PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PERANAN INDONESIA
DALAM ASEAN MELALUI METODE GALLERY WALK DI KELAS VI MIN
BUDURAN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
RIA SIDIQ DIYAH DESIANTO
NIM: D77212090
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ria Sidiq Diyah Desianto
NIM : D77212090
Program Studi : PGMI
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan saya atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Surabaya, 24 Mei 2016 Yang Membuat Pernyataan
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
SKRIPSI oleh:
Nama : Ria Sidiq Diyah Desianto NIM : D77212090
Judul : PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PERANAN
INDONESIA DALAM ASEAN MELALUI METODE GALLERY
WALK DI KELAS VI MIN BUDURAN SIDOARJO
Ini telah diperiska dan disetujui untuk diajukan.
Surabaya, 01 Juni 2016
Dosen Pembimbing
Zudan Rosyidi, SS. MA
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi yang disusun oleh Ria Sidiq Diyah Desianto ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Surabaya, 09 Juni 2016
Mengesahkan,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK
Ria Sidiq Diyah Desianto. 2016. Peningkatan Pemahaman tentang Peranan
Indonesia dalam ASEAN melalui Metode Gallery Walk di Kelas VI MIN Buduran Sidoarjo.
Kata kunci: Pemahaman, Peranan Indonesia dalam ASEAN, Metode
Pembelajaran Gallery Walk
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya pemahaman siswa kelas VI MIN Buduran Sidoarjo pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN. Dari data yang diperoleh banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan, yaitu ≥ 79. Jika diprosentase dari 100%, hanya 40% siswa yang mencapai KKM. Jadi dari 46 orang siswa, hanya 18 orang siswa yang mencapai KKM. Hal ini dikarenakan guru kurang inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil tindakan menggunakan metode
gallery walk dalam penelitian ini.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan metode pembelajaran gallery walk untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo?
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Penerapan metode gallery walk dilaksanakan dengan baik melalui perbaikan- perbaikan pada tiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru pada siklus I adalah 85,71% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,85%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I adalah 74,60% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 82,53%. 2) Terjadi peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menerapkan metode pembelajaran
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tindakan yang Dipilih ... 7
D.Tujuan Penelitian ... 7
E. Lingkup Penelitian ... 8
F. Signifikansi Penelitian ... 9
BAB II : KAJIAN TEORI ... 12
A.Pemahaman ... 12
1. Hakikat Pemahaman... 12
2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman ... 13
3. Indikator Pemahaman... 14
4. Evaluasi Pemahaman ... 15
B.Pembelajaran PKn di MI ... 16
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 16
2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI ... 17
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 17
C.Materi Peranan Indonesia dalam ASEAN ... 19
D.Metode Pembelajaran Gallery Walk ... 24
1. Metode Pembelajaran Gallery Walk ... 24
2. Tujuan Metode Gallery Walk ... 26
3. Langkah-langkah Metode PembelajaranGallery Walk... 27
BAB III : METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 30
A.Metode Penelitian ... 30
B.Setting dan Subjek Penelitian ... 34
C.Variabel yang Diselidiki ... 35
D.Rencana Tindakan ... 35
E.Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 40
F. Analisis Data... 54
G.Indikator Kinerja ... 57
H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 57
I. Rencana Jadwal Kegiatan PTK ... 58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A.Hasil Penelitian ... 60
2. Hasil Penelitian Tindakan/ Siklus... 63
a. Paparan data dan temuan penelitian Siklus I ... 63
b. Paparan data dan temuan penelitian Siklus II ... 85
B. Pembahasan ... 104
BAB V : PENUTUP ... 109
A.Kesimpulan ... 109
B.Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 44
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Butir Soal ... 51
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar ... 56
Tabel 3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 59
Tabel 4.1 Nilai Pre test Siswa ... 62
Tabel 4.2 Pembagian tema kelompok ... 67
Tabel 4.3 Pemahaman siswa menuangkan hasil diskusi ke dalam plano ... 68
Tabel 4.4 Hasil Post Test Siklus I ... 75
Tabel 4.5 Distribusi hasil tes siswa pada kegiatan siklus I ... 77
Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 78
Tabel 4.7 Lembar Observasi Aktivitas GuruSiklus I ... 81
Tabel 4.8 Pemahaman siswa menuangkan hasil diskusi ke dalam plano ... 87
Tabel 4.9 Hasil Post Test Siklus II ... 95
Tabel 4.10 Distribusi hasil tes siswa pada kegiatan siklus II ... 96
Tabel 4.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 97
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 105
Diagram 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 105
Diagram 4.3 Nilai Rata-rata Kelas ... 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kurt Lewin ... 33
Gambar 4.1 Siswa menulis hasil diskusi pada plano ... 71
Gambar 4.2 Siswa mengerjakan post test I ... 75
Gambar 4.3 Siswa berkeliling pada plano kelompok lain... 90
Gambar 4.4 Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompoknya ... 91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumen RPP Siklus I Lampiran 2 Lembar Soal Siklus I
Lampiran 3 Lembar Kunci Jawaban Siklus I Lampiran 4 Dokumen RPP Siklus II
Lampiran 5 Lembar Soal Siklus II
Lampiran 6 Lembar Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 7 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 8 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 9 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 10 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 11 Instrumen Validasi Dokumen RPP Siklus I
Lampiran 12 Instrumen Validasi Butir Soal Siklus I
Lampiran 13 Instrumen Validasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 14 Instrumen Validasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 16 Hasil Wawancara Responden Guru Sebelum Tindakan Lampiran 17 Hasil Wawancara Responden Guru Setelah Tindakan Lampiran 18 Hasil Wawancara Responden Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 19 Hasil Wawancara Responden Siswa Setelah Tindakan Lampiran 20 Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 21 Biografi Penulis Lampiran 22 Surat Tugas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan fungsi tersebut, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu menarik prhatian peserta didik mengembangkan pemahaman, baik materi maupun keterampilan intelektual dan partisipasi dalam kegiatan sekolah yang berupa intra, kurikuler dan ekstrakurikuler.
2
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.1
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus melibatkan peran siswa secara aktif. Guru dapat membimbing siswa untuk menemukan pemahamannya sendiri, tidak hanya terfokus pada informasi yang mereka dapatkan dari buku dan penjelasan guru, tetapi juga sumber lainnya. Siswa dapat disajikan suatu masalah yang nyata mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan siswa dapat melakukan diskusi kelompok dalam mencari jawaban atas masalah tersebut, yang kemudian akan dipresentasikan oleh masing-masing kelompok. Apabila siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran secara langsung dan dapat menemukan pemahamannya sendiri, maka pemahaman tersebut akan lekat dan lebih diingat oleh siswa.
Namun hal tersebut belum terjadi di MIN Buduran. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) Buduran Sidoarjo, masih banyak permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran PKn disana. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Ikhwan selaku guru PKn kelas VI MIN Buduran Sidoarjo, bahwasannya nilai siswa kelas VI pada
1
3
mata pelajaran PKn cenderung rendah. Banyak siswa yang mendapatkan nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yaitu ≥
79.2 Jika diprosentase dari 100%, hanya 40% siswa yang mencapai KKM. Jadi dari 46 orang siswa, hanya 18 orang siswa yang mencapai KKM.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap membosankan bagi siswa karena cakupan materinya yang cukup luas dan penggunaan metode pembelajaran yang monoton yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru. Siswa hanya menjadi objek pembelajaran sehingga siswa kurang mandiri dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Guru hanya berceramah dalam menyampaikan materinya sehinggga siswa hanya pasif untuk mendengarkan apa yang disampaikan tanpa adanya peran aktif siswa dalam menemukan pemahaman mereka pada proses pembelajaran.
Berdasarkan persoalan di atas, penulis mencoba berdiskusi dengan guru mata pelajaran PKn di MIN Buduran untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga ke depannya siswa akan mudah memahami mata pelajaran PKn dan nilai siswa dapat mengalami peningkatan dari sebelumnya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi hal tersebut dan untuk lebih meningkatkan konsep serta sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa, perlu dikembangkannya suatu metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu metode pembelajaran dimana siswa tidak harus berfikir sendiri untuk menemukan pemahamannya, namun mereka bisa bekerja sama
2
4
dengan teman-teman mereka dan banyak melibatkan keaktifan siswa, mampu menggunakan seluruh panca indera dan keterampilan sosial adalah dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran yaitu Gallery Walk (galeri belajar).
Metode pembelajaran Gallery Walk (galeri belajar) merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Metode ini baik digunakan untuk membangun kerjasama kelompok (cooperativ learning) serta pembelajaran aktif (activ learning), saling memberi apresiasi dan koreksi belajar.3 Karena metode pembelajaran ini mempunyai tujuan agar masing-masing kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan konstribusi dan mendengar pandangan serta pemikiran anggota lainnya.
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk terhadap peningkatan pemahaman siswa dengan
judul “Peningkatan Pemahaman tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN
melalui Metode Gallery Walk di Kelas VI MIN Buduran Sidoarjo”.
3
5
Berdasarkan penelitian terdahulu membuktikan bahwa penerapan metode Gallery Walk cukup efektif dalam pembelajaran, khususnya dalam hal ini adalah dalam pembelajaran di tingkat pendidikan dasar, SD/ MI.
Pertama, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Siti Latifah, Mahasiswi Universitas Muhammadyah Purwokerto dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam PTK-nya yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Sub Tema Indahnya
Peninggalan Sejarah Melalui Penerapan Metode Gallery Walk di Sekolah
Dasar”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cendana pada tahun ajaran
2014/2015. Dari yang semula nilai rata-rata hasil belajar siswanya kurang dari
67, dengan KKM ≥ 75. Dengan diterapkannya metode Gallery Walk dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,11 dengan ketuntasan belajar 59% dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 70, 60 dengan ketuntasan belajar 70%. Dan penelitian ini dianggap berhasil.4
Kedua yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaakukan oleh Siti Rokhmatun, Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dari Program Studi Pendidikan Agama Islam. Dalam PTK-nya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fikih Materi Pokok Haji melalui
Penerapan Metode Gallery Walk dan Demonstrasi Bagi Siswa Kelas V MI
Waleri Kendal Tahun Pelajaran 2010/ 2011”. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa pada tahap pra siklus dari 11 siswa yan tidak tuntas 5 siswa dan yang
4
6
tuntas 6 siswa nilai rata-rata hasil belajar 63, 64 dengan prosentase ketuntasan
belajar 54,55% dengan KKM ≥ 75. Setelah dilakukan siklus I diperoleh hasil
belajar yang lebih baik dari pra siklus yaitu dari 11 siswa yang tidak tuntas menjadi 4 siswa dan yang tuntas bertambah menjadi 7 siswa dengan rara-rata hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 68,64 dengan ketuntasan belajar 63,64%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu hanya 1 siswa yang tidak tuntas dan 10 siswa yang lain sudah tuntas dengan peningkatan rata-rata hasil belajar menjadi 83,18 dan ketuntasan belajar 90,91%. Penelitian ini dianggap sudah berhasil.5
Ketiga yaitu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Rizka, Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dari Program Studi Pendidikan Agama Islam. Dalam PTK-nya yang berjudul
“Penerapan Metode Gallery Walk (Pameran Berjalan) dalam Meningkatkan
Hasi Belajar Fiqih Materi Jual Beli Siswa Kelas VI” Penelitian ini dilakukan
di MI Sendang Dawung Kecamatan Kangkung Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada tahap pra siklus prestasi belajar siswa hanya 63,50% dengan
KKM ≥ 75, namun setelah diterapkannya metode Gallery Walk, didapatkan
bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 77, 27%, dan Pada siklus II yaitu 86,36%. Penelitian ini dianggap sudah berhasil.6
5
Siti Rokhmatun, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fikih Materi Pokok Haji melalui Penerapan Metode Gallery Walk dan Demonstrasi Bagi Siswa Kelas V MI Waleri Kendal Tahun Pelajaran 2010/ 2011, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011)
6
7
B. Rumusan Masalah
Masalah mendasar dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran gallery walk untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo?
C. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo dalam pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN menggunakan metode gallery walk diharapkan dapat meningkatkan prosentase pemahaman siswa kelas VI MIN Buduran Sidoarjo dalam pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti adalah sebagai berikut:
8
2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini dapat tuntas dan terfokus, sehingga penelitian mendapat hasil yang memuaskan, permasalahan tersebut dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk di kelas VI MIN Buduran Sidoarjo.
2. Subyek penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VI-A di MIN Buduran Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa 46 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan instrumen soal-soal tes tulis yang hanya digunakan pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotori menggunakan lembar observasi.
4. Kompetensi Dasar:
a. Memberikan contoh peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara
Indikator:
9
Menyebutkan contoh peran Indonesia dalam lingkungan
negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN)
Menjelaskan peranan Indonesia dalam lingkungan negara-negara di
Asia Tenggara
F. Signifikansi Penlitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data di lapangan yang bermanfaat bagi: 1. Siswa
a. Dengan menggunakan metode gallery walk, peserta didik akan lebih aktif, kreatif dan lebih memahami pelajaran
b. Mampu mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan baik (artikulatif/ articulate)7
c. Memberikan motivasi belajar karena sangat menarik dan menyenangkan anak8
d. Prestasi belajar PKn siswa dapat mengalami peningkatan 2. Guru
a. Mendapatkan alternatif metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn
b. Pembelajaran di kelas lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan c. Menarik atau membawa perhatian siswa pada materi pelajaran9
7
Naning Pranoto, Penulisan Kreatif Untuk Anak, (Solo: Tiga Serangkai, 2009), hal. 54.
8
10
3. Sekolah
a. Sebagai masukan tentang hambatan dan masalah yang terjadi pada proses pembelajaran yang berlangsung di Sekolah
b. Mengatasi dan memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatan kualitas belajar mengajar di kelas
c. Meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar di Sekolah
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam proposal ini penulis susun secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan bab yang lainnya merupakan integritas atau kesatuan yang tak terpisahkan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dengan jelas tentang penelitian dan hasil-hasilnya.
Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
BAB I: (a) Latar Belakang, (b) Rumusan Masalah, (c) Tindakan yang Dipilih, (d) Tujuan Penelitian, (e) Lingkup Penelitian, (f) Signifikansi Penelitian, dan (g) Sistematika Pembahasan.
BAB II: Kajian teori, meliputi: (a) Pemahaman: Hakikat Pemahaman, Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman, Indikator Pemahaman, Evaluasi Pemahaman; (b) Pembelajaran PKn di MI: Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan
9
11
Kewarganegaraan di MI, Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI; (c) Materi PKn: Peranan Indonesia dalam ASEAN; (d) Metode Gallery Walk: Pengertian metode Gallery Walk, Tujuan metode Gallery Walk, Langkah-langkah metode Gallery Walk
BAB III: Metode dan Rencana Penelitian, yang meliputi: (a) Metode
Penelitian, (Setting dan Subjek Penelitian), (c) Variabel yang Diselidiki, (d) Rencana Tindakan Kelas, (e) Data dan Teknik Pengumpulan Data, (f) Analisis Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti dan Tugasnya, (i) Rencana Jadwal Kegiatan PTK,
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi: (a) Hasil
Penelitian: Hasil Penelitian Kegiatan Pra Tindakan atau Pra Siklus, Hasil Penelitian Tindakan / Siklus; (b) Pembahasan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Pemahaman
1. Hakikat Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.10
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud dan implikasinya, sehingga menyebabkan pembelajar dapat memahami suatu situasi. Pemahaman itu tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar pembelajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar. Kemudian perlu juga ditegaskan bahwa pemahaman bersifat dinamis dan kreatif.11
Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli. Menurut Winkel dan Mukhtar dalam buku Sudaryono, mengatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal: 24
11
13
makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.12 Sementara Benjamin S. Bloom dalam buku Anas Sudijono, mengatakan bahwa pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.13 Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal yang dia pelajari dengan menggunakan caranya sendiri.
2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.
12
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV. Graha Ilmu, 2012), hal: 44
13
14
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:14
a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.
b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possessive pronoun.
c) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat sesuatu dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
3. Indikator Pemahaman
Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu:
a. Mengartikan
14
15
b. Memberikan contoh c. Mengklasifikasi d. Menyimpulkan e. Menduga
f. Membandingkan g. Menjelaskan15
4. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, karena menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Agar penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan pendidikan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu: (a) ranah kognitif; (b) ranah afektif; dan (c) ranah psikomotor.16
Dalam hal ini adalah evaluasi hasil bealajar yang berkenaan dengan ranah kognitif yaitu tentang pemahaman. Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,
15
Wowo Sunaryo K, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal: 117
16
16
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.17
B.Pembelajaran PKn di MI
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Istilah “Pendidikan Kewarganegaraan” disingkat PKn, banyak
istilah yang beredar di tingkat global atas penyebutan untuk pendidikan yang satu ini. Di Amerika Serikat disebut Civics/ Civic Education, di Australia disebut dengan Civic Social Studies, di Timut Tengah disebut sebagai Ta’limatul Muwwatanah/ Tarbiyatul Watoniyah. Sementara di Rusia dikenal dengan sebutan Obcesvovedinie, dan kalau di Indonesia disebut sebagai Pendidikan Kewarganegaraan. Pada hakikatnya semua penyebutan itu menunjuk kepada makna yang sama, yaki sebagai suatu bentuk pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan suatu negara.18
Mata Pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989), hal: 24
18
17
2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa dalam Murtadho, yaitu untuk menjadikan siswa dan siswi: (1) mampu berfikir secara kritis, rasional,dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya; (2) mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan; (3) dapat berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
Jadi tujuan dari pembelajaran PKn MI yaitu untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.19
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI
Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22 tahun 2006 tentang standar isi adalah sebagai berikut:20
19
Moh. Murtadho dkk, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Madrasah Ibtidaiyah (LAPIS-PGMI), (Surabaya: AprintA, 2009), hal.109.
20
18
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasioanal dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, kesamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar dengan konstitusi.
19
dan sistem politik, budaya dan demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
C.Materi PKn
Peranan Indonesia dalam ASEAN
Hubungan kerja sama selalu dibangun di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia memiliki peranan yang sangat besar dalam hubungan kerja sama
tersebut. Peran Indonesia tersebut meliputi bidang ekonomi, politik, sosial,
budaya, dan keamanan. Hal itu sesuai dengan politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak blok manapun. Sedangkan aktif
mengandung makna selalu membantu upaya perdamaian dunia. Peran
Indonesia di kawasan Asia Tenggara antara lain:21
1. Sebagai Salah Satu Perintis Organisasi ASEAN
Kerja sama antarnegara butuh suatu landasan yang kuat. Tanpa adanya suatu landasan kuat, kerja sama yang dilakukan tidak akan berumur
21
20
lama atau bahkan tidak mungkin terwujud. Biasanya, landasan kerja sama tersebut berupa piagam kesepakatan yang ditandatangani oleh masing-masing negara yang bersangkutan. Dalam sejarah perjalanannya organisasi kerja sama di kawasan negara-negara kawasan Asia Tenggara, piagam kesepakatan tadi sempat muncul beberapa nama. Ada nama ASA (Asosiasi Asia Tenggara dengan negara-negara anggota Malaysia, Filipina, dan Thailand). Ada juga nama MAPHILINDO (Malaysia, Philipina, dan
Indonesia) yang merupakan usulan Sukarno, ASPAC (Asia Pacific Council), SEAARC (South East Asian Association for Regional Cooperation), dan terakhir ASEAN (Association of South East Asian Nations).
Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI) dalam pertemuannya dengan Tengku Abdul Rahman (menteri luar negeri Malaysia) di Bangkok tanggal 23 Mei 1967, dengan tegas menyatakan ”tidak ada tempat bagi ASA dan
ASPAC untuk Indonesia.” Akhir perjalanan dari pentingnya landasan kerja
sama tersebut, lima menteri luar negeri (Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Indonesia) menandatangani piagam kesepakatan kerja sama negara-negara Asia Tenggara, yakni ”Deklarasi Bangkok”. Deklarasi inilah yang menjadi dasar pendirian organisasi kerja sama regional Asia Tenggara dan hingga sekarang dikenal sebagai ASEAN.
2. Penyumbang Penting Gagasan Stabilitas Asia Tenggara
21
selanjutnya tidak dapat lepas dari(pengaruh) situasi kawasan Asia Tenggara itu sendiri. Ada masalah internal ada juga masalah eksternal di kawasan Asia Tenggara. Masalah internal kawasan Asia Tenggara yang dimaksud adalah konflik (perang saudara) yang terjadi di daratan Indocina misalnya (Vietnam, Laos, dan Kamboja). Ada juga sengketa-sengketa wilayah antarnegara misalnya seperti yang pernah dialami oleh Malaysia dan Filipina.
Selain itu, saat ASEAN terbentuk dua negara super power (Amerika Serikat dan Uni Soviet) sedang gencar–gencarnya beradu kekuatan serta pengaruh melalui apa yang biasa disebut sebagai “perang dingin”. Salah satu bagian dari bentuk perang dingin tersebut adalah campur tangan dua negara super power dalam kancah perang saudara yang terjadi di kawasan Indocina.
Bagaimana tanggapan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN terhadapsituasi itu? Malaysia mengajukan usul agar semua kekuatan asing di masing-masing negara ASEAN dikeluarkan. Selain itu, negara-negara Adikuasa kelak harus diminta untuk menyetujui sifat netralitas kawasan Asia Tenggara. Negara-negara super power juga diminta untuk menahan diri dan tidak membawa konflik di negara manapun dalam kawasan Asia Tenggara. Terakhir, negara-negara super power diminta untuk memikirkan sarana pengawasan demi menjamin kenetralan kawasan Asia Tenggara.
22
Indonesia, tidak ada landasan kuat untuk mempercayai tuntutan-tuntutan seperti yang diusulkan Malaysia. Mengapa? Tidak lain, karena negara-negara super power itu sendiri memang mengabaikan berbagai kekuatan tradisional negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, dua negara super power juga dapat meninggalkan negara-negara Asia Tenggara, lalu memecahkan masalahnya dengan cara-cara mereka sendiri. Karena itu Indonesia berpandangan, bahwa dalam menanggapi situasi kawasan Asia
Tenggara adalah menekankan perlunya sikap ”kelenturan nasional”. Bagi
Indonesia, sikap kelenturan nasional tersebut secara bertahap dapat mengantarkan kepada ”kelenturan regional” yang lebih luas. Akhir tahun 1975 pandangan tentang kelenturan nasional dan kelenturan regional tersebut diterima dengan baik oleh negara-negara anggota ASEAN. Dan pandanganini kelak punya arti penting dalam keputusan-keputusan penting pada KTT ASEANpertama di Bali.
3. Sebagai Penyelenggara KTT ASEAN Pertama22
KTT ASEAN pertama berlangsung di Bali tanggal 23-25 Februari 1976. Dalam KTT tersebut dihasilkan dua keputusan penting berkaitan dengan situasi kawasan Asia Tenggara. Masing-masing 1) Declaration of ASEAN Concord dan 2) TAC (Treary of Amity and Cooperationin Southeast Asia) atau perjanjian persahabatan dan kerja sama. Dalam deklarasi
Concord dijelaskan soal tujuan dan prinsip-prinsip stabilitas kawasan, termasuk berbagai bidang program kerja samanya. Melalui deklarasi
22
23
tersebut, semua negara ASEAN bertekad melenyapkan segala jenis
“penyakit” stabilitas. Stabilitas (tiap negara) dalam deklarasi tersebut
dianggap merupakan sumbangan penting perdamaian internasional serta penyelesaian secara damai berbagai perselisihan antarnegara ASEAN. Sementara itu dalam TAC atau perjanjian persahabatan dan kerja sama berisi prinsip-prinsip dan tata tertib negara ASEAN. Salah satu prinsip tersebut antara lain menyatakan bahwa setiap perselisihan antarnegara ASEAN diselesaikan secara damai. Pendek kata, hasil penting dari KTT ASEAN pertama di Bali ini merupakan penegasan kerja sama politik demi terciptanya stabilitas kawasan Asia Tenggara.
4. Ikut Aktif Menjalin Hubungan ASEAN dengan Negara-negara Maju
24
5. Turut Aktif dalam Penyelesaian Kamboja dan Pengungsi Indocina
Kawasan Indocina masih terus bergolak. Sebelum tahun 1976 terjadi perang saudara di Vietnam. Sesudah tahun 1976 (Vietnam Utara dan Vietnam selatan sudah bersatu), tentara Vietnam malah menduduki Kamboja (17 Januari 1979). Akibatnya kehidupan masyarakat kawasan Indocina tidak tenang dan sebagian di antara banyak yang pergi mengungsi. Bagaimana sikap negara-negara ASEAN terhadap pendudukan Kamboja tersebut? Tanggal 12 Januari 1979, para menteri luar negeri ASEAN dalam suatu pertemuan di Bangkok mengeluarkan pernyataan bersama. Isi pernyataan tersebut adalah menyesalkan terjadinya peristiwa pendudukan kekuatan bersenjata asing ke Kamboja. Indonesia menyediakan pulau Galang untuk persinggahan sementara.23 Tindakan tersebut dilakukan berdasar atas kesepakatan para menteri ASEAN (yang bekerja sama dengan Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi/UNHCR).
D.Metode Gallery Walk
1. Pengertian Metode Gallery Walk
Gallery adalah “pameran”, pameran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. Sedangkan Walk artinya “berjalan, melangkah”. Menurut Melvin L.
Silberman Gallery Walk atau galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari siswa selama
23
25
berlangsungnya pembelajaran.24 Kemudian hal serupa pula dikemukakan oleh Machmudah, menyebut Gallery Walk dengan sebutan Galeri Belajar.
“Galeri Belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa
yang telah siswa pelajari.25
Metode pembelajaran Gallery Walk (galeri belajar) merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Metode ini baik digunakan untuk membangun kerjasama kelompok (cooperativ learning) serta pembelajaran aktif (activ learning), saling memberi apresiasi dan koreksi belajar.26
Dengan menggunakan metode Gallery Walk diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran seperti materi pelajaran yang sulit diserap oleh siswa secara tidak maksimal, sehingga hasil belajar siswapun belum maksimal. Metode ini dapat menghemat efisiensi waktu pelajaran dan siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran karena strategi ini memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat suatu karya dan melihat langsung kekurang pahamannya dengan materi tersebut dengan melihat hasil karya teman yang lainnya dan dapat saling mengisi kekurangannya itu.
24
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Dialihbahasakan oleh Sarjuli dkk, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), hal. 274
25
Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rasyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal. 152
26
26
2. Tujuan Metode Gallery Walk
Menurut Asmani, metode Gallery Walk ini disebut dengan istilah metode keliling kelompok. Metode ini mempunyai tujuan agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya.
Tujuan-tujuan lain dari metode Gallery Walk adalah sebagai berikut:
a. Menarik siswa ke dalam topik yang akan dipelajari
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang topik yang akan dibahas (pemahaman yang benar maupun keliru).
c. Mengajak siswa menemukan hal yang lebih dalam dari pengetahuan yang sudah mereka peroleh.
d. Memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya (seperti berpikir, meneliti, berkomunikasi dan bekerjasama) dalam mengumpulkan informasi baru.
27
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri cara mendemonstrasikan hal yang telah dipelajari (pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai) (Entrepreneurship Center). 27
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Gallery Walk
Adapun langkah-langkah penerapan metode Gallery Walk menurut Tim Teaching, sebagai berikut:
a. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok. b. Kelompok diberi kertas plano/ flip chart. c. Tentukan topik/tema pelajaran.
d. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding.
e. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.
f. Salah satu wakil kelompok menjawab setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
g. Koreksi bersama-sama. h. Klarifikasi dan penyimpulan.28
Sedangkan Ismail mengungkapkan bahwa prosedur pelaksanaan pendekatan penilaian diri dengan menggunakan metode Gallery Walk
adalah:
27
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Jogjakarta: Diva Press, 2011) hal. 50.
28
28
a. Mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan dua hingga empat orang.
b. Membuat masalah-masalah dari meteri pelajaran yang diajarkan dan membagikannya kepada masing-masing kelompok secara acak.
c. Memerintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru kemudian didiskusikan dari materi pelajaran yang mereka pelajari. Hal itu boleh jadi mencakup berikut ini:
1) Pengetahuan baru 2) Keterampilan baru 3) Kreatifitas
4) Peningkatan atau minat dalam bidang 5) Percaya diri
d. Perintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar bisa berupa gambar ataupun skema pada kertas plan berisi hasil (pembelajaran) hasil diskusi. Dan memberi judul atau menemui daftar itu (hal-hal yang didapatkan).
e. Masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusi tersebut pada dinding atau di depan kelas dan menyiapkan guide (presentator) untuk mempresentasikan galeri yang dibuat.
29
g. Surveilah hasilnya, cermati hasil materi pembelajaran yang paling umum didapatkan. Menjelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan materi pelajaran.
h. Kelompok siswa yang ditanggapi diberi kesempatan untuk mempertahankan hasil kerjanya.
i. Mengklarifikasi hasil yang kurang dan menyimpulkan semua materi yang telah dipelajari bersama.29
29
BAB III
METODE DAN RENCANA PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang berjudul: “Peningkatan Pemahaman tentang Peranan
Indonesia dalam ASEAN melalui Metode Gallery Walk di Kelas VI MIN
Buduran Sidoarjo” ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas atau
classroom action research. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar penguasaan konsep mata pelajaran PKn dalam materi Peranan Indonesia dalam ASEAN yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
31
Secara etimologi, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni:30
1. Penelitian
Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis diartikan sebagai proses penelitian harus dilakukan secara bertahap mulai dari menyadari adanya masalah sampai proses pemecahannya melalui teknik analisis tertentu untuk ditarik kesimpulan. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.
2. Tindakan
Tindakan adalah sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.
3. Kelas
Kelas menunjukkan tempat proses pembelajaran berlangsung.
Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan
30
32
yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin. Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).31
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalm siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya. Hipotesis-hipotesis, menentukan pilihan hipotesis tindakan, merumuskan judul yang berbasis PTK.
Pertama planning, pada tahap ini kegiatan harus dilakukan adalah membuat RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
Kedua acting, peneliti melakukan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan penutup.
31
33
Ketiga observing, mengamati siswa dalam mengikuti kegiataan pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar ssiswa dalam kelompok, memahami pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.
Keempat reflecting, mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan- kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya, saampai tujuan PTK dapat dicapai.
Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan pemecahan masalah.
SIKLUS I
SIKLUS II
[image:47.595.120.513.247.720.2]SIKLUS II
Gambar 3.1
Siklus PTK Model Kurt Lewin
Refleksi (Reflecting)
Observasi (Observing)
Tindakan (Acting) Perencanaan (Planning)
34
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK.
a. Tempat penelitian
Tempat penelitian atau lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Buduran Sidoarjo.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 14 dan 24 Maret 2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik madrasah, karena penelitian tindakan kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas
c. Siklus PTK
35
2. Subjek penelitian
Sebagai subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI MIN Buduran Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 46 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab pemasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Variabel Input : Siswa kelas VI MIN Buduran Sidoarjo. 2. Variabel Proses : Penerapan metode gallery walk.
3. Variabel Output : Peningkatan pemahaman tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN
D. Rencana Tindakan
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu: (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (Acting), (3) Pengamatan (Observing), dan (4) Refleksi (Reflecting).
Siklus 1
Siklus 1 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
36
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi “Peranan Indonesia dalam ASEAN”. Dalam proses pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah dalam hal penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat, kurangnya keaktifan siswa, guru kurang berinteraksi dengan siswa, siswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran, suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan.
Dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Peranan Indonesia dalam ASEAN berdasarkan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Gallery Walk.
b. Menyiapkan media berupa kertas plano
c. Menyiapkan soal pre test dan post test terkait mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
e. Menyiapkan kamera untuk dokumentasi. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
37
Kegiatan Awal
a. Memulai dengan salam dan berdo’a.
b. Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen kehadiran siswa.
c. Apersepsi, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pertemuan sebelumnya dan materi yang akan diajarkan.
d. Motivasi, membangkitkan minat dan semangat belajar siswa. e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan. b. Siswa membentuk kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari ± 5
kelompok
c. Guru membagikan kertas plano kepada setiap kelompok d. Guru menentukan tema yang berbeda pada setiap kelompok
e. Siswa berdiskusi dalam kelompok sesuai dengan tema yang ditentukan f. Siswa menuangkan hasil diskusi kelompoknya pada kertas plano dan
menempelkannya di dinding
g. Sebagian anggota kelompok berkeliling pada hasil kelompok lain dan sebagian lainnya menunggu plano kelompoknya dan bertugas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok lain
h. Guru bersama dengan siswa mengoreksi cara dan hasil kerja setiap kelompok
38
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas
Kegiatan Akhir
a. Guru mengecek pemahaman siswa dengan melakukan umpan balik (tanya jawab).
b. Guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan dari proses pembelajaran pada yang telah berlangsung.
c. Guru memberikan post test sebagai tugas individu.
d. Guru memotivasi siswa agar mempelajari materi berikutnya. e. Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah.
3. Observasi (Observing)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode Gallery Walk pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.
39
Pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dengan menggunaan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi (Reflecting)
Yang dimaksud dengan tahap refleksi adalah mengulas data secara kritis, terutama yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tindakan kelas, baik pada siswa, suasana kelas, maupun pada diri guru.32
Berikut adalah hal-hal yang dilakukan ketika melaksanakan refleksi, diantaranya:
a. Implementasi tindakan:
1) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Gallery Walk.
b. Observasi
1) Merefleksi proses pembelajaran yang telah terlaksana.
2) Mengevaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi.
3) Melakukan refleksi terhadap penerapkan metode Gallery Walk
dalam meningkatkan pemahaman siswa.
4) Mengumpulkan hasil observasi, kemudian menganalisi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada siklus I dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
32
40
c. Tes Tulis
1) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.
d. Melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk merumuskan tindakan-tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya, sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.
Dalam tahap refleksi siklus I ini, jika hasil refleksi dari proses kegiatan pembelajaran yang dilihat dari RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa sudah baik dan prosentasi ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai target yang direncanakan yaitu lebih dari 70 %, maka siklus terhenti sampai siklus I. Namun jika masih ada kekurangan-kekurangan pada siklus I yang harus diperbaiki maka bisa dilaksanakan siklus berikutnya.
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
41
2. Sumber Data
Sumber data dalam PTK adalah sebagai berikut: a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa tentang materi Peranan Indonesia dalam ASEAN.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode Gallery Walk dan peningkatan pemahaman siswa terkait materi Peranan Indonesia dalam ASEAN dalam proses belajar mengajar.
c. Teman sejawat/ kolaborator
Teman sejawat/kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari siswa maupun guru.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data hakikatnya adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.33 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin agar bisa mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
33
42
a. Catatan lapangan (Observasi)
Catatan lapangan adalah uraian tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan dan refleksi data dalam sebuah studi kualitatif. Setiap kembali dari observasi, wawancara, atau pekerjaan penelitian lainnya, peneliti biasanya menuliskan apa yang terjadi. Peneliti menggambarkan sebuah deskripsi tentang orang, objek, tempat, peristiwa, aktivitas, dan percakapan. Di samping itu, sebagai bagian dari catatan tersebut, peneliti akan merekam ide-ide, strategi, refleksi, dan dugaan, serta pola-pola yang muncul.34
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut.35
Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Gallery Walk.
2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode Gallery Walk.
34
Suharsimi dan Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal.34
35
43
Aspek yang diamati untuk diberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dalam kelompok kecil meliputi:
1) Keaktifan baik dalam kelas maupun kelompok
Keaktifan siswa baik dalam kelas maupun kelompok sangat berperan pada keberhasilan pembelajaran. Siswa yang pasif akan sulit menerima pesan dan informasi yang disajikan guru.
2) Kekompakan dengan anggota kelompok
Kerjasama yang baik atau kekompakan dalam setiap anggota kelompok sangat membantu terciptanya rasa antusias pada pembelajaran yang dilakukan.
3) Motivasi
Motivasi dalam diri manusia sangat berpengaruh dalam berbagai kegiatan termasuk pembelajaran. Motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran akan mendukung siswa dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
4) Disiplin
Kedisiplinan sangat penting dalam pembelajaran. Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah wujud sikap yang menunjukkan keseriusan belajar siswa terhadap suatu materi pembelajaran.
[image:58.595.114.512.168.745.2]
44
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati Terlaksana
Iya Tidak
I Persiapan
Persiapan guru dalam mengajar
Mempersiapkan perangkat pembelajaran RPP Mempersiapkan media pembelajaran
II Pelaksanaan
Kegiatan awal (pendahuluan)
Guru mengucap salam dan membuka pelajaran dengan doa
Guru menanyakan kabar siswa Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru mengaitkan pembelajaran sebelumnya yaitu tentang Pengertian ASEAN dan Negara-negara dalam ASEAN dengan materi yang akan disampaikan yaitu tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN
Guru memotivasi siswa, membangkitkan minat dan semangat belajar siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
Guru membagikan kertas plano kepada setiap kelompok Guru menentukan tema yang berbeda pada setiap kelompok
Guru mengamati siswa ketika berdiskusi
Guru mempersilahkan siswa perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya (galeri belajar)
Guru bersama dengan siswa mengoreksi cara dan hasil kerja setiap kelompok
45
Keterangan:36
Pengisian lembar observasi Guru dengan member tanda checklist (√).
Skor 1: Jika “Iya” atau terlaksananya aktivitas pembelajaran yang sesuai
dengan aspek yang diamati.
Skor 0: Jika “Tidak” atau tidak terlaksananya aktivitas pembelajaran yang
sesuai dengan aspek yang diamati.
Nilai = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
36
Kunandar, Penelitian Autentik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 150. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas
Kegiatan akhir
Guru mengecek pemahaman siswa dengan melakukan umpan balik (tanya jawab)
Guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan dari proses pembelajaran pada hari itu
Guru memberikan post test sebagai tugas individu Guru memotivasi siswa agar mempelajari materi berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah
III Pengelolaan Waktu
Ketepatan waktu dalam belajar mengajar Ketepatan memulai dan menutup pelajaran Kesesuaian dengan RPP
IV Suasana Kelas
[image:60.595.109.527.171.766.2]
46
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3
I Persiapan
Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran Persiapan perlengkapan belajar
Persiapan performansi siswa
II Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Siswa menjawab salam guru dan melakukan do’a bersama-sama Siswa menjawab kabar dengan semangat
Siswa merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru pada kegiatan apersepsi
Siswa memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan melaksanakannya
Kegiatan Inti
Siswa mendegarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan
Siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok
Siswa dalam kelompok menerima kertas plano yang dibagikan oleh Guru
Siswa berdiskusi dalam kelompok sesuai tema yang diterimanya Siswa menuangkan hasil diskusi kelompoknya pada kertas plano dan menempelkannya di dinding
Sebagian anggota kelompok berkeliling pada hasil kelompok lain dan sebagian lainnya menunggu plano kelompoknya dan
bertugas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok lain
Siswa mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas
Kegiatan akhir
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara lisan
47
Siswa memerhatikan penguatan yang disampaikan oleh guru Siswa mengerjakan lembar post test yang diberikan oleh guru Siswa mendapat motivasi dari guru agar mempelajari materi berikutnya.
Siswa membaca hamdalah secara bersama-sama untuk menutup pelajaran
Keterangan:37
Pengisian lembar observasi siswa dengan memberi tanda checklist
(√).
a. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati 81%-100% atau menunjukkan sikap yang positif = 3
b. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati 61%-80% atau menunjukkan sikap yang cukup positif = 2
c. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati kurang dari 61% atau menunjukkan sikap yang kurang positif = 1 Nilai = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.38
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa dalam rangka untuk memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci dan untuk melengkapi data hasil observasi.
37
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 132.
38
48
Wawancara juga dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran yang telah dilakukan atau bisa juga digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan pemahaman siswa terhadap metode yang telah diterapkan. Pedoman wawancara yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
Naskah Wawancara Responden Guru
Pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN
sebelum menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk.
1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi Peranan Indonesia dalam ASEAN?
2. Apa saja masalah yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran tersebut?
3. Apa yang menjadi penyebab masalah itu muncul?
4. Bagaimana pemahaman siswa pada pembelajaran tersebut?
5. Menurut anda metode apa yang tepat untuk menangani masalah tersebut?
Pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN
setelah menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk.
1. Bagaimana pendapat anda setelah diterapkannya metode gallery walk dalam kegiatan pembelajaran?
49
3. Menurut anda apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran yang telah dilakukan?
4. Apa saran anda untuk perbaikan praktik pembelajaran selanjutnya?
Naskah Wawancara Responden Siswa
Pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN
sebelum menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk.
1. Menurut kalian, apakah pembelajaran PKn itu menyenangkan? 2. Apakah kalian dapat memahami materi Peranan Indonesia dalam
ASEAN?
3. Apa saja kesulitan kalian dalam pembelajaran materi Peranan Indonesia dalam ASEAN?
4. Apa yang menyebabkan kalian merasa kesulitan?
5. Apakah kalian puas dengan hasil belajar yang kalian peroleh?
Pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN
setelah menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk.
1. Bagaimana menurut kalian tantang pembelajaran PKn yang baru saja kalian ikuti?
2. Apa sekarang kalian senang dengan pembelajaran PKn materi Peranan Indonesia dalam ASEAN? Mengapa?
3. Apakah kalian lebih dapat memahami materi Peranan Indonesia dalam ASEAN dengan mudah?
50
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Untuk mendapat kebenaran data yang valid maka peneliti perlu melihat arsip-arsip dari administrasi guru mata pelajaran yang meliputi data mulai dari sebelum siswa belajar sampai sesudahnya.
Dokumen dalam penelitian ini diantaranya hasil karya karangan siswa, instrumen penelitian peningkatan pemahaman siswa tentang Peranan Indonesia dalam ASEAN, instrumen pengamatan aktivitas siswa. Dokumen yang didapatkan pada pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lembar lampiran.
d. Evaluasi berupa tes/ penilaian
Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan peningkatan pemahaman siswa yang dapat dilihat