• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi wudhu dalam menangani gangguan psikosomatis bagi penderita gastritis di Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terapi wudhu dalam menangani gangguan psikosomatis bagi penderita gastritis di Sidoarjo."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPI WUDHU DALAM MENANGANI

GANGGUAN PSIKOSOMATIS BAGI PENDERITA

GASTRITIS DI SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos.i)

Oleh :

NURUL LAYYINA A’FUA

(B33213035)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

(2)

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI

B i s mil I ahir r ahm anirr ah im

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama

NIM

Prodi

Alamat

Nurul Layyina A'fua

83321 3035

Bimbingan dan Konseling Islam Tambak Rejo Waru Sidoarjo

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1.

Skripsi

ini

tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan

tinggi mana pun untuk mendapatkan gelal akademik apapun'

2.

Skripsi

ini

adalah benar-benar hasil karya saya mandiri dan bukan

merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain'

3.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

sebagai

hasil plagiasi, saya akan

bersedia menanggung segala

konsekuensi hukum Yang terjadi.

Surabaya, 30 Januari 2017 Yang menYatakan,

Nuru1 Layyina A'fua

(3)

PENGTSAHAN TIM PENGUJI

slripsi olehNurul LayyinaA'ftaElah dipettahankan di depan Tim penguji

Slebsi

Surabaya 30 Januari 20lT

Mengesahkan,

Universitas Islam Nqgeri Sunan Ampei Siuzbaya

e/4R-Dra. Pudii Rahmawati. M.Kes

Penguji I,

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

Nama NIM

Jurusan Judul

: Nurul Layyina A'fua

:833213035

: Bimbingan Dan Konseling Islam

:Terapi Wudhu

dalam

Menangani

Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis di Sidoarjo

t

skripsi

ini telah

diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk

diujikan.

Sidoarjo, 30 Januari 2017 Telah disetujui oleh: Dosen pembimbing,

(5)
(6)

ABSTRAK

Layyina A’fua, Nurul (B33213035), 2017. Terapi Wudhu Dalam Menangani Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis di Sidoarjo. Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2017

Penelitian ini berlatar belakang mengenai adanya gangguan gastritis pada diri seseorang, yang mana ketika dibawa ke para ahli tidak ditemukan adanya gangguan, hingga pada akhirnya ditemukannya penyebab dari gangguan tersebut, yakni adanya gangguan psikosomatis pada diri konseli.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelesaian dari permasalahan yang diangkat. Penulisan ini menggunakan metode Kualitatif yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu; 1). Bagaimana terapi wudhu menangani gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rosulullah? 2). Bagaimana hasil dari terapi wudhu dalam menangani gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rasulullah?

Menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan analisis deskriptif komparatif. Dalam bab III peneliti mendeskripsikan permasalahan yang dialami konseli serta cara menanganinya, dan dalam bab IV peneliti mengkomparasikan kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan

Treatment. Dalam proses penanganan psikosomatis bagi penderita Gastritis pada remaja dengan menggunakan Terapi Wudhu yang terdiri dari beberapa langkah yakni tahap pertama (pengarahan oleh peneliti),

tahap kedua (Pemberian contoh proses terapi wudhu), tahap ketiga (waktu,

tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi wudhu oleh konseli).

Adapun informan penelitiannya adalah teman, orang tua atau keluarga konseli, dan konseli sendiri. teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data meliputi reduksi

dan data, Display (penyajian data) dan verifikasi (pengambilan

kesimpulan).

Hasil penelitian dari pelaksanaan terapi wudhu dapat di katakan berhasil, dilihat dari pengamatan peneliti pada saat sebelum dan sesudah proses konseling di lakukan, konseli sudah mulai menunjukkan perubahan seperti emosi konseli lebi stabil dan berkurangnya intensitas maag (gastritis), sehingga mampu menjalankan kegiatannya sehari-hari dengan lancar.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Metode Penelitian... 12

1. Pendekatan dan Jenis penelitian ... 12

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ... 13

3. Jenis dan Sumber Data ... 16

4. Tahap-tahap Penelitian ... 17

5. Tehnik Pengumpulan Data ... 18

6. Tehnik Analisis Data ... 25

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 27

G. Sistematika Pembahasan ... 28

BAB II: TERAPI WUDHU DAN PSIKOSOMATIS A. Terapi Wudhu... 29

1. Pengertian Wudhu ... 29

2. Manfaat Wudhu ... 31

3. Terapi Wudhu... 35

a. Ketentuan sunnah wudhu ... 35

b. Ketentuan rukun wudhu ... 36

c. Ketentuan gerakan-gerakan wudhu ... 36

d. Praktek terapi wudhu... 41

1) Berniat ... 41

2) Mencuci telapak tangan... 43

3) Berkumur ... 45

4) Membersihkan kedua lubang hidung ... 47

5) Membasuh muka ... 48

6) Membasuh kedua tangan sampai siku ... 52

7) Menyeka rambut (sebagian kepala) ... 57

8) Menyapukan air ke telinga ... 60

9) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki ... 63

B. Psikosomatis ... 67

(8)

2. Faktor Adanya Gangguan Psikosomatis ... 68

a. Faktor biologis ... 68

b. Faktor psikologis ... 68

c. Faktor sosial ... 68

3. Gambaran Klinis ... 69

4. Gastritis ... 69

a. Pengertian gastritis ... 69

b. Penyebab gastritis... 71

c. Gejala gastritis ... 72

C. Implementasi Terapi Wudhu untuk Psikosomatis ... 74

BAB III: PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 80

1. Deskripsi lokasi penelitian ... 80

a. Sejarah kabupaten Sidoarjo ... 80

b. Letak geografis kabupaten Sidoarjo ... 82

c. Perekonomian kabupaten Sidoarjo ... 83

d. Slogan/Motto ... 84

2. Deskripsi konselor ... 84

3. Deskripsi konseli ... 85

B. Psikosomatis ... 87

1. Pengertian psikosomatis ... 87

2. Ciri-ciri gangguan psikosomatis ... 89

3. Sebab psikosomatis ... 90

4. Kondisi kepribadian konseli ... 91

5. Kondisi perekonomian keluarga ... 93

6. Kondisi lingkungan keluarga ... 94

7. Kondisi keagamaan konseli... 95

C. Wudhu dan Psikosomatis ... 97

1. Pengarahan oleh peneliti ... 97

2. Waktu, tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi wudhu oleh konseli ... 100

3. Perubahan konseli ... 104

BAB IV: ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Proses Terapi Wudhu dalam Menangani Gangguan Psikosomatis bagi Penderita Gastritis di Sidoarjo ... 107

1. Identifikasi... 108

2. Diagnosis ... 109

3. Prognosis ... 110

4. Treatment ... 111

a. Berniat ... 112

b. Mencuci telapak tangan... 112

c. Berkumur ... 113

d. Membersihkan kedua lubang hidung ... 113

e. Membasuh muka ... 113

(9)

g. Menyeka rambut (sebagian kepala) ... 115

h. Menyapukan air ketelinga ... 116

i. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki ... 116

B. Analisis Data Tentang Hasil Akhir Terapi Wudhu

dalam Menangani Gangguan Psikosomatis bagi

Penderita Gastritis di Sidoarjo ... 117

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 123 B. Saran ... 124

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia dianugrahi Allah akal yang tidak dimiliki oleh

makhluk lainnya. Allah SWT menganugerahkan akal yang mana

tergantung manusia sendiri bagaimana menggunakan, memanfaatkan

akal tersebut karena dengan akal manusia dapat menyeimbangkan

antara kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani masing-masing

individu. Maka dari situlah akan tercipta kepribadian yang sehat dan

baik karena pada dasarnya manusia itu baik, seperti pada ayat

Al-Qur‟an surat Al-Qolam: 4 yang berbunyi:

مْيظع قلخ ىلعل كَ ا

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung

Jika mempunyai kepribadian yang sehat maka jiwa juga

akan sehat, karena dengan jiwa yang sehat seseorang mampu

mengontrol emosinya sehingga secara tidak langsung manusia

mampu menyesuaikan diri dan lingkungannya. Maka

terciptalah tanggung jawab yang besar dalam diri setiap

(11)

2

bebas dari berbagai gangguan baik fisik maupun psikologi dan

selalu berada dalam lindungan Allah SWT.1

مْيلَسلا مْسجْلا يف مْيلَسلا لْقعْلا

“Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat”

Kata-kata ini sudah sangat sering kita dengar, bahkan

familiyar ditelinga kita. Disinilah peran kesehatan rohaniyah

(jiwa) sangat penting dalam pekembangan jasmaniyah

seseorang.

Pada zaman sekarang banyak sekali yang menjadi

penyebab timbulnya penyakit jiwa maupun jasmaniyah (badan)

terutama pada saluran pencernaan lambung. Banyak orang

berfikir jika semua penyakit yang mereka rasakan ataupun yang

mereka alami disebabkan oleh makanan maupun minuman

bahkan bakteri dan sejenisnya, padahal tidak semua penyakit

disebabkan seperti apa yang mereka fikirkan atau perkirakan.

Seperti yang dialami oleh kebanyakan wanita yang

mengeluh lambungnya sakit secara tiba-tiba, sehingga

menghilangkan selera makan bahkan mereka bisa mengalami

muntah-muntah yang disebabkan masalah pada lambungnya

tersebut. Mereka beranggapan timbulnya sakit pada lambung

disebabkan adanya masalah dalam lambungnya, padahal tidak

1

(12)

3

semua penyakit lambung disebabkan karena kondisi tubuh yang

mengalami kelainan akan tetapi bisa disebabkan adanya

gangguan emosi yang berlebihan.

Emosi yang berlebihan bisa menyebabkan sakit pada

lambung. Sering kali kita terjebak dengan emosi yang

meluap-luap, bahkan kita kurang mampu mengontrol emosi yang

sedang keluar. Sehingga sakit itu akan tumbuh dan bahkan bisa

menjadi semakin parah, padahal ketika diperiksakan ke dokter

tidak ada gejala-gejala yang menunjukkan tubuh kita

mengalami masalah.2

Menurut pandangan psikologi sakit yang diderita oleh

setiap manusia itu memiliki 2 jenis:3

1. Sakit hati

Sakit hati merupakan sakit yang banyak dimiliki oleh

orang-orang yang belum bisa mengendalikan dirinya, dan

mereka jauh dari sang pencipta. Seperti: Penyakit

kebimbangan dan keraguan yang dirasakan oleh

orang-orang munafik (mereka bimbang dan ragu dengan firman

yang Allah SWT turunkan berupa Al-Qur‟an dan Hadits),

penyakit syahwat (hawa nafsu) yang banyak dimiliki oleh

manusia sehingga tergantung manusia sendiri yang bisa

2

Fahmi. Musthafa, Kesehatan Jiwa Dalam Keluara, Sekolah Dan Masyarakat Jilid II. (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), Hlm.64.

3

(13)

4

mengendalikan (nafsu ingin selalu makan untuk memenuhi

kebutuhan perut mereka)

2. Sakit fisik/badan

Allah SWT menerangkan dalam Al-Qur‟an bahwa

setiap manusia memiliki penyakit fisik yang berbeda

penyebabnya. Secara umum, tubuh dibagi akan 3 keadaan

yaitu: Kondisi normal, dimana tubuh dalam keadaan sehat

tanpa kurang apapun seperti yang memiliki badan yang

lengkap tanpa ada cacat apapun. Kondisi diluar batasan

normal, dimana tubuhnya mengalami kondisi yang tidak

sehat adanya kekurangan dalam tubuhnya, seperti anak-anak

berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan dalam diri

mereka, akan tetapi dibalik keterbatasan mereka terdapat

kelebihan yang mereka miliki. Kondisi pertengahan, yang

mana kondisi tubuh berada pada kondisi dimana tubuh

mengalami kekurangan akan tetapi psikis mengalami

kondisi yang baik-baik saja. Seperti pada gangguan

psikosomatis, yang mana faktor penyebabnya adalah

gangguan fisik yang dipengaruhi oleh faktor psikis.

Seseorang yang memiliki gangguan pada anggota

badannya pasti akan merasakan ketidak nyamanan dalam

dirinya. Ketika beraktifitas kegelisahan, ketakutan itu selalu

(14)

5

kegiatannya. Seperti yang dialami subjek, ketika penyakit itu

kambuh dia hanya bisa terdiam dirumah tanpa adanya aktivitas

apapun. Sehingga itu sangat bertolak belakang dengan sifat

dirinya. Ketika dalam benaknya muncul bahwa dia selalu

menjaga kesehatannya, sudah makan dengan teratur,

mengurangi makan-makanan yang dilarang oleh dokter, akan

tetapi penyakit itu masih saja kambuh dan menggerogoti

dirinya.

Pembahasan mengenai psikosomatis yang merupakan

gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan psikis. Salah

satunya yakni gastritis (Maag). Gastritis merupakan gangguan

yang muncul secara tiba-tiba, gangguan ini berproses dan perlu

waktu. Biasanya karena disebabkan makanan dan minuman

sehingga dapat memunculkan gangguan gastritis. Jika gastritis

ini dibiarkan akan menimbulkan Typus. Typus merupakan

peradangan pada bagian usus halus. Typus juga menjadi

rangkain dari gangguan gastritis, karena typus disebabkan oleh

makanan dan minuman. Jika typus ini tidak mendapatkan

penanganan cepat makan akan menyebabkan Liver. Liver

merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, liver juga

disebakan oleh makanan dan minuman yang kurang sehat. 4

4

(15)

6

Psikosomatis sedikit demi sedikit dapat dinetralisir

menggunakan terapi wudhu, karena pada dasarnya wudhu

memiliki 3 mekanisme yang sangat bermanfaat dalam

menurunkan tingkat psikosomatis seseorang, diantaranya

adalah: Pertama, Mensucikan (bersih dan jauh dari najis yang

benar-benar dihindari ketika beribadah, baik yang terlihat oleh

mata maupun tidak terlihat). Kedua, Membersihkan (menjaga

kebersihan tubuh, membersihkan kulit badan dari kotoran,

melepaskan dan melarutkannya dengan air). Ketiga,

Menyegarkan (wudhu membuat kesejukan bagi tubuh, karena

mengandung oksigen yang membantu pemenuhan kulit akan

oksigen baru, sehingga kulit cerah, segar dan sehat).

Disinilah akan dibahas lebih lanjut mengenai gangguan

psikosomatis bagi penderita gastritis menggunakan terapi

wudhu. Terapi wudhu merupakan pengobatan yang bisa kita

temukan dan menjadi rutinitas dalam keseharian umat muslim

berdasarkan perintah dan anjuran Rosulullah, seperti yang

disabdakan oleh beliau:

لزْ ا َاا ًءاد ْلزْ ي ْمل ََ َ ا

ْ م هل ج ه لع ْ م ه لع ،ًءافش هل

هل ج

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla tidaklah menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya. Diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak

(16)

7

Sebagaimana pembahasan sebelumnya, peneliti mencoba untuk

mengingatkan kepada seluruh umat manusia terutama konseli dan

penelliti bahwa sesungguhnya tidak ada obat yang lebih bagus dan

baik kecuali obat yang telah diturunkan oleh Allah kepada seluruh

umat manusia, yang belum banyak diketahui sebelumnya. Maka dari

sinilah peneliti meyakinkan kepada konseli bahwa penyakit atau

gangguan yang sekarang dialami pasti ada cara untuk

menyembuhkannya, meskipun konseli sudah sering memeriksakan ke

pihak yang ahli seperti dokter akan tetapi tidak menemukan solusinya.

Inilah kenapa peneliti selalu berusaha untuk meyakinkan konseli akan

adanya obat yang Allah SWT berikan dari penyakit yang juga Allah

SWT berikan, dengan seizin Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana terapi wudhu menangani gangguan psikosomatis

bagi penderita Gastritis di Sidoarjo baik dari segi psikologi

maupun cara pengobatan Rosulullah?

2. Bagaimana hasil dari terapi wudhu dalam menangani

gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo

baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan

Rasulullah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui penanganan gangguan psikosomatis bagi

(17)

8

wudhu, baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan

Rosulullah

2. Mengetahui hasil dari terapi wudhu dalam menangani

gangguan psikosomatis bagi penderita Gastritis di Sidoarjo

baik dari segi psikologi maupun cara pengobatan Rasulullah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengembangkan khazanah keilmuan dan diharapkan

menjadi pengembangan penelitian selanjutnya. Khususnya

bagi jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) yang sangat

memiliki peran penting dalam menangani masalah seperti

ini (Psikosomatis) atau menemukan klien yang

mengeluhkan tanda-tanda akan adanya psikosomatis pada

dirinya.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi

pedoman kepada siapapun, khususnya bagi wanita yang

sering kali mengalami gangguan seperti ini. Sehingga

dengan penelitian ini mampu menjadi pengetahuan bagi

siapapun baik dirinya sendiri, maupun orang disekitar yang

memiliki gangguan psikosomatis yang memerlukan

(18)

9

E. Definisi Konsep

Pembahasan dalam penelitian kali ini peneliti

menjelaskan mengenai beberapa konsep yang digunakan dalam

penelitian yang berjudul “Terapi Wudhu Dalam Menangani

Gangguan Psikosomatis Bagi Penderita Gastritis Di Sidoarjo”

sehingga memberikan pemahaman bagi pembacanya. Konsep

yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Terapi Wudhu

Kata wudhu berasal dari kata Wadha’ yang

mempunyai arti “kebersihan”, sedangkan dalam terminologi

hukum Islam wudhu berarti membersihkan beberapa bagian

tubuh sebelum mengerjakan ibadah sholat.

Wudhu termasuk kunci bagi kekhusyukan dalam

sholat. Allah SWT sangat memperhatikan wudhu hambanya

demi kesucian dan kekhusyukan dalam sholat. Kekhusyukan

tersebut mampu menjadi terapi yang baik dalam berbagai

hal. Wudhu juga sebagai pembersih jiwa, yang mana wudhu

sebagai alat dalam perontokan dosa dalam diri kita.5

Wudhu mempunyai 3 mekanisme diantaranya

adalah: Pertama, Mensucikan (bersih dan jauh dari najis

yang benar-benar dihindari ketika beribadah, baik yang

terlihat oleh mata mupun tidak terlihat). Kedua,

5

(19)

10

Membersihkan (menjaga kebersihan tubuh, membersihkan

kulit badan dari kotoran, melepaskan dan melarutkan

dengan air). Ketiga, Menyegarkan (wudhu memberikan

kesejukan bagi tubuh, karena mengandung oksigen yang

membantu pemenuhan kulit akan oksigen baru, sehingga

kulit cerah, segar dan sehat).

Terapi wudhu adalah wudhu yang gerakannya

mengikuti gerakan-gerakan wudhu serta sesuai dengan

syarat-syarat ketentuan rukun, sunnah dan memenuhi

ketentuan terapautik. Ketentuan terapautik disini adalah

tidak hanya sekedar mencelup atau membasahi, akan tetapi

juga menggosok dengan menekannya tanpa meninggalkan

ketentuan sunnah, rukun dan gerakan-gerakan wudhu.

Semua ini sangat bermanfaat merefleksi syaraf-syaraf yang

sangat berperan aktif bagi seluruh anggota tubuh,

pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia berada

disebelah dahi, tangan dan kaki.

Gerakan-gerakan dari setiap praktik wudhu adalah

sebagai berikut: mencuci tangan sampai pergelangan,

(20)

11

membasuh lengan bawah, menyeka rambut, membersihkan

telinga.6

2. Psikosomatis

Psikosomatis pertama kali ditemukan oleh Johann

Christian Heinroth tahun 1818. Psikosomatis merupakan

gabungan dari 2 kata yakni Psyce (Interaksi Jiwa) dan Soma

(Tubuh) yang dapat disimpulkan bahwa psikosomatis adalah

suatu gangguan atau penyakit yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor psikologis.7

3. Gastritis

Gastritis berasal dari bahasa Belanda yang berarti

Maag. Dalam bahasa Indonesia maag berarti lambung. Akan

tetapi dalam dunia medis gastritis disebut sebagai penyakit

maag atau peradangan lambung.

Gangguan ini dapat menyerang semua orang dari

berbagai jenis usia, tidak memandang siapapun itu. Disisi

lain beberapa dari mereka menyepelekan penyakit ini, hanya

berfikir bisa disembuhkan hanya dengan minum obat

lambung ataupun makan.8

Maag akan terasa sakit pada ulu hati, mual, mudah

masuk angin, kepala pusing, bahkan insomnia yang

6

Lukman Hakim Saktiawan, Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan Cina, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), Hlm.56-81.

7Ali Ma‟nis,

Pengobatan Cara Nabi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987), Hlm.47. 8

(21)

12

disebabkan oleh sttres. Ada yang merasakan rasa terbakar

dilambung, kehilangan nafsu makan, berat badan juga bisa

menurun.

Orang sedang terkena gastritis biasanya akan mengeluhkan

jika perutnya sakit yang hebat dan tajam, bahkan bisa menjadikan

penderitanya pingsan jika sudah terlalu sakit. Gangguan ini dapat

menyebabkan sebagian orang tidak berdaya, karena jika dibiarkan

dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi. Semua

pekerjaan maupun aktivitas akan terganggu hanya karena penyakit

ini.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian

kualitatif. Disebut lapangan kualitatif karena data yang

dikumpulkan berasal dari lapangan (hasil wawancara,dokumentasi,

maupun observasi) dan bukan dari lapangan literature kepustakaan.

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang

dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian (perilaku, persepsi, motivasi maupun

(22)

13

dengan cara deskripsi (data yang ditulis secara naratif) dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah yang ada.9

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan Bimbingan Konseling Islam dimana pendekatan ini

menganalisa masalah yang menjadi obyek penelitian didasarkan

atau diperbandingkan dengan teori-teori maupun sudut pandang

keilmuwan Bimbingan dan Konseling Islam.

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Penelitian kali ini, sasaran yang diambil peneliti

adalah sebagai berikut: Klien (yang menjadi subjek utama),

Konselor (sekaligus sebagai peneliti), dan Informan.

a. Konseli (klien)

Menurut Imam Sayuti, klien adalah individu yang

mempunyai masalah yang memerlukan bantuan

bimbingan konseling. Klien juga termasuk manusia biasa

yang mempunyai kekuatan, motivasi serta kemampuan

untuk berubah, hanya saja ketika klien sedang

menghadapi permasalahan membutuhkan bantuan dari

orang lain yakni seorang konselor dalam memecahkan

masalah yang sedang dia hadapi.10

9

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Hlm.3.

10

(23)

14

Model-model klien yang mendapat bimbingan

Islam dari konselor adalah sebagai berikut:11

1) Klien beragama Islam atau non-Islam yang bersedia

diberi bantuan melalui pendekatan yang

menggunakan nilai-nilai Islam

2) Klien adalah individu yang sedang mengalami

hambatan atau masalah untuk mendapatkan

ketentraman serta kebahagiaan hidup

3) Pada dasarnya klien adalah baik, karena Allah SWT

telah membekali setiap individu dengan potensi

berupa fitrah yang suci untuk tunduk pada aturan dan

petunjuk Allah SWT Yang Maha Esa

4) Klien yang bermasalah pada hakikatnya orang yang

membutuhkan bantuan untuk memfungsikan jasmani,

qolb,„aql dan basyirohnya dalam mengendalikan

dorongan hawa nafsu

b. Konselor

Konselor adalah orang yang sangat penting bagi

klien, seorang konselor selalu berusaha menerima klien

apa adanya dan bersedia sepenuh hati membantu klien

11

(24)

15

mengatasi masalahnya bahkan disaat dalam keadaan

mendesak maupun dalam keadaan parah sekalipun.12

Dilihat dari segi konselor Islam yakni selain

membantu klien menyelesaikan masalah kehidupan juga

membawa klien kepada kehidupan yang diridhoi oleh

Allah SWT. Sehingga seorang konselor diharapkan

menjadi teladan bagi kliennya maka sudah tentu akan

kehidupan konselor juga menjadi barometer bagi klien.13

Berikut ini akhlak mulia yang hendaknya dimiliki

oleh konselor Islami:14

1) Berkomunikasi secara baik dalam melakukan terapi

Islam

2) Kasih sayang (Rahman) adalah sifat yang wajib

dimiliki oleh setiap konselor.

3) Lemah lembut

4) Sabar

5) Tawadhu‟, sehingga menambah keakraban antara

konselor dan klien

6) Toleransi dalam melakukan terapi Islam

7) Demokrasi dan terbuka

12

Aswadi, Iyadah Dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2009), Hlm.22.

13

Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Hlm.259.

14

(25)

16

8) Jujur, dimana seorang konselor hendaknya bersikap

transparan (terbuka)

9) Dapat dipercaya

Lokasi yang diambil dalam penelitian adalah di

Waru Sidoarjo. Peneliti memilih tempat ini karena

peneliti menemukan adanya subjek yang memungkinkan

mengalami gangguan seperti yang diinginkan oleh

peneliti.

c. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang dari

lokasi penelitian yang dianggap paling mengetahui dan

bersedia untuk dijadikan sumber informasi, bersedia

bekerja sama, mau diajak diskusi dan membahas hasil

penelitian dan memberikan petunjuk kepada siapa saja.

3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang diperoleh yang diperoleh oleh

peneliti dari data primer dan data sekunder. Sumber data

primernya yaitu dari konselor dan orang yang menjadi klien.

Data ini berupa hasil proses Bimbingan dan Konseling

Islam. Sumber data sekundernya berupa buku atau

dokumentasi lain yang berhubungan dalam proses

(26)

17

4. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini, peneliti menggunakan 3 tahapan

penelitian seperti yang ditulis oleh Kasiram dalam bukunnya

Metodologi Penelitian Kualitatif–Kuantitatif 3 tahapan

tersebut adalah sebagai berikut:15

a. Pra-lapangan

Tahap dimana peneliti membuat dan menetapkan

rencana apa saja yang dilakukan peneliti saat berada

dilapangan. Ada 7 hal yang wajib dibuat oleh peneliti

yakni sebagai berikut:

1) Menyusun rencana penelitian

2) Memilih lapangan penelitian

3) Mengurus perizinan penelitian

4) Menjejaki dan menilai keadaan lapangan (Ini agar

peneliti tidak bertindak sewenang-wenang/sesuka

hati)

5) Memilih dan memanfaatkan informan (Berguna dalam

membantu proses penelitian)

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

7) Persoalan etika penelitian

15

(27)

18

b. Pekerjaan lapangan

Tahap ini peneliti sudah harus terjun kelapangan

dengan membawa bekal dari persiapan pra-lapangan. Hal

yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah sebagai

berikut:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

2) Memasuki lapangan (Disini trus/hubungan antara

peneliti dan subjek penelitian sangat penting)

3) Berperan serta dalam pengumpulan data

c. Tahap analisis data

Tahap akhir dari suatu penelitian yang mana

peneliti mengumpulkan semua hasil data yang didapat

selama berada dilapangan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

penting dalam sebuah penelitian. Dalam teknik pengumpulan data

peneliti diajarkan bagaimana cara memperoleh data yang

ditetapkan.16

Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

natural setting atau kondisi alamiah. Sumber data primer dan

teknik pengumpulan data yang lebih banyak terletak pada

16

(28)

19

observasi partisipan, wawancara secara mendalam, dan

dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang diguunakan pada penelitian

ini yakni melalui observasi, wawancara, dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara merupakan pembicaraan yang dimulai

dengan mengemukakan topik yang umum untuk membantu

peniliti memahami perspektif makna yang diwawancarai.

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan

Konseling berpendapat bahwa wawancara merupakan suatu

metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan

data tentang individu secara lisan dengan mengadakan

hubungan secara langsung dengan informan (face to face

relation).17

Penelitian kualitatif wawancara dibagi dalam 3 kategori,

yaitu:

1) Wawancara terstruktur

Jenis wawancara yang ini telah terdapat

pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh penanya kepada informan

dalam sebuah tulisan yang mana jawabannya juga telah

disiapkan

.

17

(29)

20

2) Wawancara semistruktur

Pelaksanaan wawancara kali ini lebih independen,

karena penanya lebih dapat menemukan suatu

permasalahan dari informan secara terbuka dan mendalam.

Akan tetapi penanya juga harus mencatat apa yang

didapatnya sebagai Sumber informasi secara detail dan

teliti.

3) Wawancara tak struktur

Jenis wawancara yang satu ini lebih mendalam

untuk mengetahui informasi yang diungkapkan oleh

responden, karena secara tidak sadar penanya telah

mengorek permasalahan yang tengah dialami oleh

responden tanpa menggunakan pertanyaan yang terstruktur.

Oleh karena itu wawancara tak struktur mengambil sebuah

informasi berdasarkan garis besarnya saja.

Teknik pengumpulan data, peneliti melakukan

wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam,

sebagai mana yang sudah dijelaskan diatas wawancara tidak

mengunakan pertanyaan yang terstruktur akan tetapi

pertanyaan itu mengalir dengan sendirinya karena secara tidak

sadar penanya telah mengorek permasalahan yang dialami

sumber data. Wawancara dilakukan dengan cara informan dan

(30)

21

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan metode pengamatan.

Observasi merupakan pencatatan secara sistematis

kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain

yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang dilakukan.

Observasi merupakan metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

individu atau kelompok secara langsung.

Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati

secara langsung keadaan lapangan agar peneliti memperoleh

gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti

sehingga peneliti memperoleh data yang valid. Pengamatan

yang satu ini mengandalkan indra mata dan telinga, dilakukan

secara terlibat dan terkendali.

Mengklasifikasikan observasi menjadi 4, yaitu:

1) Observasi partisipatif

Observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian, ikut merasakan suka

dukanya sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan

(31)

22

Jenis observasi ini dibagi dalam 4, yaitu:

a) Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ditempat kegiatan

orang yang diamati tetapi tidak ikut serta dalam

kegiatannya.

b) Partisipasi moderat, yaitu peneliti ikut serta dalam

kegiatan orang yang diamatinya, tetapi tidak semuanya

diikuti.

c) Partisipasi aktif, yaitu peneliti ikut melakukan apa yang

dilakukan oleh orang yang diamatinya tetapi tidak

sepenuhnya ikut melakukannya.

d) Partisipasi lengkap, yaitu peneliti sepenuhnya ikut serta

terhadap apa yang dilakukan oleh sumber datanya,

sehingga tidak tampak akan melakukan penelitian

terhadap sumber datanya tersebut.

2) Observasi nonpartisipan

Observasi ini peneliti tidak ikut serta dalam

kegiatan orang yang diamatinya, peneliti hanya sebagai

pengamat independen yang mana peneliti mengamati

(32)

23

3) Observasi terang-terangan dan tersamar (overt observation

and covert observation)

Observasi ini peneliti secara terus terang

menyatakan kepada sumber datanya bahwa dia sedang

melakukan penelitian.

4) Observasi tak terstruktur (unstructured observation)

Observasi tak terstruktur yakni observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu

secara pasti tentang apa yang diamati.

Penjelasan diatas, maka peneliti berkedudukan sebagai

partisipan observer pasif, yakni peneliti ikut datang ditempat

kegiatan sumber data tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan

yang sumber data lakukan setiap hari.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam sebuah penelitian merupakan unsur

yang sangat penting, bahkan bisa menjadi wajib dalam

penyampaian laporan. Dokumentasi ini bisa disajikan dalam

bentuk media cetak hingga elektronik. Dokumentasi adalah

teknik pengumpalan data yang berupa sumber data tertulis

(yang berbentuk tulisan).

Sifat utama dari data tersebut yaitu tak terbatas ruang

(33)

24

mengetahui hal-hal yang telah berlalu atau hal-hal dimasa

silam.18

Dokumenter terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

1) Autobiografi

2) Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial

3) Kliping

4) Dokumen pemerintah maupun swasta

5) Cerita roman dan cerita rakyat

6) Film, mikrofilm, foto, dan lain sebagainya

Dokumenter memiliki 2 bagian yang dibedakan

berdasarkan jenis pembagian secara spesifik, diantaranya

adalah:

1) Dokumen pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan

seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku

harian, surat pribadi, dan autobiografi.

a) Buku harian

Kesukaran peneliti untuk mencari buku harian

adalah biasanya pemiliknya cenderung tidak mau

memperlihatkannya kepada orang lain karena buku

harian dianggap sebagai hal-hal yang berisi tentang

18

(34)

25

suatu yang bersifat pribadi atau rahasia sehingga

pemiliknya merasa malu jika buku hariannya dilihat

oleh orang lain.

b) Surat pribadi

Surat pribadi merupakan surat yang dimiliki

seseorang antara pemiliknya dengan keluarganya.

c) Autobiografi

Autobiografi biasanya dibuat oleh orang-orang

dikalangan tertentu seperti pendidik terkenal, pemimpin

masyarakat, para ahli, bahkan orang biasa pun juga

membuat autobiografi

2) Dokumen resmi

Dokumen resmi dibagi menjadi 2, yakni dokumen

intern dan ekstern. Dokumen intern berupa memo,

pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk kepentingan

pribadi seperti risalah atau laporan rapat, keputusan

pemimpin kantor.19

6. Teknik Analisis Data

Peneliti disini dalam pengambilan data menggunakan

teknik wawancara, dokumentasi dan observasi, selain itu peneliti

juga ikut berpartisapasi dalam kegiatan responden. Peneliti dalam

mengambil analisis data menggunakan alat perekam, pedoman

19

(35)

26

wawancara serta lembar observasi yang berisi tentang hasil

observasi, ini semua peneliti lakukan agar data yang didapatkan

benar-benar valid dan reliabel.

Peneliti juga mengobservasi responden, agar kebenaran

data yang didapatkan dan kejadian dilapangan dapat diketahui

dengan jelas kebenarannya. Hal ini dilakukan agar penelitiannya

mendapatkan keberhasilan yang memuaskan sesuai dengan

keinginan peneliti. Peneliti dalam analisis data ini, mendapatkan

berbagai sumber dan jenis data, data primier dan data sekunder.

Data primer berperan sebagai data pokok atau utama data

responden sedangkan data sekunder sebagai data pelengkapnya.

Tujuan peneliti adalah agar mendapatkan informasi dan sunber

data serta jenis data yang teruji kebenarannya. Setelah pemeliti

mendapatkan kedua sumber data tersebut, kemudian mencocokkan

data yang didapatkan dari responden dengan lapangan.

Peneliti dalam mencari kebenaran data tersebut, dia ikut

datang ditempat kegiatan subjek dalam kehidupan sehari-harinya

tetapi tidak ikut serta dalam kegiatannya. Namun peneliti

mengusahakan dengan semaksimal mungkin demi mencari

kebenaran data yang telah didapatkannya dan menusahakan agar

penelitiannya berhasil dengan hasil yang sangat memuaskan serta

(36)

27

7. Teknik Keabsahan Data

Peneliti dalam memeriksa keabsahan data menggunakan

berbagai macam cara dan teknik kredibilitas penelitian kualitatif,

diantaranya adalah:

a. Peneliti mencatat bebas hal penting serinci mungkin dari data

yang diperoleh dilapangan, baik itu dari hasil wawancara,

observasi maupun dokumentasi.

b. Peneliti juga melakukan observasi dengan cara peneliti kembali

terjun ketempat kegiatan yang subjek lakukan, karena dengan

keikutsertaan kembali peneliti dilapangan akan menambah

kredibilitas dari data yang dimiliki peneliti.

c. Peneliti mendokumentasi secara lengkap kejadian atau hasil

dari wawancara, observasi maupun dokumentasi.

d. Lalu peneliti mempelajari dan membandingkan dari

keseluruhan hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi

dengan kondisi lapangan.

e. Menyertakan informan lain sebagai cara agar jika terjadi

kesalahan maupun kekeliruan yang tanpa disadari oleh peneliti

informan dapat memberikan kritik maupun saran.

f. Langkah terakhir peniliti tidak bosan melakukan pengecekan

ulang semua data yang didapat peneliti agar terwujudnya data

(37)

28

g. Data yang didapat telah terbukti kebenarannya, peneliti

menganalisis data menggunakan analisis data deskriptif yang

menjabarkan keseluruhan data menginterpretasikannya agar

memudahkan orang lain untuk membaca serta memahami

maksudnya.

G. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN

Pada BAB ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB ini akan membahas mengenai Terapi wudhu Dan

Psikosomatis, dan Implementasi Terapi Wudhu Untuk Psikosomatis.

BAB III: PENYAJIAN DATA

Pada BAB ini terdiri dari Deskripsi Umum Objek Penelitian

dan Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV: ANALISIS DATA

Pada BAB ini akan membahas mengenai penganalisis data

yang telah diperoleh dari hasil penelitian.

BAB V: PENUTUP

(38)

29

BAB II

TERAPI WUDHU DAN PSIKOSOMATIS A. Terapi Wudhu

1. Pengertian wudhu

Kata wudhu berasal dari kata Wadha’ yang berarti

Kebersihan”, sedangkan menurut terminologi hukum Islam

wudhu berarti membersihkan beberapa bagian tubuh sebelum

mengerjakan ibadah sholat. Wudhu merupakan cara untuk

membersihkan jiwa. Secara bahasa wudhu diambil dari kata

Al-Wadholah yang maknanya adalah An-Nadhofah (kebersihan) dan

Al-Husnu (baik).

Wudhu menurut syar‟i (terminologi) adalah wudhu sebagai

alat perontokan dosa dalam diri manusia pada anggota tubuh yang

empat (yaitu: wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan

cara khusus menurut syari‟at, namun jika wudhu menggunakan air

yang tohur (suci dan mensucikan).1

Wudhu atau bersuci dari hadas (kotoran batin) wajib

dilakukan ketika hendak melakukan shalat, thawaf (mengelilingi

ka‟bah) dan menyentuh kitab suci Al-Qur‟an. Selain waktu-waktu

yang wajib untuk berwudhu, dianjurkan pula berwudhu sebelum

berdzikir, menjelang tidur (termasuk bagi yang sedang junub

ataupun haid bagi wanita), dan sebelum mandi wajib. Dianjurkan

1Abu „Abdil Muhsdin As

(39)

30

untuk refhesing (tajdid) wudhu yaitu pengulangan wudhu atau

wudhu kembali walaupun masih dalam keadaan suci, sehingga

refhesing wudhu hanya bersifat penyegaran menjeleng shalat serta

menambah pahala. Lebih baik mengambil air wudhu sebelum

berhias, memasak, berkendara, menemui tamu dan semua kegiatan

yang baik. Terutama bagi pelajar yang sedang dalam proses

pembelajaran.2

Seseorang yang mengalami kesulitan dalam berwudhu

maka dianjurkan untuk bertayammum, yaitu mengusapkan debu

pada muka dan dua tangan untuk tujuan bersuci sebagai ganti

wudhu atau mandi.

لك ى ع جا طخلا اذه ل ثتما نا ى ع ن م سملا فتإ هن ف

تق لخد اذا ةَصلا هتمزل نم

جت نم ما ه ع مجإا ما ،

ما .ع مجإلا نس ب ب ث ضيا لذ لق علا غل بلا ف هي ع

:ركذف،ثَث نع لا عفر". َسلا ةَصلا هي ع هل ف نسلا

يبصلا

"قيفي ىتح ن نجملا ، تحي ىتح

3

.

Wudhu pada hakikatnya adalah membersihkan diri dari

“kotoran-kotoran” yang melekat pada diri seseorang. Perintah

2

Moh. Ali Aziz, Sukses Belajar Melalui Terapi Shalat, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2016), Hlm..10-11.

3

(40)

31

untuk berwudhu difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Maidah

ayat 6:

اَ يَاَي

َ ْيِ هلا

نَ آ

آ ْو

اَ ِا

ْم ْ ق

َلِا

ِةوَ ه لا

آ ْو ِسْغاَف

ْم َ ْو ج و

ْم َيِ ْيَا َو

َلِا

ِقِفا َرَ ْلا

ا ْو حَسْ ا َو

ْم ِس رِ

ْم َ ج ْرَا َو

َلِا

ِ ْيَ ْعَ ْلا

ْ ِا َو

ْم ْن ك

اً ن ج

ا ْو ره ه اَف

ْ ِا َو

ْم ْن ك

يَ ْرَ

ْوَا

َ َع

رَفَس

ْوَ

َء َج

َحَا

ْم ْنِ

َ ِ

ِ ِئ َغْلا

ْوَا

م ْسَ َل

َء َسِ نلا

ْمَ َف

ا ْو ِجَ

َء َ

ا ْو ه َيَ َف

اً ْيِعَص

اً ِ يَ

ا ْو حَسْ اَف

ْم ِ ْو ج وِ

ْم َيِ ْيَا َو

ْنِ

اَ

ْي ِر ي

ل

َ َعْجَيِل

ْم ْيَ َع

ْ ِ

َرَح

ْ ِ َل َو

ْي ِر ي

ْم ك َرِ َ يِل

همِ يِل َو

َ َ ْعِ

ْم ْيَ َع

ْم ه َعَل

ْ َ ْو ر ْشَ

Artinya: “Hay orang-orang yang beriman, apabila kamu

hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu dalam keadaan junub (wajib mandi besar) maka hendaklah kamu mandi dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh wanita, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu

bersyukur”.

2. Manfaat wudhu

Hikmah wudhu begitu banyak sekali jika dikembangkan

lebih dalam, begitu pula dengan kesibukan manusia didunia yang

begitu menguras waktu dan emosi. Seseorang yang meluangkan

waktu untuk berwudhu akan membantunya meninggalkan

fikiran-fikiran yang menguras emosi, waktu serta kesibukan yang

(41)

32

memulai kembali fikiran jernih dan konsentrasi yang lain (seperti

sholat). Keutamaan wudhu adalah sebagai berikut:

a. Allah SWT mencintai orang-orang yang bersih

b. Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudhu yang

nampak pada wajah, kaki dan tangan) merupakan alamat/tanda

khusus bagi umat Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat

kelak.

c. Wudhu dapat menghapuskan dosa-dosa dan

kesalahan-kesalahan

d. Wudhu mampu mengangkat derajat seseorang

Wudhu memiliki makna begitu besar bagi umat manusia.

Selain memiliki makna yang begitu besar, wudhu juga memiliki

manfaat yang tidak kalah besar juga, yaitu:

a. Wudhu itu menyucikan

Syarat sah sholat adalah kesucian tubuh dari hadas, baik

hadas besar maupun kecil. Hadas besar disucikan dengan

mandi wajib, sedangkan hadas kecil disucikan dengan istinja‟

dan ritual bersuci yang wajib dikerjakan sebelum sholat yakni

wudhu.

Wudhu diharapkan dapat menyucikan diri dari berbagai

hadas, kotoran-kotoran, maupun perbuatan yang mengganggu

diri seseorang, menyucikan rohani (moral agama), serta

(42)

33

b. Wudhu itu membersihkan

Keseluruhan rangkaian wudhu mencerminkan

pendidikan kebersihan. Segitu berartinya hingga ada sebuah

semboyan:

ِ اَ ْيِإا َ ِ ةَفاَظهنلاَا

“Kebersihan adalah sebagian dari iman”.

Kebersihan yang dimaksudkan adalah kesucian dalam

kehidupan sehari-hari baik kesucian lahir (kesehatan tubuh)

maupun kesucian rohani (moral agama). Siklus kehidupan

tercakup semua dalam makna gerakan wudhu mulai dari niat

dan diakhiri dengan mencuci kaki. Setiap kali berwudhu,

kotoran-kotoran yang bersarang dibagian tubuh akan tersapu

bersih sehingga bebas dari segala kotoran dan bibit-bibit

penyakit.

Air yang meresap melalui pori-pori kulit tubuh akan

membantu membersihkan bagian-bagian luar maupun dalam

kulit dari kotoran, melepaskannya, dan melarutkannya. Wudhu

tidak hanya membersihkan panca indra yang sangat vital dalam

kehidupan sehari-hari saja, akan terapi kelima panca indra,

yakni: perasa atau peraba (kulit), pengecap (rongga mulut),

pencium (rongga hidung), penglihat (mata), dan pendengar

(43)

34

c. Wudhu itu menyegarkan

Wudhu juga meresap molekul-molekul air yang

bersinggungan langsung dengan bagian-bagian tertentu, juga

memiliki banyak titik syaraf yang berhubungan langsung

dengan organ-organ internal tubuh manusia (contohnya kulit

kepala). Sehingga menyebabkan badan segar kembali karena

sifat air yang menimbulkan kesejukan. Ion-ion molekul air

yang mengandung oksigen membantu pemenuhan kebutuhan

kulit akan oksigen baru, sehingga kulit menjadi cerah, segar

dan sehat.

Prof. Dr. Jamieson, seorang pakar kesehatan dari

Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat

menguntungkan bukan hanya membersihkan tetapi juga

menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang

alat-alat pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat.4

Sehingga dengan sempurnanya wudhu seseorang akan

mencerminkan sikap hidup manusia muslim. Ada 3 unsur

pokok yang harus dipelihara untuk mewujudkan pribadi

muslim sejati melalui berwudhu, diantaranya adalah:

memelihara kesehatan jasmani, memelihara pikiran (akal), serta

memelihara moral (akhlak).

4

(44)

35

3. Terapi wudhu

Wudhu jika dilakukan dengan baik dan benar dapat

dijadikan sebagai sebuah terapi bagi siapapun, serta bagi berbagai

keluhan termasuk bagi yang mengalami psikosomatis. Terapi

wudhu yang dimaksutkan adalah terapi wudhu yang gerakannya

mengikuti gerakan-gerakan wudhu serta sesuai dengan

syarat-syarat ketentuan rukun, sunnah dan memenuhi ketentuan

terapautik.

Ketentuan terapautik disini tidak hanya sekedar mencelup

atau membasahi, akan tetapi juga menggosok dengan menekan

secara halus tanpa meninggalkan ketentuan sunnah, rukun dan

gerakan-gerakan wudhu.

a. Ketentuan sunnah wudhu adalah sebagai berikut:

1) Membaca basmallah

2) Mencuci telapak tangan

3) Berkumur

4) Membersihkan kedua lubang hidung

5) Mendahulukan anggota yang kanan dari pada kiri

6) Menyapukan air ke telinga

7) Membasuh 3 kali

8) Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki

(45)

36

b. Ketentuan rukun wudhu adalah sebagai berikut:

1) Niat dibaca didalam hati, dan sunnah jika melafadzkannya.

2) Membasuh muka

3) Membasuh kedua tangan sampai siku

4) Menyeka rambut (sebagian kepala)

5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

6) Tertib (Berurutan)

c. Ketentuan gerakan-gerakan wudhu adalah sebagai berikut:5

1) Berniat

Niat dibaca didalam

hati, dan sunnah jika

melafadzakannya.

2) Mencuci telapak tangan

Mencuci telapak tangan

sambil menyela-nyela jari

tangan

5 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid, (Surabaya:

(46)

37

3) Berkumur

Memasukkan air ke

mulut. Kemudian memutarkan

air didalam mulut hingga

merata kesemua rongga mulut

dan dilakukan 3x.

4) Membersihkan kedua lubang hidung

Membersihkan kedua

lubang hidung dilakukan

sebanyak 3x dengan cara

memasukkan air ke lubang

hidung kemudian isaplah air

agak dalam lalu keluarkan.

5) Membasuh muka

Membasuh muka

dilakukan sebanyak 3x

secara merata sampai batas

muka. Urutannya membasuh

antara kedua telinga kanan

dan kiri serta dari tempat tumbuhnya rambut kepala bagian

(47)

38

6) Membasuh kedua tangan sampai siku

Membasuh kedua

tangan sampai siku

dilakukan sebanyak 3x,

dengan mendahulukan

tangan kanan dari tangan

kiri, dimulai dari membasuh pergelangan tangan kanan

sampai ke ujung siku.

7) Menyeka rambut (sebagian kepala)

Menyeka rambut

(sebagian kepala)

dilakukan 3x, dengan

sekurang-kurangnya

disapukan air pada

sebagian rambut akan tetapi lebih sempurna jika menyapu

(48)

39

8) Menyapukan air ke telinga

Menyapukan air ke

telinga dilakukan sebanyak

3x, dengan cara menempatkan

jari telunjuk di lubang telinga

dengan ibu jari disebelah luar

telinga, sehingga membasuh telinga secara menyeluruh dari

bagian dalam luar maupun belakang telinga.

9) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

Membasuh kedua

kaki sampai mata kaki dan

didahului dari kaki kanan

kemudian kaki kiri,

dilakukan berulang 3 kali.

Peneliti sekaligus dokter spesialis penyakit dalam dan

penyakit jantung di London, yakni Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim

mengatakan bahwa para pakar kedokteran telah sampai kepada

sebuah kesimpulan dengan pencelupan anggota tubuh kedalam air

akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi

kekejangan pada syaraf dan otot, menormalkan detak jantuk,

kecemasan dan insomnia (susah tidur). Para pakar syaraf

(49)

40

dapat mendinginkan ujung-ujung syaraf jari tangan dan

jari-jari kaki sehingga berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran

dan menjadikan rileks.6

Wudhu merupakan salah satu metode relaksasi yang sangat

mudah dilakukan setiap hari, bahkan sebagai rutinitas sebagai umat

muslim. Pada hakikatnya wudhu tidak hanya sebagai suatu

pembersihan diri saja akan tetapi juga memberikan terapi yang luar

biasa bagi ketenangan jiwa. Percikan air wudhu yang mengenai

beberapa anggota tubuh menciptakan rasa damai dan tentram.

Sehingga dengan sendirinya pikiran akan tunduk dengan rasa

damai tersebut. 7

Leopold Wemer Von Enrenfels (seorang psikiater sekaligus

neurolog berkebangsaan Austria), menemukan sesuatu yang

menakjubkan dalam berwudhu, bahwa pusat-pusat syaraf yang

paling peka dari tubuh manusia berada disebelah dahi, tangan dan

kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar,

sehingga dengan senantiasa membasuh air segar kepusat-pusat

syaraf tersebut berarti senantiasa menjaga dan memelihara

kesehatan dan keselarasan pusat syaraf. 8

6 Mey Rinawati, “Pengaruh Terapi Wudhu Sebelum Tidur Terhadap Kejadian Insomnia Pada Usia Lanjut Di Dusun Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta” (Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta, 2012), Hlm.2.

7

M. Akrom, Terapi Wudhu Sempurna Sholat, Bersihkan Penyakit, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2010), Hlm.3.

(50)

41

Penelitian Mokhtar Salem menemukan bahwa wudhu bisa

mencegah kanker kulit. Jenis kanker kulit ini lebih disebabkan oleh

bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan meresap

kepori-pori kulit. Sehingga dengan berwudhu akan membersihkan bahan

kimia dan dilarutkan oleh air. Selain itu dengan wudhu juga

menyebabkan seseorang awet muda karena air yang membasuh

wajah ketika berwudhu akan dapat meremajakan sel-sel kulit wajah

dan membantu mencegah timbulnya kriput.9

d. Praktek wudhu yang dapat digunakan dalam melakukan terapi

wudhu adalah sebagai berikut:10

1) Berniat

Niat dalam berwudhu hukumnya wajib. Niat

tempatnya dihati dan melafadzkan niat adalah bid‟ah.

Dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT, wudhu

dapat menghilangkan pikiran-pikiran buruk manusia dan

diganti dengan pikiran-pikiran yang positif dan baik

sehingga menjadi tenang dan khidmat.

Disyari‟atkan sebelum berwudhu untuk membaca

basmalah terlebih dahulu, sebagai awal pembuka dari

pelaksanaan wudhu.

مْي ِح هرلا ِ ْحهرلا ِ هَ ِمْسِ

9

Syarif Hidayatullah, Dahsyatnya Ibadah-Ibadah Siang Hari, (Yogyakarta: Diva Press, 2014), Hlm.56.

10

(51)

42

Niat dalam berwudhu adalah sebagai berikut:

يَلاَعَ ِ ه ِّ َ ْرَف ِرَغْصَأا ِ َ َحْلا ِعْفَرِل َء ْو وْلا ْي َوَ

“Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah ta’ala”

Dianjurkan untuk membaca do‟a setelah membaca

niat, karena ketika berwudhu syetan masih berkeliaran

disekitar dan mengikuti disetiap langkah, dengan membaca

do‟a berarti memohon kepada Allah SWT agar tidak

mendapatkan godaan dari syetan sehingga selama

berwudhu hati dan pikiran tetap tertuju kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:11

هشلا ِ َزَ َ ْ ِ َ ِ ْو عَا ِ َر ،ِمْي ِحهرلا ِ ْحهرلا ِ هَ ِمْسِ

ِ ْيِ اَي

َ ْو ر ْحَي ْ َا ِ َر َ ِ ْو عَا َو

11

(52)

43

Inti niat dalam berwudhu ini, supaya seseorang yang

sedang menghadap Allah SWT akan merasakan bahwa dia

sedang berkomunikasi dengan Allah SWT dengan khusyuk

dan khidmat dihadapan sang pencipta.

2) Mencuci telapak tangan

Mencuci telapak tangan merupakan sunnah wudhu.

Ketika menghadap sang khaliq, alangkah baiknya untuk

mensucikan telapak tangan dari kotoran-kotoran yang

melekat disela-sela telapak tangan. Setiap kali mencuci

telapak tangan ketika akan berwudhu 5x dalam sehari maka

dalam 5 kali itu pula kotoran yang menempel disela-sela

telapak tangan akan terhapus oleh air yang bersih.

Alangkah baiknya disela-sela mencuci telapak

tangan, hati diajak membaca do‟a, sehingga ketika mencuci

telapak tangan hati juga ikut berdo‟a memohon kepada

Allah SWT. Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:12

ةَ َ َ ْلا َو ِم ْو شلا َ ِ َ ِ ْو عَا َو َةَكَرَ ْلا َو َ ْ يْلا َ َ ْسَا ْ ِ ِا هم ه لَا

Makna yang terkandung dalam membasuh telapak

tangan adalah mensucikan telapak tangan dari segala

perbuatan “jahil” yang mungkin pernah dilakukan dan yang

akan dilakukan. Selain itu akan terhindar dari kejahatan

yang pernah dilakukan oleh tangan. Jika diibaratkan dengan

12 Abi Hamid Al-Ghozali,

(53)

44

instalasi listrik, maka pada lapisan-lapisan diseputar kulit

telapak tangan ibarat sakelar yang ditekan untuk

[image:53.595.136.512.149.558.2]

menyalakan lampu.

Gambar 2.1 Diambil dari Google.com

Melalui gambar tersebut, terlihat jelas

simpul-simpul titik syaraf yang menyebar rata dikedua telapak

tangan dan memberikan pengetahuan bahwa pentingnya

mencuci telapak tangan dan menggosok-gosoknya tanpa

harus meninggalkan ketentuan gerakan-gerakan wudhu.

Ketika berwudhu, alangkah baiknya tidak hanya sekedar

mencelup atau membasahi kedua telapak tangan, akan

tetapi juga menggosok-gosoknya dan menekannya dengan

halus karena itu dapat merangsang simpul-simpul syaraf

(54)

45

manusia tanpa harus meninggalkan ketentuan

gerakan-gerakan wudhu.

Syaraf-syaraf yang terdapat ditelapak tangan begitu

banyak dan berhubugan langsung dengan organ-organ

dalam tubuh manusia, terutama pada gangguan

psikosomatis bagi penderita gastritis.

Titik inilah

yang memerlukan

penekanan khusus ketika

berwudhu tanpa harus

meninggalkan ketentuan

gerakan-gerakan wudhu.

3) Berkumur

Berkumur merupakan cara mencuci mulut dan

mensucikan lidah. Membersihkan mulut berarti

membersihkan dari kotoran-kotoran yang ada di mulut yang

mengandung banyak bibit penyakit akan keluar semua

karena pada dasarnya lidah tidak bertulang akan tetapi

(55)

46

Alangkah baiknya disela-sela berkumur, hati diajak

membaca do‟a, sehingga ketika berkumur hati juga ikut

berdo‟a memohon kepada Allah SWT. Doa yang dibaca

adalah sebagai berikut: 13:

َ َع ِ نِعَا هم ه لَا

ِ ْوَقْلاِ ِنْ ِ َث َو َ َل ِرْكِ لا ِة َرْثَك َو َ ِ اَ ِك ِة َوَاِ

ِة َر ِخَأا ِف َو اَيْ لا ِةوَيَحْلا ِف ِ ِ اهثلا

Lidah bentuknya kecil akan tetapi besar ketaatan

dan kemanfaatannya, serta dosa dan kemudhorotanya

sehingga menjadi pertimbangan amal dihari akhir kelak.

Maka sucikanlah lidah dan memohon kepada Allah SWT

agar terhindar dari segala keburukan.

Fungsi utama mulut yakni menerima makanan,

apabila tubuh sedang dalam keadaan sakit maka mulut

berguna untuk melepaskan kelebihan panas atau sampah

13

(56)

47

dari tubuh. Dengan menggunakan sikat gigi atau siwak

dapat menghindarkan dari penyakit yang berbahaya.

Menurut Prof. Dr. Plinius seorang bakteriolog, mengatakan

bahwa air bekas cuci mulut terdapat tidak kurang dari 40

miliar bibit penyakit.

4) Membersihkan kedua lubang hidung

Disunnahkan untuk membersihkan kedua lubang

hidung karena hidung merupakan alat penciuman yang

harus dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap saat. Setiap

kali membasuh hidung, kuman-kuman penyakit seperti

influenza, bronkitis dan lain-lain akan hilang larut bersama

mengalirnya air.

Alangkah baiknya disela-sela membersihkan kedua

lubang hidung, hati diajak membaca do‟a, sehingga ketika

membersihkan kedua lubang hidung hati juga ikut berdo‟a

memohon kepada Allah SWT. Doa yang dibaca adalah

sebagai berikut:14

ِراَشْنِ ْسِاْا َ ِ َو ا َر ِ نَع َ ْ َا َو ِةهنَجْلا َةَحِئا َر ْ ِنْح ِرَا هم ه لَا

Membersihkan kedua lubang hidung merupakan

memasukkan air kedalam lubang hidung selain waktu

puasa, tidak hanya membasuh hidung akan tetapi

memasukkan air kedalamnya dan menghisapnya agak kuat.

14

(57)

48

Maka bersihkan hidung dari penciuman yang menimbulkan

fitnah dan sucikanlah hidung dari bisikan-bisikan syetan

yang menjerumuskan pada malapetaka dan bencana.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:

ْرِثْنَ ْسَيِل هم ث ً َ ِ ِفْ َا ِف ْ َعْجَيْ َف ْم ك َحَا َ ه َوَ اَ ِا

Jika salah seorang darimu berwudhu, isaplah air

kedalam hidung lalu keluarkanlah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menghirup air lewat hidung membersihkan

bakteri-bakteri yang ada di cuping hidung, bakteri-bakteri-bakteri-bakteri akan

dikeluarkan sehingga tidak memasuki sistem pernafasan.

Karena hidung merupakan jalan masuk oksigen yang akan

diubah menjadi energi.

5) Membasuh muka

Membasuh muka merupakan salah satu pokok

utama dalam berwudhu. Muka merupakan tempat dimana

(58)

49

batasannya adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala

hingga keujung bawah dagu (secara vertikal) dan dari

telinga ke telinga (secara horizantal). Membasuh muka

berarti mensucikan wajah dan penglihatan, membersihkan

perbuatan yang berujung pada kejahatan.

Wajah yang selalu terkena air wudhu akan terlihat

bersinar dan selalu terlihat penuh kesabaran dan

kewibawaannya. Membasuh muka dalam berwudhu juga

akan bermanfaat bagi kesehatan. Alangkah baiknya

disela-sela membasuh wajah, hati diajak membaca do‟a, sehingga

ketika membasuh wajah hati juga ikut berdo‟a memohon

kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:15

َ ِئاَيِلوَا ْو ج و َيْ َ َم ْوَي َ ِر ْو نِ ِ ْج َو ْ ِ يَ هم ه لَا

ْو ج و َوْسَ َم ْوَي َ ِ اَ ظِ ِ ْج َو ْ ِ وَس َا َو

ْ رْ َ َا َو َ ِئاَ ْعَا

ِةَفْيِثَ ْلا ِةَيْحِ لا َ ْيِ ْ َ

Wajah mempunyai pori-pori yang sangat rentan

terkena efek molekul yang tidak sesuai sehingga lebih

mudah mengalami iritasi jika tidak cocok dengan zat

kosmetik. Wajah memiliki pori yang berhubungan langsung

dengan sistem saraf dan kinerja otak, jika sistem dan

(59)

50

kinerja otak mengalami kelelahan ataupun emosi yang

[image:59.595.137.513.163.541.2]

tinggi dengan wudhu akan menetralisirnya.

Gambar 3.1 diambil dari Google.com

Gambar diatas memberikan makna bahwa

membasuh wajah ketika berwudhu akan merangsang

titik-titik syaraf (akupuntur) yang ada dibagian wajah seperti

gambar diatas selain itu juga memeiliki efek yang sangat

bermanfaat bagi kesehatan dan organ-organ tubuh manusia

sesuai dengan titik syaraf yang ada diwajah, rangsangan

yang ditimbulkan sesuai dengan titik-titik syaraf yang ada

pada gambar diatas.

Membasuh wajah juga membantu menyegarkan otot

(60)

51

lapisan terluar wajah. Otot persyarafan pada wajah

memiliki 3 cabang, yakni: 1 menuju dahi, 1 dari pipi

kerahang atas, dan 1 lagi menuju rahang bawah. Secara

tidak langsung membasuh wajah m

Gambar

Gambar 2.1 Diambil dari Google.com
Gambar 3.1 diambil dari Google.com
Gambar 4.1 diambil dari Google.com
Gambar 5.1 Titik syaraf pada telinga (Google.com)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah mini- memoire yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas pendidikan bahasa dan sastra. © Bayu Danial

HT sangat membantu petugas TL dan tanpa HT sulit koordinasinya kalau mau ideal HT 6 unit (Pengadaan HT untuk koordinasi di lapangan sangat diperlukan, pertama untuk memantau area

Myfab adalah bangunan prebuilt yang mempunyai karakter yang serupa dengan bangunan konvensional di Indonesia, dimana myfab memiliki panel dinding yang kokoh dan sambungan

478 Berdasar hasil SPSS versi 16.0 dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 8,438 yang memiliki nilai lebih besar dari F tabel yaitu 2,816 dengan tingkat

Graf G = (V, E) dikatakan pelabelan pada suatu graf jika terjadi pemetaan bijektif dari setiap elemen graf ke bilangan bulat positif, yang mana bilangan terse- but disebut

pekerjaan. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan. Jam kerja yang diusulkan untuk bekerja. Dan lain-lain yang harus dirinci. b) Dalam pelaksanaan kemajuan pekerjaan yang

Pada kenyataannya, saat ini menurut pantauan penulis di beberapa sekolah dan dari hasil penelitian beberapa peneliti, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran

Penelitian ini dilakukan oleh Muhamad Yusuf, Sri Rahayu, Desi Eremita dari Perguruan Tinggi Raharja pada tahun 2012 yang berjudul “ Desain Forum Diskusi Pembelajaran iLearning