• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PSN 1402726 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PSN 1402726 Chapter5"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME

Bab V ini merupakan implementasi pembelajaran nilai yang telah dikaji pada bab IV. Penelitian pendahulu melalui analisis etnkoreologi menghasilkan nilai-nilai pariotisme dalam Tari reog Bulkiyo. Pada bab ini nilai-nilai-nilai-nilai patriotisme yang telah teranalisis akan ditanamkan melalui pembelajaran Tari Reog Bulkiyo pada siswa kelas VIII yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko.

A. Implementasi pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko. Penelitian ini tepat dilakukan di sekolah ini karena beberapa alasan yang terjadi dalam realita. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang berada di bawah naungan Departemen Agama. MTS Sunan Ampel Doko merupakan sekolah yang berlatar belakang religi. Namun, sekolah ini merupakan sekolah marginal karena

para siswa menjadikan sekolah ini sebagai ‘pilihan kedua’. Siswa yang belum

diterima di sekolah negeri baru akan menentukan pilihan mereka pada sekolah ini, sehingga sikap siswa di sekolah ini kurang mengindahkan peraturan yang ada. Siswa cenderung bertindak sesuka hati, contohnya adalah ketika siswa sering membolos sekolah tanpa ijin. Beberapa siswa yang drop out dari sekolah lamanya pun diterima di sekolah ini. Permasalahan siswa tersebut adalah suka tidak masuk sekolah dan pergi dari rumah tanpa ijin orang tua. Hal ini lah yang menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang tidak diprioritaskan. Namun, sebenarnya banyak hal-hal yang menakjubkan yang dapat dilakukan oleh mereka, para siswa di sekolah ini.

(2)

persen masa depan. Apabila kita ingin memperbarui masyarakat, kita harus membesarkan generasi anak-anak yang memiliki kultur moral kuat. Dan apabila kita ingin melakukannya, kita memiliki dua buah tanggung jawab: pertama, memodelkan karakter yang baik dalam kehidupan kita sendiri, dan kedua, dengan memajukan pengembangan karakter dalam diri para pemuda kita.

Maka diperlukanlah penanaman nilai-nilai sebagai bentuk pendidikan

karakter di MTS Sunan Ampel sebagai tempat ‘penghasil’ generasi muda pembangun bangsa. Penanaman nilai harus menggunakan sebuah metode yang tepat pada anak usia sekolah menengah pertama. Penerapan kurikulum sekolah menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran. Kurikulum di MTS Sunan Ampel menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP) dimana dalam kurikulum ini seni terdiri dari apresiasi, kreasi dan ekspresi. Seperti pernyataan yang ditulis oleh Sri Ambarwangi dan Suharto (2014, hlm. 37) The standard of competence in art music and dance has already accomodated arts as a part of an aesthetic learning which includes artistic appreciations, creatios, and expressions. Namun siswa masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang mengekslpore mereka dalam mengemukakan ide maupun kreativitas, khususnya pada bidang seni. Mata pelajaran seni budaya di MTS Sunan Ampel diberikan kepada siswa kelas 7,8 dan 9. Guru seni budaya di MTS Sunan Ampel Doko merupakan sarjana pendidikan dengan konsentrasi program studi pendidikan Bahasa Indonesia. Bercemin pada keadaan lapangan seperti itu metode pembelajaran melalui kesenian daerah dapat menjadi satu pilihan untuk menanamkan nilai di sekolah.

Penanaman nilai patriotisme yang penting untuk menyiapkan siswa sebagai pembangun bangsa dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kreatif dengan Tari Reog Bulkiyo sebagai media kreasi. Adapun seni tari ini seyogyanya dipelajari, dan selanjutnya terus-menerus dipraktekan menurut Clara Brakel-Papenhuyzen (hlm.276), agar supaya gerak-gerik tubuh manjadi luwes dan terampil. Belajar tari baik dan berguna, oleh karena:

1. Merupakan latihan jasmani yang menyebabkan orang menjadi sehat, 2. Merupakan latihan keterampilan yang menyebabkan gerak-gerik menjadi

(3)

3. Latihan jiwa untuk membangun keberanian serta sifat-sifat baik lainnya. Tahapan penanaman nilai-nilai patriotisme terlihat dalam proses kreatif yang siswa lakukan selama kurang lebih satu bulan pembelajaran. Nilai-nilai yang telah ditanamkan kepada siswa kelas VIII MTS Sunan Ampel Doko adalah:

1. Keberanian, kekuatan emosional yang meliputi penggunaan kehendak untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhadapan dengan tantangan baik eksternal maupun internal, contohnya keberanian melawan bahaya, keteguhan hati, kejujuran.

2. Keadilan, daya-daya kekuatan sipil yang mendasari komunitas-komunitas masyarakat yang sehat, contohnya sportivitas, kepemimpinan.

3. Kemanusiaan, daya-daya kekuatan interpersonal yang meliputi rasa cinta dan persahabatan.

4. Kesetiaan dalam arti memiliki rasa setia kawan dan saling membantu serta bekerja sama dengan baik dalam kelompok.

5. Kerja keras dan bela negara, merupakan salah satu indikator yang muncul dalam pendidikan karakter dalam mata pelajaran Kewarganegaraan dalam KTSP. Cinta tanah air dan berjuang sekeras mungkin untuk mempertahankan yang patut menjadi miliki kita, contohnya kemerdekaan dalam hal apapun. Nilai-nilai di atas adalah nilai yang sesuai untuk ditanamkan pada anak usia remaja. Para siswa memerlukan karakter untuk membuat mereka menjadi lebih baik. Para siswa memerlukan kekuatan dalam karakter yang tertanam dengna nilai-nilai patriotisme didalamnya seperti etos kerja yang kuat (kerja keras), disiplin diri, dan ketekunan sebagai bentuk perjuangan mereka untuk sukses di sekolah dan di kehidupannya. Mereka memerlukan kekuatan karakter seperti rasa hormat, cinta, persahabatan dan tanggung jawab untuk memiliki hubungan dan kehidupan antarpribadi yang positif dalam masyarakat.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di MTS Sunan Ampel Doko

(4)

kemudian sholat Duha bersama, setelah itu para siswa masuk kelas dan memulai kegiatan belajar. Berikut ini adalah syntax kegiatan pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di kelas 8 MTS Sunan Ampel Doko,

Bagan 5.1 Syntax Pembelajaran siklus 1

Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme

Bagan 5.2 Syntax Pembelajaran siklus 2 Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme Siklus 1

Pertemuan 1 Menanamkan nilai keberanian

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kesetiaan

Siklus 2

Pertemuan 1 Menanamkan nilai keberanian

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kesetiaan

Pertemuan 3 Menanamkan nila i kerja keras

(5)

Siklus 3

Bagan 5.3 Syntax Pembelajaran Siklus 3

Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme di MTS Sunan Ampel Doko

Berikut ini adalah siklus dan pertemuan yang dilakukan pada proses pembelajaran di sekolah,

Bagan 5.4 Spiral siklus pembelajaran

a. Siklus 1

Pertemuan pada siklus 1 dilakukan dalam 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama pada siklus 1 adalah perkenalan awal dengan peneliti dan materi yang akan diberikan oleh peneliti dalam 1 bulan pertemuan pada mata pelajaran seni budaya (Tari). Peneliti menyesuaikan silabus dan RPP yang digunakan oleh guru sebelumnya, kemudian dikembangkan sehingga materi yang akan diberikan oleh peneliti diterima dengan baik oleh para siswa.

Siklus 3

Pertemuan 1

Menanamkan nilai keberanian

Menanamkan nilai kesetiaan

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kerja keras

Pertemuan 3

Menanamkan nila i keadilan

Menanamkan nilai kemanusiaan

Siklus 1 Siklus 2

2 1

(6)

1. Pertemuan 1

Pertemuan 1, hari senin 1 februari 2016, siswa kelas 8 melakukan pembelajaran pada pukul 07.40 WIB setelah mereka melakukan kegiatan rutin

awal bulan, yakni sholat Duha berjama’ah dan upacara bendera. Siswa kelas 8

yang terdiri dari 24 siswa, 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki melakukan kegiatan belajar di Lab. TI. Pemilihan tempat ini sangat membantu proses belajar karena di pertemuan pertama ini peneliti menggunakan power point dan ingin lebih dekat berdiskusi bersama dengan mereka.

Foto 5.1 kelompok siswa perempuan di sisi kiri dan kelompok siswa laki-laki di sisi kanan melakukan pembelajaran di Lab. TI (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Perkenalan adalah tahap awal yang peneliti lakukan. Peneliti memperkenalkan nama, asal perguruan tinggi dan alasan peneliti berada di sekolah ini, yakni untuk mengadakan pembelajaran tari tradisi daerah Blitar, Reog Bulkiyo. Peneliti juga memperkenalkan materi yang akan menjadi media penanaman nilai patriotisme. Peneliti mengabsen nama siswa satu per satu yang merupakan bagian dari apersepsi kegiatan belajar, selain itu, untuk lebih mengenal para siswa sehingga kegiatan belajar yang santai dan terarah dapat dilakukan.

Kegiatan Awal (± 15 menit)

Peneliti mengucapkan salam “Assalamualaikum” kepada para siswa,

kemudian siswa membalas dengan pelan, siswa tampak heran karena belum mengenal peneliti. Salam diulang kembali oleh peneliti dengan lebih semangat.

(7)

memiliki nilai-nilai patriotisme.

Kegiatan Inti (± 50 menit)

Setelah tahap perkenalan, peneliti mulai untuk mempresentasikan dalam bentuk power point sebagai bentuk stimulus awal tentang seni tari tradisi daerah. Sebelum slide pertama disajikan, peneliti membagikan essay yang berisikan pendapat siswa tari yang akan diperkenalkan kepada mereka melalui video.

Materi awal adalah tentang apa itu seni tari, bagaimana pengertian seni tari menurut siswa, apa saja jenis tari, bagaimana bentuk penyajian tari, fungsi tari dan apa yang dapat kita analisis dari sebuah pertunjukan tari, makna nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo. Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba mengemukakan pendapat mereka,

Nama siswa Pendapat

Majid Fungsi tari adalah untuk hiburam

Deni Tari adalah pertunjukan yang ada musik iringannya dan ada yang menarikan (penari) Vida Fungsi tari adalah hiburan, mrupakan sebuah

pertunjukan, tata panggung

Ulum Dalam tari kita dapat melihat kostum

Ranelsa Aksesoris

Bima Tata rias

Sahla Lampu, penonton

Widi Gerakan, suasana

Afif Karakter

Lio Jenis

Diskusi singkat yang santai berlangsung dengan lancar, para siswa berpendapat sehingga dapat memancing pendapat teman yang lain. Setelah para siswa mendapatkan gambaran umum tentang tari, peneliti menyuguhkan slide kedua tentang tujuan penelitian, bahwa seni dapat membangun karakter

(8)

Gambar pertunjukan Reog Ponorogo

(Sumber: Dokumentasi pribadi, Andreas Orienda, 2010)

Gambar pertunjukan Reog Dhodhog Tulungagung (Sumber: Dokumentasi pribadi, Reka Ayu Pamindhita, 2011)

(9)

Para siswa menganalisis apa perbedaan dan apa persamaan. Mereka berdiskusi dengan berkelompok. Siswa laki-laki dibagi menjadi 2 kelompok begitu juga dengan siswa perempuan dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok menjelaskan persamaan dan perbedaa dari 3 Reog yang ada di foto tersebut. Kelompok pertama diwakili oleh Majid,

“menurut kami persamaannya adalah sama-sama dari Jawa Timur, dan

sama-sama Reog”, kelompok kedua diwakili oleh Aziz, “sama-sama-sama ditarikan oleh

banyak orang”. Kelompok perempuan pertama diwakili oleh Vida, “sama

-sama Reog dan dari Jawa Timur”, kelompok kedua yang diwakili oleh Devi

juga menjawab hal yang serupa. Perbedaan dari Reog ini masing-masing kelompok serentak menjawab kostum berbeda. Diskusi ini berjalan dengan sangat baik, para siswa sangat tertarik untuk saling mengemukakan pendapat mereka dan menganalisi foto yang ditampilkan.

(10)

pangeran bernama Bulkiyo dengan pemimpin yang dikisahkan dari kaum yang membangkang, Karungkala. Ketiga pertunjukan ini memiliki latar belakang yang berbeda namun jika ditarik sebuah kesimpulan, pertunjukan tersebut sama-sama menceritakan kisah yang heroik.

Setelah berdiskusi tentang keberagaman Reog di Jawa Timur, peneliti memulai diskusi tentang kesenian dari Blitar. Sebagian siswa pernah mengetahui beberapa kesenian yang ada di Blitar seperti jaranan. Namun ketika peneliti bertanya tentang Reog Bulkiyo para siswa belum pernah ada yang mengetahui kesenian ini. Maka peneliti menyajikan video Reog Bulkiyo yang akan diapresiasi bersama. Sebelum menayangkan video, peneliti menyebarkan kuesioner tentang pendapat mereka tentang Reog Bulkiyo ini

Siswa mengidentifikasi nilai-nilai patriotisme yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo. Salah satunya adalah keberanian yang telah mereka lakukan pada pertemuan ini yaitu berani menyampaikan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam Reog Bulkiyo.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)

Setelah siswa selesai melihat video, siswa mengisi essay yang telah dibagikan. Pada pertemuan pertama ini dengan waktu efektif pembelajaran ± 50 menit, telah digunakan dengan baik untuk berinteraksi bersama siswa. Pukul 09.00 WIB adalah batas waktu untuk mata pelajaran seni budaya. Para siswa mengemas alat tulis dan bersiap-siap kembali ke ruang kelas untuk mengikuti mata pelajaran berikutnya. Sebelum menutup kegiatan belajar hari ini, para siswa mengumpulkan essay yang telah mereka isi. Peneliti

mengucapkan terima kasih dan “sampai bertemu esok hari”, kemudian

ditutup dengan salam “Wassalamualaikum”.  Observasi

(11)

yang ditayangkan.

Refleksi

Penggunaan bahasa yang formal oleh peneliti membuat suasana kelas menjadi kaku dan tidak nyaman. Maka pada pertemuan selanjutnya peneliti akan menggunakan bahasa sehari-hari (Jawa), agar keadaan kelas kondusif untuk melakukan proses kreatif bersama. Pertemuan selanjutnya siswa diharapakan memiliki keberanian dalam berpendapat dan aktif dalam diskusi kelas.

Pembelajaran Terpetik

Pertemuan pertama ini membuat siswa berani menyampaikan pendapat mereka tentang materi yang diberikan. Peneliti menggunakan metode bertanya kepada siswa karena dengan metode mengisi angket dengan pendapat mereka kurang efisien. Siswa cenderung mudah untuk berbicara dan menyampaikan uneg-uneg mereka ketika peneliti memancing mereka dengan beberapa pertanyaan.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2, hari selasa, 2 Februari 2016 pukul 13.30-15.30 WIB. Bertempat di perpustakaan sekolah. Hari ini bertepatan juga dengan kegiatan rutin para siswa yaitu OVM (Olah Vokal Madrasah), pada kegiatan ini para siswa diwadahi untuk berkreasi mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki, menyanyi, menari, bermain musik hingga bermain drama. Peneliti beserta siswa-siswi kelas 8 melakukan diskusi kembali meneruskan materi pada hari senin. Kegiatan kami hari ini adalah membahas tentang kuesioner yang telah mereka isi.

Kegiatan Awal (±30 menit)

(12)

karpet. Peneliti menayangkan kembali video Tari Reog Bulkiyo, kemudian setelah video selesai ditayangkan peneliti bertanya kepada siswa tentang pendapat mereka. Beberapa siswa menyampaikan pendapat mereka tentang tari ini, ada yang mengatakan bahwa tari ini memiliki durasi yang sangat lama, siswa lain menambahkan tari ini menggunakan properti yang kurang pas untuk anak-anak, yaitu pedang (asli).

Kegiatan Inti (± 75 menit)

Pertemuan kali ini peneliti menjelaskan juga tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Reog Bulkiyo. Nilai patriotisme terkandung dalam tari ini karena memiliki inspirasi kisah tentang perjuangan pada jaman kenabian, dan tari ini merupakan media latihan perang. Patriotisme adalah paham kecintaan terhadap tanah air, membela tanah air (Kamus Populer Ilmiah Lengkap, hlm. 473).

Pada pertemuan ini siswa mengidentifikasi nilai kesetiaan sebagai salah satu indikator dari nilai petriotisme. Presentasi tentang patriotisme ini, peneliti mengambil contoh tentang perang yang terjadi saat ini di Indonesia. Perang suku, perang antar pelajar, perang antar prajurit pembela negara, bahkan perang status di social media yang marak terjadi bahkan oleh para pelajar usia remaja. Pendekatan dengan isu-isu terkini seperti itu dapat lebih dipahami oleh para siswa. Disajikan dengan gambar-gambar pendukung yang menarik dan animasi yang menyenangkan membuat siswa tertarik untuk menyimak. Setelah melakukan presentasi dan diskusi singkat, peneliti

mencoba “meminta bantuan” (dengan bahasa “meminta bantuan” para siswa

(13)

Siswa perempuan sangat bersemangat dalam proses eksplorasi gerak pertama ini, mereka terlibat diskusi kelompok yang mengasyikan, mereka membuat pola lantai terlebih dahulu, setelah pola lantai terbentuk mereka melanjutkan mencari gerak-gerak tari. Diskusi, eksplorasi, kemudian mereka berkonsultasi. Lain halnya dengan siswa perempuan, siswa laki-laki membutuhkan lebih banyak bimbingan, namun hal itu tidak menyurutkan sikap kretaif mereka dalam mencipta gerak. Ulum, seorang siswa di kelas 8, adalah penari jaranan, Ulum memberikan rangsangan kepada teman-teman lainnya untuk mencipta gerak. Maka, gerakan yang diciptakan siswa laki-laki banyak tersinspirasi gerak-gerak jaranan. Siswa laki-laki melakukan proses dengan santai terkadang kurang terlalu serius, hal ini tidak menjadi masalah, peneliti selalu mendampingi dan metode yang diberikan memang berbeda pada setiap kelompok, dengan proses yang santai, siswa laki-laki lebih nyaman dan asyik dalam bergerak. Saat proses berlangsung ada hal yang menarik terjadi.

Ketika para siswa sedang berlatih dan mencari gerak, peneliti bercerita tentang kisah pejuangan, yang terjadi semasa peneliti bersekolah, percakapan ini menggunakan bahasa Jawa sehari-hari (Ngoko) dan Kromo Inggil (halus), Peneliti : “omahmu endi to cah? Opo adoh soko sekolahan?”

(Rumah kalian dimana anak-anak? Apakah jauh dari sekolah) Siswa secara bergantian menjawab,

Afif : “tebih bu, kulo griyone Mbebekan, wonten sing griyone Ngadirejo, Slumpang, Banaran”

(Jauh Bu, rumah saya Desa Mbebekan, teman-teman lainnya ada yang beralamat di Desa Ngadirejo, Desa Slumpang, Desa Banaran)

(14)

(Wah...jauh juga ya, berarti kalian harus bersungguh-sungguh dalam sekolah. Sekolah saya dulu juga jauh dari rumah. Ketika SMP saya harus berangkat pukul setengah 5 pagi dengan angkot dari depan rumah menuju kecamatan Wlingi, kemudia saya naik bus menuju Kota Blitar, setelah turun dari bus saya naik angkot lagi, kemudian berjalan kaki kurang lebih 1 km menuju sekolah)

Majid : “mosok bu?? Kok tebihmen njenengan sekolah??” (Apakah itu benar Bu? Jauh sekali Ibu sekolah?)

Widi : “kuwi lho cah rungokno, Bu Ayu lek sekolah ae adoh dilakoni, lha kowe lek ra ditukokne motor ra gelem sekolah, sekolah ki perjuangan lho”

(dengarkan teman, Bu Ayu bersekolah jauh dari rumah, kalian kalau tidak dibelikan sepeda motor tidak berangkat sekolah, sekolah itu perjuangan lho) Mendengar percakapan antara Widi dan teman-temannya membuat peneliti merasa sedikit banyak proses yang telah dilakukan selama 2 hari membawa perubahan pola pikir terhadap siswa tentang apa arti perjuangan.

Sekitar 30 menit mereka berproses menggali gerak, maka para siswa perempuan masuk kembali ke dalam perpustakaan bergabung dengan siswa laki-laki. Mereka ingin mempresntasikan gerakan yang mereka eksplore , siswa perempuan dipimpin oleh Wasil, terdapat 9 siswa perempuan yang hadir siang itu dari jumlah siswa perempuan di kelas 8, 13 siswa, mereka sangat aktif dan bersemangat, Ranelsa, Vida, Sahla, Atul, Putri, Devi, Lutfi dan Puji. Mereka menunjukkan pola lanyai dan gerak serta rancangan mereka cara memainkan properti. Siswa laki-laki dengan malu-malu menampilkan hasil dari proses mereka hari ini.

Siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo dan mengimplementasikannya dalam pertemuan kali ini yaitu nilai kesetiaan. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan dari tari Reog Bulkiyo.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)

(15)

Walaupun singkat dan kegiatanh ini merupak lanjutan dari presentasi yang dilakukan hari senin dan hari selasa, namun dapat menjadi langkah awal mereka untuk membuat sebuah tari kreasi baru dengan metode kreatif yang mereka lakukan.

Kegiatan ini ditutup dengan bacaan doa Al-Asr dan salam

“Wassalamualaikum”.

Observasi

Pada pertemuan kedua siswa sudah lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi. Pemaparan yang diberikan oleh peneliti direspon dengan baik oleh para siswa. Suasana pembelajaran yang santai membuat mereka lebih nyaman

dan mulai “meramaikan” kelas. Pada pertemuan ini siswa sudah lebih aktif

dan berani menyampaikan pendapat. Rasa tanggung jawab mereka terhadap kewajiban belajar pun terlihat dari percakapan dan cara mereka menanggapi sebuah permasalahan. Rasa kesetiakawanan dan jiwa pemimpin sudah mulai terlihat pada diri beberapa siswa. Kerja sama yang baik telah tercapai pada pertemuan kedua ini.

Refleksi

Peneliti menggunakan bahasa Jawa ngoko dalam pertemuan kali ini. hal ini membuat siswa lebih interaktif dan merasa lebih dekat dengan peneliti sehingga proses kreatif akan lebih siap untuk dilakukan. melalui kegiatan ini peneliti mendapat kesimpulan bahwa kearifan lokal melalui bahasa daerah merupakan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik. Pertemuan selanjutnya diharapkan siswa lebih menunjukkan sikap kerja keras mereka dan menjalin kekompakan kelompok.

Pembelajaran Terpetik

(16)

saling membantu juga mengingatkan kepada teman merupakan nilai yang terlihat pada pertemuan hari ini.

Berikut ini proses dan karakter yang telah tertanam dalam diri siswa pada siklus 1,

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN

GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL PADA

SISWA

Kegiatan Awal a. Memberikan

salam kepada

a. Siswa melakukan doa dan memberikan respon terhadap salam dan presensi dari guru.

b. Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru.

c. Siswa menaati pembagian kelompok yang telah

a. Siswa menggali informasi secara kelompok.

b. Siswa memanfaatkan aneka sumber belajar untuk memperoleh pengetahuan tentang bentuk penyajian tari

- Kreatif - Cermat - Kerja sama

(17)

Elaborasi

a. Siswa mengidentifikasi jenis tari secara Kelompok.

b. Siswa menganalisis nilai keberanian dan kesetiaan sebagai indikator nilai patriotisme tari Reog secara kelompok.

c. Siswa mengidentifikasi gerak dan pola lantai yang mengandung nilai

keberanian dan kesetiaan tari Reog Bulkiyo secara kelompok. kelompok kepada siswa lain.

b. Siswa menyampaikan hasil diskusi analisis mereka tentang nilai-nilai keberanian dan kesetiaan pada tari daerah setempat yaitu Reog Bulkiyo.

(18)

Kegiatan Akhir a. Memberikan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar.

c. Siswa bersama guru menyimpulkan nilai-nilai

Tabel 5.1 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 1

Lembar Observasi dari siklus 1,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa memperhatikan dengan seksama presentasi dari peneliti yang notabennenya asing bagi mereka. Siswa pun

Pada pertemuan pertama ini siswa mampu mengapresiasi nilai-nilai yang terdapat pada Tari Reog Bulkiyo yang disajikan dalam bentuk video. Beberapa siswa berani mengemukakan pendapat tentang unsur-unsur nilai dan bentuk penyajian yang ada pada tarian tersebut. Siswa mengemukakan bahwa mereka melihat adanya perjuangan prajurit yang sedang berperang membela negara dari kisah Reog Bulkiyo dan gerakan yang ditarikan oleh para penari. Siswa berani mengemukakan pendapat mereka dari hasil kerja sama dengan kelompok mereka dengan membahas nilai-nilai yang terkandung dalam tari tersebut.

Pertemuan 2 Pada pertemuan kedua ini siswa bertanya tentang apa arti patriotisme bagi mereka. Peneliti mempresentasikan perang yang terjadi pada zaman sekarang. Mulai dari perang suku, perang antar pelajar, hingga perang status dalam

social media yang lekat dalam kehidupan anak remaja. Peneliti memberikan

(19)

kisah nyata dalam perjuangan hidup peneliti. Setelah itu peneliti melakukan praktik bersama dengan para siswa dan menjelaskan gerak-gerak serta makna gerak dari Tari Reog Bulkiyo.

Tabel 5.2 Lembar observasi siklus 1 adaptasi Mertler

Lembar Evaluasi siswa pada siklus 1,

No. Nama Siswa Keberanian Kesetiaan

C B SB C B SB

Tabel 5.3 Lembar evaluasi siswa siklus 1

Indikator : 1. Keberanian:

- Siswa berani mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Tari Reog Bulkiyo.

- Siswa berani menentukan pilihan atas keyakinan mereka. 2. Kesetiaan:

- Siswa bekerja sama untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo

Pedoman skor rubrik penilaian sikap siswa:

Rubrik Keterangan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

(20)

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

Baik

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Sangat Baik Tabel 5.4 Pedoman skor rubrik sikap siswa

Pada siklus 1 pertemuan pertama didapatkan nilai sikap keberanian dan kesetiaan melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa.

Terdapat 5 siswa dengan nilai “cukup” pada indikator sikap keberanian. Mereka

memiliki nilai “cukup” karena mereka telah menunjukan kesungguhan mereka dalam mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam tari Reog Bulkiyo setelah proses presentasi peneliti dan apresiasi video, namun belum ajeg dalam keaktifan kelas. Selanjutnya terdapat 18 siswa yang melakukan

dengan “baik” sikap keberanian aktif dalam menyatakan pendapat mereka tentang nilai-nilai kepahlawanan dan berani mengambil keputusan dalam mengemukakan nilai-nilai dalam tarian yang baru mereka kenal dan pelajari, dan 1 siswa dengan

nilai “sangat baik” pada indikator sikap keberanian, siswa ini mampu menegmukakan pendapat tentang nilai kepahlawanan dengan aktif dan berlanjut dalam pertemuan pertama, siswa rajin bertanya dan mengemukakan pendapat tentang nilai dari Tari Reog Bulkiyo.

Pada pertemuan kedua didapatkan nilai sikap kesetiaan dengan jumlah 3

siswa mendapatkan nilai “cukup” dan 21 siswa mendapatkan nilai “baik” pada

indikator kesetiaan. Pada indikator ini siswa melakukan kerja sama dalam mengeidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan seperti nilai keberanian dan kesetiaan dalam tari. Siswa dapat bekerja sama dengan baik dan dalam proses mempraktekan gerakan yang menurut mereka memiliki nilai keberanian dan kesetiaan.

b. Siklus 2

Siklus kedua ini merupakan tahap lanjutan dari siklus satu. Pada siklus satu siswa mengenal tujuan dan materi penelitian. Pada siklus kedua siswa lebih melakukan pemahaman tentang materi untuk menanamkan nilai patriotisme yaitu nilai-nilai yang terdapat dalam tari Reog Bulkiyo.

1. Pertemuan 1

(21)

pukul 13.00 – 15.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di Mushola sekolah, mushola sekolah merupakan aula kelas yang sering digunakan siswa-siswi berkegiatan karena ukurannya yang cukup luas. Pada pertemuan kali ini tahap eksplorasi dimulai, setelah dua pertemuan awal melakukan apresiasi terhadap kesenian dan tujuan pembelajaran seni tari pada awal semester genap.

Kegiatan Awal (± 15 menit)

Peneliti mengucapkan salam kepada siswa, kemudian sembari menunggu beberapa siswa yang sedang makan siang, peneliti memberikan apersepsi tentang pembelajaran minggu sebelumnya. Para siswa masih mengingat tentang tugas yang diberikan yaitu eksplorasi gerak awal untuk proses membuat karya tari selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 90 menit)

Kelompok yang sudah terbagi menjadi dua yaitu kelompok perempuan dan kelompok laki-laki memulai eksplorasi gerak, dengan diskusi yang serius masing-masing kelompok membuat gerak yang menurut mereka sesuai dengan cerita dari Reog Bulkiyo. Kelompok perempuan yang terdiri dari 9 siswa perempuan membuat gerakan dengan rangsang gerak asli dari Reog Bulkiyo, mereka mengembangkan gerakan Reog Bulkiyo yang bagi mereka kurang menarik dan sulit untuk dilakukan. Seperti gerak langkah awal dibuat menjadi 2x, kelompok perempuan cenderung membentuk pola lantai terlebih dahulu kemudian gerak.

(22)

Penggunaan bahasa Jawa oleh peneliti sebagai sarana komunikasi dengan siswa juga menambah keakraban dan keluwesan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)

Kegiatan ini ditutup dengan diskusi peneliti dengan para siswa tentang jadwal latihan berikutnya. Siswa meminta untuk diadakan latihan di luar sekolah untuk eksplorasi gerak tari ini. Kegiatan ini dengan pembacaan Al-Ashr oleh siswa.

Observasi

Pada pertemuan kedua siswa sudah lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi. Pemaparan yang diberikan oleh peneliti direspon dengan baik oleh para siswa. Suasana pembelajaran yang santai membuat mereka lebih nyaman

dan mulai “meramaikan” kelas.  Refleksi

Peneliti menggunakan bahasa Jawa ngoko dalam pertemuan kali ini. hal ini membuat siswa lebih interaktif dan merasa lebih dekat dengan peneliti sehingga proses kreatif akan lebih siap untuk dilakukan. melalui kegiatan ini peneliti mendapat kesimpulan bahwa kearifan lokal melalui bahasa daerah merupakan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik.

Pembelajaran Terpetik

Para siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam proses kreatif hari ini. Kerja keras mereka dengan bersungguh-sungguh dalam latihan dan tambahan jadwal latihan.

2. Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 Februari 2016 pukul 11.00-14.00 WIB di rumah peneliti. Pertemuan ini merupakan permintaan dari kelompok perempuan untuk pencarian gerak dalam tari kreasi ini. Mereka sangat bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam berproses.

Kegiatan Awal

(23)

yang bersumber dari Reog Bulkiyo. Siswa mengingat gerakan yang sudah mereka kreasikan sebelumnya dan saling membantu dalam mencari teknik yang tepat bagi gerak mereka.

Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya adalah pencarian gerak. Gerak pada pertemuan awal sudah mencapai 15 %, para siswi menyusun gerak selanjutnya dengan mengulang-ulang gerakan yang tercipta pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Penutup

Proses hari ini diakhiri dengan doa Al-Ashr, para siswa yang bersemangat dengan proses kreatif ini semakin menunjukan bahwa mereka sebenarnya memiliki jiwa juang yang tinggi.

Pembelajaran Terpetik

Kerja sama antar teman yang baik membuat mereka semakin bersemangat dalam eksplorasi gerak.

3. Pertemuan 3

Senin 15 Februari 2016 merupakan pertemuan ketiga dalam proses eksplorasi gerak. Proses kreatif hari ini dilakukan di sekolah, pada pertemuan hari ini siswa melanjutkan pembuatan karya tari kreasi baru yang dikembangkan dari Reog Bulkiyo.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal diisi dengan apel pagi kemudian sholat duha bersama. Setelah itu siswa memasuki ruang kelas, peneliti mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa hari ini. apersepsi dilakukan oleh peneliti, yaitu menanyakan materi minggu lalu sejauh mana perkembangan proses siswa.

Kegiatan Inti

(24)

sama. Maka ketika siswa mulai memiliki rasa ingin tahu lebih jauh tentang Reog Bulkiyo, peneliti menjelaskan tentang kisah Reog Bulkiyo dan peran masing-masing penari dalam tarian tersebut. Terdapat tiga tokoh inti yang diperankan dalam tari yakni, pemimpin, prajurit, dan Rontek yang berperan sebagai pengatur jalannya perang.

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini ditutup dengan bacaan Al-Ashr dan tidak lupa peneliti mengingatkan untuk membuat gerak lanjutan juga musik iringan tari.

Observasi

Pada pertemuan pertama di siklus kedua ini siswa melakukan kegiatan praktik yang notabenenya banyak dilakukan di luar kelas. Proses kreatif ini membuat mereka berani berspekulasi, berpendapat, dan bertanggung jawab atas pendapat yang mereka sampaikan. Siswa yang telah memahami materi dengan baik membantu siswa lainnya untuk melakukan gerakan-gerakan lanjutan dalam tari ini. Kesetiakawanan, sikap mengarahkan dan saling membantu mulai terlihat dengan baik.

Refleksi

Pertemuan selanjutnya diharapakan membawa atmosfer yang semakin baik bagi proses penanaman nilai-nilai patriotisme dalam diri siswa. Keaktifan mereka dalam proses menunjukkan bahwa sebenarnya mereka adalah pribadi yang hebat, memiliki rasa perjuangan yang tinggi dalam mencari ilmu.

Pembelajaran Terpetik

Rasa ingin tahu yang tinggi membuat mereka semakin aktif dan berani dalam berpendapat dan bertanya tentang sesuatu yang mereka belum ketahui.

4. Pertemuan 4

(25)

keadilan dan kerja keras yang diharapkan dapat tertanam pada diri mereka mulai tampak.

Kegiatan Awal

Sebelum memulai pembelajaran para siswa melakukan kegiatan rutin setiap senin pagi yaitu Sholat Duha dan apel pagi. Kemudian siswa memasuki ruang kelas. Setelah mengucap salam, peneliti meminta siswa untuk berkumpul di mushola sekolah. Proses pembelajaran dilakukan di mushola yang lebih luas daripada ruang kelas. Peneliti melakukan apersepsi dengan mengulas materi sebelumnya dan bertanya tentang sejauh mana proses yang para siswa lakukan.

Kegiatan Inti

Setelah melakukan apersepsi siswa diminta untuk menampilkan hasil gerak yang telah mereka kembangkan. Siswa mempresentasikan tiga ragam gerak.

1. Gerak berjalan awal dengan pola lantai 3 banjar ke belakang 2. Gerakan langkah kaki samping dengan pola lantai U

3. Gerakan molak-malik tangan dengan pola lantai V

Gerak-gerak tersebut merupakan pengambangan gerak Tari Reog Bulkiyo. Kelompok perempuan membuat dengan lebih luwes dan hitungan yang mudah dihafalkan. Selanjutnya para siswa membuat gerak lanjutan. Diskusi yang mengasyikan mereka lakukan selama proses kreatif ini. kelompok laki-laki yang bertugas membuat iringan musik tidak kalah seru. Mereka membantu kelompok perempuan membuat gerakan. Ide-ide kelompok laki-laki sangat membantu kelompok perempuan, beberapa gerakan dan pola lantai terinspirasi dari ide kelompok laki-laki.

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini berakhir pukul 09.00 WIB. Tanpa terasa jam pelajaran seni budaya telah usai. Keasyikan yang terjadi membuat waktu berjalan begitu cepat. Kegiatan ini diakhiri dengan salam oleh peneliti.

Observasi

(26)

besar untuk melakukan proses ini dengan baik untuk menghasilkan sebuah karya kreasi. Beberapa ragam gerak telah tercipta dan perbincangan tentang esensi kisah perjuangan dalam tari Reog Bulkiyo telah mereka coba terapkan dalam proses kreatif ini. Sikap-sikap patriotisme semakin terlihat dalam proses ini. Para siswa jauh lebih menghargai perjuangan mencari ilmu di sekolah. Hal ini merupakan sikap cinta tanah air yang dapat dilakukan oleh para siswa di sekolah. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, bercerita tentang impian setelah menyelesaikan pendidikan di MTS, merupakan sikap perjuangan mereka menjadi akademisi calon penerus bangsa.

Refleksi

Proses yang dilakukan berjalan dengan baik. peneliti dan siswa sering berbagi kisah sehingga kedekatan yang dibangun menjadi kekuatan siswa untuk berproses lebih giat. Proses dilakukan dengan lebih menyenangkan dan lebih mengutamakan ide-ide kreatif yang diungkapkan para siswa.

Pembelajaran Terpetik

Proses bersama ini membuat siswa semakin kompak dan saling membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Saling mengingatkan teman ketika ada sesuatu yang harus dibenahi. Berani menolak (keteguhan hati) kegiatan negatif, seperti yang dilakukan oleh beberapa teman sebelumnya di kelas. Karakter yang tertanam pada pembelajaran siklus 2:

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL PADA

SISWA

Kegiatan Awal a. Memberikan salam kepada siswa,

(27)

Kegiatan

a. Siswa berkelompok: kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Diskusi dilakukan dengan baik oleh para siswa.

b. Siswa memperhatikan dengan cermat tahapan gerak yang dapat di adaptasi ke dalam tari kreasi

a. Siswa menyampaikan ide-ide tentang gerak berikutnya.

b. Siswa semakin bersemangat karena diberi kepercayaan oleh peneliti.

c. Siswa bebas berkreasi dengan materi awal Tari Reog Bulkiyo

- Berani

a. Secara berkelompok saling berdiskusi, sembari bercerita santai tentang keadaan sekolah dan permasalahan disekitar mereka.

b. Siswa menyampaikan hasil diskusi analisis mereka tentang gerak yang telah tercipta. c. Siswa memperhatikan

(28)

Kegiatan Akhir a. Memberikan

a. Siswa mengungkapkan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan

Tabel 5.5 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 2

Lembar observasi pada siklus 2,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa melakukan praktik Tari Reog Bulkiyo yang dilakukan dengan proses kreatif. Siswa asyik melihat tayangan video kemudian membuat gerak yang disesuaikan dengan gerak dalam video. Siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman dalam kelompok untuk menentukan gerak dan pola lantai yang mereka ciptakan. Beberapa siswa lain bercerita tentang permasalahan yang tejadi di kelas maupun di sekolah dari sudut pandang mereka.

Siswa berani menentukan pilihan untuk membuat sebuah keputusan yang berhubungan permasalahan kelas seperti tidak mengikuti hal-hal negatif yang dilakukan teman yakni membolos sekolah. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Reog Bulkiyo ketika prajurit berani memilih dijalan yang benar. Siswa bekerja keras dengan giat berlatih membuat gerak kreasi Tari Reog Bulkiyo, hal inilah yang telah dilakukan oleh pendahulu saat mereka harus giat berlatih perang melalui Tari Reog Bulkiyo untuk melawan penjajah. Pertemuan 2 Siswa melakukan kegiatan

praktik dengan baik. sembari mereka berpraktik sembari mereka memahami nilai-nilai patriotisme yang terkandung dalam Reog Bulkiyo. Nilai keberanian, kesetian dan kerja keras yang mereka pahami dari Tari Reog Bulkiyo melalui video dan kisah pada pertemuan sebelumnya.

Siswa mulai menghayati peran mereka sebagai seorang prajurit yang berani membela negara. Mereka aktif eksplorasi gerak, memperbaiki gerak yang sebelumnya kurang sesuai pada tenaga atau bentuk ragamnya. Siswa tidak malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, serta membuat beberapa keputusan yang mereka yakini dapat menjadi sebuah solusi, seperti memilih gerak dan pola lantai serta posisi bagi teman-teman mereka untuk menokohkan tarian ini. siswa giat berlatih memaksimalkan waktu yang ada.

(29)

praktik mereka di sekolah. Siswa merancang sebuah gerak baru yang bersumber pada Reog Bulkiyo. Siswa aktif mendiskusikan pendapat-pendapat mereka dalam proses dengan peneliti dan teman kelompoknya.

memutuskan dan bertindak sesuai dengan keyakinan mereka yang dikonsultasikan dengan peneliti. Mereka berani mengakui kesalahan. Beberapa siswa memiliki sikap

kepemimpinan yang baik, seperti Wasil, Majid. Beberapa siswa juga melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.

Pertemuan 4 Siswa melakukan praktik Tari Reog Bulkiyo dengan metode kreatif. Siswa melakukan latihan secara berulang untuk memantapkan pemahaman nilai patriotisme mereka dalam gerak kreasi dari Tari Reog Bulkiyo.

Siswa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tari ini kemudian siswa mencoba menerapkan dalam gerak tari kreasi mereka. Pemahaman nilai keberaniaan, kerja sama dan kerja keras yang terlihat dalam tari Reog Bulkiyo mereka terapkan dalam gerak yang mereka lakukan. Mereka melakukan gerak perang dengan sungguh-sungguh dan tenaga yang disesuaikan seperti prajurit. Mereka membuat keputusan-keputusan dengan diskusi bersama dalam

kelompok. Mereka giat berlatih dengan mengulang latihan tari dalam pertemuan ini.

Tabel 5.6 Lembar observasi siklus 2 adaptasi Mertler

Lembar evaluasi siklus 2,

No. Nama Siswa Keberanian Kesetiaan Kerja keras

(30)

20. Jefra Arya Pratama V V V

21. Putri azizah V V V

22. M. M. Ulum V V V

23. Devi Afriani V V V

24. Rangga Yulistianto V V V

Tabel 5.7 Lembar evaluasi siswa pada siklus 2

Indikator : 1. Keberanian:

- Siswa berani mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Tari Reog Bulkiyo.

- Siswa berteguh hati menentukan pilihan atas keyakinan mereka.

- Siswa mampu mengembangkan gerak Tari Reog Bulkiyo yang memiliki nilai keberanian yaitu gerak lampah

2. Kesetiaan:

- Siswa bekerja sama untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo

3. Kerja keras:

- Siswa bekerja keras menerapkan nilai-nilai kepahlawanan Tari Reog Bulkiyo dalam proses pembelajaran dengan giat berlatih seperti para prajurit yang giat berlatih perang.

Pedoman skor rubrik penilaian sikap siswa:

Rubrik Keterangan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

Cukup

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

Baik

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Sangat Baik Tabel 5.8 Rubrik penilaian sikap siswa

Pada siklus 2 ini siswa telah mampu menunjukan peningkatan pada indikator keberanian dan kesetiaan, selain dua indikator tersebut terdapat penilaian kerja keras yang ditanamkan pada siklus ini. Pertemuan pertama selain tetap aktif dalam berpendapat dan memgang teguh nilai-nilai petriotisme pada Tari Reog Bulkiyo, siswa telah menunjukan sikap keberanian dengan melakukan eksplorasi gerak Lampah yang memiliki makna ‘siap berangkat untuk berperang’, 13 siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan baik dan 11 siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan sangat baik.

(31)

penilaian dengan “Baik” pada proses kali ini, mereka dapat bekerja sama dalam

kelompok untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan dengan cukup aktif melakukan diskusi. Terdapat 17 siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan kali ini. Kerja sama yang mereka lakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan “Sangat Baik”, mereka tidak segan untuk meminta pemutaran video kembali untuk bahan diskusi dalam kelompok.

Pertemuan ketiga dan keempat siswa mulai memasuki tahap eksplorasi gerak. Siswa menunjukan sikap kerja keras mereka dengan baik dalam proses pencarian gerak yang mengandung nilai-nilai keberanian seperti Lampah, siswa melakukan kerja sama yang baik anatar teman dalam kelompok. Siswa melakukan latihan berulang untuk lebih memahami gerak Lampah yang telah dikembangkan. Dalam pertemuan ini 7 siswa memiliki kerja keras yang “Cukup” dalam proses, 12 siswa

melakukan kerja keras dengan “Baik” dan 6 siswa melakukan kerja keras dengan “Sangat Baik”.

c. Siklus 3

Pada siklus 3, proses pendalaman dilakukan oleh para siswa. Pendalaman nilai-nilai patriotisme diawali dengan pengenalan materi pembelajaran sebagai media penanaman nilai patriotisme. Kemudian pemahaman nilai-nilai patriotisme yang terdapat dalam Tari Reog Bulkiyo. Pada siklus ketiga ini kelompok laki-laki mulai melakukan proses penggabungan musik iringan tari dengan gerak tarian. Kelompok laki-laki menggunakan instrumen tepukan tangan dan mengikuti gerak tari kelompok perempuan.

1. Pertemuan 1

Senin 22 Februari 2016 merupakan pertemuan pertama pada siklus 3. Proses dilakukan di mushola sekolah pada jam pelajaran seni budaya. Proses dilakukan dengan tidak terlalu berisik karena sedang ada try out ujian nasional bagi siswa kelas 9 MTS Sunan Ampel Doko.

Kegiatan Awal

(32)

Peneliti bertanya tentang perkembangan proses kreatif mereka. Hal-hal positif apa saja yang mereka dapat selama berproses, dan kesulitan apa yang mereka alami. Beberapa siswa menyampaikan pendapat tentang kesulitan gerak ketika berputar pada ragam molak-malik tangan.

Kegiatan Inti

Setelah melakukan kegiatan apersepsi peneliti mengajak siswa untuk berproses kembali di mushola sekolah. Peneliti menayangkan ulang video Reog Bulkiyo untuk merangsang ide para siswa dalam pembuatan gerak. Beberapa siswa laki-laki membantu kelompok perempuan memberikan ide untuk gerak lanjutan. Kelompok perempuan dibantu peneliti membuat gerak lanjutan yang dirasa sesuai dengan gerak Reog Bulkiyo. Terdapat 3 ragam gerak yang sudah dikembangkan oleh para siswa pada pertemuan selanjutnya. Gerak selanjutnya merupakan gerak lampah yang dilakukan oleh siswa yang ditokohkan sebagai pemimpin barisan diikuti oleh penari dibelakang barisan masing-masing pemimpin. Pola lantai pada gerak ini adalah pola V, barisan kanan melakukan cross atau silang dengan barisan kiri pada satu titik di belakang. Sampai mereka kembali lagi ke tempat semula namun dengan bertukar tempat, barisan kiri berada di kanan dan sebaliknya. Kemudian para siswa melakukan gerak bawah, dimulai dari permainan properti yang diputar sampai mereka duduk simpuh dibawah. Setelah itu para siswa melakukan gerak yang mereka sebut dengan gerak kecak, yakni memukul properti (terbang) kemudian tangan ditepuk di udara dilakukan berulang-ulang. Gerak selanjtnya adalah gerak melingkar, gerak ini terinspirasi dari gerak pitik irek-irek di Reog Bulkiyo. Gerak selanjutnya adalah pose, dimana para penari membuat satu barisan memanjang ke belakang. Kemudian mereka membuat pola pose dimulai dari penari paling depan sampai belakang.

(33)

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini ditutup dengan latihan gabungan dari kelompok penari dan kelompok pemusik. Gerak yang telah diciptakan, ditarikan oleh para penari diiringi musik keplok-keplok yang telah dibuat oleh kelompok pemusik (laki-laki).

Observasi

Siswa diberikan waktu untuk berkreasi sesuka hati mreka. Banyak ide-ide yang muncul dari para siswa untuk membuat karya ini lebih menarik. Proses kreatif ini membuat siswa semakin bersemangat melakukan kegiatan di sekolah dan siswa menjadi lebih berani menyampaikan pendapat. Kekompakan antar kelompok terjalin dengan baik. kelompok perempuan (penari) saling bertukar pikiran dan menyampaikan pendapat masing-masing untuk membuat gerakan. Kelompok laki-laki yang dipandu oleh salah satu siswa yang pernah mempelajari alat musik terbang sebelumnya, berlatih dengan giat menyamakan tempo nada. Para siswa laki-laki dengan telaten saling mengoreksi dan membantu apabila teman lainnya kurang pas atau kebingungan menyamakan tempo dan mencari varian tepukan.

Refleksi

Peneliti akan memberikan waktu lebih banyak bagi siswa untuk berproses sendiri. Namun, peneliti tetap mendampingi sehingga apabila siswa kebingungan peneliti siap membantu memberikan masukan pendapat bagi para siswa. Suasana seperti ini menjadikan siswa lebih bertanggung jawab,

karena siswa ‘dimintai tolong’ dan seakan-akan menjadi harapan bagi peneliti untuk membuat sebuah karya yang dapat menjadi referensi tari kreasi baru sebagai media pelestarian kesenian daerah. Para siswa merasa bertanggung jawab dan bekerja keras untuk hasil yang terbaik bagi karya mereka.

Pembelajaran Terpetik

(34)

dan pemimpinnya.

2. Pertemuan 2

Selasa 23 Februari 2016, pada pertemuan kali ini dilakukan pada waktu OVM (Olah Vokal Madrasah) setelah jam pulang sekolah. Setelah siswa Shalat Duhur berjamaah kemudian istirahat sejenak untuk makan siang, kegiatan proses kreatif dimulai.

Kegiatan Awal

Kegiatan ini dimulai dengan apersepsi, peneliti bertanya kepada siswa tentang sejauh mana perkembangan proses kreatif yang mereka lakukan. Peneliti juga menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para siswa selama proses berlangsung. Kemudian meminta siswa untuk menarikan gerak pertama sampai gerak terakhir yang telah mereka buat.

Kegiatan Inti

Hari ini kelompok perempuan akan menunjukkan gerakan tari yang telah mereka buat untuk melanjutkan gerak pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan sebelumnya telah tercipta lima ragam gerak:

1. Gerak berjalan awal dengan pola lantai 3 banjar ke belakang 2. Gerakan langkah kaki samping dengan pola lantai U

3. Gerakan molak-malik tangan dengan pola lantai V

4. Gerak lampah yang dilakukan oleh siswa yang ditokohkan sebagai pemimpin barisan diikuti oleh penari dibelakang barisan masing-masing pemimpin. Pola lantai pada gerak ini adalah pola V, barisan kanan melakukan cross atau silang dengan barisan kiri pada satu titik di belakang. Sampai mereka kembali lagi ke tempat semula namun dengan bertukar tempat, barisan kiri berada di kanan dan sebaliknya.

5. Gerak bawah, dimulai dari permainan properti yang diputar sampai mereka duduk simpuh dibawah. Setelah itu para siswa melakukan gerak yang mereka sebut dengan gerak kecak.

(35)

7. Gerak selanjutnya adalah pose, dimana para penari membuat satu barisan memanjang ke belakang. Kemudian mereka membuat pola pose dimulai dari penari paling depan sampai belakang.

Siswa menceritakan rencana mereka tentang lanjutan gerak tari kreasi ini. Setelah gerak pose mereka ingin masuk dalam adegan perang dimana para pemimpin dari masing-masing kelompok berperang. Namun kesulitan yang mereka alami adalah bagaimana menuangkan ide tersebut dalam gerak tari. Apa yang harus dilakukan oleh penari lainnya ketika penari yang ditokohkan sebagai pemimpin sedang berperang, dan bagaimana gerak perang mereka dimana penari tidak menggunakan pedang seperti dalam Tari Reog Bulkiyo. Peneliti mencoba membantu dengan memberikan contoh gerak perang ketika properti pedang disimbolkan dengan tangan saja. Sehingga terciptalah gerak perangan dengan pola seperti di bawah ini,

: Pemimpin dari masing-masing barisan : Rontek, pengatur perang (wasit) : Prajurit dari masing-masing pemimpin

Gerak dari tiga kelompok dalam pola lantai di atas berbeda. Kelompok prajurit ( ) memiliki gerak yang sama. Kelompok pemimpin dan rontek melakukan gerak yang brebeda dari gerak prajurit. Gerak kelompok yang berada di tengah adalah pengembangan dari gerak pitik irek-irek, diceritakan bahwa para pemimpin bersiap-siap untuk berperang.

Kegiatan Penutup

(36)

Observasi

Siswa sangat menatikan jadwal latihan bersama dengan alat musik yang lengkap. Mereka sangat antusias dengan latihan gabungan ini, sehingga kelompok perempuan semakin bersemangat menyelesaikan tarian ini sebelum proses gabungan dilaksanakan.

Refleksi

Peneliti akan dibantu oleh Bapak Tomi untuk membuat instrument musik iringan tari. Hal ini merupakan pengalaman baru bagi siswa-siswa untuk berproses mencipta musik iringan tari. Pengalaman para siswa sebelumnya berlatih terbang untuk memainkan musik hadrah versi hapsi atau be... untuk melantunkan shalawat nabi. Maka diharapkan proses ini memberikan pengetahuan baru bagi siswa dan peneliti sehingga dikemudian hari proses ini dapat menjadi pelopor masyarakat sekitar untuk berkreasi menggabungkan seni islami dan seni tradisi.

Pembelajaran Terpetik

Siswa mampu menyajikan tujuh gerak pengembangan Tari Reog Bulkiyo yang menagndung nilai-nilai keberanian, juga pola lantai dengan desain-desain tertentu yang memiliki makna nilai patriotisme. Irama musik iringan tari yang tegas dan rampak, membuat siswa semakin bersemangat dan terus menerus melakukan pengulangan latihan. Siswa melakukan proses dengan kerja sama yang baik dan sangat bekerja keras untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Pertemuan 3

Sabtu 5 Maret 2016 adalah jadwal yang telah disepakati oleh siswa, peneliti dan Bapak Tomi untuk latihan gabungan tari dengan musik. Latihan ini dilakukan di rumah peneliti. Waktu pelaksanaan setelah jam pulang sekolah, 14.00 WIB.

Kegiatan Awal

(37)

dengan sigap mengambil alat-alat musik yang mereka pinjam dari kelompok hadrah Desa Genengan.

Kelompok perempuan melanjutkan gerak perangan yang telah disusun sebelumnya. Para penari melakukan gerak lampah dengan pola berputar dengan satu penari berada dalam lingkaran (rontek).

Kemudian, dengan gerak lampah mereka membuat barisan. Pemimpin berada di barisan depan diikuti oleh prajurit di belakang masing-masing pemimpin. Rontek yang diceritakan sebagai wasit berada paling depan untuk memimpin gerak bali (pulang) para penari.

Kegiatan Inti

Setelah kelompok laki-laki datang dengan membawa alat musik, mereka mencoba berlatih mengimplementasikan tempo tepukan tangan yang telah mereka buat dengan menggunakan alat musik. Proses ini berjalan seru dan mengasyikan. Kerjasama para siswa terbangun dengan baik. Contohnya, ketika kelompok laki-laki membuat musik kelompok perempuan dengan sigap bergerak menarikan tari yang mereka ciptakan walaupun kelompok perempuan sedang dalam waktu istirahat karena telah berlatih selama kelompok laki-laki belum datang. Alat musik yang digunakan adalah:

(38)

Alat musik bass merupakan pemegang tempo dalam hadrah dimainkan oleh Ulum. Alat musik terbang memainkan irama dalam hadrah. Alat musik terbang berjumlah lebih banyak daripada alat musik bass.

Kegiatan Penutup

Kegiatan hari ini ditutup dengan latihan gabungan antara penari dan pemusik.

Observasi

Siswa melakukan latihan dengan semangat yang baik. Siswa mampu mendalami karakter tokoh yang ditarikan seperti pemimpin yang melakukan perang. Siswa saling membantu dalam mengidentifikasi nilai-nilai petriotisme dalam proses ini. rasa cinta tanah air menjadi salah satu indikator dari pendapat siswa tentang kisah tari ini.

Refleksi

Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dalam proses pembelajaran tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme. Siswa mampu menunjukan perubahan karakter dalam proses pembelajaran ini. Semoga selalu proses ini berlanjut di kemudian hari.

Pembelajaran Terpetik

Pada pertemuan terakhir ini siswa mampu menunjukan sikap pemimpin dan sportif dalam bertindak. Siswa mampu menunjukan sikap kemanusiaan dengan semakin kompaknya hubungan antar teman, juga tercermin dalam kekompakan melakukan tari Reog Bulkiyo yang mereka kreasikan.

Karakter yang telah tertanam pada siklus 3:

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL

PADA SISWA

Kegiatan Awal a. Memberikan salam kepada siswa,

a. Siswa melakukan doa dan memberikan respon terhadap salam dan presensi dari guru.

b. Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru.

(39)

kegiatan

a. Siswa menampilkan hasil proses sebelumnya dengan diiringi oleh musik.

b. Siswa berlatih beberapa kali untuk mensinkronkan gerak

a. Siswa melakukan kerja sama dengan baik. kelompok penari dan pemain saling memberikan masukan.

b. Siswa menganalisis gerak tari yang telah divideo untuk membuat pola gerak.

c. Siswa berkreasi dengan bebas dan aktif .

menampilkan tarian dan musik secara terpisah.

(40)

perbaikan gerak

Kegiatan Akhir a. Memberikan kesempatan kepada

a. Siswa mengungkapkan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan

Tabel 5.9 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 3

Lembar observasi pada siklus 3,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa melakukan kegiatan bersama dengan

menggabungkan latihan musik dan tari didampingi pelatih musik, Bapak Tomi.

Siswa melakukan kerja sama dengan melakukan sebuah tindakan yakni

menggabungkan dua

kelompok, penari dan pemusik untuk latihan bersama. Dalam Reog Bulkiyo penggabungan musik dan penari ini sangatlah penting karena pada tarian ini peran penari yang membawa alat musik harus selaras dengan pemain musik. sehingga kerja sama yang baik harus

dilakukan supaya mendapatkan irama yang tepat. Bentuk kerjasama inilah yang dilakukan para siswa. Pertemuan 2 Siswa melanjutkan latihan

gabungan tari dengan musik.

Siswa bertanggung jawab untuk merawat alat musik yang mereka pinjam. Mereka mengambil dan

mengembalikan sesuai dengan amanat dari sang peminjam. Tanpa didampingi oleh pelatih musik, siswa telah berani melakukan keputusan-keputusan yang memberikan dampak positif bagi kelompok. Para siswa saling bekerja sama dalam proses ini. jiwa

(41)

Reog Bulkiyo yang memimpin pasukan untuk melakukan perjuangan.

Pertemuan 3 Siswa melanjutkan latihan gabungan dengan musik. siswa saling memberi ruang bagi masing-masing kelompok. Ketika kelompok penari berlatih,para pengiring musik memperhatikan guna mengetahui hitungan yang tepat tarian mereka. Ketika pemain musik berlatih para penari membantu memberikan tempo dengan gerak.

Siswa melakukan tugas akhir yaitu penyempurnaan proses tari mereka. Dalam kegiatan ini siswa bersungguh-sungguh dalam berlatih, melakukan kerja sama dan saling membantu satu sama lain.

Tabel 5.10 Lembar observasi siklus 3 adaptasi Mertler

Lembar evaluasi siklus 3,

No. Nama Siswa

(42)

Yulistianto

Tabel 5.11 Lembar evaluasi siklus 3

Indikator : Keberanian:

- Siswa berani mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Tari Reog Bulkiyo

- Siswa berani bertindak sesuai dengan pilihan atas keyakinan mereka. - Siswa berteguh hati menentukan pilihan atas keyakinan mereka. Kesetiaan:

- Siswa bekerja sama untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo

Kerja keras:

- Siswa bekerja keras menerapkan nilai-nilai kepahlawanan Tari Reog Bulkiyo dalam proses pembelajaran seperti giat berlatih seperti para prajurit yang giat berlatih perang.

Keadilan :

- Siswa berani menjadi pemimpin dalam kelompok - Siswa berani mengakui kesalahan

Kemanusiaan:

- Siswa melakukan kerja sama yang baik secara interpersonal dalam mempraktekan nilai-nilai kepahlawanan Tari Reog Bulkiyo

Pedoman skor rubrik penilaian sikap siswa:

Rubrik Keterangan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

Cukup

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

Baik

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Sangat Baik Tabel 5.12 Rubrik penilaian sikap siswa

(43)

Pada pertemuan pertama siswa sikap keberanian dan kesetiaan siswa terliaht dalam proses mengembangkan gerak Lampah yang menggambarkan keberanian prajurit untuk berangkat perang. Selain lampah siswa juga mengembangkan gerak pitik irek-irek yang memiliki makna pengambilan ancang-ancang atau strategi ketika akan berperang melawan musuh. Desain koreografi pun turut dikembangkan oleh siswa. Desain pola lantai memiliki pola lurus dan desain gerak yang simetris menggambarkan kesan tegas prajurit. Musik iringan tari dibuat menggunakan tepukan tangan dengan tempo yang disesuaikan dengan

gerak tari. Terdapat 8 siswa yang telah melakukan kegiatan proses dengan “Baik” dan 16 siswa dengan “Sangat Baik” melakukan kegiatan pengembangan gerak dan pembuatan musik. Sikap yang muncul berikutnya adalah sikap kesetiaan, siswa bekerja sama dengan baik dalam proses eksplorasi ini. Terdapat 6 siswa yang

dengan “Baik” bekerja sama dalam kelompok dalam memunculkan nilai-nilai kepahlawanan Tari Reog Bulkiyo dalam proses pengembangan tari dan

pembuatan musik. Siswa yang melakukan kerja sama dengan “Sangat Baik”

berjumlah 18 siswa.

Pada pertemuan kedua siswa menunjukan sikap kerja keras mereka dalam membuat karya tari dengan nilai-nilai kepahlawanan yang tampak pada tari dan proses mereka. Terdapat 7 siswa yang memiliki nilai kerja keras dengan skor

“Baik” dalam kegiatan ini. Siswa yang lain melakukan dengan “Sangat Baik”

berjumlah 17 siswa. Kerja keras mereka mengalami peningkatan yang cukup baik dalam pertemuan ini.

Pada pertemuan ketiga siswa menunjukan sikap keadilan dan kemanusiaan dalam proses berlatih maupun dalam Tari Reog Bulkiyo yang dikreasikan. Terdapat 13 siswa yang melakukan sikap keadilan yakni mampu bersikap sebagai pemimpin dan mau belajar untuk memperbaiki kekurangan diri dengna skor

“Baik”. Terdapat 11 siswa yang telah mampu menunjukan sikap kepemimpinan

dalam proses kegiatan dan mampu mengidentifikasi tokoh pemimpin dalam Tari

(44)

2. Hasil Pembelajaran Tari Reog Bulkiyo dengan Metode Kreatif siswa kelas VIII di MTs Sunan Ampel Doko untuk Menanamkan Nilai Patriotisme

Pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di MTS Sunan Ampel Doko menggunakan metode kreatif. Metode ini digunakan untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme yang terdapat dalam Tari Reog Bulkiyo dimana siswa diberikan wadah untuk berproses kreatif setelah mengapresiasi materi sebelumnya, dalam hal ini apresiasi pertunjukan Tari Reog Bulkiyo melalui video. Metode ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya kreasi baru sebagai bentuk implementasi pembelajaran seni tari tradisi, sehingga dapat menjadi salah satu media pelestarian seni tradisi daerah di pendidikan menengah pertama. Kreativitas melibatkan pembuatan: menggunakan imajinasi, penciptaan, merangkai, mengarang, skil musik, pertunjukan, perencanaan, mengkonstruksikan, membangun, skil-skil teknologis dan keluaran skala besar ataupun kecil- hampir seperti lini produksi (Beetlestone, 2012, hlm. 4).

Selama satu bulan para siswa berkelompok mengkreasikan Tari Reog Bulkiyo dengan gerakan yang mereka ciptakan. Proses kreatif ini terbagi menjadi 2 kelompok, kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Kelompok perempuan bertugas untuk membuat gerakan, kelompok laki-laki bertugas untuk membuat musik yang akan menjadi iringan tari. Para siswa melakukan fase-fase yang dikembangkan dari teori Alma M. Hawkins :

1. Merasakan

 Belajar melihat, menyerap, dan merasakan secara mendalam

 Menjadi sadar akan sensasi dalam diri yang berkaitan dengan kesan penginderaan

(45)

tekstual sembari menjelaskan tentang kisah, makna dan nilai, bahwa pengamatan juga dapat dilakuakan secara kontekstual. Kegiatan ini merupakan bekal siswa unuk ke tahap proses kreatif lebih lanjut.

2. Menghayati

 Menghayati perasaan yang berkaitan dengan temuan-temuan dalam kehidupan-menjadi sadar akan sensasi-sensasi dalam tubuh

Fase kedua tentang menghayati dilakukan para siswa ketika telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian melalui penjelasan oleh peneliti. nilai yang terkandung adalah nilai patriotisme yang terdiri dari lima unsur. Nilai-nilai yang terkandung dalam tarian dikaitkan dengan pengalaman pada kehidupan nyata oleh para siswa. Contohnya adalah ketika mereka melakukan percakapan tentang esensi perjuangan ketika sekolah. Pemberian fasilitas yang lengkap tidak menjadi faktor utama dalam mengenyam pendidikan, yang terpenting adalah motivasi yang kuat dari diri mereka.

3. Mengkhayalkan

 Dapatkan akses masuk ke kapasitas untuk mengingat kembali khayalan-khayalan dan menciptakan khayalan-khayalan baru

 Bebaskan proses berpikir kita sehingga khayalan-khayalan bisa muncul, berkembang, dan dengan senantiasa berganti-ganti dengan cepat

 Gunakan khayalan dan daya imajinasi sebagai alat penemuan

Setelah mengamati video Tari Reog Bulkiyo para siswa ulai melakukan eksplorasi gerak untuk membuat tari kreasi yang bersumber dari Reog Bulkiyo. Mereka mulai berimajinasi tentang gerak perang yang akan dilakukan, gerak berjalan, dan beberapa gerakan pure movement yang menurut mereka dapat menjadi penghubung yang manis dari satu gerak ke gerak lainnya.

4. Mengejawantahkan

 Temukan kualitas-kualitas estetis yang secara integral berkaitan dengan bayangan-bayangan dan curah pikiran yang berkembang

(46)

Tahap mengejawantahakan adalah proses eksplorasi lanjutan dimana para siswa semakin diberi kebebasan dalam membuat gerak namun dalam pengawasan peneliti, sehingga apabila siswa menemukan kesulitan dapat langsung bertanya dan mencari solusi bersama.

5. Memberi bentuk

 Biarkan ide gerak terbentuk secara alamiah

 Gabungkan unsur-unsur estetis sedemikian rupa sehingga bentuk akhir dari tarian melahirkan ilusi yang diinginkan dan secara metafora menampilkan angan-angan dalam batin

Penggabungan gerak ini dilakukan oleh para siswa yang menjadi penari. Mereka dengan aktif melontarkan ide-ide segar yang ingin mereka lakukan dalam membuat gerak tari.

Berikut ini adalah hasil dari proses kreatif para siswa: 1. Gerak A

Gerak awal berikut adalah gerak yang dikembangkan dari gerak Lampah biasa dan hormat. Siswa berbaris membuat tiga barisan kebelakang dan melakukan hormat. Setelah itu siswa melakukan gerak lampah dengan double step, kemudian hormat lagi. Dilakukan secara tiga kali hingga berganti posisi berikutnya.

2. Gerak B

(47)

kuda atau U dengan posisi berhadapan oleh penari di sisi kanan dan kiri. Gerakan merupakan pengembangan gerak berhadapan pada Tari Reog Bulkiyo.

3. Gerak C

Gerak ini merupakan gerak pure movement yang dibuat oleh para siswa perempuan sebagai penari dibantu oleh siswa laki-laki, mereka saling bertukar ide dalam proses berkreasi ini. Gerak ini adalah gerak molak-malik tangan kanan di level atas kemudian tangan kanan di arahkan ke arah kiri-tengah-kanan-tengah kemudian mereka berputar satu putaran. gerak ini diulang dua kali kemudian mereka turun bersimpuh sambil memainkan properti yang rencananya adalah terbang. Pada level bawah mereka memukul terbang dengan dua tangan kemudian

(48)

1 2 3

6 5 4

4. Gerak D

(49)

5. Gerak E

Penari melakukan pengembangan gerak pitik irek-irek level bawah. Mereka memukul properti terbang yang dibawa sambil berjongkok kemudian berjalan memutar 3 kali berpindah tempat. Setelah itu mereka berdiri dan lembehan membentuk pola lantai berikutnya.

6. Gerak F

(50)

7. Gerak G

Gerak ini merupakan awal pada babak dua yaitu babak perangan. Dua penari yang ditokohkan sebagai pemimpin melakukan gerak saling merespon dengan rontek sebagai wasit. Keenam siswa yang ditokohkan mejadi prajurit dari masing-masing pemimpin melakukan gerak level bawah.

1 2

3 8. Pengulangan Gerak A

(51)

9. Pengulangan Gerak A

Gerak pengulangan A yang ditarikan sebelumnya dilakukan kembali pada tahap ini untuk membuat pola keluar panggung. Sebelum keluar panggung para penari membuat desain simetris berupa barisan kanan dan kiri yang seimbang dengan rontek sebagai center. Kemudian penari membuat satu garis lurus untuk gerak keluar panggung dengan pengulangan gerak A tanpa hormat.

Gambar

Gambar pertunjukan Reog Bulkiyo (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)
Tabel 5.1 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 1
Tabel 5.2 Lembar observasi siklus 1 adaptasi Mertler
Tabel 5.6 Lembar observasi siklus 2 adaptasi Mertler
+5

Referensi

Dokumen terkait

ALlah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang hendak diperbuatnya untuk hari esok (Hari Akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh. Allah Maha Teliti terhadap apa

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Pelaksanaan pembelajaran dengan model TGT adalah pembelajaran sistem kelompok yang heterogen, dimana mereka tinggal bersama-sama beberapa minggu sampai mereka dapat

• Epidemiologi sebagai bidang studi tentang transmisi patogen penyakit yang menyerang orang banyak, pada masa kini tidak hanya.. mengkaji penyakit

Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu

Contoh berikut ini membandingkan dengan perhitungan biaya tradisional dan mendemonstrasikan distorsi biaya produk yang dapat terjadi di sistem traisional.. Dual

Keempat variabel pembentuk peran lembaga kelompok tani yang meliputi KBM, unit produksi, kerjasama dan unit ekonomi memiliki keeratan hubungan yang tergolong