• Tidak ada hasil yang ditemukan

t psn 1008860 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t psn 1008860 chapter5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Gerak dan irama dalam bentuk lagu dapat digunakan sebagai suatu model

pembelajaran bagi anak usia dini. Kecerdasan emosi yang menunjukkan

pemahaman kondisi emosi diri dan orang lain, serta pengekspresian kondisi emosi

tersebut menjadi indikator dalam pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian

ini. Lagu-lagu bertema emosi, baik emosi positif maupun negatif, sebagai instrumen

dalam penelitian ini diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan

emosi positif dan mengendalikan emosi negatif. Adapun kondisi emosi yang

ditampilkan dalam penerapan pembelajarannya adalah rasa gembira, kasih sayang,

rasa sedih, marah, dan takut.

Dalam penerapan pembelajaran gerak berirama bagi anak usia dini terdapat

dua unsur utama, yaitu gerak dan irama/musik. Gerak dan irama tersebut dibuat

secara khusus untuk menampilkan kondisi emosi yang dimaksud dalam lagunya.

Gerak-gerak disusun sesuai dengan lagu dan kemampuan motorik anak serta

menggunakan prinsip-prinsip gerak, yaitu unsur tenaga, ruang, waktu. Di samping

itu, menggunakan pula kemampuan gerak lokomotor, non lokomotor, dan

(2)

disesuaikan dengan ekspresi yang ingin ditampilkan. Gerak untuk lagu yang

bertema gembira, tenaga yang cukup kuat, dengan ruang tenaga yang besar,

sedangan untuk waktu bergerak disesuaikan dengan irama lagu yang bertempo

cepat. Untuk lagu yang bertema kasih sayang, perilaku dan ekspresi untuk

menunjukkan kasih sayang lebih ditonjolkan, tenaga yang digunakan sedang,

dengan ruang gerak yang sedang pula, sedangkan waktu bergerak mengikuti ritme

lagu yang lembut. Pada lagu betema sedih, tenaga yang digunakan lemah, untuk

ruang geraknya pun memakai ruang besar dan kecil, sedangkan waktu bergerak

sangat lambat karena disesuaikan dengan lagunya yang bertempo lambat. Adapun

untuk gerak pada lagu bertema marah, menggunakan tenaga yang kuat dan

membutuhkan kemaksimalan ekspresi wajah, ruang gerak tidak begitu besar, dan

menggunakan tempo yang cepat. Lagu bertema takut, menggunakan tenaga yang

kuat dan lemah, ruang gerak yang diciptakan adalah ruang yang kecil, dan waktu

bergerak cepat dan sedang sesuai dengan tempo lagunya.

Adapun musik yang berupa lagu dibuat secara khusus untuk mendukung

gerak. Musik yang ditampilkan disesuaikan dengan karakteristik suara anak-anak

dan menggunakan syair yang mudah dinyanyikan anak, bahkan mereka dapat

melakukan geraknya, karena liriknya dibuat agar anak dapat langsung bergerak

sesuai dengan syair.

Dalam meningkatkan kecerdasan emosi yang dimaksudkan dalam penelitian

(3)

mengekspresikannya secara wajar, sehingga orang lain memahami apa yang

dirasakan anak. Hal yang dapat dicontohkan dalam penelitian ini adalah

pengungkapan ekspresi gembira dengan loncat dan berteriak “horeeeee” atau saling

berpegang tangan dan berpelukan untuk menunjukkan kasih sayang terhadap teman.

Adapun mengendalikan emosi negatif adalah beberapa lagu dibuat agar anak dapat

memahami rasa sedih, marah, dan takut tidak diekspresikan secara berlebihan. Anak

semakin memahami bahwa untuk menunjukkan emosi-emosi negatif tidak harus

dengan menangis sekencang-kencangnya, berguling di lantai, memukul sesuatu,

atau menghindar sampai bertubrukan dengan orang lain ketika mengekspresikan

perasaan takut.

Dalam setiap lagu untuk menunjukkan kondisi emosi, selalu menampilkan

bagaimana anak dapat mengekspresikan kondisi emosi tertentu yang dapat ditiru

melalui syair-syairnya dan menguasai emosi negatif, dan mengendalikannya secara

wajar. Irama yang dirancang pun disesuaikan dengan maksud dalam lagu tersebut,

untuk lagu yang bertema gembira dibuat dengan tempo yang cepat, dengan

menggunakan modus mayor, harmoni sederhana dan bentuk teratur, untuk lagu

yang bertema sedih irama yang digunakan adalah tempo yang lambat dan modus

minor sesuai dengan syair yang membutuhkan ketenangan, bentuk ritme teratur dan

lambat, untuk emosi marah temponya cepat, menggunakan modus mayor, dan

bentuk tidak teratur, sedangkan untuk lagu dengan tema takut, temponya cepat,

(4)

bentuk bagan lagu yang tidak teratur. Dari seluruh lagu yang digunakan dalam

penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa semua lagu menggunakan birama 4/4, yang

mengandung pengertian bahwa dalam satu birama terdapat 4 ketukan, setiap nada

yang bernilai ¼ mendapat satu ketukan. Jarak interval nada paling tinggi adalah 1

oktaf dengan bentuk perubahan bagan lagu yang teratur dan cenderung bergerak

maju. Nada dasar lagu mayoritas do = C.

2. Dalam penerapan pembelajaran gerak berirama perlu dilakukan beberapa

tahapan. Sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian ini, bahwa penerapannya

menggunakan 2 (dua) tahapan dalam 12 (dua belas), yaitu 6 (enam) pertemuan pada

tahapan stimulasi dan 6 (enam) pada tahapan penerapan pembelajaran gerak

berirama. Tahap stimulasi digunakan agar anak dapat merasakan langsung berbagai

kondisi emosi, mereka dapat mengekspresikannya secara spontan dan bahkan

diminta secara spontan, anak mampu memahami kondisi emosi tersebut melalui

ekspresi wajah. Tahap stimulasi terdiri dari beberapa kegiatan yang kesemuanya

mendukung pelaksanaan anak untuk memahami dan mengekspresikan kondisi

emosi diri sendiri, serta memahami kondisi emosi orang lain.

Dalam memahami dan mengekspresikan emosi diri, kegiatan yang dilakukan

adalah Merasakan Emosi Secara Spontan, Mengenali Emosi Gambar dan Emosi

Diri, Permainan Ekspresi Bebas, Permainan Gerak dan Lagu, Relaksasi Musik.

(5)

Pesan Berantai. Dari semua kegiatan, anak-anak dapat mengikutinya dengan baik,

bahkan hasilnya cukup memuaskan, mereka semakin terlihat lebih terkendali, tidak

meledak-ledak, dan mulai sikap empati kepada temannya.

Pada tahap penerapan pembelajaran gerak berirama, peneliti menyiapkan

lagu dan disertai gerak-gerak yang harus dilakukan anak. Lagunya memiliki syair

yang menggambarkan ekspresi setiap kondisi emosi, yaitu gembira, kasih sayang,

sedih, marah, dan takut. Gerak-geraknya pun mengikuti syair lagunya, dengan

demikian hal yang paling ditonjolkan adalah penguasaan ekspresi anak. Pelaksanaan

dilakukan di dalam dan luar ruangan, hal ini untuk mengetahui dan menanamkan

sikap percaya diri kepada anak untuk berani menampilkan ekspresi emosinya.

Selama kegiatan berlangsung dari setiap pertemuan, anak-anak dapat mengikuti dan

sudah hafal lagu dan gerak yang harus mereka lakukan. Ekspresi anak terlihat pada

setiap lagu, mereka seperti menghayati syair demi syair lagu tersebut. Pada saat

evaluasi pun menjadi sangat mudah bagi mereka untuk mampu mengekspresikan

dan memahami kondisi emosi orang lain. Sebagian besar dari mereka lebih mudah

untuk mengekspresikan sesuai dengan gerak yang ada pada lagu daripada mereka

harus mengekspresikan kembali yang berbeda dengan lagu yang sudah mereka

pelajari. Kemampuan anak dalam hal kecerdasan emosi berbeda-beda satu sama

lain, ada yang memang mereka sudah mampu mengendalikan emosinya dan

memahami emosi orang lain, ada pula yang masih tidak terkendali dan bersikap

(6)

orang tua dan guru untuk melatihnya sejak dini agar bermanfaat dalam kehidupan

interpersonal dan intrapersonal anak.

Secara umum, pembelajaran gerak berirama dapat meningkatkan kecerdasan

emosi anak usia dini. Hal tersebut terlihat pada peningkatan kemampuan

pemahaman anak terhadap pengenalan emosi diri dan mampu mengekspresikannya

dari setiap tahap, mulai pre test, tahap stimulasi, hingga tahap penerapan

pembelajarannya. Hal ini berarti tujuan penelitian terpenuhi dan hipotesis tindakan

terbukti, yaitu pembelajaran gerak berirama mampu meningkatkan kecerdasan

emosi anak usia dini.

B. Rekomendasi

Kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain merupakan hal dapat

dikembangkan dalam pembentukan karakter anak. Dengan memahami diri dan

orang lain, anak menjadi lebih dapat mengendalikan perasaannya, menunjukkan

toleransi dan kasih sayang, serta memahami kebutuhan orang lain. Oleh karena itu,

perkembangan emosi dan sosial anak perlu dikembangkan secara optimal.

Masa anak-anak adalah fase pertama mereka mampu memahami bahwa satu

peristiwa bisa menimbulkan reaksi emosional yang berbeda pada setiap orang.

Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk membantu mereka dalam

meningkatkan kecerdasan emosi anak, salah satunya adalah melalui pembelajaran

(7)

gerak dan lagu yang ditawarkan dalam penelitian ini dapat dijadikan solusi untuk

guru dan orang tua yang peduli terhadap pengembangan emosi anak. Lagu-lagu

yang dirancang khusus dalam pelaksanaannya hanyalah contoh kecil untuk

dikembangkan lebih lanjut dan dibuat lebih baik lagi. Kegiatan belajar melaui gerak

dan lagu dengan tema kondisi emosi di Taman Kanak-kanak ini dapat menjadi suatu

pembelajaran untuk menyeimbangkan antara pelajaran kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Berdasarkan temuan-temuan selama dilaksanakannya penelitian ini, peneliti

merekomendasikan kepada beberapa pihak yang berkewajiban dan bertanggung

jawab terhadap pengembangan kecerdasan emosi anak, diantaranya:

1. Bagi orang tua

Orang tua sebagai bagian dalam lingkungan anak memiliki peran penting

dalam pembentukan karakter anak, seyogyanya melakukan pengembangan

emosi dalam aktivitas keseharian anak di rumah, dengan cara orang tua mau

bertanya, peduli, dan menghargai perasaan mereka, sehingga anak semakin

dekat secara emosional, dan hal tersebut amat berharga ketika anak

membutuhkan seseorang untuk memahami keinginan dan kebutuhannya.

2. Bagi guru

Pengembangan emosi bagi anak amat penting untuk mengetahui kondisi

emosi anak pada saat awal pembelajaran. Hal ini karena mempengaruhi

(8)

demikian, perlu adanya melakukan latihan merasakan, mengenal, dan

mengekspresikan emosi sebagai pengalaman bagi anak dalam proses

membina hubungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, stimulasi

dan penerapan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan emosi anak

perlu dilakukan secara intensif agar anak dapat lebih memahami dirinya

sendiri dan hal yang ada di luar dirinya.

3. Bagi peneliti

Kecerdasan emosi melalui pembelajaran gerak beriramabagi anak usia dini

ini hanya sebatas pada dua aspek yaitu mengenal dan mengekspresikan

emosi. Oleh karena itu, diharapkan penelitian lanjutan lebih melengkapi

Referensi

Dokumen terkait

pikir dan pandangan hidup masyarakat Banjar yang harus mereka.. lebih giat dalam menggali ilmu untuk bekal mereka sebagai calon.. pengajar pendidikan seni yang

Karakteristik Lagu Anak Indonesia yang Sesuai dengan Bahan Ajar Biola Tingkat Dasar.... Disain Produk Bahan Ajar Biola untuk

Program yang dikembangkan dalam pembelajaran seni baca Al Qur’an untuk menghasilkan santri yang memiliki kompetensi seni Islam di pesantren Al- Falah adalah dengan

baku, gerak terdiri dari tenaga, ruang dan waktu (Rahmida, 2008).. Perilaku anak autis yang berkaitan dengan kemampuan gerak merupakan. adanya gerak-gerak motorik aneh yang

Tesis: “PENGARUH PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KECERDASAN KINESTIK ANAK USIA DINI (Studi Eksperimen Kuasi Pada Anak

sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan program siaran keroncong,.. dilakukan dengan melihat latar belakang keterampilan dan keakhlian

Jelas disini bahwa orientasi yang berbeda antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lain akan menyebabkan. bagaimana mereka menilai sesuatu yang

Pembelajaran I ini berhubungan pula dengan tujuan pembelajaran musik di kelas III yang bertujuan agar “ siswa mampu mempersiapkan pergelaran tari” (Cawu 2),