Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor 1, April 2009: 110 ‐ 119
MASIHKAH
BARANG
BEKAS
DIMINATI
MASYARAKAT
YOGYAKARTA?
Noor Anisa Rizki Amalia 1 dan Ahmad Ma’ruf 2
1 Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah
Jalan Cik Ditiro No. 23 Yogyakarta 55262 Telp. +62 274 553132 Fax.+62 274 553137 2 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Telp/Fax. 0274‐387656 psw 184, 387646
E‐mail: macrov_jogja@yahoo.com
Abstrak: Penelitian ini menganalisis minat konsumen dalam membeli barang bekas pakai di pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk menentukan apakah kuali-tas produk, harga, dan layanan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli secara signi-fikan pada barang bekas pakai dengan menggunakan uji t atau uji F secara individual secara kolektif. Penelitian ini juga melakukan pengujian asumsi klasik. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa variabel jumlah kualitas produk berpengaruh se-cara signifikan pada jumlah pembelian konsumen karena nilai statistik t sebesar 3,957 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0.000. Variabel harga berpengaruh secara signifikan pada ting-kat pembelian konsumen karena nilai statistik t sebesar 5,463 lebih besar dari nilai t tabel se-besar 0.000. Variabel layanan berpengaruh secara signifikan pada jumlah pembelian kon-sumen karena nilai statistik t sebesar 3,667 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0.000.
Kata kunci: kualitas produk, harga, pengaruh layanan, pembelian konsumen
Abstract: This research analyses the consumer purchases interest on the used goods in Pa-kuncen Klithikan Market. It aims to find out whether the quality of product, price and service affect the customer purchase interest significantly on the used goods by using t test individu-ally or F test collectively. The study also conducts classical assumption test. Base on analysis which have been done result indicate that variable sum of the quality product significant in-fluence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 3,957 bigger than value of t tables equal to 0,000. For the variable price significant influence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 5,463 bigger than value of t tables equal to 0,000. Variable service effect significant influence on the consumer purchase because value of t statistic equal to 3,667 bigger than value of t tables equal to 0,000.
Keywords: quality product, price, service effect, consumer purchase
PENDAHULUAN
Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibanding‐ kan harapannya. Enggel (1994) menyatakan
bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli setelah alternatif yang
bentuk sistem konsumen yaitu atribute level,
kepuasan, dan minat berperilaku. Sistem konsumsi terdiri dari beberapa subsistem dengan sistem produk dan pelayanan sebagai subsistem.
Perspektif sistem konsumsi mengakui bahwa subsistem produk dan subsistem pe‐ layanan saling berpengaruh. Dampak dari saling berpengaruh ini mempunyai implikasi bahwa kepuasan akan produk mempenga‐ ruhi minat berperilaku ke arah penyedia pe‐ layanan dan kepuasan akan pelayanan dapat mempengaruhi minat berperilaku ke arah manufaktur produk.
Perkembangan usaha kecil dan mene‐ ngah pada sektor perdagangan di Yogyakarta berkembang cukup pesat, termasuk para pedagang yang menjual barang bekas. Salah satu arena penjualan barang bekas tersebut adalah Pasar Klithikan. Usaha jenis ini mulai berkembang di kawasan Yogyakarta sekitar tahun 1960‐an. Pada mulanya kegiatan terse‐ but berawal dari keterampilan sederhana dalam memperbaiki barang‐barang (Roni Femri Dethan, Y. Susilo, 2007; 35).
Sekarang ini, Pemerintah Kota Yogya‐ karta telah membangun pasar khusus untuk para pedagang barang bekas, meskipun pada perkembangannya banyak juga barang baru yang dijual di pasar yang berlokasi di Pakun‐ cen Wirobrajan Yogyakarta Pasar ini biasa disebut Pasar “Klithikan”, Sebelumnya Pasar “Klithikan” tersebar di beberapa tempat, yaitu di kawasan Jalan Mangkubumi, Alun‐ alun Kidul, dan Asem Gedhe (Kawasan Kranggan). Langkah pemerintah tersebut di‐ maksudkan agar lokasi Pasar “Klithikan” ter‐ fokus sehingga memudahkan konsumen dan juga keberadaan para penjual barang bekas tidak bertentangan dengan peraturan keterti‐ ban penggunaan trotoar.
Pasar “Klithikan” telah melekat sebagai salah satu ciri khas kota Yogyakarta. Pasar
yang awalnya menjual barang bekas pakai tersebut mulai marak pasca krisis ekonomi tahun 1997 (Kompas, 2007). Perkembangan Pasar “Klithikan” cukup pesat yang ditandai kenaikan jumlah pengunjung dan nilai tran‐ saksi. Fenomena perilaku konsumen terha‐ dap barang bekas yang meningkat jumlahnya menjadi hal yang menarik untuk dicermati.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana kualitas produk, harga, dan pe‐ layanan mempengaruhi minat beli masyara‐ kat terhadap barang bekas, dalam hal ini yang berada di Pasar ”Klithikan” Pakuncen Yogyakarta.
Tinjauan pustaka untuk studi ini sebagai berikut.
Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk. Para pem‐ beli memiliki kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran dan hubungan. Ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan ke‐ butuhan, memiliki sumber daya untuk terli‐ bat dalam pertukaran, dan mau menawarkan sumber‐sumber daya ini dalam pertukaran yang mereka inginkan. Pada mulanya, istilah pasar berarti tempat pertemuan pembeli dan penjual untuk menukarkan barang. Ekonomi menggunakan istilah pasar untuk mengarti‐ kan kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi dalam tipe produk ter‐ tentu, seperti pasar perumahan atau pasar beras. Akan tetapi pemasar memandang penjual sebagai industri dan pembeli sebagai pasar (Kotler, dan Armstrong, 2001: 15).
James F. Engel (Freddy Rangkuti, 2002: 58),
hingga perilaku konsumen perlu dipelajari. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan di‐ inginkan oleh konsumen pada saat ini meru‐ pakan hal yang sangat penting.
Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang te‐ pat dan efisien. Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen, maka aspek‐aspek yang mempengaruhi konsumen secara indi‐ vidu seperti persepsi, cara memperoleh in‐ formasi, sikap, demografi, kepribadian, dan gaya hidup perlu dianalisis.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu 1) konsumen indi‐ vidual. Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal‐ hal yang ada pada diri konsumen; 2) ling‐ kungan yang mempengaruhi konsumen; dan 3) stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu‐satunya variable dalam model ini yang dikendalikan oleh pe‐ masar (Sutisna, 2002: 18). Para konsumen
membuat keputusan tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan seki‐ tar. Perilaku pembelian mereka sangat dipengaruhi oleh faktor‐faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis (Freddy Rang‐ kuti, 2002: 60).
Secara historis, teori nilai guna (utility)
merupakan Teori Perilaku Konsumen yang terlebih dahulu dikembangkan untuk mene‐ rangkan kelakuan individu dalam memilih barang‐barang yang akan dibeli dan dikon‐ sumsinya. Sir John R Hick telah mengem‐
bangkan suatu pendekatan untuk mewujud‐ kan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai penda‐ patan terbatas. Analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran (Sadono Sukirno, 2005: 169).
Ada empat pendekatan yang membicara‐ kan bagaimana fungsi permintaan itu ter‐ bentuk, yaitu: pendekatan kardinal (cardinal approach), pendekatan ordinal (ordinal ap‐ proach), pendekatan preference, dan pendekatan atribute. Kepuasan pelanggan (customer satis‐ faction) bergantung pada perkiraan kinerja
produk dalam memberikan nilai, relatif ter‐ hadap harapan pembeli. Jika kinerja produk jauh lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli tidak terpuaskan. Jika kinerja sesuai dengan harapan, pembeli lebih senang. Peru‐ sahaan pemasaran terkemuka akan mencari cara sendiri untuk mempertahankan kepua‐ san pelanggannya. Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu yang lain tentang pe‐ ngalaman baik mereka dengan produk terse‐ but.
Kepuasan pelanggan berkaitan erat de‐ ngan kualitas. Banyak perusahaan yang mengadopsi program manajemen mutu total (total quality management/TQM), yang diran‐
cang untuk perbaikan berkelanjutan produk, jasa, dan proses pemasaran mereka. Mutu mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan dengan demikian terha‐ dap kepuasan pelanggan (Kotler, dan Arm‐ strong, 2001: 13).
Secara konseptual ada tiga elemen yang membentuk sistem konsumsi, yaitu evaluasi
attribute‐level, kepuasan dan minat berperi‐
laku. Dalam pendekatan attribute‐level,
kepuasan dan minat berperilaku (behavioral intensions), model multi atribut akan lebih
telah diteliti sebelumnya (Hadiwijayanto, 2001). Hasil penelitian menunjukkan pema‐
haman terhadap variabel‐variabel tersebut. Kepuasan pelayanan pada awalnya berpe‐ ngaruh dalam menentukan intensitas pembe‐ lian terhadap produk menjadi lebih menen‐ tukan dalam intensitas pembelian terhadap produk maupun intensitas pembelian melalui dealer, tetapi atribut produk dan pelayanan tetap menjadi kuncinya.
Selain itu Hadiwijayanto (2007) yang
menguji atribut dan kinerja kepuasan juga menemukan hubungan yang positif antara variabel‐variabel tersebut dan sangat penting bagi produsen dan dealer dalam pengambi‐ lan keputusan, karena memiliki dampak langsung pada konsumen terutama kepuasan dan minat pembelian. Pebedaan penelitian yang dilakukan peneliti ini dengan penelitian
Hadiwijayanto (2007) terletak pada minat beli
masyarakat terhadap barang bekas yang di‐ lakukan oleh peneliti. Variabel yang diguna‐ kan dalam penelitian ini adalah kualitas pro‐ duk, harga, dan pelayanan.
Hasil penelitian terdahulu Hadiwijayanto (2007) bahwa atribut produk yang terdiri dari
atribut model, keandalan mesin, pengenda‐ lian dan pengereman berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli terhadap produk. Variabel pelayanan yang terdiri dari atribut kualitas pekerjaan, peralatan yang tersedia, kesabaran menerima dan kejujuran juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Variabel kepuasan yang terdiri dari variabel kepuasan produk dan pelayanan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Rullijanto (2001) melakukan penelitian
yang serupa dengan menggunakan regresi berganda juga menguji hubungan antara kinerja atribut dan kinerja kepuasan juga me‐ nemukan hubungan yang positif antara vari‐ abel‐variabel tersebut dan sangat penting
bagi produsen dalam pengambilan keputu‐ san, karena memiliki dampak langsung pada konsumen terutama kepuasan dan minat pembelian.
METODE
Subyek penelitian ini adalah konsumen di Pasar “Klithikan” Pakuncen Kecamatan Wi‐ robrajan Kota Yogyakarta. Data yang diguna‐ kan dalam penelitian ini data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber melalui wawancara (interview); pe‐
ngamatan (observation); dan kuesioner (ques‐ tioner).
Metode pengambilan sampel yang digu‐ nakan dalam penelitian ini adalah metode sampel random sederhana (simple random sampling) yaitu desain pemilihan sampel yang
paling sederhana dan mudah. Prinsip pemili‐ han sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai kesem‐ patan yang sama untuk dipilih. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mempergu‐ nakan daftar random, atau juga bisa dengan cara lain. Dalam hal ini yang terpenting adalah prinsip bahwa seluruh elemen memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Kuncoro, 2003: 112).
Tempat pengambilan sampel penelitian ini di kawasan Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta. Sampel penelitian ini sebanyak 100 responden merupakan sejumlah yang le‐ bih besar dari persyaratan minimal jumlah sampel sebanyak 30 responden. Menurut
Guilford (1987) dalam Supranto (1997) semakin
Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi tentang pengaruh kualitas produk, harga dan pelayanan terha‐ dap minat beli masyarakat terhadap barang bekas. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert berisi setuju dan tidak
setuju. Skala likert ini digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi se‐ seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dimana masing‐masing variabel dirinci kedalam beberapa perta‐ nyaan dengan pilihan alternatif jawaban berupa sangat setuju (skor 4) sampai dengan sangat tidak setuju (skor 1).
Uji
Hipotesis
dan
Analisis
Data
Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Analisis ini digunakan un‐ tuk mengetahui sejauh mana pengaruh se‐ benarnya dari variabel X (harga, kualitas produk, dan pelayanan) terhadap variabel Y (minat beli masyarakat).
Regresi
Linier
Berganda
Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh antara kepuasan dengan variabel yang mem‐ pengaruhi minat beli. Model analisis data disajikan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan; Y adalah minat beli, a adalah nilai
konstanta, b adalah koefisien regresi, X1 adalah kualitas produk, X2 adalah harga, X3 adalah pelayanan
Uji
Asumsi
Klasik
Uji Multikolinearitas. Uji Multikolinearitas
dilakukan untuk menguji apakah pada Model Regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel indenpenden. Jika korelasi, berarti terdapat masalah Multikolinearitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi di antara variabel Multikolinearitas yaitu 1) Nilai R2 yang dihasilkan sangat tinggi, tapi tingkat signifikansi variabel bebas berdasarkan uji
t
statistik sangat kecil ataubahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan; dan 2) Menggunakan Korelasi Parsial, korelasi antarvariabel indenpenden harus lemah (di bawah 0,5). Jika Korelasi melebihinya maka terjadi problem multikoli‐ nearitas sehingga perlu diatasi.
Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroske‐
dastisitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas artinya varians vari‐ abel dalam model tidak sama (konstan). Kon‐ sekuensi adalah penaksiran (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Akibat dari adanya he‐ teroskedastisitas pada hasil regresi, adalah sebagai berikut: varians tak lagi minimum; pengujian dari koefisien regresi menjadi kurang kuat; koefisien penaksir menjadi bias; dan kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Pengujian
hipotesis
Uji
t
Statistik. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh signifikan penga‐ ruh variabel independen (harga, kualitas produk, dan pelayanan) secara individual pada variabel dependen (minat beli). Pengu‐ jian hipotesis dilakukan dengan memban‐ dingkan nilai probabilitasnya (p) dengan nilai α yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,05 atau 5 persen.ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,05. Uji F digunakan untuk menguji hipote‐ sis keempat. Pengujian dilakukan dengan program bantuan SPSS 11.00.
Uji Koefisien R Square (R2). Uji koe‐ fisien determinasi bertujuan untuk mengeta‐ hui seberapa jauh kemampuan variabel inde‐ penden (harga, kualitas produk, dan pelaya‐ nan) dalam menjelaskan variasi variabel de‐ penden (minat beli). Nilai R Square (R2) menunjukkan kemampuan variasi variabel‐ variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen. Untuk lebih mempermu‐ dah proses perhitungan dan hasil analisis data, maka semua proses perhitungan akan dilakukan dengan bantuan statistical software
SPSS 11.00.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Analisis regresi ini bertujuan untuk menge‐ tahui besarnya pengaruh variabel satu atau lebih variabel dengan metode yang diguna‐ kan adalah metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini memberikan alat yang diperlukan untuk penaksiran atau pengujian hipotesis regresi linear. Sebelum sebuah data dianalisis guna untuk pengambilan keputusan, maka dilakukan uji kevalidan data untuk pengam‐ bilan keputusan yang lebih valid dan terper‐ caya. Untuk pengujian tersebut digunakan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Kemudian dilakukan uji statistik, yang meliputi pengujian koefi‐
sien regresi secara partial (individu) yaitu dengan menggunakan uji t (test), pengujian secara serempak (F‐test) dan pengujian koefi‐ sien determinasi (R2).
Uji
Asumsi
Klasik
Uji Multikolinearitas. Pengujian multikoli‐
nearitas dilakukan dengan melihat nilai R2, F‐hitung serta t‐hitung yang akan mendu‐ kung uji toleransi (TOL) dan faktor inflasi varians (VIF) dengan hipotesis Ho: VIF 10 atau TOL=1 atau mendekati 1, maka artinya tidak terdapat multikolinearitas dan Ho: VIF 10 atau TOL≠1 atau mendekati 0, maka artinya terdapat multikolinearitas. Berikut disajikan hasil ringkasan untuk uji multiko‐ linearitas:
Kesimpulan dari Tabel 1 adalah semua
variabel bebas tidak terjadi gejala multiko‐ linearitas karena VIF lebih kecil dari 10 dan nilai TOL mendekati 1.
Uji
Heteroskedastisitas
Hasil pengujian dengan tingkat α = 0,05 dan nilai df = 100‐1‐3 = 96 diperoleh nilai ttabel sebe‐ sar 1,984. Dengan demikian berdasarkan hasil penghitungan, secara keseluruhan ditabu‐ lasikan hasil pengujiannya dalam Tabel 2.
Dari hasil penghitungan, dapat dinyata‐ kan model regresi di muka masing‐masing variabel tidak signifikan dan thitung<ttabel, arti‐ nya homoskedastisitas atau tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Terikat Variabel Bebas TOL VIF Keterangan
X1 0,164 5,101 Tidak ada Multikolinearitas
X2 0,196 5,096 Tidak ada Multikolinearitas
Y
X3 0,192 5,199 Tidak ada Multikolinearitas
Regresi
Linear
Berganda
Setelah dilakukan uji asumsi klasik sekarang akan disajikan hasil uji statistik yang akan menguraikan satu persatu tentang seberapa besar elastisitas atau pengaruh masing‐ masing variabel penjelas terhadap pendapa‐ tan.
Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dibuat
persamaan regresi:
Y=‐0,165+0,425X1+0,562X2+0,320X3 Nilai konstanta (a) sebesar ‐0,165 dapat diartikan bahwa, apabila kualitas produk, harga, dan pelayanan konstant atau tidak mengalami perubahan/cateris paribus, maka
minat beli akan sebesar 0,684 persen (anti log ‐0,165).
Nilai koefisien (b1) sebesar 0,425 menun‐ jukan bahwa, apabila kualitas produk (X1)
berubah 1 persen, maka minat beli (Y) akan mengalami perubahan sebesar 2,66 persen dengan asumsi variabel yang lain harga (X2), dan pelayanan (X3) konstan atau tidak me‐ ngalami perubahan. Pada penelitian ini kualitas produk (X1) bernilai (bertanda) posi‐ tif, ini menunjukkkan bahwa kualitas produk (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli (Y). Hal ini berarti uji tanda sesuai dengan hipotesis yang digunakan dalam penelitian.
Nilai koefisien (b2) sebesar 0,562 menun‐ jukkan bahwa variabel harga (X2) memberi pengaruh yang positif terhadap minat beli (Y), koefisien harga bernilai (bertanda) positif berarti harga mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli.
Nilai koefisien (b3) sebesar 0,320. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pelayanan (X3), memberi pengaruh yang positif terha‐
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel thitung ttabel Keterangan
X1 ‐0,427 1,984 Non Heteroskedastisitas
X2 0,895 1,984 Non Heteroskedastisitas
X3 ‐1,037 1,984 Non Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran, data diolah.
Tabel 3. Output Regresi Linear Berganda
Unstandardized
coefficients
Model
B Std. Error
T Sig. F Sig. R2
Constant X1 X2 X3
‐0,165 0,425 0,562 0,320
0,059 0,107 0,103 0,087
‐2,798 3,957 5,463 3,667
0,006 0,000 0,000 0,000
283,541 0,000 0,899
dap minat beli dan apabila pelayanan (X3) berubah 1 persen maka minat beli mengalami perubahan sebesar 2,09 persen, dengan asum‐ si variabel yang lain (kualitas produk(X1) dan harga (X2)) Konstan. Koefisien pelayanan bernilai positif berarti uji tanda sesuai dengan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini.
Pengujian
Signifikansi
Variabel
Secara
Individu
Persamaan regresi yang diperoleh adalah persamaan regresi sampel, maka perlu dila‐ kukan pengujian secara parsial, agar suatu pernyataan tentang keadaan populasi dapat diandalkan atau dapat dipertanggungjawab‐ kan.
Pengujian terhadap Variabel Kualitas Produk (X1). Pengujian ini dilakukan dengan pengujian dua sisi dengan derajat keperca‐ yaan 1 persen maka diperoleh t(0,10 α; n‐k‐1)=t
(0,10; 100‐3‐1) dan diperoleh ttabel sebesar 2,626. Kriteria hasil analisis menunjukkan bahwa thitung(3,957)>ttabel(2,626) dengan tingkat signifi‐ kansi 99 persen, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini ber‐ arti menerima hipotesis bahwa kualitas pro‐ duk (X1) mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap minat beli (Y).
Pengujian Terhadap Variabel Harga (X2). Pengujian ini dilakukan dengan pengu‐ jian dua sisi dengan derajat kepercayaan 1 persen maka diperoleh t(0,10 α; n‐k‐1)=t(0,10; 100‐3‐1) dan diperoleh ttabel sebesar 2,626. Kriteria ha‐ sil analisis menunjukkan bahwa thitung (5,463)>ttabel(2,626) dengan tingkat signifikansi 99 persen, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti mene‐ rima hipotesis bahwa harga (X2) mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terha‐ dap minat beli (Y).
Pengujian terhadap Variabel Pelayanan
(X3). Untuk uji ini dilakukan pengujian dua sisi dengan derajat kepercayaan 1 persen maka diperoleh t(0,1 α; n‐k‐1)=t(0,1; 100‐3‐1) dan diperoleh ttabel sebesar 2,626. Berdasarkan per‐ hitungan maka diperoleh thitung(3,667)>ttabel (2,626) dengan tingkat signifikansi 99 persen, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat ditarik kesim‐ pulan bahwa pelayanan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli (Y).
Uji Koefisien Regresi Secara Serempak (Uji‐F). Pengujian ini digunakan untuk me‐ ngetahui keandalan persamaan regresi yang diperoleh, dalam hal ini regresi diuji secara statistik apakah dapat diandalkan sebagai model penjelas bagi fenomena yang terjadi dalam variabel independen. Hasil perhitu‐ ngan diperoleh Fhitung sebesar 283,541, dengan taraf signifikan 99 persen (α=1%) dan derajat kebebasan (df=3, 100‐3‐1), serta pengujian satu sisi, maka diperoleh Ftabel sebesar 26,2. Berdasarkan kurva diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung(283,541)>Ftabel (26,2), yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas kualitas produk (X1), harga (X2), dan pelayanan (X3) secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli (Y).
Uji Determinasi (R2). Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh ke‐ mampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determi‐ nasi adalah ntara nol sampai satu. Nilai R Square (R2) menunjukkan kemampuan va‐ riasi variabel‐variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen. Berdasarkan tampilan output SPSS model summary be‐
pelayanan (X3), sedangkan sisanya 10,1 per‐ sen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis minat beli masya‐ rakat terhadap barang bekas dipasar klithi‐ kan Pakuncen dapat diambil kesimpulan bahwa:
(1) Kualitas produk memberikan pengaruh positif (3,957) dan signifikan (0,000) terhadap minat beli masyarakat terhadap barang bekas di Pasar Klithikan Pakuncen. Harga membe‐ rikan pengaruh positif (5,463) dan signifikan (0,000) terhadap minat beli masyarakat terha‐ dap barang bekas di Pasar Klithikan Pakun‐ cen, dan pelayanan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat terhadap barang bekas dipasar klithikan Pakuncen.
(2) Kualitas produk, harga, pelayanan mem‐ berikan pengaruh positif dan signifikan ter‐ hadap minat beli masyarakat terhadap ba‐ rang bekas di Pasar Klithikan Pakuncen. Hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas produk, harga, dan pelayanan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli terhadap barang bekas di Pasar Klithikan Pakuncen sudah terbukti. Hal tersebut juga sesuai dengan teori “Prinsip‐ prinsip Pemasaran”, bahwa kualitas produk, harga, dan pelayanan berkaitan erat terhadap minat beli masyarakat terhadap suatu produk.
Dari hasil pembahasan, serta beberapa simpulan di atas, maka dapat dirumuskan saran bahwa berdasarkan dari hasil penghi‐ tungan regresi berganda pada penelitian ini diperoleh data yang signifikan, baik itu dili‐ hat dari kualitas produk, harga, maupun pe‐ layanan. Hal ini perlu ditingkatkan lagi dan
menjadi perhatian utama bagi para pedagang maupun pengelola pasar dalam meningkat‐ kan kinerjanya. Untuk peneliti selanjutnya perlu menambahkan lagi jumlah respoden maupun variabel yang digunakan dalam penelitian berikutnya, karena hal tersebut dapat membantu para pedagang maupun pengelola di Pasar Klithikan Pakuncen seba‐ gai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, (2007), Data Kecamatan Wirobrajan Tahun 2007, Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik, (2008), Kota Yogyakarta dalam Angka, Tahun 2008, Yogyakarta:
BPS.
Dethan, R.F., Susilo, Y.S. (2007), “Profil Peda‐ gang Klithikan”, Modus, Volume 19,
halaman 35.
Ghozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multi‐ variate dengan Menggunakan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Uni‐
versitas Diponegoro.
Hermanto; Saptutyningsih, E, (2002), Electro‐ nic Data Processing (EDP) SPSS 10.0 & Eviews 3.0, Yogyakarta: UPFE‐UMY.
Husien U, 2002, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Edisi 1, Cetakan 2, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Joesron, T. S., Fathorrozi, M., (2003), Teori Ekonomi Mikro, cetakan pertama, Jakar‐
ta: Penerbit Salemba Empat.
Kotler, P., Armstrong, G., (2001), Prinsip‐prin‐ sip Pemasaran, edisi kedelapan, cetakan
pertama, Jakarta: Penerbit Erlangga. Kuncoro Mudrajat, 2003, Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Penerbit
Mudayen, Y. M. V., 2004, “Upaya Peningka‐ tan Kualitas SDM Sektor Pariwisata In‐ donesia dalam Menghadapi Era Perda‐ gangan Bebas”, Antisipasi, Volume 8, no
2, halaman 573.
Narbuko, C., Achmadi, H. A., 2007, Metodo‐ logi Penelitian, cetakan kedelapan, Ja‐
karta: Penerbit Bumi Aksara.
Rangkuti F, 2003, Measuring Customer Satis‐ faction, cetakan kedua, Jakarta: PT.
Gramedia.
Soelistyo, 1982, Pengantar Ekonometri 1, ceta‐
kan pertama, Yogyakarta: BPFE‐UGM. Sugito, 2007, “Peminat Pasar Klithikan Tetap
Setia”, Litbang Kompas, November.
Sukirno, S., 2005, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, edisi ketiga, Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komu‐ nikasi Pemasaran, cetakan kedua, Ban‐
dung: PT. Remaja Rosdakarya.