• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASIHKAH BARANG BEKAS DIMINATI MASYARAKAT YOGYAKARTA? | Amalia | JESP: Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 1274 3555 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MASIHKAH BARANG BEKAS DIMINATI MASYARAKAT YOGYAKARTA? | Amalia | JESP: Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 1274 3555 1 SM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan  Volume 10, Nomor 1, April 2009: 110 ‐ 119 

MASIHKAH

 

BARANG

 

BEKAS

 

DIMINATI

  

MASYARAKAT

 

YOGYAKARTA?

 

Noor Anisa Rizki Amalia 1 dan Ahmad Ma’ruf 2 

Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah 

Jalan Cik Ditiro No. 23 Yogyakarta 55262 Telp. +62 274 553132 Fax.+62 274 553137  2 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Telp/Fax. 0274‐387656 psw 184,  387646 

E‐mail: macrov_jogja@yahoo.com 

Abstrak: Penelitian ini menganalisis minat konsumen dalam membeli barang bekas pakai di pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk menentukan apakah kuali-tas produk, harga, dan layanan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli secara signi-fikan pada barang bekas pakai dengan menggunakan uji t atau uji F secara individual secara kolektif. Penelitian ini juga melakukan pengujian asumsi klasik. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa variabel jumlah kualitas produk berpengaruh se-cara signifikan pada jumlah pembelian konsumen karena nilai statistik t sebesar 3,957 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0.000. Variabel harga berpengaruh secara signifikan pada ting-kat pembelian konsumen karena nilai statistik t sebesar 5,463 lebih besar dari nilai t tabel se-besar 0.000. Variabel layanan berpengaruh secara signifikan pada jumlah pembelian kon-sumen karena nilai statistik t sebesar 3,667 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0.000.

Kata kunci: kualitas produk, harga, pengaruh layanan, pembelian konsumen

Abstract: This research analyses the consumer purchases interest on the used goods in Pa-kuncen Klithikan Market. It aims to find out whether the quality of product, price and service affect the customer purchase interest significantly on the used goods by using t test individu-ally or F test collectively. The study also conducts classical assumption test. Base on analysis which have been done result indicate that variable sum of the quality product significant in-fluence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 3,957 bigger than value of t tables equal to 0,000. For the variable price significant influence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 5,463 bigger than value of t tables equal to 0,000. Variable service effect significant influence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 3,667 bigger than value of t tables equal to 0,000.

Keywords: quality product, price, service effect, consumer purchase

PENDAHULUAN

 

Kepuasan  pelanggan  merupakan  tingkat  perasaan seseorang setelah membandingkan  kinerja atau hasil yang dirasakan dibanding‐ kan harapannya. Enggel (1994) menyatakan 

bahwa  kepuasan  pelanggan  merupakan  evaluasi  purnabeli  setelah  alternatif  yang 

(2)

bentuk sistem konsumen yaitu atribute level, 

kepuasan,  dan  minat  berperilaku.  Sistem  konsumsi  terdiri  dari  beberapa  subsistem  dengan sistem produk dan pelayanan sebagai  subsistem. 

Perspektif  sistem  konsumsi  mengakui  bahwa subsistem produk dan subsistem pe‐ layanan  saling  berpengaruh.  Dampak  dari  saling berpengaruh ini mempunyai implikasi  bahwa  kepuasan  akan  produk mempenga‐ ruhi minat berperilaku ke arah penyedia pe‐ layanan dan kepuasan akan pelayanan dapat  mempengaruhi  minat  berperilaku  ke  arah  manufaktur produk. 

Perkembangan  usaha  kecil  dan  mene‐ ngah pada sektor perdagangan di Yogyakarta  berkembang  cukup  pesat,  termasuk  para  pedagang yang menjual barang bekas. Salah  satu arena penjualan barang bekas tersebut  adalah Pasar Klithikan. Usaha jenis ini mulai  berkembang di kawasan Yogyakarta sekitar  tahun 1960‐an. Pada mulanya kegiatan terse‐ but  berawal  dari  keterampilan  sederhana  dalam  memperbaiki  barang‐barang  (Roni  Femri Dethan, Y. Susilo, 2007; 35). 

Sekarang  ini,  Pemerintah  Kota  Yogya‐ karta telah membangun pasar khusus untuk  para pedagang barang bekas, meskipun pada  perkembangannya banyak juga barang baru  yang dijual di pasar yang berlokasi di Pakun‐ cen Wirobrajan  Yogyakarta Pasar  ini biasa  disebut Pasar “Klithikan”, Sebelumnya Pasar  “Klithikan”  tersebar  di  beberapa  tempat,  yaitu di kawasan Jalan Mangkubumi, Alun‐ alun  Kidul,  dan  Asem  Gedhe  (Kawasan  Kranggan). Langkah pemerintah tersebut di‐ maksudkan agar lokasi Pasar “Klithikan” ter‐ fokus sehingga memudahkan konsumen dan  juga keberadaan para penjual barang bekas  tidak bertentangan dengan peraturan keterti‐ ban penggunaan trotoar.  

Pasar “Klithikan” telah melekat sebagai  salah satu ciri khas kota Yogyakarta. Pasar 

yang awalnya menjual barang bekas pakai  tersebut mulai marak pasca krisis ekonomi  tahun  1997 (Kompas, 2007). Perkembangan  Pasar “Klithikan” cukup pesat yang ditandai  kenaikan jumlah pengunjung dan nilai tran‐ saksi. Fenomena  perilaku  konsumen terha‐ dap barang bekas yang meningkat jumlahnya  menjadi hal yang menarik untuk dicermati. 

Studi ini bertujuan untuk menganalisis  sejauh mana kualitas produk, harga, dan pe‐ layanan mempengaruhi minat beli masyara‐ kat  terhadap  barang  bekas,  dalam  hal  ini  yang berada di Pasar ”Klithikan” Pakuncen  Yogyakarta. 

Tinjauan pustaka untuk studi ini sebagai  berikut. 

Pasar adalah seperangkat pembeli aktual  dan potensial dari sebuah produk. Para pem‐ beli memiliki kebutuhan atau keinginan yang  sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran  dan  hubungan.  Ukuran  pasar  tergantung  pada jumlah orang yang menunjukkan ke‐ butuhan, memiliki sumber daya untuk terli‐ bat dalam pertukaran, dan mau menawarkan  sumber‐sumber daya  ini dalam  pertukaran  yang mereka inginkan. Pada mulanya, istilah  pasar berarti tempat pertemuan pembeli dan  penjual untuk menukarkan barang. Ekonomi  menggunakan istilah pasar untuk mengarti‐ kan  kumpulan  pembeli  dan  penjual  yang  melakukan transaksi dalam tipe produk ter‐ tentu, seperti pasar  perumahan atau pasar  beras.  Akan  tetapi  pemasar  memandang  penjual sebagai industri dan pembeli sebagai  pasar (Kotler, dan Armstrong, 2001: 15). 

James F. Engel (Freddy Rangkuti, 2002: 58), 

(3)

hingga perilaku konsumen perlu dipelajari.  Mempelajari  apa  yang dibutuhkan dan  di‐ inginkan oleh konsumen pada saat ini meru‐ pakan hal yang sangat penting.  

Memahami  konsumen  akan  menuntun  pemasar pada kebijakan pemasaran yang te‐ pat dan efisien. Untuk mengetahui keinginan  dan kebutuhan konsumen, maka aspek‐aspek  yang mempengaruhi konsumen secara indi‐ vidu seperti persepsi, cara memperoleh in‐ formasi, sikap, demografi, kepribadian, dan  gaya hidup perlu dianalisis.  

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi  pilihan konsumen, yaitu 1) konsumen indi‐ vidual. Pilihan untuk membeli suatu produk  dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal‐ hal yang ada pada diri konsumen; 2) ling‐ kungan yang mempengaruhi konsumen; dan  3)  stimuli  pemasaran  atau  juga  disebut  strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang  banyak dibahas adalah satu‐satunya variable  dalam model ini yang dikendalikan oleh pe‐ masar  (Sutisna,  2002:  18).  Para  konsumen 

membuat  keputusan  tidak  dalam  sebuah  tempat yang terisolasi dari lingkungan seki‐ tar.  Perilaku  pembelian  mereka  sangat  dipengaruhi oleh faktor‐faktor kebudayaan,  sosial, pribadi, dan psikologis (Freddy Rang‐ kuti, 2002: 60).  

Secara historis, teori nilai guna (utility

merupakan Teori Perilaku Konsumen yang  terlebih dahulu dikembangkan untuk mene‐ rangkan kelakuan  individu dalam  memilih  barang‐barang yang akan dibeli dan dikon‐ sumsinya.  Sir  John  Hick  telah  mengem‐

bangkan suatu pendekatan untuk mewujud‐ kan prinsip pemaksimuman  kepuasan oleh  seorang konsumen yang mempunyai penda‐ patan terbatas. Analisis ini dikenal sebagai  analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi  penggambaran  dua  macam  kurva,  yaitu  kurva  kepuasan  sama  dan  garis  anggaran  pengeluaran (Sadono Sukirno, 2005: 169). 

Ada empat pendekatan yang membicara‐ kan  bagaimana  fungsi  permintaan  itu  ter‐ bentuk, yaitu: pendekatan kardinal (cardinal  approach),  pendekatan  ordinal  (ordinal  ap‐ proach)pendekatan preference, dan pendekatan  atribute. Kepuasan pelanggan (customer satis‐ faction)  bergantung  pada  perkiraan  kinerja 

produk dalam memberikan nilai, relatif ter‐ hadap harapan pembeli. Jika kinerja produk  jauh lebih rendah dari harapan pelanggan,  pembeli tidak terpuaskan. Jika kinerja sesuai  dengan harapan, pembeli lebih senang. Peru‐ sahaan pemasaran terkemuka akan mencari  cara sendiri untuk mempertahankan kepua‐ san  pelanggannya. Pelanggan yang  merasa  puas  akan  kembali  membeli,  dan  mereka  akan  memberi  tahu  yang  lain  tentang  pe‐ ngalaman baik mereka dengan produk terse‐ but.  

Kepuasan pelanggan berkaitan erat de‐ ngan  kualitas.  Banyak  perusahaan  yang  mengadopsi program manajemen mutu total  (total quality management/TQM), yang diran‐

cang untuk perbaikan berkelanjutan produk,  jasa,  dan  proses  pemasaran  mereka.  Mutu  mempunyai  pengaruh  langsung  terhadap  kinerja produk dan dengan demikian terha‐ dap kepuasan pelanggan  (Kotler,  dan  Arm‐ strong, 2001: 13). 

Secara konseptual ada tiga elemen yang  membentuk sistem konsumsi, yaitu evaluasi 

attribute‐level,  kepuasan  dan  minat  berperi‐

laku.  Dalam  pendekatan  attribute‐level, 

kepuasan dan minat berperilaku (behavioral  intensions),  model  multi  atribut  akan  lebih 

(4)

telah  diteliti  sebelumnya  (Hadiwijayanto,  2001). Hasil penelitian menunjukkan pema‐

haman  terhadap  variabel‐variabel  tersebut.  Kepuasan  pelayanan  pada  awalnya  berpe‐ ngaruh dalam menentukan intensitas pembe‐ lian terhadap produk menjadi lebih menen‐ tukan dalam intensitas pembelian terhadap  produk maupun intensitas pembelian melalui  dealer, tetapi atribut produk dan pelayanan  tetap menjadi kuncinya. 

Selain  itu  Hadiwijayanto  (2007)  yang 

menguji atribut dan  kinerja kepuasan  juga  menemukan  hubungan  yang  positif  antara  variabel‐variabel tersebut dan sangat penting  bagi produsen dan dealer dalam pengambi‐ lan  keputusan,  karena  memiliki  dampak  langsung pada konsumen terutama kepuasan  dan  minat  pembelian.  Pebedaan  penelitian  yang dilakukan peneliti ini dengan penelitian 

Hadiwijayanto (2007) terletak pada minat beli 

masyarakat terhadap barang bekas yang di‐ lakukan oleh peneliti. Variabel yang diguna‐ kan dalam penelitian ini adalah kualitas pro‐ duk, harga, dan pelayanan.  

Hasil penelitian terdahulu Hadiwijayanto  (2007) bahwa atribut produk yang terdiri dari 

atribut model, keandalan mesin, pengenda‐ lian  dan  pengereman  berpengaruh  positif  dan signifikan terhadap minat beli terhadap  produk. Variabel pelayanan yang terdiri dari  atribut  kualitas  pekerjaan,  peralatan  yang  tersedia, kesabaran menerima dan kejujuran  juga  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap minat beli. Variabel kepuasan yang  terdiri  dari  variabel  kepuasan  produk  dan  pelayanan  juga  berpengaruh  positif  dan  signifikan terhadap minat beli.  

Rullijanto  (2001)  melakukan  penelitian 

yang  serupa  dengan  menggunakan  regresi  berganda  juga  menguji  hubungan  antara  kinerja atribut dan kinerja kepuasan juga me‐ nemukan hubungan yang positif antara vari‐ abel‐variabel  tersebut  dan  sangat  penting 

bagi produsen dalam pengambilan keputu‐ san, karena memiliki dampak langsung pada  konsumen  terutama  kepuasan  dan  minat  pembelian. 

METODE

  

Subyek  penelitian  ini  adalah  konsumen  di  Pasar “Klithikan” Pakuncen Kecamatan Wi‐ robrajan Kota Yogyakarta. Data yang diguna‐ kan dalam penelitian ini data primer, yaitu  data  yang  diperoleh  secara  langsung  dari  sumber  melalui  wawancara  (interview);  pe‐

ngamatan (observation); dan kuesioner (ques‐ tioner). 

Metode pengambilan sampel yang digu‐ nakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  sampel  random  sederhana  (simple  random  sampling) yaitu desain pemilihan sampel yang 

paling sederhana dan mudah. Prinsip pemili‐ han sampel dalam desain ini adalah setiap  elemen dalam populasi mempunyai kesem‐ patan yang sama untuk dipilih. Pengambilan  sampel dapat dilakukan dengan mempergu‐ nakan daftar random, atau juga bisa dengan  cara  lain.  Dalam  hal  ini  yang  terpenting  adalah  prinsip  bahwa  seluruh  elemen  memperoleh kesempatan  yang sama untuk  dipilih menjadi sampel (Kuncoro, 2003: 112). 

Tempat pengambilan sampel penelitian  ini  di  kawasan  Pasar  Klithikan  Pakuncen  Yogyakarta. Sampel penelitian ini sebanyak  100 responden merupakan sejumlah yang le‐ bih besar dari persyaratan minimal jumlah  sampel  sebanyak  30  responden.  Menurut 

Guilford (1987) dalam Supranto (1997) semakin 

(5)

Alat  ukur  penelitian  ini  menggunakan  kuesioner  yang  berisi  tentang  pengaruh  kualitas produk, harga dan pelayanan terha‐ dap minat beli masyarakat terhadap barang  bekas.  Dalam  penelitian  ini  menggunakan  skala likert. Skala likert berisi setuju dan tidak 

setuju.  Skala  likert  ini  digunakan  untuk 

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi se‐ seorang  atau  sekelompok  orang  tentang  fenomena  sosial.  Dimana  masing‐masing  variabel  dirinci  kedalam  beberapa  perta‐ nyaan  dengan  pilihan  alternatif  jawaban  berupa sangat setuju (skor 4) sampai dengan  sangat tidak setuju (skor 1). 

Uji

 

Hipotesis

 

dan

 

Analisis

 

Data

 

Alat analisis yang digunakan adalah Regresi  Linier Berganda. Analisis ini digunakan un‐ tuk mengetahui sejauh mana  pengaruh  se‐ benarnya  dari  variabel  X  (harga,  kualitas  produk, dan pelayanan) terhadap variabel Y  (minat beli masyarakat). 

Regresi

 

Linier

 

Berganda

 

Uji  ini dilakukan  untuk menguji pengaruh  antara kepuasan dengan variabel yang mem‐ pengaruhi  minat  beli.  Model  analisis  data  disajikan sebagai berikut: 

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 

Keterangan; Y adalah minat beli, a adalah nilai 

konstanta,  b  adalah  koefisien  regresi,  X1  adalah kualitas produk, X2 adalah harga, X3  adalah pelayanan 

Uji

 

Asumsi

 

Klasik

 

Uji Multikolinearitas.  Uji  Multikolinearitas 

dilakukan  untuk  menguji  apakah  pada  Model  Regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  indenpenden.  Jika  korelasi,  berarti  terdapat  masalah  Multikolinearitas. 

Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  di  antara  variabel  Multikolinearitas  yaitu  1)  Nilai  R2  yang  dihasilkan  sangat  tinggi, tapi tingkat signifikansi variabel bebas  berdasarkan uji 

t

 statistik sangat kecil atau 

bahkan  tidak  ada  variabel  bebas  yang  signifikan;  dan  2)  Menggunakan  Korelasi  Parsial,  korelasi  antarvariabel  indenpenden  harus  lemah  (di  bawah  0,5).  Jika  Korelasi  melebihinya maka terjadi problem multikoli‐ nearitas sehingga perlu diatasi. 

Uji Heteroskedastisitas.  Uji Heteroske‐

dastisitas dilakukan untuk menguji apakah  pada  model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  varians dari satu pengamatan ke pengamatan  lain. Heteroskedastisitas artinya varians vari‐ abel dalam model tidak sama (konstan). Kon‐ sekuensi adalah penaksiran (estimator) yang  diperoleh tidak efisien, baik  dalam sampel  kecil maupun besar. Akibat dari adanya he‐ teroskedastisitas  pada  hasil  regresi,  adalah  sebagai berikut: varians tak lagi minimum;  pengujian  dari  koefisien  regresi  menjadi  kurang kuat; koefisien penaksir menjadi bias;  dan kesimpulan yang diambil menjadi salah. 

Pengujian

 

hipotesis

 

Uji 

t

  Statistik.  Uji  ini  dilakukan  untuk  mengetahui seberapa jauh signifikan penga‐ ruh  variabel  independen  (harga,  kualitas  produk,  dan  pelayanan)  secara  individual  pada variabel dependen (minat beli). Pengu‐ jian  hipotesis  dilakukan  dengan  memban‐ dingkan nilai probabilitasnya (p) dengan nilai  α yang telah ditetapkan dalam penelitian ini  yaitu sebesar 0,05 atau 5 persen. 
(6)

ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar  0,05. Uji F digunakan untuk menguji hipote‐ sis  keempat.  Pengujian  dilakukan  dengan  program bantuan SPSS 11.00.   

Uji Koefisien  R  Square (R2). Uji koe‐ fisien determinasi bertujuan untuk mengeta‐ hui seberapa jauh kemampuan variabel inde‐ penden (harga, kualitas produk, dan pelaya‐ nan) dalam menjelaskan variasi variabel de‐ penden  (minat  beli).  Nilai  Square  (R2)  menunjukkan kemampuan  variasi  variabel‐ variabel  independen  dalam  menjelaskan  variasi dependen. Untuk lebih mempermu‐ dah  proses  perhitungan  dan  hasil  analisis  data, maka semua proses perhitungan akan  dilakukan dengan bantuan statistical software 

SPSS 11.00. 

HASIL

 

DAN

 

PEMBAHASAN

 

Analisis regresi ini bertujuan untuk menge‐ tahui besarnya pengaruh variabel satu atau  lebih variabel dengan metode yang diguna‐ kan  adalah  metode  kuadrat  terkecil  biasa.  Metode ini memberikan alat yang diperlukan  untuk  penaksiran  atau  pengujian  hipotesis  regresi linear. Sebelum sebuah data dianalisis  guna untuk  pengambilan keputusan,  maka  dilakukan uji kevalidan data untuk pengam‐ bilan keputusan yang lebih valid dan terper‐ caya. Untuk pengujian tersebut digunakan uji  asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas  dan heteroskedastisitas. Kemudian dilakukan  uji statistik, yang meliputi pengujian koefi‐

sien  regresi  secara  partial  (individu)  yaitu  dengan menggunakan uji t (test), pengujian  secara serempak (F‐test) dan pengujian koefi‐ sien determinasi (R2). 

Uji

 

Asumsi

 

Klasik

 

Uji  Multikolinearitas.  Pengujian  multikoli‐

nearitas dilakukan dengan melihat nilai R2,  F‐hitung serta t‐hitung  yang  akan  mendu‐ kung  uji toleransi (TOL) dan  faktor  inflasi  varians (VIF) dengan hipotesis Ho: VIF 10  atau TOL=1 atau mendekati 1, maka artinya  tidak  terdapat  multikolinearitas  dan  Ho:  VIF 10 atau TOL≠1 atau mendekati 0, maka  artinya  terdapat  multikolinearitas.  Berikut  disajikan hasil ringkasan untuk uji multiko‐ linearitas: 

Kesimpulan dari Tabel 1 adalah semua 

variabel  bebas tidak terjadi gejala multiko‐ linearitas karena VIF lebih kecil dari 10 dan  nilai TOL mendekati 1. 

Uji

 

Heteroskedastisitas

 

Hasil pengujian dengan tingkat α = 0,05 dan  nilai df = 100‐1‐3 = 96 diperoleh nilai ttabel sebe‐ sar 1,984. Dengan demikian berdasarkan hasil  penghitungan,  secara  keseluruhan  ditabu‐ lasikan hasil pengujiannya dalam Tabel 2. 

Dari hasil penghitungan, dapat dinyata‐ kan model regresi di muka masing‐masing  variabel tidak signifikan dan thitung<ttabel, arti‐ nya  homoskedastisitas  atau  tidak  terdapat  gejala heteroskedastisitas. 

Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Terikat  Variabel Bebas  TOL  VIF  Keterangan 

X1  0,164  5,101  Tidak ada Multikolinearitas 

X2  0,196  5,096  Tidak ada Multikolinearitas 

X3  0,192  5,199  Tidak ada Multikolinearitas 

(7)

Regresi

 

Linear

 

Berganda

    

Setelah dilakukan uji asumsi klasik sekarang  akan disajikan hasil uji statistik yang akan  menguraikan satu persatu tentang seberapa  besar  elastisitas  atau  pengaruh  masing‐ masing variabel penjelas terhadap pendapa‐ tan.  

Berdasarkan Tabel 3  maka dapat dibuat 

persamaan regresi:  

Y=‐0,165+0,425X1+0,562X2+0,320X3  Nilai konstanta (a) sebesar  ‐0,165 dapat  diartikan  bahwa,  apabila  kualitas  produk,  harga,  dan  pelayanan  konstant  atau  tidak  mengalami  perubahan/cateris  paribus,  maka 

minat beli akan sebesar 0,684 persen (anti log  ‐0,165). 

Nilai koefisien (b1) sebesar 0,425 menun‐ jukan bahwa, apabila kualitas produk (X1) 

berubah 1 persen, maka minat beli (Y) akan  mengalami  perubahan  sebesar  2,66  persen  dengan asumsi variabel yang lain harga (X2),  dan pelayanan (X3) konstan atau tidak me‐ ngalami  perubahan.  Pada  penelitian  ini  kualitas produk (X1) bernilai (bertanda) posi‐ tif, ini menunjukkkan bahwa kualitas produk  (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap  minat beli (Y). Hal ini  berarti uji tanda sesuai  dengan  hipotesis  yang  digunakan  dalam  penelitian. 

Nilai koefisien (b2) sebesar 0,562 menun‐ jukkan bahwa variabel harga (X2) memberi  pengaruh  yang  positif terhadap  minat  beli  (Y), koefisien harga bernilai (bertanda) positif  berarti  harga  mempunyai  pengaruh  positif  terhadap minat beli. 

Nilai koefisien (b3) sebesar 0,320. Hal ini  menunjukkan  bahwa  variabel  pelayanan  (X3), memberi pengaruh yang positif terha‐

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas 

Variabel  thitung  ttabel  Keterangan 

X1  ‐0,427  1,984  Non Heteroskedastisitas 

X2  0,895  1,984  Non Heteroskedastisitas 

X3  ‐1,037  1,984  Non Heteroskedastisitas 

  Sumber: Lampiran, data diolah. 

 

Tabel 3. Output Regresi Linear Berganda 

Unstandardized 

coefficients 

Model 

Std. Error 

Sig.  Sig.  R2 

Constant  X1  X2  X3 

‐0,165  0,425  0,562  0,320 

0,059  0,107  0,103  0,087 

‐2,798 3,957  5,463  3,667 

0,006 0,000 0,000 0,000 

283,541  0,000  0,899 

(8)

dap minat beli dan apabila pelayanan (X3)  berubah 1 persen maka minat beli mengalami  perubahan sebesar 2,09 persen, dengan asum‐ si variabel yang lain (kualitas produk(X1) dan  harga  (X2))  Konstan.  Koefisien  pelayanan  bernilai positif berarti uji tanda sesuai dengan  hipotesis  yang digunakan dalam penelitian  ini.  

Pengujian

 

Signifikansi

 

Variabel

 

Secara

 

Individu

 

Persamaan  regresi  yang  diperoleh  adalah  persamaan regresi sampel, maka perlu dila‐ kukan pengujian secara parsial, agar suatu  pernyataan tentang keadaan populasi dapat  diandalkan atau dapat dipertanggungjawab‐ kan. 

Pengujian   terhadap Variabel Kualitas  Produk (X1). Pengujian ini dilakukan dengan  pengujian dua sisi dengan derajat keperca‐ yaan 1 persen maka diperoleh t(0,10  α; n‐k‐1)=t 

(0,10;  100‐3‐1)  dan  diperoleh  ttabel  sebesar  2,626.  Kriteria  hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  thitung(3,957)>ttabel(2,626) dengan tingkat signifi‐ kansi  99  persen,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini ber‐ arti menerima hipotesis bahwa kualitas pro‐ duk (X1) mempunyai pengaruh yang nyata  atau signifikan terhadap minat beli (Y). 

Pengujian  Terhadap  Variabel  Harga  (X2). Pengujian ini dilakukan dengan pengu‐ jian dua sisi dengan derajat kepercayaan 1  persen maka diperoleh t(0,10  α; n‐k‐1)=t(0,10; 100‐3‐1)  dan diperoleh ttabel sebesar 2,626Kriteria ha‐ sil  analisis  menunjukkan  bahwa  thitung  (5,463)>ttabel(2,626) dengan tingkat signifikansi  99 persen, maka dapat disimpulkan bahwa  Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti mene‐ rima hipotesis bahwa harga (X2) mempunyai  pengaruh yang nyata atau signifikan terha‐ dap minat beli (Y). 

Pengujian terhadap Variabel Pelayanan 

(X3). Untuk uji ini dilakukan  pengujian dua  sisi  dengan  derajat  kepercayaan  1  persen  maka  diperoleh  t(0,1  α;  n‐k‐1)=t(0,1;  100‐3‐1)  dan  diperoleh ttabel sebesar 2,626. Berdasarkan per‐ hitungan  maka  diperoleh  thitung(3,667)>ttabel  (2,626) dengan tingkat signifikansi 99 persen,  maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak  dan Ha diterima, maka dapat ditarik kesim‐ pulan  bahwa  pelayanan  (X3)  mempunyai  pengaruh yang signifikan terhadap minat beli  (Y). 

Uji Koefisien Regresi Secara Serempak  (Uji‐F). Pengujian ini digunakan untuk me‐ ngetahui keandalan persamaan regresi yang  diperoleh, dalam hal ini regresi diuji secara  statistik  apakah  dapat  diandalkan  sebagai  model penjelas bagi fenomena yang terjadi  dalam  variabel  independen.  Hasil  perhitu‐ ngan diperoleh Fhitung sebesar 283,541, dengan  taraf signifikan 99 persen (α=1%) dan derajat  kebebasan  (df=3,  100‐3‐1),  serta  pengujian  satu sisi, maka diperoleh Ftabel sebesar 26,2.  Berdasarkan kurva diatas dapat disimpulkan  bahwa nilai Fhitung(283,541)>Ftabel (26,2), yang  berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.  Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel  bebas kualitas produk (X1), harga (X2), dan  pelayanan (X3) secara serempak mempunyai  pengaruh yang signifikan terhadap minat beli  (Y). 

Uji Determinasi (R2). Determinasi (R2)  pada  intinya  mengukur  seberapa  jauh  ke‐ mampuan model dalam menerangkan variasi  variabel dependen. Nilai koefisien determi‐ nasi adalah ntara nol sampai satu. Nilai R  Square (R2)  menunjukkan kemampuan va‐ riasi  variabel‐variabel  independen  dalam  menjelaskan variasi dependen. Berdasarkan  tampilan  output  SPSS  model  summary  be‐

(9)

pelayanan (X3), sedangkan sisanya 10,1 per‐ sen dipengaruhi  oleh  variabel  lain  di  luar  model penelitian. 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil analisis minat beli masya‐ rakat terhadap barang bekas dipasar klithi‐ kan  Pakuncen  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa: 

(1)  Kualitas  produk  memberikan  pengaruh  positif (3,957) dan signifikan (0,000) terhadap  minat beli masyarakat terhadap barang bekas  di Pasar Klithikan Pakuncen. Harga membe‐ rikan pengaruh positif (5,463) dan signifikan  (0,000) terhadap minat beli masyarakat terha‐ dap barang bekas di Pasar Klithikan Pakun‐ cen,  dan  pelayanan  memberikan  pengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  minat  beli  masyarakat terhadap  barang bekas dipasar  klithikan Pakuncen.  

(2) Kualitas produk, harga, pelayanan mem‐ berikan pengaruh positif dan signifikan ter‐ hadap  minat  beli  masyarakat terhadap ba‐ rang  bekas  di  Pasar  Klithikan  Pakuncen.  Hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas  produk, harga, dan pelayanan memberikan  pengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  minat beli terhadap barang bekas di Pasar  Klithikan  Pakuncen  sudah  terbukti.  Hal  tersebut juga sesuai dengan teori  “Prinsip‐ prinsip Pemasaran”, bahwa kualitas produk,  harga, dan pelayanan berkaitan erat terhadap  minat  beli  masyarakat  terhadap  suatu  produk. 

Dari  hasil  pembahasan, serta  beberapa  simpulan di  atas, maka  dapat dirumuskan  saran bahwa berdasarkan dari hasil penghi‐ tungan regresi berganda pada penelitian ini  diperoleh data yang signifikan, baik itu dili‐ hat dari kualitas produk, harga, maupun pe‐ layanan. Hal ini perlu ditingkatkan lagi dan 

menjadi perhatian utama bagi para pedagang  maupun pengelola pasar dalam meningkat‐ kan  kinerjanya.  Untuk  peneliti  selanjutnya  perlu  menambahkan  lagi  jumlah  respoden  maupun  variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  berikutnya,  karena  hal  tersebut  dapat  membantu  para  pedagang  maupun  pengelola di Pasar Klithikan Pakuncen seba‐ gai bahan pertimbangan dalam pengambilan  keputusan. 

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, (2007), Data Kecamatan  Wirobrajan Tahun 2007, Yogyakarta: BPS. 

Badan Pusat Statistik, (2008), Kota Yogyakarta  dalam  Angka, Tahun 2008, Yogyakarta: 

BPS.  

Dethan, R.F., Susilo, Y.S. (2007), “Profil Peda‐ gang  Klithikan”,  Modus,  Volume  19, 

halaman 35. 

Ghozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multi‐ variate  dengan  Menggunakan  Program  SPSS, Semarang: Badan Penerbit Uni‐

versitas Diponegoro.

Hermanto; Saptutyningsih, E, (2002), Electro‐ nic Data Processing (EDP) SPSS 10.0 &  Eviews 3.0, Yogyakarta: UPFE‐UMY. 

Husien U, 2002, Riset Pemasaran dan Perilaku  Konsumen, Edisi 1, Cetakan 2, Jakarta: 

PT Gramedia Pustaka Utama.  

Joesron,  T.  S.,  Fathorrozi,  M.,  (2003),  Teori  Ekonomi Mikro, cetakan pertama, Jakar‐

ta: Penerbit Salemba Empat.  

Kotler, P., Armstrong, G., (2001), Prinsip‐prin‐ sip Pemasaran, edisi kedelapan, cetakan 

pertama, Jakarta: Penerbit Erlangga.   Kuncoro Mudrajat, 2003, Metode Riset Untuk 

Bisnis  dan  Ekonomi,  Jakarta:  Penerbit 

(10)

Mudayen, Y. M. V., 2004, “Upaya Peningka‐ tan Kualitas SDM Sektor Pariwisata In‐ donesia dalam Menghadapi Era Perda‐ gangan Bebas”, Antisipasi, Volume 8, no 

2, halaman 573. 

Narbuko, C., Achmadi, H. A., 2007, Metodo‐ logi  Penelitian,  cetakan  kedelapan,  Ja‐

karta: Penerbit Bumi Aksara. 

Rangkuti F, 2003, Measuring Customer Satis‐ faction,  cetakan  kedua,  Jakarta:  PT. 

Gramedia. 

Soelistyo, 1982, Pengantar Ekonometri 1, ceta‐

kan pertama, Yogyakarta: BPFE‐UGM.  Sugito, 2007, “Peminat Pasar Klithikan Tetap 

Setia”, Litbang Kompas, November. 

Sukirno,  S.,  2005,  Pengantar  Teori  Ekonomi  Mikro,  edisi  ketiga,  Jakarta:  PT.  Raja 

Gravindo Persada. 

Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komu‐ nikasi  Pemasaran,  cetakan  kedua,  Ban‐

dung: PT. Remaja Rosdakarya. 

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan administrasi negara merupakan suatu studi yang mengkaji sistem penyelenggara yang cocok pada suatu negara dengan pelaksana oleh aparatur negara.. Perbandingan ini

Kita bisa belajar dari tragedi perang Capitol dengan Distrik 13 yang malah berujung. perubahan yang sangat

Melalui perbaikan pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning dengan cara Diskusi Kelompok ternyata terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh

Berdasarkan tujuan awal penelitian tindakan kelas ini, maka hasil pelaksanaan dan observasi pada pra tindakan ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan bagaimana aktifitas

Setelah menganalisis dari penerapan strategi pemasaran di KUBE Karya Jaya desa Kalirejo dapat diketahui bahwa keempat variabel strategi pemasaran ini saling mendukung dan

Kelemahan reaksi fusi sebagai sumber energi adalah dibutuhkan suhu yang sangat tinggi, dana yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah sumber

[r]

Dengan demikian, Sistem Informasi adalah kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu