BAB IV
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdiri Perum Pegadaian
1. Sejarah berdirinya Perum. Pegadaian
Lembaga kredit dengan sisten gadai pertama kali hadir di bumi
nusantara pada saat VOC berkuasa, adapun institusi yang menjalankan
usaha ini adalah Banh Van Leching. Band ini didirikan melalui surat
keputusan Gubernur Jendral Van Imhoff tanggal 28 agustus 1746 dengan
modal sebesar (f 7.500.000) yang terdiri dari modal VOC 2/3 dan sisanya
milik swasta. Tahun 1800 POC bubar dan kekuasaan di Indonesia diambil
alih oleh Belanda, semasa pemerintahan Deandels dikeluarkan peraturan
tentang macam barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai seperti
perhiasan, kain, dan lain-lain.
Tahun 1811 kekuasan di Indonesia diambil alih oleh
Inggris-Rafles selaku penguasa mengeluarkan peraturan dimana setiap orang yang
dapat mendirikan Bank Van Learning asal mendapat izin penguasa
setempat, yang disebut Lisentiestelsel. Lisentiestelsel ini ternyata tidak
menguntungkan pemerintah. Tahun 1811 Lisentiestelsel di hapuskan, dan
diganti dengan Pachstelsel yang dapat didirikan oleh anggota masyarakat
umum dengan syarat sanggup membayar sewa dengan tinggi kepada
Pachstelsel makin berkembang, namun berdasarkan penelitian pemerintah
ternyata banyak Pachstelsel yang melakukan perbuatan sewenang-wenang,
seperti menaikan suku bunga, memiliki barang jaminan yang kadaluarsa
karena tidak melelangnya, membayar uang kelebihan kepada yang berhak.
Dengan adanya kekurangan tersebut tahun 1870 Pachstelsel dihapuskan dan diganti lagi dengan Licentiestelsel, dengan maksud untuk mengurangi pelanggaran yang merugikan masyarakat umum dan
pemerintah. Usaha ini tidak berhasil, karena ternyata penyelewengan masih
berjalan tanpa menghiraukan peraturan pemerintah sehingga timbul
kehendak pemerintah untuk menguasai sendiri badan usaha ini. Tahun
1900 diadakan penelitian untuk meksud tersebut dan berkesimpulan bahwa
badan usaha tersebut cukup menguntungkan. Maka didirikan Pilot Project
di Suka Bumi, atas keberhasilan proyek ini dikeluarkan STBL No. 131
tanggal 1 April 1901 sebagai Pegadaian Negeri pertama di Indonesia,
tanggal 1 april inilah kemudian dijadikan hari lahirnya pegadaian.
Pada mulanya uang pinjaman yang diberiakan kepada peminjam
berjumlah f 300 dan tidak dikenakan ongkos administratif. Karena
pegadaian negeri ini semakin berkembang dengan baik maka dikeluarkan
peraturan monopoli, diantaranya STBL No. 749 tahun 1914 dan STBL No.
28 tahun 1921. sanksi terhadap pelanggaran peraturan monopoli diatur
dalam kitab undang-undang hukum pidana pasal 509. berdasarkan STBL
yang dimaksudkan dalam pasal 2 pada Indonesia Bedrijvenwet STBL No.
419 tahun 1927. Proklamasi kemerdekaan RI mengakibatkan pengalihan
penguasaan terhadap Pegadaian Negara, yaitu kepada Pemerintahan RI
melalui Peraturan Pemerintah No.176 tahun 1961, maka tanggal 1 Januari
1967 Pegadaian Negara dijadikan Perusahaan Negara dan berada dalam
lingkup Departemen Keuangan. Perusahaan Pegadaian Negara ini
mengalami kerugian, untuk itu dikeluarkan instruksi Presiden No. 17 tahun
1969, Undang-undang No.9 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.17
tahun 1969 dan pelaksanaannya. Menurut surat keputusan Menteri
Keuangan RI No.Kep.664/MK/9/1969,yang mulai berlaku 1 Mei 1969,
perusahaan pegadaian negara menjadi jawatan pegadaian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990, Perjan
Pegadaian diubah menjadi perusahaan umum Pegadaian, dengan status
PERUM Pegadaian diharapkan mampu mengelola usahanya secara
profesional, berwawasan bisnis oriental tanpa meninggalkan misinya yaitu
pertama turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan dan
kebijaksanaan dan program pemeritah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar
hukum gadai, kedua mencegah timbulnya praktek ijon, pegadaian gelap,
riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. Kantor cabang mengadakan
transaksi dengan para nasabah, melaksanakan pencatatan dan selanjutnya
otorisasi penuh untuk mengelola dan mengawasi setiap operasional cabang
oleh kantor pusat.
Begitu juga dengan keberadaan kantor Cabang Perum. Pegadaian di
Klampis Madura ini, salah satu dasar pertimbangan didirikannya kantor
Cabang Klampis adalah memenuhi kebutuhan pasar masyarakat setempat
dalam hal pemberian jasa gadai kredit yang nota bene adalah masyarakat
nelayan selain pedagang dan sebagainya.
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Perum. Pegadaian Cabang Klampis 1. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Klampis
Struktur organisasi merupakan pembagian fungsi dalam suatu
organisasi, pembagian tersebut akan memisahkan secara formal
masing-masing komponen yang ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta
menunjukan hubungan komponen yang satu dengan yang lainya dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan adanya
struktur organisasi yang baik, diharapkan suatu system kerja dapat berjalan
dengan lancer sehingga memberikan stabilitas dan kontinyunitas usaha
yang baik pula yang memungkinkan organisasi tersebut tetap berlangsung
walaupun anggotanya silih berganti. Berikut adalah struktur organisasi dari
Gambar 1
Struktur Organisasi Perum. Pegadaian Cabang Klampis
Sumber : Pedoman Organisasi Kantor Cabang Perum. Pegadaian. Tahun 2007
2. Deskripsi Kerja
Secara garis besar uraian tugas dari masing-masing jabatan yang
terdapat di Perum. Pegadaian adalah sebagai berikut :
a. Manajer Cabang
1) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan.
2) Bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan yang
dipimpin
3) Membina bawahan untuk menunjang kelancaran perusahaan.
4) Menyusun program kerja cabang agar pelaksanaan sesuai dengan
misi perusahaan
Manajer Cabang Drs. Helmi Yahya
Penaksir M. Agus S.J, SE Hadi Suprayitno
Kasir : Rachmat Salasi
Penyimpan : Drs. Helmi A
Bagian Gudang : Bapri Nirin
b. Penaksir
1) Semua barang yang akan digunakan sebagai barang jaminan oleh
nasabah dalam mengambil kredit.
2) Menetapkan uang pinjaman yang akan diberikan dengan ketentuan
yang ada.
3) Mengisi surat bukti kredit (SBK)
4) Menetapkan cicilan bunga pinjaman.
c. Kasir
1) mengeluarkan surat bukti kredit uang pinjaman yang tertera.
2) Menerima pelunasan uang pinjaman pembayaran sewa modal,
cicilan uang pinjaman serta penerimaan lainnya.
3) Mencatat pada buku kredit yang sesuai dengan nomor SBK dan
sudah diparaf oleh penaksir.
4) Membubuhkan surat terima pada SBK untuk semua jenis golongan
sebagai tanda telah diterima uang pinjaman oleh nasabah.
5) Melakukan pembayaran kredit pada nasabah, uang titipan, retribusi,
ongkos dan biaya operasional cabang.
d. Penyimpan
1) Menerima barang yang telah ditaksir atau dinilai harga barang
2) Menyimpan kedalam gudang dengan baik dan berurutan sesuai
dengan SBK dan bulan kredit guna mempermudah ditemukan
kembali barang jaminan yang akan dilunasi.
3) Menghitung jumlah barang jaminan baik yang masuk dan keluar
gudang setiap hari.
e. Bagian gudang
1) Secara berkala memeriksa keadaan gudang peyimpanan barang
jaminan selain barag kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku
untuk menjamin keamanan dan keutuhan barang jaminan
2) Merawat, memelihara, membersihkan barang jaminan dari debu, air
dan kotoran lainnya agar barang jaminan tetap dalam keadaan baik
dan aman
3) Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk
keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain
4) Melaporkan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pekerjaan
dalam rangka serah terima jabatan
5) Mencatat dan mengadministrasikan mutasi
(penambahan/pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggung
jawabnya.
f. Penjaga
1) Menggamankan harta perusahaan dan nasabah dalam lingkungan
3. Produk Yang Dijalankan Oleh Perum. Pegadaian Cabang Klampis Dalam melakukan pelayanannya terhadap mesyarakat secara luas.
Perum Pegadaian secara umum mengeluarkan produk yang meliputi:
a. Jasa Gadai
Jasa gadai adalah usaha layanan kepada masyarakat berupa
pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan anggunan bergerak seperti
perhiasan (emas, berlian, batu bara), barang elektronik (tape, TV, VCD,
audio dll), kendaraan bermotor dengan prosedur pelayanan yang
mudah, aman dan cepat.
b. Jasa Taksiran
Jasa taksiran ditawarkan oleh Perum. Pegadaian kepada
masyarakat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari
kemungkinan pemalsuan para penjual barang-barang perhiasan emas
permata. Jasa taksiran ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
yang ingin mengetahui seberapa besar nilai sesuangguhnya dari barang
yang dimiliki seperti emas, berlian, batu permata dan lain-lain. Biaya
yang dibebankan kepada pelanggan sejak tahun 1993 adalah 1% dari
taksiran harga barang tersebut, dengan catatan minimal sebesar Rp.
500.000 (lima artus ribu rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 5.000 (lima
c. Jasa Titipan
Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk
melindungi surat-surat dan atau barang-barang lainnya bila pemiliknya
meninggalkan rumah, misal menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota
dan lain-lain atau menghendaki perlindungan yang lebih aman
dibanding dengan disimpan dirumah. Usaha ini memberikan nilai lebih
atas keberadaan Pegadaian ditengah masyarakat. Adapun tarif jasa
titipan yang diberlakukan kepada masyarakat adalah :
Tabel 2 Tarif Jasa Titipan
Waktu K1 K2 G1 G2 G3
2 minggu 1,500 2,000 2,500 2,000 1,000
1 bulan 2,000 2,500 3,000 2,500 1,500
2 bulan 3,900 4,900 5,900 4,900 2,900
3 bulan 5,800 7,200 3,700 7,200 4,300
4 bulan 7,600 9,500 11,400 9,500 5,700
5 bulan 9,400 11,700 14,100 11,700 7,000
6 bulan 11,100 13,900 16,700 13,900 8,300
7 bulan 12,800 16,000 19,200 16,000 9,600
8 bulan 14,400 18,000 21,600 18,000 10,800
9 bulan 15,900 19,900 23,900 19,900 11,900
10 bulan 17,500 21,300 26,200 21,800 13,100
11 bulan 18,400 23,700 28,400 23,700 14,200
12 bulan 20,000 25,500 30,600 25,500 15,000
Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis, Tahun 2007
Keterangan :
K1 : Dokumen dan surat berharga
G1 : Barang ukuran besar, sepeda motor, TV 24” keatas dan
sebagainya
G2 : Barang ukuran medium, TV 24” kebawah dan barang elektronik
lainnya
G3 : Barang ukuran kecil, barang elektronik, mesin ketik dan lain-lain
d. KREASI (Kredit Jaminan Fidusia)
KREASI (Kredit Jaminan Fidusia) adalah pinjaman (kredit)
dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan konstruksi
penjaminan kredit secara jaminan fidusia, yang diberikan oleh pedrum.
Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang
membutuhkan dana untuk keperluan pengembangan usahanya. Jaminan
fidusia adalah hak jaminan atas benda dengan ketentuan bahwa benda
yang kepemilikannya dialihkan tersebut tetap berada dalam penguasaan
pemilik benda, sebagai anggunan bagi pelunasan utang tetentu
(undang-Undang No. 42 tahun 1999 tentang fidusia pasal 1 angka 2)
e. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
KRASIDA adalah bentuk layanan pemberian pinjaman kepada
masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha mikro dan
kecil untuk pembiayaan kegiatan usahanya atas dasar hukum gadai
yang pelunasannya diangsur setiap bulan sesuai jangka waktu
C. Hasil Penelitian
1. Sistem Pengelolaan Pegadaian
Seperti diketahui bahwa Pegadaian adalah salah satu perusahaan
BUMN yang bergerak dibidang keuangan yakni pemberian kredit dalam
bentuk fidusia. Sistem pengelolaan keuangan dan pengelolaan organisasi
Perum. Pegadaian dalam memberikan kredit kepada masyarakat berbeda
dengan koperasi atau lembaga keuangan lainnya. Pada Perum Pegadaian,
calon nasabah atau nasabah yang akan mengajukan kredit harus membawa
barang agunan atau barang yang akan dijadikan jaminan kepada Perum
Pegadaian. Disamping calon nasabah tersebut juga harus memenuhi
beberapa persyaratan administrasi yang telah ditetapkan dan ditentukan
oleh Perum Pegadaian.
Langkah-langkah prosedur permintaan dan pemberian kredit gadai
dilaksanakan oleh nasabah, penaksir, kasir, petugas tata usaha dan petugas
gudang. Pertama kali calon nasabah/nasabah mengisi formulir permintaan
kredit (FPK) yang telah tersedia dimeja administrasi dengan melampirkan
foto copy KTP/identitas lainnya disertai dengan barang jaminan (BJ) yang
akan digadai setelah itu, penaksir akan melakukan taksiran terhadap barang
jaminan yang akan digadai terakhir nasabah akan menerima resi yang
berisi tentang sejumlah uang yang diterima dan jenis barang yang digadai
Gambar 2
Flow Chart Pengajuan Kredit Cepat Aman (KCA) pada Perum. Pegadaian
Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis Tahun 2007
2. Cara pemberian Kredit Cepat Aman (KCA) pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan
Perhitungan atau penyaluran gadai ini didasarkan atas BJ yang akan
dijaminkan atau dianggunkan ke Pegadaian, yakni berupa emas, elektronik,
dan sepeda motor. Untuk anggunan emas dengan nilai 24 krat/5 gram
mempunyai taksiran (97,3% X Rp. 140.000 = Rp. 136.220 X 5 gram = Rp.
681.000).
Berdasarkan nilai taksiran maka anggunan ini termasuk golongan C
yaitu 88% X Rp. 681.000 = Rp. 599.280 dengan biaya administrasi sebesar Nasabah
dan BJ yang dijaminkan
Penaksir
Menghitung nilai taksiran barang yang dijaminkan dan besarnya
uang pinjaman (UP) Kasir menerima dan
Rp. 5.000, maka uang pinjaman yang diterima oleh nasabah adalah sebesar
Rp. 594.280.
Sedangkan untuk barang anggunan seperti barang elektronik (TV
Sharp 21”) dengan nilai pasar Rp. 1.500.000 mendapatkan uang pinjaman
sebesar Rp. 853.000 dan untuk anggunan berupa sepeda motor sejenis
Supra X dengan nilai pasar sebesar Rp. 12.500.000 nasabah akan
mendapatkan uang pinjaman sebesar Rp. 8.208.750.
Artinya bahwa nilai pasar dari barang yang akan dijadikan anggunan
selalu lebih rendah dari uang pinjaman yang diterima oleh nasabah hal
tersebut dilakukan sebagai salah satu usaha Pegadaian untuk mengurangi
tingkat kerugian bila nanti barang tersebut tidak ditebus oleh nasabah.
Selengkapnya lihat tabel berikut :
Tabel 3
Proses Pemberian Gadai Kredit KCA
Nama Nilai
Emas 24 karat/ 5 gram 681.000 599.280 5.000 594.280
TV Sharp 21” 1.500.000 975.000 858.000 5.000 853.000
Sepeda Motor Supra X
12.500.000 9.375.000 8.250.000 41.250 8.208.750
Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis
3. Prosedur pelunasan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan
Mekanisme atau prosedur pelunasan gadai pada Kredit Cepat Aman
permohonan kredit pada Perum. Pegadaian. Adapun alur atau flow chart
dari pelunasan gadai kredit pada KCA sebagai berikut :
Gambar 3
Flow Chart Pelunasan Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) pada Perum. Pegadaian
4. Proses pelunasan Gadai kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan
Proses pelunasan gadai untuk barang anggunan berupa emas,
elektronik dan sepeda motor berbeda. Pada pelunasan barang anggunan
seperti emas yang mempunyai nilai pinjaman sebesar Rp. 594.280
termasuk dalam golongan C1 dengan tingkat bunga sebesar 1,625% dalam
tempo 15 hari. Sewa modal untuk 1 bulan pertama sebesar Rp. 594.280 X Nasabah oleh nasabah dengan cara :
Bagian Peyimpanan Mengambil BJ ke gudang dengan
mencocokan SBK bagian dalam (D) dengan SBK yang menepel di Kasir menerima dan
1,625% = Rp. 19.314. Untuk 2 bulan sebesar Rp. 38.826. Sewa modal
maksimal sebelum dilelang adalah Rp. 77.256 atau selama 4 bulan.
Sementara pada anggunan berupa barang elektronik dan sepeda motor
pada umumnya mempunyai prinsip yang sama dalam perhitungannya.
Sewa modal maksimal yang dikenakan kepada nasabah selama 4 bulan
merupakan batas jatuh tempo untuk melunasi barang yang digadaikannya.
Selengkapnya lihat tabel berikut :
Tabel 4
Emas 594.280 C1 = 1,625% 19.314 38.826 57.942 77.256
TV Sharp 21” 853.000 C1 = 1,625% 27.722 55.445 83.167 110.890 Sepeda Motor Supra X 8.208.750 C2 = 1,625% 266.785 533.570 800.353 1.067.140 Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007
5. Prosedur dan mekanisme pelelangan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan
Pelelangan dilakukan terhadap Barang Jaminan (BJ) yang sudah
melewati batas tanggal jatuh tempo dan tidak ditebus atau dilunasi oleh
nasabah. Ketentuan lelang dalam Perum. Pegadaian telah diatur dan
Gambar 4
Flow Chart Pelelangan Barang Jaminan Gadai Kredit Cepat Aman (KCA)
pada Perum. Pegadaian
Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007 Pelaksana akan dilelang dengan dilampiri daftar BJ yang
akan dilelang, formulir lelang disertai BJ Menyiapkan berita acara
penyerahan BJ yang akan dilelang dengan dilampiri daftar BJ yang
akan dilelang, formulir lelang disertai BJ
Selesai lelang, pembuatan Berita Acara lelang (BAL) Selesai lelang, pembuatan Berita Acara lelang (BAL)
Mencocokan dengan keadaan fisik BJ yang akan dilelang, menetapkan harga penjualan
lelang sesuai ketentuan Mencocokan dengan keadaan
fisik BJ yang akan dilelang, menetapkan harga penjualan
lelang sesuai ketentuan
Penjualan harga lelang didasarkan atas penawaran harag
tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang Penjualan harga lelang didasarkan atas penawaran harag
tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang
Perhitungan penetapan harga penjualan lelang :
Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP - SIM penuh, maka harga min. lelang harus sebesar UP+SIM
Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP - SIM penuh, maka harga min.lakunya lelang sebesar UP maks. Berdasarkan taksiran baru+SM penuh berdasarkan UP baru Setiap BJ yang telah laku dilelang, Pembeli dikenakan biaya lelang sebesar 9% dan 0,7% dana sosial
Perhitungan penetapan harga penjualan lelang :
Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP - SIM penuh, maka harga min. lelang harus sebesar UP+SIM
Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP - SIM penuh, maka harga min.lakunya lelang sebesar UP maks. Berdasarkan taksiran baru+SM penuh berdasarkan UP baru Setiap BJ yang telah laku dilelang, Pembeli dikenakan biaya lelang sebesar 9% dan 0,7% dana sosial
Membayar biaya lelang oleh sipemenang lelang sesuai dengan persetujuan pelaksana
lelang dibagian kasir
Membayar biaya lelang oleh sipemenang lelang sesuai dengan persetujuan pelaksana
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rincian Data Nasabah Menurut Profesi
Pada bagian ini diuraikan tentang peroleh jumlah nasabah dan jumlah
gadai yang didasarkan atas profesi nasabah pada Pegadaian Cabang
Klampis. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
Tabel 5
Jumlah Nasabah Berdasarkan Profesi Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis N
o.
Th Profesi
Petani Nelayan Pedagang Industri Karyawan Lain-Lain Jml
1 2004 6746 6526 566 66 137 1423 15,464
2 2005 6810 7195 1654 49 134 1386 17,228
3 2006 5389 6310 1622 40 102 2603 16,066
Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2004
nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis memiliki profesi
sebagai Petani (6746 orang) dan nelayan (6526 orang).
Pada tahun 2005, nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang
Klampis berpindah kepada profesi nelayan (7195 orang) dan petani (6810
orang). Secara umum jumlah nasabah Perum Pegadaian Cabang Klampis
mengalami kenaikan (17.228 : 15.464 × 100%) yaitu sebesar 11,1%.
Pada tahun 2006 nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang
Klampis memiliki profesi tetap sebagai nelayan (6310 orang) dan petani
Klampis mengalami penurunan (16066 : 17228 × 100%) yaitu sebesar
9,3%
2. Perkembangan usaha Pegadaian Cabang Klampis
Perkembangan usaha pegadaian dapat diketahui dari jumlah
penyaluran gadai yang diberikan kepada nasabah, selain itu jumlah
pelunasan gadai merupakan bukti prosedur gadai tepat untuk dilaksanakan.
Untuk mengetahui kondisi tersebut maka secara lengkap dapat dilihat pada
tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6
Perkembangan Usaha Perum Pegadaian Cabang Klampis
Tahun Penyaluran Gadai % Pelunasan % Pelelangan %
2004 10,753,263,300 - 9,869,688,600
-23,200,30
0
-2005 10,855,880,000 0,9 10,324,146,000 4,60 29,689,000 27,97
2006 12,368,976,500 13,93 12,003,090,500 16,26 51,765,500 74,36
Pada tahun 2006 penyaluran gadai pada Perum Pegadaian Cabang
Klampis mengalami kenaikan sebesar 13,93% dari tahun sebelumnya yaitu
tahun 2005. Pelunasan mengalami kenaikan sebesar 16,26% dari tahun
2005, dan juga pelelangan mengalami kenaikan prosentse yaitu sebesar
27,97% menjadi 74,36% pada tahun 2006. kondisi tersebut membuktikan
Cabang Klampis, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan tingkat
prosentase pelelangan yang terjadi.
3. Jumlah Gadai Yang Tidak Terbayarkan
Pada tabel 7 ini diuraikan tentang gadai yang tidak dibayar yang terdapat di Perum. Pegadaian Cabang Klampis.
Tabel 7
Penyaluran Gadai Pada Tahun 2004 – Tahun 2006 Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan
Tahun
Penyaluran
gadai Pelunasan Pelelangan Gadai Tidak % Kerugian
(Rp) (Rp) (Rp) Dibayar (Rp)
2004 10,753,263,300 9,869,688,600 23,200,300 860,374,400 8% 2005 10,855,880,000 10,324,146,000 29,689,000 502,045,000 4,6% 2006 12,368,976,500 12,003,090,500 51,765,500 314,120,500 1,2%
Jumlah 33,978,119,800 32,196,925,100 104,654,800 1,676,539,900 4,9% Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis Tahun 2007
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kredit yang tidak
dibayar (tingkat kerugian) selama tahun 2004 yaitu sebesar 8% dari jumlah
kredit yang disalurkan kepada nasabah. Tetapi terjadi penurunan tingkat
kerugian sebesar 1,2% pada tahun 2004. puncaknya yaitu pada tahun 2006
Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami penurunan tingkat kerugian
(kredit yang tidak dibayar) sebesar 1,2%
Secara umum selama periode 2004-2006 (tiga tahun), tingkat
kerugian yang diperoleh Perum Pegadaian Cabang Klampis hanya sebesar
tentu menunjukkan bahwa jumlah kredit yang tidak terbayarkan menalami
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Berdasarkan profesinya, nasabah yang paling banyak atau sering
mendapatkan kredit gadai adalah kalangan Nelayan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kredit gadai yang diberikan Perum Pegadaian
Cabang Klampis kebanyakan digunakan untuk pembiayaan kelengkapan
Nelayan (biaya pembelian jaring ikan, pemeliharaan dan pembelian perahu
dan lain sebagainya.
2. Kinerja Perum Pegadaian Cabang Klampis pada
tahun 2005-2006 masih belum baik, karena penyaluran kredit mengalami
peningkatan tetapi tidak diimbangi oleh pelelangan yang menurun, tetapi
kinerjua Perum Pegadaian Cabang Klampis sudah baik pada tahun 2006,
hal ini dapat dilihat dari penyaluran kreditnya, Perum Pegadaian Cabang
Klampis telah berhasil menyalurkan kredit gadainya lebih besar dari 10%
dari tahun sebelumnya.
B. Implikasi
Diharapkan Perum Pegadaian Cabang Klampis dapat
mempertahankan kinerja yang sudah baik ini untuk eksistensinya.
Keberhasilan ini bukan selalu ada kesempurnaan, maka Perum Pegdaian
Cabang Klampis harus selalu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya
2. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
analisis pemberian kredit gadai, dan sebaiknya peneliti selanjutnya