• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra Pusdiklat 2010-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renstra Pusdiklat 2010-2014"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan Rancangan Rencana Strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Oleh karena itu, setiap Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian/Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh.

Sejalan dengan pelaksanaan UU tersebut dan dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal sebagai bagian dari Kementerian maka disusunlah Rencana Strategis Pusdiklat Industri 2010-2014 yang pada intinya mengimplementasikan Kebijakan Industri Nasional serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian khususnya dalam bidang peningkatan kualitas SDM Industri. Renstra memuat visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan serta anggaran indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pusdiklat Industri.

Renstra Pusdiklat Industri 2010-2014 merupakan acuan dalam penyusunan rencana kegiatan tahunan yang merupakan implementasi tupoksi melalui misi Pusdiklat Industri dan pencapaian KPI yang akan diraih.

(4)

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kondisi Umum Pembangunan Pendidikan dan Pelatihan Industri ... 12

1.3 Permasalahan Pembangunan Pendidikan dan Pelatihan Industri 2010-2014 ... 14

1.4 Tantangan dan Kondisi yang Diharapkan Dalam Pembangunan Pendidikan dan Pelatihan Industri ... 16

1.5 Maksud dan Tujuan ... 18

2.1 Visi ... 26

2.2 Misi ... 27

2.3 Tata Nilai Organisasi... 28

2.4 Tujuan dan Sasaran Strategi ... 30

3.1 Arah Kebijakan ... 35

3.2 Strategi ... 36

3.3 Program dan Kegiatan Prioritas ... 39

I. Base Line Trilateral

(5)

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dalam

laporannya (Industrial Development Report 2004) menyatakan bahwa dalam

periode 1980-2005, kinerja Industri Manufaktur Indonesia dikategorikan

sebagai salah satu pemenang utama (main winners) bersama beberapa

negara berkembang lain yang kebanyakan berasal dari kawasan Asia Timur.

Di antara kinerja negara-negara tersebut, China berada pada posisi tertinggi.

Sedangkan peringkat kinerja Industri Manufaktur Indonesia meningkat dari

urutan ke-75 pada tahun 1980 menjadi urutan ke-54 pada tahun 1990 dan

menjadi urutan ke-42 pada tahun 2005. Namun demikian, dibandingkan

dengan beberapa negara pesaing utama di Asia Timur (termasuk ASEAN),

peningkatan posisi Indonesia memang relatif rendah.

Beberapa faktor penting di luar ekonomi juga belum menunjukkan

perbaikan kinerja secara nyata. Sebagai contoh, pengembangan dan

penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terutama untuk

kepentingan produksi masih sangat terbatas. Dengan urutan Indonesia di

posisi ke-60 dari 72 negara dalam Indeks Pencapaian Teknologi (IPT),

mengindikasikan bahwa integrasi peningkatan IPTEK untuk produksi masih

banyak mengalami hambatan. Pengembangan kelembagaan dan

kemampuan untuk peningkatan kapasitas SDM pada tingkat perusahaan

tidak berjalan sesuai harapan. Sementara itu, standardisasi nasional produk

(6)

kebutuhan sektor industri, serta peningkatan kompetensi tenaga kerja belum

sepenuhnya berjalan optimal karena keterbatasan sumber daya.

Meskipun permasalahan penurunan daya saing berawal dari krisis

tahun 1997, perkembangan industri ternyata memburuk setelah krisis

dimaksud. Banyak pengamat mengindikasikan terjadinya “deindustrialisasi”,

yang ditunjukkan dengan penurunan kapasitas terpasang Industri

Manufaktur dari 80 persen pada periode sebelum krisis menjadi hanya

berkisar 60 persen. Penurunan jumlah unit usaha perusahaan industri

berskala sedang dan besar, dan juga penurunan signifikan dari indeks

produksi industri pengolahan berskala sedang dan besar. Penyebab utama

kondisi ini adalah daya saing produk-produk manufaktur yang terus

melemah.

Disisi lain pembangunan pendidikan menempati peran sangat

strategis dalam keseluruhan upaya membangun kehidupan berbangsa dan

bernegara sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri bangsa dan

dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 tersebut

dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan pembukaan

UUD tersebut di dalam batang tubuh konstitusi di antaranya Pasal 20, Pasal

21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32, juga mengamanatkan bahwa

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

yang diatur dengan undang-undang. Sistem pendidikan nasional tersebut

(7)

mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi

tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

global. Untuk itu, perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana,

terarah, dan berkesinambungan.

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia,

dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan

yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa

memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.

Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga

negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong

tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan

modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan

ekonomi dan sosial, termasuk di antaranya untuk mendukung upaya

mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender,

serta memperkuat nilai-nilai budaya. Di samping itu pendidikan merupakan

upaya mendukung pembangunan ekonomi yang memerlukan peranan

pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi untuk meningkatkan daya

saing bangsa. Dalam hal ini, pendidikan dituntut untuk mampu melengkapi

lulusannya agar memiliki keterampilan teknis (hard skill), dan juga

kemampuan untuk berpikir analitis, berkomunikasi, serta bekerjasama dalam

tim yang secara keseluruhan sering dirangkum sebagai keterampilan lunak

(soft skill). Di samping itu, pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

(8)

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Untuk itu, Pemerintah

telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas

nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Tahun 2010--2014 mendatang.

Undang-undang Nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional bertujuan untuk: (1) mendukung koordinasi antar

pelaku pembangunan; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah

maupun antara Pusat dan Daerah; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (4)

mengoptimalkan partisipasi masyarakat; (5) menjamin tercapainya

penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan. Disamping tujuan tersebut, undang-undang nomor 25/2004

juga menyatakan bahwa Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan:

(1) rencana pembangunan jangka panjang; (2) rencana pembangunan

jangka menengah; dan (3) rencana pembangunan tahunan. Dalam

undang-undang dimaksud disebutkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut sebagai

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) adalah dokumen

perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.

Perkembangan pembangunan pendidikan nasional selama periode

2004−2009, berbagai upaya pembangunan pendidikan telah meningkatkan

(9)

dan kualitas pelayanan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perkembangan taraf pendidikan masyarakat Indonesia antara lain ditandai

dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke

atas dari 7,27 ta-hun pada tahun 2005 menjadi 7,72 tahun pada tahun 2009,

dan meningkatnya angka literasi penduduk usia 15 tahun ke atas dari

90,45% menjadi 94,70% pada periode yang sama. Peningkatan taraf

pendidikan tersebut memberikan kontribusi penting bagi peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan makin mem-baiknya

indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index (HDI).

IPM merupakan indikator komposit, yang terdiri dari (a) status

kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir; (b) taraf

pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa dan

gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah,

tinggi; serta (c) taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan

pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beli

(purchasing power parity).

Human Development Report

(HDR) tahun 2009

mengungkapkan bahwa IPM Indonesia meningkat dari 0,682 (posisi ke-112

dari 175 negara) pada tahun 2001 menjadi 0,734 pada tahun 2007 dan

menempatkan Indonesia pada posisi ke-111 dari 182 negara. Demikian juga

dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG) atau

gender-related

development index

(GDI) Indonesia, yang dihitung berdasarkan variabel

yang sama dengan IPM menurut jenis kelamin, mengalami peningkatan dari

0,677 (peringkat ke-91 dari 144 negara) pada tahun 2001 menjadi 0,726

(peringkat ke-93 dari 155 negara) pada tahun 2007.

Di bidang Pengembangan Industri, dalam rangka menentukan arah,

sasaran, dan kebijakan Pengembangan Industri Nasional ke depan,

Pemerintah mengeluarkan !" # $ % # &'& ( )"# **(

(10)

Jangka Panjang (2025) difokuskan pada : ', 0 #%&# $ 1 %

! )"# * "#!". ' #- % + #%"$! #++") "# yang

bercirikan :

1. Industri kelas dunia;

2. PDB sektor industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa;

3. Teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan

penciptaan pasar.

Untuk menuju Visi tersebut, dirumuskan Visi tahun 2020 yakni

Tercapainya + #%"$! -" " sesuai dengan Deklarasi Bogor

tahun 1995 antar para kepala Negara APEC. Sebagai Negara Industri Maju

Baru, Indonesia harus mampu memenuhi beberapa kriteria dasar antara lain:

1. Kemampuan tinggi untuk bersaing dengan negara industri lainnya;

2. Peranan dan kontribusi sektor industri tinggi bagi perekonomian

nasional;

3. Kemampuan seimbang antara Industri Kecil Menengah dengan

Industri Besar;

4. Struktur industri yang kuat (pohon industri dalam dan lengkap, hulu

dan hilir kuat, keterkaitan antar skala usaha industri kuat);

5. Jasa industri yang tangguh.

Berdasarkan Visi tahun 2020, kemampuan Industri Nasional

diharapkan mendapat pengakuan dunia internasional, dan mampu menjadi

basis kekuatan ekonomi modern secara struktural, sekaligus wahana

tumbuh-suburnya ekonomi yang berciri kerakyatan. Dalam mewujudkan Visi

Kementerian Perindustrian tahun 2020, diperlukan upaya-upaya sistemik

yang dijabarkan ke dalam peta strategi yang mengakomodasi perspektif

pemangku kepentingan berupa pencapaian strategis (Strategic Outcomes)

yaitu:

1. Meningkatnya nilai tambah industri;

(11)

3. # #+. !#2 . ' '1" # #%"$! 3 % #

. 0 "$ ) #;

4. Meningkatnya penguasaan teknologi industri yang hemat energi dan

ramah lingkungan;

5. Lengkap dan menguatnya struktur industri;

6. Tersebarnya pembangunan industri;

7. Meningkatnya peran IKM terhadap PDB.

Visi tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam visi lima tahun

sampai dengan 2014 yakni ' #! 1 # % 2 $ #+ , $ $ #%"$!

' #"4 .!" 2 #+ , . / #-"! # $ ! ! , #+"##2 1 / #%"$!

#% / # ' $ % 1 #

Penentuan arah Kebijakan Industri Nasional Jangka Panjang mengacu

pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun

2005-2025 sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007. Dalam jangka panjang, pembangunan industri diarahkan untuk:

1. Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat;

2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses

industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap

berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa;

3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha

bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung

tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era

globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia;

4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam

pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa,

serta ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi

masyarakat.

Sesuai dengan visi 2025, menjadikan Indonesia Negara Industri

(12)

asumsi bahwa pencapaian industri di tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan

yang diharapkan, maka dapat dirumuskan kondisi yang diharapkan untuk

kurun waktu tahun 2020-2025 sebagai berikut:

1. Peran Industri Kecil dan Menengah telah mencapai keseimbangan

dengan Industri Besar dalam hal kontribusi terhadap PDB Industri;

2. Industri berbasis Agro, Industri Telematika, dan Industri Alat-Angkut

telah menjadi tulang-punggung Industri Nasional, khususnya dalam

kontribusi industri-industri tersebut dalam PDB Industri, sehingga

bersama-sama dengan industri lainnya yang telah tumbuh telah

merupakan basis industri dengan daya saing kelas dunia;

3. Persebaran industri ke luar Pulau Jawa telah terwujud dengan baik,

sehingga peran Pulau Jawa sebagai lokasi industri telah berkurang

sampai di bawah 50 persen, sedangkan sisanya tersebar di luar Pulau

Jawa;

4. Terjadi pergeseran pertumbuhan industri dari industri berbasis tenaga

kerja dan industri berbasis sumber daya alam ke industri padat modal

dan industri berbasis teknologi yang didukung oleh kemampuan

teknologi dan R&D sebagai ujung tombak daya saing industri;

5. Sumbangan industri pengolahan non-migas terhadap PDB nasional

telah mencapai sekitar 30 persen pada tahun 2025 yang dihitung dari

harga konstan berdasarkan total sumbangan industri terhadap PDB

nasional. Angka PDB nasional pada tahun 2025 dihitung menurut

harga berlaku adalah sebesar Rp.16.269,84 triliun, atau menurut

harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp. 6.309,5 triliun,

sehingga sumbangan industri non-migas bagi PDB nasional pada

tahun 2025 menurut harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp.

1.868,42 triliun;

6. Regulasi yang meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai

(13)

ditegakkannya prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar

telah tersedia dan ditegakkan secara memadai.

Kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014 sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang

terkena dampak krisis;

2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang

besar;

3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk

olahan;

4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor;

5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan

penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar

dua kali lebih cepat daripada industri kecil.

Keluaran jangka menengah yang diharapkan adalah :

1. Besarnya kemampuan sektor industri untuk menyediakan lapangan

kerja baru,

2. Pulihnya industri yang terpuruk akibat krisis,

3. Meningkatnya kemampuan daerah menghasilkan produk olahan,

4. Menguatnya struktur industri, seiring dengan tumbuhnya penunjang,

komponen dan bahan baku industri,

5. Meningkatnya ekspor secara signifikan, Terbangunnya pilar-pilar

industri masa depan, Semakin kuatnya keterkaitan antar

skala-industri, dan

6. Sumbangan nilai tambah antara industri besar dan IKM.

Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional,

oleh sebab itu pembangunan industri harus diarahkan untuk menjadikan

(14)

ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan sektor industri, tidak

hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor

industri yang disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis global yang

melanda dunia saat ini saja, melainkan juga harus mampu turut mengatasi

permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar membangun industri

andalan masa depan.

Secara kuantitatif peran industri ini harus tampak pada kontribusi

sektor industri dalam Produk Domestik Bruto (PDB), baik kontribusi sektor

industri secara keseluruhan maupun kontribusi setiap cabang industri.

Dengan memperhatikan kondisi yang diharapkan sebagaimana diuraikan,

maka dijabarkan Tujuan, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, Sasaran

Kuantitatif, Arah kebijakan dan Program. Sasaran strategis untuk mencapai

tujuan adalah sebagai berikut:

$ # ! ! + $ : Tingginya nilai tambah industri, dengan

Indikator Kinerja Utama terdiri dari:

1. Laju pertumbuhan industri yang memberikan nilai tambah;

2. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB nasional.

$ # ! ! + $ : Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar

negeri, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Meningkatnya pangsa pasar ekspor produk dan jasa industri nasional.

2. Pangsa pasar produk industri nasional terhadap total permintaan di

pasar dalam negeri.

$ # ! ! + $ : Kokohnya faktor-faktor penunjang

pengembangan industri, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri;

2. Indeks iklim industri Nasional.

$ # ! ! + $ : Tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan

teknologi Industri, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan teknologi industri terapan

(15)

2. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri.

$ # ! ! + $ 5 Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri,

dengan indikator Kinerja Utama:

1. Tumbuhnya Industri Dasar Hulu (Logam dan Kimia);

2. Tumbuhnya Industri Komponen automotive, elektronika dan

permesinan;

3. Tumbuhnya Industri lainnya yang belum ada pada pohon industri.

$ # ! ! + $ : Tersebarnya pembangunan industri, dengan

Indikator Kinerja Utama :

1. Meningkatkan kontribusi manufaktur diluar pulau Jawa terhadap PDB

nasional;

2. Jumlah Investasi baru industri jasa pendukung dan komponen industri

yang menyerap banyak tenaga kerja.

$ # ! ! + $ : Meningkatnya peran industri kecil dan

menengah terhadap PDB, dengan Indikator Kinerja Utama :

1. Tumbuhnya industri kecil diatas pertumbuhan eknomi nasional;

2. Tumbuhnya industri menengah dua kali diatas industri kecil;

3. Meningkatnya jumlah output IKM yang menjadi “Out-Source” Industri

Besar.

Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian selaku instansi yang

bertanggung jawab di bidang perindustrian sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian

Negara Republik Indonesia telah menyusun strategi pencapaiannya untuk

masa lima tahun kedepan, yang tersusun dalam Rencana Strategis

Kementerian Perindustrian 2010-2014 (Renstra).

Sementara itu, Sekretariat Jenderal sebagai unit pendukung

pelaksanaan tugas pokok Kementerian selanjutnya menjabarkan secara lebih

(16)

Sekretariat Jenderal selanjutnya diterjemahkan kedalam Renstra Pusdiklat

Industri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya guna mendukung dan

mewujudkan pembangunan sektor industri nasional khususnya dalam

penciptaan dan pengembangan SDM Industri sebagai dasar mewujudkan

kokohnya bangun industri nasional seperti yang diharapkan.

6

Dalam situasi dimaksud, maka untuk mempercepat proses

industrialisasi, menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi

dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa

yang akan datang, pengembangan industri nasional memerlukan arahan dan

kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan, arah

dan bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka

panjang. Penyusunan dan penetapan arah dan kebijakan tersebut

memerlukan keterlibatan dan kesepakatan bersama dari seluruh potensi

bangsa sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.

Amanat konstitusi harus dijabarkan sebagai pesan agar

pengembangan industri dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi

didasarkan pada upaya pendayagunaan seluruh potensi dan ragam sumber

daya ekonomi yang dimiliki bangsa secara optimal dan arif, agar mampu

menjadi wahana bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Di sisi lain,

pengembangan industri yang telah berjalan dengan baik selama ini harus

diakui belum mampu menghasilkan atau mewujudkan bangun industri yang

tangguh dan berakar dari keunggulan kualitas Sumber Daya Alam (SDA) dan

potensi kekayaan sumber daya yang dimiliki.

Tanpa adanya arah dan kebijakan industri nasional yang disepakati

bersama, maka perkembangan industri akan tumbuh secara alami tanpa

(17)

· Secara internal masih terdapat gejala keinginan sektoral yang

bersifat individual (belum terkonsolidasi), belum saling mengisi dan

bersinergi.

· Secara eksternal akan berlaku kaidah pasar bebas, yaitu pasar dunia

dengan kendaraan globalisasi dan liberalisasi akan memaksakan

kehendak dan mendistorsi kepentingan nasional. Hal itu

dimaksudkan agar sesuai dengan kehendak mereka, atau

mematikan daya aspirasi, kreativitas, dan motivasi bangsa

Indonesia.

Dalam upaya mendukung kinerja Kementerian Perindustrian, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri melalui program dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dan kegiatan prioritasnya peningkatan

kualitas SDM Industri, mengemban tugas utama melaksanakan berbagai

kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam upaya mempersiapkan dan

meningkatkan SDM Aparatur sesuai standar kompetensi yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta peningkatan

produktivitas SDM Industri guna meningkatkan daya saing sektor industri,

diantaranya melalui kegiatan kegiatan pendidikan dan pelatihan SDM

berbasis kompetensi.

Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi merupakan sub

sistem yang berfungsi mewujudkan SDM yang kompeten baik pada tatanan

menajerial maupun operasional. Maka dari itu, penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan selalu diarahkan pada terwujudnya SDM yang handal, efektif

dan efisien baik untuk saat ini maupun masa mendatang.

Dalam Perkembangannya, secara kelembagaan, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri merupakan salah satu unit satuan kerja

yang berada di bawah koordinasi SeKretariat Jenderal Kementerian

Perindustrian. Dalam hal penyelenggaraan pendidikan formal, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri memiliki 17 pendidikan formal yang terdiri

(18)

menghasilkan tenaga analis kimia, praktisi di bidang teknik tekstil, teknik

pengolahan kulit dan manajemen industri. Sedangkan untuk mendukung

pengembangan SDM Industri Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

mempunyai Balai Diklat Industri yang tersebar di 7 daerah regional.

Perkembangan pencapaian selama 2005 – 2010 yang dihasilkan

Pusdiklat Industri, Unit Pendidikan Industri, dan Unit Diklat Industri dapat

dikelompokan secara umum sebagai berikut :

/ ', + #

v Sebagian besar unit kerja di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri telah terkreditasi baik melalui Badan

Akreditasi maupun melalui lembaga sertifikasi

v Adanya pedoman program pengembangan SDM Aparatur

(sistem diklat) sebagai upaya untuk menyelenggarakan sistem

pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi .

"', 2 #"$

v Secara keseluruhan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

memiliki jumlah pegawai sebanyak 1300 orang dengan latar

belakang pendidikan secara proporsional yang baik.

# $ #

v Sudah tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan seperti, gedung

kantor, gedung pendidikan dan laboratorium.

* * 7 *

Di samping berbagai hasil-hasil perkembangan yang dapat dijadikan

modal dalam melanjutkan pembinaan dan pengembangan pendidikan dan

pelatihan lima tahun ke depan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri juga

(19)

pembinaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan industri secara

umum antara lain:

/ ', + #

v Sebagian besar Satker di lingkungan Pusdiklat Industri belum

terakreditasi baik.

v Kurikulum dan modul pelatihan dan pendidikan belum berbasis

kompetensi

v Pendidikan Kejuruan dan vokasi yang diselenggarakan rata-rata

belum mempunyai kekhasan yang dapat membedakannya

dengan pendidikan vokasi lain yang diselenggarakan oleh

Kementerian lain.

v Pendidikan kejuruan dan vokasi yang diselenggarakan belum

sepenuhnya memenuhi kebutuhan industri.

v Minat calon mahasiswa untuk masuk ke pendidikan kejuruan dan vokasi yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian

masih relatif rendah.

"', 2 #"$

v Kualitas kepemimpinan yang masih perlu ditingkatkan

v Disiplin aparatur sangat perlu ditingkatkan

v Belum semua guru dan dosen yang ada di unit pendidikan menengah dan pendidikan tinggi memiliki sertifikat sebagai

pendidik, di lain pihak Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, mengamanatkan bahwa pada tahun

2015 semua guru dan dosen harus memiliki sertifikat sbagai

pendidik.

v Widyaiswara yang dimiliki belum memiliki kompetensi yang

terspesialisasi

v Kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik dan tenaga

(20)

Kementerian Perindustrian belum sesuai dengan keahlian dan

bidang yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

# % # $ #

v Pengelolaan prasarana dan sarana kerja belum mampu

memberikan dukungan terhadap lingkungan kerja yang

kondusif, karena aspek keteraturan, kerapihan, kebersihan,

kelestarian, dan kedisiplinan (5K) belum sepenuhnya ditaati

oleh para pegawai.

v Penyediaan sarana penunjang (jaringan listrik, Genset, dll)

untuk Balai Diklat dan Unit Pendidikan dalam menunjang

pengembangan SDM Industri masih dirasakan sangat kurang.

v Prasarana satker belum semuanya memenuhi kebutuhan

pelaksanaan pelatihan dan pendidikan.

v Pengelolaan perpustakaan belum berjalan optimal.

v Sistem informasi belum baik sehingga media publikasi untuk

kepentingan ineternal maupun eksternal belum berjalan

optimal.

6 8

#! #+ # $ 1 #

Bangsa Indonesia melewati berbagai tantangan dan hambatan

menuju cita-cita bangsa. Seperti apa tantangan ke depan? Pada

konteks sosial kemasyarakatan, akan muncul apa yang disebut C-Generation

yang kreatif dan tanggap terhadap hal-hal baru

(creativity),

saling aktif

berinteraksi. Suatu Institusi Pendidikan dan Pelatihan harus mampu

memprediksi tantangan yang jauh ke depan sehingga dapat menghela

(21)

berperan serta membawa raksi satu sama lain

(connectivity),

memanfaatkan teknologi terutama teknologi informasi sebagai bagian dari

kehidupan

(convergence), bekerjasama atas dasar kesetaraan

(collaborative), serta sangat paham terhadap konteks keberadaannya

(contextual).

Teknologi masa depan, seperti teknologi angkasa,

pangan, energi serta lingkungan dan kedataran dunia

(world is flat)

akan

sangat berpengaruh bagi kemanusiaan. Eksistensi bangsa menjadi taruhan

masa depan. Peran serta Institusi Pendidikan dan Pelatihan sangat

diharapkan dalam membimbing, mengarahkan, memberikan solusi,

memunculkan ide baru, membentuk pola pikir masyarakat, dan masih

banyak peran lain yang diharapkan dari sebuah Institusi pendidikan dan

pelatihan. Oleh karena itu orientasi sebuah Institusi Pendidikan dan Pelatihan

tidak semestinya dibatasi pada jangka pendek, tetapi harus selalu

berorientasi ke depan dengan semangat menjadikan Institusi Pendidikan dan

Pelatihan Industri sebagai institusi pendidikan dan pelatihan yang mampu

memunculkan solusi, inovasi dan karakter Industri bagi bangsa Indonesia

untuk meniti masa yang akan datang.

Ada dua kategori isu strategis yang dihadapi Instusi Pendidikan

dan Pelatihan Industri yaitu isu strategis eksternal terkait dengan bagaimana

peran Instusi Pendidikan dan Pelatihan Industri bagi pemangku kepentingan

eksternal

(RPJM, KIN, RPP Pendidikan dan Transformasi Ekonomi).

Isu ini

penting mengingat dampak langsung yang diakibatkan oleh kebijakan yang

akan diambil agar berhasil menjalankan visi dan misinya. Mencermati

tantangan ke depan isu eksternal yang dihadapai Instusi Pendidikan dan

Pelatihan Industri adalah eksistensi , orientasi dan sinergi visi dan misi

Instusi Pendidikan dan Pelatihan Industri terhadap pemangku kepentingan

(22)

&#% $ 2 #+ ) 1. #

Sementara itu kondisi yang diharapkan dalam pembangunan pendidikan

dan pelatihan industri terkait dengan proses bisnis Institusi Pendidikan dan

Pelatihan Industri antara lain yaitu :

1. Menumbuhkan learning organization (menumbuhkan budaya

pembelajar dan penelitian);

2. Membangun, mengembangkan, dan menyelenggarakan pendidikan

dan pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri;

3. Membangun, mengembangkan, dan menyelenggarakan pendidikan

kejuruan dan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri;

4. Menata manajemen pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan

peraturan perundangan dan tuntutan stakeholder.

.$"% % # "-" #

Rencana Strategi (RENSTRA) dimaksudkan untuk memenuhi

amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, bahwa: “Pimpinan

Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Renstra-KL sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal

RPJMN”. Sedangkan penentuan arah kebijakan Industri Nasional Jangka

Panjang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

tahun 2005-2025 sebagaimana Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 dan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang

Kebijakan Industri Nasional. Fokus Pembangunan Industri Nasional dengan

memperhatikan pemerataan, persebaran dan pertumbuhan.

Rencana Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

merupakan dukungan perencanaan terhadap Kementerian Perindustrian

yang bertujuan memberikan arah dalam melaksanakan koordinasi,

(23)

peningkatan kualitas Sumber Daya Industri yang diemban oleh Pusdiklat

Industri, 8 (delapan) Balai Diklat Industri, 8(delapan) Pendidikan Tinggi

Vokasi Industri dan 9 (Sembilan Pendidikan Kejuruan Industri. Dengan fokus

pada Output:

1. Peningkatan Kompetensi SDM Industri.

2. Peningkatan Layanan Pendidikan Vokasi Industri.

3. Peningkatan Layanan Pendidikan Kejuruan Industri.

4. Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan SDM Industri.

5. Peningkatan Layanan Perkantoran.

6. Laporan Administrasi Kegiatan Pelaksanaan Tupoksi.

Dukungan kepada pelaksanaan tugas Kementerian tersebut

dengan melakukan perencanaan terpadu dan menyelaraskan pelaksanaan

program, serta pengendaliannya untuk kurun waktu 2010-2014, sehingga

diharapkan mampu mendukung pencapaian tugas pokok dan fungsi Pusdiklat

Industri. Renstra merupakan acuan bagi seluruh unit kerja di Pusdiklat

Industri Kementerian Perindustrian dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit selama kurun

waktu 2010-2014.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor :

105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian

Perindustrian, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri bertugas

' / .$ # . #

1 ', # # % # 1 #+ ', #+ # 1 #% % . # % # 1 / ! ) # $"',

(24)

Selanjutnya untuk melaksanakan tugas tersebut Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Industri menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis rencana dan program di bidang

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur dan

sumber daya manusia industri;

b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

aparatur dan sumber daya manusia industri;

c. Koordinasi dan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia

industri;

d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur dan

sumber daya manusia industri;

e. Pelaksanaan tata usaha dan manajemen kinerja Pusdiklat Industri.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut sebagaimana struktur

organisasi Kementerian Perindustrian yang baru, Kepala Pusdiklat Industri

dibantu oleh Bagian Tata Usaha, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Sumber

Daya Manusia Aparatur, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Industri, Bidang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi serta

Kelompok Jabatan Fungsional (Widyaiswara di Pusdiklat Industri, Balai Diklat

Industri, Fungsional Guru dan Dosen di Sekolah Menengah Kejuruan,

Akademi dan Perguruan Tinggi).

Struktur organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri dapat

(25)

Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Bagian/Bidang dan Sub

bagian/Sub Bidang adalah sebagai berikut :

a. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana dan program dan urusan keuangan, kepegawaian dan

manajemen kinerja serta persuratan, perlengkapan dan rumah

tangga. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Tata Usaha

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta urusan

keuangan;

2) Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian dan manajemen

(26)

3) Pelaksanaan urusan persuratan, kearsipan, perlengkapan dan

rumah tangga, organisasi dan tata laksana dan hubungan

masyarakat;

4) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program

pendidikan an pelatihan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Bagian Tata Usaha,

terdiri dari:

1) Sub Bagian Program dan Keuangan, mempunyai tugas

melakukan penyusunan rencana, program, anggaran,

pelaksanaan urusan keuangan serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.

2) Sub Bagian Kepegawaian dan Manajemen Kinerja, mempunyai

tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian dan

manajemen kinerja.

3) Sub Bagian Umum mepunyai tugas melakukan urusan

persuratan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga,

organisasi dan tata laksana dan hubungan masyarakat.

b. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Aparatur

mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta

pengembangan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

aparatur. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pendidikan

dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Aparatur menyelenggarakan

fungsi :

1) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis;

2) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan struktural dan

fungsional;

3) Pelaksanaan kerjasama pengembangan pendidikan dan

(27)

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang

Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Aparatur, terdiri

dari:

1) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Tenis, yang mempunyai

tugas melaksanakan pendidikan teknis;

2) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural dan

Fungsional, yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan

dan pelatihan struktural dan fungsional;

3) Sub Bidang Kerjasama Pengembangan Pendidikan dan

Pelatihan Sumber Daya Manusia Aparatur, yang mempunyai

tugas melakukan kerjasama pengembangan pendidikan dan

pelatihan sumber daya manusia aparatur.

c. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan pengembangan

sumber daya manusia industri. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan bahan koordinasi pengembangan sumber daya

manusia industri;

2) Fasilitasi penyusunan standar kompetensi kerja di bidang

industri;

3) Penyusunan standar pendidikan dan pelatihan; dan

4) Pelaksanaan kerjasama pengembangan pendidikan dan

pelatihan sumber daya manusia industri.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, terdiri dari :

1) Sub Bidang Fasilitasi Standar Kompetensi Kerja yang

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi

pengembangan sumber daya manusia industri serta fasilitasi

(28)

2) Sub Bidang Standar Pendidikan dan Pelatihan yang mempunyai

tugas melakukan penyusunan standar pendidikan dan

pelatihan;

3) Sub Bidang Kerjasama Pengembangan Sumber Daya Manusia

Industri yang mempunyai tugas melakukan kerjasama

pengembangan sumber daya manusia industri.

d. Bidang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi mempunyai

tugas melaksanakan pengembangan pendidikan kejuruan dan

vokasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang

Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi menyelenggarakan

fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan pendidikan kejuruan dan vokasi;

2) Penyiapan bahan perumusan pengembangan pendidikan

vokasi; dan

3) Pelaksanaan kerjasama pengembangan pendidikan kejuruan

dan vokasi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang

Pengembangan Pendidikan Kejuran dan Vokasi, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pendidikan Kejuruan yang mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan pengembangan

pendidikan kejuruan;

2) Sub Bidang Pendidikan Vokasi yang mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan pengembangan

pendidikan vokasi;

3) Sub Bidang Kerjasama Pengembangan Pendidikan Kejuruan

dan Vokasi yang mempunyai tugas melakukan kerjasama

(29)

Rencana Strategis Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian

merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang dengan ruang

lingkupnya mencakup: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Kebijakan, Program,

dan Kegiatan dalam rangka mendukung Pembangunan Industri Nasional.

Periode Rencana Strategis Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian mulai

(30)

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan

yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan

pelatihan industri dituntut untuk menghasilkan SDM industri yang

berkompeten, kreatif, dan inovatif sehingga dapat memberikan pelayanan

prima dan bernilai. Untuk itu, disusun visi dan misi Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian yang akan dicapai melalui

pencapaian tujuan, sasaran, program dan kegiatan prioritas

Dengan mencermati lingkungan, baik internal dan eksternal yang ada,

serta memperhatihan kesiapan SDM penyelenggara pendidikan dan pelatihan

maka $ , $ % # / Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri yang

dirumuskan sebagai berikut:

Visi Pusdiklat Industri adalah “9 #! &4 :; // #; % )"#

* #"-" # #+. ! # " / ! $ #%"$! < yang bercirikan :

1. Menjadi Institusi Pilihan Pertama dan Utama Penyedia Pelatihan

Industri Berbasis Kompetensi

2. Berkembangnya Komunitas Ilmiah (Ilmu Pengetahuan) Industri

3. Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri Berbasis

Kompetensi yang mampu menghasilkan SDM Industri yang kompeten

4. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan yang unggul dengan ciri-ciri:

a. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi

(31)

c. Menjadikan Nilai – nilai organisasi sebagai landasan Budaya

Kerja Organisasi

d. Fokus pada inovasi, kajian dan pengembangan

e. Mengedepankan Kualitas

f. Memiliki Tim Kerja yang profesional dan tangguh

Untuk menuju Visi tersebut, dirumuskan Visi Pada Tahun 2020 yakni

=

/&1&

#$! !"$

#% % . # % #

/ ! ) # 8 #+

1 ; 2

/ '

#+ ', #+ #

#%"$!

&4 $ &# / =

yang bercirikan :

1. Penyelenggaraan Pelatihan sepenuhnya berbasis Kompentensi sesuai

dengan kebutuhan standar kompetensi di bidang industri

(32)

v

.&#! ,"$ 1 % 1 # #+. ! # % 2 $ #+ #%"$!

# $ &# /

' / /"

1 / ! ) # % # 1 #% % . # $"',

% 2 ' #"$

#%"$!

6

Untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan, Pusdiklat Industri

menjalankan misinya berlandaskan pada nilai-nilai yang perlu dipegang oleh

setiap aparatur Pusdiklat Industri serta Unit Pendidikan dan Balai Diklat

Industri yang berada dalam koordinasinya. Nilai-nilai tersebut diperlukan

untuk membangun ,"% 2 1 &%".! 4 demi terlaksananya 1 #$ 1>1 #$ 1

! ! . /&/ & + # $ $ 2 #+ , . (

+&&% ;& 1& ! +&? # #;

).

Budaya produktif organisasi ditujukan untuk menjaga terkelola dan

termanfaatkannya sumber daya, baik yang bersifat

tangible (SDM, modal,

serta sarana dan prasarana) maupun yang

intangible

(akumulasi

pengalaman, jaringan kemitraan, dan reputasi) secara optimal dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna

(user) dan

stakeholders

lainnya sejalan dengan perkembangan kondisi lingkungan strategis yang

dinamis. Budaya produktif organisasi ini dibangun bertumpu pada

profesionalisme kerja aparatur Pusdiklat Industri sebagai leburan dari nilai

bersama (shared value) para aparatur Pusdiklat Industri. Nilai bersama

tersebut adalah:

&' !' # @

9&'' !' #!

A

Setiap aparatur Pusdiklat Industri menjaga terpenuhinya obligasi atau

kewajiban individu terhadap organisasi dalam rangka pelaksanaan

obligasi organisasi untuk memberikan layanan pendidikan dan pelatihan

dengan standar yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

(33)

- $ ' @

9&&1

! &#

A

Aparatur Pusdiklat Industri membangun dan memperkuat kerjasama, baik

antar individu di dalam organisasi maupun antar individu lintas batas

organisasi dan negara, sebagai media untuk mensinergikan berbagai

potensi yang diperlukan untuk mengembangkan sistem pendidikan dan

pelatihan yang

agile sehingga mampu menjawab perkembangan

lingkungan usaha dengan cepat. Jaringan kerjasama yang terbangun baik

internal maupun eksternal – menjadi kekuatan Lembaga Pusdiklat

Industri dalam menjalankan misi dan merealisasikan visi yang telah

ditetapkan.

! ? ! $ @

9 ! ? !2

A

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, aparatur Pusdiklat Industri

diharapkan dapat mengembangkan ide atau konsep baru untuk

meningkatkan kinerja individu, kelompok dan organisasi. Kemampuan

individu aparatur dan lingkungan kerja yang kondusif dikembangkan

untuk mendukung proses mental dan sosial aparatur dalam melahirkan

ide-ide atau konsep-konsep baru untuk meningkatkan kepuasan

pengguna (user) serta stakeholders lainnya.

&'1 ! #$ @

9&'1 ! #;

A

Pelaksanaan tugas dan fungsi Pusdiklat Industri didukung oleh aparatur

dengan kompetensi yang disyaratkan. Kompetensi yang merupakan

kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang digunakan

untuk meningkatkan kinerja dikembangkan secara berkesinambungan

sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungan kerja, baik melalui

program Pusdiklat Industri maupun secara mandiri oleh masing-masing

(34)

&% ! . @

9&% &4 9&#%";!

A

Aparatur Pusdiklat Industri menjunjung tinggi etika dalam melaksanakan

setiap tugas dan fungsinya, serta dalam berinteraksi dengan pengguna

(user) pimpinan, tenaga fungsional rekan dan mitra kerja, dan

stakeholders lainnya. Hal ini dicerminkan melalui etika aparatur yang

menjunjung tinggi . -"-" #, #! + ! $, . % $ 1/ # #, . ! ."# #

. - , dan . $ #!"# #

Untuk dapat mencapai visi dan melaksanakan misi Pusdiklat seperti

yang dikemukakan sebelumnya, maka visi dan misi tersebut selanjutnya

dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih spesifik - operasional berupa tujuan

dan sasaran strategis organisasi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu lima tahun ke depan.

Adapun tujuan dan sasaran strategis Pusdiklat Industri 2010 – 2025 sebagai

berikut :

a. Tujuan :

Memiliki organisasi, serta sistem pendidikan dan pelatihan yang

"#++"/

sehingga memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan

program pendidikan dan pelatihan untuk mendukung terwujudnya

sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif

b. Sasaran :

1. Program Pendidikan dan Pelatihan berbasis kompetensi

sesuai dengan Kebutuhan Bangun Industri Nasional

2. Mewujudkan Citra Pusdiklat Industri Kemenperin Yang

(35)

c. Indikator :

1. Terwujudnya Rencana Induk Strategi Peningkatan Kualitas

SDM Industri

2. Terwujudnya Rumusan Kompetensi yang dibutuhkan SDM

Industri

3. Kuat dan Kokohnya jejaring Kerjasama Pendidikan dan

Pelatihan Industri

4. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan sepenuhnya

berbasis Kompetensi

5. Pelaksanaan Tupoksi yang Akuntable dan berkualitas prima

6. Peningkatan efektifitas dan efesiensi organisasi dengan

membangun proses yang dinamis serta sarana dan

prasarana yang optimal

(36)
(37)

Sebagai antara pencapaian tujuan dan sasaran strategis 2010-2025, maka

ditetapkan tujuan dan sasaran antara 2010-2014, yakni :

"-" #

a. Tujuan :

Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang profesional dan

terpercaya

b. Sasaran :

1. Terwujudnya Sistem Pelatihan dan Pendidikan Berbasis

Kompetensi Industri Menuju Center of Excellence pada

Tahun 2025

2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pendidikan Kejuruan dan

Vokasi Industri

c. Indikator :

1. Akreditasi dan Spesialiasi lembaga Diklat

2. Pendidikan kejuruan industri yang telah mencapai RSBI

3. Peningkatan akreditasi pendidikan vokasi industri

4. Peningkatan dukungan pelaksanaan tupoksi

5. Jumlah lulusan SDM Terampil Industri siap kerja

6. Persentase jumlah lulusan SDM Terampil Industri di dunia

kerja

7. Jumlah lulusan SDM Ahli Madya Industri siap kerja

8. Persentase jumlah lulusan SDM Ahli Madya Industri di dunia

kerja

9. Fasilitasi peningkatan kualitas pendidikan vokasi dan

(38)

"-" #

a. Tujuan : Mewujudkan sumber daya manusia industri yang

kompeten dan profesional

b. Sasaran :

1. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur dalam

rangka mendukung reformasi birokrasi

2. Terwujudnya peningkatan SDM Industri (SDM IKM) dalam

rangka pengembangan kewirausahaan

c. Indikator :

1. Jumlah SDM Aparatur yang meningkat kompetensinya

2. Jumlah SDM Industri yang meningkat kompetensinya

(39)

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis sebagaimana

telah diuraikan dalam Bab II, ditetapkan arah kebijakan dan strategi Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, yang mengacu

kepada arah kebijakan Industri Nasional, Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian 2010–2014 dan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal

Kementerian Perindustrian 2010–2014. Pusdiklat Industri menetapkan arah

kebijakan dan strategi untuk tahun 2010–2014 sebagai pendekatan untuk

mencapai kondisi–kondisi strategis yang diharapkan.

Dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri, diperlukan suatu rencana pembinaan dan

pengembangan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas serta kebijakan

pengembangan lainnya yang akan mendukung pencapaian tujuan dan

sararan dimaksud, maka arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan

dalam periode 2010-2014 adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan berdasarkan

kebutuhan pengembangan SDM aparatur dan dunia industri sesuai

KIN;

2. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis

kompetensi;

3. Koordinasi dan sinergi dengan masyarakat industri untuk

meningkatkan SDM industri melalui skema SKKNI dan sertifikasi

profesi;

4. Peningkatan profesionalisme aparatur dan spesialisasi tenaga

(40)

nilai 5C (committed, cooperative, creative, competent, code of

conduct );

5. Penguatan struktur lembaga baik Pusdiklat Industri maupun Unit

pendidikan serta Balai Diklat Industri melalui penataan administrasi

menuju QSM ( ISO 9001:2008 dan ISO 17025 ), Performance based

management (KPI), Spesialisasi Kompetensi BDI dan Reposisi Unit

Pendidikan;

6. Peningkatan kerjasama, baik di dalam negeri maupun luar negeri

B

7. Peningkatan dan pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai

dengan kebutuhan;

Pusdiklat Industri sebagai unit pendukung pelaksana tugas pokok

Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian, merupakan unit kerja yang

mempunyai peran koordinasi, fasilitasi dan pemberian dukungan administrasi

dalam pengembangan dan peningkatan Kompetensi SDM Aparatur dan Dunia

Usaha Industri.

Berdasarkan hasil analisa SWOT dengan memanfaatkan faktor

Kekuatan, Peluang yang ada dan menyadari akan adanya Kelemahan serta

Ancaman yang terdapat pada Pusdiklat Industri, untuk mencapai tujuan dan

sasaran disusun strategi sebagai berikut

! ! + % #+ # ' ' #4 !. # ." ! # % # /" #+

Dengan kekuatan berpengalaman melaksanakan pendidikan dan

pelatihan, sebagai unit kerja yang melaksanakan peran koordinator,

fasilitator dengan dukungan sarana dan prasarana utama yang cukup

memadai serta memiliki hubungan kerja yang luas antar lembaga,

disinerjikan dengan peluang yang ada yaitu, pengembangan SDM menjadi

(41)

pendidikan dan pelatihan serta semakin berkembangnya teknologi proses

maupun teknologi informasi, maka strategi yang bisa diwujudkan adalah :

# ! # % # #+ #! + $ # + ! #C .! ? ! $ #% % . #

% # / ! ) # 5

a. Mendorong terjadinya penelitian lintas dan multi disiplin

b. Membentuk tim kerja untuk menindaklanjuti hasil penelitian

c. Memberikan insentif baik tangible maupun intangible

d. Penyusunan sistem pelatihan berbasis Kompetensi

e. Penyusunan sistem pendidikan Kejuruan dan Vokasi Berkarakter

Industri

f. Peningkatan Kerja Sama Pendidikan dan pelatihan

# ! # "', 2 #"$ @ A

a. Mengembangkan budaya pembelajar

b. Meningkatkan kompetensi Widyaiswara, Dosen dan Guru agar dapat

mendukung pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian.

! ! + % #+ # ' ' #4 !. # ." ! # % #

' '1 ) ! . # #; ' #

Dengan kekuatan berpengalaman melaksanakan pelatihan dan

pendidikan, sebagai unit kerja yang melaksanakan peran koordinator,

fasilitator dengan dukungan sarana dan prasarana utama yang cukup

memadai serta memiliki hubungan kerja yang luas antar lembaga,

disinerjikan dengan ancaman yang ada yaitu, sistem perencanaan

pengembangan aparatur Kementerian Perindustrian yang belum mendukung

pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan SDM industri masih dilaksanakan oleh unit kerja yang

(42)

terhadap pendidikan teknis terus menurun, maka strategi yang bisa

diwujudkan adalah :

# #+. !. # . ' '1" # $ # 3 1 $ # % # . % ! $

', + #% % . # % # / ! ) # 2 #+ , & #! $

. ,"!") # .!& #%"$!

! ! + % #+ # ' ' #4 !. # /" #+ % # ' '1 ) ! . #

/ ' ) #

Peluang Pusdiklat Industri adalah ditetapkannya pengembangan SDM

dalam program prioritas Kementerian Perindustrian, banyaknya lembaga

yang berkompeten yang dapat membantu pengembangan kelembagaan

pendidikan dan pelatihan, Perkembangan teknologi proses industri yang

semakin maju, kemajuan teknologi informasi yang dapat mendukung

pengembangan pendidikan dan pelatihan dengan menyadari kelemahan

yang ada, strategi yang dapat diwujudkan adalah:

# #+. !. # $! ' #% % . # % # / ! ) # , , $ $

.&'1 ! #$ $ ; , . / #-"! #

' #4 !. # . ' -" # ! .#&/&+ % / ' ' ', #+"#

$ $! ' #4& ' $ #% % . # % # / ! ) #

! ! + "#!". ' #+" #+ / ' ) # % # #; ' #

Untuk menghilangkan atau meminimalkan faktor Kelemahan dan

faktor Ancaman yang ada di lingkungan Pusdiklat Industri dalam upaya

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, diperlukan strategi

untuk melakukan Pembenahan/konsolidasi/penataan ulang organisasi,

(43)

# ! # 6 + # $ $

a. Meningkatkan kualitas komunikasi dan publikasi baik internal

maupun eksternal ;

b. Menyempurnakan organisasi, tata kerja ;

c. Memberdayakan Kelompok Keahlian ;

d. Menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan untuk

meningkatkan kinerja organisasi dalam setiap jenjang.

6 6

Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri, dengan mempertimbangkan arah

kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian, maka program yang akan

dilakukan adalah : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Perindustrian. Program ini dilaksanakan untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban

Kementerian Perindustrian. Arah pelaksanaan dari program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian

Perindustrian dijabarkan kedalam kegiatan-kegiatan prioritas, salah satu

kegiatan prioritas yang diampu Pusdiklat Industri yakni Peningkatan Kualitas

SDM Industri, kegiatan ini difokuskan pada hal – hal sebagai berikut :

# #+. ! # .&'1 ! #$ #%"$!

Diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM

Industri, secara garis besar pelaksanaannya dengan melakukan:

(a) pelatihan struktural & fungsional dan teknis & non teknis industri berbasis

kompetensi;

(b) Pendidikan dan pelatihan SDM Aparatur Daerah;

(c) Rintisan pendidikan gelar,

(44)

Selain itu difokuskan juga pada penguatan kelembagaan Unit

Pelatihan, dalam rangka memberikan pelayanan yang prima dan bernilai,

diperlukan lembaga Diklat yang mempunyai kompetensi sesuai dengan

perannya yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang

dimilikinya serta didukung oleh sarana kelembagaan yang memadai.

Pelaksanaanya dengan melakukan:

(a) Peningkatan sistem informasi pendidikan dan pelatihan

(b) Publikasi dan sarana promosi

(c) Pengembangan sarana dan prasarana

(d) Promosi dan diseminasi pendidikan dan pelatihan

(e) Pengembangan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan

dalam dan luar negeri yang terkemuka

(f) Mengembangkan kompetensi jabatan dan asesmen

(g) Pengembangan kurikulum/sistem pembelajaran diklat berbasis

kompetensi.

# #+. ! # 2 # # . #!& # "$% ./ ! #%"$!

Dalam rangka peningkatan efektivitas pelayanan manajemen dan

kinerja serta penciptaan lingkungan kerja Pusdiklat Industri yang kondusif,

kegiatan yang dilakukan adalah:

(a) Pengelolaan Gaji dan Tunjangan

(b) Penyelenggaraan Operasional Perkantoran

# #+. ! # %' # $! $ . + ! # % # 1 ', # # #%"$!

Dalam mewujudkan tertib administrasi dan akuntabililias kinerja,

dengan berlandaskan pada prinsip penyerapan anggaran berbasis kinerja

dengan melakukan:

(a) Penyusunan rencana program kegiatan dan anggaran jangka pendek

maupun jangka menengah

(45)

(c) Penataan administrasi kepegawaian, Keuangan dan BMN

(d) Evaluasi Renstra 2010 - 2014

2 # # 1 #% % . # . -" " # #%"$!

Diarahkan untuk mencetak kualitas SDM industri terampil yang siap

kerja sesuai dengan kebutuhan industri, dengan melakukan:

(a) Penyelenggaran Kegiatan Pembelajaran Kejuruan

(b) Penguatan Kelembagaan Pendidikan Kejuruan

(c) Layanan Perkantoran Kejuruan

(d) Fasilitasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kejuruan

(e) Pengembangan Kompetensi Inti Daerah melalui pengembangan SMK

2 # # 1 #% % . # ?&. $ #%"$!

Diarahkan untuk mencetak kualitas SDM industri yang siap kerja

sesuai dengan kebutuhan industri, dengan melakukan:

(a) Penyelenggaran Kegiatan Pembelajaran Vokasi

(b) Penguatan Kelembagaan Pendidikan Vokasi

(c) Layanan Perkantoran Vokasi

(d) Penyelenggaraan Penelitian

(e) Penyelenggaraan Pengabdian Masyarakat

(f) Fasilitasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi

$ / ! $ % # && % # $ #+ ', #+ # #%"$!

Diarahkan untuk meningkatkan kompetensi SDM industri (SDM IKM)

yang siap kerja kerja sesuai dengan kebutuhan industri, dengan melakukan:

(a) Fasilitasi pengembangan SDM Industri

(b) Penguatan kelembagaan kompetensi BDI

(c) Pendidikan dan Pelatihan SDM IKM

(d) Pengembangan Kompetensi SDM Industri

(e) Penumbuhan wirausaha baru

Adapun penjabaran tujuan strategis, sasaran, kegiatan dan indikator

(46)

Rencana Strategis Pusdiklat Industri yang berisi Visi, Misi, Tujuan,

Sasaran dan Strategi, serta cara mencapainya disusun sesuai amanat

Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, sedang substansinya berdasarkan pada tugas pokok

dan fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri.

Rencana Strategis Pusdiklat Industri ini merupakan acuan bagi Unit

Kerja di lingkungan Pusdiklat Industri dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi masing-masing. baik dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan

pemberian dukungan administrasi bagi seluruh unit kerja di lingkungan

Pusdiklat Industri,

Renstra yang berjangka waktu lima tahun ini mempunyai tujuan

utama untuk meningkatkan mutu Pusdiklat di atas tingkat kinerja yang

sekarang dengan menajamkan fokus pelaksanaan tugas dan fungsi Pusdiklat

serta diversifikasi program yang ditawarkan. Pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan bergantung pada konsistensi komitmen dan dukungan pimpinan,

staf, dan widyaiswara/fasilitator Pusdiklat. Jika hal ini berhasil, besar harapan

bagi Kementerian Perindustrian untuk memiliki unit kerja yang lebih terfokus

dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) aparatur dan industri

yang dikenal berkualitas baik di Indonesia.

Dengan telah tersusunnya Renstra Pusdiklat 2010 – 2014 ini,

diharapkan semua kegiatan Pusdiklat Industri akan mengacu pada Renstra

yang telah disepakati bersama. Setiap awal tahun Renstra ini dijabarkan

lebih lanjut dalam suatu Rencana Kerja Tahunan. Pada setiap akhir tahun,

(47)
(48)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tentu semakin mengingatkan bahwa bayi sampai berusia lima tahun memasuki sebuah masa yang dikenal sebagai masa golden age, tetapi jika bayi tersebut ternyata

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita

Mengoreksi Rancangan Akhir RKPD apabila ada perbaikan/ koreksi dikembalikan ke Tim Penyusun Menetapkan draft Rancangan Akhir RKPD apabila ada perbaikan dlkemballkan kepada

Kaitan antara Naïve Bayes dengan klasifikasi, korelasi hipotesis, dan evidence dengan klasifikasi adalah hipotesis dalam teorema Bayes merupakan label kelas yang menjadi

Mengaplikasikan penggunaan teknologi komputer dalam sistem pengurusan dan pentadbiran koperasi merupakan satu transformasi ataupun perubahan ke arah menyokong strategi pelaksanaan

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan hukum adat setempat

Petani yang mempunyai status sosial lebih tinggi akan lebih banyak dan lebih berbobot dalam mendapatkan informasi pertanian dari berbagai sumber, dan memiliki berbagai aset

Faktor yang paling dominan pada analisis produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pasangan bata perumahan tipe 36 adalah faktor waktu dan kondisi pelaksanaan sebesar