• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI TQM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI TQM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI TQM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN (Apakah TQM sebuah konsep yang paten?)

Oleh : Hefniy

Abstract:

´Total Quality Management is becoming increasingly used to describe a variety of differentinitiatives in organizations.It refers to the systematic managemen of an organization's customer-supplierrelationships in such a way as to ensure sustainable, steep-slope inprovements in quality performance.

TQM aims at significant and substantive quality inprovements and performance improvements, not just small, marginal gains. The idea is that TQM, if applied over the whole chain of customer supplier relationship, can lead to substantial gains in process quality and performance outcomes.

Student and parent are not the only customer for the processes of schooling. But they have a great effect on the way the school functions and operates, on school performance and on its reputation.

A. Pendahuluan

Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah

bersa-sama dengan masyarakat dalam rangka upaya pengejawantahan salah

satu cita-cita yang sangat mulia dan luhur, yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa sebagaimana termaktup dalam UUD '45.

Dalam upaya tersebut, masyarakat juga pemerintah bahu-membahu dalam

upaya mencerdaskan seluruh komponen bangsa dengan pendidikan baik

formal maupun non formal, baik melalui sekolah maupun luar sekolah,

sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa bisa mengenyam dan

menikmati pendidikan sebagai kebutuhan primer masyarakat.

Disaat yang besamaan nampaknya sangat urgen dalam upaya adanya

(2)

signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini berlaku bagi

orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas

benar-benar menjadi tujuan yang mendasar.

Dengan demikian, lembaga pendidikan harus diusahakan berupa

langkah-langkah adanya inovasi-inovasi pendidikan secara profesional dengan

manajemen yang handal, sehingga lembaga pendidikan tersebut bisa mencetak

kader-kader yang ready for yours di tengah-tengah masyarakat, baik siap

dalam intelektualnya, keterampilannya, maupun spiritualnya.

Pada zaman globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) yang semakin canggih terus menggelobal dan berdampak

pada hampir smua sistem kehidupan umat manusia di muka bumi dewasa ini1.

Lembaga pendidikan sebagai organisasi merupakan salah satu sistem juga

tidak dapat terhindar dampak dari kemajuan tersebut, dengan demikian maka

disetiap lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mengantisipasi berbagai

perubahan-perubahan tersebut.

Keberadaan TQM yang digunakan dalam penerapan di dunia bisnis

menuai hasil yang sangat signifikan, sehingga TQM memiliki daya tarik

tersendiri, untuk bisa diaplikasikan pada objek-objek kelembagaan atau

organisasi yang lain, baik dalam bidang politik, sosial, termasuk dalam dunia

pendidikan. Hal ini dalam rangka efektivitas dan hasil yang baik sebagai target

yang diidam-idamkan.

B. Eksistensi TQM

(3)

1 Definisi TQM

Dalam mendefinisikan kualitas produk, ada beberapa pakar utama

dalam manajemen mutu terpadu (Total quality Manajement) yang saling

berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama. Diantara beberapa definisi

tersebut adalah :

1. Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu

sesuai yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki

kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produksi

jadi.

2. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya

(full costumer satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas

apabila dapat memberi kapuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu

sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.

3. Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan

tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu

produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus berubah

atau disesuaikan. Dengan perubahan kualitas produk tersebut,

diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan tenaga kerja,

(4)

perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan

konsumen2.

Berangkat dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa

hal mendasar dalam mendefinisikan kualitas adalah quality assurance,

contract conformance and costumer driven3.

Meskipun tidak ada definisi mengenai kaulitas yang diterima secara

universal, namun ketiga definisi kualitas tersebut di atas terdapat beberapa

persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :

a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan.

b. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan

Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang

berkualitas pada masa mendatang).

Beberapa ahli managemen memberi definisi TQM (Total Quality

Management} sebagai berikut:

a) Menurut Edward Sallis bahwa "Total Quality

Management is a philosophy and a methodologhy which assits

institutions to manage change and to set their oum agendas for

dealing whit the pletbora of new external pressures4." Pengertian ini

menekankan bahwa Total Quality Management merupakan suatu

2 M. N. Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajement, Ghalia Indonesia,

Jakarta, hal : 16.

3 Stephen Murgatroyd and Colin Morgan, 1994, Total Quality Manajement and The School, Open

University Press, Buckingham – Philadelphia, hal :45.

4 Edward Sallis, 1993, Total Quality Management in Education, London, Kogan Page Educational

(5)

filsafatdan metodologi yang membantu berbgai institusi, terutama

industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda

masing-masing untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal.

b) Menurut Cafee dan Sherr menyatakan bahwa manajemen

mutu terpadu adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan

dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan

sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu, produktivitas

dan mengurangi pembiayaan5.

c) Hradesky; TQM is a philosophy, a set of tools, and a

process whose output yield customer satisfaction and continuous

improvement6

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas yang diinginkan dengan

didasarkan pada kepuasan pelanggan, maka diperlukan manajemen yang

tepat guna, yaitu Total Quality Manajement (TQM). Istilah utama yang

terkait dengan kajian Total Quality Manajement (TQM) adalah continous

improvement (perbaikan terus menerus) dan quality improvement

(perbaikan mutu).

Pada dasarnya Managemen Kualitas (Quality Management)

Manajemen Kulaitas Terpadu (Total Quality Management = TQM)

didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara

terus-menerus (continuous formanceimprovement) pada setiap level operasi atau

5Ibid, hal : 29.

(6)

proses, dalam setiap area fungsional dari organisasi, dengan menggunakan

semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia7.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa Total

Quality Manajement (TQM) memfokuskan pada suatu proses atau system

pencapaian tujuan organisasi. Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu,

maka TQM diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan

dalam menghasilkan produk, karena produk yang baik adalah harapan

para pelanggan. Jadi rancangan produk diproses sesuai dengan prosedur

dan tekhnik untuk mencapai harapan pelanggan. Penggunaan metode

ilmiah dalam menganalisis data diperlukan sekali untuk menyelesaikan

masalah dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai digerakkan

agar mereka memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai

tujuan kepusan pelanggan.

2 Sejarah TQM

Landasan histories Manajemen ini sebenarnya adalah Stantistical

Process Control (SPC) yang merupakan model manajemen manufaktur

yang pertama kali diperkenalkan oleh Edward Deming dan Joseph Juran

sesudah perang dunia II, guna membantu bangsa Jepang untuk

membangun kembali infrastruktur negaranya. Ajaran Deming dan Juran

ini berkembang terus hingga kemudian dinamakan Total Quality

Management oleh US Navy pada taahun 19858.

3 Konsep Dasar dan Prinsip-prinsipTQM

(7)

a Konsep Dasar TQM

Konsep manajemen TQM lebih memusatkan perhatian kepada uapaya

pergerakan dan pemberdayaan sumber daya manusia (human

resources empowering and motivating)9

Kepuasan pelanggan merupakan fokus dari pelaksanaan TQM. Filosofi

ini menyebabkan beberapa implikasi yang sangat besar dalam

pelaksanaan sistem manajemen dibandingkan dengan sistem

managemen konvensional. Kepuasan pelanggan yang dinyatakan

dalam TQM merupakan kepuasan pelanggan baik pelanggan internal

maupun eksternal, sehingga penentuan visi dan tujuan harus selalu

melibatkan pelanggan, sehingga sebuah organisasi yang hendak

menerapkan TQM harus mendefinisikan terlebih dahulu siapa yang

termasuk dalam pelanggannya yang kebutuhan dan harapannya harus

selalu diidentifikasi10

b Prinsip-prinsip TQM

Prinsip-prinsip Total Quality Manajement (TQM) Menurut Hensler

& Brunell, yaitu ada empat sprinsip utama:

1) Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas pelanggan diperluas.

Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaan dengan

spesipikasi-spesipikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh

9 Burhanuddin, 2002, Manajemen Pendidikan, Malang, UNM/UM: 5

10 Sugeng Listiyo Prabowo, Manajemen Mutu Terpadu: Alternatif Untuk Mengembangkan

(8)

pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan

eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan

dalam segala aspek, diantaranya harga, keamanan, dan ketepatan

waktu. Oleh karena itu segala aktivitas harus dikoordinasikan

untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu

perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai

yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2) Respek terhadap setiap orang

Setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta

dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan

merupakan sumber daya organisasi yang peling bernilai. Oleh

karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik

dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim

pengambil keputusan.

3) Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada

perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini.

(1) prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan

tidak dapat dilkukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,

mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu

dengan menggunkan data maka manajemen dan tim dalam

(9)

vital.(2) variasi (variation) atau variabilitas kinerja manusia. Data

statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang

merupakan bagian yang wajar dari suatu sistem organisasi. Dengan

demikian menejemen dapat memberikan prediksi hasil dari setiap

keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4) Perbaikan berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses

secara sistematis dalam melakukan perbaikan berkesinambungan.

Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (

plan-do-chek-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan tindakan

korektif terhadap hasil yang diperoleh.11

4 Karakteristik TQM

Adapun karakteristik Total Quality Manajement (TQM) menurut

Joseph M. Juran adalah meliputi;

a Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda

managemen atas

b Sasaran kualitas dimasukkan dalam mrencana

bisnis.

c Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking:

fokus adalah pada pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi, di sana

adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan.

11 Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2003, Total Quality Manajemen, yogyakarta, Andi:

(10)

d Sasaran disebarkan ketingkat yang mengambil

tindakan.

e Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.

f Pengukuran ditetapkan seluruhnya.

g Manajer atas sedar teratur meninjau kembali

kemajuan dibandingkan dengan sasaran.

h Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.

i Sistem imbalan (reward system) diperbaiki12.

C. Implementasi TQM dalam Pendidikan

Ketika dikaitkan dengan konteks aplikasinya dalam konsep pendidikan,

maka Total Quality Manajement dapat didefinisikan sebagai "a philoshophy

improvement which can provide any educational institution with a set of

practical tools for meeting and exceeding present and future coctumer need,

wants and expextations".

Definisi Total Quality Management tersebut menekankan pada dua konsep

utama. Pertama, sebagai suatu filosofi perbaikan terus menerus (continous

improvement), dan kedua berhubungan dengan alat-alat dan tekhnik seperti

"brainstorming" dan "force field analysis" (analisis kekuatan lapangan), yang

digunakan untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajeen untuk mencapai

kebutuha dan harapan pelanggan.

12 Vincent Gaspersz, 2005, Total Quality Management,Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama: 5-6

(11)

Sedangkan Total Quality Management dalam pendidikan telah dinyatakan

oleh Sallis, bahwa "Total Quality Managementis about creating a quality

culture where the aim of every member of staff is to delight their customer,

and where the stucture of their organizations allow todo so13. Hal ini

mengandung pengertian bahwa Total Quality Management berhubungan

dengan penciptaan budaya kualitas dengan memposisikan tujuan karyawan

dan staf untuk menyenangkan konsumen sekaligus didukung oleh organisasi

mereka dan melakukan sesuatu yang dikehendaki.

Untuk bisa menyenangkan konsumen dalam pendidikan maka perlu

perbaikan program sekolah yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan

konstruktif, dan yang paling vital adalah bagaimana mutu kualitas dalam

programnya dapat mengobah kultur sekolah para pelajar dan orang tuanya

menjadi tertarik dengan adanya inovasi yang ditimbulkan oleh TQM.

Franklin P. Schargel menegaskan bahwa "Total Quality Educations is a

process which involves focussing on meeting and exceeding customer

expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with

employees, and reducing scrap and rework14 bahwa mutu terpadu pendidikan

dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian

kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus-menerus, pembagian

tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan

pengerjaan kembali.

13 Edward Sallis, 1993, Total Quality Management in Education, London, Kogan Page Educational

Management Series: 26

14 Franklin P. Schargel, 1994, Transforming Education Through Total Quallity Management: A

(12)

Sedangkan konsep Total Quality Management in Educations menurut A.R.

Tenner & Detoro, berupa: adanya tujuan TQM tentang peningkatan kualitas

sistem layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan

terpadu. Pencapaian tujuan tersebut dapat di wujudkan dengan menggunakan

prinsip-prinsip berupa; pemfokusan pada pelanggan sekolah, peningkatan

kualitas proses, dan melibatkan semua komponen lembaga15.

Dalam rangka melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan perlu

melaksanakan metode yang dikenal dengan metode PDCA

(Plan-Do-Chek-Act). Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Sheward dan

divisualisasikan oleh Deming16, berupa siklus PDCA

Berangkat dari siklus di atas bisa diambil pengertian dengan beberapa

tahapan, yaitu:

1. Plan berisi penentuan proses yang

man yang perlu diperbaiki, menentukan perbaikan apa yang dipilih, dan

15 Tunner & Detoro, 1992: Total Quality Manajement : Tree Steeps to Continuous Improvement,

Massachuset, Addison-Weley Publishing Company: 32

16Harjo Soedarmo, 1997, Dasar-dasar Total Quality Management, Yogyakarta, Andi: 52

ACT PLAN

(13)

menentukan data dan informasi yang diperlukwan untuk perbaikan

proses.

2. Do, beirisi pengumpulan data dasar

tentang jalannya proses, implementasi perubahan yang dikehendaki (skala

kecil), mengumpulkan data untuk mengetahui perubahan (ada perbaikan

atau tidak).

3. Check, berisi langkah pemimpin

untuk menafsirkan hasil implementasi (berhasil atau tidak) atau upaya

pemimpin untuk memperoleh pengetahuan baru tentang proses yang

berada dalam tanggung jawabnya.

4. Act, berupa pengambilan keputusan

perubahan mana yang akan diimplementasikan, penyusunan prosedur

baku, pelatihan ulang bagi anggota terkait, dan pemantauan secara

kontineu17.

Untuk memperoleh mutu yang diidam-idamkan, tentunya

membutuhkan perencaan yang matang, karena total Quality adalah sesuatu

yang diraih dengan berkelanjutan. Untukmengejar mutu, maka kesalahan

harus dieleminasi untuk mencapai keunggulan kompetitif alumninya dan

keunggulan koperatif dengan lulusan yang lain sesuai dinamika dunia

kerja.

Menurut Joseh C. Field, bahwa ada sepuluh langkah-langkah untuk

menerakan Total Quality Management dalam pendidikan:

(14)

1. Mempelajari dan memahami Total

Quality Management secara menyeluruh.

2. Memahami dan mengadopsi jiwa

dan filosofi untuk perbaikan terus-menerus.

3. Menilai jaminan kualitas saat ini

dan program pengendalian mutu.

4. Membangun sistem kualitas

terpadu (kebijakan kualitas, rencana strategi mutu, impelmentasi

rencana, rencana pelatihan, organisasi dan struktur, prosedur bagi

tindakan perbaikan, pendefinisian terhadap nilai tambah tindakan).

5. Mempersiapkan orang-orang untuk

perubahan, enilai budaya mutu sebagai tujuan untuk mempersiapkan

perbaikan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok.

6. Mempelajari teknik untuk

menyerang atau mengatasi akar persoalan (penyebab) dan

mengaplikasikan tindakan koreksi dengan menggunakan teknik dan alat

Total Quality Management .

7. Memilih dan menetapkan pilot

project untuk diaplikasikan.

8. Menetapkan prosedur tindakan

(15)

9. Menciptakan komitmen dan

strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang akan

menggunakannya.

10. Memelihara jiwa mutu terpadu

dalam penyelidikan dan aplikasi pengetahuan yang amat luas18.

Dari sepuluh langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai total

quality sebagaimana disebut di atas, bagaimana TQM bisa di implementarikan

terhadap lembaga pendidikan, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Peningkatan secara

berkesinambungan

Sebagai suatu pendekatan TQM mencari suatu bentuk permanen dalam

lembaga, sehingga fokus bukan diarahkan jangka pendek, melainkan

diarahkan pada peningkatan kualitas jangka panjang. Inovasi konstan,

peningkatan dan perubahan merupakan inti TQM, dan lembaga-lembaga

tersebut dalam pelaksanaan peningkatan secara berlanjut.

2. Perubahan budaya

Dalam melaksanakan perubahan budaya (kualitas) dalam organisasi yang

pertama-tama harus dilakukan adalah "melelehkan" status quo, kemudian

menggerakkan ke arah yang baru (budaya baru untuk kualitas), dan jika

mantap dipermaninkan lagi.

3. Komunikasi organisasi

(16)

Adanya suatu komunikasi yang efektif , baik secara internal maupun

secara eksternal, antara pelanggan dan suplier. Semua jaringan dan media

komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal perlu

dioptimalkan.Hal ini sangat diperlukan untuk membentuk iklim kondusif

bagi terciptanya budaya kualitas yang diharapkan.

4. Menjaga hubungan dengan

pelanggan

Lembaga yang unggul akan selalu menjaga kedekatan dengan pelanggan

serta memiliki terterik (obsesi) terhadap kualitas. Pemimpinan lembaga

pendidikan harus mempreoritaskan dan memuaskan pelanggan. Hal ini

didasarkan pada ciri utama penentu kualitaqs versi TQM bahwa

pelangganlah yang akhirnya menentukan kualita.

5. Kolega sebagai pelanggan

Fokus TQM terhadap pelanggan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dari

luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada dalam lembaga juga

menrupakan pelanggan. Keseimbangan dalam memenuhi semua

pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara

proporsional.

6. Pemasaran internal

Pemasaran internal adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai

informasi pada staf guna meyakinkan mereka tentang apa yang terjadi di

sekolah, sehingga staf memiliki kesempatan untuk membrikan ide umpan

(17)

pemasaran internal berjalan dengan baik, niscaya dukungan terhadap

implementasi TQM dalam bidang pendidikan dapat berjalan dengan baik

pula, justru melalui pemasaran internal itulah nantinya menjadi

pendongkrak pada pemasaran eksternal yang lebih luas.

7. Profesionalisme dan fokus

pelanggan

Menunjukkan kepedulian pada standar akademik yang memadai.

Mempersatukan unsur terbaik bagi profesionalisme dengan total quality

merupakan modal penting untuk meraih sukses. Fokuskan

keprofesionalannya kepada keinginan dan kepuasan pelanggan dalam

jangka panjang. Implikasinya, opini pelanggan terhadap sistem layanan

jasa pendidikan disekolah menjadi terbentuk dengan baik.

8. Kulitas belajar

Dalam menerapkan TQM harus mengantisipasi gaya belajar siswa secara

serius, sehingga mendapatkan strategi yang baik untuk

melayanimasing-masing invidu yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penggunaan TQM

dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antar siswa

dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk

mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama

diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat

diberikan umpan balik serta memberikan kesempatan kepad siswa

mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga

(18)

9. Mengatasi hambatan dalam

memperkenalkan TQM

Ada beberapa hambatan yang sering timbul dalam pelaksanaan TQM di

sekolah, antara lain; (1) pemimpin membutuhkan hasil dri TQM, dipihak

lain mereka enggan memberikan dukungan; (2) staf tidak memahami

tujuan dan misi lembaga; (3) peran manajer madya, yang memiliki peran

sangat penting karena merka bertanggung jawab atas operasional lembaga

sehati-hari dan berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama.

Manajer madya tidak boleh bertindak sebagai inovator kecuali manajer

seniaor sudah mengemukakan misinya dimasa yang akan datang. Manajer

senior harus konsisten dalam menasehati dan mengkomunikasikan

pesan-pesan untuk meningkatkan kualitas.

Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin

sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplimentasikan pada organisasi,

beberapa contoh yang gagal mengimplementasikannya antara lain General

Motor19,Perum Jasa Tirta Malang dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa

konsep TQM masih perlu revitalisasi pengembangan inovasi-inovasi konsep

sehingga benar-benar lebih baik, disamping itu kiranya perlu adanya sikap

ketelatenan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu

ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus menerus untuk

optimalisasi keberhasilan.

19 B. Creech, 1996, Lima pilar (Manajemen Mutu Terpadu) TQM: Cara membuat Total Quality

(19)

D. Penutup

Manajemen merupakan keniscayaan bagi kehidupan umat manusia.

Sebenarnya tanpa disengaja manusia talah melaksanakan manajemen baik

secara personal maupun secara kolektif (kelompok), baik secara disengaja

maupun tidak disengaja. Namun efektivitas manajemen akan tercapai bila

mengetahui ilmu manajemen dan bisa biaplikasikan dalam keseharian.

Walaupun lembaga pendidikan telah melaksanakan manajemen dari sejak

keberadaannya, namun lembaga pendidikan perlu meningkatkan

inovasi-inovasi manajemen dalam upaya semakin meningkatkan kualitasnya. Diilhami

keberhasilan konsep-konsep TQM yang dilahirkan untuk peningkatan mutu

produksi di pabrik, nampaknya lembaga pendidikan sangat perlu untuk

menerapkan konsep TQM dalam dunia pendidikan.

Apabila dunia industri meningkatkan mutu produknya berupa benda mati,

lain halnya dengan lembaga pendidikan, dimana yang diproduksi berupa

benda hidup (bergerak), sehingga nampaknya sangat urgen bila konsep TQM

yang diaplikasikan kepada lembaga pendidikan untuk di kembangkan

kembali, karena bagaimanapun produk pabrik yang pasif tidak sepenuhnya

bisa disinkronisasi dengan produk pendidikan yang aktif.

Disamping itu barometer terhadap kepuasan pelanggan dalam dunia

pendidikan masih menimbulkan penilaian yang agak abstrak, hampir sama

juga dengan kurang jelasnya pengukuran kualitas output yang dihasilkan oleh

(20)

Masyarakat pedalaman akan merasa puas terhadap prosesi kegiatan belajar

mengajar, bahkan terhadap output dari lembaga tersebut karena hanya

anaknya bisa sekolah, dana yang relatif murah, dan karena anaknya bisa baca

dan menulis. Lain lagi dengan di perkotaan, tentunya akan lain lagi kepuasan

pelanggan terhadap pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran-ukuran

tersebut sangat kondisional dan tidak ada ukuran yang relatif sama dengan

ukuran kualitas barang yang tidak bergerak.

Namun bagaimanapun konsep-konsep TQM saat ini masih sangat relevan

untuk peningkatan kualitas lembaga pendidikan, walaupun kita masih perlu

melengkapi konsep tersebut dari segala kekurangan-kekurangannya.

DAFTAR PUSTAKA

B. Creech, 1996, Lima pilar (Manajemen Mutu Terpadu) TQM: Cara membuat Total Quality Management Bekerja bagi anda, Alih bahasa: Sindoro. A., Jakarta, Binarupa Aksara

B. Ibrahim, 2000, TQM: Panduan untuk menghadapi persaingan global, Jakarta, Djambatan

Burhanuddin, 2002, Manajemen Pendidikan, Malang, UNM/UM

(21)

Franklin P. Schargel, 1994, Transforming Education Through Total Quallity Management: A Practitioner"s Guide. New York, EYE on Education

Gaspersz, Vincent, 2005, Total Quality Management, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

Hardjosoedarmo, Soewarso, 1996, Total Quality Management, Yogjakarta, Andi Offset

J. Hradesky, 1995, Total Quality Management, New York, McGraw-Hill, Inc

Prabowo, Sugeng Sugeng Listiyo, Manajemen Mutu Terpadu: Alternatif Untuk Mengembangkan Perguruan Tinggi, dalam EL-JADID: Jurnal Ilmiah Pengetahuan Islam, Vol. 2 No. 4, Januari 2005

Sallis, Edward, 1993, Total Quality Management in Education, London, Kogan Page Educational Management Series

Soedarmo, Harjo, 1997, Dasar-dasar Total Quality Management, Yogyakarta, Andi

Tjiptono, Fandy, & Diana, Anastasia, 2003, Total Quality Manajemen, yogyakarta, Andi

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar mahasiswa pendidikan matematika yang

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Peningkatkan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan Jenis-Jenis Pekerjaan dengan Menggunakan Media Gambar pada

pendapatan Bakrieland juga dipengaruhi oleh stabilitas kondisi makro ekonomi. Ketika terjadi gejolak perekonomian seperti peningkatan suku bunga dan inflasi, atau terjadi fluktuasi

Varietas Pioneer 22 dan Bisma pada kondisi tercekam NaCl memperlihatkan selisih kadar NH 4 + yang meningkat dibandingkan pada kondisi tanpa cekaman yaitu masing-masing 4.39

Data karakteristik kualitas proses produksi air di Kualitas Pengolahan Air II PDAM Tirta Moedal Kota Semarang pada periode bulan Februari 2017 hingga Februari 2018

Verifikatif Analisis, yaitu menguji dan mendialogkan data yang diperoleh dari hasil di lapangan, karena peneliti ingin mengetahui apakah kriteria memilih calon menantu yang

Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian Observational Analitik yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan antar variabel, yang dalam hal

Pembelajaran kemampuan berbicara melalui dialog pementasan drama menggunakan teknik SAVI pada siswa kelas XI agar siswa lebih memahami secara mendalam dan