TERAPI WUDHU DALAM MENANGANI
GANGGUAN PSIKOSOMATIS BAGI PENDERITA
GASTRITIS DI SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.i)
Oleh :
NURUL LAYYINA A’FUA
(B33213035)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI
B i s mil I ahir r ahm anirr ah im
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
NIM
Prodi
Alamat
Nurul Layyina A'fua
83321 3035
Bimbingan dan Konseling Islam Tambak Rejo Waru Sidoarjo
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1.
Skripsiini
tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikantinggi mana pun untuk mendapatkan gelal akademik apapun'
2.
Skripsiini
adalah benar-benar hasil karya saya mandiri dan bukanmerupakan hasil plagiasi atas karya orang lain'
3.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi inisebagai
hasil plagiasi, saya akan
bersedia menanggung segalakonsekuensi hukum Yang terjadi.
Surabaya, 30 Januari 2017 Yang menYatakan,
Nuru1 Layyina A'fua
PENGTSAHAN TIM PENGUJI
slripsi olehNurul LayyinaA'ftaElah dipettahankan di depan Tim penguji
Slebsi
Surabaya 30 Januari 20lT
Mengesahkan,
Universitas Islam Nqgeri Sunan Ampei Siuzbaya
e/4R-Dra. Pudii Rahmawati. M.Kes
Penguji I,
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Nama NIM
Jurusan Judul
: Nurul Layyina A'fua
:833213035
: Bimbingan Dan Konseling Islam
:Terapi Wudhu
dalam
Menangani
Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis di Sidoarjot
skripsi
ini telah
diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untukdiujikan.
Sidoarjo, 30 Januari 2017 Telah disetujui oleh: Dosen pembimbing,
ABSTRAK
Layyina A’fua, Nurul (B33213035), 2017. Terapi Wudhu Dalam Menangani Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis di Sidoarjo. Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2017
Penelitian ini berlatar belakang mengenai adanya gangguan gastritis pada diri seseorang, yang mana ketika dibawa ke para ahli tidak ditemukan adanya gangguan, hingga pada akhirnya ditemukannya penyebab dari gangguan tersebut, yakni adanya gangguan psikosomatis pada diri konseli.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelesaian dari permasalahan yang diangkat. Penulisan ini menggunakan metode Kualitatif yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu; 1). Bagaimana terapi wudhu menangani gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rosulullah? 2). Bagaimana hasil dari terapi wudhu dalam menangani gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rasulullah?
Menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan analisis deskriptif komparatif. Dalam bab III peneliti mendeskripsikan permasalahan yang dialami konseli serta cara menanganinya, dan dalam bab IV peneliti mengkomparasikan kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan
Treatment. Dalam proses penanganan psikosomatis bagi penderita Gastritis pada remaja dengan menggunakan Terapi Wudhu yang terdiri dari beberapa langkah yakni tahap pertama (pengarahan oleh peneliti),
tahap kedua (Pemberian contoh proses terapi wudhu), tahap ketiga (waktu,
tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi wudhu oleh konseli).
Adapun informan penelitiannya adalah teman, orang tua atau keluarga konseli, dan konseli sendiri. teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data meliputi reduksi
dan data, Display (penyajian data) dan verifikasi (pengambilan
kesimpulan).
Hasil penelitian dari pelaksanaan terapi wudhu dapat di katakan berhasil, dilihat dari pengamatan peneliti pada saat sebelum dan sesudah proses konseling di lakukan, konseli sudah mulai menunjukkan perubahan seperti emosi konseli lebi stabil dan berkurangnya intensitas maag (gastritis), sehingga mampu menjalankan kegiatannya sehari-hari dengan lancar.
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat penelitian ... 8
E. Definisi Konsep ... 9
F. Metode Penelitian... 12
1. Pendekatan dan Jenis penelitian ... 12
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ... 13
3. Jenis dan Sumber Data ... 16
4. Tahap-tahap Penelitian ... 17
5. Tehnik Pengumpulan Data ... 18
6. Tehnik Analisis Data ... 25
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 27
G. Sistematika Pembahasan ... 28
BAB II: TERAPI WUDHU DAN PSIKOSOMATIS A. Terapi Wudhu... 29
1. Pengertian Wudhu ... 29
2. Manfaat Wudhu ... 31
3. Terapi Wudhu... 35
a. Ketentuan sunnah wudhu ... 35
b. Ketentuan rukun wudhu ... 36
c. Ketentuan gerakan-gerakan wudhu ... 36
d. Praktek terapi wudhu... 41
1) Berniat ... 41
2) Mencuci telapak tangan... 43
3) Berkumur ... 45
4) Membersihkan kedua lubang hidung ... 47
5) Membasuh muka ... 48
6) Membasuh kedua tangan sampai siku ... 52
7) Menyeka rambut (sebagian kepala) ... 57
8) Menyapukan air ke telinga ... 60
9) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki ... 63
B. Psikosomatis ... 67
2. Faktor Adanya Gangguan Psikosomatis ... 68
a. Faktor biologis ... 68
b. Faktor psikologis ... 68
c. Faktor sosial ... 68
3. Gambaran Klinis ... 69
4. Gastritis ... 69
a. Pengertian gastritis ... 69
b. Penyebab gastritis... 71
c. Gejala gastritis ... 72
C. Implementasi Terapi Wudhu untuk Psikosomatis ... 74
BAB III: PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 80
1. Deskripsi lokasi penelitian ... 80
a. Sejarah kabupaten Sidoarjo ... 80
b. Letak geografis kabupaten Sidoarjo ... 82
c. Perekonomian kabupaten Sidoarjo ... 83
d. Slogan/Motto ... 84
2. Deskripsi konselor ... 84
3. Deskripsi konseli ... 85
B. Psikosomatis ... 87
1. Pengertian psikosomatis ... 87
2. Ciri-ciri gangguan psikosomatis ... 89
3. Sebab psikosomatis ... 90
4. Kondisi kepribadian konseli ... 91
5. Kondisi perekonomian keluarga ... 93
6. Kondisi lingkungan keluarga ... 94
7. Kondisi keagamaan konseli... 95
C. Wudhu dan Psikosomatis ... 97
1. Pengarahan oleh peneliti ... 97
2. Waktu, tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi wudhu oleh konseli ... 100
3. Perubahan konseli ... 104
BAB IV: ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Proses Terapi Wudhu dalam Menangani Gangguan Psikosomatis bagi Penderita Gastritis di Sidoarjo ... 107
1. Identifikasi... 108
2. Diagnosis ... 109
3. Prognosis ... 110
4. Treatment ... 111
a. Berniat ... 112
b. Mencuci telapak tangan... 112
c. Berkumur ... 113
d. Membersihkan kedua lubang hidung ... 113
e. Membasuh muka ... 113
g. Menyeka rambut (sebagian kepala) ... 115
h. Menyapukan air ketelinga ... 116
i. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki ... 116
B. Analisis Data Tentang Hasil Akhir Terapi Wudhu
dalam Menangani Gangguan Psikosomatis bagi
Penderita Gastritis di Sidoarjo ... 117
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 123 B. Saran ... 124
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manusia dianugrahi Allah akal yang tidak dimiliki oleh
makhluk lainnya. Allah SWT menganugerahkan akal yang mana
tergantung manusia sendiri bagaimana menggunakan, memanfaatkan
akal tersebut karena dengan akal manusia dapat menyeimbangkan
antara kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani masing-masing
individu. Maka dari situlah akan tercipta kepribadian yang sehat dan
baik karena pada dasarnya manusia itu baik, seperti pada ayat
Al-Qur‟an surat Al-Qolam: 4 yang berbunyi:
مْيظع قلخ ىلعل كَ ا
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”
Jika mempunyai kepribadian yang sehat maka jiwa juga
akan sehat, karena dengan jiwa yang sehat seseorang mampu
mengontrol emosinya sehingga secara tidak langsung manusia
mampu menyesuaikan diri dan lingkungannya. Maka
terciptalah tanggung jawab yang besar dalam diri setiap
2
bebas dari berbagai gangguan baik fisik maupun psikologi dan
selalu berada dalam lindungan Allah SWT.1
مْيلَسلا مْسجْلا يف مْيلَسلا لْقعْلا
“Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat”
Kata-kata ini sudah sangat sering kita dengar, bahkan
familiyar ditelinga kita. Disinilah peran kesehatan rohaniyah
(jiwa) sangat penting dalam pekembangan jasmaniyah
seseorang.
Pada zaman sekarang banyak sekali yang menjadi
penyebab timbulnya penyakit jiwa maupun jasmaniyah (badan)
terutama pada saluran pencernaan lambung. Banyak orang
berfikir jika semua penyakit yang mereka rasakan ataupun yang
mereka alami disebabkan oleh makanan maupun minuman
bahkan bakteri dan sejenisnya, padahal tidak semua penyakit
disebabkan seperti apa yang mereka fikirkan atau perkirakan.
Seperti yang dialami oleh kebanyakan wanita yang
mengeluh lambungnya sakit secara tiba-tiba, sehingga
menghilangkan selera makan bahkan mereka bisa mengalami
muntah-muntah yang disebabkan masalah pada lambungnya
tersebut. Mereka beranggapan timbulnya sakit pada lambung
disebabkan adanya masalah dalam lambungnya, padahal tidak
1
3
semua penyakit lambung disebabkan karena kondisi tubuh yang
mengalami kelainan akan tetapi bisa disebabkan adanya
gangguan emosi yang berlebihan.
Emosi yang berlebihan bisa menyebabkan sakit pada
lambung. Sering kali kita terjebak dengan emosi yang
meluap-luap, bahkan kita kurang mampu mengontrol emosi yang
sedang keluar. Sehingga sakit itu akan tumbuh dan bahkan bisa
menjadi semakin parah, padahal ketika diperiksakan ke dokter
tidak ada gejala-gejala yang menunjukkan tubuh kita
mengalami masalah.2
Menurut pandangan psikologi sakit yang diderita oleh
setiap manusia itu memiliki 2 jenis:3
1. Sakit hati
Sakit hati merupakan sakit yang banyak dimiliki oleh
orang-orang yang belum bisa mengendalikan dirinya, dan
mereka jauh dari sang pencipta. Seperti: Penyakit
kebimbangan dan keraguan yang dirasakan oleh
orang-orang munafik (mereka bimbang dan ragu dengan firman
yang Allah SWT turunkan berupa Al-Qur‟an dan Hadits),
penyakit syahwat (hawa nafsu) yang banyak dimiliki oleh
manusia sehingga tergantung manusia sendiri yang bisa
2
Fahmi. Musthafa, Kesehatan Jiwa Dalam Keluara, Sekolah Dan Masyarakat Jilid II. (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), Hlm.64.
3
4
mengendalikan (nafsu ingin selalu makan untuk memenuhi
kebutuhan perut mereka)
2. Sakit fisik/badan
Allah SWT menerangkan dalam Al-Qur‟an bahwa
setiap manusia memiliki penyakit fisik yang berbeda
penyebabnya. Secara umum, tubuh dibagi akan 3 keadaan
yaitu: Kondisi normal, dimana tubuh dalam keadaan sehat
tanpa kurang apapun seperti yang memiliki badan yang
lengkap tanpa ada cacat apapun. Kondisi diluar batasan
normal, dimana tubuhnya mengalami kondisi yang tidak
sehat adanya kekurangan dalam tubuhnya, seperti anak-anak
berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan dalam diri
mereka, akan tetapi dibalik keterbatasan mereka terdapat
kelebihan yang mereka miliki. Kondisi pertengahan, yang
mana kondisi tubuh berada pada kondisi dimana tubuh
mengalami kekurangan akan tetapi psikis mengalami
kondisi yang baik-baik saja. Seperti pada gangguan
psikosomatis, yang mana faktor penyebabnya adalah
gangguan fisik yang dipengaruhi oleh faktor psikis.
Seseorang yang memiliki gangguan pada anggota
badannya pasti akan merasakan ketidak nyamanan dalam
dirinya. Ketika beraktifitas kegelisahan, ketakutan itu selalu
5
kegiatannya. Seperti yang dialami subjek, ketika penyakit itu
kambuh dia hanya bisa terdiam dirumah tanpa adanya aktivitas
apapun. Sehingga itu sangat bertolak belakang dengan sifat
dirinya. Ketika dalam benaknya muncul bahwa dia selalu
menjaga kesehatannya, sudah makan dengan teratur,
mengurangi makan-makanan yang dilarang oleh dokter, akan
tetapi penyakit itu masih saja kambuh dan menggerogoti
dirinya.
Pembahasan mengenai psikosomatis yang merupakan
gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan psikis. Salah
satunya yakni gastritis (Maag). Gastritis merupakan gangguan
yang muncul secara tiba-tiba, gangguan ini berproses dan perlu
waktu. Biasanya karena disebabkan makanan dan minuman
sehingga dapat memunculkan gangguan gastritis. Jika gastritis
ini dibiarkan akan menimbulkan Typus. Typus merupakan
peradangan pada bagian usus halus. Typus juga menjadi
rangkain dari gangguan gastritis, karena typus disebabkan oleh
makanan dan minuman. Jika typus ini tidak mendapatkan
penanganan cepat makan akan menyebabkan Liver. Liver
merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, liver juga
disebakan oleh makanan dan minuman yang kurang sehat. 4
4
6
Psikosomatis sedikit demi sedikit dapat dinetralisir
menggunakan terapi wudhu, karena pada dasarnya wudhu
memiliki 3 mekanisme yang sangat bermanfaat dalam
menurunkan tingkat psikosomatis seseorang, diantaranya
adalah: Pertama, Mensucikan (bersih dan jauh dari najis yang
benar-benar dihindari ketika beribadah, baik yang terlihat oleh
mata maupun tidak terlihat). Kedua, Membersihkan (menjaga
kebersihan tubuh, membersihkan kulit badan dari kotoran,
melepaskan dan melarutkannya dengan air). Ketiga,
Menyegarkan (wudhu membuat kesejukan bagi tubuh, karena
mengandung oksigen yang membantu pemenuhan kulit akan
oksigen baru, sehingga kulit cerah, segar dan sehat).
Disinilah akan dibahas lebih lanjut mengenai gangguan
psikosomatis bagi penderita gastritis menggunakan terapi
wudhu. Terapi wudhu merupakan pengobatan yang bisa kita
temukan dan menjadi rutinitas dalam keseharian umat muslim
berdasarkan perintah dan anjuran Rosulullah, seperti yang
disabdakan oleh beliau:
لزْ ا َاا ًءاد ْلزْ ي ْمل ََ َ ا
ْ م هل ج ه لع ْ م ه لع ،ًءافش هل
هل ج
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla tidaklah menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya. Diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak
7
Sebagaimana pembahasan sebelumnya, peneliti mencoba untuk
mengingatkan kepada seluruh umat manusia terutama konseli dan
penelliti bahwa sesungguhnya tidak ada obat yang lebih bagus dan
baik kecuali obat yang telah diturunkan oleh Allah kepada seluruh
umat manusia, yang belum banyak diketahui sebelumnya. Maka dari
sinilah peneliti meyakinkan kepada konseli bahwa penyakit atau
gangguan yang sekarang dialami pasti ada cara untuk
menyembuhkannya, meskipun konseli sudah sering memeriksakan ke
pihak yang ahli seperti dokter akan tetapi tidak menemukan solusinya.
Inilah kenapa peneliti selalu berusaha untuk meyakinkan konseli akan
adanya obat yang Allah SWT berikan dari penyakit yang juga Allah
SWT berikan, dengan seizin Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana terapi wudhu menangani gangguan psikosomatis
bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi
maupun cara pengobatan Rosulullah?
2. Bagaimana hasil dari terapi wudhu dalam menangani
gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo
baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan
Rasulullah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penanganan gangguan psikosomatis bagi
8
wudhu, baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan
Rosulullah
2. Mengetahui hasil dari terapi wudhu dalam menangani
gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo
baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rasulullah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan khazanah keilmuan dan diharapkan
menjadi pengembangan penelitian selanjutnya. Khususnya
bagi jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) yang sangat
memiliki peran penting dalam menangani masalah seperti
ini (Psikosomatis) atau menemukan klien yang
mengeluhkan tanda-tanda akan adanya psikosomatis pada
dirinya.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi
pedoman kepada siapapun, khususnya bagi wanita yang
sering kali mengalami gangguan seperti ini. Sehingga
dengan penelitian ini mampu menjadi pengetahuan bagi
siapapun baik dirinya sendiri, maupun orang disekitar yang
memiliki gangguan psikosomatis yang memerlukan
9
E. Definisi Konsep
Pembahasan dalam penelitian kali ini peneliti
menjelaskan mengenai beberapa konsep yang digunakan dalam
penelitian yang berjudul “Terapi Wudhu Dalam Menangani
Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis Di Sidoarjo”
sehingga memberikan pemahaman bagi pembacanya. Konsep
yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Terapi Wudhu
Kata wudhu berasal dari kata Wadha’ yang
mempunyai arti “kebersihan”, sedangkan dalam terminologi
hukum Islam wudhu berarti membersihkan beberapa bagian
tubuh sebelum mengerjakan ibadah sholat.
Wudhu termasuk kunci bagi kekhusyukan dalam
sholat. Allah SWT sangat memperhatikan wudhu hambanya
demi kesucian dan kekhusyukan dalam sholat. Kekhusyukan
tersebut mampu menjadi terapi yang baik dalam berbagai
hal. Wudhu juga sebagai pembersih jiwa, yang mana wudhu
sebagai alat dalam perontokan dosa dalam diri kita.5
Wudhu mempunyai 3 mekanisme diantaranya
adalah: Pertama, Mensucikan (bersih dan jauh dari najis
yang benar-benar dihindari ketika beribadah, baik yang
terlihat oleh mata mupun tidak terlihat). Kedua,
5
10
Membersihkan (menjaga kebersihan tubuh, membersihkan
kulit badan dari kotoran, melepaskan dan melarutkan
dengan air). Ketiga, Menyegarkan (wudhu memberikan
kesejukan bagi tubuh, karena mengandung oksigen yang
membantu pemenuhan kulit akan oksigen baru, sehingga
kulit cerah, segar dan sehat).
Terapi wudhu adalah wudhu yang gerakannya
mengikuti gerakan-gerakan wudhu serta sesuai dengan
syarat-syarat ketentuan rukun, sunnah dan memenuhi
ketentuan terapautik. Ketentuan terapautik disini adalah
tidak hanya sekedar mencelup atau membasahi, akan tetapi
juga menggosok dengan menekannya tanpa meninggalkan
ketentuan sunnah, rukun dan gerakan-gerakan wudhu.
Semua ini sangat bermanfaat merefleksi syaraf-syaraf yang
sangat berperan aktif bagi seluruh anggota tubuh,
pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia berada
disebelah dahi, tangan dan kaki.
Gerakan-gerakan dari setiap praktik wudhu adalah
sebagai berikut: mencuci tangan sampai pergelangan,
11
membasuh lengan bawah, menyeka rambut, membersihkan
telinga.6
2. Psikosomatis
Psikosomatis pertama kali ditemukan oleh Johann
Christian Heinroth tahun 1818. Psikosomatis merupakan
gabungan dari 2 kata yakni Psyce (Interaksi Jiwa) dan Soma
(Tubuh) yang dapat disimpulkan bahwa psikosomatis adalah
suatu gangguan atau penyakit yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor psikologis.7
3. Gastritis
Gastritis berasal dari bahasa Belanda yang berarti
Maag. Dalam bahasa Indonesia maag berarti lambung. Akan
tetapi dalam dunia medis gastritis disebut sebagai penyakit
maag atau peradangan lambung.
Gangguan ini dapat menyerang semua orang dari
berbagai jenis usia, tidak memandang siapapun itu. Disisi
lain beberapa dari mereka menyepelekan penyakit ini, hanya
berfikir bisa disembuhkan hanya dengan minum obat
lambung ataupun makan.8
Maag akan terasa sakit pada ulu hati, mual, mudah
masuk angin, kepala pusing, bahkan insomnia yang
6
Lukman Hakim Saktiawan, Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan Cina, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), Hlm.56-81.
7Ali Ma‟nis,
Pengobatan Cara Nabi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987), Hlm.47. 8
12
disebabkan oleh sttres. Ada yang merasakan rasa terbakar
dilambung, kehilangan nafsu makan, berat badan juga bisa
menurun.
Orang sedang terkena gastritis biasanya akan mengeluhkan
jika perutnya sakit yang hebat dan tajam, bahkan bisa menjadikan
penderitanya pingsan jika sudah terlalu sakit. Gangguan ini dapat
menyebabkan sebagian orang tidak berdaya, karena jika dibiarkan
dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi. Semua
pekerjaan maupun aktivitas akan terganggu hanya karena penyakit
ini.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Disebut lapangan kualitatif karena data yang
dikumpulkan berasal dari lapangan (hasil wawancara,dokumentasi,
maupun observasi) dan bukan dari lapangan literature kepustakaan.
Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian (perilaku, persepsi, motivasi maupun
13
dengan cara deskripsi (data yang ditulis secara naratif) dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah yang ada.9
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan Bimbingan Konseling Islam dimana pendekatan ini
menganalisa masalah yang menjadi obyek penelitian didasarkan
atau diperbandingkan dengan teori-teori maupun sudut pandang
keilmuwan Bimbingan dan Konseling Islam.
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian
Penelitian kali ini, sasaran yang diambil peneliti
adalah sebagai berikut: Klien (yang menjadi subjek utama),
Konselor (sekaligus sebagai peneliti), dan Informan.
a. Konseli (klien)
Menurut Imam Sayuti, klien adalah individu yang
mempunyai masalah yang memerlukan bantuan
bimbingan konseling. Klien juga termasuk manusia biasa
yang mempunyai kekuatan, motivasi serta kemampuan
untuk berubah, hanya saja ketika klien sedang
menghadapi permasalahan membutuhkan bantuan dari
orang lain yakni seorang konselor dalam memecahkan
masalah yang sedang dia hadapi.10
9
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Hlm.3.
10
14
Model-model klien yang mendapat bimbingan
Islam dari konselor adalah sebagai berikut:11
1) Klien beragama Islam atau non-Islam yang bersedia
diberi bantuan melalui pendekatan yang
menggunakan nilai-nilai Islam
2) Klien adalah individu yang sedang mengalami
hambatan atau masalah untuk mendapatkan
ketentraman serta kebahagiaan hidup
3) Pada dasarnya klien adalah baik, karena Allah SWT
telah membekali setiap individu dengan potensi
berupa fitrah yang suci untuk tunduk pada aturan dan
petunjuk Allah SWT Yang Maha Esa
4) Klien yang bermasalah pada hakikatnya orang yang
membutuhkan bantuan untuk memfungsikan jasmani,
qolb,„aql dan basyirohnya dalam mengendalikan
dorongan hawa nafsu
b. Konselor
Konselor adalah orang yang sangat penting bagi
klien, seorang konselor selalu berusaha menerima klien
apa adanya dan bersedia sepenuh hati membantu klien
11
15
mengatasi masalahnya bahkan disaat dalam keadaan
mendesak maupun dalam keadaan parah sekalipun.12
Dilihat dari segi konselor Islam yakni selain
membantu klien menyelesaikan masalah kehidupan juga
membawa klien kepada kehidupan yang diridhoi oleh
Allah SWT. Sehingga seorang konselor diharapkan
menjadi teladan bagi kliennya maka sudah tentu akan
kehidupan konselor juga menjadi barometer bagi klien.13
Berikut ini akhlak mulia yang hendaknya dimiliki
oleh konselor Islami:14
1) Berkomunikasi secara baik dalam melakukan terapi
Islam
2) Kasih sayang (Rahman) adalah sifat yang wajib
dimiliki oleh setiap konselor.
3) Lemah lembut
4) Sabar
5) Tawadhu‟, sehingga menambah keakraban antara
konselor dan klien
6) Toleransi dalam melakukan terapi Islam
7) Demokrasi dan terbuka
12
Aswadi, Iyadah Dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2009), Hlm.22.
13
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Hlm.259.
14
16
8) Jujur, dimana seorang konselor hendaknya bersikap
transparan (terbuka)
9) Dapat dipercaya
Lokasi yang diambil dalam penelitian adalah di
Waru Sidoarjo. Peneliti memilih tempat ini karena
peneliti menemukan adanya subjek yang memungkinkan
mengalami gangguan seperti yang diinginkan oleh
peneliti.
c. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah orang dari
lokasi penelitian yang dianggap paling mengetahui dan
bersedia untuk dijadikan sumber informasi, bersedia
bekerja sama, mau diajak diskusi dan membahas hasil
penelitian dan memberikan petunjuk kepada siapa saja.
3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperoleh yang diperoleh oleh
peneliti dari data primer dan data sekunder. Sumber data
primernya yaitu dari konselor dan orang yang menjadi klien.
Data ini berupa hasil proses Bimbingan dan Konseling
Islam. Sumber data sekundernya berupa buku atau
dokumentasi lain yang berhubungan dalam proses
17
4. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini, peneliti menggunakan 3 tahapan
penelitian seperti yang ditulis oleh Kasiram dalam bukunnya
Metodologi Penelitian Kualitatif–Kuantitatif 3 tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:15
a. Pra-lapangan
Tahap dimana peneliti membuat dan menetapkan
rencana apa saja yang dilakukan peneliti saat berada
dilapangan. Ada 7 hal yang wajib dibuat oleh peneliti
yakni sebagai berikut:
1) Menyusun rencana penelitian
2) Memilih lapangan penelitian
3) Mengurus perizinan penelitian
4) Menjejaki dan menilai keadaan lapangan (Ini agar
peneliti tidak bertindak sewenang-wenang/sesuka
hati)
5) Memilih dan memanfaatkan informan (Berguna dalam
membantu proses penelitian)
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
7) Persoalan etika penelitian
15
18
b. Pekerjaan lapangan
Tahap ini peneliti sudah harus terjun kelapangan
dengan membawa bekal dari persiapan pra-lapangan. Hal
yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri
2) Memasuki lapangan (Disini trus/hubungan antara
peneliti dan subjek penelitian sangat penting)
3) Berperan serta dalam pengumpulan data
c. Tahap analisis data
Tahap akhir dari suatu penelitian yang mana
peneliti mengumpulkan semua hasil data yang didapat
selama berada dilapangan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
penting dalam sebuah penelitian. Dalam teknik pengumpulan data
peneliti diajarkan bagaimana cara memperoleh data yang
ditetapkan.16
Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting atau kondisi alamiah. Sumber data primer dan
teknik pengumpulan data yang lebih banyak terletak pada
16
19
observasi partisipan, wawancara secara mendalam, dan
dokumentasi.
Teknik pengumpulan data yang diguunakan pada penelitian
ini yakni melalui observasi, wawancara, dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan pembicaraan yang dimulai
dengan mengemukakan topik yang umum untuk membantu
peniliti memahami perspektif makna yang diwawancarai.
Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan
Konseling berpendapat bahwa wawancara merupakan suatu
metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
data tentang individu secara lisan dengan mengadakan
hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation).17
Penelitian kualitatif wawancara dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
1) Wawancara terstruktur
Jenis wawancara yang ini telah terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh penanya kepada informan
dalam sebuah tulisan yang mana jawabannya juga telah
disiapkan
.
17
20
2) Wawancara semistruktur
Pelaksanaan wawancara kali ini lebih independen,
karena penanya lebih dapat menemukan suatu
permasalahan dari informan secara terbuka dan mendalam.
Akan tetapi penanya juga harus mencatat apa yang
didapatnya sebagai Sumber informasi secara detail dan
teliti.
3) Wawancara tak struktur
Jenis wawancara yang satu ini lebih mendalam
untuk mengetahui informasi yang diungkapkan oleh
responden, karena secara tidak sadar penanya telah
mengorek permasalahan yang tengah dialami oleh
responden tanpa menggunakan pertanyaan yang terstruktur.
Oleh karena itu wawancara tak struktur mengambil sebuah
informasi berdasarkan garis besarnya saja.
Teknik pengumpulan data, peneliti melakukan
wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam,
sebagai mana yang sudah dijelaskan diatas wawancara tidak
mengunakan pertanyaan yang terstruktur akan tetapi
pertanyaan itu mengalir dengan sendirinya karena secara tidak
sadar penanya telah mengorek permasalahan yang dialami
sumber data. Wawancara dilakukan dengan cara informan dan
21
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan metode pengamatan.
Observasi merupakan pencatatan secara sistematis
kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain
yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang dilakukan.
Observasi merupakan metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung.
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati
secara langsung keadaan lapangan agar peneliti memperoleh
gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti
sehingga peneliti memperoleh data yang valid. Pengamatan
yang satu ini mengandalkan indra mata dan telinga, dilakukan
secara terlibat dan terkendali.
Mengklasifikasikan observasi menjadi 4, yaitu:
1) Observasi partisipatif
Observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian, ikut merasakan suka
dukanya sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan
22
Jenis observasi ini dibagi dalam 4, yaitu:
a) Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ditempat kegiatan
orang yang diamati tetapi tidak ikut serta dalam
kegiatannya.
b) Partisipasi moderat, yaitu peneliti ikut serta dalam
kegiatan orang yang diamatinya, tetapi tidak semuanya
diikuti.
c) Partisipasi aktif, yaitu peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh orang yang diamatinya tetapi tidak
sepenuhnya ikut melakukannya.
d) Partisipasi lengkap, yaitu peneliti sepenuhnya ikut serta
terhadap apa yang dilakukan oleh sumber datanya,
sehingga tidak tampak akan melakukan penelitian
terhadap sumber datanya tersebut.
2) Observasi nonpartisipan
Observasi ini peneliti tidak ikut serta dalam
kegiatan orang yang diamatinya, peneliti hanya sebagai
pengamat independen yang mana peneliti mengamati
23
3) Observasi terang-terangan dan tersamar (overt observation
and covert observation)
Observasi ini peneliti secara terus terang
menyatakan kepada sumber datanya bahwa dia sedang
melakukan penelitian.
4) Observasi tak terstruktur (unstructured observation)
Observasi tak terstruktur yakni observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang diamati.
Penjelasan diatas, maka peneliti berkedudukan sebagai
partisipan observer pasif, yakni peneliti ikut datang ditempat
kegiatan sumber data tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan
yang sumber data lakukan setiap hari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam sebuah penelitian merupakan unsur
yang sangat penting, bahkan bisa menjadi wajib dalam
penyampaian laporan. Dokumentasi ini bisa disajikan dalam
bentuk media cetak hingga elektronik. Dokumentasi adalah
teknik pengumpalan data yang berupa sumber data tertulis
(yang berbentuk tulisan).
Sifat utama dari data tersebut yaitu tak terbatas ruang
24
mengetahui hal-hal yang telah berlalu atau hal-hal dimasa
silam.18
Dokumenter terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Autobiografi
2) Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial
3) Kliping
4) Dokumen pemerintah maupun swasta
5) Cerita roman dan cerita rakyat
6) Film, mikrofilm, foto, dan lain sebagainya
Dokumenter memiliki 2 bagian yang dibedakan
berdasarkan jenis pembagian secara spesifik, diantaranya
adalah:
1) Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku
harian, surat pribadi, dan autobiografi.
a) Buku harian
Kesukaran peneliti untuk mencari buku harian
adalah biasanya pemiliknya cenderung tidak mau
memperlihatkannya kepada orang lain karena buku
harian dianggap sebagai hal-hal yang berisi tentang
18
25
suatu yang bersifat pribadi atau rahasia sehingga
pemiliknya merasa malu jika buku hariannya dilihat
oleh orang lain.
b) Surat pribadi
Surat pribadi merupakan surat yang dimiliki
seseorang antara pemiliknya dengan keluarganya.
c) Autobiografi
Autobiografi biasanya dibuat oleh orang-orang
dikalangan tertentu seperti pendidik terkenal, pemimpin
masyarakat, para ahli, bahkan orang biasa pun juga
membuat autobiografi
2) Dokumen resmi
Dokumen resmi dibagi menjadi 2, yakni dokumen
intern dan ekstern. Dokumen intern berupa memo,
pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk kepentingan
pribadi seperti risalah atau laporan rapat, keputusan
pemimpin kantor.19
6. Teknik Analisis Data
Peneliti disini dalam pengambilan data menggunakan
teknik wawancara, dokumentasi dan observasi, selain itu peneliti
juga ikut berpartisapasi dalam kegiatan responden. Peneliti dalam
mengambil analisis data menggunakan alat perekam, pedoman
19
26
wawancara serta lembar observasi yang berisi tentang hasil
observasi, ini semua peneliti lakukan agar data yang didapatkan
benar-benar valid dan reliabel.
Peneliti juga mengobservasi responden, agar kebenaran
data yang didapatkan dan kejadian dilapangan dapat diketahui
dengan jelas kebenarannya. Hal ini dilakukan agar penelitiannya
mendapatkan keberhasilan yang memuaskan sesuai dengan
keinginan peneliti. Peneliti dalam analisis data ini, mendapatkan
berbagai sumber dan jenis data, data primier dan data sekunder.
Data primer berperan sebagai data pokok atau utama data
responden sedangkan data sekunder sebagai data pelengkapnya.
Tujuan peneliti adalah agar mendapatkan informasi dan sunber
data serta jenis data yang teruji kebenarannya. Setelah pemeliti
mendapatkan kedua sumber data tersebut, kemudian mencocokkan
data yang didapatkan dari responden dengan lapangan.
Peneliti dalam mencari kebenaran data tersebut, dia ikut
datang ditempat kegiatan subjek dalam kehidupan sehari-harinya
tetapi tidak ikut serta dalam kegiatannya. Namun peneliti
mengusahakan dengan semaksimal mungkin demi mencari
kebenaran data yang telah didapatkannya dan menusahakan agar
penelitiannya berhasil dengan hasil yang sangat memuaskan serta
27
7. Teknik Keabsahan Data
Peneliti dalam memeriksa keabsahan data menggunakan
berbagai macam cara dan teknik kredibilitas penelitian kualitatif,
diantaranya adalah:
a. Peneliti mencatat bebas hal penting serinci mungkin dari data
yang diperoleh dilapangan, baik itu dari hasil wawancara,
observasi maupun dokumentasi.
b. Peneliti juga melakukan observasi dengan cara peneliti kembali
terjun ketempat kegiatan yang subjek lakukan, karena dengan
keikutsertaan kembali peneliti dilapangan akan menambah
kredibilitas dari data yang dimiliki peneliti.
c. Peneliti mendokumentasi secara lengkap kejadian atau hasil
dari wawancara, observasi maupun dokumentasi.
d. Lalu peneliti mempelajari dan membandingkan dari
keseluruhan hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi
dengan kondisi lapangan.
e. Menyertakan informan lain sebagai cara agar jika terjadi
kesalahan maupun kekeliruan yang tanpa disadari oleh peneliti
informan dapat memberikan kritik maupun saran.
f. Langkah terakhir peniliti tidak bosan melakukan pengecekan
ulang semua data yang didapat peneliti agar terwujudnya data
28
g. Data yang didapat telah terbukti kebenarannya, peneliti
menganalisis data menggunakan analisis data deskriptif yang
menjabarkan keseluruhan data menginterpretasikannya agar
memudahkan orang lain untuk membaca serta memahami
maksudnya.
G. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN
Pada BAB ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi
Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB ini akan membahas mengenai Terapi wudhu Dan
Psikosomatis, dan Implementasi Terapi Wudhu Untuk Psikosomatis.
BAB III: PENYAJIAN DATA
Pada BAB ini terdiri dari Deskripsi Umum Objek Penelitian
dan Deskripsi Hasil Penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA
Pada BAB ini akan membahas mengenai penganalisis data
yang telah diperoleh dari hasil penelitian.
BAB V: PENUTUP
29
BAB II
TERAPI WUDHU DAN PSIKOSOMATIS A. Terapi Wudhu
1. Pengertian wudhu
Kata wudhu berasal dari kata Wadha’ yang berarti
“Kebersihan”, sedangkan menurut terminologi hukum Islam
wudhu berarti membersihkan beberapa bagian tubuh sebelum
mengerjakan ibadah sholat. Wudhu merupakan cara untuk
membersihkan jiwa. Secara bahasa wudhu diambil dari kata
Al-Wadholah yang maknanya adalah An-Nadhofah (kebersihan) dan
Al-Husnu (baik).
Wudhu menurut syar‟i (terminologi) adalah wudhu sebagai
alat perontokan dosa dalam diri manusia pada anggota tubuh yang
empat (yaitu: wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan
cara khusus menurut syari‟at, namun jika wudhu menggunakan air
yang tohur (suci dan mensucikan).1
Wudhu atau bersuci dari hadas (kotoran batin) wajib
dilakukan ketika hendak melakukan shalat, thawaf (mengelilingi
ka‟bah) dan menyentuh kitab suci Al-Qur‟an. Selain waktu-waktu
yang wajib untuk berwudhu, dianjurkan pula berwudhu sebelum
berdzikir, menjelang tidur (termasuk bagi yang sedang junub
ataupun haid bagi wanita), dan sebelum mandi wajib. Dianjurkan
1Abu „Abdil Muhsdin As
30
untuk refhesing (tajdid) wudhu yaitu pengulangan wudhu atau
wudhu kembali walaupun masih dalam keadaan suci, sehingga
refhesing wudhu hanya bersifat penyegaran menjeleng shalat serta
menambah pahala. Lebih baik mengambil air wudhu sebelum
berhias, memasak, berkendara, menemui tamu dan semua kegiatan
yang baik. Terutama bagi pelajar yang sedang dalam proses
pembelajaran.2
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam berwudhu
maka dianjurkan untuk bertayammum, yaitu mengusapkan debu
pada muka dan dua tangan untuk tujuan bersuci sebagai ganti
wudhu atau mandi.
لك ى ع جا طخلا اذه ل ثتما نا ى ع ن م سملا فتإ هن ف
تق لخد اذا ةَصلا هتمزل نم
جت نم ما ه ع مجإا ما ،
ما .ع مجإلا نس ب ب ث ضيا لذ لق علا غل بلا ف هي ع
:ركذف،ثَث نع لا عفر". َسلا ةَصلا هي ع هل ف نسلا
يبصلا
"قيفي ىتح ن نجملا ، تحي ىتح
3
.
Wudhu pada hakikatnya adalah membersihkan diri dari
“kotoran-kotoran” yang melekat pada diri seseorang. Perintah
2
Moh. Ali Aziz, Sukses Belajar Melalui Terapi Shalat, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2016), Hlm..10-11.
3
31
untuk berwudhu difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Maidah
ayat 6:
اَ يَاَي
َ ْيِ هلا
نَ آ
آ ْو
اَ ِا
ْم ْ ق
َلِا
ِةوَ ه لا
آ ْو ِسْغاَف
ْم َ ْو ج و
ْم َيِ ْيَا َو
َلِا
ِقِفا َرَ ْلا
ا ْو حَسْ ا َو
ْم ِس رِ
ْم َ ج ْرَا َو
َلِا
ِ ْيَ ْعَ ْلا
„
ْ ِا َو
ْم ْن ك
اً ن ج
ا ْو ره ه اَف
„
ْ ِا َو
ْم ْن ك
يَ ْرَ
ْوَا
َ َع
رَفَس
ْوَ
َء َج
َحَا
ْم ْنِ
َ ِ
ِ ِئ َغْلا
ْوَا
م ْسَ َل
َء َسِ نلا
ْمَ َف
ا ْو ِجَ
َء َ
ا ْو ه َيَ َف
اً ْيِعَص
اً ِ يَ
ا ْو حَسْ اَف
ْم ِ ْو ج وِ
ْم َيِ ْيَا َو
ْنِ
„
اَ
ْي ِر ي
ل
َ َعْجَيِل
ْم ْيَ َع
ْ ِ
َرَح
ْ ِ َل َو
ْي ِر ي
ْم ك َرِ َ يِل
همِ يِل َو
َ َ ْعِ
ْم ْيَ َع
ْم ه َعَل
ْ َ ْو ر ْشَ
Artinya: “Hay orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu dalam keadaan junub (wajib mandi besar) maka hendaklah kamu mandi dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh wanita, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur”.
2. Manfaat wudhu
Hikmah wudhu begitu banyak sekali jika dikembangkan
lebih dalam, begitu pula dengan kesibukan manusia didunia yang
begitu menguras waktu dan emosi. Seseorang yang meluangkan
waktu untuk berwudhu akan membantunya meninggalkan
fikiran-fikiran yang menguras emosi, waktu serta kesibukan yang
32
memulai kembali fikiran jernih dan konsentrasi yang lain (seperti
sholat). Keutamaan wudhu adalah sebagai berikut:
a. Allah SWT mencintai orang-orang yang bersih
b. Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudhu yang
nampak pada wajah, kaki dan tangan) merupakan alamat/tanda
khusus bagi umat Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat
kelak.
c. Wudhu dapat menghapuskan dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahan
d. Wudhu mampu mengangkat derajat seseorang
Wudhu memiliki makna begitu besar bagi umat manusia.
Selain memiliki makna yang begitu besar, wudhu juga memiliki
manfaat yang tidak kalah besar juga, yaitu:
a. Wudhu itu menyucikan
Syarat sah sholat adalah kesucian tubuh dari hadas, baik
hadas besar maupun kecil. Hadas besar disucikan dengan
mandi wajib, sedangkan hadas kecil disucikan dengan istinja‟
dan ritual bersuci yang wajib dikerjakan sebelum sholat yakni
wudhu.
Wudhu diharapkan dapat menyucikan diri dari berbagai
hadas, kotoran-kotoran, maupun perbuatan yang mengganggu
diri seseorang, menyucikan rohani (moral agama), serta
33
b. Wudhu itu membersihkan
Keseluruhan rangkaian wudhu mencerminkan
pendidikan kebersihan. Segitu berartinya hingga ada sebuah
semboyan:
ِ اَ ْيِإا َ ِ ةَفاَظهنلاَا
“Kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Kebersihan yang dimaksudkan adalah kesucian dalam
kehidupan sehari-hari baik kesucian lahir (kesehatan tubuh)
maupun kesucian rohani (moral agama). Siklus kehidupan
tercakup semua dalam makna gerakan wudhu mulai dari niat
dan diakhiri dengan mencuci kaki. Setiap kali berwudhu,
kotoran-kotoran yang bersarang dibagian tubuh akan tersapu
bersih sehingga bebas dari segala kotoran dan bibit-bibit
penyakit.
Air yang meresap melalui pori-pori kulit tubuh akan
membantu membersihkan bagian-bagian luar maupun dalam
kulit dari kotoran, melepaskannya, dan melarutkannya. Wudhu
tidak hanya membersihkan panca indra yang sangat vital dalam
kehidupan sehari-hari saja, akan terapi kelima panca indra,
yakni: perasa atau peraba (kulit), pengecap (rongga mulut),
pencium (rongga hidung), penglihat (mata), dan pendengar
34
c. Wudhu itu menyegarkan
Wudhu juga meresap molekul-molekul air yang
bersinggungan langsung dengan bagian-bagian tertentu, juga
memiliki banyak titik syaraf yang berhubungan langsung
dengan organ-organ internal tubuh manusia (contohnya kulit
kepala). Sehingga menyebabkan badan segar kembali karena
sifat air yang menimbulkan kesejukan. Ion-ion molekul air
yang mengandung oksigen membantu pemenuhan kebutuhan
kulit akan oksigen baru, sehingga kulit menjadi cerah, segar
dan sehat.
Prof. Dr. Jamieson, seorang pakar kesehatan dari
Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat
menguntungkan bukan hanya membersihkan tetapi juga
menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang
alat-alat pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat.4
Sehingga dengan sempurnanya wudhu seseorang akan
mencerminkan sikap hidup manusia muslim. Ada 3 unsur
pokok yang harus dipelihara untuk mewujudkan pribadi
muslim sejati melalui berwudhu, diantaranya adalah:
memelihara kesehatan jasmani, memelihara pikiran (akal), serta
memelihara moral (akhlak).
4
35
3. Terapi wudhu
Wudhu jika dilakukan dengan baik dan benar dapat
dijadikan sebagai sebuah terapi bagi siapapun, serta bagi berbagai
keluhan termasuk bagi yang mengalami psikosomatis. Terapi
wudhu yang dimaksutkan adalah terapi wudhu yang gerakannya
mengikuti gerakan-gerakan wudhu serta sesuai dengan
syarat-syarat ketentuan rukun, sunnah dan memenuhi ketentuan
terapautik.
Ketentuan terapautik disini tidak hanya sekedar mencelup
atau membasahi, akan tetapi juga menggosok dengan menekan
secara halus tanpa meninggalkan ketentuan sunnah, rukun dan
gerakan-gerakan wudhu.
a. Ketentuan sunnah wudhu adalah sebagai berikut:
1) Membaca basmallah
2) Mencuci telapak tangan
3) Berkumur
4) Membersihkan kedua lubang hidung
5) Mendahulukan anggota yang kanan dari pada kiri
6) Menyapukan air ke telinga
7) Membasuh 3 kali
8) Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
36
b. Ketentuan rukun wudhu adalah sebagai berikut:
1) Niat dibaca didalam hati, dan sunnah jika melafadzkannya.
2) Membasuh muka
3) Membasuh kedua tangan sampai siku
4) Menyeka rambut (sebagian kepala)
5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6) Tertib (Berurutan)
c. Ketentuan gerakan-gerakan wudhu adalah sebagai berikut:5
1) Berniat
Niat dibaca didalam
hati, dan sunnah jika
melafadzakannya.
2) Mencuci telapak tangan
Mencuci telapak tangan
sambil menyela-nyela jari
tangan
5 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid, (Surabaya:
37
3) Berkumur
Memasukkan air ke
mulut. Kemudian memutarkan
air didalam mulut hingga
merata kesemua rongga mulut
dan dilakukan 3x.
4) Membersihkan kedua lubang hidung
Membersihkan kedua
lubang hidung dilakukan
sebanyak 3x dengan cara
memasukkan air ke lubang
hidung kemudian isaplah air
agak dalam lalu keluarkan.
5) Membasuh muka
Membasuh muka
dilakukan sebanyak 3x
secara merata sampai batas
muka. Urutannya membasuh
antara kedua telinga kanan
dan kiri serta dari tempat tumbuhnya rambut kepala bagian
38
6) Membasuh kedua tangan sampai siku
Membasuh kedua
tangan sampai siku
dilakukan sebanyak 3x,
dengan mendahulukan
tangan kanan dari tangan
kiri, dimulai dari membasuh pergelangan tangan kanan
sampai ke ujung siku.
7) Menyeka rambut (sebagian kepala)
Menyeka rambut
(sebagian kepala)
dilakukan 3x, dengan
sekurang-kurangnya
disapukan air pada
sebagian rambut akan tetapi lebih sempurna jika menyapu
39
8) Menyapukan air ke telinga
Menyapukan air ke
telinga dilakukan sebanyak
3x, dengan cara menempatkan
jari telunjuk di lubang telinga
dengan ibu jari disebelah luar
telinga, sehingga membasuh telinga secara menyeluruh dari
bagian dalam luar maupun belakang telinga.
9) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
Membasuh kedua
kaki sampai mata kaki dan
didahului dari kaki kanan
kemudian kaki kiri,
dilakukan berulang 3 kali.
Peneliti sekaligus dokter spesialis penyakit dalam dan
penyakit jantung di London, yakni Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim
mengatakan bahwa para pakar kedokteran telah sampai kepada
sebuah kesimpulan dengan pencelupan anggota tubuh kedalam air
akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi
kekejangan pada syaraf dan otot, menormalkan detak jantuk,
kecemasan dan insomnia (susah tidur). Para pakar syaraf
40
dapat mendinginkan ujung-ujung syaraf jari tangan dan
jari-jari kaki sehingga berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran
dan menjadikan rileks.6
Wudhu merupakan salah satu metode relaksasi yang sangat
mudah dilakukan setiap hari, bahkan sebagai rutinitas sebagai umat
muslim. Pada hakikatnya wudhu tidak hanya sebagai suatu
pembersihan diri saja akan tetapi juga memberikan terapi yang luar
biasa bagi ketenangan jiwa. Percikan air wudhu yang mengenai
beberapa anggota tubuh menciptakan rasa damai dan tentram.
Sehingga dengan sendirinya pikiran akan tunduk dengan rasa
damai tersebut. 7
Leopold Wemer Von Enrenfels (seorang psikiater sekaligus
neurolog berkebangsaan Austria), menemukan sesuatu yang
menakjubkan dalam berwudhu, bahwa pusat-pusat syaraf yang
paling peka dari tubuh manusia berada disebelah dahi, tangan dan
kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar,
sehingga dengan senantiasa membasuh air segar kepusat-pusat
syaraf tersebut berarti senantiasa menjaga dan memelihara
kesehatan dan keselarasan pusat syaraf. 8
6 Mey Rinawati, “Pengaruh Terapi Wudhu Sebelum Tidur Terhadap Kejadian Insomnia Pada Usia Lanjut Di Dusun Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta” (Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta, 2012), Hlm.2.
7
M. Akrom, Terapi Wudhu Sempurna Sholat, Bersihkan Penyakit, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2010), Hlm.3.
41
Penelitian Mokhtar Salem menemukan bahwa wudhu bisa
mencegah kanker kulit. Jenis kanker kulit ini lebih disebabkan oleh
bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan meresap
kepori-pori kulit. Sehingga dengan berwudhu akan membersihkan bahan
kimia dan dilarutkan oleh air. Selain itu dengan wudhu juga
menyebabkan seseorang awet muda karena air yang membasuh
wajah ketika berwudhu akan dapat meremajakan sel-sel kulit wajah
dan membantu mencegah timbulnya kriput.9
d. Praktek wudhu yang dapat digunakan dalam melakukan terapi
wudhu adalah sebagai berikut:10
1) Berniat
Niat dalam berwudhu hukumnya wajib. Niat
tempatnya dihati dan melafadzkan niat adalah bid‟ah.
Dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT, wudhu
dapat menghilangkan pikiran-pikiran buruk manusia dan
diganti dengan pikiran-pikiran yang positif dan baik
sehingga menjadi tenang dan khidmat.
Disyari‟atkan sebelum berwudhu untuk membaca
basmalah terlebih dahulu, sebagai awal pembuka dari
pelaksanaan wudhu.
مْي ِح هرلا ِ ْحهرلا ِ هَ ِمْسِ
9
Syarif Hidayatullah, Dahsyatnya Ibadah-Ibadah Siang Hari, (Yogyakarta: Diva Press, 2014), Hlm.56.
10
42
Niat dalam berwudhu adalah sebagai berikut:
يَلاَعَ ِ ه ِّ َ ْرَف ِرَغْصَأا ِ َ َحْلا ِعْفَرِل َء ْو وْلا ْي َوَ
“Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah ta’ala”
Dianjurkan untuk membaca do‟a setelah membaca
niat, karena ketika berwudhu syetan masih berkeliaran
disekitar dan mengikuti disetiap langkah, dengan membaca
do‟a berarti memohon kepada Allah SWT agar tidak
mendapatkan godaan dari syetan sehingga selama
berwudhu hati dan pikiran tetap tertuju kepada Allah SWT.
Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:11
هشلا ِ َزَ َ ْ ِ َ ِ ْو عَا ِ َر ،ِمْي ِحهرلا ِ ْحهرلا ِ هَ ِمْسِ
ِ ْيِ اَي
َ ْو ر ْحَي ْ َا ِ َر َ ِ ْو عَا َو
11
43
Inti niat dalam berwudhu ini, supaya seseorang yang
sedang menghadap Allah SWT akan merasakan bahwa dia
sedang berkomunikasi dengan Allah SWT dengan khusyuk
dan khidmat dihadapan sang pencipta.
2) Mencuci telapak tangan
Mencuci telapak tangan merupakan sunnah wudhu.
Ketika menghadap sang khaliq, alangkah baiknya untuk
mensucikan telapak tangan dari kotoran-kotoran yang
melekat disela-sela telapak tangan. Setiap kali mencuci
telapak tangan ketika akan berwudhu 5x dalam sehari maka
dalam 5 kali itu pula kotoran yang menempel disela-sela
telapak tangan akan terhapus oleh air yang bersih.
Alangkah baiknya disela-sela mencuci telapak
tangan, hati diajak membaca do‟a, sehingga ketika mencuci
telapak tangan hati juga ikut berdo‟a memohon kepada
Allah SWT. Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:12
ةَ َ َ ْلا َو ِم ْو شلا َ ِ َ ِ ْو عَا َو َةَكَرَ ْلا َو َ ْ يْلا َ َ ْسَا ْ ِ ِا هم ه لَا
Makna yang terkandung dalam membasuh telapak
tangan adalah mensucikan telapak tangan dari segala
perbuatan “jahil” yang mungkin pernah dilakukan dan yang
akan dilakukan. Selain itu akan terhindar dari kejahatan
yang pernah dilakukan oleh tangan. Jika diibaratkan dengan
12 Abi Hamid Al-Ghozali,
44
instalasi listrik, maka pada lapisan-lapisan diseputar kulit
telapak tangan ibarat sakelar yang ditekan untuk
[image:53.595.136.512.149.558.2]menyalakan lampu.
Gambar 2.1 Diambil dari Google.com
Melalui gambar tersebut, terlihat jelas
simpul-simpul titik syaraf yang menyebar rata dikedua telapak
tangan dan memberikan pengetahuan bahwa pentingnya
mencuci telapak tangan dan menggosok-gosoknya tanpa
harus meninggalkan ketentuan gerakan-gerakan wudhu.
Ketika berwudhu, alangkah baiknya tidak hanya sekedar
mencelup atau membasahi kedua telapak tangan, akan
tetapi juga menggosok-gosoknya dan menekannya dengan
halus karena itu dapat merangsang simpul-simpul syaraf
45
manusia tanpa harus meninggalkan ketentuan
gerakan-gerakan wudhu.
Syaraf-syaraf yang terdapat ditelapak tangan begitu
banyak dan berhubugan langsung dengan organ-organ
dalam tubuh manusia, terutama pada gangguan
psikosomatis bagi penderita gastritis.
Titik inilah
yang memerlukan
penekanan khusus ketika
berwudhu tanpa harus
meninggalkan ketentuan
gerakan-gerakan wudhu.
3) Berkumur
Berkumur merupakan cara mencuci mulut dan
mensucikan lidah. Membersihkan mulut berarti
membersihkan dari kotoran-kotoran yang ada di mulut yang
mengandung banyak bibit penyakit akan keluar semua
karena pada dasarnya lidah tidak bertulang akan tetapi
46
Alangkah baiknya disela-sela berkumur, hati diajak
membaca do‟a, sehingga ketika berkumur hati juga ikut
berdo‟a memohon kepada Allah SWT. Doa yang dibaca
adalah sebagai berikut: 13:
َ َع ِ نِعَا هم ه لَا
ِ ْوَقْلاِ ِنْ ِ َث َو َ َل ِرْكِ لا ِة َرْثَك َو َ ِ اَ ِك ِة َوَاِ
ِة َر ِخَأا ِف َو اَيْ لا ِةوَيَحْلا ِف ِ ِ اهثلا
Lidah bentuknya kecil akan tetapi besar ketaatan
dan kemanfaatannya, serta dosa dan kemudhorotanya
sehingga menjadi pertimbangan amal dihari akhir kelak.
Maka sucikanlah lidah dan memohon kepada Allah SWT
agar terhindar dari segala keburukan.
Fungsi utama mulut yakni menerima makanan,
apabila tubuh sedang dalam keadaan sakit maka mulut
berguna untuk melepaskan kelebihan panas atau sampah
13
47
dari tubuh. Dengan menggunakan sikat gigi atau siwak
dapat menghindarkan dari penyakit yang berbahaya.
Menurut Prof. Dr. Plinius seorang bakteriolog, mengatakan
bahwa air bekas cuci mulut terdapat tidak kurang dari 40
miliar bibit penyakit.
4) Membersihkan kedua lubang hidung
Disunnahkan untuk membersihkan kedua lubang
hidung karena hidung merupakan alat penciuman yang
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap saat. Setiap
kali membasuh hidung, kuman-kuman penyakit seperti
influenza, bronkitis dan lain-lain akan hilang larut bersama
mengalirnya air.
Alangkah baiknya disela-sela membersihkan kedua
lubang hidung, hati diajak membaca do‟a, sehingga ketika
membersihkan kedua lubang hidung hati juga ikut berdo‟a
memohon kepada Allah SWT. Doa yang dibaca adalah
sebagai berikut:14
ِراَشْنِ ْسِاْا َ ِ َو ا َر ِ نَع َ ْ َا َو ِةهنَجْلا َةَحِئا َر ْ ِنْح ِرَا هم ه لَا
Membersihkan kedua lubang hidung merupakan
memasukkan air kedalam lubang hidung selain waktu
puasa, tidak hanya membasuh hidung akan tetapi
memasukkan air kedalamnya dan menghisapnya agak kuat.
14
48
Maka bersihkan hidung dari penciuman yang menimbulkan
fitnah dan sucikanlah hidung dari bisikan-bisikan syetan
yang menjerumuskan pada malapetaka dan bencana.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
ْرِثْنَ ْسَيِل هم ث ً َ ِ ِفْ َا ِف ْ َعْجَيْ َف ْم ك َحَا َ ه َوَ اَ ِا
“Jika salah seorang darimu berwudhu, isaplah air
kedalam hidung lalu keluarkanlah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menghirup air lewat hidung membersihkan
bakteri-bakteri yang ada di cuping hidung, bakteri-bakteri-bakteri-bakteri akan
dikeluarkan sehingga tidak memasuki sistem pernafasan.
Karena hidung merupakan jalan masuk oksigen yang akan
diubah menjadi energi.
5) Membasuh muka
Membasuh muka merupakan salah satu pokok
utama dalam berwudhu. Muka merupakan tempat dimana
49
batasannya adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala
hingga keujung bawah dagu (secara vertikal) dan dari
telinga ke telinga (secara horizantal). Membasuh muka
berarti mensucikan wajah dan penglihatan, membersihkan
perbuatan yang berujung pada kejahatan.
Wajah yang selalu terkena air wudhu akan terlihat
bersinar dan selalu terlihat penuh kesabaran dan
kewibawaannya. Membasuh muka dalam berwudhu juga
akan bermanfaat bagi kesehatan. Alangkah baiknya
disela-sela membasuh wajah, hati diajak membaca do‟a, sehingga
ketika membasuh wajah hati juga ikut berdo‟a memohon
kepada Allah SWT.
Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:15
َ ِئاَيِلوَا ْو ج و َيْ َ َم ْوَي َ ِر ْو نِ ِ ْج َو ْ ِ يَ هم ه لَا
ْو ج و َوْسَ َم ْوَي َ ِ اَ ظِ ِ ْج َو ْ ِ وَس َا َو
ْ رْ َ َا َو َ ِئاَ ْعَا
ِةَفْيِثَ ْلا ِةَيْحِ لا َ ْيِ ْ َ
Wajah mempunyai pori-pori yang sangat rentan
terkena efek molekul yang tidak sesuai sehingga lebih
mudah mengalami iritasi jika tidak cocok dengan zat
kosmetik. Wajah memiliki pori yang berhubungan langsung
dengan sistem saraf dan kinerja otak, jika sistem dan
50
kinerja otak mengalami kelelahan ataupun emosi yang
[image:59.595.137.513.163.541.2]tinggi dengan wudhu akan menetralisirnya.
Gambar 3.1 diambil dari Google.com
Gambar diatas memberikan makna bahwa
membasuh wajah ketika berwudhu akan merangsang
titik-titik syaraf (akupuntur) yang ada dibagian wajah seperti
gambar diatas selain itu juga memeiliki efek yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan dan organ-organ tubuh manusia
sesuai dengan titik syaraf yang ada diwajah, rangsangan
yang ditimbulkan sesuai dengan titik-titik syaraf yang ada
pada gambar diatas.
Membasuh wajah juga membantu menyegarkan otot
51
lapisan terluar wajah. Otot persyarafan pada wajah
memiliki 3 cabang, yakni: 1 menuju dahi, 1 dari pipi
kerahang atas, dan 1 lagi menuju rahang bawah. Secara
tidak langsung membasuh wajah m