulis membuat tiga buah karya tenun tapestri yang secara keseluruhan menggunakan objek utama berupa burung hantu jenis Bloketepu (Ketupa ketupu). Didalamnya berisikan tentang gestur-gestur burung hantu secara umum. Kemudian disesuaikan dari segi deformasi, garis derta pemilihan warna tali agel yang sesuai dalam pembuatan karya tersebut. Karya seni tenun tapestri yang diciptakan mewakili ekspresi dan persepsi penulis terhadap fenomena yang dirasakan di lingkungan sekitar penulis.
Dari proses yang telah dilalui, penulis melakukan eksplorasi objek pada karya tenun saat berkarya tenun tapestri. Berdasarkan pengolahan ide kreatif yang penulis lakukan, penulis mengubah bentuk sketsa asli menjadi bentuk deformasi. Kemudian penggunaan simpul macrame pada tahap akhir merupakan upaya dalam mengolah ide kreatif dalam berkarya tenun tapestri.
134
Nisa Apriyani, 2014
Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan teknik corak rata dikarenakan teknik yang paling sederhana dan tidak terlalu memakan waktu dalam pengerjaannya. Alasan menggunakan serat agel karena dikarenkan memiliki tekstur warna natural. Hambatan dalam penggunaan serat agel ialah harus bersabar dan berhati-hati dalam penggunaannnya, dikarenakan serat agel mudah rapuh dan luntur apabila diberi zat pewarna buatan.
B. Saran
Karya tenun tapestri dengan bertemakan motif burung hantu ini diharapkan bukan hanya dapat dijadikan alternatif bahan dalam pembelajaran seni rupa di sekolah-sekolah maupun diperkuliahan, melainkan pesan moral yangterkandung didalamnya. Selain itu, masyarakat diharapkan dapat mengapresiasi makna yang terkandung dalam karya tenun tapestri yang penulis ciptakan.
Kemudian dengan adanya karya tenun tapestri ini diharapkan dapat mengembangkan kualitas tekstil dan batik dengan terdapatnya tenun teknik tapestri. Dapat pula dijadikan motivasi untuk mengembangkan kreatifitas dalam berkreasi karya tenun dengan teknik tenun tapestri. Kemudian untuk tetap kreatif menciptakan motif dan bentuk baru dalam pembuatan tenun dengan teknik tenun tapestri tanpa menghilangan nilai tradisi dan budaya di Indonesia.